Formulasi Masker Peel-off Ekstrak Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea Cav. Sendtn.) Sebagai Anti Aging
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh (habitat), nama daerah, nama asing, klasifikasi tumbuhan, sinonim tumbuhan, morfologi tumbuhan, kandungan kimia dan kegunaan tumbuhan.
2.1.1 Daerah Tumbuh
Terong belanda merupakan tanaman subtropis yang mampu tumbuh
o
dengan baik pada suhu 18 – 22 C dan tidak dapat hidup pada suhu rendah serta daerah yang memiliki angin yang kencang, dapat bertahan hidup pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut atau lebih dan masih dapat hidup di atas 2000 m di
o
atas permukaan laut, jika suhu rata-ratanya tetap di atas 10 C (Kumalaningsih, 2006).
Pohon terong belanda tidak mampu berbunga di dataran rendah, sedangkan udara yang sejuk dapat mendorong pembungaan.Oleh karena itu, tanaman ini berbuah matang pada musim dingin di daerah subtropis, dan pada udara dingin di daerah tropis.Terong belanda tumbuh baik di tanah yang baik drainasenya dengan bahan organik dan kelembaban yang sedang, namun tidak tahan terhadap genangan air, walaupun hanya untuk 1 – 2 hari.Sebaiknya dipilih lokasi yang tepat dan ditanam pohon yang berfungsi sebagai penahan angin agar tanaman ini tidak mudah tumbang karena akarnya yang dangkal dan cabangnya yang rapuh (Sinaga, 2009).
Batak : tiung (Toba), trung jepan (Karo) Jawa Tengah : terong mandras Melayu : terong belanda Sunda : terong menen
2.1.3 Nama Asing (Sinaga, 2009)
Inggris : tree tomato Brazil : tomate de arvore Ekuador : tomate dulce Guatemala : tomate extranjero, tomate granadilla, caxlan pix Kolombia : pepino de arbol New Zealand : tamarillo Venezuella : tomate frances
2.1.4 Klasifikasi Tumbuhan (Balitbangkes, 2000)
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Solanales Suku : Solanaceae Marga : Cyphomandra Jenis : Cyphomandra botacea Sendtn.
2.1.5 Sinonim Tumbuhan (Sinaga, 2009 dan Balitbangkes, 2000) Sinonim : Cyphomandra botacea Sendtn.
Cyphomandra betacea (Cav.)Sendtn.
Cyphomandra hartwegi Sendtn. Cyphomandra crassfolia Machbride
2.1.6 Deskripsi (Balitbangkes, 2000) Habitus : Perdu, tinggi ±3 m.
Batang : Berkayu, bercabang, bulat telur, ujung meruncing, pangkal berlekuk, tepi rata, panjang 20 – 30 cm, lebar 10
- – 19 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga : Majemuk, bentuk tandan, kelopak lima, kuning keunguan, mahkota bentuk bintang, benang sari lima, putik satu, tangkai putik putih, kepala putik kuning muda, putih keunguan.
Buah : Bulat telur, ujung runcing, masih muda hijau setelah tua m merah kecoklatan.
Biji : Bulat, masih muda putih setelah tua kuning. Akar : Tunggang, coklat.
2.1.7 Morfologi Tumbuhan
Terong belanda memiliki daun yang berbulu berbentuk hati besar dan berwarna hijau. Daun yang hijau ini akan mudah sekali dirusak oleh terpaan angin yang kencang (Kumalaningsih, 2006).
Bunga terong belanda akan muncul pada akhir musim gugur sampai pada awal musim semi. Warnanya merah muda dan terletak pada ketiak daun (flos
lateralis atau flos axillaris) dan biasanya berkelompok (anthotaxis atau inflorescentia ).Tanaman ini memiliki benang sari dan putik (hermaproditus) serta bantuan lebah, dan angin (Kumalaningsih, 2006).
Tanaman ini memiliki tangkai panjang, satu dengan lainnya tumbuh sendirian dan sebagian berkelompok. Buah berbentuk seperti telur dengan ukuran panjang antara 5 – 6 cm dan lebarnya di atas 5 cm, warna kulitnya ada yang ungu gelap, merah darah, jingga atau kuning. Terong belanda yang masih mentah berwarna hijau keabu-abuan. Warna ini akan berubah menjadi merah kecoklatan apabila buah sudah matang. Di dalam buah ini terdapat daging buah yang tebal berwarna kekuningan dibungkus oleh selaput tipis yang mudah dikelupas. Lapisan luar dari daging buah banyak mengandung air, sedikit kasar dan sedikit mengandung rasa manis (Kumalaningsih, 2006).
Biji buah ini keras, berwarna coklat muda sampai hitam.Bentuk biji agak tumpul, bulat dan kecil, tetapi lebih besar daripada biji tomat (Kumalaningsih, 2006).
2.1.8 Kandungan Kimia
Buah terong belanda adalah buah yang mempunyai kandungan nutrisi yang sangat baik, berisi beberapa kandungan vitamin yang sangat penting, kaya akan besi dengan kandungan sodium yang rendah dan berisi kurang dari 40 kalori (kurang lebih 160 kJ). Mineral-mineral penting seperti potassium, fosfor, dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Oleh karena kelengkapan dari kandungan gizi pada terong belanda, maka di Amerika Serikat buah ini terkenal sebagai buah yang mengandung rendah kalori, sumber serat, bebas lemak (jenis reds) atau rendah lemak (jenis golden), bebas kolesterol dan sodium dan sumber vitamin C dan vitamin E (Kumalaningsih, 2006). seperti beta karoten, antosianin, serta serat yang tinggi. Di antara senyawa antioksidan yang dikandung buah terong belanda adalah vitamin A, B1, B2, B6, C, dan E yang berperan dalam meregenerasi kolagen dan elastin di dalam tubuh (Kumalaningsih, 2006).
Menurut Kumalaningsih (2006), hasil analisis lengkap kandungan gizi buah terong belanda dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Dalam 100 g Buah Terong BelandaTerong Belanda Kandungan Nutrisi
(tiap 100 g) Vitamin A
540 – 5600 µg Vitamin B1 0,03 – 0,14 mg Vitamin B2 0,01 – 0,05 mg Vitamin B6 0,01 – 0,05 mg Vitamin C
15 – 42 mg Vitamin E
2 mg Niasin
0,3 – 1,4 mg Postasium (Kalium) 0,28 – 0,38 mg Kalsium
6 – 18 mg Fosfor
22 – 65 mg Magnesium
16 – 25 mg Besi
0,3 – 0,9 mg Seng
0,1 – 0,2 mg Protein
1,4 – 2 g Lemak
0,1 – 0,6 g Serat
1,4 – 4,7 g Kadar air
80 – 90 g
2.1.9 Kegunaan
Buah terong belanda berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi dan penyegar badan.Untuk obat tekanan darah tinggi dipakai ±3 buah terong belanda yang sudah masak, dikupas untuk sekali makan (Balitbangkes, 2000). buah terong belanda bekerja sinergis untuk : 1.
Mencegah kerusakan sel-sel jaringan tubuh penyebab berbagai penyakit (kanker, tumor, dan lain-lain).
2. Melancarkan penyumbatan pembuluh darah (arterisklorosis) sehingga mencegah penyakit jantung dan stroke serta menormalkan tekanan darah.
3. Menurunkan kadar kolesterol dan mengikat zat-zat racun dalam tubuh.
4. Meningkatkan stamina, daya tahan tubuh dan vitalitas.
5. Membantu mempercepat proses penyembuhan (Sinaga, 2009).
2.2 Kulit
Kulit merupakan salah satu organ tubuh berada pada bagian luar tubuh manusia. Organ ini merupakan organ yang akan bersentuhan langsung dengan lingkungan. Perannya adalah sebagai pelindung tubuh dari kerusakan atau pengaruh lingkungan yang buruk.Kulit memiliki peran penting dalam memproteksi bagian dalam tubuh dari kontak langsung dengan lingkungan luar, baik secara fisik atau mekanis, kimiawi, sinar matahari (ultra violet) dan mikroba (Darmawan, 2013).
2 Kulit merupakan organ yang terluas, yaitu antara 1,5 – 2,0 m dengan berat
kurang lebih 20 kg, sedangkan bagian kulit yang kelihatan dari luar yang disebut epidermis beratnya 0,05 – 0,5 kg (Putro, 1997).
2.2.1 Struktur Kulit
Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis, dan hipodermis (subkutan).Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit bagian luar. Lapisan epidermis terdiri atas lima lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk) langsung di bawah lapisan korneum stratum; stratum granulosum terdiri atas sel- sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati, kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk; stratum spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar; dan stratum basalis (stratum germinativum) merupakan lapisan yang mengandung sel-sel yang aktif membelah diri untuk membentuk sel-sel kulit baru, menggantikan sel-sel mati, dan mengandung pigmen melanin. Pigmen inilah yang menentukan warna kulit seseorang dan melindungi jaringan kulit dari bahaya sinar ultraviolet (Achroni, 2012).
Lapisan dermis merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan epidermis.Lapisan dermis dikenal pula sebagai kulit jangat (Achroni, 2012).Pada lapisan ini, serabut kolagen dan elastin yang paralel membentuk struktur penunjang pada kerangka dasar kulit.Protein tersebut berperan terhadap kekencangan, kekenyalan, dan kelenturan kulit.Di dalam dermis juga terdapat jaringan saraf dan sistem pembuluh darah atau kapiler yang sangat banyak.
Pembuluh darh ini akan mensuplai nutrisi penting ke sel dan membuat kulit tampak berkilau merona (Bentley, 2006).
Lapisan hipodermis atau jaringan subkutis mengandung jaringan lemak, pembuluh darah, dan serabut saraf.Fungsi dari jaringan subkutis atau lapisan hipodermis adalah sebagai penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi (Achroni, 2012).
2.2.2 Fungsi Kulit
Kulit memiliki sejumlah fungsi yang sangat penting bagi tubuh yaitu fungsi perlindungan atau proteksi dimana kulit berfungsi melindungi bagian matahari, polusi, bakteri, serta kerusakan akibat gesekan, tekanan, dan tarikan (Achroni, 2012). Dapat membantu menjaga agar suhu tubuh tetap optimal dengan cara melepaskan keringat ketika tubuh merasa panas, lalu keringat akan menguap dan tubuh akan terasa dingin kembali. Kulit juga mempunyai daya mengikat air yang sangat kuat, yaitu mencapai empat kali beratnya, sehingga mampu mempertahankan tekstur atau bentuknya sendiri.Kulit juga memiliki sistem syaraf yang sangat peka terhadap pengaruh atau ancaman dari luar. Oleh karena itu, kulit akan segera memberikan reaksi bila ada peringatan awal dari sistem syaraf tersebut seperti rasa gatal dan kemerahan (Putro, 1997).
2.2.3 Jenis-jenis Kulit Wajah
Menurut Noormindhawati (2013), kulit dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu: a.
Kulit Normal: memiliki pH normal; kadar air dan kadar minyak seimbang; tekstur kulit kenyal, halus dan lembut; pori-pori kulit kecil.
b.
Kulit Berminyak: kadar minyak berlebihan, bahkan bisa mencapai 60%; kulit wajah tampak mengkilap; memiliki pori-pori besar; cenderung mudah berjerawat.
c.
Kulit Kering: kulit kasar dan kusam, mudah bersisik, pori-pori tidak kelihatan, dan mulai tampak kerutan-kerutan.
d.
Kulit Kombinasi:merupakan kombonasi antara kulit wajah kering dan berminyak, pada area T cenderung berminyak, sedangkan area pipi berkulit kering.
e.
Kulit Sensitif: mudah iritasi, kulit wajah lebih tipis, sangat sensitif.
2.3.1 Pengertian Penuaan Dini
Penuaan dini merupakan proses penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya (Bogadenta, 2012). Proses penuaan dini dapat terjadi saat memasuki usia 20 – 30 tahun. Pada usia muda, regenerasi kulit terjadi setiap 28 – 30 hari. Memasuki usia 50 tahun, regenerasi kulit terjadi setiap 37 hari. Regenerasi semakin melambat seiring dengan bertambahnya usia (Noormindhawati, 2013).
Seiring bertambahnya usia, proses penuaan akan terus terjadi. Secara garis besar fase penuaan pada wanita dibagi menjadi 3 fase kehidupan, yaitu fase subklinis, fase transisi, dan fase klinis. Fase subklinis terjadi pada usia 25 – 35 tahun. Dimana produksi hormon mulai mengalami penurunan produksi hingga 14%.Sel-sel tubuh mengalami kerusakan dan penyebabnya adalah stress, diet yang tidak sehat dan adanya polusi udara. Fase transisi terjadi pada usia 35 – 45tahun, dimana produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%. Tubuh mulai mengalami penuaan. Fase klinis merupakan fase terakhir dalam proses penuaan pada wanita.
Fase ini terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Tanda-tandanya adalah berkurangnya produksi hormon dan akhirnya berhenti sama sekali (Darmawan, 2013).
Kulit aging adalah kulit yang telah menampakkan garis kerutan dan ketuaan. Untuk perawatannya perlu produk kosmetik yang bertekstur ringan dan lembut, yaitu yang dapat membersihkan dan mengangkat sel-sel kulit mati serta membantu memberikan perlindungan, mempertahankan kelembaban dan elastisitas kulit, juga merangsang pertumbuhan kulit baru (Putro, 1997).
2.3.2 Proses Terjadinya Penuaan Dini terutama pada kulit (Bogandeta, 2012). Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitu penuaan kronologi (chronological aging) dan ‘photo aging’.
Penuaan kronologi ditunjukkan dari adanya perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya usia. Proses ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis, munculnya kerutan halus, adanya pigmentasi kulit (age spot). Sedangkan proses ‘photo aging’ adalah proses yang menyangkut berkurangnya kolagen serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV yang berlebihan.
Paparan sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibatmunculnya enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis (Suryadi, 2012).
2.3.3 Tanda-tanda Penuaan Dini
Tanda-tanda penuaan dini lebih sering terlihat pada kulit, terutama kulit wajah, yaitu berupa :
1. Munculnya bercak hitam (age spot) Pada umumnya bercak hitam ini muncul pada bagian tubuh yang sering terpapar sinar matahari. Selain menimbulkan bercak-bercak hitam, penuaan dini juga sering menunjukkan kelainan pigmen, terutama di kulit wajah (Bogadenta, 2012). Bintik hitam ini akan terlihat jelas pada mereka yang berkulit putih, sedangkan pada kulit yang gelap tidak begitu tampak (Darmawan, 2013).
2. Tekstur kulit tampak kasar mengalami penuaan dini. Ketika kulit terlalu sering terpapar matahari, kolagen dan elastin yang berada dalam lapisan kulit akan rusak (Bogadenta, 2012). Rusaknya kolagen dan elastin akibat paparan sinar matahari membuat kulit kering dan kasar (Noormindhawati, 2013).
3. Pori-pori kulit tampak membesar Akibat penumpukan sel kulit mati, pori-pori kulit menjadi membesar (Noormindhawati,2013). Pembesaran pori-pori juga terkait dengan penuaan dini. Seiring dengan bertambahnya usia, pori-pori tumbuh lebih besar karena penumpukan sel kulit mati di sekitar pori-pori. Pembesaran pori-pori dapat dikurangi dengan pengelupasan kulit secara teratur. Namun jika sering terkena sinar matahari secara terus-menerus, bisa membuat pori-pori membesar, karena sel-sel kulit mati menumpuk (Bogadenta, 2012).
4. Keriput Efek lain dari sinar ultraviolet adalah terjadi keriput pada kulit sebelum waktu yang seharusnya dan terlihat tua. Efek ini tidak bisa langsung terjadi kerutan, tetapi lebih karena terjadi akumulasi sinar ultraviolet dalam jangka lama. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% tanda-tanda penuaan kulit pada orang dewasa adalah hasil akumulasi sinar ultraviolet pada saat masa remaja, sebelum usia 18 tahun. Sinar ultraviolet dalam waktu panjang akan menimbulkan efek kerusakan kulit, kulit mulai melorot, merenggang dan kehilangan kemampuannya untuk kembali ke tempatnya setelah perenggangan (Darmawan, 2013).Kondisi hingga kulit terlihat merosot dan kehilangan elastisitasnya (Bogadenta, 2012).
2.4 Anti Aging
2.4.1 Pengertian Anti Aging
Produk-produk yang populer digunakan untuk menghambat proses penuaan dini adalah produk anti aging. Anti aging atau anti penuaan adalah sediaan yang berfungsi menghambat proses kerusakan pada kulit (degeneratif), sehingga mampu menghambat timbulnya tanda-tanda penuaan pada kulit (Muliyawan dan Suriana, 2013).
2.4.2 Fungsi dan Manfaat Anti Aging
Fungsi dari produk anti aging, yaitu: a.
Menyuplai antioksidan bagi jaringan kulit b. Menstimulasi proses regenerasi sel-sel kulit c. Menjaga kelembaban dan elastisitas kulit d. Merangsang produksi kolagen dan glikosaminoglikan e. Melindungi kulit dari radiasi ultraviolet (Mulyawan dan Suriana, 2013).
Manfaat dari produk anti aging, yaitu: a.
Mencegah kulit dari kerusakan degeneratif yang menyebabkan kulit terlihat kusam dan keriput.
b.
Kulit tampak lebih sehat, cerah, dan awet muda.
c.
Kulit tampak kenyal, elastis, dan jauh dari tanda-tanda penuaan dini (Mulyawan dan Suriana, 2013).
2.4.3 Antiokasidan Sebagai Bahan Aktif Pada Produk AntiAging kesehatan kulit.Zat ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang dapat merusak jaringan kulit.Radikal bebas adalah molekul atau atom yang sifat kimianya sangat tidak stabil. Senyawa ini memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan,sehingga senyawa ini cenderung reaktif menyerang molekul lain untuk mendapatkan elektron guna menstabilkan atom atau molekulnya sendiri. Serangan ini menyebabkan timbulnya senyawa abnormal yang memicu terjadinya reaksi berantai sehingga merusak sel dan jaringan-jaringan tubuh.Radikal bebas juga disinyalir sebagai penyebab penuaan dini pada kulit, karena serangan radikal bebas pada jaringan dapat merusak asam lemak dan menghilangkan elastisitas, sehingga kulit menjadi kering dan keriput.Antioksidan berperan aktif menetralkan radikal bebas, dimana pada jaringan senyawa radikal bebas ini mengorbankan dirinya teroksidasi menstabilkan atom atau molekul radikal bebas, sehingga sel-sel pada jaringan kulit terhindar dari serangan radikal bebas.Oleh karena itu, produk-produk perawatan kulit selalu mengandung senyawa antioksidan sebagai salah satu bahan aktif.Termasuk produk-produk anti
aging , yang juga mengandalkan antioksidan untuk melindungi kulit dari pengaruh
radikal bebas yang menjadi salah satu faktor penyebab penuaan dini (Mulyawan dan Suriana, 2013).
2.5 Masker
Pada orang dewasa, pemakaian masker wajah perlu dilakukan minimum sebulan sekali agar kondisi kulit tetap baik.Masker wajah perlu untuk semua jenis kulit, terlebih untuk wajah yang berlemak.Ketika memakai masker, hati-hati
cream ) (Putro, 1997).
Pada kulit berminyak dapat dipakai masker untuk kulit normal sampai berminyak dengan banyak sekali pelumas, sedang pada kulit kering dengan titik (spot) lemak dapat digunakan masker yang bervitamin. Sebelum menggunakan masker kulit muka dipijat-pijat (massage) dahulu. Gerakan massage pada kulit muka pada umumnya melingkar dan mengarah ke atas (Putro, 1997).
Perawatan kulit wajah dengan masker bertujuan sebagai berikut: 1. Memperlancar peredaran darah dengan cara memperbaiki dan merangsang peredaran darah kulit muka.
2. Membersihkan dan mengecilkan pori-pori.
3. Mengencangkan kulit muka.
4. Mencegah timbulnya kerutan-kerutan di muka.
5. Menghilangkan dan mengangkat sel-sel tanduk dan minyak berlebihan, bintik-bintik hitam dan putih sehingga kulit menjadi bersih dan licin.
6. Menyegarkan kulit muka, menghilangkan rasa lelah pada wajah, menghaluskan dan menenangkan kulit yang tegang (Putro, 1997).
2.6 Skin Analyzer
Pada analisis konvensional, diagnosis dilakukan dengan mengandalkan kemampuan pengamatan semata.Hal ini dapat menjadikan diagnosis menjadi bersifat subjektif dan bergantung pada persepsi pada dokter.Pemeriksaan seperti ini memiliki kekurangan pada sisi analisis-instrumental dan tidak adanya rekaman hasil pemeriksaan yang mudah dipahami pasien (Aramo, 2012). mendiagnosis keadaan pada kulit.Skin analyzer mempunyai sistem terintegrasi untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasang pada skin analyzer menampilkan hasil dengan cepat dan akurat (Aramo, 2012).
2.6.1 Pengukuran Kondisi Kulit Dengan Skin Analyzer
Menurut Aramo (2012), beberapa pengukuran yang dapat dilakukan dengan menggunakan skin analyzer, yaitu:
1. Moisture (kadar air) Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture
checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Caranya dengan menekan tombol power dan dilekatkan pada permukaan kulit.
Angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar air dalam kulit yang diukur.
2. Sebum (kadar minyak) Pengukuran kadar minyak dilakukan dengan menggunakan alat oil checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Caranya dengan menempelkan bagian sensor yang telah terpasang spons pada permukaan kulit. Angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar minyak dalam kulit yang diukur.
3. Evenness (kehalusan) Pengukuran kehalusan kulit dilakukan dengan perangkat skin analyzer pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor biru (normal). tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit yang didapatkan akan tampil pada layar komputer.
4. Pore (pori) Pengukuran perbesaran pori pada kulit secara otomatis akan muncul pada saat melakukan pengukuran pada kehalusan kulit. Gambar yang telah terfoto pada pengukuran kehalusan kulit juga akan muncul pada kotak bagian pori-pori kulit. Hasil berupa angka dan penentuan ukuran pori akan secara otomatis keluar pada layar komputer.
5. Spot (noda) Pengukuran banyaknya noda dilakukan dengan perangkat skin analyzer pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor jingga (terpolarisasi). Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur, kemudian tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan penentuan banyaknya noda yang didapatkan akan tampil pada layar komputer.
6. Wrinkle (keriput) Pengukuran keriput dilakukan dengan perangkat skin analyzer pada lensa perbesaran 10x dan menggunakan lampu sensor biru (normal). Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang diukur kemudian tekan tombol
capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan
kondisi kulit yang didapatkan akan tampil pada layar komputer. Pada pengukuran ini, tidak hanya jumlah keriput yang dapat diukur, akan tetapi kedalam keriput juga dapat terdeteksi dengan alat skin analyzer.
Pengukuran kulit dengan menggunakan skin analyzer secara otomatis akan menampilkan hasil dalam bentuk angka yang didapatkan akan secara langsung disesuaikan dengan parameter yang telah diatur sedemikian rupa pada alat. Ketika hasil muncul dalam bentuk angka, secara bersamaan kriteria hasil pengukuran muncul dan dapat dimengerti dengan mudah oleh operator yang memeriksa ataupun pasien.Parameter hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Parameter Hasil Pengukuran dengan Skin Analyzer (Aramo, 2012)Pengukuran Parameter (%)
Moisture
(kadar air) Dehidrasi Normal Hidrasi 0 – 29 30 – 50 51 – 100
Evenness
(kehalusan) Halus Normal Kasar 0 – 31 32 – 51 52 – 100
Pore
(pori) Kecil Besar Sangat besar 0 – 19 20 – 39 40 – 100
Spot
(noda) Sedikit Banyak noda Sangat banyak noda 0 – 19 20 – 39 40 – 100
Wrinkle
(keriput) Tidak berkeriput Berkeriput Berkeriput parah 0 – 19 20 – 52 53 – 100