ALASAN IRAN MENYETUJUI PERJANJIAN DENGAN

Pendahuluan
Pengembangan Nuklir oleh beberapa Negara di dunia telah menjadi isu internasional
yang selalu diperdebatkan dalam berbagai forum internasional dan salah satu Negara yang
mengembangkan teknologi nuklir adalah Iran. Sudah menjadi rahasia umum jika selama ini
hubungan antara Iran dan negara-negara barat terutama AS kurang harmonis dimana AS
menuding bahwa Iran sebagai pembuat senjata nuklir yang mengancam keamanan dunia.
Pengembangan Nuklir Iran sendiri berawal dibawah pemerintahan presiden Shah
Reza Pahlevi pada tahun 1957 sebagai salah satu kejasama dari AS dalam program atom for
peace [CITATION Moc \l 1057 ].Namun dengan adanya revolusi Iran yang terjadi pada
tahun 1979 hubungan Iran dengan AS menjadi kurang harmonis.Dan hubungan antara Iran
dan AS semakin memburuk ketika dipimpin oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Pada minggu 24 November 2013 lalu,bertempat di Jenewa,Swiss terjadi kesepakatan
yang mengundang perhatian dunia internasional dimana telah terjadi kesepakatan antara Iran
dan kelompok P5+1 yang terdiri dari dewan keamanan PBB (AS,Prancis,Rusia,Inggris dan
China) beserta Jerman terkait pengembangan nuklir Iran.
Selama ini ini jika isu yang dibahas adalah mengenai nuklir Iran,selalu tidak adanya
titik temu dimana banyak Negara seperti AS dan Prancis mengklaim bahwa program nuklir
Iran sangat membahayakan keamanan dunia.Disisi lain Iran ingin diakui secara legal
mengenai hak Iran untuk pengembangan nuklir dan menolak pemberhentian pengayaan
nuklir dengan alasan penggunaan nuklir untuk tujuan damai (sebagai pemasok kekuatan
listrik).


Rumusan Masalah
1) Mengapa Iran mau menandatangani kesepakatan dengan kelompok P1+5 terkait
pengembangan nuklir ?

Landasan Teori dan Konseptual
Rational Choice Theory
Padamulanya rational choice theory banyak digunakan oleh ilmuwan ekonomi,
sebagai methode standar ekonomika mikro.Kemudian muncul sebagai teori yang berpengaruh
dalam ilmu politik sejak pertengahan tahun1950-an (dengan pioner Anthony
Downs).Perkembangan teori rational-choice merupakan bagian dari revolusi behavioral yang
terjadi dalam Ilmu Politik yang berkembang di Amerika Serikat.Teori ini menganalisa
bagaimana individu berperilaku dalam konteks politik, melalui metode-metode empirik.
Teori ini mengasumsikan bahwa perilaku politik hanya bisa dipahami sebagai hasil
pilihan rasional berdasarkan self interested individuals.Rational-choice memandang bahwa
pemahaman terhadap fenomena sosial dibangun dari pemahaman terhadap preferensi,
keyakinan, dan strategi individu. Individu-individu ini bertindak secara rasional ketika
mereka dirangsang oleh stimulus tertentu. Setiap individu mempunyai kapasitas rasional ;
dimana individu dapat menentukan rangking dari berbagai pilihan yang dimilikinya ; serta
membuat pilihan yang memaksimalkan kepentingannya. Prinsip manfaat dari teori ini adalah

individu akan membuat pilihan yang rasional.
Dalam membuat keputusan,Individu melakukannnya dengan ;
 Menimbang resiko dan manfaat; meminimalkan kepentingan orang lain;
meminimalkan resiko
 Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang egois
 Orientasi metodologi: deductive reasoning, predictive, dan empirical theory
 Sifat teori: empirical, predictive dan pescriptive
Konsep dasar dari rational Choice Theory adalah utilitas (utility),peluang(probability) dan
aturan keputusan (decision rule) [ CITATION FCS \l 1057 ].
1. Konsep utilitas/kegunaan manfaat dipakai sebagai dasar untuk membandingkan antara
kebaikan dan keburukan atau keuntungan dan biaya.Teori utilitas didesain untuk
memberikan pengukuran umum atas dasar manfaat-penghasilan,kesenangan,nutrisi
dan biaya,tantangan intelektual dan lingkungan sosial.Logika dasar yang diperlukan
untuk teori ini adalah; (1)Utilitas adalah fungsi yang mengambil manfaat sebagai
variabel dan menspesifikasi nilai dari manfaat terhadap agen sebagai hasil (result),
(2)bahwa agen rasional selalu memilih keluaran dengan utilitas yang lebih besar,dan
(3) segala utilitas adalah kontinyu (sehingga dimungkinkan untuk menambah utilitas).
2. Peluang(probability),konsep ini digunakan dalam menerangkan Resiko dan
ketidakpastian.Secara umum peluang dari sebuah kejadian adalah perkiraan
kemungkinan dari kejadian tersebut,dengan rentang antara 0-1,dimana 0 berarti tidak

mungkin terjadi dan 1 untuk hal yang pasti terjadi.
3. Dan yang terakhir adalah konsep Aturan keputusan (decision rule),Keuntungan dari
aturan ini adalah dia akan mengarahkan pada utilitas terbesar jika diaplikasikan pada
sejumlah besar situasi pilihan.

Dalam paper ini,penulis juga menggunakan Model Rational Actor dalam membantu
menganalisa masalah. Model ini diajukan oleh Graham T.Allison yang mendeskripsikan
proses pembuatan keputusan politik luar negeri digambarkan sebagai suatu proses intelektual
dimana perilaku pemerintah dianalogikan dengan perilaku individu yang bernalar dan
terkoordinasi yang mana berusaha menetapkan pilihan atas alternativ-alternativ yang
ada.Pilihan-polihan yang diambil oleh pemerintah harus memusatkan perhatian pada
penelaahan kepentingan nasional dari suatu bangsa,alternativ-alternativ haluan kebijaksanaan
yang bisa diambil oleh pemerintahnya,dan perhitungan untung rugi atas masing-masing
alternativ itu.
Dalam model ini digambarkan bahwa para pembuat keputusan didalam melakukan
pilihan atas alternativ-alternativ itu menggunakan kriteria “Optimalisasi hasil” yaitu
mengecilkan kerugian dan memaksimalkan keuntungan yang akan didapat.Selain itu mereka
juga diasumsikam bisa memperoleh informasi yang cukup banyak sehingga bisa melakukan
penelusuran tuntas terhadap semua alternativ kebijaksanaan yang mungkin dilakukan dan
semua sumber-sumber yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan yang mereka tetapkan.

[ CITATION Moh94 \l 1057 ].Model ini dikenal pula sebagai model strategik (model aksireaksi) yang digunakan para analis (terutama para ahli sejarah diplomasi) untuk menerapkan
tiap respon sebagai satu perhitungan rasional (rational calculation) untuk menghadapi
tindakan yang dilakukan pihak lain [CITATION Yan \l 1057 ].
Konsep kepentingan nasional (National Interest)
Kepentingan nasional adalah cita-cita yang perlu diperjuangkan untuk mewujudkan
kebutuhan bangsa sendiri demi tercapainya tatanan kehidupan bernegara yang sejahtera,adil
dan makmur[ CITATION Sar12 \l 1057 ].Dalam konsep ini negara dalam melakukan politik
luar negerinya menggunakan kepentingan nasional sebagai tujuan utama dan kepentingan
nasional setiap negara adalah mengejar kekuasaan (power) yaitu apa saja yang bisa
membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara lain yang bisa
diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerjasama.
Konsep kekuasaan (Power)
Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk mengontrol pikiran dan tindakan orang lain.
[ CITATION JMo48 \l 1057 ].Power memiliki tiga unsur penting,yang pertama adalah daya
paksa (force) yang dapat didefinisikan sebagai ancaman eksplisit atau penggunaan kekuatan
militer,ekonomi atau sarana pemaksa lainnya,unsur ini dapat dilihat secara langsung.Unsur
yang kedua adalah pengaruh (influence) yang dapat diartikan sebagai penggunaan alat-alat
persuasi (tanpa kekerasan).Dan unsur yang ketiga adalah wewenang/hegemoni
(authority),yaitu sikap tunduk secara sukarela pada arahan (nasehat/perintah) yang diberikan
oleh negara lain.Sifat ini muncul dari persepsi seperti penghormatan,solidaritas,kasih

sayang,kedekatan,mutu kepemimpinan,pengetahuan dan keahlian.
Konsep kemampuan (capability)
Columbis dan Wolfe mendefinisikan kemampuan sebagai atribut-atribut yang tampak nyata
(tangible) maupun yang tidak tampak nyata (intangible) yang dimiliki negara (atau aktor
politik lain) yang memungkinkan aktor itu untuk menerapkan power dalam kontaknya
dengan aktor-aktor lain [ CITATION Moh94 \l 1057 ]. Dalam bukunya Politics among
Nations, Morgenthau mengatakan bahwa negara memiliki delapan elemenths of national
power ; Geography,Natural Resources,Industrial Capacity,Military Preparedness,
Population,National Character,National Morale,The Quality of Diplomacy and The Quality
of Government. Dengan memaksimalkan elemenths of national power negara dan melihat
kekurangan negara, dalam politik luar negerinya,negara akan berusaha untuk mendapatkan

keuntungan yang sebesar-besarnya dan berusaha untuk mengecilkan kerugian yang akan
didapat.

Pembahasan
Hasil dari perjanjian Nuklir ini bagi Iran adalah Iran akan memperoleh US$ 7 miliar
sebagai pencabutan sanksi, sekitar US$ 4 miliar diantaranya merupakan pendapatan dari
penjualan minyak yang dibekukan di bank-bank di AS dan Eropa akibat penjatuhan sanksi
sebelumnya.Sebagai imbalannya Iran wajib menghentikan pengayaan uranium di bawah

5%menetralisir persediaan uranium 20%, dan menghentikan kemajuan dalam kapasitas
pengayaannya, menyediakan askses bagi inspeksi Badan Energi Atom Internasional
(International Atomic Energy Agency – IAEA) ke fasilitas pengayaan, reaktor dan gudang
penyimpanan [ CITATION Set13 \l 1057 ].
Penulis memberikan hipotesa bahwa alasan mengapa Iran mau menandatangani
kesepakatan dengan kelompok P5+1 didasari atas kepentingan nasional.Dimana dalam kasus
ini Pemerintah Iran memusatkan perhatian pada penelaahan kepentingan nasional negaranya
yang mana dengan adanya kesepakatan ini iran dapat tetap mengembangkan Nuklirnya dan
secara perlahan dapat memperbaiki perekonomiannya yang terpuruk semenjak delapan tahun
terakhir yang diakibatkan sanksi ekonomi dan politik yang berasal dari AS dan sekutunya.
Sanksi ekonomi yang diberikan UE sendiri berupa embargo minyak terhadap Iran pada bulan
Januari 2012 lalu dan sanksi tersebut yang telah berlaku efektif pada 1 Juli 2012 . UE juga
membekukan aset-aset yang dimiliki oleh Bank Sentral Iran, melarang perdagangan logam
mulia emas, berlian dan barang berharga milik badan publik Iran di Eropa. Kebijakan ini
diambil UE karena keengganan Iran bernegosiasi serta kekhawatiran Israel dan AS akan
melakukan aksi militer terhadap Iran bila tekanan ekonomi gagal. Sanksi ekonomi itu
melengkapi sanksi ekonomi berupa larangan kerja sama dengan bank, asuransi dan PMA
dalam sektor gas dan minyak bumi Iran, yang telah ditetapkan PBB kepada Iran. Alternativalternativ haluan kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah Iran adalah membuka kembali
negosiasi nuklir yang sempat terputus selama hampir tiga tahun [CITATION Adi12 \l 1057 ].
Keuntungan yang didapat Iran dengan diakui secara legal pengembangan nuklirnya

akan membawa dampak yang sangat besar bagi Iran ,hal ini karenakan ; nuklir merupakan
teknologi prestisius yang dapat membawa Iran menjadi bangsa yang maju. Konkretnya jika
Iran berhasil memanfaatkan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listriknya, maka
Iran akan dapat membangun pembangkit tenaga yang jauh lebih murah dan sangat efektif.
Dengan begitu anggaran subsidi untuk konsumsi listrik nasional yang teus meningkat dari
tahun ke tahun dapat dikurangi secara drastis. Itu artinya, untuk jangka panjang Iran akan
sangat dimungkinkan menjadi negara yang mandiri hampir di semua bidang. Dengan
memiliki alternatif teknologi nuklir, dan cadangan minyak yang besar, Iran jelas akan lahir
menjadi negara kaya. Sedangkan untuk jangka pendeknya Iran akan memperoleh devisa
negara yang sangat besar, seiring meningkatnya harga gas dan minyak dunia.

Selain itu, teknologi nuklir dapat membantu Iran dalam melawan segala bentuk
penindasan dan dominasi negara-negara barat atas Iran khususnya, serta negara-negara
berkembang umumnya. Ini jelas merupakan perisai tangguh yang dapat menangkis geliat
hegemoni barat atas Iran. Lebih dari itu program pengembangan nuklir dinilai dapat
meningkatkan semangat kemajuan seluruh rakyat Iran, yang selama ini hidup dalam berbagai
tekanan, embargo, dan kekangan dunia barat sejak bergulirnya Revolusi 1979. Ahmadinejad
menekankan bahwa, energi nuklir memiliki banyak manfaat hampir pada semua bidang
kehidupan, termasuk bidang pertanian dan kedokteran. Pada saat energi fosil telah habis
terkuras maka Iran akan mulai menjual energi nuklir pada bangsa lain dengan harga yang

sangat tidak terjangkau. Dengan begitu Iran dapat mendominasi dunia, dan terus
mempertahankannya [CITATION Rob13 \l 1057 ]
Disini pemerintah Iran melakukan penelaahan dan perhitungan untung rugi dengan
menggunakan kriteria “optimalisasi hasil” sesuai dengan model rational actor dan konsep
dasar dari rational Choice Theory yaitu utilitas (manfaat kegunaan).Dimana keuntungan yang
akan didapat Iran bukan hanya mengenai hak iran dalam mengembangkan nuklir dan
memperbaiki perekonomiannya,namun juga pada bidang politik.
Keuntungan lain dengan adanya kesepakatan dengan kelompok P1+5 terkait
pengembangan nuklir Iran juga akan mengembangkan kekuatan politik Iran dikancah
internasional yang dimulai dari kawasan timur tengah dimana dengan adanya kesepakatan ini
memberikan indikasi adanya perubahan geopolitik di timur tengah dan membuktikan
keunggulan strategi diplomasi pemerintahan Iran yang baru hal ini juga sesuai dengan konsep
dasar ke dua Rational Choice Theory yaitu peluang(probability). Yang mana dengan adanya
keberhasilan dari kesepakatan ini akan membuat Iran memiliki peluang yang besar dalam
mempengaruhi perpolitikan internasional.
Dengan letak geografis yang strategis,sumber daya minyak yang melimpah,dukungan
dari rakyat iran kepada pemerintah yang ditunjang oleh Teknologi
tinggi,sumberdaya,kekuatan militer yang kuat,kualitas diplomasi dan pemerintahan yang kuat
membuat Iran tumbuh menjadi negara yang patut diperhitungkan.Kebutuhan akan minyak
bumi dan gas dunia yang sangat tinggi dimana Iran adalah negara dengan pengekspor minyak

terbesar ke dua di OPEC [CITATION Adi12 \l 1057 ] membuat iran memiliki daya tawar
politik yang semakin kuat.Selain itu Iran juga akan semakin mudah melakukan perdagangan
dengan negara lain (terutama di kawasan Eropa dan Asia) yang sebelumnya selalu gagal
dikarenakan adanya pengaruh dari AS.
Keputusan yang diambil oleh pemerintah Iran sesuai dengan konsep Aturan
keputusan (decision rule) yang mana keuntungan dari aturan ini adalah dia akan mengarahkan
pada utilitas terbesar jika diaplikasikan pada sejumlah besar situasi pilihan dimana
keuntungan-keuntungan yang didapat dari kesepakatan nuklir Iran adalah Iran tetap dapa bisa
mengembangkan nuklirnya dan secara sah diakui dunia Internasional tanpa harus mengalami
embargo,tekanan dari AS dan uni Eopa.
Pengambilan keputusan kesepakatan perjanjian nuklir oleh Pemerintahan Iran dapat
dikatakan sesuai dengan Rational Choice Theory dikarenakan jika dilihat
kebelakang,sebelumnya pemerintah Iran tidak ingin melakukan perjanjian terkait
pengembangan nuklir dengan AS dan Uni Eropa.Namun dengan mempertimbangkan resiko
dan manfaat dari adanya perjanjian ini membuat pemerintah Iran pada akhirnya menyepakati
kesepakatan terkait pengayaan nuklirnya walapun perjanjian ini hanya akan berlangsung
secara enam bulan.

Kesimpulan


Dengan menggunakan Model Aktor Rasional penulis dapat menyimpulkan bahwa alasan
utama Iran untuk mau menandatangani kesepakatan dengan kelompok P1+5 terkait
pengembangan nuklir adalah dikarenakan faktor National Interest yang akan diperoleh Iran
dari adanya perjanjian ini.Pemerintah Iran sesuai dengan Rational Choice Theory melakukan
pengambilan keputusan Politik luar negerinya dengan mempertimbangkan keuntungan dan
berusaha meminimalisir kerugian yang akan didapat.Keuntungan yang di peroleh oleh Iran
dari perjanjian ini antara lain :




Diakui secara legal dalam mengembangkan nuklir Negaranya
Dapat memperbaiki sistem ekonomi negaranya yang diakibatkan oleh sanksi AS-Uni
Eropa
Perjanjian ini akan berdampak pada perpolitikan Iran di kancah Internasional terutama
di kawasan timur tengah yang dibuktikan dengan keberhasilan diplomasi iran yang
baru

Namun perjanjian Nuklir ini hanya berlangsung selama enam bulan dan belum
memperlihatkan hasil yang diprediksikan secara maksimal dikarenakan masih berlangsung .


Bibliography
Adiyanta, F. (t.thn.). Alternatif Metode Penjelasan Dan pendekatan Penelahan Hukum
Empiris. Teori Pilihan Rational, 3-4.
Elzabar, S. (2012). Kamus Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Utama.
Fahlevie, R. (2013). Peranan Mahmoud Ahmadinejas dalam Mengembangkan Iran Menjadi
Kekuatan Besar dikawasan Timur Tengah. Jurnal Hubungan Internasional, 7.
Fauzi, M. (2012). STRATEGI PEMERINTAHAN AHMADINEJAD DALAM
PENOLAKAN PENGHENTIAN PROGRAM NUKLIR IRAN YANG
BERDAMPAK TERHADAP SEMAKIN MEMBURUKNYA HUBUNGAN IRAN
DENGAN AMERIKA SERIKAT. Jurnal Skripsi, 2.
H.J.Morgenthau. (1948). POLITICS among Nations. New York.
Mas'oed, M. (1994). ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL Disiplin dan Metodologi.
Jakarta: PT Pustaka LP3ES.
Pujayanti, A. (2012). Sanksi Ekonomi Terhadap Iran dan Dampak Internasionalnya. Info
Singkat Hubungan Internasional , 1.
Setiawan, D. (2013). Kesepakatan Nuklir Iran . Anatomi dan Agenda, hal. 1.
Tapiheru, J. (2013). Rational Choice Theory. 3.
Yani, Y. M. (n.d.). Perspektif - Perspektif Politik Luar Negeri : Teori dan Praktis. Jurnal
Hubungan Internasional, 3.

ALASAN IRAN MENYETUJUI PERJANJIAN DENGAN
KELOMPOK P5+1 TERKAIT PENGEMBANGAN
NUKLIR IRAN

TUGAS

: TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL

DOSEN

: Dr.Nur Azizah M.Si

NAMA

: Rahayu Devita

NIM

: 20120510272

Kelas/ No.Absen

: C/26

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA