PENGENALAN KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG STIMULASI PENGGUNAAN GADGET AMAN PADA ANAK BALITA DI KARANGPUCUNG PURWOKERTO SELATAN

  

Tema 3: Pangan, Gizi dan Kesehatan

PENGENALAN KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG

STIMULASI PENGGUNAAN GADGET AMAN PADA ANAK BALITA

DI KARANGPUCUNG PURWOKERTO SELATAN

  

Oleh

Bambang Hariyadi, Colti Sistiarani, Munasib, Saudin Yuniarno Fakultas Ilmu-Ilmu

Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

  

Alamat Institusi : Jl dr Suparno Karangwangkal Purwokerto E-mail :

bamhar1960@gmail.com

ABSTRAK

  Gadget merupakan piranti yang seing digunakan dalam keluarga. Penggunaan gadget pada anak balita yang terlalu dini berdampak negatif. Stimulasi tumbuh kembang diperlukan pada anak balita, salah satunya melalui penggunaan gadget aman. Tujuan penelitian ini adalah memberikan informasi kepada tokoh masyarakat pentingnya penggunaan gadget aman pada anak balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan rancangan pretest post-test control group. Pemberian informasi melalui metode intervemsi gabungan menggunakan metode ceramah, modul dan leaflet. Populasi dalam penelitian yaitu tokoh masyarakat di Kelurahan Karangpucung. Sampel penelitian yaitu kader posyandu dan pengurus PKK yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian intervensi tersebut. Kata Kunci : Balita, Gadget, Tokoh Masyarakat

  ABSTRACT

  Gadgets are devices that are used in family. The use of gadgets in children who are too early toddler negative impact. Stimulation of growth and development is needed in children under five, one of them through the use of secure gadgets. The purpose of this study to provide information to community leaders the importance of the use of secure gadgets in children under five years. This research was quantitative research with cross sectional approach. The study design used quasi experimental design. Provision of information through joint intervention method using lecture method, module and leaflet. The population in the research were community leaders in Karangpucung Village. The sample of the research were posyandu cadres and PKK committee amounting to 40 people. The results showed that there was a difference of knowledge before and after the intervention. Key Words : children under five years, community leader, gadget

  PENDAHULUAN

  Stimulasi perkembangan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan gadget. Penggunaan gadget dapat bermanfaat dalam stimulasi perkembangan. Penggunaan gadget dapat berdampak negative jika tidak dilakukan pembatasan penggunaannya oleh orang tua. Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara maksimal. Stimulasi rutin sedini mungkin dan dilakukan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi dilakukan oleh ibu atau ayah atau orang terdekat dengan anak. (Depkes, 2012)

  Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif penggunaan gadget terhadap personal social anak usia pra sekolah. Penggunaan gadget bdapat mengikuti pembelajaran serta sarana hiburan bagi anak. Penggunaan gadget juga dapat menimbulkan dampak negative. Peluang pengaruh positinf penggunaan gadget 6 kali lebih tinggi daripada pengaruh negatifnya. Tidak selamanya gadget memiliki dampak negatif apabila digunakan oleh anak dengan bijak yakni diantaranya merangsang untuk mengikuti perkembangan teknologi terbaru, meningkatkan kemampuan berbahasa, mengurangi tingkat stress, meningkatkan keterampilan matematis, meningkatkan ketajaman penglihatan. (Iswidharmanjaya, 2013)

  Orang tua sebaiknya mengenalkan gadget pada anak usia 4-5 tahun, dibawah usia itu sebaiknya jangan, karena pada usia ini nefron syaraf seorang anak sedang berkembang dan fungsi radiasi di gadget dapat menghambat pertumbuhan nefron tersebut. Pemberian gadget pada usia tersebut sebaiknya hanya seputar pengenalan warna, bentuk dan suara. Pada saat anak bermain gadget anak akan merasakan kesenangan sehingga memicu meningkatnya hormin endorphin. (Maulida, 2013). Kecanduan akan berhubungan dengan hal ini jika dilakukan dalam jangka waktu lama dan kontinu. Aspek interaksi sosial perkembangan anak usia dibawah 5 tahun sebaiknya lebih kearah sensor motorik yaitu anak harus bebas bergerak, berlari, meraih sesuatu, merasakan kasar halus. Pada gadget ada juga pengenalan warna atau games namun kemampuan anak untuk berinteraksi langsung di dunia luar tidak diperoleh anak. Anak balita bermain gadget hanya boleh maksimal setengah jam dan hanya pada saat senggang, dengan didampingi orang tua sehingga peran orang tua lebih dominan. (nakita.grid.id, 2013)

  Pemberian informasi kesehatan pada tokoh masyarakat merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk dapat memberikan pesan berantai kepada masyarakat. Tokoh masyarakat dapat menjadi khalayak sasaran yang dapat diberdayakan untuk dapat memahami pentingnya upaya stimulai perkembangan melalui penggunaan gadget aman.

  METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan cross sectional.

  Penelitian ini memberikan sosialisasi tentang stimulasi penggunaan gadget aman pada anak balita kemudian dilakukan evaluasi pretest dan postes pengetahuan para peserta yaitu tokoh masyarakat. Pengukuran perbedaan sebelum dan sesudah sosialisasi penggunaan gadget aman pada tokoh masyarakat menggunakan desain penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan pretest post-test control group.

  Intervensi berupa pemberian informasi dengan menggunakan modul dan leaflet yang dibuat dan dirancang khusus untuk kelompok sasaran tersebut. Metoda penyampaian materi menggunakan alat bantu modul dan leaflet yang berisi tentang deteksi dini tumbuh kembang balita, penggunaan gadget aman pada anak balita, stimulasi tumbuh kembang anak balita. Efektifitas pemberian informasi akan diukur melalui pretest dan posttest pengetahuan pada tokoh masyarakat yang menjadi kelompok sasaran.

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tokoh masyarakat yaitu kader posyandu dan pengurus PKK di wilayah Kelurahan Karangpucung. Sampel adalah kader posyandu dan pengurus PKK sejumlah 40orang yang diambil dengan tehnik purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu kader dan pengurus PKK yang aktif dalam kegiatan di kelurahan. Kriteria eksklusi yaitu tokoh masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan sampai selesai, kader/pengurus PKK yang tidak bersedia mengisi angket. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian angket tentang stimulasi penggunaan gadget aman pada anak balita. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan menggunakan uji paired sample

  test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Karakteristik kader posyandu dan perwakilan PKK yang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan digambarkan berdasarkan umur, jenis kelamin, serta pekerjaan. Responden yang paling banyak berusia 31-40 tahun sebanyak 60 %. Umur termuda adalah 26 tahun dan umur tertua adalah 67 tahun. Jenis Kelamin responden semua perempuan (100 %). Tingkat pendidikan responden adalah pendidikan menengah sebanyak 50,6 %. Jenis pekerjaan sebagian besar adalah tidak bekerja yaitu menjadi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 32 orang (80%). Analisis Tingkat Pengetahuan Peserta Sebelum dan sesudah kegiatan dilakukan pre dan post test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta tentang stimulasi tumbuh kembang menggunakan gadget aman. Setiap peserta yang hadir diberikan pertanyaan yang terdiri dari 15 soal, kemudian peserta diberikan waktu untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Setiap jawaban yang benar mendapat nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Berikut ini tabel yang berisi tentang ringkasan penilaian pengetahuan peserta yang diperoleh setelah dilakukan pre

  test dan post test :

  Tabel 1. Hasil Pengetahuan Peserta Sebelum dan Sesudah Pelatihan

  Tingkat Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-Rata Pengetahuan (Mean)

  Pre Test

  5 13 10,2 Post Test 8 15 12,9

  Analisis data tentang pengetahuan responden mengenai pengetahuan peserta, menunjukan hasil bahwa telah terjadi perubahan pengetahuan setelah dilakukan ceramah. Rata-rata skor pengetahuan peserta pada saat pretest yaitu 10,2 pada saat post test mengalami peningkatan menjadi 12,9. Peningkatan nilai rata-rata skor pengetahuan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa persentase peningkatan pengetahuan peserta setelah dilakukan kegiatan ceramah, pemberian modul dan leaflet adalah sebesar 26,47%.

  Kelompok kerja dan jaringan komunitas setelah dilakukan pemberdayaan yaitu intervensi promosi kesehatan menjadi lebih baik dan lebih menguntungkan. Skala pemberdayaan yang diukur meliputi keyakinan akan kemampuan (self efficacy), niat, partisipasi, motivasi, partisipasi. 2011)Keyakinan akan kemampuan (self efficacy) adalah keyakinan seseorang tehadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan arah-arah dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang (Bandura, 2002)

  4

  36

  90

  4

  10

  8. Penggunaan gadget pada anak balita hanya seputar pengenalan warna, bentuk dan suara 31 77,5 9 22,5 40 100

  9. Kontrol penggunaan gadget ada pada orang tua sebab gadget hanya sebagai sarana untuk mengedukasi anak

  36

  90

  10 39 97,5 1 2,5

  6. Penggunaan gadget pada anak harus dibatasi penggunaannya 40 100 40 100

  10. Waktu penggunaan gadget pada anak kurang dari 5 tahun adalah setengah jam (30 menit)

  34

  85

  6

  15 40 100

  11. Anak menghabiskan sebagain besar waktunya untuk bermain dengan gadget adalah salah satu

  38

  95

  2

  7. Gadget lebih membantu menstimulasi otak dibandingkan menggunakan buku 23 57,5 17 42,5

  10

  Dalam penelitian pemberian informasi kesehatan dilakukan dengan menggunakan metode campuran yaitu ceramah, modul dan leaflet sehingga diharapkan upaya pemberdayaan ini menjadi lebih efektif. Studi lain menyimpulkan rekomendasi yang dapat membantu melakukan evaluasi pemberdayaan berkualitas tinggi, misalnya, rancangan metode campuran, partisipasi kelompok sasaran, dan loop reflektif . (Lindacher, 2017) Tabel 2. Distribusi Jawaban Pretes dan Postes Pengetahuan Penggunaan Gadget Aman

  30

  No Pernyataan Pre Test Post Test Ya Tidak Ya Tidak n % n % n % n %

  1. Penggunaan Gadget pada anak usia kurang dari 5 tahun tidak disarankan 39 97,5 1 2,5 27 67,5 13 32,5

  2. Gadget salah satunya adalah handphone/smartphone 39 97,5 1 2,5 40 100

  3. Gadget dapat memiliki dampak positif pada anak balita 19 47,5 21 52,5

  38

  95

  2

  5

  4. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua dengan menggunakan gadget

  75

  4

  10

  25

  38

  95

  2

  5

  5. Gadget adalah perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus 35 87,5 5 12,5

  36

  90

  5 39 97,5 1 2,5 ciri anak kecanduan gadget

  12. Gadget memiliki dampak negatif yang lebih 40 100 25 62,5 15 37,5 banyak dibandingkan dampak positifnya

  13. Perkembangan anak usia 5 tahun lebih ke arah

  26

  65

  14

  35

  36

  90

  4

  10 sensor motorik

  14. Fungsi adaptif anak dapat berkembang jika

  20

  50

  20

  50 35 87,5 5 12,5 tahu penggunaan gadget

  15. Efek negatif penggunaan gadget yaitu adanya

  38

  95

  2

  5

  36

  90

  4

  10 fungsi radiasi pada gadget yang dapat menghambat pertumbuhan neuron syaraf

  Berdasarkan hasil analisis pengetahuan kader saat pre test diketahui bahwa sebagian besar responden sudah memiliki pengetahuan yang baik dalam hal stimulasi penggunaan gadget aman pada anak balita. Akan tetapi masih banyak peserta yang belum tahu dampak positif penggunaan gadget aman pada anak balita (52,5 %), gadget lebih membantu menstimulasi otak daripada buku yaitu sebanyak 42,5%. Tabel 3. Analisis Bivariat antara Pengetahuan Pre Test dan Post Test

  Tingkat Nilai Nilai Rata-Rata Perbedaan Nilai p Mean

  Pengetahuan Terendah Tertinggi (Mean)

  Pre test

  5 13 10,2 2,7 0,000 Post test

  8 15 12,9 Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan sebelum pelatihan yaitu

  10,2 dan sesudah pelatihan mengalami peningkatan menjadi 12,9, dengan nilai perbedaan rata-rata 2,7. Nilai p yaitu 0,000 < 0,05 yang bermakna bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian informasi.

  Hasil penelitian lain menunjukkan pengetahuan gizi pada sampel mengalami peningkatan (17,44 point). Secara statistik ada perbedaan pengetahuan gizi anak SD yang anemia sebelum dan sesudah intervensi. Simpulan penelitian adalah pendidikan gizi efektif dalam meningkatkan pengetahuan gizi. (Zulaekah, 2011). Pemberdayaan pada tokoh masyarakat merupakan domain dalam pendekatan pemberdayaan khususnya pemberdayaan dalam bidang kesehatan. Tokoh masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan yaitu kader posyandu dan pengurus PKK yang dapat memudahkan dalam upaya penyebarluasan informasi di masyarakat khususnya pada keluarga yang memiliki anak balita.

  Domain pemberdayaan dapat dilakukan sebagai berikut yaitu partisipasi, organisasi berbasis masyarakat, kepemimpinan local, mobilisasi sumber daya, atas dasar permintaan, penilaian masalah, berkaitan dengan orang lain dan organisasi, peran agen luar; dan manajemen program.(Laverack, 2006)Peran masyarakat belum mencerminkan upaya pengendalian demam berdarah sehingga hal ini mungkin menjadi penyebab sulitnya menanggulangi demam berdarah. Peran masyarakat tidak hanya didasari oleh pengetahuan dan sikap positif, karena tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan peran tokoh masyarakat dalam pengendalian demam berdarah. (Bahtiar, 2012)

  KESIMPULAN

  Pemberian informasi melalui intervensi gabungan kepada tokoh masyarakat tentang pengenalan gadget aman pada anak balita dapat meningkatkan pengetahuan. Intervensi gabungan dilakukan dengan menggunakan metode KIE melalui ceramah, modul dan leaflet meningkatkan pengetahuan sebesar 26,47%. Ada perbedaan pengetahuan pengenalan penggunaan gadget aman pada tokoh masyarakat sebelum dan sesudah intervensi.

  Saran yaitu tokoh masyarakat yaitu kader posyandu dan pengurus PKK perlu menyebarluaskan kepada ibu balita tentang informasi stimulasi penggunaan gadget aman pada anak balita sehingga sebaran informasi dapat menjadi lebih luas cakupannya .

DAFTAR PUSTAKA

  Bahtiar, Yanyan. 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tokoh Masyarakat Dengan Perannya Dalam Pengendalian Demam Berdarah Di Wilayah Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya ASPIRATOR 4(2), 2012 : 73-84 © Penerbit Loka Litbang P2B2 Ciamis.

  Bandura, Albert. 2009. Social Cognitive Theory of Mass Communication. Stanford University. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak. Departemen

  Kesehatan. Jakarta Iswidharmanjaya. 2013. Bila Si Kecil Bermain Gadget. Surabaya Beranda Agency Pernille. 2011. Evaluation of Changes in Individual Community-Related

  Empowerment in Community Health Promotion Interventions in Estonia. 1 Jun; 8(6): 1772 –1791.

  006 Mar;24(1):113-20.

  0163278716688065','','','aop') ,Verena; Berit; Branstetter,

  Susanne; Loss, Julika. 2017. Evaluation of Empowerment in Health Promotion Interventions A Systematic Review. Sage Journal February 16

  Maulida, Hidayahti. 2013. Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan. FKIP Universitas Negeri Semarang

  Sari, Tra Puspita; Mitsalia, Amy Asma. 2016. Pengaruh Penggunaan Gedget terhadap Personal Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Al Mukmin. Profesi, Volume 13 No 2 Maret

  Sulthon. 2013. Anak dan Gadget : Yang Penting Aturan Main. Nakita.grid.id

  Zulaekah, Siti. 2011. Pendidikan Gizi dengan Media Booklet terhadap Pengetahuan Gizi. Jurnal KEMAS 7 (2) (2012) 127-133