FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI B
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI
BERUSAHATANI TEBU
DOSEN PENGAMPU: Masyhuri Machfudz, Dr.Ir
DISUSUN OLEH :
Ali Rahman
21401032030
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2016/2017
KATA PENGANTAR
Malang, 14 November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………… !
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… !!
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….
!!!
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….
1
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………
1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………..
2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………..
3
2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu…………………………………………………….
3
2.2 Landasan teori………………………………………………………………………
4
BAB III Kerangka berfikir dah hipotesis……………………………………………………….
9
3.1 Kerangka berfikir…………………………………………………………………..
9
3.2 Hipotesis……………………………………………………………………………
10
BAB IV Metodologi penelitian
4.1 Lokasi penelitian
4.2 Popolasi dan sampel
4.3 Teknik pengambilan sampel dan jumlah sampel
4.4 Teknik Analisa data
BAB V Hasil penelitian dan pembahasan
5.1 Hasil penelitian paparan data yang telah diolah
5.2 Pembahasan hasil penelitian
BAB VI Kesimpulan dan saran
6.1 Kesimpulam
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian menjadi salah satu sektor primer yang menyokong perekonomian Indonesia, di
era globalisasi ini sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional,
karena ternyata sector pertanian lebih tahan menghadapi krisis ekonomi dibandingkan dengan
sector lainnya. Selain itu sektor pertanian berperan dalam mencukupi kebutuhan penduduk,
meningkatkan pendapatan petani, penyediaan bahan baku industri, memberi peluang usaha serta
kesempatan kerja, dan menunjang ketahanan pangan nasional (Adiwilaga, 1992 dalam Fauzi,
2007).
Salah satu subsektor pertanian yang berperan penting di Indonesia adalah subsektor
perkebunan. Subsektor perkebunan tersebut salah satunya adalah tanaman tebu yang memiliki
arti penting sebagai bahan baku pada industri gula. Pengembangan tanaman tebu ditujukan untuk
menambah pasokan bahan baku pada industri gula dan diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan petani tebu dengan cara partisipasi aktif petani tebu tersebut. Selain itu, industri
tebu dapat menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia dan merupakan salah satu
sumber pendapatan bagi petani tebu. Industri gula tebu diharapkan dapat memberikan dampak
terhadap struktur perekonomian wilayah dengan meningkatkan pendapatan daerah.
Menurut Mosher (1985), tolok ukur yang sangat penting untuk melihat kesejahteraan
petani adalah pandapatan rumah tangga, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan tergantung
pada tingkat pendapatan petani. Besarnya pendapatan petani itu sendiri akan mempengaruhi
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu, pangan, sandang, papan, kesehatan dan lapangan
kerja.
Namun pada kenyataannya tingkat kesejahteraan petani berdasarkan pemenuhan
kebutuhan dasar menurut BPS 2015 dengan kriteria, bila memenuhi;
- 0-3 indikator (sejahtera)
- 4-8 indikator (kurang sejahtera)
- 9-12 indikator (tidak sejahtera)
- 13-14 indikator (sangat tidak sejahera)
Hasil penelitian menunjukan petani lebih dominan terhadap indikator yang ke 4-8 (86%)
itu berarti rumah tangga petani tergolong kurang sejahtera.
1.2 Rumusan masala
Berdasarkan kontradiksi diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu secara
simultan?
2. Seberapa besar pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu secara parsial?
3. Faktor-faktor social ekonomi yang mana berpengaruh secara dominan?
4. Seberapa besar kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu untuk
meningkatkan pendapatan mereka?
1.3 Tujuan penelitian
Bedasarkan rumusan masalah maka disusunlah tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Ingin menganalisis pengaruh social ekonomi terhadap produktivitas tebu secara simultan.
2. Untuk melihat factor-faktor social ekonomi yang mana yang perpenganruh secara
dominan.
3. Ingin mengetahui factor-faktor social ekonomi terhadap produksi tebu.
4. Untuk mengetahui kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu serta
meningkatkan pendapatan mereka.
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi
mahasiswa
dapat
di
jadikan
media
pengembangan
pemikiran
dan
pembelajaranterkait teori-teori yang dinperoleh di meja kuliah serta mengaplikasikan
teori di lapng
2. Bagi petani di harapkan hasil dari penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang maksimal
3. Bagi peneliti dan pihak yang memerlukan dapat di jadikan sebagai bahan informasi
tambahan serta bahan evaluasi bagi penulisan atau penelitian yang lebih lanjut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Achmad Faqih Fauzi Tahun: (2007) Dalam hasil penelitian yang berjudul Analisis
Penggunaan Faktor Produksi Tanaman Tebu Terhadap Pendapatan Petani
Hasil dari penelitian ini adalah variabel lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh secara nyata
terhadap pendapatan.
Efriyani Sumastuti Tahun: (2009) Dalam hasil penelitian yang berjudul Analisis
Pendapatan Keluarga Petani Tebu di Kabupaten Pekalongan.
Hasil dari penelitian ini adalah total pendapatan secara positif dipengaruhi oleh luas lahan, angkatan
kerja, dan upah tenaga kerja.
Peneliti: Mohamad Saleh Tahun: (2012) Dalam hasil penelitian yang berjudul Faktor
Yang Mempengaruhi Pendapatan Kelompok Petani Tebu di Desa Gunung Anyar Kecamatan
Tapen Kabupaten Bondowoso.
Hasil dari penelitian ini adalah a) Variabel modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan kelompok petani tebu. b) Variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap pendapatan kelompok petani tebu. c) Variabel pendidikan kepala
keluarga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan kelompok petani tebu.
d) Variabel umur kepala keluarga mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan
terhadap pendapatan kelompok petani tebu.
Ardyarta David Pradana (2013) Dalam hasil penelitian yang berjudul Analisis factorfaktor yang mempengaruhi efisiensi industry rumah tangga kripik tempe di Kabupaten Blora
a. Terdapat pengaruh besarnya modal yang di gunakan untuk pembelian bahan baku, dan
teknologi secara persial dan simultan, yang di gunakan dalam industry rumah tangga
kripik tempe di Kabupaten Blora terhadap efisiensi harga, efisiensi teknik, dan efisiensi
ekonomi
b. Pemanfaatan factor input industry rumah tangga kripik tempe yaitu bahan baku, tenaga
kerja dan modal di Kabupaten Blora belum efisiensi terutama pada bahan baku
c. Kendala yang timbul dalam usaha peningkatan efisiensi produksi kripik tempe di
Kabupaten Blora adalah masih sedikitnya alat modern yang di gunakan sehingga
banyaknya produksi yang di hasilakan kurang optimal secara kuantitas.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pergertian Usahatani
Ilmu usaha tani merupakan proses menentukan dan mengkoordinasikan penggunaan
faktor-faktor produksi pertanian untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan yang maksimal
(Suratiyah, 2006).
Usahatani merupakan kegiatan bercocok tanam dengan mengalokasikan sumber-sumber
daya seperti tanah, lahan, tenaga kerja, modal, dan air untuk memperoleh pendapatan guna
memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini seperti yang telah diungkapkan Soekartawi (2002) bahwa
usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya
yang ada secara efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
2.2.2 Faktor Produksi Usahatani
Di dalam proses produksi usahatani untuk menghasilkan suatu produk dapat dipengaruhi
oleh satu atau beberapa faktor. Adapun faktor-faktor produksi yang digunakan, seperti modal,
tanah, tenaga kerja, bibit, pupuk dan lainnya. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi biaya dan
pendapatan petani (Prawirokusumo, 1990).
2.2.3 Pengertian Biaya Tenaga Kerja
Biaya usahatani merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen (petani, nelayan,
dan peternak) untuk memperoleh faktor-faktor produksi, yang akan digunakan dalam mengelolah
usahanya dalam mendapatkan hasil maksimal (Rahim dan Hastuti, 2007).
2.2.4 Pengertian Pendapatan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan
harga produksi. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan seluruh biaya yang
dikeluarkan dalam sekali periode (Suratiyah, 2006). Menurut Suratiyah (2006) pendapatan dan
biaya usahatani ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari
umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas
lahan dan modal. Faktor eksternal berupa harga dan ketersedian sarana produksi. Ketersedian
sarana produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana
tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi penggunaan
faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi misalnya harga pupuk
sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya dan pendapatan.
BAB III
KERANKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka berfikir
………………..
SOSIAL:
1. Umur
2. Jumlah Anggota keluarga.
3. Tingkat Pendidikan
EKONOMI:
1. ………..
2. ……
3. …
4.
3.2 Hipotesis
Atas dasar kerangka berfikir, maka dapat di hipotesiska sebagai berikut:
1. Diduga factor social ekonomi berpengaruh terhadap produktivitas tebu secara
simultan.
2. Diduga factor social ekonomi berpengaruh terhadap produktivitas tebu secara parsial
3. Diduga pula dari nomor satu dan dua diatas, ada salah satu factor yang berpengaruh
secara dominan.
4. mengetahui kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu serta
meningkatkan pendapatan mereka.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di daerah …………………………………. Hal yang mendasari
penelitian ini Karena daerah tersebut sebagai sentra produksi tebu disatu sisi. Pada sisi yang lain
sesuai dengan problematik yang ada pada latar belakang yaitu stroberi merupakan komoditas
andalan yang ada indikasi produksi hasil panen kurang memberikan dukungan terhadap pasar
sehingga sulit berkompetisi dengan tebu lain, atas dasar itulah maka akan dilihat aspek social
ekonominya.
4.2 Pendekatan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang mana semua variabel yang
terlibat dalam penelitian ini diukur dengan angka numerik.
4.3 Populasi dan Sampel
Sampel adalah tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak.
Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi. Memilih populasi berarti
memperoleh data dari semua elemen populasi, penelitian ini di sebut penelitian sensus. Sensus
adalah seluruh populasi yang di gunakan sebagai sample dalam penelitian. (Mashyuri, 2008).
Beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil,
biasanya penggunaan sample tidak di perlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian
dapat di jangkau oleh peneliti.
Mengingat jumlah petani tebu di daerah Bululawang, Malang, Jawa Timur yang
berjumlah 62 responden dan kurang dari seratus responden. Teknik yang digunakan dengan
sampling jenuh atau sensus, artinya seluruh populasi diteliti, karena jumlah populasi yang
sedikit.
4.4 Metode Analisis
Untuk mengetahui pendapatan usahatani tebu adalah dengan menggunakan rumus:
1. Biaya produksi
Adalah sebagai kompensasi yang di terima oleh para pemilik faktor-faktor produksi,
atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani. (Moehtar Daniel, 2002). Biaya produksi
dapat di bedakan menjadi tiga secara struktural ;
a. Biaya tetap
Menurut Hernanto (1995) biaya tetap adalah semua biaya yang semua
penggunaannya tidak habis dalam satu kali masa produksi (tanah, pajak, pengairan,
sewa lahan, penyusutan).
b. Biaya tidak tetap atau biaya variabel
c. Adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besarnya produksi
(pengeluaran, pupuk, benih, pestisida, biaya tenaga kerja).
d. Biaya total
Adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.
2. Pendapatan kotor
Adalah semua penerimaan usahatani sebelum dikurangi dengan seluruh biaya-biaya
yang di gunakan.
3. Pendapatan bersih
Pendapatan bersih pada usaha adalah selisih antara pendapatan kotor usaha dan total
biaya produksi (Soekarwi, 1986). Dapat dirumuskan:
PB=PK – TBP
Keterangan:
PB = pendapatan bersih
PK = pendapatan kotor
TBP = total biaya produksi
4. Analisis Pendapatan Regressi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda dipakai untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor
produksi yang dipakai terhadap produksi dan pendapatan yang diterima oleh usahatani.
Rumusnya adalah :
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4
Keterangan :
Y = pendapatan petani
A = konstanta regresi
B = koefisien regresi untuk faktor produksi
X1 = faktor produksi bibit
X2 = faktor produksi pupuk
X3 = faktor produksi pestisida
X4 = faktor produksi tenaga kerja
a. Mencari nilai koefisien determinan R2
Untuk mengetahui ketepatan model yang dipakai nilai koefisien determinasi akan
menunjukan sejauh mana variabel andependen (X) secara bersama-sama akan
mempengaruhi variabel dependen (Y). nilai koefesien determinasi (R 2) semakin
mendekati 1 maka menunjukan bahwa model yang dipakai semakin tepat.
b. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel depnden (Y)> digunakan uji F.
c. Untuk mengetahui da tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen (X)
dengan variabel dependen (Y), digunakan uji t parsial.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan, maka tujuan dari penulisan proposal ini
adalah:
5.1.1 Besarnya pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu secara simultan.
5.1.1 Mengetahui seberapa besar pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu
secara parsial.
5.1.2 Mengetahui apa saja factor-faktor social ekonomi yang mana berpengaruh secara
dominan.
5.1.2 Mengetahui seberapa besar kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu
untuk meningkatkan pendapatan mereka.
BERUSAHATANI TEBU
DOSEN PENGAMPU: Masyhuri Machfudz, Dr.Ir
DISUSUN OLEH :
Ali Rahman
21401032030
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2016/2017
KATA PENGANTAR
Malang, 14 November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………… !
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… !!
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….
!!!
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….
1
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………
1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………..
2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………..
3
2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu…………………………………………………….
3
2.2 Landasan teori………………………………………………………………………
4
BAB III Kerangka berfikir dah hipotesis……………………………………………………….
9
3.1 Kerangka berfikir…………………………………………………………………..
9
3.2 Hipotesis……………………………………………………………………………
10
BAB IV Metodologi penelitian
4.1 Lokasi penelitian
4.2 Popolasi dan sampel
4.3 Teknik pengambilan sampel dan jumlah sampel
4.4 Teknik Analisa data
BAB V Hasil penelitian dan pembahasan
5.1 Hasil penelitian paparan data yang telah diolah
5.2 Pembahasan hasil penelitian
BAB VI Kesimpulan dan saran
6.1 Kesimpulam
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian menjadi salah satu sektor primer yang menyokong perekonomian Indonesia, di
era globalisasi ini sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional,
karena ternyata sector pertanian lebih tahan menghadapi krisis ekonomi dibandingkan dengan
sector lainnya. Selain itu sektor pertanian berperan dalam mencukupi kebutuhan penduduk,
meningkatkan pendapatan petani, penyediaan bahan baku industri, memberi peluang usaha serta
kesempatan kerja, dan menunjang ketahanan pangan nasional (Adiwilaga, 1992 dalam Fauzi,
2007).
Salah satu subsektor pertanian yang berperan penting di Indonesia adalah subsektor
perkebunan. Subsektor perkebunan tersebut salah satunya adalah tanaman tebu yang memiliki
arti penting sebagai bahan baku pada industri gula. Pengembangan tanaman tebu ditujukan untuk
menambah pasokan bahan baku pada industri gula dan diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan petani tebu dengan cara partisipasi aktif petani tebu tersebut. Selain itu, industri
tebu dapat menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia dan merupakan salah satu
sumber pendapatan bagi petani tebu. Industri gula tebu diharapkan dapat memberikan dampak
terhadap struktur perekonomian wilayah dengan meningkatkan pendapatan daerah.
Menurut Mosher (1985), tolok ukur yang sangat penting untuk melihat kesejahteraan
petani adalah pandapatan rumah tangga, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan tergantung
pada tingkat pendapatan petani. Besarnya pendapatan petani itu sendiri akan mempengaruhi
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu, pangan, sandang, papan, kesehatan dan lapangan
kerja.
Namun pada kenyataannya tingkat kesejahteraan petani berdasarkan pemenuhan
kebutuhan dasar menurut BPS 2015 dengan kriteria, bila memenuhi;
- 0-3 indikator (sejahtera)
- 4-8 indikator (kurang sejahtera)
- 9-12 indikator (tidak sejahtera)
- 13-14 indikator (sangat tidak sejahera)
Hasil penelitian menunjukan petani lebih dominan terhadap indikator yang ke 4-8 (86%)
itu berarti rumah tangga petani tergolong kurang sejahtera.
1.2 Rumusan masala
Berdasarkan kontradiksi diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu secara
simultan?
2. Seberapa besar pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu secara parsial?
3. Faktor-faktor social ekonomi yang mana berpengaruh secara dominan?
4. Seberapa besar kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu untuk
meningkatkan pendapatan mereka?
1.3 Tujuan penelitian
Bedasarkan rumusan masalah maka disusunlah tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Ingin menganalisis pengaruh social ekonomi terhadap produktivitas tebu secara simultan.
2. Untuk melihat factor-faktor social ekonomi yang mana yang perpenganruh secara
dominan.
3. Ingin mengetahui factor-faktor social ekonomi terhadap produksi tebu.
4. Untuk mengetahui kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu serta
meningkatkan pendapatan mereka.
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi
mahasiswa
dapat
di
jadikan
media
pengembangan
pemikiran
dan
pembelajaranterkait teori-teori yang dinperoleh di meja kuliah serta mengaplikasikan
teori di lapng
2. Bagi petani di harapkan hasil dari penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang maksimal
3. Bagi peneliti dan pihak yang memerlukan dapat di jadikan sebagai bahan informasi
tambahan serta bahan evaluasi bagi penulisan atau penelitian yang lebih lanjut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Achmad Faqih Fauzi Tahun: (2007) Dalam hasil penelitian yang berjudul Analisis
Penggunaan Faktor Produksi Tanaman Tebu Terhadap Pendapatan Petani
Hasil dari penelitian ini adalah variabel lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh secara nyata
terhadap pendapatan.
Efriyani Sumastuti Tahun: (2009) Dalam hasil penelitian yang berjudul Analisis
Pendapatan Keluarga Petani Tebu di Kabupaten Pekalongan.
Hasil dari penelitian ini adalah total pendapatan secara positif dipengaruhi oleh luas lahan, angkatan
kerja, dan upah tenaga kerja.
Peneliti: Mohamad Saleh Tahun: (2012) Dalam hasil penelitian yang berjudul Faktor
Yang Mempengaruhi Pendapatan Kelompok Petani Tebu di Desa Gunung Anyar Kecamatan
Tapen Kabupaten Bondowoso.
Hasil dari penelitian ini adalah a) Variabel modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan kelompok petani tebu. b) Variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap pendapatan kelompok petani tebu. c) Variabel pendidikan kepala
keluarga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan kelompok petani tebu.
d) Variabel umur kepala keluarga mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan
terhadap pendapatan kelompok petani tebu.
Ardyarta David Pradana (2013) Dalam hasil penelitian yang berjudul Analisis factorfaktor yang mempengaruhi efisiensi industry rumah tangga kripik tempe di Kabupaten Blora
a. Terdapat pengaruh besarnya modal yang di gunakan untuk pembelian bahan baku, dan
teknologi secara persial dan simultan, yang di gunakan dalam industry rumah tangga
kripik tempe di Kabupaten Blora terhadap efisiensi harga, efisiensi teknik, dan efisiensi
ekonomi
b. Pemanfaatan factor input industry rumah tangga kripik tempe yaitu bahan baku, tenaga
kerja dan modal di Kabupaten Blora belum efisiensi terutama pada bahan baku
c. Kendala yang timbul dalam usaha peningkatan efisiensi produksi kripik tempe di
Kabupaten Blora adalah masih sedikitnya alat modern yang di gunakan sehingga
banyaknya produksi yang di hasilakan kurang optimal secara kuantitas.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pergertian Usahatani
Ilmu usaha tani merupakan proses menentukan dan mengkoordinasikan penggunaan
faktor-faktor produksi pertanian untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan yang maksimal
(Suratiyah, 2006).
Usahatani merupakan kegiatan bercocok tanam dengan mengalokasikan sumber-sumber
daya seperti tanah, lahan, tenaga kerja, modal, dan air untuk memperoleh pendapatan guna
memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini seperti yang telah diungkapkan Soekartawi (2002) bahwa
usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya
yang ada secara efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
2.2.2 Faktor Produksi Usahatani
Di dalam proses produksi usahatani untuk menghasilkan suatu produk dapat dipengaruhi
oleh satu atau beberapa faktor. Adapun faktor-faktor produksi yang digunakan, seperti modal,
tanah, tenaga kerja, bibit, pupuk dan lainnya. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi biaya dan
pendapatan petani (Prawirokusumo, 1990).
2.2.3 Pengertian Biaya Tenaga Kerja
Biaya usahatani merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen (petani, nelayan,
dan peternak) untuk memperoleh faktor-faktor produksi, yang akan digunakan dalam mengelolah
usahanya dalam mendapatkan hasil maksimal (Rahim dan Hastuti, 2007).
2.2.4 Pengertian Pendapatan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan
harga produksi. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan seluruh biaya yang
dikeluarkan dalam sekali periode (Suratiyah, 2006). Menurut Suratiyah (2006) pendapatan dan
biaya usahatani ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari
umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas
lahan dan modal. Faktor eksternal berupa harga dan ketersedian sarana produksi. Ketersedian
sarana produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana
tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi penggunaan
faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi misalnya harga pupuk
sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya dan pendapatan.
BAB III
KERANKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka berfikir
………………..
SOSIAL:
1. Umur
2. Jumlah Anggota keluarga.
3. Tingkat Pendidikan
EKONOMI:
1. ………..
2. ……
3. …
4.
3.2 Hipotesis
Atas dasar kerangka berfikir, maka dapat di hipotesiska sebagai berikut:
1. Diduga factor social ekonomi berpengaruh terhadap produktivitas tebu secara
simultan.
2. Diduga factor social ekonomi berpengaruh terhadap produktivitas tebu secara parsial
3. Diduga pula dari nomor satu dan dua diatas, ada salah satu factor yang berpengaruh
secara dominan.
4. mengetahui kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu serta
meningkatkan pendapatan mereka.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di daerah …………………………………. Hal yang mendasari
penelitian ini Karena daerah tersebut sebagai sentra produksi tebu disatu sisi. Pada sisi yang lain
sesuai dengan problematik yang ada pada latar belakang yaitu stroberi merupakan komoditas
andalan yang ada indikasi produksi hasil panen kurang memberikan dukungan terhadap pasar
sehingga sulit berkompetisi dengan tebu lain, atas dasar itulah maka akan dilihat aspek social
ekonominya.
4.2 Pendekatan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang mana semua variabel yang
terlibat dalam penelitian ini diukur dengan angka numerik.
4.3 Populasi dan Sampel
Sampel adalah tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak.
Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi. Memilih populasi berarti
memperoleh data dari semua elemen populasi, penelitian ini di sebut penelitian sensus. Sensus
adalah seluruh populasi yang di gunakan sebagai sample dalam penelitian. (Mashyuri, 2008).
Beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil,
biasanya penggunaan sample tidak di perlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian
dapat di jangkau oleh peneliti.
Mengingat jumlah petani tebu di daerah Bululawang, Malang, Jawa Timur yang
berjumlah 62 responden dan kurang dari seratus responden. Teknik yang digunakan dengan
sampling jenuh atau sensus, artinya seluruh populasi diteliti, karena jumlah populasi yang
sedikit.
4.4 Metode Analisis
Untuk mengetahui pendapatan usahatani tebu adalah dengan menggunakan rumus:
1. Biaya produksi
Adalah sebagai kompensasi yang di terima oleh para pemilik faktor-faktor produksi,
atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani. (Moehtar Daniel, 2002). Biaya produksi
dapat di bedakan menjadi tiga secara struktural ;
a. Biaya tetap
Menurut Hernanto (1995) biaya tetap adalah semua biaya yang semua
penggunaannya tidak habis dalam satu kali masa produksi (tanah, pajak, pengairan,
sewa lahan, penyusutan).
b. Biaya tidak tetap atau biaya variabel
c. Adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besarnya produksi
(pengeluaran, pupuk, benih, pestisida, biaya tenaga kerja).
d. Biaya total
Adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.
2. Pendapatan kotor
Adalah semua penerimaan usahatani sebelum dikurangi dengan seluruh biaya-biaya
yang di gunakan.
3. Pendapatan bersih
Pendapatan bersih pada usaha adalah selisih antara pendapatan kotor usaha dan total
biaya produksi (Soekarwi, 1986). Dapat dirumuskan:
PB=PK – TBP
Keterangan:
PB = pendapatan bersih
PK = pendapatan kotor
TBP = total biaya produksi
4. Analisis Pendapatan Regressi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda dipakai untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor
produksi yang dipakai terhadap produksi dan pendapatan yang diterima oleh usahatani.
Rumusnya adalah :
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4
Keterangan :
Y = pendapatan petani
A = konstanta regresi
B = koefisien regresi untuk faktor produksi
X1 = faktor produksi bibit
X2 = faktor produksi pupuk
X3 = faktor produksi pestisida
X4 = faktor produksi tenaga kerja
a. Mencari nilai koefisien determinan R2
Untuk mengetahui ketepatan model yang dipakai nilai koefisien determinasi akan
menunjukan sejauh mana variabel andependen (X) secara bersama-sama akan
mempengaruhi variabel dependen (Y). nilai koefesien determinasi (R 2) semakin
mendekati 1 maka menunjukan bahwa model yang dipakai semakin tepat.
b. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel depnden (Y)> digunakan uji F.
c. Untuk mengetahui da tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen (X)
dengan variabel dependen (Y), digunakan uji t parsial.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan, maka tujuan dari penulisan proposal ini
adalah:
5.1.1 Besarnya pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu secara simultan.
5.1.1 Mengetahui seberapa besar pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu
secara parsial.
5.1.2 Mengetahui apa saja factor-faktor social ekonomi yang mana berpengaruh secara
dominan.
5.1.2 Mengetahui seberapa besar kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu
untuk meningkatkan pendapatan mereka.