KEBUTUHAN MANUSIA tentang kebutuhan (2)
MANUSIA BUTUH APA KEPADA TUHAN
Latar belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaanya, tak dapat dipungkiri untuk terbebas dari
kebutuhan terhadap Tuhannya. Baik kebutuhan dhahir maupun bathin. Dengan
berbagai sejuta upaya manusia demi mendapatkan kebutuhanya, hingga
jatuh bangun manusia mendapatkan kebutuhanya, manusia selalu ingin
mendapatkan kebutuhanya.
Tuhan yang sejatinya adalah sang dalang dari wayang yaitu
manusia, selalu memenuhi kebutuhan dari materi sampai abstraksi, tapi
disini kebutuhan apa yang paling mendasar yang dibutuhkan oleh
manusia itu sendiri? Dari yang paling primer hingga yang sekunder.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diturunkan ke bumi untuk menjadi khalifah,
dan pemimpin di atasnya, ketika manusia telah mendapat suatu tugas yang sangat mulia dan
berat sangat sesuailah kebutuhan yang harus memenuhi manusia tersebut, kebutuhan yang
membuat manusia bisa menjalankan tugasnya yang berat demi berlangsungnya kehidupan
yang damai dan harmonis.
Apa yang membuat manusia sangat butuh akan Tuhan-Nya? sehingga sangat penting
bahkan wajib untuk terpenuhi? Manusia hanya membutuhkan daya, upaya dan hidayah.
Ketiga sub kebutuhan ini sangat penting sekali, karena tanpa ketiga sub ini manusia tidak
akan maksimal bahkan akan gagal dalam menjalankan tugas mulia yang telah termandatkan
oleh Tuhan.
Pembahasaan
Kebutuhan yang paling mendasar adalah daya dan upaya. Seperti
dalil naqliyah yang la haula wa la quwata illa bi Allah hi al aliyyi al adim.
Yang artinya tiada daya dan upaya kecuali dari Allah ta’ala. Kebutuhan
yang mendasar ini sebagai starter utama untuk menjalankan kebutuhan
yang
yanglebih
kompleks.
Ketika
fase
kebutuhan
manusia
telah
melampaui dan mendapatkan kebutuhan yang paling primer ini, maka
akan menuju fase pembelajaran.
Untuk fase ini pembelajaran yang diajarkan dari tuhan yaitu
melewati rasul yang diutusnya bertujuan untuk memberi pelajaran dan
juga bekal hidup untuk menjalankan sistem di atas bumi ini, karena
manusia pada dasarnya adalah khalifah fi al ardh.dengan bekal kebutuhan
yang diberikan oleh tuhan yaitu daya dan upaya maupu pembelajaran
kepada manusia difungsikan menjalankan syari’at diatas bumi Allah.
Karakteristik makhluk hidup adalah bernafas, bergerak, dan berkembangbiak. Dan
syarat dari ketiga ini adalah daya yang diberikan oleh tuhan kepada manusia agar dapat
memenuhi hajat hidup, jika manusia tidak diberikan energi transendental yang berupa daya,
maka manusia akan kehilangan esensi, maupun eksistensinya sebagai makhluk hidup. Sering
kita melupakan siapa yang sebenarnya telah memberikan daya, maka dari itu Tuhan telah
memerintahkan kita agar senantiasa mengingat Tuhan dimanapun dan kapanpun kita berada,
agar terciptanya kausalitas, atau proses timbale balik antara pencipta dan makhluk.
Mengingat manusia telah diberikan daya, upaya dan pembelajaran
atau bisa juga disebut hidayah, untuk meyeimbangkan fungsi kebutuhan
juga diberikan nafsu, dan nafsu yang diberikan oleh Allah kepada manusia
ada 3 yaitu nafsu amarah, nafsu lawwamah dan nafsu mutmainnah1
Nafsu Ammarah
Nafsu Ammarah ialah Nafsu yang belum bisa membedakan antara
yang Haq dan yang bathil. Dan belum menerima risalah, belum
menentukan mana yang mudhorot, dan mana manfaat 2. Maka dari itu
manusia yang menggunakan nafsu ini terdorong untuk perbuatan yang
tidak patut dan jahil, dan akan timbul khianatdan menganggap semua
nasihat hanya menjauhkan dia dari tujuan.
Nafsu Lawwamah
Nafsu Lawwamah ialah jiwa yang telah mempunyai rasa insaf dan
menyesal setelah melakukan pelanggaran atau dosa 3, manusia yang
menggunakan nafsu ini tidak berani melakukan dosa dengan terang1 Tim MKKD IAIN Sunan Ampel, Akhlak Tasawuf ( Surabaya: IAIN SA Press, 2011 ) hal 190-192
2 Ibid hal 1
3 Ibid hal 1
terangan, karena ia sadar akan perbuatanya. Tetapi manusia yang seperti
ini belum mampu dan tidak kuat mengekang nafsu yang jahat.
Nafsu ini bisa melihat dirinya dalam keadaan sadar, dan dapat
membedakan mana yang baik dan bena, hanya rentan terhadap
kejahatanya. Apabila ia mengenal dirinya maka dia akan meninggalkan
segala perbuatan buruknya.
Nafsu Muthmainnah
Nafsu Muthmainnah, iala jiwa yang telah mendapatkan tuntutan,
bimbingan dan pemeliharaan yang baik dari Tuhannya 4. Ia dapat
mendapatkan ketenangan jiwa, melahirkan perbuatan terpuji, dan dapat
mengekang diri dari sifat tercela lainya, dan nafsu ini bisa dikatakan nafsu
yang sempurna.
Dengan demikian semakin kompleknya kebutuhan yang diberikan
kepada manusia oleh Tuhan, tetapi juga diimbangi dengan sebuah bekal
dari Tuhan kepada kita, untuk bisa mengarugi hidup, dan menuju
kehidupan yang lebih baik.
4 Ibid hal 1
KEBUTUHAN MANUSIA KEPADA TUHANNYA
Makalah
DiajukanUntukMemenuhi Tugas Mata Kuliah
TAUHID
Oleh
MOCH. FACHRUDIN AL ICHSANI
E01213045
FAKULTAS USHULUDDIN
JURUSAN AKIDAH FILSAFAT
ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2013
Latar belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaanya, tak dapat dipungkiri untuk terbebas dari
kebutuhan terhadap Tuhannya. Baik kebutuhan dhahir maupun bathin. Dengan
berbagai sejuta upaya manusia demi mendapatkan kebutuhanya, hingga
jatuh bangun manusia mendapatkan kebutuhanya, manusia selalu ingin
mendapatkan kebutuhanya.
Tuhan yang sejatinya adalah sang dalang dari wayang yaitu
manusia, selalu memenuhi kebutuhan dari materi sampai abstraksi, tapi
disini kebutuhan apa yang paling mendasar yang dibutuhkan oleh
manusia itu sendiri? Dari yang paling primer hingga yang sekunder.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diturunkan ke bumi untuk menjadi khalifah,
dan pemimpin di atasnya, ketika manusia telah mendapat suatu tugas yang sangat mulia dan
berat sangat sesuailah kebutuhan yang harus memenuhi manusia tersebut, kebutuhan yang
membuat manusia bisa menjalankan tugasnya yang berat demi berlangsungnya kehidupan
yang damai dan harmonis.
Apa yang membuat manusia sangat butuh akan Tuhan-Nya? sehingga sangat penting
bahkan wajib untuk terpenuhi? Manusia hanya membutuhkan daya, upaya dan hidayah.
Ketiga sub kebutuhan ini sangat penting sekali, karena tanpa ketiga sub ini manusia tidak
akan maksimal bahkan akan gagal dalam menjalankan tugas mulia yang telah termandatkan
oleh Tuhan.
Pembahasaan
Kebutuhan yang paling mendasar adalah daya dan upaya. Seperti
dalil naqliyah yang la haula wa la quwata illa bi Allah hi al aliyyi al adim.
Yang artinya tiada daya dan upaya kecuali dari Allah ta’ala. Kebutuhan
yang mendasar ini sebagai starter utama untuk menjalankan kebutuhan
yang
yanglebih
kompleks.
Ketika
fase
kebutuhan
manusia
telah
melampaui dan mendapatkan kebutuhan yang paling primer ini, maka
akan menuju fase pembelajaran.
Untuk fase ini pembelajaran yang diajarkan dari tuhan yaitu
melewati rasul yang diutusnya bertujuan untuk memberi pelajaran dan
juga bekal hidup untuk menjalankan sistem di atas bumi ini, karena
manusia pada dasarnya adalah khalifah fi al ardh.dengan bekal kebutuhan
yang diberikan oleh tuhan yaitu daya dan upaya maupu pembelajaran
kepada manusia difungsikan menjalankan syari’at diatas bumi Allah.
Karakteristik makhluk hidup adalah bernafas, bergerak, dan berkembangbiak. Dan
syarat dari ketiga ini adalah daya yang diberikan oleh tuhan kepada manusia agar dapat
memenuhi hajat hidup, jika manusia tidak diberikan energi transendental yang berupa daya,
maka manusia akan kehilangan esensi, maupun eksistensinya sebagai makhluk hidup. Sering
kita melupakan siapa yang sebenarnya telah memberikan daya, maka dari itu Tuhan telah
memerintahkan kita agar senantiasa mengingat Tuhan dimanapun dan kapanpun kita berada,
agar terciptanya kausalitas, atau proses timbale balik antara pencipta dan makhluk.
Mengingat manusia telah diberikan daya, upaya dan pembelajaran
atau bisa juga disebut hidayah, untuk meyeimbangkan fungsi kebutuhan
juga diberikan nafsu, dan nafsu yang diberikan oleh Allah kepada manusia
ada 3 yaitu nafsu amarah, nafsu lawwamah dan nafsu mutmainnah1
Nafsu Ammarah
Nafsu Ammarah ialah Nafsu yang belum bisa membedakan antara
yang Haq dan yang bathil. Dan belum menerima risalah, belum
menentukan mana yang mudhorot, dan mana manfaat 2. Maka dari itu
manusia yang menggunakan nafsu ini terdorong untuk perbuatan yang
tidak patut dan jahil, dan akan timbul khianatdan menganggap semua
nasihat hanya menjauhkan dia dari tujuan.
Nafsu Lawwamah
Nafsu Lawwamah ialah jiwa yang telah mempunyai rasa insaf dan
menyesal setelah melakukan pelanggaran atau dosa 3, manusia yang
menggunakan nafsu ini tidak berani melakukan dosa dengan terang1 Tim MKKD IAIN Sunan Ampel, Akhlak Tasawuf ( Surabaya: IAIN SA Press, 2011 ) hal 190-192
2 Ibid hal 1
3 Ibid hal 1
terangan, karena ia sadar akan perbuatanya. Tetapi manusia yang seperti
ini belum mampu dan tidak kuat mengekang nafsu yang jahat.
Nafsu ini bisa melihat dirinya dalam keadaan sadar, dan dapat
membedakan mana yang baik dan bena, hanya rentan terhadap
kejahatanya. Apabila ia mengenal dirinya maka dia akan meninggalkan
segala perbuatan buruknya.
Nafsu Muthmainnah
Nafsu Muthmainnah, iala jiwa yang telah mendapatkan tuntutan,
bimbingan dan pemeliharaan yang baik dari Tuhannya 4. Ia dapat
mendapatkan ketenangan jiwa, melahirkan perbuatan terpuji, dan dapat
mengekang diri dari sifat tercela lainya, dan nafsu ini bisa dikatakan nafsu
yang sempurna.
Dengan demikian semakin kompleknya kebutuhan yang diberikan
kepada manusia oleh Tuhan, tetapi juga diimbangi dengan sebuah bekal
dari Tuhan kepada kita, untuk bisa mengarugi hidup, dan menuju
kehidupan yang lebih baik.
4 Ibid hal 1
KEBUTUHAN MANUSIA KEPADA TUHANNYA
Makalah
DiajukanUntukMemenuhi Tugas Mata Kuliah
TAUHID
Oleh
MOCH. FACHRUDIN AL ICHSANI
E01213045
FAKULTAS USHULUDDIN
JURUSAN AKIDAH FILSAFAT
ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2013