PERENCANAAN PEMBANGUNAN pada badan perencanaan
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1.1 Latar Belakang dan Perlunya Perencanaan Pembangunan
Pembicaraan mengenai pembangunan tidak terlepas dari pemikran saya
akan pemerintahan sekarang setelah rezim orde baru. Pembicaraan akan
menjadi rumit, ketika membayangkan sistem pemerintahan yang ditangani
oleh para elite orba dan dibawah kontrol Presiden Soeharto. Spesifiknya
dalam pembangunan, tentunya sistem pembangunan yang belum merata masih
saja kita lihat sampai sekarang, dan boleh dikatakan belum memuaskan “pihak
penggiran”. Artinya, nalar publik akan pembangunan yang merata di era orba
hanya sebatas impian yang tidak akan ditumpahkan ke hadapan publik.
Persoalannya, adalah setiap orang yang ingin mengajukan ide ataupun pikiran
harus berkatian dengan konsep pemikrian para pengusa. Disitulah persolan
panjang bermunculan sampai berakhirnya masa itu.
Sekarang lahirnya Reformasi dengan segala rencana yang cukup
menjanjikan di masa depan. Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah
apakah arah yang dituju hanyalah berupa memori dan teori untuk menghiasi
perencanaan formalistik? Deviasi dan distirsi agenda dan implementasi masih
saja menyisakkan wujud yang belum pasti. Masyarakat dan negara seakanakan tak pernah memiliki cita-cita (perencanann pembangunan) karena
problem struktural dan keegoisan lebih eksesif daripada kehendak untuk
menegakkan kesejahteraan. Langkah-langkah yang dirancang di awal
reformasi hanya menyisakkan kenangan manis di atas lembaran putih.
Namun, perlu diingat dan ditegaskan bahwa
lahirnya suatu negara karena adanya masyarakat. Oleh karena itu, tugas
terpenting yang harus dilakanakan oleh sutau negara adalah merancang dan
merencanakan segala sesuatu (pembangunan) untuk kebahagiaan masyarakat
yang mendiami negara tersebut. Pengaturan negara dalam memenuhi
kebutuhan rakyatnya adalah tugas dan kewajiban negara.
1
Indonesia adalah negara dunia ketiga (negara berkembang) yang tentunya
memiliki benyak perencanaan (planning). Di sini, perencanaan sangat
diperlukan sebagai usaha atau tindakan yang rasional berdasarkan informasi,
penilaian dan perhitungan-perhitungan bagi sumber-sumber yang tersedia
(mis. aspirasi masyarakat) sehingga terwujudnya perubahan-perubahan yang
mendukung berbagai aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sesuai
dengan tujuannya (pembangunan). Sebagaimana yang ditegaskan oleh
Tjokromidjojo Bintoro dalam bukunya Perencanaan Pembangunan (1985)
bahwa, Perencanaan merupakan suatu tindakan, akan tetapi perencanaan
sebagai suatu proses karena perencanaan adalah suatu tindakan pilihan yang
terbaik atau menguntungkan dari berbagai pilihan atau alternatif dalam usaha
mencapai tujuan dan sasaran. Oleh karena itu, suatu perencanaan diperlukan
sebagai pedoman, dalam upaya untuk mencapai proses (pembangunan) yang
akan diinginkan bersama.
1.2 Maksud dan Tujuan Perencanaan Pembangunan
Pentingnya perencanaan pembangunan sebagaimana kita lihat bahwa
adanya perkembangan yang tidak merata diantara daerah-daerah di nusantara
ini. Hal ini tentunya menimbulkan kecumburuan publik, yang mengakibatkan
apa yang disebut “back wash effect”, artinya kenaikan tenaga kerja dan modal
tidak merata. Daerah pimggiran akan semakin mundur (yang miskin semakin
miskin, dan yang kaya semakin kaya) oleh karena itu harus dilaksanakan
“speed effect”, dalam, hai ini menaikkan dan memperluaskan kegiatan, yaitu
“pemerataan pembangunan”.
Definisi maksud dan tujuan perencaan pembangunan, harusnya menjadi
sarana yang perlu dipelajari sehingga memeliki arah yang jelas demi kerja
sama yang baik antara pemrintah dan rakyatnya. Oleh karena itu maskud dan
tujuan perencanaan pembangunan sebagaiamana yang telah dikatakan
sebelumnya
adalah
bahwa
sebagai
2
bentuk
pertimbangan
dalam
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang diinginkan bersama.
1.3 Dari Perencanaan Ekonomi Ke perencanaan Pembangunan
Semenjak Indonesia dibentuk dan merdeka serta mendapat pengakuan
publik
(internasional)
pemerintah
tentunya
melakukan
upaya-upaya
pembangunan dengan titik berat (fokusnya) pada pembangunan ekonomi.
Perekonomian yang maju dianggap sebagai tolak ukur untuk kemajuan suatu
bangsa/negara. Hal ini dipengaruhi juga dengan keadaan masyarakat
internasional,
terutama
negara-negara
yang
baru
merdeka
(sedang
berkembang) sama-sama mengadakan pembangunan ekonomi. Michael P.
Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga menyatakan
bahwa “Perencanaan ekonomi bisa diartikan dengan suatu usaha pemerintah
yang sungguh-sungguh untuk mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi
dalam jangka panjang dan untuk mempengaruhi secara langsung dan dalam
beberapa hal, bahkan mengendalikan tingkat dan pertumbuhan variabel
ekonomi yang penting dari suatu negara (penghasilan, konsumsi, lapangan
kerja, investasi, tabungan eksport, import dan lain-lain) dalam rangka usaha
untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan”. (1983 : 165).
Pada pelaksanaannya pembangunan yang menitikberatkan bidang ekonomi
belum
berhasil
memajukan
perkembangan
masyarakat
mencapai
kesejahteraan. Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh
banyak variabel. Diantaranya variabel ‘endogen’ yang artinya mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Misalnya kurs nilai mata uang,
kondisi politik, keamanan, industri dan sebagainya. Sedangkan variabel
‘eksogen’ yang artinya mempengaruhi variabel endogen, misalnya kestabilan
politik, kestabilan nilai tukar mata uang, industri-industri produksinya
stabil,import dan eksport berjalan dengan lancar, keamanan mantap dan
sebagainya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kemauan dan kestabilan
politik serta kemauan untuk berkorban.
3
Pernyataan tersbut menunjukan bahwa perencanaan pembangunan
sebenaranya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Dalam hal ini,
dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan
berkelanjutan yang intinya dapat mensejahterakan kemampuan diberbagai
aspek kehidupan dan penghidupan berbangsa dan bernegara.
1.4 Sejarah Perencanaan Pembangunan di Indonsia
Menilik perjalanan yang panjang dalam republik ini, masa lalu adalah
cerita pahit bagi para generasi tua. Kerusakan parah yang melanda bangunan
material akibat perang kemerdekaan ikut mempersulit bagi percepatan
tercapainya cita-cita kesejateraan pembangunan di masa sekarang.
Sehubungan dengan perumusan strategi pembangunan, perdebatan utama
yang muncul, khususnya pada saat-saat awal perencanaan pembangunan
berkisar pada persoalan apakah prioritas diberikan untuk pengembangan
pertanian atau pengembangan industri. Dalam kaitan ini, Forbes (1986: 65)
mengemukakan, ilmu ekonomi yang muncul dalam tahun 1950-an dan tahun
1960-an pada dasarnya memusatkan perhaian pada kebutuhan untuk
memindahkan
negara-negara
dengan
basis
pertanian
yang
rendah
produktivitasnya ke basis industri yang tinggi produktivitasnya. Banyak
perencanaan yang pada mulanya tidak bersifat keruangan dan tidak
memperhitungkan lokasi pengembangan yang menjadi sasaran proyek.
Keadaan ini akan meningkatkan atau mengintensifkan pola inti-pinggiran
dalam suatu negara, sehingga keuntungan pembangunan cenderung terpusat
pada suatu
“wilayah tertentu“ (yang dimaksudkan adalah daerah
perkotaan lebih dominan daripada daerah pedesaan) dari pada menyebar ke
seluruh negeri. Akibantya dana-dana atau pembiayaan pembangunan,
penggalian sumber, menitikbertakan pada daerah perkotaan. Sehingga
semakin jelas menunjukan kecumburan sosial di dalam masyarakat sendiri.
Kebijaksanaan pemerintah terhadap masalah tersebut sebaiknya merupakan
bagian dari suatu kebijaksanaan dalam rencana pembangunan.
4
1.5 Perencanaan Pembangunan Nasional Versus Daerah
Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai salah satu sistem dapat
digambarkan sebagai berikut :
Jangka Panjang Pola Umum Pembangunan Nasional ( PUPN ) yang berisikan
Pola Pembangunan Nasional ( PDPN )
Pola Dasar Pembangunan Jangka Panjang (PDPJP)
Pola Dasar Pembangunan Jangka Menengah (PDPJM)
Jangka Menengah yang berisikan :
Strategi Dasar Pembangunan
Kerangka Rencana atau Kerangka Makro
Rencana Daerah-daerah (Regional)
Jangka Pendek ► Perencanaan Operasional Tahunan (POT) ► APBN, yang
berisikan
Rencana Sektor; Sub Sektor; Program; dan Proyek ( DIP ► PO)
Paket Kebijaksanaan
Perencanaan Pembangunan Di Tingkat Daerah, yaitu Daerah
Propinsi dan Kabupaten/Kota ► REPELITA DAERAH ► APBD
Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa ► Kepala Desa + BPD
Dalam hal perencanaan regional (daerah), untuk mendapatkan informasi mengenai
perencanaan regional (daerah), dibutuhkan monografi, potensi dan masalah-
5
masalah lainnya yang berkaitan dengan perencanaan regional. Di Indonesia
pembangunan regional diatur dalam UU N0. 32 Tahun 2004 (sebagai revisi UU
N0. 22 Tahun 1999) dalam Bab VII Pasal 150 sampai dengan pasal 154 tentang
Perencanaan Pembanguan Daerah. Pada pasal 150 ayat 3 disebutkan bahwa
Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara berjangka, meliputi :
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah disingkat dengan
RPJP Daerah untukjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang
memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu
kepada RPIP Nasional;
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disebut RPJM Daerah untuk jangka waktu 5 (lima ) tahun,
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah
yang
penyusunannya
berpedoman
kepada
RPJP
daerah
memperhatikan RPJM Nasional;
3.
RPJM Daerah tersebut di atas memuat arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan ekonomi, dan
program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja
perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif;
4. Rencana Kerja Pembangunan Daerah, selanjutnya disebut RKPD,
merupakan penjabaran dari RPJM Daerah untuk jangka waktu 1
(satu) tahun, yang memuat rancangan kerja ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan
mengacu kepada rencana kerja Pemerintah;
6
5. RPJP Daerah dan RPJMD ditetapkan dengan Perda berpedoman
pada Peraturan Pemerintah.
Selanjutnya pasal 151 UU No. 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa :
1. Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana strategis yang
selanjutnya disebut Renstra-SKPD yang memuat visi, misi tujuan strategi,
kebijakan, pedoman, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya, berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat Indikatif
2. (Renstra SKPD tersebut di atas dirumuskan dalam bentuk rencana kerja,
satuan kerja, perangkat kerja daerah yang memuat kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Dengan demikian, pentingnya perencanaan pembangunan menjadi acuan utama
dalam
lingkup
masyarakat
yang
berkembang.
Selain
itu,
perencanaan
pembangunan juga menjadi tugas pokok pemerintah yang ingin merencanakan
kehidupan yang sejahtera kepada masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman. Arief. 1995. Teori Pembanguan Dunia III. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Bintoro. Tjokromidjojo. 1985. Perencanaan Pembangunan
7
Effendi. Onong Uchjana. 1994. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Binacipta
Sumodiningrat. Gunawan dan Nugroho. Riant. 2005 Model Pembangunan
Indonesia Baru Menuju Negara-Negara yang Unggul dalam Persaingan
Global Jakarta : Alex media komputindo Gramedia
8
1.1 Latar Belakang dan Perlunya Perencanaan Pembangunan
Pembicaraan mengenai pembangunan tidak terlepas dari pemikran saya
akan pemerintahan sekarang setelah rezim orde baru. Pembicaraan akan
menjadi rumit, ketika membayangkan sistem pemerintahan yang ditangani
oleh para elite orba dan dibawah kontrol Presiden Soeharto. Spesifiknya
dalam pembangunan, tentunya sistem pembangunan yang belum merata masih
saja kita lihat sampai sekarang, dan boleh dikatakan belum memuaskan “pihak
penggiran”. Artinya, nalar publik akan pembangunan yang merata di era orba
hanya sebatas impian yang tidak akan ditumpahkan ke hadapan publik.
Persoalannya, adalah setiap orang yang ingin mengajukan ide ataupun pikiran
harus berkatian dengan konsep pemikrian para pengusa. Disitulah persolan
panjang bermunculan sampai berakhirnya masa itu.
Sekarang lahirnya Reformasi dengan segala rencana yang cukup
menjanjikan di masa depan. Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah
apakah arah yang dituju hanyalah berupa memori dan teori untuk menghiasi
perencanaan formalistik? Deviasi dan distirsi agenda dan implementasi masih
saja menyisakkan wujud yang belum pasti. Masyarakat dan negara seakanakan tak pernah memiliki cita-cita (perencanann pembangunan) karena
problem struktural dan keegoisan lebih eksesif daripada kehendak untuk
menegakkan kesejahteraan. Langkah-langkah yang dirancang di awal
reformasi hanya menyisakkan kenangan manis di atas lembaran putih.
Namun, perlu diingat dan ditegaskan bahwa
lahirnya suatu negara karena adanya masyarakat. Oleh karena itu, tugas
terpenting yang harus dilakanakan oleh sutau negara adalah merancang dan
merencanakan segala sesuatu (pembangunan) untuk kebahagiaan masyarakat
yang mendiami negara tersebut. Pengaturan negara dalam memenuhi
kebutuhan rakyatnya adalah tugas dan kewajiban negara.
1
Indonesia adalah negara dunia ketiga (negara berkembang) yang tentunya
memiliki benyak perencanaan (planning). Di sini, perencanaan sangat
diperlukan sebagai usaha atau tindakan yang rasional berdasarkan informasi,
penilaian dan perhitungan-perhitungan bagi sumber-sumber yang tersedia
(mis. aspirasi masyarakat) sehingga terwujudnya perubahan-perubahan yang
mendukung berbagai aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sesuai
dengan tujuannya (pembangunan). Sebagaimana yang ditegaskan oleh
Tjokromidjojo Bintoro dalam bukunya Perencanaan Pembangunan (1985)
bahwa, Perencanaan merupakan suatu tindakan, akan tetapi perencanaan
sebagai suatu proses karena perencanaan adalah suatu tindakan pilihan yang
terbaik atau menguntungkan dari berbagai pilihan atau alternatif dalam usaha
mencapai tujuan dan sasaran. Oleh karena itu, suatu perencanaan diperlukan
sebagai pedoman, dalam upaya untuk mencapai proses (pembangunan) yang
akan diinginkan bersama.
1.2 Maksud dan Tujuan Perencanaan Pembangunan
Pentingnya perencanaan pembangunan sebagaimana kita lihat bahwa
adanya perkembangan yang tidak merata diantara daerah-daerah di nusantara
ini. Hal ini tentunya menimbulkan kecumburuan publik, yang mengakibatkan
apa yang disebut “back wash effect”, artinya kenaikan tenaga kerja dan modal
tidak merata. Daerah pimggiran akan semakin mundur (yang miskin semakin
miskin, dan yang kaya semakin kaya) oleh karena itu harus dilaksanakan
“speed effect”, dalam, hai ini menaikkan dan memperluaskan kegiatan, yaitu
“pemerataan pembangunan”.
Definisi maksud dan tujuan perencaan pembangunan, harusnya menjadi
sarana yang perlu dipelajari sehingga memeliki arah yang jelas demi kerja
sama yang baik antara pemrintah dan rakyatnya. Oleh karena itu maskud dan
tujuan perencanaan pembangunan sebagaiamana yang telah dikatakan
sebelumnya
adalah
bahwa
sebagai
2
bentuk
pertimbangan
dalam
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang diinginkan bersama.
1.3 Dari Perencanaan Ekonomi Ke perencanaan Pembangunan
Semenjak Indonesia dibentuk dan merdeka serta mendapat pengakuan
publik
(internasional)
pemerintah
tentunya
melakukan
upaya-upaya
pembangunan dengan titik berat (fokusnya) pada pembangunan ekonomi.
Perekonomian yang maju dianggap sebagai tolak ukur untuk kemajuan suatu
bangsa/negara. Hal ini dipengaruhi juga dengan keadaan masyarakat
internasional,
terutama
negara-negara
yang
baru
merdeka
(sedang
berkembang) sama-sama mengadakan pembangunan ekonomi. Michael P.
Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga menyatakan
bahwa “Perencanaan ekonomi bisa diartikan dengan suatu usaha pemerintah
yang sungguh-sungguh untuk mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi
dalam jangka panjang dan untuk mempengaruhi secara langsung dan dalam
beberapa hal, bahkan mengendalikan tingkat dan pertumbuhan variabel
ekonomi yang penting dari suatu negara (penghasilan, konsumsi, lapangan
kerja, investasi, tabungan eksport, import dan lain-lain) dalam rangka usaha
untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan”. (1983 : 165).
Pada pelaksanaannya pembangunan yang menitikberatkan bidang ekonomi
belum
berhasil
memajukan
perkembangan
masyarakat
mencapai
kesejahteraan. Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh
banyak variabel. Diantaranya variabel ‘endogen’ yang artinya mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Misalnya kurs nilai mata uang,
kondisi politik, keamanan, industri dan sebagainya. Sedangkan variabel
‘eksogen’ yang artinya mempengaruhi variabel endogen, misalnya kestabilan
politik, kestabilan nilai tukar mata uang, industri-industri produksinya
stabil,import dan eksport berjalan dengan lancar, keamanan mantap dan
sebagainya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kemauan dan kestabilan
politik serta kemauan untuk berkorban.
3
Pernyataan tersbut menunjukan bahwa perencanaan pembangunan
sebenaranya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Dalam hal ini,
dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan
berkelanjutan yang intinya dapat mensejahterakan kemampuan diberbagai
aspek kehidupan dan penghidupan berbangsa dan bernegara.
1.4 Sejarah Perencanaan Pembangunan di Indonsia
Menilik perjalanan yang panjang dalam republik ini, masa lalu adalah
cerita pahit bagi para generasi tua. Kerusakan parah yang melanda bangunan
material akibat perang kemerdekaan ikut mempersulit bagi percepatan
tercapainya cita-cita kesejateraan pembangunan di masa sekarang.
Sehubungan dengan perumusan strategi pembangunan, perdebatan utama
yang muncul, khususnya pada saat-saat awal perencanaan pembangunan
berkisar pada persoalan apakah prioritas diberikan untuk pengembangan
pertanian atau pengembangan industri. Dalam kaitan ini, Forbes (1986: 65)
mengemukakan, ilmu ekonomi yang muncul dalam tahun 1950-an dan tahun
1960-an pada dasarnya memusatkan perhaian pada kebutuhan untuk
memindahkan
negara-negara
dengan
basis
pertanian
yang
rendah
produktivitasnya ke basis industri yang tinggi produktivitasnya. Banyak
perencanaan yang pada mulanya tidak bersifat keruangan dan tidak
memperhitungkan lokasi pengembangan yang menjadi sasaran proyek.
Keadaan ini akan meningkatkan atau mengintensifkan pola inti-pinggiran
dalam suatu negara, sehingga keuntungan pembangunan cenderung terpusat
pada suatu
“wilayah tertentu“ (yang dimaksudkan adalah daerah
perkotaan lebih dominan daripada daerah pedesaan) dari pada menyebar ke
seluruh negeri. Akibantya dana-dana atau pembiayaan pembangunan,
penggalian sumber, menitikbertakan pada daerah perkotaan. Sehingga
semakin jelas menunjukan kecumburan sosial di dalam masyarakat sendiri.
Kebijaksanaan pemerintah terhadap masalah tersebut sebaiknya merupakan
bagian dari suatu kebijaksanaan dalam rencana pembangunan.
4
1.5 Perencanaan Pembangunan Nasional Versus Daerah
Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai salah satu sistem dapat
digambarkan sebagai berikut :
Jangka Panjang Pola Umum Pembangunan Nasional ( PUPN ) yang berisikan
Pola Pembangunan Nasional ( PDPN )
Pola Dasar Pembangunan Jangka Panjang (PDPJP)
Pola Dasar Pembangunan Jangka Menengah (PDPJM)
Jangka Menengah yang berisikan :
Strategi Dasar Pembangunan
Kerangka Rencana atau Kerangka Makro
Rencana Daerah-daerah (Regional)
Jangka Pendek ► Perencanaan Operasional Tahunan (POT) ► APBN, yang
berisikan
Rencana Sektor; Sub Sektor; Program; dan Proyek ( DIP ► PO)
Paket Kebijaksanaan
Perencanaan Pembangunan Di Tingkat Daerah, yaitu Daerah
Propinsi dan Kabupaten/Kota ► REPELITA DAERAH ► APBD
Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa ► Kepala Desa + BPD
Dalam hal perencanaan regional (daerah), untuk mendapatkan informasi mengenai
perencanaan regional (daerah), dibutuhkan monografi, potensi dan masalah-
5
masalah lainnya yang berkaitan dengan perencanaan regional. Di Indonesia
pembangunan regional diatur dalam UU N0. 32 Tahun 2004 (sebagai revisi UU
N0. 22 Tahun 1999) dalam Bab VII Pasal 150 sampai dengan pasal 154 tentang
Perencanaan Pembanguan Daerah. Pada pasal 150 ayat 3 disebutkan bahwa
Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara berjangka, meliputi :
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah disingkat dengan
RPJP Daerah untukjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang
memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu
kepada RPIP Nasional;
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disebut RPJM Daerah untuk jangka waktu 5 (lima ) tahun,
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah
yang
penyusunannya
berpedoman
kepada
RPJP
daerah
memperhatikan RPJM Nasional;
3.
RPJM Daerah tersebut di atas memuat arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan ekonomi, dan
program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja
perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif;
4. Rencana Kerja Pembangunan Daerah, selanjutnya disebut RKPD,
merupakan penjabaran dari RPJM Daerah untuk jangka waktu 1
(satu) tahun, yang memuat rancangan kerja ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan
mengacu kepada rencana kerja Pemerintah;
6
5. RPJP Daerah dan RPJMD ditetapkan dengan Perda berpedoman
pada Peraturan Pemerintah.
Selanjutnya pasal 151 UU No. 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa :
1. Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana strategis yang
selanjutnya disebut Renstra-SKPD yang memuat visi, misi tujuan strategi,
kebijakan, pedoman, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya, berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat Indikatif
2. (Renstra SKPD tersebut di atas dirumuskan dalam bentuk rencana kerja,
satuan kerja, perangkat kerja daerah yang memuat kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Dengan demikian, pentingnya perencanaan pembangunan menjadi acuan utama
dalam
lingkup
masyarakat
yang
berkembang.
Selain
itu,
perencanaan
pembangunan juga menjadi tugas pokok pemerintah yang ingin merencanakan
kehidupan yang sejahtera kepada masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman. Arief. 1995. Teori Pembanguan Dunia III. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Bintoro. Tjokromidjojo. 1985. Perencanaan Pembangunan
7
Effendi. Onong Uchjana. 1994. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Binacipta
Sumodiningrat. Gunawan dan Nugroho. Riant. 2005 Model Pembangunan
Indonesia Baru Menuju Negara-Negara yang Unggul dalam Persaingan
Global Jakarta : Alex media komputindo Gramedia
8