Nyepi Siaran Sebagai Upaya Memanusiakan

Nyepi Siaran Sebagai Upaya Memanusiakan Manusia
Beberapa literatur menyebutkan bahwa Nyepi secara prinsip lebih pada upaya pengendalian
panca indria. Nyepi dengan pelaksanaan Catur Brata Penyepian menjadi jalan bagi upaya
meredakan nafsu indria yang ada dalam diri manusia. Amati Geni memiliki makna tidak
menyalakan api termasuk memasak dan berujung pada upaya melakukan puasa. Amati
Karya bermakna tidak bekerja dan upaya menyepikan indria. Amati Lelungaan memiliki arti
tidak bepergian dan menjadi langkah untuk mengistirahatkan badan. Terakhir, Amati
Lelanguan atau tidak mencari hiburan.
Pelaksanaan Nyepi di Bali setiap tahunnya kini selalu diikuti dengan pelaksanaan mematikan
seluruh operasional siaran dari lembaga penyiaran radio dan TV atau yang lebih dikenal dengan
Nyepi Siaran. Nyepi siaran menjadi sangat unik dan sejalan dengan pelaksanaan Nyepi yang
dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Ketika seluruh operasional siaran dari lembaga penyiaran
dimatikan maka secara otomatis mengurangi penggunaan listrik yang juga berarti melakukan
amati geni. Dengan tidak mempekerjakan karyawan saat Nyepi memiliki makna yang sama
dengan melakukan amati karya. Dengan tidak mempekerjakan karyawan berarti lembaga
penyiaran memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengistrirahatkan badan dan tidak
melakukan kegiatan bepergian, sehingga sejalan dengan amati lelanguan. Dengan tidak bersiaran
lembaga penyiaran juga tidak menyediakan sarana hiburan sehingga sejalan dengan konsep
amati lelanguan.
Jika ditelaah lebih dalam maka Nyepi siaran secara prinsip juga menjadi salah satu upaya dalam
memanusiakan manusia. Dalam artian memanusiakan para pekerja di lembaga penyiaran,

khususnya di Bali. Memanusiakan manusia khususnya pekerja lembaga penyiaran yang
dimaksud adalah menghargai pekerja sebagai manusia yang membutuhkan waktu untuk
mengistrirahatkan badan dan pikiran. Memberikan waktu kepada pekerja penyiaran untuk
melakukan koreksi terhadap berbagai program siaran yang selama ini dibuat. Ketika lembaga
penyiaran tidak bersiaran tentu bukan saja pekerja yang umat Hindu saja yang mendapatkan
kesempatan untuk mengistirahatkan badan dan pikiran tetapi juga pekerja penyiaran yang non
Hindu.
Nyepi siaran juga dapat menjadi kesempatan bagi lembaga penyiaran untuk melakukan evaluasi
program siaran. Apakah program siaran yang selama ini disajikan kepada pemirsa dan pendengar
sudah menempatkan manusia sebagai manusia. Mengingat tidak jarang isi program siaran
memuat konten ledekan, cacian, makian dan hujatan yang secara etika tidak sesuai dengan
Undang-Undang Penyiaran, Pedoman Prilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS).
Nyepi siaran menjadi salah satu bentuk dan komitmen perusahaan dalam hal ini lembaga
penyiaran terhadap para pekerjannya. Sebagai manusia, para pekerja membutuhkan waktu untuk
melakukan introfeksi diri. Pekerja juga memiliki hal untuk mengistrirahatkan badan yang selama
ini bekerja untuk menghadirkan hiburan bagi para pemirsa dan pendengar setiannya. Dalam

konteks ini Nyepi siaran tak sebatas pada penghormatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal yang
dimiliki masyarakat Bali, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap hak pekerja sebagai
manusia untuk diperlakukan secara manusiawi.

Nyepi Siaran pada dasarnya tidak sebatas pada upaya untuk terlibat dalam pengurangan atau
efisiensi penggunaan energi. Nyepi Siaran juga tidak sebatas memberikan kesempatan kepada
para pekerja penyiaran beristirahat. Nyepi Siaran juga bermakna menghentikan doktrin lembaga
penyiaran melalui siaran berita, iklan dan program lainnya terhadap para pemirsa dan pendengar.
Sehingga secara umum Nyepi siaran tidak saja mengistirahatkan para pekerja penyiaran tetapi
juga memberikan kesempatan kepada pendengar atau pemirsa untuk terbebas dari berbagai
informasi dan kepentingan selama satu hari penuh. Nyepi siaran menjadi kesempatan bagi
pemirsa dan pendengar lembaga penyiaran untuk mengembalikan pemikiran ke titik nol dari
derasnya jejalan arus informasi.
Oleh :
I Nengah Muliarta
Konsultan Penyiaran di Bali
Ketua AMSI Bali

Dokumen yang terkait

Analisis Komposisi Struktur Modal Yang Optimal Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Operasional Pada PT Telagamas Pertiwi Di Surabaya

1 65 76

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Peranan Deposito Sebagai Sumber Dana Pada PT. Bank X,Tbk. Cabang Buah Batu Bandung

3 47 1

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17