Tabel Komposisi Bahan Pakan Ternak di In
370
TABELTABEL DARI KOMPOSISI BAHAN MAKANAN
TERNAK UNTUK INDONESIA
TABLES OF FEED COMPOSITION
FOR INDONESIA
DATA ILMU MAKANAN UNTUK INDONESIA
NUTRITIONAL DATA
OLEH
HARI HARTADI, Lektor Muda
SOEDOMO REKSOHADIPRODJO, Dekan
PREPARED BY
L. C.KEARL, Associate Director
L.E. HARRIS, Director
SOEKANTO LEBDOSUKOJO, Professor
ALLEN D. TILLMAN, Visiting Professor
Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada
Program FFD, Yayasan Rockefeller
Yogyakarta, Indonesia
International Feedstuffs Institute
Department of Animal, Dairy,
and Veterinary Sciences
Utah Agricultural Experiment Station
Utah State University, UMC 46
Logan, Utah 84322 USA
Published by the International Feedstuffs Institute
Utah Agricultural Experiment Station, Utah State University
Logan, Utah
November 1980
Ucapan Terima Kasih
Pembuatan buletin dapat terlaksana berkat kerja sama
yang sangat erat dari para anggota staf pengajar di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia, Bagian Pendidikan untuk Program Pengembangan dari the Rockefeller Foundation, Yogyakarta
dan the International Feedstuffs Institute, Utah State
University, Logan, Utah. Pekerjaan ini sebagian dibiayaai
oleh the United States Agency for International Development dan the Rockefeller Foundation.
Para pengarang menyatakan penghargaan kepada seluruh instansi dan perorangan yang telah memberikan
sumbangan depada proyek:
Kepada lembagalembaga dan para ahli yang telah
memberikan informasi tentang bahanbahan makanan
tropis.
Kepada Sdr. Suprodjo Pusposutardjo dan Ny. Cayani
Koentjoro dalam bantuannya menterjemahkan informasiinformasi dari bahasa Inggris kedalam baliasa Indonesia.
Kepada Saudarasaudara (i) Howard Lloyd, Kim
Marshall, Janet Piggott, Rosemarie Obray, dan Karen
Kleinschuster, Utah State University, dalam bantuannya mengolah data, memprogramkan informasiinformasi dalam komputer, mengetik dan mengedit naskah,
dan
Kepada para anggota staf pengajar yang berdedikasi di
Universitas Gadjah Mada dan the International Feedstuffs
Institute terhadap pelayanannya kepada proyek.
Acknowledgement
This bulletin was made possible by the close cooperation of personnel in the Animal Husbandry Faculty
of the University of Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia,
the Education for Development Program of the Rockefeller Foundation, Yogyakarta, and the International
Feedstuffs Institute, Utah State University, Logan, Utah.
It was partially financed by the United States Agency
for International Development and the Rockefeller
Foundation.
The authors express their appreciation to all institutions and personnel who contributed to the project:
To the institutions and technical personnel supplying
information on tropical feeds.
To Mr. Suprodjo Pusposutardjo and Mrs. Cayani
Koetjoro for their help in the translations of the information from English to Bahasa Indonesia.
To Howard Lloyd, Kim Marshall, Janet Piggott,
Rosemarie Obray, and Karen Kleinschuster, Utah State
University for processing the data, developing computer
software to retrieve the information, typesetting and
editorial assistance, and
To the staff of dedicated people at the University
of Gadah Mada and the International Feedstuffs
Institute for their service to this project.
Pengontar
Memproduksi bahan makanan adalah merupakan suatu
pekerjaan yang sangat penting yang sedang dihadapi oleh
beberapa negara didunia. Olch karenanya, tantangan
secara keseluruhannya adalah suatu perkembangan dalam
arti mempergunakan seluruh sumber daya yang tersedia
secara efisien untuk mengbasilkan bahan makanan bagi
penduduknya. Dalam sektor produksi pertanian, cara
yang terbaik untuk melcapainya dalam hal ini dengan
jalan mengintegrasikan dalam suatu sistim produksi
hewanhewan (ternakternak) dan tanaman yang tersedia.
Suatu produksi hewan yang efisien dapat dicapai dengan
memberikannya balian makanan secara efisien sesuai
dengan tujuantujuan pemeliharaannya (daging, telur,
milk, kerja dan produksi sampingan), untuk ini memer,
lukan suatu pengetahuan tentang kebutuhan gizi hewan
dan komposisi dari bahanbahan makanan ternak yang
tersedia untuk makanannya. Tabeltabel dari komposisi
bahan makanan dalam buku ini dipersiapkan untuk dapat
dipakai di Indonesia oleh para pengajar, penyuluh,
petani, dan industriindustri bahan makanan dalam
menyeimbangkan ransum hewan (ternak) dan unggas
agar sumbersuniber bahan makanan yang tersedia
dipara petani dan perdagangan komersiil dapat dip
ergunakan sepenuhnya.
Tujuan utama dari para pengarang dalam mempersiap.
kan buku ini adalah untuk menyajikan dalam suatu pu
blikasi yang memuat beberapa informasi nilai gizi dari
bahanbahan makanan yang dipergunakan di Indonesia,
dan dengan batasanbatasan seperti yang tercantum
dibawah.
makanan tropis; yang lainnya dari nilainilai yang telah
dipublikasikan. Juga, agar tabeltabel ini lebih berman.
faat data bahan makanan dari Amerika Serikat (USA)
dan Canada disisipkan diwilayahwilayah yang terpilih
dan kesemuanya itu ditandai dengan sebuah plus (+).
Sebagai tambahan, nilai yang terhitung dari Amerika
Serikat dan Canada ditandai dengan sebuah ampersand
(&). Keseluruhan nilainilai yang tercantum dalam buku
ini dapat dipergunakan, dengan catatan, sampai nilainilai yang lebih terpercaya tersedia di Indonesia. Dalam
kaitannya dengan hal ini, diharapkan bahwa pekerjaan
kali ini akan berfungsi sebagai suatu perangsang untuk
perkembangan dari suatu program sistimatis di Indonesia
untuk mengumpulkan contohcontoh bahan makanan,
yang selanjutnya secara benar dicirikan dan diberi
nama, dianalisa dan informasiinformasi ini dicatat
dikembalikan keprogram komputer yang mengolah
tentang komposisi dari bahan makanan yang tersedia
untuk dipergunakan di Indonesia. Apabila pekerjaan
tersebut telah berlangsung, publikasi ini harus diganti
agar data yang dipergunakan dapat lebih gayut (relevant).
"Kamus Bahan Makanan" dari the International
Network of Feed Information Centers (INFIC) dipergunakan ttuk memberikan nama bahan makanan menurut: Nama llmiah (Latin) ini merupakan istilah pertama
dalam bahan makanan diikuti dengan nama dalam bahasa
Indonesia dan nama Bahan Makanan Internasional dalam
bahasa Inggris.
Agar sasaransasaran dari proyek dapat tercapai, informasi dari buku ini dapat dipergunakan oleh para mahasiswa dan pengajar untuk menambah pengetahuannya
tentang sumbersumber bahan makanan disuatu wilayah,
bagi para peneliti dalam bidang peternakan agar mereka
dapat lebih tercapai sasarannya, bagi para penyuluh,
dan bagi industriindustri bahan makanan agar kesemuanya dapat mernformulasikan diet yang lebih memenuhi,
sesuai dengan kebutuhan gizi bagi ternaknya dan dengan
itu mereka akan lebih memanfaatkan sumbersumber
bahan nakanan yang tersedia untuk menaikkan produksi
pangan dan serat bagi penduduknya. Akhirnya, buku
ini akan berfungsi sebagai suatuldasar untuk mendiskripsikan bahan nakanan dan mencirikan wilayahwilayah
yang tersedianya data sangat langka atau tidak ada sama
sekali.
Hari Haitadi
L. C. Kearl
Soedomo Reksohadiprodjo
L. E. Harris
Beberapa diantara kami (H.H., A. D. T., S. R.) telah
memulai mengumpulkan data tentang komposisi bahan
makanan semenjak tahun 1973 dengan maksud untuk
bahan pelajaran dalam llmu Gizi Terapan bagi mahasiswa
mahasiswa di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada. Data tentang makananmakanan di Indonesia pada
saat itu sangat terbatas, dan sampai saat sekarang demi
kian pula. Oleh karenanya kani mempergunakan infor
masi dan disarikan untuk dipergunakan oleh para maha
siswamahasiswa dalam praktikum menyeinibangkan
ransumransuni dilaboratorium. Dalam buku ini,
analisaaiialisa proksimasi dari bahanbahan makanan
mencirikan nilai ratarata yang terdapat di Indonesia
dan dari beberapa sumbersumber yang lain. Halhal
tersebut dipergunakan, seperti diterangkan dibeberapa
bagian dalam buku ini untuk menghitung data biologis
dari energi dan protein. Analisaanalisa bahan mineral
juga memasukkan nilainilai kalsium dan fosfor di Indo
nesia dan nilainilai yang telah dipubiikasikan dari bahan
Soekanto Lebdosukoyo
Allen D. Tillman
III
Foreword
Food production is the most important task facing
many countries in the world. Therefore, the challenge
to all is the development of a means to efficiently utilize
available resources to produce food for their people. In
the agricultural production sector, this is best accom
plished by integrating into one production system the
available animals and plants. As efficient animal produc
tion is accomplished by efficiently feeding the animals for
the purposes for which they are kept (meat, eggs, milk,
byproducts, work), this part requires a knowledge of the
animal's nutrient requirements and the composition of
the feeds available for feeding. The tables of feed com
position in this booklet were prepared for use in
Indonesia by teachers, extension personnel, farmers,
and the feed industry in balancing animal and poultry
rations in order to more fully utilize the feed resources
available on farms and in commercial trading. The
main objective of the authors in preparing the booklet
is to provide in one publication some nutritional
information on feeds used in Indonesia, and with the
limitations listed below.
Several of us (H.H., A.D.T., S.R.) began collecting
data un feed composition in 1973 in order to teach
classes in Applied Nutrition to stidents in Animal
Hushandry at the University of Gadjah Mada. Data on
Indonesia feeds were limited at that time, and still
are. Therefore, we used published information on feed
composition from tropical countries, and these were
recorded on source forms and summarized for use by
the students for laboratory exercises in balancing ra
tions. In this booklet, the proximate analyses of the
feeds represent the mean of values available in Indon
esia and of those from other sources. These were used
as explained elsewhere in the booklet for calculating the
biological data on energy and protein. Mineral analyses
also include Indonesia values on calcium and phosphorus
and published values on tropical feeds from other sources;
the others are from published values. Also, to make these
tables more useful, data from the United States, U.S.A.,
and Canadian feeds are inserted in selected areas and these
are indicated by a plus (+). In addition, calculated
United States and Canadian values are marked with an
ampersand (&). All values in this booklet can be used,
but with caution, until more and better values are available in Indonesia. In this light, it is hoped that this
exercise will act as a stimulus for the development of a
systematic program in Indonesia for collecting feed
samples correctly identifying and naming, analyzing, and
recording this infoimation for computer retrieval of the
composition on feeds available for use in Indonesia. When
this is done, this publication should be replaced in order
to use the more relevant data.
The "International Feed Vocabulary" of the International Network of Feed Information Centers (INFIC)
is used in naming the feeds: The scientific (Latin) name
is the first term in the feed name followed by the Indonesia name and the International Feed Name in English.
To fulfill the objectives of this project, the information
in this booklet can be used by students and educators to
increase their understanding of the feed resources of the
area, by those engaged in animal research that they may
more fully achieve their objectives, by extension workers,
and by the feed industry in order that all will te able to
formulate diets which more fully meet the nutrient
requirements of domestic animals and thereby they
will more fully utilize the feed resources for increasing
the production of food and fiber for their human pop.
ulations. Finally, it will serve as a basis for describing
feeds and identifying those areas for which data are
seriously limited or are absent.
Hari Hartadi
L. C. Kearl
Soedomo Reksohadiprodjo
Soekanto Lebdosukoyo
L. E.Harris
Allen D. Tillman
IV
Daftar Isi
UCAPAN TERIMA KASIH
PENGANTAR
I
III
PEDOMAN DALAM MENGGUNAKAN TABEL (DAFTAR)
KOMPOSISI BAHAN MAKANAN 1
Program Dunia 1
International Network of Feed Information Centers 1
Keanggotan Didalam INFIC 2
PusatPusat Tipe 1 2
PusatPusat Tipe II 2
AnggotaAnggota Pengamat 2
Pengamat Dengan Kedudukan Tidak Resmi 2
Pertanggungan Jawab Geografis 2
DefinisiDefinisi Dari IstilahIstilah Ilmu Gizi 2
Pemberian Nama BahanBahan Makanan 2
PerbendaharaanNania Bahan Makanan Internasional 3
Faset 1: Asalnmla/Sumber Dari Material Induk 3
Faset 2: Bagian (Part) 4
Faset 3: Prosesing dan PerlakuanPerlakuan 4
Faset 4: Tingkat Kedewasaan (Kematangan) 5
Faset 5: Peinotongan 6
Faset 6: Grade 6
KelasKelas Bahan Makanan Berdasarkan Karakteristik
Karakteristik Fisik dan Kimia dan Penggunaannya
8
Nomer Bahan Makanan Internasional 8
Keterangan Tentang Bahan Makanan Internasional
(Nama Bahan Makanan) 8
NamaNama Bahan Makanan Internasional 9
NamaNama Negara 9
Cara Mencari NamaNama Bahan Makanan Dalam Bahasa Indonesia
Didalam Tabel Komposisi Bahan Makanan 11
TabelTabel Komposisi Bahan Makanan 11
Data 11
ProsedurProsedur Yang Digunakan Dalam Penyederhanaan Data 11
Energi Tercerna (Digestible Energy) 11
Energi Termetabolisme (Metabolizable Energy) 11
Energi Neto (Net Energy) 12
Total Nutrient Tercerna (Total Digestible Nutrients) 12
Protein Tercerna (Digestible Protein) 12
Standard Vitamin A 12
Vitamin A 12
Betakarotena (Provitamin A) Ekuivalen (Dasar Pada Tikus) 12
DAFTAR PUSTAKA
14
V
KAMUS KECIL
29.
Kamus Kecil 1 Aneka Ragam lstilah Bahan Makanan dan Gizi 31
Kamus Kecil 2 Bagian (Bagian) Dari Bahan Makanan Induk
40
Kamus Kecil 3 ProsesProses dan PerlakuanPerlakuan yang Dijalankan
Terhadap Suatu Terhadap Suatu Produk Sebelum
Diberikan Kepada Hewan 52
Kamus Kecil 4 Tingkat Kedewasaan untuk TumbuhTumbuhan
Kamus Kecil 5
60
NamaNama Bahan Makanan Ternak Dalam Bahasa
Indonesia Dengan NamaNama Ilmiahnya (Latin) 62
Kamus Kecil 6 NamaNama Bahan Makanan Ternak Dalam Bahasa
Inggeris Dengan NamaNama Ilmiahnya (Latin) 65
TABELTABEL KOMPOSISI BAHAN MAKANAN
67
Tabel 12
Komposisi Bahan Makanan Ternak di Indonesia: Komposisi
Proksimasi; Protein Tercerna; TDN; Energi Tercerna (DE),
Tcrmetaboliskan (ME), Netto untuk Pemeliharaan (NEm),
Netto untuk Pertumbuhan (NEg), Netto untuk Produksi Susu
(Lactation) (NEI) (1) Seperti yang Diberikan dan (2) Atas
Dasar Bahan Kering 68
Tabel 13
Kandungan MineralMineral dan Vitamin Terpillih Dari Bahan
Bahan Makanan Ternak di Indonesia (1) Seperti yang
Diberikan dan (2) Atas Dasar Bahan Kering 104
Tabel 14
Kandungan Asam Amino Dari Beberapa Bahan Makanan
Ternak di Indonesia (1) Seperti yang Diberikan dan
(2) Atas Dasar Bahan Kering 130
Tabel 15
Komposisi Dari SuplemenSuplemen Mineral (1) Seperti
yang Diberikan dan (2) Atas Dasar Bahan Kering 140
vI:
Contents
ACKNOWLEDGEMENT
FOREWARD
iI
IV
GUIDE FOR USE OF TABLES OF FEED COMPOSITION
World Program
15
International Network of Feed Information Centers
Membership in INFIC
15
16
Type ICenters 16
Type 11 Centers 16
Observer Members 16
Unofficial Observing Status 16
Geographic Responsibilities 16
Definitions of Miscellaneous Nutrition Terms 16
Rationale for Naming Feeds 16
International Feed Vocabulary 17
Facet 1: Origin 17
Facet 2: Part 18
Facet 3: Process(es) and Treatments 19
Facet 4: Scage of Maturity 19
Facet 5: Cutting 19
Facet 6: Grade 21
Classes of Feeds by Physical and Chemical
Characteristics and Usage 21
International Feed Number 21
International Feed Description (Feed Name) 21
International Feed Names 22
Country Names 22
Locating Indonesian Feed Names in the Tables
of Feed Composition 22
The Feed Composition Tables 24
Data 24
Procedures Used in Summarization of Data
Digestible Energy 24
Metabolizable Energy 24
Net Energy 25
Total Digestible Nutrients 25
Digestible Protein 25
24
Vitamin A Standards 25
Vitamin A 25
Betacarotene (Pro.vitamin A) Equivalents
(Based on the Rat) 27
REFERENCES CITED
28
VII
15
GLOSSARIES
29
Glossary I
Miscellaneous Nutrition and Feed Terms
Glossary 2
Part(s) of Parent Feed Material
Glossary 3
Process(es) and Treatment(s) to Which the Product;
has been Subjected Before Feeding to the Animal 57
Glossary 4
Stages of Maturity for Plants
Glossary 5
Indonesian Feed Names with Their Scientific Names
Glossary 6
Common English Feed Names with their Scientific Names. 65
TABLES OF FEED COMPOSITION
36
47
61
67
Table 12
Composition of Indonesian Feeds: Proximate
Composition, Digestible Protein, TDN, Digestible,
Metabolizable, and Net Energy. Data Expressed
(1) As Fed (2) Mositure Free 68
Table 13
Selected Minerals and Vitamin Content of Some
Indonesian Feeds. Data Expressed (I) As Fed
(2) Mositure Free 104
Table 14
Amino Acid Content of Some Indonesian Feeds
Data Expressed (1) As Fed (2) Moisture Free 130
Table 15
Composition of Mineral Supplements (1) As Fed
(2) Moisture Free 140
VIII
62
Pedoman Dalam Menggunakan Tabel (Daftaor)
Komposisi Bahan Makanant
Tingkat perkembangan suatu negara sangat bergantung
dari laju perkembangan sosialekonomi dan sumbersumber
alamnya. Dalam pembicaraan umum, sumber alam adalah
populasi manusia dan tanah. Meskipun secara relatif kecil
usaha yang dapat dikerjakan dalam menaikkan kegunaan
sumbersumber alam, tetapi ada beberapa jalan untuk
mengembangkan penggunaannya. Hijauan padangan
ataupun yang ditanam yang dapat digunakan oleh hewan
liar dan hewan ternak adalah sumber alam yang ter
penting untuk produksi hasilhasil ternak; tetapi sumber
alam ini, sangat sering tidak mendapat perhatian. Untuk
itu dibutuhkan perhatian utama agar dapat dicapai peng
gunaan yang efisien dari hijauan makanan ternak tsb.
Kelangkaan kebutuhan bahan makan untuk manusia
menekankan pentingnya penggunaan bahanbahan yang
sesuai untuk kegunaan ini didalam makanan hewan ter
nak. Jadi hijauan dan limbah industri pertanian membentuk sumber utama dari makanan ternak, dan ini
membutuhkan analisa bagi setiap macam bahan tersebut.
Karena faktorfaktor lingkungan mempengaruhi
kekhususan khemik dan fisik dari spesiesspesies tanaman,
maka penelitian ilmu makanan ternak harus memperhati.
kan kondisi lingkungan dari suatu wilayah atau bahkan
wilayah yang lebih sempit. Faktorfaktor ini menun
jukkan pentingnya kebutuhan untuk mengumpulkan
data melalui penelitianpenelitian makanan ternak
praktis di semua negara.
Penggunaan dan nilai produksi dari bahanbahan
makanan dalam arti kata nilai ekonomi dan kebutuhan
kebutuhan nutrisional dari hewan ternak, harus dengan
tepat diketahui sebelum makanan ternak dan unggas
secara optimum dapat di formulasikan. Masalah utama
yang timbul dalam mengevaluasi bahan makanan pada
saat ini ialah langkanya informasi.
PROGRAM DUNIA
Mengetahui pentingnya suatu program dunia tentang
pengumpulan dan penyebarluasan dari informasi bahan
bahan makanan, Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian
dari Perserikatan BangsaBangsa (FAO) menghimbau
kepada wakilwakil dari negaranegara yang bekerja
sama dalam mengumpulkan komposisi bahan makanan
dan data biologi hewan ternak, untuk berkumpul dan
bermusyawarah tentang kemungkinan pengembangan
suatu organisasi dunia untuk mengumpulkan, mening
katkan, dan mempublikasikan daftardaftar komposisi
1
bahan makanan dan kebutuhan hewan ternak akan zatzat gizi untuk dipergunakan oleh semua negara. Di
tahun 1972, untuk menggairahkan aktivitas penelitian
dan pengumpulan bahanbahan makanan di seluruh dunia
dibentuklah International Network of Feed Information
Centers (INFIC) (Badan Kerjasama Internasional Untuk
Pusat Informasi BahanBahan Makanan). INFIC adalah
suatu badan pusatpusat pengumpulan data (informasi)
yang bertujuan menggairahkan kesejahteraan ternak
dan pertanian dengan cara menyediakan bankdata
yang sistenatik yang memuat informasi yang mutakhir
tentang nilainilai kimia dan biologi bahanbahan makanan
bagi ahliahli gizi ternak.
INTERNATIONAL NETWORK OF FEED
INFORMATION CENTERS
International Network of Feed Information Centers
(INFIC) digolonggolongkan berdasarkan bentuk
organisasi didalamnya dan bentuk pelayanannya.
Sampai saat sekarang pusatpusat tersebut digolonggolongkan dalam tiga tipe. Tipe I, Tipe II dan Pengamat.
Pusatpusat Tipe I adalah pusatpusat pengolahan.
Pusatpusat ini menjalankan fungsifungsi berikut:
bekerja sama dengan laboratoriumlaboratorium analitis
dalam hal pertukaran informasi dan data bahan kimia
yang berkaitan dengan nilainilai gizi dari bahan makanan;
bekerja sama dengan laboratoriumlaboratorium biologi
dalam memperoleh informasi tentang penggunaan bahan
makanan dari berbagai spesies binatang; mengecek keabsahan data; pemberian lambang (kode) dan mengolahnya
dalam bank data; menghasilkan data dalam bentuk data
terpakai bagi para peminat (tabeltabel bahan makanan;
cara tercapainya dll.), mengadakan pertukaran data
dengan pusatpusat INFIC yang lain.
Pusatpusat Tipe II adalah pusatpusat pengumpulan
dan penyebar luaskan data. Mereka melakukan tugastugas berikut: bekerja sama dengan laboratoriumlaboratorium analitis dalam pertukaran informasi dan
data bahan kimia yang berkaitan dengan nilainilai gizi
bahan makanan; bekerja sama dengan laboratoriumlaboratorium biologi untuk memperoleh informasi
tentang penggunaan bahan makanan dari berbagai
spesies binatang, mengecek keabsahan data, mengajukan
data kepusat Tipe I untuk diolah dan dimasukkan kebank data; menyebarluaskan informasi yang diterima
dari pusat Tipe I (Informasi ini diberikan mungkin atas
dasar permintaan).
Pertanggungan jawab geografis
Pusatpusat Pengamat adalah pusatpusat penyebar
luaskan dan manjalankan tugastugas berikut: mengamati
fungsifungsi dari pusatpusat yang lain dan membantu
dalam pemantapan hubungan dengan laboratorium
laboratorium dan instansiinstansi yang lain dalam
mencukupi (menyediakan) informasi yang langsung
diperlukan; menyebarluaskan informasi yang diterima
dari pusatpusat Tipe I dan Tipe II (informasi ini diberi
kan mungkin atas dasar permintaan).
Perwakilan-perwakilan INFIC bertanggungjawab
untuk melengkapi informasi bahan makanan dari wllayahwilayah berikut:
Africa: The Documentation Center, Hohenheim University, Stuttgart, Federal Republic of Germany, in cooperation with FAO; The International Livestock Center for
Africa, Addis Ababa, Ethiopia; and the L'lnstitut
d'Elevage et de Medecine Veterinaire des Pays Tropicaux,
MiasonsAlfort, France
KEANGGOTAAN DIDALAM INFIC
Europe: The Documentation Center, Hohenheim
University, Stuttgart, Federal Republic of Germany.
INFIC sifatnya terbuka bagi semua organisasi yang
berkepentingan dengan informasi bahan makanan. Set
iap pusat INFIC fungsinya tidak tergantung pada pusat
yang lain sesuai dengan tersedianya dana, tenaga, per
tukaran data, penelitian, dan publikasi.
Latin America: The Instituto Interamericano de Ciencias Agricolas, San Jose, Costa Rica; and the International
Feedstuffs Institute, Utah State University, Logan, Utah
USA.
Anggotanya saat sekarang adalah:
North America: The International Feedstuffs Institute,
Utah State University, Logan, Utah, USA; and the
Canadian Department of Agriculture, Ottawa, Canada.
Pusatpusat Tipe I
Australian Feeds Information Center
Dokumentationsstelle der Universitat Hohenheim
International Feedstuffs Institute
Oceania and Southeast Asia: Tie Australian Feeds
Information Center, Sydney, Australia.
Pusatpusat Tipe II
Agriculture Canada
Arab Center for Studies of Arid Zones and Dry Lands
College of Fisheries, Aquaculture Division
University of Washington
Institute d'Elevage et Me'decine Veterinaire des Pays
Tropicaux
Instituto Interamericano de Ciencias Agricolas
Korean Feedstuffs Institute
Ministry of Agriculture, Fisheries and Food, U.K.
Tropical Products Institute
DEFINISIDEFINISI DARI ISTILAHISTILAH
ILMU GIZI
AnggotaAnggota Pengamat
Dengan maksud mengoreksi ketidak tetapan di dalam
praktek pemberian nama bahanbahan makanan, suatu
sistem internasional dikembangkan di Amerika Serikat.
Sistem ini dimodifikasi dengan mengikutsertakan
beberapa aspek dari sistem yang dikembangkan di
Hohenheim, Jerman, dan ini dikenal sebagai PerbendaInternasional ("Inter
haraanNama Bahan Makanan
telah
Sistem ini
= IFV).
Feed Vocabulary"
Timur
dan Selatan,
Amerika Utara
tersebar luas di
Drfinisidefinis; dari istilahistilah ilmu gizi termuat
di dalam kamuskecil 1. Istilahistilah tersebut berguna
dalam menyeragamkan/menstandarisasi nomenklatur
yang dipergunakan dalam memformulasikan ransum
ternak.
PEMBERIAN NAMA BAHANBAHAN MAKANAN
Centraal Veevoederbureau in Nederland
Institut National de la Recherche Agronomnique
International Livestock Center for Africa
Universiti Pertanian, Malaysia
University of Ibadan
Verband Deutscher Landwirtschaftlicher UnterUnational
Lanitcater
und Feutsch
Verba
Forschungsanstalten
suchungsund
Tengah dan Eropa. Peniberian nama bahan makanan
dan prosedure perekaman datanya telah diterima oleh
INFIC. Sistem ini dirancang untuk memperkecil
kesulitankcsulitan dalam mengidentifikasi bahan
Pengamat Dengan Kedudukan Tidak Restni
Food and Agriculture Organization
2
makanan dengan cara memberikan nama yang menciri
kepada setiap bahan makanan, dan memberi kepastian
bagi standardisasi internasional dalam menentukan
bahan makanan, dan merekam serta menyimpan (dalam
bankdata) keterangan yang berhubungan dengan pro
duk yang digunakan sebagai bahan makanan ternak.
Perbendaharaan.nama Bahan Makanan Internasional
dirancang untuk memberi nana setiap bahan makanan
setepat dan selengkap mungkin. Ciriciri bahan makanan
dibedakan dan dipisahkan dengan mengkhususkan
kualitaskualitas dari bahanbahan makanan yang dihubung dengan perbedaanperbedaan nilai gizinya. Setiap
ciri atau nama internasional dari suatu bahan makanan
ditentukan dengan menggunakan pedonian pencirian dari
satu satu atau lebih dari keenam faset, sbb,:
PERBENDAHARAAN NAMA BAHAN MAKANAN
INTERNASIONAL
Banyak produk sampingan yang berasal dari bahan
makanan manusia cocok untuk makanan ternak. Sejalan
dengan perkembangan teknologi untuk memproses
makanan manusia, tambahan produksampingan akan
dengan sendirinya nieningkat. Apabila suatu pedoman
tidak dengan baik disiapkan untuk pemberian nama
produkproduk tsb., keraguan akan timbul. Banyak
produk yang digunakan sebagai makanan ternak diubah
dalain bentuk lain secara proses mekanis dan/atau kimia.
lial ini sering nieninibulkan perubahan nilai gizi dari
bahanbahan makanan. Biasanya, perubahanperubahan
ini menaikkan nilai gizi yang mengakibatkan kenaikan
efisiensi produksi ternak. Tetapi, hal ini sangat nienyu
karkan kerja pemberian nama yang tepat bagi bahan
makanan tsb.
Nanianama dari bahan makanan yang diperdagangkan
diatur oleh pemerintah seperti yang terjadi di Amerika
Serikat, Kanada, dan Mpsyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
Namanama tersebut nieliputi keterangan tentang
proses yang dikerjakan oleh perusahaan/pabrik dan
inungkin tanggungan kualitasnya. Nama seperti
tersebut biasanya rama dagang atau nama umum dan
tidak niemberikan keterangan yang jelas dan tepat dari
bahan makanan tersebut.
(1) Asalmula (Origin) meliputi nama ilmiah (genus,
spesies, varietas); nama umum (jenis, bangsa atau macam,
strain); dan rumus kimia yang benar.
(2) Bagian (Part) -diberikan kepada ternak, sebagaimana proses yang dialami.
(3) Prosesproses dan Perlakuanperlakuan . sebagal.
mana yang dialami oleh bagian tadi.
(4) Tingkat kedewasaan.
(5) Pemotongan (khususnya untuk hijauan).
(6) Grade (grade sesuai dengan tanggungan).
Pemberian nama bahan makanan dan keterangannya
yang lengkap secara internasional, meliputi seluruh
keterangan yang dapat diterapkan pada bahan makanan
tadi.
Faset 1: Asalmula/Sumber dari Material Induk
Asal dari bahanbahan induk mungkin bermula dari
satu diantara tiga tipe:
Tanamantanaman yang tertentu (barley, oats, kedele,
Dalam menelaah daftar pustaka, lebih dan 20 penusa
dsb.) atau tidak tertentu (padi.padian, rumputrumputan,
haan dan "nama umum" diketeinukan dengan namaleudb.
legume, dsb.)
yang berlainan untuk produk yang sania di tempat yang
bereda di dunia. lini menyukarkan identifikasi bahan
Hlewanhewan tertentu (sapi, domba, ayam, dsb.) atau
bahan makanan. Suatu nornenklatur bahan makanan
tidak tertentu (hewan darat, unggas, ikan, dsb.)
international disulkan oleh Harris (1963) dan larris
Mineralmineral dan obatobatan.
et al. (1980) untuk menanggulangi ketidaktetapan dalamn
pemberian narna bahanbahan makanan. Istilahistilah
Untuk tanaman atau hewan tertentu, setiap keterangan
dan definisidefinisi seperti yang diniodifikasikan oleh
dari faset asal terdiri dari:
INFIC, dikenal sebagai Perbendaharaan BahanBahan
Makanan Internasional (Ilarris et al. 1980). Nonienklatur Bahan Makanan Internasional menuat peraturan
Genus
untuk dapat digunakan oleh pemberi niama dalam mem
Spesies
beri istilah atau nania suatu bahan makanan. Dengan
menggunakan nornenklatur ini, lebih dari 17,000 bahan
Variates atau macam
rnakanan telah dinamakan dan diistilahkan. Nama
Nama umum (Nama kebiasaan).
nama ini digunakan di Amenrika Utara dan Selatan,
beberapa bagian Eropa, Timur Tengah, Australia, dan
Apabila mungkin, bahan makanan harus diberi keterangAsia Tenggara.
an dengan namanama umumnya sampai dengan tiga
3
biji, potongan daging, atau tulang. Pada saat ini, dikarenakan adanya pembagina/pemfraksian yang lebih
lanjut dari biji tanaman dan pencampuran kembali
dari bagianbagian menjadi bahan makanan baru setelah
diproses, banyak produk sampingan tersedia untuk
makanan ternak. Juga, produk sampingan dari penyia.
pan/processing daging dan ikan untuk konsumsi manusia.
tingkatan. Tingkat pertama harus namajenis (genera)
e.g., sapi, ikan, clover,jagung, dsb. Tingkat kedua
harus nana khusus (seperti niisalnya, bangsa atau
macam) e.g., Hereford, Cod, Clover merah, gamdum
musim dingin, dsb. Tingkat ketiga harus memuat sifat
sifat khusus yang penting lainnya (seperti misalnya strain
e.g., Atlantik). Contohcontoh suatu klasifikasi dimuat
di Tabel 1.
Setiap bagian harus dijelaskan dengan tepat disertai
keterangan kegunaan yang jelasjelas dirumuskan. Kete.
rangan dari bagianbagian dan dzf..sinya dimuat kamus
kecil 2. Contoh dan definisidefinisi adalah:
TABEL 1 Contoh Nama Bahan Makanan Dengan Asal
yang Spesifik dan Asal Tidak Spesifik
Asal Spesifik
Dedak (Bran)
Perikardium dari biji padipadian.
Asal
Tongkol (Cob)
Bagian dalam yang berserat dari
buah jagung, setelah bijibiji
jagung diambil.
Lembaga (Germ)
Genus
spesles
varletas
Name Umum
tingkat 1 Jenis
tlngkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
Bos
taurus
Scomber, Bromus
scombrus Inermis
Sapi
Ikan
Brome
Bakal tanaman (embrio) yang ada
didalam biji yang biasanya sering
dipisahkan dari bagian endosperma
Hereford
Mackerel
Atlantik
halus
yang berpati selama penggilingan.
Contoh namanama bahan makanan dengan bagianbagiannya dimuat di Tabel 2.
Asl Tidak.Spesifik (Nama/lmlah Tidak Terseda)
Asal
Genus
spesies
varietas
Nama Urnum
tlngkat 1 jenis
tingkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
Hewan
Hewan
....
Mkan
Ikan
Faset 3: Prosesing dan PerlakuanPerlakuan
Rumput
Banyak prosesing digunakan dalam penyiapan bahan
makanan ternak dan beberapa macam perlakuan mungkin
secara nyata mengubah nilai gizi dari bahanbahan tersebut. Panas mungkin merusak beberapa zat gizi atau
sebaliknya, beberapa zat gizi yang lain manjadi naik
nilai kegunaannya.
Rumput
.
Pembentukan "pellet" menaikkan koitsumsi sedangkan
penggilingan mungkin mempengaruhi daya cerna dan protein dan karbohidrat. Juga, sesuatu perlakuan mempengaruhi proporsi dant asamnasam lemak rantai pendek yang
diproduksi oleh mikroflora dalam rumen dari sapi perah
betina, schingga menurunkan kadar lemak air susu.
Bahan makanan dengan asal tidak khusus tidak mem
punyai namanama iliniah. Dalam kasus ini, nama umum
yang asli digunakan untuk mengganti nama ilmiah. Se
hingga nama umum yang asli dan nama ilmiah menjadi
sama (lihat Tabel 1).
Sangatlah penting bagi pemberi makan untuk berhatihati terhadap bahan makanan yang mengalami perlakuan
baik untuk pengawetan, pemurnian, pemekatan/pengkonsentrasian, atau untuk menaikkan nilai gizinya; atau
sebagai faktor yang tak terawasi yang dapat menurunkan
nilai gizi. Jadi, penjelasanpenjelasan dari asal dan bagian
harus diikuti dengan keterangan tentang perbedaan
metode perlakuan (prosesing), seperti misalnya pengawetan, pemisahan, pengurangan ukuran dan perlakuanperlakuan panas. Daftar susunan tentang keterangan
perlakuan dan definisinya dimuat dalarn kamus kecil 3.
Contoh dant definisidefinisi adalah:
Mineralmineral, obatobatan dan senyawasenyawa
kimia disusun dalam daftar berdasarkan nomenklatur
dant CRC (1977). Rumusrumus kimia digambarkan
apabila tersedia.
Faset 2: Bagian (Part) Diberikan kepada Hewan
Ternak Sebagaimana Dialami dalam Proses
Faset dari keterangan bahan makanan ini menerangkan
bagian dari bahan induk yang dimakan liewan ternak. Pada
waktu yang lainpau, bagian tanaman atau hewan yang da
pat dimakan adalah jelas, seperti misalnya, daun, tangkai,
4
TABEL 2 Contoh NamaNama Bahan Makanan, dengan
Asal dan Bagian
TABEL 3 Contoh Nama Dengan Asal, Bagian Dan
Proses (Perlakuan)
AsalSpesfik
Asal Spes/fik
Asal
Asal
Ge',us
spesies
BOS
taurus
variates
Scomber Bromus
scombrus Inarmis
-
Nama Umum
tingkat 1 Jenis
tingkat 2 bangsa/macam
Bo$
taurus
varletes
air susu
Ikan
Brome
Mackerel halus
Atlantik
utuh
baglan
aerial
Asel TIdak-Spesifik (Nama Ilmlah Tidak Tersedla)
tingkat 1 jenis
tingkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
Sapi
Hereford
spesies
varietas
Hewan
Ikan
varietasdigiling
A
tingkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
bagian
Ikan
Mackerel
Atlentlk
Brome
halus
-
air susu
utuh
baglan
aerial
proses
segar
direbus
dikeringkan
ekstraksi
mekanis
dikering
dengan
hembusan
udara
Rumput
kan
_n
_
Nama Umum
tingkat 1 Jenis
bagian
Asal
Genus
Scomber' "Bromus
scombrus Inermis
Nama Umum
Sapi
Hereford
tingkat 3 strain
bagian
Genus
spesles
Asal Tidak Spes/fik (Name Ilmlh Tidak Tersedla)
Hean
Ikan
-
_
hati
Rumput
Genus
limbah
perekat
Asal
spesies
baglan
varietas
Hewan
Ikan
Rumput
-
-
aerial
Name Umum
tingkat 1 jenis
tlngkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
Hewan
Ikan
Rumput
-
-
Renderedkering(DryRendered). Sisa dari jaringan
hewan yang dimasak didalam ketel uap setelah air
diuapkan; lemak dihilangkan dengan caa dialirkan
keluar (di kuras) dan residunya diproses.
Segar(Fresh). Baru saja diproduksi, tidak disimpan,
diperlakukan, atau diawetkan.
bagian
hatl
proses
sager
bagln
almbah
perekat
aerial
dlkering, disilase
ken
digiling
Dihidrolisa(Hydrolyzed). Suatu proses dimana molekul yang kompleks (e.g. seperti yang ada protein) di
pecah menjadi bagian/unit yang lebih sederhana dengan
reaksi kimia dengan menggunakan molekul air. (Reaksi
mungkin terjadi dengan kehadiran enzime, katalisator,
atau asam, atau dengan panas dan tekanan.
Ekstraksimekanis (Mechanically extracted). Diek
straksi dengan panas dan tekanan mekanis. Dimaksud
untuk menghilangkan lernak atau minyak dari biji.
bijian. Sinonim: expeller extracted, hydraulically
extracted, proses kuno.
Contohcontoh narna bahan makanan dengan pro
sesnya dimuat di Tabel 3.
Faset 4: Tingkat Kedewasaan (Kematangan)
Tingkat kedewasaan adalah faktor yang penting yang
mempengaruhi nilai gizi dari hijauan, silase dan beberapa
produk hewan ternak. Ada suatu tingkat kedewasaan
optimal dari tanamantanaman hijauan dimana lewat
batas tersebut (1) komposisi kimia, (2) perbandingan
daun dan batang, atau (3) banyaknya biji atau butiran
padian sangat besar pengaruhnya terhadap nilai gizi.
Bilamana tanamantanaman berbunga dan gugtir sesuai
dengan musimnya, tingkat kedewasaan dijelaskan/
diterangkan dengan panjang inasa tumbuh dari tanaman
tersebut.
TABEL 4 Contoh NamaNama Bahan Makanan Dengan
Asal, Bagian, Proses Dan Tingkat Kedewasaan
Sangat lebih sulit menentukan tingkattingkat pertum
buhan dan tanamantanaman yang tidak berbunga atau
berbunga secara tidak bergantung muslin seperti yang
terjadi pada tanamantanaman tropika. Perubahan
perubahan komposisi kimi, dan palatabilitas, biasanya,
sama seperti tanamantanaman yang tumbuh didaerah
AsalSpesifik
iklim subtropika. Karena kesukarankesukaran yang
Genus
Bos
timbul dalam menentukan tingkat kedewasaan dari
tanamantanaman yang berbunga dengan tidak bergantung
musim, maka lana masa tumbuh dari tanaman digunakan
sebagai "tingkat kedewasaan". Tingkat kedewasaan ini
didasarkan atas interval empat belas hari panenan. Con
toh: I sampai 14 hari tumbuh, 15 sampai 18 hari
tumbuh, dsb.
spesies
varietas
taurus
Bromus
scombrus Inermis
Scomber
Name Umum
tingkat 2 bangsa/macam' Herefordi
tingkat 3 strain
bagian
air susu
Mackerel
halus
Atlantlk
utuh
bagian
aerial
guna mengukur
Didaerah subtropika, metode langsung
pertumbuhan tanaman telah dikembangkan. Metode ini
menggunakan beberapa citra (visual) karakteristik yang
relatif mudah dikenali.
proses
segar
dikeringkan
direbus
ekstraksi dengan
ekaki
mekanis
dikering
dengan
hemnbusan
udara
ken
digiling
Contoh namanama bahan makanan dengan tingkat
kedewasaan dimuat dalam Tabel 4.
tingkat kedewasean
Tingkat kedewasaan dengan definisidefinisi dimuat
di kamus kecil 4.
Asal TldakSpesifik (Nama Imiah Tidak Tersedle)
Asal
Genus
spesies
Faset 5: Pemotongan
varletas
Beberapa tanaman hijauan dipotong dan dipanen
beberapa kali dalam satu tahun. Setiap potongan
Name Umum
tingkat 1 jenls
tingkat 2 bangsa/macam
mempunyai kandungan zat gizi yang kIhusus maupun
mulai
berbunga
Hewan
Hewan
.
Ikan
Ikan
Rumput
....
ciriciri fisiknya. Keterangan untuk ptongan didasari
pada saat dan cara pemotongan dari pemotongan pertama
sampai pemotongan terakhir dalarn satu tahun (pemoton
gan 2, dst.). Tingkattingkat kedewasLan didasarkan atas
tingkat pertumbuhan atau pertumbuhan kenbali (re
growth) dan, selanjutnya harus dipertimbangkan dalam
tingkat 3 strain
bagian
hati
limbah
proses
saear
.dikaring
batasbatas pemotongan.
tingkat kedewasean
Rumput
-
perekat
-
bagian
aerial
disilase
ken
dialling
Didaerah tropik dan subtropik, tanaman mungkin
dapat dipotong sepanjang tahun, khususnya bila diairi,
penghitungan dimulai dari penanaman pertama dari
suatu tahun penanaman.
dewasa
Faset 6: Grade
Beberapa bahan makanan yang diperdagangkan dan
bahan makanan ternak diberi grade resmi berdasarkan
komposisi dari kualitas kharakteristiknya. Bahan makanan
seperti ini dijual berdasarkan kualitasnya dan grade resminya. Jadi, gradegrade ini dan kualitas yang telah
ditentukan harus disertakan sebagai keterangan dari
bahan makanan tersebut. Tanggungan dinyatakan dengan istilah "lebih dan" (minimum) dan "kurang dari"
(maksimum) x % protein, lemak, dsb. "Kurang dari
Dikarenakan tingkat kedewasaan lebih penting daripada waktu pemotongan, pemotonganpemotongan
hijauan seringkali diikuti dengan data tingkat kedewasaan
bilarnana dimuat didalam tabeltabel komposisi bahan
makanan.
ContohContoh nama bahan makanan dengan
pemotongan dimuat di Tabel 5.
6
TABEL 5 Contoh NamaNama Makanan dengan Asal,
Bagian, Proses, Tingkat Kedewasaan dan Pemotongan
TABEL 6 Contoh NamaNama Bahan Makan dengan
Asal, Bagian, Proses, Tingkat Kedewasaan, Pemotongan
dan Grade
Asal Spesfik
A sal Spesifik
Asal
Genus
spesles
varletas
Scomber
scombrus
Sos
taurus
Asal
Bromus
Inermls
Genus
spesles
varletas
Sos
taurus
Scomber
scombrus
Bromus
inermis
Name Umum
tingkat 1 jenis
tingkat 2 bangse/macam
tingkat 3 strain
Sapi
Hereford
Name Umum
Ikan
Mackerel
Atlantik
Brome
halus
tingkat 1 jenis
tingkat 2 bangsaimacam
bagian
tingkat 3 strain
bagian
air susu
utuh
proses
segar
direbus
ekstraksi,
mekanis
dikerng
ken
digiling
aerial
Iken
Mackerel
Atlantik
Rumput
halus
bagian
bagian
air su
TABELTABEL DARI KOMPOSISI BAHAN MAKANAN
TERNAK UNTUK INDONESIA
TABLES OF FEED COMPOSITION
FOR INDONESIA
DATA ILMU MAKANAN UNTUK INDONESIA
NUTRITIONAL DATA
OLEH
HARI HARTADI, Lektor Muda
SOEDOMO REKSOHADIPRODJO, Dekan
PREPARED BY
L. C.KEARL, Associate Director
L.E. HARRIS, Director
SOEKANTO LEBDOSUKOJO, Professor
ALLEN D. TILLMAN, Visiting Professor
Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada
Program FFD, Yayasan Rockefeller
Yogyakarta, Indonesia
International Feedstuffs Institute
Department of Animal, Dairy,
and Veterinary Sciences
Utah Agricultural Experiment Station
Utah State University, UMC 46
Logan, Utah 84322 USA
Published by the International Feedstuffs Institute
Utah Agricultural Experiment Station, Utah State University
Logan, Utah
November 1980
Ucapan Terima Kasih
Pembuatan buletin dapat terlaksana berkat kerja sama
yang sangat erat dari para anggota staf pengajar di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia, Bagian Pendidikan untuk Program Pengembangan dari the Rockefeller Foundation, Yogyakarta
dan the International Feedstuffs Institute, Utah State
University, Logan, Utah. Pekerjaan ini sebagian dibiayaai
oleh the United States Agency for International Development dan the Rockefeller Foundation.
Para pengarang menyatakan penghargaan kepada seluruh instansi dan perorangan yang telah memberikan
sumbangan depada proyek:
Kepada lembagalembaga dan para ahli yang telah
memberikan informasi tentang bahanbahan makanan
tropis.
Kepada Sdr. Suprodjo Pusposutardjo dan Ny. Cayani
Koentjoro dalam bantuannya menterjemahkan informasiinformasi dari bahasa Inggris kedalam baliasa Indonesia.
Kepada Saudarasaudara (i) Howard Lloyd, Kim
Marshall, Janet Piggott, Rosemarie Obray, dan Karen
Kleinschuster, Utah State University, dalam bantuannya mengolah data, memprogramkan informasiinformasi dalam komputer, mengetik dan mengedit naskah,
dan
Kepada para anggota staf pengajar yang berdedikasi di
Universitas Gadjah Mada dan the International Feedstuffs
Institute terhadap pelayanannya kepada proyek.
Acknowledgement
This bulletin was made possible by the close cooperation of personnel in the Animal Husbandry Faculty
of the University of Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia,
the Education for Development Program of the Rockefeller Foundation, Yogyakarta, and the International
Feedstuffs Institute, Utah State University, Logan, Utah.
It was partially financed by the United States Agency
for International Development and the Rockefeller
Foundation.
The authors express their appreciation to all institutions and personnel who contributed to the project:
To the institutions and technical personnel supplying
information on tropical feeds.
To Mr. Suprodjo Pusposutardjo and Mrs. Cayani
Koetjoro for their help in the translations of the information from English to Bahasa Indonesia.
To Howard Lloyd, Kim Marshall, Janet Piggott,
Rosemarie Obray, and Karen Kleinschuster, Utah State
University for processing the data, developing computer
software to retrieve the information, typesetting and
editorial assistance, and
To the staff of dedicated people at the University
of Gadah Mada and the International Feedstuffs
Institute for their service to this project.
Pengontar
Memproduksi bahan makanan adalah merupakan suatu
pekerjaan yang sangat penting yang sedang dihadapi oleh
beberapa negara didunia. Olch karenanya, tantangan
secara keseluruhannya adalah suatu perkembangan dalam
arti mempergunakan seluruh sumber daya yang tersedia
secara efisien untuk mengbasilkan bahan makanan bagi
penduduknya. Dalam sektor produksi pertanian, cara
yang terbaik untuk melcapainya dalam hal ini dengan
jalan mengintegrasikan dalam suatu sistim produksi
hewanhewan (ternakternak) dan tanaman yang tersedia.
Suatu produksi hewan yang efisien dapat dicapai dengan
memberikannya balian makanan secara efisien sesuai
dengan tujuantujuan pemeliharaannya (daging, telur,
milk, kerja dan produksi sampingan), untuk ini memer,
lukan suatu pengetahuan tentang kebutuhan gizi hewan
dan komposisi dari bahanbahan makanan ternak yang
tersedia untuk makanannya. Tabeltabel dari komposisi
bahan makanan dalam buku ini dipersiapkan untuk dapat
dipakai di Indonesia oleh para pengajar, penyuluh,
petani, dan industriindustri bahan makanan dalam
menyeimbangkan ransum hewan (ternak) dan unggas
agar sumbersuniber bahan makanan yang tersedia
dipara petani dan perdagangan komersiil dapat dip
ergunakan sepenuhnya.
Tujuan utama dari para pengarang dalam mempersiap.
kan buku ini adalah untuk menyajikan dalam suatu pu
blikasi yang memuat beberapa informasi nilai gizi dari
bahanbahan makanan yang dipergunakan di Indonesia,
dan dengan batasanbatasan seperti yang tercantum
dibawah.
makanan tropis; yang lainnya dari nilainilai yang telah
dipublikasikan. Juga, agar tabeltabel ini lebih berman.
faat data bahan makanan dari Amerika Serikat (USA)
dan Canada disisipkan diwilayahwilayah yang terpilih
dan kesemuanya itu ditandai dengan sebuah plus (+).
Sebagai tambahan, nilai yang terhitung dari Amerika
Serikat dan Canada ditandai dengan sebuah ampersand
(&). Keseluruhan nilainilai yang tercantum dalam buku
ini dapat dipergunakan, dengan catatan, sampai nilainilai yang lebih terpercaya tersedia di Indonesia. Dalam
kaitannya dengan hal ini, diharapkan bahwa pekerjaan
kali ini akan berfungsi sebagai suatu perangsang untuk
perkembangan dari suatu program sistimatis di Indonesia
untuk mengumpulkan contohcontoh bahan makanan,
yang selanjutnya secara benar dicirikan dan diberi
nama, dianalisa dan informasiinformasi ini dicatat
dikembalikan keprogram komputer yang mengolah
tentang komposisi dari bahan makanan yang tersedia
untuk dipergunakan di Indonesia. Apabila pekerjaan
tersebut telah berlangsung, publikasi ini harus diganti
agar data yang dipergunakan dapat lebih gayut (relevant).
"Kamus Bahan Makanan" dari the International
Network of Feed Information Centers (INFIC) dipergunakan ttuk memberikan nama bahan makanan menurut: Nama llmiah (Latin) ini merupakan istilah pertama
dalam bahan makanan diikuti dengan nama dalam bahasa
Indonesia dan nama Bahan Makanan Internasional dalam
bahasa Inggris.
Agar sasaransasaran dari proyek dapat tercapai, informasi dari buku ini dapat dipergunakan oleh para mahasiswa dan pengajar untuk menambah pengetahuannya
tentang sumbersumber bahan makanan disuatu wilayah,
bagi para peneliti dalam bidang peternakan agar mereka
dapat lebih tercapai sasarannya, bagi para penyuluh,
dan bagi industriindustri bahan makanan agar kesemuanya dapat mernformulasikan diet yang lebih memenuhi,
sesuai dengan kebutuhan gizi bagi ternaknya dan dengan
itu mereka akan lebih memanfaatkan sumbersumber
bahan nakanan yang tersedia untuk menaikkan produksi
pangan dan serat bagi penduduknya. Akhirnya, buku
ini akan berfungsi sebagai suatuldasar untuk mendiskripsikan bahan nakanan dan mencirikan wilayahwilayah
yang tersedianya data sangat langka atau tidak ada sama
sekali.
Hari Haitadi
L. C. Kearl
Soedomo Reksohadiprodjo
L. E. Harris
Beberapa diantara kami (H.H., A. D. T., S. R.) telah
memulai mengumpulkan data tentang komposisi bahan
makanan semenjak tahun 1973 dengan maksud untuk
bahan pelajaran dalam llmu Gizi Terapan bagi mahasiswa
mahasiswa di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada. Data tentang makananmakanan di Indonesia pada
saat itu sangat terbatas, dan sampai saat sekarang demi
kian pula. Oleh karenanya kani mempergunakan infor
masi dan disarikan untuk dipergunakan oleh para maha
siswamahasiswa dalam praktikum menyeinibangkan
ransumransuni dilaboratorium. Dalam buku ini,
analisaaiialisa proksimasi dari bahanbahan makanan
mencirikan nilai ratarata yang terdapat di Indonesia
dan dari beberapa sumbersumber yang lain. Halhal
tersebut dipergunakan, seperti diterangkan dibeberapa
bagian dalam buku ini untuk menghitung data biologis
dari energi dan protein. Analisaanalisa bahan mineral
juga memasukkan nilainilai kalsium dan fosfor di Indo
nesia dan nilainilai yang telah dipubiikasikan dari bahan
Soekanto Lebdosukoyo
Allen D. Tillman
III
Foreword
Food production is the most important task facing
many countries in the world. Therefore, the challenge
to all is the development of a means to efficiently utilize
available resources to produce food for their people. In
the agricultural production sector, this is best accom
plished by integrating into one production system the
available animals and plants. As efficient animal produc
tion is accomplished by efficiently feeding the animals for
the purposes for which they are kept (meat, eggs, milk,
byproducts, work), this part requires a knowledge of the
animal's nutrient requirements and the composition of
the feeds available for feeding. The tables of feed com
position in this booklet were prepared for use in
Indonesia by teachers, extension personnel, farmers,
and the feed industry in balancing animal and poultry
rations in order to more fully utilize the feed resources
available on farms and in commercial trading. The
main objective of the authors in preparing the booklet
is to provide in one publication some nutritional
information on feeds used in Indonesia, and with the
limitations listed below.
Several of us (H.H., A.D.T., S.R.) began collecting
data un feed composition in 1973 in order to teach
classes in Applied Nutrition to stidents in Animal
Hushandry at the University of Gadjah Mada. Data on
Indonesia feeds were limited at that time, and still
are. Therefore, we used published information on feed
composition from tropical countries, and these were
recorded on source forms and summarized for use by
the students for laboratory exercises in balancing ra
tions. In this booklet, the proximate analyses of the
feeds represent the mean of values available in Indon
esia and of those from other sources. These were used
as explained elsewhere in the booklet for calculating the
biological data on energy and protein. Mineral analyses
also include Indonesia values on calcium and phosphorus
and published values on tropical feeds from other sources;
the others are from published values. Also, to make these
tables more useful, data from the United States, U.S.A.,
and Canadian feeds are inserted in selected areas and these
are indicated by a plus (+). In addition, calculated
United States and Canadian values are marked with an
ampersand (&). All values in this booklet can be used,
but with caution, until more and better values are available in Indonesia. In this light, it is hoped that this
exercise will act as a stimulus for the development of a
systematic program in Indonesia for collecting feed
samples correctly identifying and naming, analyzing, and
recording this infoimation for computer retrieval of the
composition on feeds available for use in Indonesia. When
this is done, this publication should be replaced in order
to use the more relevant data.
The "International Feed Vocabulary" of the International Network of Feed Information Centers (INFIC)
is used in naming the feeds: The scientific (Latin) name
is the first term in the feed name followed by the Indonesia name and the International Feed Name in English.
To fulfill the objectives of this project, the information
in this booklet can be used by students and educators to
increase their understanding of the feed resources of the
area, by those engaged in animal research that they may
more fully achieve their objectives, by extension workers,
and by the feed industry in order that all will te able to
formulate diets which more fully meet the nutrient
requirements of domestic animals and thereby they
will more fully utilize the feed resources for increasing
the production of food and fiber for their human pop.
ulations. Finally, it will serve as a basis for describing
feeds and identifying those areas for which data are
seriously limited or are absent.
Hari Hartadi
L. C. Kearl
Soedomo Reksohadiprodjo
Soekanto Lebdosukoyo
L. E.Harris
Allen D. Tillman
IV
Daftar Isi
UCAPAN TERIMA KASIH
PENGANTAR
I
III
PEDOMAN DALAM MENGGUNAKAN TABEL (DAFTAR)
KOMPOSISI BAHAN MAKANAN 1
Program Dunia 1
International Network of Feed Information Centers 1
Keanggotan Didalam INFIC 2
PusatPusat Tipe 1 2
PusatPusat Tipe II 2
AnggotaAnggota Pengamat 2
Pengamat Dengan Kedudukan Tidak Resmi 2
Pertanggungan Jawab Geografis 2
DefinisiDefinisi Dari IstilahIstilah Ilmu Gizi 2
Pemberian Nama BahanBahan Makanan 2
PerbendaharaanNania Bahan Makanan Internasional 3
Faset 1: Asalnmla/Sumber Dari Material Induk 3
Faset 2: Bagian (Part) 4
Faset 3: Prosesing dan PerlakuanPerlakuan 4
Faset 4: Tingkat Kedewasaan (Kematangan) 5
Faset 5: Peinotongan 6
Faset 6: Grade 6
KelasKelas Bahan Makanan Berdasarkan Karakteristik
Karakteristik Fisik dan Kimia dan Penggunaannya
8
Nomer Bahan Makanan Internasional 8
Keterangan Tentang Bahan Makanan Internasional
(Nama Bahan Makanan) 8
NamaNama Bahan Makanan Internasional 9
NamaNama Negara 9
Cara Mencari NamaNama Bahan Makanan Dalam Bahasa Indonesia
Didalam Tabel Komposisi Bahan Makanan 11
TabelTabel Komposisi Bahan Makanan 11
Data 11
ProsedurProsedur Yang Digunakan Dalam Penyederhanaan Data 11
Energi Tercerna (Digestible Energy) 11
Energi Termetabolisme (Metabolizable Energy) 11
Energi Neto (Net Energy) 12
Total Nutrient Tercerna (Total Digestible Nutrients) 12
Protein Tercerna (Digestible Protein) 12
Standard Vitamin A 12
Vitamin A 12
Betakarotena (Provitamin A) Ekuivalen (Dasar Pada Tikus) 12
DAFTAR PUSTAKA
14
V
KAMUS KECIL
29.
Kamus Kecil 1 Aneka Ragam lstilah Bahan Makanan dan Gizi 31
Kamus Kecil 2 Bagian (Bagian) Dari Bahan Makanan Induk
40
Kamus Kecil 3 ProsesProses dan PerlakuanPerlakuan yang Dijalankan
Terhadap Suatu Terhadap Suatu Produk Sebelum
Diberikan Kepada Hewan 52
Kamus Kecil 4 Tingkat Kedewasaan untuk TumbuhTumbuhan
Kamus Kecil 5
60
NamaNama Bahan Makanan Ternak Dalam Bahasa
Indonesia Dengan NamaNama Ilmiahnya (Latin) 62
Kamus Kecil 6 NamaNama Bahan Makanan Ternak Dalam Bahasa
Inggeris Dengan NamaNama Ilmiahnya (Latin) 65
TABELTABEL KOMPOSISI BAHAN MAKANAN
67
Tabel 12
Komposisi Bahan Makanan Ternak di Indonesia: Komposisi
Proksimasi; Protein Tercerna; TDN; Energi Tercerna (DE),
Tcrmetaboliskan (ME), Netto untuk Pemeliharaan (NEm),
Netto untuk Pertumbuhan (NEg), Netto untuk Produksi Susu
(Lactation) (NEI) (1) Seperti yang Diberikan dan (2) Atas
Dasar Bahan Kering 68
Tabel 13
Kandungan MineralMineral dan Vitamin Terpillih Dari Bahan
Bahan Makanan Ternak di Indonesia (1) Seperti yang
Diberikan dan (2) Atas Dasar Bahan Kering 104
Tabel 14
Kandungan Asam Amino Dari Beberapa Bahan Makanan
Ternak di Indonesia (1) Seperti yang Diberikan dan
(2) Atas Dasar Bahan Kering 130
Tabel 15
Komposisi Dari SuplemenSuplemen Mineral (1) Seperti
yang Diberikan dan (2) Atas Dasar Bahan Kering 140
vI:
Contents
ACKNOWLEDGEMENT
FOREWARD
iI
IV
GUIDE FOR USE OF TABLES OF FEED COMPOSITION
World Program
15
International Network of Feed Information Centers
Membership in INFIC
15
16
Type ICenters 16
Type 11 Centers 16
Observer Members 16
Unofficial Observing Status 16
Geographic Responsibilities 16
Definitions of Miscellaneous Nutrition Terms 16
Rationale for Naming Feeds 16
International Feed Vocabulary 17
Facet 1: Origin 17
Facet 2: Part 18
Facet 3: Process(es) and Treatments 19
Facet 4: Scage of Maturity 19
Facet 5: Cutting 19
Facet 6: Grade 21
Classes of Feeds by Physical and Chemical
Characteristics and Usage 21
International Feed Number 21
International Feed Description (Feed Name) 21
International Feed Names 22
Country Names 22
Locating Indonesian Feed Names in the Tables
of Feed Composition 22
The Feed Composition Tables 24
Data 24
Procedures Used in Summarization of Data
Digestible Energy 24
Metabolizable Energy 24
Net Energy 25
Total Digestible Nutrients 25
Digestible Protein 25
24
Vitamin A Standards 25
Vitamin A 25
Betacarotene (Pro.vitamin A) Equivalents
(Based on the Rat) 27
REFERENCES CITED
28
VII
15
GLOSSARIES
29
Glossary I
Miscellaneous Nutrition and Feed Terms
Glossary 2
Part(s) of Parent Feed Material
Glossary 3
Process(es) and Treatment(s) to Which the Product;
has been Subjected Before Feeding to the Animal 57
Glossary 4
Stages of Maturity for Plants
Glossary 5
Indonesian Feed Names with Their Scientific Names
Glossary 6
Common English Feed Names with their Scientific Names. 65
TABLES OF FEED COMPOSITION
36
47
61
67
Table 12
Composition of Indonesian Feeds: Proximate
Composition, Digestible Protein, TDN, Digestible,
Metabolizable, and Net Energy. Data Expressed
(1) As Fed (2) Mositure Free 68
Table 13
Selected Minerals and Vitamin Content of Some
Indonesian Feeds. Data Expressed (I) As Fed
(2) Mositure Free 104
Table 14
Amino Acid Content of Some Indonesian Feeds
Data Expressed (1) As Fed (2) Moisture Free 130
Table 15
Composition of Mineral Supplements (1) As Fed
(2) Moisture Free 140
VIII
62
Pedoman Dalam Menggunakan Tabel (Daftaor)
Komposisi Bahan Makanant
Tingkat perkembangan suatu negara sangat bergantung
dari laju perkembangan sosialekonomi dan sumbersumber
alamnya. Dalam pembicaraan umum, sumber alam adalah
populasi manusia dan tanah. Meskipun secara relatif kecil
usaha yang dapat dikerjakan dalam menaikkan kegunaan
sumbersumber alam, tetapi ada beberapa jalan untuk
mengembangkan penggunaannya. Hijauan padangan
ataupun yang ditanam yang dapat digunakan oleh hewan
liar dan hewan ternak adalah sumber alam yang ter
penting untuk produksi hasilhasil ternak; tetapi sumber
alam ini, sangat sering tidak mendapat perhatian. Untuk
itu dibutuhkan perhatian utama agar dapat dicapai peng
gunaan yang efisien dari hijauan makanan ternak tsb.
Kelangkaan kebutuhan bahan makan untuk manusia
menekankan pentingnya penggunaan bahanbahan yang
sesuai untuk kegunaan ini didalam makanan hewan ter
nak. Jadi hijauan dan limbah industri pertanian membentuk sumber utama dari makanan ternak, dan ini
membutuhkan analisa bagi setiap macam bahan tersebut.
Karena faktorfaktor lingkungan mempengaruhi
kekhususan khemik dan fisik dari spesiesspesies tanaman,
maka penelitian ilmu makanan ternak harus memperhati.
kan kondisi lingkungan dari suatu wilayah atau bahkan
wilayah yang lebih sempit. Faktorfaktor ini menun
jukkan pentingnya kebutuhan untuk mengumpulkan
data melalui penelitianpenelitian makanan ternak
praktis di semua negara.
Penggunaan dan nilai produksi dari bahanbahan
makanan dalam arti kata nilai ekonomi dan kebutuhan
kebutuhan nutrisional dari hewan ternak, harus dengan
tepat diketahui sebelum makanan ternak dan unggas
secara optimum dapat di formulasikan. Masalah utama
yang timbul dalam mengevaluasi bahan makanan pada
saat ini ialah langkanya informasi.
PROGRAM DUNIA
Mengetahui pentingnya suatu program dunia tentang
pengumpulan dan penyebarluasan dari informasi bahan
bahan makanan, Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian
dari Perserikatan BangsaBangsa (FAO) menghimbau
kepada wakilwakil dari negaranegara yang bekerja
sama dalam mengumpulkan komposisi bahan makanan
dan data biologi hewan ternak, untuk berkumpul dan
bermusyawarah tentang kemungkinan pengembangan
suatu organisasi dunia untuk mengumpulkan, mening
katkan, dan mempublikasikan daftardaftar komposisi
1
bahan makanan dan kebutuhan hewan ternak akan zatzat gizi untuk dipergunakan oleh semua negara. Di
tahun 1972, untuk menggairahkan aktivitas penelitian
dan pengumpulan bahanbahan makanan di seluruh dunia
dibentuklah International Network of Feed Information
Centers (INFIC) (Badan Kerjasama Internasional Untuk
Pusat Informasi BahanBahan Makanan). INFIC adalah
suatu badan pusatpusat pengumpulan data (informasi)
yang bertujuan menggairahkan kesejahteraan ternak
dan pertanian dengan cara menyediakan bankdata
yang sistenatik yang memuat informasi yang mutakhir
tentang nilainilai kimia dan biologi bahanbahan makanan
bagi ahliahli gizi ternak.
INTERNATIONAL NETWORK OF FEED
INFORMATION CENTERS
International Network of Feed Information Centers
(INFIC) digolonggolongkan berdasarkan bentuk
organisasi didalamnya dan bentuk pelayanannya.
Sampai saat sekarang pusatpusat tersebut digolonggolongkan dalam tiga tipe. Tipe I, Tipe II dan Pengamat.
Pusatpusat Tipe I adalah pusatpusat pengolahan.
Pusatpusat ini menjalankan fungsifungsi berikut:
bekerja sama dengan laboratoriumlaboratorium analitis
dalam hal pertukaran informasi dan data bahan kimia
yang berkaitan dengan nilainilai gizi dari bahan makanan;
bekerja sama dengan laboratoriumlaboratorium biologi
dalam memperoleh informasi tentang penggunaan bahan
makanan dari berbagai spesies binatang; mengecek keabsahan data; pemberian lambang (kode) dan mengolahnya
dalam bank data; menghasilkan data dalam bentuk data
terpakai bagi para peminat (tabeltabel bahan makanan;
cara tercapainya dll.), mengadakan pertukaran data
dengan pusatpusat INFIC yang lain.
Pusatpusat Tipe II adalah pusatpusat pengumpulan
dan penyebar luaskan data. Mereka melakukan tugastugas berikut: bekerja sama dengan laboratoriumlaboratorium analitis dalam pertukaran informasi dan
data bahan kimia yang berkaitan dengan nilainilai gizi
bahan makanan; bekerja sama dengan laboratoriumlaboratorium biologi untuk memperoleh informasi
tentang penggunaan bahan makanan dari berbagai
spesies binatang, mengecek keabsahan data, mengajukan
data kepusat Tipe I untuk diolah dan dimasukkan kebank data; menyebarluaskan informasi yang diterima
dari pusat Tipe I (Informasi ini diberikan mungkin atas
dasar permintaan).
Pertanggungan jawab geografis
Pusatpusat Pengamat adalah pusatpusat penyebar
luaskan dan manjalankan tugastugas berikut: mengamati
fungsifungsi dari pusatpusat yang lain dan membantu
dalam pemantapan hubungan dengan laboratorium
laboratorium dan instansiinstansi yang lain dalam
mencukupi (menyediakan) informasi yang langsung
diperlukan; menyebarluaskan informasi yang diterima
dari pusatpusat Tipe I dan Tipe II (informasi ini diberi
kan mungkin atas dasar permintaan).
Perwakilan-perwakilan INFIC bertanggungjawab
untuk melengkapi informasi bahan makanan dari wllayahwilayah berikut:
Africa: The Documentation Center, Hohenheim University, Stuttgart, Federal Republic of Germany, in cooperation with FAO; The International Livestock Center for
Africa, Addis Ababa, Ethiopia; and the L'lnstitut
d'Elevage et de Medecine Veterinaire des Pays Tropicaux,
MiasonsAlfort, France
KEANGGOTAAN DIDALAM INFIC
Europe: The Documentation Center, Hohenheim
University, Stuttgart, Federal Republic of Germany.
INFIC sifatnya terbuka bagi semua organisasi yang
berkepentingan dengan informasi bahan makanan. Set
iap pusat INFIC fungsinya tidak tergantung pada pusat
yang lain sesuai dengan tersedianya dana, tenaga, per
tukaran data, penelitian, dan publikasi.
Latin America: The Instituto Interamericano de Ciencias Agricolas, San Jose, Costa Rica; and the International
Feedstuffs Institute, Utah State University, Logan, Utah
USA.
Anggotanya saat sekarang adalah:
North America: The International Feedstuffs Institute,
Utah State University, Logan, Utah, USA; and the
Canadian Department of Agriculture, Ottawa, Canada.
Pusatpusat Tipe I
Australian Feeds Information Center
Dokumentationsstelle der Universitat Hohenheim
International Feedstuffs Institute
Oceania and Southeast Asia: Tie Australian Feeds
Information Center, Sydney, Australia.
Pusatpusat Tipe II
Agriculture Canada
Arab Center for Studies of Arid Zones and Dry Lands
College of Fisheries, Aquaculture Division
University of Washington
Institute d'Elevage et Me'decine Veterinaire des Pays
Tropicaux
Instituto Interamericano de Ciencias Agricolas
Korean Feedstuffs Institute
Ministry of Agriculture, Fisheries and Food, U.K.
Tropical Products Institute
DEFINISIDEFINISI DARI ISTILAHISTILAH
ILMU GIZI
AnggotaAnggota Pengamat
Dengan maksud mengoreksi ketidak tetapan di dalam
praktek pemberian nama bahanbahan makanan, suatu
sistem internasional dikembangkan di Amerika Serikat.
Sistem ini dimodifikasi dengan mengikutsertakan
beberapa aspek dari sistem yang dikembangkan di
Hohenheim, Jerman, dan ini dikenal sebagai PerbendaInternasional ("Inter
haraanNama Bahan Makanan
telah
Sistem ini
= IFV).
Feed Vocabulary"
Timur
dan Selatan,
Amerika Utara
tersebar luas di
Drfinisidefinis; dari istilahistilah ilmu gizi termuat
di dalam kamuskecil 1. Istilahistilah tersebut berguna
dalam menyeragamkan/menstandarisasi nomenklatur
yang dipergunakan dalam memformulasikan ransum
ternak.
PEMBERIAN NAMA BAHANBAHAN MAKANAN
Centraal Veevoederbureau in Nederland
Institut National de la Recherche Agronomnique
International Livestock Center for Africa
Universiti Pertanian, Malaysia
University of Ibadan
Verband Deutscher Landwirtschaftlicher UnterUnational
Lanitcater
und Feutsch
Verba
Forschungsanstalten
suchungsund
Tengah dan Eropa. Peniberian nama bahan makanan
dan prosedure perekaman datanya telah diterima oleh
INFIC. Sistem ini dirancang untuk memperkecil
kesulitankcsulitan dalam mengidentifikasi bahan
Pengamat Dengan Kedudukan Tidak Restni
Food and Agriculture Organization
2
makanan dengan cara memberikan nama yang menciri
kepada setiap bahan makanan, dan memberi kepastian
bagi standardisasi internasional dalam menentukan
bahan makanan, dan merekam serta menyimpan (dalam
bankdata) keterangan yang berhubungan dengan pro
duk yang digunakan sebagai bahan makanan ternak.
Perbendaharaan.nama Bahan Makanan Internasional
dirancang untuk memberi nana setiap bahan makanan
setepat dan selengkap mungkin. Ciriciri bahan makanan
dibedakan dan dipisahkan dengan mengkhususkan
kualitaskualitas dari bahanbahan makanan yang dihubung dengan perbedaanperbedaan nilai gizinya. Setiap
ciri atau nama internasional dari suatu bahan makanan
ditentukan dengan menggunakan pedonian pencirian dari
satu satu atau lebih dari keenam faset, sbb,:
PERBENDAHARAAN NAMA BAHAN MAKANAN
INTERNASIONAL
Banyak produk sampingan yang berasal dari bahan
makanan manusia cocok untuk makanan ternak. Sejalan
dengan perkembangan teknologi untuk memproses
makanan manusia, tambahan produksampingan akan
dengan sendirinya nieningkat. Apabila suatu pedoman
tidak dengan baik disiapkan untuk pemberian nama
produkproduk tsb., keraguan akan timbul. Banyak
produk yang digunakan sebagai makanan ternak diubah
dalain bentuk lain secara proses mekanis dan/atau kimia.
lial ini sering nieninibulkan perubahan nilai gizi dari
bahanbahan makanan. Biasanya, perubahanperubahan
ini menaikkan nilai gizi yang mengakibatkan kenaikan
efisiensi produksi ternak. Tetapi, hal ini sangat nienyu
karkan kerja pemberian nama yang tepat bagi bahan
makanan tsb.
Nanianama dari bahan makanan yang diperdagangkan
diatur oleh pemerintah seperti yang terjadi di Amerika
Serikat, Kanada, dan Mpsyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
Namanama tersebut nieliputi keterangan tentang
proses yang dikerjakan oleh perusahaan/pabrik dan
inungkin tanggungan kualitasnya. Nama seperti
tersebut biasanya rama dagang atau nama umum dan
tidak niemberikan keterangan yang jelas dan tepat dari
bahan makanan tersebut.
(1) Asalmula (Origin) meliputi nama ilmiah (genus,
spesies, varietas); nama umum (jenis, bangsa atau macam,
strain); dan rumus kimia yang benar.
(2) Bagian (Part) -diberikan kepada ternak, sebagaimana proses yang dialami.
(3) Prosesproses dan Perlakuanperlakuan . sebagal.
mana yang dialami oleh bagian tadi.
(4) Tingkat kedewasaan.
(5) Pemotongan (khususnya untuk hijauan).
(6) Grade (grade sesuai dengan tanggungan).
Pemberian nama bahan makanan dan keterangannya
yang lengkap secara internasional, meliputi seluruh
keterangan yang dapat diterapkan pada bahan makanan
tadi.
Faset 1: Asalmula/Sumber dari Material Induk
Asal dari bahanbahan induk mungkin bermula dari
satu diantara tiga tipe:
Tanamantanaman yang tertentu (barley, oats, kedele,
Dalam menelaah daftar pustaka, lebih dan 20 penusa
dsb.) atau tidak tertentu (padi.padian, rumputrumputan,
haan dan "nama umum" diketeinukan dengan namaleudb.
legume, dsb.)
yang berlainan untuk produk yang sania di tempat yang
bereda di dunia. lini menyukarkan identifikasi bahan
Hlewanhewan tertentu (sapi, domba, ayam, dsb.) atau
bahan makanan. Suatu nornenklatur bahan makanan
tidak tertentu (hewan darat, unggas, ikan, dsb.)
international disulkan oleh Harris (1963) dan larris
Mineralmineral dan obatobatan.
et al. (1980) untuk menanggulangi ketidaktetapan dalamn
pemberian narna bahanbahan makanan. Istilahistilah
Untuk tanaman atau hewan tertentu, setiap keterangan
dan definisidefinisi seperti yang diniodifikasikan oleh
dari faset asal terdiri dari:
INFIC, dikenal sebagai Perbendaharaan BahanBahan
Makanan Internasional (Ilarris et al. 1980). Nonienklatur Bahan Makanan Internasional menuat peraturan
Genus
untuk dapat digunakan oleh pemberi niama dalam mem
Spesies
beri istilah atau nania suatu bahan makanan. Dengan
menggunakan nornenklatur ini, lebih dari 17,000 bahan
Variates atau macam
rnakanan telah dinamakan dan diistilahkan. Nama
Nama umum (Nama kebiasaan).
nama ini digunakan di Amenrika Utara dan Selatan,
beberapa bagian Eropa, Timur Tengah, Australia, dan
Apabila mungkin, bahan makanan harus diberi keterangAsia Tenggara.
an dengan namanama umumnya sampai dengan tiga
3
biji, potongan daging, atau tulang. Pada saat ini, dikarenakan adanya pembagina/pemfraksian yang lebih
lanjut dari biji tanaman dan pencampuran kembali
dari bagianbagian menjadi bahan makanan baru setelah
diproses, banyak produk sampingan tersedia untuk
makanan ternak. Juga, produk sampingan dari penyia.
pan/processing daging dan ikan untuk konsumsi manusia.
tingkatan. Tingkat pertama harus namajenis (genera)
e.g., sapi, ikan, clover,jagung, dsb. Tingkat kedua
harus nana khusus (seperti niisalnya, bangsa atau
macam) e.g., Hereford, Cod, Clover merah, gamdum
musim dingin, dsb. Tingkat ketiga harus memuat sifat
sifat khusus yang penting lainnya (seperti misalnya strain
e.g., Atlantik). Contohcontoh suatu klasifikasi dimuat
di Tabel 1.
Setiap bagian harus dijelaskan dengan tepat disertai
keterangan kegunaan yang jelasjelas dirumuskan. Kete.
rangan dari bagianbagian dan dzf..sinya dimuat kamus
kecil 2. Contoh dan definisidefinisi adalah:
TABEL 1 Contoh Nama Bahan Makanan Dengan Asal
yang Spesifik dan Asal Tidak Spesifik
Asal Spesifik
Dedak (Bran)
Perikardium dari biji padipadian.
Asal
Tongkol (Cob)
Bagian dalam yang berserat dari
buah jagung, setelah bijibiji
jagung diambil.
Lembaga (Germ)
Genus
spesles
varletas
Name Umum
tingkat 1 Jenis
tlngkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
Bos
taurus
Scomber, Bromus
scombrus Inermis
Sapi
Ikan
Brome
Bakal tanaman (embrio) yang ada
didalam biji yang biasanya sering
dipisahkan dari bagian endosperma
Hereford
Mackerel
Atlantik
halus
yang berpati selama penggilingan.
Contoh namanama bahan makanan dengan bagianbagiannya dimuat di Tabel 2.
Asl Tidak.Spesifik (Nama/lmlah Tidak Terseda)
Asal
Genus
spesies
varietas
Nama Urnum
tlngkat 1 jenis
tingkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
Hewan
Hewan
....
Mkan
Ikan
Faset 3: Prosesing dan PerlakuanPerlakuan
Rumput
Banyak prosesing digunakan dalam penyiapan bahan
makanan ternak dan beberapa macam perlakuan mungkin
secara nyata mengubah nilai gizi dari bahanbahan tersebut. Panas mungkin merusak beberapa zat gizi atau
sebaliknya, beberapa zat gizi yang lain manjadi naik
nilai kegunaannya.
Rumput
.
Pembentukan "pellet" menaikkan koitsumsi sedangkan
penggilingan mungkin mempengaruhi daya cerna dan protein dan karbohidrat. Juga, sesuatu perlakuan mempengaruhi proporsi dant asamnasam lemak rantai pendek yang
diproduksi oleh mikroflora dalam rumen dari sapi perah
betina, schingga menurunkan kadar lemak air susu.
Bahan makanan dengan asal tidak khusus tidak mem
punyai namanama iliniah. Dalam kasus ini, nama umum
yang asli digunakan untuk mengganti nama ilmiah. Se
hingga nama umum yang asli dan nama ilmiah menjadi
sama (lihat Tabel 1).
Sangatlah penting bagi pemberi makan untuk berhatihati terhadap bahan makanan yang mengalami perlakuan
baik untuk pengawetan, pemurnian, pemekatan/pengkonsentrasian, atau untuk menaikkan nilai gizinya; atau
sebagai faktor yang tak terawasi yang dapat menurunkan
nilai gizi. Jadi, penjelasanpenjelasan dari asal dan bagian
harus diikuti dengan keterangan tentang perbedaan
metode perlakuan (prosesing), seperti misalnya pengawetan, pemisahan, pengurangan ukuran dan perlakuanperlakuan panas. Daftar susunan tentang keterangan
perlakuan dan definisinya dimuat dalarn kamus kecil 3.
Contoh dant definisidefinisi adalah:
Mineralmineral, obatobatan dan senyawasenyawa
kimia disusun dalam daftar berdasarkan nomenklatur
dant CRC (1977). Rumusrumus kimia digambarkan
apabila tersedia.
Faset 2: Bagian (Part) Diberikan kepada Hewan
Ternak Sebagaimana Dialami dalam Proses
Faset dari keterangan bahan makanan ini menerangkan
bagian dari bahan induk yang dimakan liewan ternak. Pada
waktu yang lainpau, bagian tanaman atau hewan yang da
pat dimakan adalah jelas, seperti misalnya, daun, tangkai,
4
TABEL 2 Contoh NamaNama Bahan Makanan, dengan
Asal dan Bagian
TABEL 3 Contoh Nama Dengan Asal, Bagian Dan
Proses (Perlakuan)
AsalSpesfik
Asal Spes/fik
Asal
Asal
Ge',us
spesies
BOS
taurus
variates
Scomber Bromus
scombrus Inarmis
-
Nama Umum
tingkat 1 Jenis
tingkat 2 bangsa/macam
Bo$
taurus
varletes
air susu
Ikan
Brome
Mackerel halus
Atlantik
utuh
baglan
aerial
Asel TIdak-Spesifik (Nama Ilmlah Tidak Tersedla)
tingkat 1 jenis
tingkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
Sapi
Hereford
spesies
varietas
Hewan
Ikan
varietasdigiling
A
tingkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
bagian
Ikan
Mackerel
Atlentlk
Brome
halus
-
air susu
utuh
baglan
aerial
proses
segar
direbus
dikeringkan
ekstraksi
mekanis
dikering
dengan
hembusan
udara
Rumput
kan
_n
_
Nama Umum
tingkat 1 Jenis
bagian
Asal
Genus
Scomber' "Bromus
scombrus Inermis
Nama Umum
Sapi
Hereford
tingkat 3 strain
bagian
Genus
spesles
Asal Tidak Spes/fik (Name Ilmlh Tidak Tersedla)
Hean
Ikan
-
_
hati
Rumput
Genus
limbah
perekat
Asal
spesies
baglan
varietas
Hewan
Ikan
Rumput
-
-
aerial
Name Umum
tingkat 1 jenis
tlngkat 2 bangsa/macam
tingkat 3 strain
Hewan
Ikan
Rumput
-
-
Renderedkering(DryRendered). Sisa dari jaringan
hewan yang dimasak didalam ketel uap setelah air
diuapkan; lemak dihilangkan dengan caa dialirkan
keluar (di kuras) dan residunya diproses.
Segar(Fresh). Baru saja diproduksi, tidak disimpan,
diperlakukan, atau diawetkan.
bagian
hatl
proses
sager
bagln
almbah
perekat
aerial
dlkering, disilase
ken
digiling
Dihidrolisa(Hydrolyzed). Suatu proses dimana molekul yang kompleks (e.g. seperti yang ada protein) di
pecah menjadi bagian/unit yang lebih sederhana dengan
reaksi kimia dengan menggunakan molekul air. (Reaksi
mungkin terjadi dengan kehadiran enzime, katalisator,
atau asam, atau dengan panas dan tekanan.
Ekstraksimekanis (Mechanically extracted). Diek
straksi dengan panas dan tekanan mekanis. Dimaksud
untuk menghilangkan lernak atau minyak dari biji.
bijian. Sinonim: expeller extracted, hydraulically
extracted, proses kuno.
Contohcontoh narna bahan makanan dengan pro
sesnya dimuat di Tabel 3.
Faset 4: Tingkat Kedewasaan (Kematangan)
Tingkat kedewasaan adalah faktor yang penting yang
mempengaruhi nilai gizi dari hijauan, silase dan beberapa
produk hewan ternak. Ada suatu tingkat kedewasaan
optimal dari tanamantanaman hijauan dimana lewat
batas tersebut (1) komposisi kimia, (2) perbandingan
daun dan batang, atau (3) banyaknya biji atau butiran
padian sangat besar pengaruhnya terhadap nilai gizi.
Bilamana tanamantanaman berbunga dan gugtir sesuai
dengan musimnya, tingkat kedewasaan dijelaskan/
diterangkan dengan panjang inasa tumbuh dari tanaman
tersebut.
TABEL 4 Contoh NamaNama Bahan Makanan Dengan
Asal, Bagian, Proses Dan Tingkat Kedewasaan
Sangat lebih sulit menentukan tingkattingkat pertum
buhan dan tanamantanaman yang tidak berbunga atau
berbunga secara tidak bergantung muslin seperti yang
terjadi pada tanamantanaman tropika. Perubahan
perubahan komposisi kimi, dan palatabilitas, biasanya,
sama seperti tanamantanaman yang tumbuh didaerah
AsalSpesifik
iklim subtropika. Karena kesukarankesukaran yang
Genus
Bos
timbul dalam menentukan tingkat kedewasaan dari
tanamantanaman yang berbunga dengan tidak bergantung
musim, maka lana masa tumbuh dari tanaman digunakan
sebagai "tingkat kedewasaan". Tingkat kedewasaan ini
didasarkan atas interval empat belas hari panenan. Con
toh: I sampai 14 hari tumbuh, 15 sampai 18 hari
tumbuh, dsb.
spesies
varietas
taurus
Bromus
scombrus Inermis
Scomber
Name Umum
tingkat 2 bangsa/macam' Herefordi
tingkat 3 strain
bagian
air susu
Mackerel
halus
Atlantlk
utuh
bagian
aerial
guna mengukur
Didaerah subtropika, metode langsung
pertumbuhan tanaman telah dikembangkan. Metode ini
menggunakan beberapa citra (visual) karakteristik yang
relatif mudah dikenali.
proses
segar
dikeringkan
direbus
ekstraksi dengan
ekaki
mekanis
dikering
dengan
hemnbusan
udara
ken
digiling
Contoh namanama bahan makanan dengan tingkat
kedewasaan dimuat dalam Tabel 4.
tingkat kedewasean
Tingkat kedewasaan dengan definisidefinisi dimuat
di kamus kecil 4.
Asal TldakSpesifik (Nama Imiah Tidak Tersedle)
Asal
Genus
spesies
Faset 5: Pemotongan
varletas
Beberapa tanaman hijauan dipotong dan dipanen
beberapa kali dalam satu tahun. Setiap potongan
Name Umum
tingkat 1 jenls
tingkat 2 bangsa/macam
mempunyai kandungan zat gizi yang kIhusus maupun
mulai
berbunga
Hewan
Hewan
.
Ikan
Ikan
Rumput
....
ciriciri fisiknya. Keterangan untuk ptongan didasari
pada saat dan cara pemotongan dari pemotongan pertama
sampai pemotongan terakhir dalarn satu tahun (pemoton
gan 2, dst.). Tingkattingkat kedewasLan didasarkan atas
tingkat pertumbuhan atau pertumbuhan kenbali (re
growth) dan, selanjutnya harus dipertimbangkan dalam
tingkat 3 strain
bagian
hati
limbah
proses
saear
.dikaring
batasbatas pemotongan.
tingkat kedewasean
Rumput
-
perekat
-
bagian
aerial
disilase
ken
dialling
Didaerah tropik dan subtropik, tanaman mungkin
dapat dipotong sepanjang tahun, khususnya bila diairi,
penghitungan dimulai dari penanaman pertama dari
suatu tahun penanaman.
dewasa
Faset 6: Grade
Beberapa bahan makanan yang diperdagangkan dan
bahan makanan ternak diberi grade resmi berdasarkan
komposisi dari kualitas kharakteristiknya. Bahan makanan
seperti ini dijual berdasarkan kualitasnya dan grade resminya. Jadi, gradegrade ini dan kualitas yang telah
ditentukan harus disertakan sebagai keterangan dari
bahan makanan tersebut. Tanggungan dinyatakan dengan istilah "lebih dan" (minimum) dan "kurang dari"
(maksimum) x % protein, lemak, dsb. "Kurang dari
Dikarenakan tingkat kedewasaan lebih penting daripada waktu pemotongan, pemotonganpemotongan
hijauan seringkali diikuti dengan data tingkat kedewasaan
bilarnana dimuat didalam tabeltabel komposisi bahan
makanan.
ContohContoh nama bahan makanan dengan
pemotongan dimuat di Tabel 5.
6
TABEL 5 Contoh NamaNama Makanan dengan Asal,
Bagian, Proses, Tingkat Kedewasaan dan Pemotongan
TABEL 6 Contoh NamaNama Bahan Makan dengan
Asal, Bagian, Proses, Tingkat Kedewasaan, Pemotongan
dan Grade
Asal Spesfik
A sal Spesifik
Asal
Genus
spesles
varletas
Scomber
scombrus
Sos
taurus
Asal
Bromus
Inermls
Genus
spesles
varletas
Sos
taurus
Scomber
scombrus
Bromus
inermis
Name Umum
tingkat 1 jenis
tingkat 2 bangse/macam
tingkat 3 strain
Sapi
Hereford
Name Umum
Ikan
Mackerel
Atlantik
Brome
halus
tingkat 1 jenis
tingkat 2 bangsaimacam
bagian
tingkat 3 strain
bagian
air susu
utuh
proses
segar
direbus
ekstraksi,
mekanis
dikerng
ken
digiling
aerial
Iken
Mackerel
Atlantik
Rumput
halus
bagian
bagian
air su