KD Pertemuan 11 12 analisis kimia
Tim Dosen Kimia
Analisis Kimia Analisis kimia
Analisis kualitatif Æ mengidentifikasi • komponen baik unsur maupun gugus dalam suatu zat Analisis kuantitatif Æ menghitung /
menentukan perbandingan banyaknya masing
‐masing komponen yang terkandung dalam suatu zat yang dianalisis.
Metode Analisis
Konvensional • ¾Gravimetri ¾Volumetri
- peralatan
Instrumental Æ menggunakan instrumen /
¾Cara Elektrokimia
¾Cara Spektrofotometri
Gravimetri
Analisis gravimetri Æ analisis kuantitatif • dengan menimbang, yaitu proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen (unsur atau radikal)
dalam suatu zat yang banyaknya tertentu dalam keadaan semurni mungkin.
Banyaknya • komponen yang
dianalisis dihitung dari hubungan massa atom, massa
Persyaratan pd gravimetri
analisis1. Zat yg ditentukan hrs diendapkan
dpt secara terhitung (99%)
2. Endapan yg terbentuk hrs murni dan
cukup dapat diperoleh dlm bentuk yg cocok untuk pengolahan selanjutnya.
Metode Gravimetri
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan metode : Pengendapan • Penguapan • Elektrolisis •
Pengendapan
- diendapkan dari larutan dengan suatu pereaksi menjadi suatu endapan. Contoh pereaksi anorganik yang
Komponen dari suatu zat yang dianalisis
- digunakan :
dapat
¾HCl encer untuk mengendapkan ion
- ,
Ag
2+ 2+
Hg , dan ion Pb
¾Buffer ammonia untuk mengendapkan ion
Penguapan
- Digunakan untuk menetapkan komponen
suatu senyawa yang relatif mudah menguap.
- Penguapan dapat dilakukan dengan :
¾Pemanasan dalam udara atau gas tertentu
¾Penambahan pereaksi tertentu sehingga komponennya sangat mudah menguap
Penguapan
Metode penguapan ini dapat digunakan • untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air suatu
dalam sampel basah.
Perhitungan Æ menimbang berat sampel • sebelum dan sesudah penguapan Contoh : • penentuan NH3 garam
pada dalam amonium, kadar N protein
penentuan dalam
Elektrolisis
Dengan metode ini unsur suatu senyawa • ionik akan ditentukan dengan diendapkan atau dibebaskan secara elektrolisis pada elektroda yang
sesuai Hukum dasar elektrolisis : • Hukum Faraday Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara • mereduksi ion terlarut menjadi ‐ion logam endapan logam.
- apabila dialiri dengan arus listrik dengan besar tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0.
Ion berada dalam bentuk kation ‐ion logam
Elektrolisis
- ditentukan berdasarkan beratnya
- misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara mereduksi.
Endapan yang selanjutnya dapat terbentuk
- sampel yang mengandung kadar
Cara ini dapat diberlakukan pada elektrolisis
diduga logam terlarut cukup besar seperti air Keuntungan metode gravimetri
- sederhana
- Akurat (accurate)
- Kesalahan 0,1
– 0,3%
- Analisis makro,
diperlukan endapan
10 mg atau lebih
Kerugian metode gravimetri
- Memakan waktu lama
(time consuming),
Langkah ‐langkah metode gravimetri
Pengeringan dan penimbangan sampel •
- Pelarutan sampel
- ( berlebih )
Pengendapan dg penambahan pereaksi cara
yang sesuai Pemisahan/penyaringan endapan • Pencucian endapan • Pengeringan atau pemijaran • endapan
‐‐‐‐‐> stabil dan diketahui komposisinya
Penambahan Pereaksi Pengendap
- digunakan
Sebagai pereaksi pengendap dapat
senyawa anorganik atau senyawa organik tetapi dipilih yang spesifik dan mudah
menguap. Mengapa harus dipilih yang
- menguap?
mudah Pencucian endapan
Tujuan: menghilangkan sisa pereaksi, hasil • samping, murni
impurities ‐‐‐‐‐‐> endapan
- Syarat cairan pencuci :
¾ Tidak melarutkan endapan tetapi melarutkan pengotor (imputities) ¾ Tidak menyebabkan dispersi endapan ¾ Tidak membentuk hasil yang
atsiri ataupun tak dapat larut dengan endapan
Pencucian endapan
Pencucian endapan Fe(OH) menggunakan larutan • 3 elektrolit asam bebas ion ‐nitrat, harus Cl‐, o dipijarkan pada suhu 600 C
- Pencucian endapan BaSO harus bebas ion 4 sulfat, tidak dipijarkan untuk menghindari reduksi
- mendapatkan senyawa stabil dengan komposisi tertentu/diketahui Pengeringan • suhu rendah (105
- mis BaSO atau untuk mendapatkan
- dipisahkan
- dan
- ditambahkan
- + + Fe 3NH3 3H2O Æ Fe(OH)3+ 3NH4
- Endapan
- terendapkan secara sempu
- Bentuk
- mudah ditimbang.
- Dari
- presentase
- Dengan
- → = = =
- =
- 10(2+16) = 46+32+64+180 = 322 gram
- berapa
- pada umumnya dilakukan dengan mengukur banyaknya volume standar yang
- Larutan standar :
• Konsentrasi dapat dinyatakan dalam molar
- Larutan standar ada
- diketahui
- ditempatkan
- Tidak higroskopis, tidak ter oksidasi, tidak
- menyerap
- Mengandung
- Mudah larut dalam pelarut yang sesuai >Reaksinya stoichiometri dan berlangsung terus&n
- biftalat benzoat, H C O .2H O , as KIO
- oksalat, As2O3, , O , C O , )
- Titrasi
- ,
- dalam
- volumetri
- Titik ekivalen (ttk akhir teoritis titrasi)
- oleh terbentuk atau melarutnya endapan Perubahan DHL
- Perubahan arus listrik dalam larutan •
- Nama
- Alizarin kuning ‐ kuning ungu 10,1 ‐ 12,0
- Fenolftalein
- Timolftalein tak berwarna biru 9,3 ‐ 10,6
- Fenol
- Bromtimol blue kuning biru 6,0 ‐ 7,6
- Metil
- Metil jingga merah kuning 3,1 ‐ 4,4
- Para
- Perubahan warna terjadi pada pH 8,3 ‐
- Perubahan warna terjadi pada pH 6 ‐ 7,6
- Perubahan warna terjadi pada pH 4,2 ‐ 6,3
- mL zat terlar ut mL pelarut
- Titrasi netralisasi /asam
- titrasi redoks
- titrasi pengendapan
- titrasi pembentukkan kompleks
- – Titrasi terhadap basa bebas atau lar garam •
- Reaksi sebenarnya : OH H → H
- berasal dari basa lemah, dengan larutan
- 3
- Reaksi sebenarnya : H OH → H
- O •
- AgNO
- Cl Ag → AgCl
- 2Cl Hg → HgCl (kompleks) •
- perpindahan elektron antara zat yg dititrasi dan zat pentitrasi atau sebaliknya Larutan standar =
- Larutan sampel =
- Contoh : Cerimetri Titrasi
- Garam ) 4 Fero (FeSO sebagai reduktor dititrasi&
- dengan
- Fe → Fe Ce Ce
• Titran merupakan asam atau basa kuat
- – titrasi asam kuat
- – titrasi basa kuat
- – titrasi asam lemah
- – titrasi basa lemah
- 3 +
- + T=0 terionisasi [H = √ 3 O ] Ka.[HA] [H O ] = [A ]
- pH buffer [HA]
- larutan terdapat pada
- B HB
‐
- +
- + HB H O = H O B + + + + [H O ][B] 3 [B] terhidrolisis
- + Garam
- + T=1 HB [H Ka.[HB ] 3 O ] = √
- 25 mL larutan asam cuka perdagangan dimasukkan ke dalam labu takar 100
- garam AgNO3
- Indikator : garam K2CrO4,
- = 0,5 ml, berarti ion CrO42‐ dalam larutan : 2 0 5 − , −
- terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi Titrasi redoks ada beberapa jenis : •
- menggunakan larutan standar KMnO4. Dalam suasana asam,
- ‐
- larutan standarnya K Cr O
- larutan standarnya berupa kalium bromat (KBrO ).
- 3
- BrO Æ Br O 6H 6e 3H
- iodium (I ) larutan standar garam
- TEKNIS
- – mengandung beberapa pengotor
- – untuk industri tidak
- – analisis
- CHEMICALY
- – Kemurnian lebih tinggi dari teknis
- – Untuk reagensia/pereaksi
- – Tidak untuk baku primer
- REAGENT/ANALYZED
- – Ada
- – Untuk reagensia dan baku primer dalam
- PRIMARY
- – Kemurnian
- – Lebih murni dari pro
- – Mikroanalisis
- SUPRA
- – Kemurnian paling
- – Penelitian
endapan oleh karbon menjadi BaS Pencucian endapan Cu(OH) harus bebas ion 2
sulfat
Pengeringan
Tujuan: sisa pelarut,
menghilangkan
C) untuk senyawa yang
AgCl termolabil, misalnya
Pemijaran untuk senyawa yang stabil, termo
4 endapan stabil, Mg P O .
misalnya
2
2
7
Analisis gravimetri
Zat yang dianalisis Endapan Zat yang ditimbang Contoh pengganggu FeFe(OH) 3 Fe 2 O 3 Al, Ti, Cr Al Al(OH) 3 Al 2 O= Fe, Ti, Cr
Al(OX) 3 Al(OX) 3 Banyak, kecuali Mg Ba BaCrO 4 BaCrO 4 Pb SO 4 2 ‐ BaSO 4 BaSO 4 NO 3 ‐ ,PO 4 3 ‐ ,ClO 3 ‐ Cl ‐ AgCl AgCl Br ‐ ,I ‐ ,SCN ‐ ,CN ‐ Ag AgCl AgCl Hg(I)
Penentuan kadar besi
Besi diendapkan sebagai besi (III) hidroksida, • kemudian di pijarkan pada suhu tinggi menjadi Fe2O3.
Contoh untuk analisis batuan dimana besi
dahulu dari unsur‐unsur yang mengganggu.
Bijih besi biasanya dilarutkan dalam asam klorida,
asam nitrat digunakan untuk mengoksidasi besi ke keadaan oksidasi +3.
Jadi larutan yang mengandung besi (III)
larutan amonia yang sedikit berlebih untuk mengendapkan Fe(OH)3 3+
mirip gelatin yang sangat tidak larut dalam air. Endapan dicuci dengan air yang mengandung
sedikit amonium nitrat untuk mencegah peptisasi.
Penyaringan dilakukan dengan menggunakan • kertas saring, kemudian kertas dan endapan dibakar
pada suhu yang cukup tinggi. Hal ‐hal yang harus diperhatikan
Unsur atau senyawa yang ditentukan harus
endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus molekulnya.
Endapan yang diperoleh harus murni dan
Perhitungan
berat endapan yang ditimbang, maka
analit A adalah:
faktor gravimetri :
berat A %A x % berat sampel
= Ar atau Mr yang dicari faktor gravimetri=
Mr endapan yang ditimbang
berat A = berat P x faktor gravimetri
Contoh soal 1:
0,6025 gram sampel garam klorida • dilarutkan dalam air dan kloridanya diendapkan dengan menambahkan perak nitrat berlebih. Endapan perak klorida disaring, dicuci, dikeringkan dan ditimbang. Ternyata beratnya 0,7134 gram. Hitunglah persentase klorida dalam sampel.
(Ar Cl=35,5 ; Ar Ag=107,9)
r r reaksi : Ag Cl AgCl(p) A Cl
, , , M AgCl ( , , ) ,
berat Cl x faktor gravimetri
%Cl x %
berat sampel
, gx , = x % , % , g + −
=
Soal
1
Dalam suatu sampel batuan fosfat • seberat
0,5428 gram, fosfor diendapkan sebagai MgNH4PO4.6H2O dan dibakar menjadi Mg2P2O7. Jika berat endapan setelah pembakaran adalah 0,2234gram, hitunglah persentase P2O5 dalam sampel ! (Ar Mg
= 24; N = 14; H=1; P=31; O=16) berat endapan x faktor gravimetri %P O x % berat sampel
P O , gx
Mg P O = x %
, g , gx
, = x % , %
= ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
=
2
5
2
5 2 2
7 Contoh soal
2 Gravimetri dengan pemanasan/penguapan
Berapa SO .10 O)
% garam Glauber (Na H 2 4 2 kehilangan berat maksimum kalau garam tersebut dipanaskan C
pada suhu 105 selama 1 jam? Reaksi : Na 2 4 2 2 4 + SO .10H O Æ Na SO 10 H O 2 Dari
reaksi tersebut setiap mol garam Glauber melepaskan (kehilangan) 10 mol H O yang 2 menguap kalau dipanaskan. Berat 1 mol garam Glauber =(2x23+32+4x16)
Setelah dipanaskan kehilangan berat 10 mol air
yang beratnya = 180 gram Jadi
besarnya kehilangan berat maksimum (semua
air hidrat/kristal menguap) = (180/322)
x 100% =
55,90 %
Soal
2 Dengan
cara yang sama dapat dihitung
persen kehilangan berat kalau garam hidrat, FeSO .7H O (Prusi) misalnya
atau
4
2 CaCl2.6H O (garam
Inggris) dipanaskan pada
2
suhu C sekitar 100 selama 1 jam atau lebih.
Volumetri
Analisis volumetri
Analisis volumetri : kuantitatif yang analisis
larutan dapat bereaksi kualitatif dengan larutan zat yang yang tertentu dan
dianalisis banyaknya diketahui
Larutan standar
larutan yang konsentrasinya telah diketahui
(mol/L)
atau normal (gram ekuivalen/L)
2 :
¾Larutan standar primer ¾Larutan standar sekunder
Larutan standar
Larutan primer standar merupakan larutan yang telahkonsentrasinya (molaritas atau normalitas) secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan standar
primer berfungsi untuk menstandarisasi / membakukan atau untuk memastikan konsentrasi larutan
tertentu, yaitu larutan yang konsentrasinya belum diketahui secara pasti (larutan standar sekunder).
Larutan
standar sekunder (titran) biasanya
pada buret yang kemudian ditambahkan Syarat-syarat larutan standar primer
Harus mudah didapat dan dalam keadaan murni
udara dan selama penyimpanan tidak boleh (stabil) berubah
kotoran (zat lain) tidak melebihi 0,01% Harus
mempunyai berat ekivalen yang tinggi
Larutan standar primer
Untuk asam‐basa : Na2CO3 , Na2B4O7 , K
3,
2
2
4
2 Reaksi
redoks : K2Cr2O7 , KBrO3 , KIO3 , as
I As Na KH(IO
2
2
3
2
2
4
3
2
pegendapan : NaCl , KCl dan KBr, AgNO
Pembentukan kompleks : Zn , Mg , Cu
, Na2EDTA , NaCl, AgNO NaCl, KCl
Titrasi
Proses penambahan larutan standar ke
larutan yang akan ditentukan sampai terjadi reaksi sempurna disebut titrasi.
Sedang saat dimana reaksi sempurna dimaksud
tercapai disebut titik ekivalen atau titik akhir titrasi. Persyaratan Titrasi
Reaksi yang dapat digunakan dalam metode
sesuai adalah reaksi‐reaksi kimia yang dengan
persyaratan sebagai berikut: ¾ Reaksi
harus berlangsung cepat ¾ Tidak
terdapat reaksi samping ¾ Reaksi
harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan dan produk serta perbandingan mol / koefisien
reaksinya ¾ Terdapat
zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi harus dihentikan (titik akhir
Klem Level volume titran aA + sejumlah a analit A bereaksi dengan tT → produk t reagensia T molekul buret buret. titran dilakukan sedikit demi sedikit melalui molekul (titran). Penambahan Stopcock Titik dimana jumlah titran yang Titik ekuivalen erlenmeyer jumlah analit secara stoikhiometri ditambahkan ekuivalen dengan analit Larutan Pengaduk magnet
Penentuan titik akhir titrasi
Perhatikan perubahan warna
Titik Ekivalen dan Titik Akhir Titrasi
Titik ekuivalen diketahui dari adanya perubahan • dalam larutan yang disebabkan karena penambahan indikator yang dapatmenyebabkan perubahan warna setelah titik
ekuivalen tercapaiadalah titik (saat) jumlah ekivalen zat penitrasi dimana sama dengan jumlah ekivalen zat yang
dititrasi
Titik akhir titrasi
Perubahan warna indikator • Terjadinya kekeruhan yang
disebabkan
larutan Indikator
Indikator Warna asam Warna basa Trayek pH
tak berwarna merah 8,0 ‐
9,6merah kuning merah 6,8 ‐ 8,4
merah merah kuning 4,2 ‐ 6,2
nitrofenol tak berwarna kuning 5,0 ‐ 7,0
10
Perubahan warna pada fenolftalien
Perubahan warna pada biru bromtimol
Perubahan warna pada merah metil
Satuan Konsentrasi
a. Persen berat (% w/w) g zat terlar ut % berat = x 100 g zat terlar ut g pelarut + b. Persen volume mL zat terlar ut (%v/v)
% berat = x 100
c. Persen berat/volume (%w/v)
g zat terlar ut % w/v = x 100 mL larutan
d. Parts Parts Per Million dan Per Billion a. Kemolaran (M)
Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
b. Kenormalan (N) ekivalen zat terlarut dalam liter larutan
Berat satu ekivalen disebut berat ekivalen (BE)
¾ Reaksi asam ‐basa
‐
≈ +
1
1 atau
1 ekivalen mol H mol OH
¾ Reaksi pengendapan dan pembentukan kompleks BE ion
= BM/ muatan
Jenis ‐ jenis titrasi
‐basa
Titrasi Netralisasi
TITRASI ASIDIMETRIyang
berasal dari asam lemah, lar STANDAR
denganSTANDAR ASAM. ASAM Contoh : NaOH dititrasi dengan HCl • Reaksi
NaCl • O : NaOH + HCl → + H
2 ‐
O + •
2 Titrasi netralisasi TITRASI ALKALIMETRI – Titrasi
terhadap asam bebas atau garam yang
STANDAR STANDAR BASA. BASA
Contoh : COOH dengan NaOH CH dititrasi
Reaksi • : CH COOH → CH COONa O 3 + NaOH + H 3 2
‐
2
Titrasi pengendapan
Titrasi yang mengakibatkan terjadinya endapan •‐ Contoh : Cl dengan larutan standar Titrasi
3 ‐ ↓
(=reaksi kombinasi • (aq) (aq) (s) ion) Titrasi pembentukan kompleks Semua jenis titrasi yang mengakibatkan • terjadinya senyawa kompleks
‐ Contoh : Cl • dengan larutan standar Titrasi
Hg(NO )
3
2 2+ ‐
(aq) (aq)
2
Titrasi redoks
Titrasi yg menyangkut reaksi redoks / reaksi
Oksidator
Reduktor
) ) 2+ 4+ 3+ 3+ garam ceri (Ce(SO sebagai oksidator 4 2
Titrasi Asam ‐ Basa
‐ basa kuat
‐ asam kuat
‐ basa kuat
‐ asam kuat
Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat
‐ pH 10 11 12 8 79 Titik ekuivalen Biru bromtimol Fenolftalein 4 5
3
1 2
Kurva Titrasi Asam Lemah Basa Kuat ‐
pH 10 11
12 7 8
6 1 2
4 5
3 Cara pH menghitung titrasi untuk titrasi asam lemah basa kuat ‐ Spesi yang terdapat pada HA + OH = A H O + ‐ ‐ 2 larutan Persamaan ‐ [H O ][A ] + ‐ + HA + H
O = H O A
asam HA 2 3 Ka = [HA]‐
3 ‐ HA dan A ‐ [H O ][A ] 3 ‐ Ka = +T<1 [A ]
= pKa log ‐ A H O = HA + OH + ‐ 2 ‐ Kb = [HA][OH ] ‐ [HA] T=1 A terhidrolisis Garam [OH ] = √ Kb.[A ] [HA] = [OH ] ‐ ‐ [A ] ‐ ‐
‐ B O = O + H HB H +
Persamaan 3 [HB ][OH ] 2 ‐ +
+
‐ Kb =+ H O = HB OH Basa B B + 2 [B] T=0 terionisasi [OH ] = √ Kb.[A ] ‐ ‐ [HB] = [OH ] ‐ +
dan T<1 [HB ][OH ] +
[HB ] Kb = pOH = buffer [B] pKb log
2
+ + 3 Ka = [H O ] = [B] 3 [HB ]ml dan diencerkan dengan akuades sampai tanda batas. 10 larutan Ambil mL yang
telah diencerkan tersebut dan dimasukkan ke dalam erlemneyer
50
2 mL, tambahkan tetes indikator pp. Larutan tersebut kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,09M dan
yang telah volume yang sebanyak
12 NaOH digunakan ml. Hitung kadar asam asetat dalam cuka tersebut.
Soal
Dua cuplikan terdiri dari NaOH, Na2CO3 dan zat inert mengandung 30% NaOH dilarutkan dan
berat dalam air larutan mempunyai volume sehingga
100 ml. 25 ml larutan kemudian dititrasi dengan larutan
HCl encer mula dengan indikator pp ‐mula
kemudian dengan indikator mo. Apabila banyaknya volume pada titrasi pp volume
HCl = 25 ml, dan HCl pada titrasi mo = 10 ml.
Titrasi pengendapan
Titrasi argentometri : standarnya larutan
larutan larutan garam Fe3+, fluoresein atau eosin
larutan Argentometri dengan indikator K2CrO4
Larutan garam LiCl 0,1 M dititrasi dengan larutan • standar 0,1 indikator K CrO . N AgNO3 dengan 2 4
Apabila banyaknya larutan K2CrO4 yang 5% b/v digunakan sebagai indikator adalah
5 (0,05 tetes ml) 100 berapa molar
setiap ml larutan, hitunglah
‐
besarnya konsentrasi ion Cl dalam larutan pada saat terjadi endapan merah dari garam Ag CrO . 2 4
‐10
Ksp • AgCl = 1,2 x 10
‐12
Ksp Ag2CrO4 = 1,7 x 10
Dalam 100 ml larutan K2CrO4 5% b/v terkandung • 5/194 terlarut
mol zat Konsentrasi • K2CrO4 = 10 x (5/194) = 50/194 M 0,05
ml K2CrO4 Æ 1 liter larutan banyaknya K2CrO4
50 4 [CrO ] = x = , x M 4 1 289 10 1000 194 −
12 + Ksp , x − 1 7 10 4 [Ag ] = = = , x M 2 − − 4 1 148 10 [CrO ] , x 4 1 289 10 − 10 - , x − 1 2 10 6 Titrasi redoks
Titrasi redoks : yang titrasi mengakibatkan
¾Titrasi permanganometri ¾Titrasi bikromatometri ¾Titrasi bromatometri ¾Titrasi iodometri
Titrasi permanganometri
Titrasi permanganometri : redoks yang titrasi
ion permanganat
(MnO4 ) menjadi garam mangan tereduksi
2+
(Mn ) Æ mgrek = 1
Dalam suasana basa, • tereduksi
ion MnO4‐ menjadi mangan dioksida (MnO2) sehingga mgrek =
1/3 Titrasi bikromatometri
Titrasi bikromatometri : redoks yang titrasi
2
2
7 3+
K Cr O Æ Cr •
2
2
1/6
Titrasi bromatometri
Titrasi bromatometri : redoks yang titrasi
3 ‐ ‐ ‐ +
2
1 = grek 1/6 mol
Titrasi Iodo ‐iodimetri
Titrasi iodo : antara larutan ‐iodimetri titrasi
dengan
2
natrium tiosulfat (Na S O ) indikator dengan
2
2
3 amilum.
2
2 ‐ ‐ ‐
2S O Æ S + O I 2I
2
3
2
4
6 Derajat Kemurnian Bahan Kimia
COMERCIAL GRADE = TECHNICAL GRADE =
untuk pereaksi/zat standar primer dalam
kimia
Derajat Kemurnian Bahan Kimia
PURE (CP)
GRADE, PRO ANALYSIS (P.A.)
GUARANTED REAGENT (G.R.)
batas kadar maksimum zat‐zat pengotor
STANDARD GRADE
∼ 100%
analisis
(analisis dengan ketelitian tinggi, dengan alat‐alat yang peka)
PURE
tinggi
dengan alat‐alat canggih, misal HPLC