Pengaruh Independensi Pemeriksa, Standar Pelaporan, Pendidikan Berkelanjutan dan Keahlian Auditor Inspektorat Daerah terhadap Kualitas Audit

PENGARUHIDSM~2K,T

PELAPORAN, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN DAN
KEAHLIAN AUDITOR INSPEKTORA T DAERAH TERHADAP
KUALITAS AUDIT
Arifin Lubis
Dosen Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi USU Medan
e-mail: arifinlubis_usu@yahoo.com

Abstract: The objectives of this research observed to extend that are simultaniously
that the auditor independency, audit report standard, training and auditor skill to
influance of the audit quality.The analyze method that is used in this research is
quantitative method with ordinary and multiple linier regression analysis. The
object of this variableresearch as independent variable are auditor independency,
reporting of standard, continious of training and auditor skill. The dependend
variabel used audit quality. This research sample taking with sensus method. The
sample taken 75 of Auditor on lnspektorat Province Office of North Sumatera
Province. The result of this research by the independent variabel with auditor
independency, reporting of standard, continious of training and auditor skill
simultaneously influence to the audit quality. The partially auditor independency,
reporting of standard and auditor skill injluence to the audit quality. Where as

continious of training variable is not.-influence to the audit quality. The causality
with explained by variation the expressed in adjusted R2 equal to 70,7% and the
rest equal to 29.3% with out of models. The result indicates that independency are
needful! absolute in audit. This postulate from audit standard, the auditor must
have any sufficient skill for audit work function. Where as continious of training
variable is not injluance to the audit quality because that variable can be doing in
accordance continue with auditors.
Keywords: auditor independency, audit report standard, and the audit quality

PENDAHULUAN
Pada era otonomi daerah dengan
pnnSlp desentralisasi, perubahan yang
fundamental teljadi dalam penyelenggaraan
pemerintahan sesuai dengan semangat
otonomi dareah yang tercantum dalam UU
Nomor 22 Tahun 1999 jo. UU No.32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
Nomor 25 Tahun 1999 jo. UU No.33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah yang berisi

otonomi daerah adalah hak wewenang dan
kewajiban daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan peraturan penmdang - undangan
yang berlaku. Hal ini tentunya membawa
perubahan terhadap pengelolaan keuangan
(fiskal) sehubungan dengan penyerahan
kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah
daerah
mengatur
sendiri
mengenai pengelolaan keuangan daerahnya.
Sering ditemukan bahwa kualitas
hasil pemeriksaan oleh Inspektorat Provinsi

tersebut tidak berjalan efektif bahkan hasil
pemeriksaan terse but belum memenuhi
prinsip akuntansi. Faktor lainnya adalah
kondisi SDM pada Inspektorat Provinsi yang

belum memadai. Berdasarkan hasil survei
ADB tahun 2003 yang menyatakan bahwa
tenaga auditor yang memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi di Inspektorat Provinsi
kurang dari 1%. Pemeriksa juga dituntut
melaksanakan pendidikan berkelanjutan
seperti mengikuti pelatihan dan loka karya
dan
seminar
sehingga
mempunyai
kemampuan yang lebih dalam melakukan
pemeriksaan.
Pengguna informasi keuangan akan
mempertimbangkan
pendapat
auditor
sebelum menggunakan informasi terse but
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
ekonomis. Pengguna laporan keuangan akan

lebih
mempercayai
informasi
yang
disediakan oleh auditor kredibel. Auditor
yang kredibel dapat memberikan informasi
yang lebih baik kepada pengguna informasi

58

a

W ARANA HIJAU Jurnal Perencanaan Pengembangan Wilayah. Vol.S, No.2, Desember 2009

antara pihak manajemen dengan pemilik.
Tidak ada defmisi yang pasti mengenai
kualitas audit, hal ini disebabkan tidak
adanya pemahaman umum mengenai faktor
penyusun kualitas audit dan sering terjadi
konflik peran antara berbagai pengguna

laporan audit (Sutton, 1993). Sutton
menjelaskan
dengan
mengumpulkan
beberapa pendapat peneliti sebelumnya bahwa ada perbedaan persepsi mengenai
kualitas audit. Walaupun demikian, para
peneliti mempunyai kesamaan pendapat
mengenai pengukuran audit. Pengukuran
kualitas
audit terse but membutuhkan
kombinasi antara hasil dan proses.
Pengukuran hasil lebih banyak digunakan
karena pengukuran proses tidak dapat
diobservasi secara langsung.
Kantor akuntan besar menunjukkan
kredibilitas auditor yang semakin baik, yang
berarti kualitas audit yang dilakukan semakin
baik pula (Hogan, 1997; Teoh dan Wong,
1993). Hogan menunjukkan bahwa kantor
akuntan besar dapat memberikan kualitas

auditor yang baik dengan mengurangi
terjadinya underpricing pada saat perusahaan
melakukan penawaran perdana (initial public
stock offering, IPO). Hal ini disebabkan
atestesi yang dilakukan auditor yang
berkualitas baik akan mengurangi asimetri
informasi yang semakin besar dibandingkan
auditor yang berkualitas rendah. Sedangkan
Teoh dan Wong (1993) memberikan bukti
bahwa EC (Earning Respon Coefficient)
perusahaan yang menjadi klien pada kantor
akuntan besar akan secara statistik signifikan
lebih besar dibandingkan perusahaan yang
menjadi klien firma audit kecil.
Penelitian mengenai pengukuran
kualitas audit pada tahap proses telah
dilakukan Suton (1993). Sutton meneliti
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas proses audit. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya kesepakatan diantara

para responden mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kualitas proses audit
mulai dari tahap perencanaan, penugasan,
tahap pekerjaan lapangan, dan pada tahap
administrasi akhir. Sembilan belas faktor
yang berpengaruh tersebut dari 6 faktor
berbasis klien, 2 faktor berbasis firma/tim
audit, dan 11 faktor berbasis pada prosedur
audit actual dan yang terkait dengan kualitas
kinerja audit.

59

~gelo
(1981) mendefmisikan
sebagai probabilitas bahwa
kualitas < a~it
auditor akan menemukan dan me1aporkan
pelanggaran pada sistem akuntansi klien
(da1am Deis dan Giroux, 1992). Deis dan

Giroux
(1992)
menjelaskan
bahwa
probabilitas untuk menemukan pe1anggaran
tergantung pada independensi auditor.
Penelitian mereka bertujuan untuk mencari
faktor-faktor yang mempengaruhi kua1itas
audit, yaitu dari faktor kemampuan teknis
atau keahlian (expertise) dan faktor
independensi
auditor.
Berdasarkan
penelitian-penelitian
terdahu1u,
faktor
pengalaman berpengaruh terhadap kinerja
auditor (Ashton, 1991; Choo dan Trotman,
1991 ; dan Tubbs, 1992). Pene1itian lain
memberikan bukti bahwa pengalaman

auditor mempunyai dampak yang signifikan
terhadap kinerja, walaupun hubungannya
tidak
langsung.
Hubungan
antara
pengalaman auditor dengan kinerja melalui
variable "intervening" efek pengetahuan
mengenai pekerjaan Oob knowledge) (Bonner
dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al., 1986),
terutama pengetahuan tentang tugas secara
spesifik (Bonner, 1990). Beberapa penelitian
mengenai
independensi
sebelumnya
menunjukkan bahwa ada banyak faktorfaktor
yang
berpengaruh
terhadap
independensi, tetapi dalam penelitian ini

faktor yang ingin dipelajari adalah faktor
yang terkait dengan auditor. Faktor ini
dikelompokkan dalam lama ikatan dengan
auditee (tenure), tekanan dari auditee, dan
te1aah dari rekan auditor (peer review).
Faktor ini akan digunakan sebagai indikator
dari independensi.
Beberapa penelitian sebelumnya
yang mempelajari mengenai pengaruh
pengalaman dalam bidang audit, telah
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal
ini kemungkinan disebabkan pada penelitian
tidak mempertimbangkan faktor pengetahuan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas
(Bonner, 1990; Abdolmohammadi dan
Penelitian
mengenm
Wright,
1987).
independensi telah banyak dilakukan,

diantaranya oleh Pany dan Reekers (1980),
Supriyono (1988), Firt (1990), Fogarty
(1996). Banyaknya penelitian mengenai
independensi merupakan faktor penting bagi
profesinya. Penelitianauditor ~jalnk
penelitian tersebut dilakukan terutama untuk

Arifin Lubis: Pengaruh Independensi Pemeriksa ...

mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap independensi auditor. Pemeriksaan
laporan keuangan dilaksanakan oleh orang
yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang cukup agar dapat memberikan
informasi yang baik dan berguna bagi
pengguna informasi keuangan. Untuk itu
bagi seorang auditor dibutuhkan keahlian dan
pendidikan agar mampu menghasilkan laporan keuangan yang baik. Auditor harus
menjalani pendidikan dan latihan yang cukup
di dalam praktek akuntansi dan teknis
pemeriksaan.
Dalam
Standar
Pemeriksaan
Keuangan Negara pada standar umum
pemeriksaan yang pertama menyatakan
bahwa
pemeriksa
diwajibkan
untuk
menggunakan dengan cermat dan seksama
keahlian/kemahiran profesionalnya dalam
Standar
lUI
melakukan
pemeriksaan.
menghendaki pemeriksa Keuangan harus
memiliki keahlian di bidang akuntansi dan
auditing, serta memahami prinsip akuntans-i
yang berlaku umum yang berkaitan dengan
entitas yang diperiksa. Persyaratan standar
umum yang kedua adalah Pemeriksa harus
bebas dalam sikap mental dan penampilan
dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi
yang dapat mempengaruhi independensinya.
Dengan persyaratan ini, Inspektorat Provinsi
bertanggungjawab dapat mempertahankan
independensinya sedemikian rupa, sehingga
pendapat, simpulan pertimbangan atau
rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang
dilaksanakan tidak memihak dan dipandang
tidak memihak oleh pihak manapun.
Pemeriksa Inspektorat Provinsi mempunyai
tugas pokok memeriksa seluruh unsur
keuangan Negara yang bersumber dari dana
APBD, pinjaman luar negeri maupun hibah
yang ada kepentingan keuangan negara di
dalarnnya. Dari pernyataan standar auditing
tersebut disini penulis mempunyai ide dan
termotivasi untuk melakukan penelitian
dengan judul "Pengaruh Independensi
Pemeriksa, Standar Pelaporan, Pendidikan
Berkelanjutan
dan
Keahlian
Auditor
lnspektorat Provinsi Terhadap Kualitas
Audit".
Berdasarkan latar belakang masalah
dan
penelitian-penelitian
sebelurnnya,
peneliti merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut: 1) Apakah indenpendensi
auditor Inspektorat Provinsi berpengaruh

audit? 2) Apakah standar
terhadap ~litas
pelaporaR klien berpengaruh terhadap
kualitas audit? 3) Apakah pendidikan
berkelanjutan auditor lnspektorat Provinsi
berpengaruh terhadap kualitas audit? 4)
Apakah keahlian auditor Inspektorat Provinsi
berpengaruh terhadap kualitas audit? 5)
Apakah independensi auditor, standar
pelaporan,
pendidikan
berkelanjutan,
keahlian auditor secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kualitas audit?
Dari latar belakang permasalahan
dan tinjuan teoritis maka dapat dirumuskan
dalam model konseptual berikut:

Gambar 1. Kerangka Konseptual

METODE

Populasi penelitian ini adalah auditor
pada Inspektorat Provinsi J1. Wahid Hasyim
NO.7 Medan dengan mengambil 75 auditor
Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Dalam
hal ini jenis penelitian ini adalah desain
asosiatif kausal yaitu adanya hubungan sebab
akibat antara satu variabel dengan variabel
yang lain. (Cooper and Schindler, Oleh
Budijanto dkk 2006 : 176 - 177).
Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yang diteliti, yang terdiri dari
variabel bebas adalah variabel yang nilainya
tidak tergantung pada variabel lain. Adapun
yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini adalah independensi auditor
(Xl), standar pelaporan (X2), pendidikan
berkelanjutan (X3) dan keahlian auditor
(X4). Sedangkan vvariabel terikat adalah
variabel yang nilainya tergantung atau
dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun
yang menjadi variabel terikat adalah Kualitas
Audit (Y). Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kualitas proses audit mulai dari
tahap perencanaan, penugasan, tahap
pekeIjaan lapangan, dan pada tahap
administrasi akhir.

60

- - _ . _.

W ARANA HIJAU Jurnal Perencanaan S PengBmbangan Wilayah. Vol.5, No.2, Desember 2009

Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan wawancara (interview) kepada
responden dengan menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden.Sedangkan
metode analisa data dengan menggunakan
analisis deskriptif yaitu metoda analisis
dengan
cara
data
yang
disusun,
dikelompokkan,
kemudian
dianalisis
sehingga diperoleh
gambaran tentang
masalah yang dihadapi. Sedangkan anal isis
statistik yaitu validitas dan reliabilitas dan
menggunakan metode analisis dengan
Multiple Regression Analysis. Untuk menguji
kualitas data dilakukan uji valididitas dan
reliabilitas. Menumt Santoso (2004), jika r
hasil positif serta r hasil lebih besar dari r
tabel, maka butir atau variabel tersebut valid,

r hasil tidak positif dan r hasil
sebalikIt ~ika
lebih kedl" dari r tabel maka butir atau
variabel tersebut tidak valid. Menurut
Ghozali (2005), suatu konstruksi atau
variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai
Cronbach Alpha > 0,60. Nilai Cronbach
Alpha setiap butir diatas 0.6 dengan
demikian seluruh butir dinyatakan reliabel.

HASIL
HasH Penelitian
Penelitian ini peneliti menyebarkan
kuesioner sebanyak 75 (tujuh puluh lima)
orang dan seluruh kuesioner yang disebarkan
kembali. Selumh kuesioner yang kembali
dijadikan sampel dalam penelitian. Adapun
distribusi pengumpulan data:

Tabel 1. Pengumpulan Data
Keterangan
Jumlah
Kuesioner yang dikirim pada Tahap 175
Ditunggu 15 hari kemudian
75
Kuesioner tidak kembali
o
Kuesioner cacat/msak
o
Kuesioner yang baik dan layak dapat diuji
75
Sumber: Data Diolah (penulis).

Persentase
100%
100%
0%
0%
100%

Tabel2. Deskripsi Statistik mengenai Pengaruh Independensi Auditor, Standar
Pelaporan, Pendidikan Berkelanjutan dan Keahlian Auditor Terhadap Kualitas Audit
Standard
~sarn
~sarn
~edia
~ea
Variables
Deviatio
Teoritis
Aktual
n
n
n

Kualitas Audit (Y)
Independensi Auditor (X 1)
Standar Pelaporan (X2)
Pendidikan Berkelanjutan (X3)
Keahlian Auditor (X4)

15 - 50
30- 58
30 - 58
27 - 30
74 -85

2 -48
6 -28
6 -28
14-27
58 -74

42
46
46
25

41
46
46
25

69

69

5
6
6
2
4

Sumber: Data Diolah (penulis).
Tabel 3. Uji Reliabilitas dengan NHai Cronbach's Alpha
Variabel
lumlah
Cronbach'
Keterangan
Pertanyaan
Alpha
1
Kualitas Audit (Y)
6
.615
Reliable
2
Indenpendensi (Xl)
10
Reliable
.779
3
Standar Pelaporan (X2)
Reliable
11
.692
4
Pendidikan Berkelanjutan
6
Reliable
.850
(X3)
'k
;5
Keahlian Auditor (X4)
.781
Reliable
13
Sumber: Data olahan SPSs.
No

61

Arifin Lubis: Pengaruh Independensi Pemeriksa ...

Histogrc. ...n

M~

:.-tl
' _: ~L

Reg'

- e~s.iotl

8, '1C'E 1'::-

L '~

'I

.

- +.J .':.' . .J

11 - :-3

S"tandal-dized Re!;idu .3I 1

Sumber: Output SPSS
Gambar 2. Grafik Normalitas
Distribusi Frekuensi
Tanggapan
responden
terhadap
kuisioner yang diberikan adalah untuk
mengetahui pengaruh independensi auditor,
standar pelaporan, pendidikan berkelanjutan,
keahlian auditor terhadap kualitas audit.
Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel yang berasal dari
kuesioner yang telah diisi secara lengkap dan
benar oleh responden.
Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat
dideskripsikan untuk variabel Kualitas Audit
dimana kisaran teoritis bernilai antara 15-50,
kisaran aktual terendah 25 dan tertinggi 48,
nilai nilai tengah (median) 42, nilai rata-rata
(mean) 41 dan standar deviasi sebesar 5.
Variabel Independensi Auditor dengan nilai
kisaran teoritis 30-58, kisaran aktual terendah
6 dan tertinggi 28, nilai tengah 46, nilai ratarata 46 dan standar deviasi 6. Variabel
Standar Pelaporan dengan kisaran teoritis 3058, kisaran aktual terendah 6 dan tertinggi
28, nilai median 46, nilai rata-rata 46 dan
standar deviasi 6,. Sedangkan nilai
Pendidikan Berkelanjutan dengan kisaran
teoritis 27-30, nilai kisaran aktual terendah
14 dan tertinggi 27, nilai median 25, nilai"
rata-rata 25 dan standar deviasi 2.
Keahlian Auditor dengan kisaran
teoritis 74-85, nilai kisaran aktual terendah
58 dan tertinggi 74, nilai median 69, nilai
rata-rata 69 dan standar deviasi. Variabel
motivasi auditor dengan kisaran teoritis 5874, nilai kisaran aktual terendah 17 dan
tertinggi 74, nilai median 69, rata-rata 69 dan
standar deviasi 4, dengan data tersebut

jawaban responden pada kisaran 4
kecenderungannya adalah setuju motivasi
auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Analisis
Validitas
dan
Relia bilitas
Instrumen
1. HasH Uji Validitas Instrumen
Berdasarkan hasil UJI validitas
terhadap 71 responden atas instrumen
pertanyaan yang digunakan untuk masingmasing variabel dengan melihat nilai
Corrected Item-Total Correlation (r hitung)
dengan r tabel Product Moment dim ana r
tabel 0.227 (75-2=73), dengan demikian
maka X2 terdapat yang tidak valid yaitu Q4
dan X4 yaitu Q8, Qll dan Q13.
2. HasH Uji Reliabilitas Instrumen
___ Hasil uji reliabilitas
terhadap
instrumen penelitian dapat dilihat Tabel3.
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian Normalitas
Uji normalitas, bertujuan untuk
menguji kenormalan data dan dideteksi
dengan melihat melihat garis diagram batang
histogram Jika distribusi data adalah normal,
maka diagram batang masih pada sekitar
garis distribusi normal. Hasil pengujian
terdapat pada Gambar 2.
Dari hasil pengujian terlihat pada
Gambar 2 tersebut dimana Ghozali (2005)
menyatakan jika distribusi data adalah
normal, maka terdapat diagram batang
histogram penyebarannya mengikuti arah
~ mencg
ke kiri maupun ke kanan
garis tida
dan berbentuk berbentuk lonceng yang tidak

62

a

W ARANA HIJAU Jurnal Perencanaan Pengembangan Wilayah. Val.5, No. 2, Desember 2009

melenceng ke kiri atau ke kanan. Dengan
demikian maka dapat dinyatakan bahwa data
berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan fenomena
adanya korelasi yang sempurna antara satu
variabel bebas dengan variabel bebas lain.
Jika
terjadi
multikolinearitas,
akanmengakibatkan timbulnya kesalahan standar
penaksir dan probabilitas untuk menenma

hipotes

~
ng
salah semakin besar. Menurut
Ghozall' (2005) salah satu cara untuk
mengetahui adanya multikolinearitas adalah
dengan melakukan uji VrF (Variance
Inflation Factor) yaitu jika VIF tidak lebih
dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari
0,1 maka model dapat dikatakan terbebas
dari multikolinearitas. Berdasarkan hasil
pengolahan SPSS atas data yang diperoleh,
dapat dilihat pada Tabe14.

Tabel 4. Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
(Constant)
Tolerance
Independensi Xl
3.866
Std Pelaporan X2
7.321
PPL X3
1.006
K Auditor X4
-2.027
Dependent Variabel: Kualitas_ Audit_ Y
Sumber: Rasil Output SPSs.
Model

Tabel 5.
Model

Pe~gujian

VIF
.000
.000
.318
.046

Goodness of Fit

R Square

R

Adjusted R Square

.850 a

.722
.707
1
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Y
b. Independent Variable: K_Auditor_X4, Std_Pelaporan_X2, PPL_X3 , Independensi_X l
Sumber: Data DiolahlOutput SPSs.
Tabel 6. Uji F
Sum of
Sig.
Model
Squares
Df
Mean Square
F
.000a
109.045
45.541
Regression
436.179
4
1
Residual
70
2.394
167.608
Total
74........
603.787
a. Predictors: (Constant), K_Auditor_X4, Std_Pelaporan_X2, PPL_X3 , Independensi_Xl
b. Dependent Variable: Kualitas_ Audit_ Y
Sumber: Rasil Output SPSs.
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji t
Coefficients a

Model
1 (Constant)
Independensi Xl
Std Pelaporan X2
PPL X3
K Auditor X4

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
6.364

3.502

.195
.300
.106
-. 112

.050
.041
.106
.055

a. Dependent Variable: Kualitas _ Audit_ Y
Sumber: Data DiolahlOutput SPSs.

63

,~

Standardized
Coefficients
Beta
.326
.617
.080
-.159

t

Sig.

1.817

.073

3.866
7.321
1.006
-2 .027

.000
.000
.318
.046

Arifin,Lubis: Pengaruh lndependensi Pemeriksa ...

Scatterplot

Dependent Variable: l{.ualitM_Audit_Y

.

.4

-1

Regression Studentized Residu;:,1

Sumber: Data DiolahlOutput SPSs.
Gambar 3. Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Dari Tabel 4 terse but dapat dilihat
bahwa nilai VIF untuk masing-masing
variabel adalah < 10 dan Tolerance tidak
kurang dari 0,1. Hal ini membuktikan bahwa
model regresl yang digunakan dalam
penelitian Ill! tidak terdapat gejala
multikolinearitas (homoskedastisitas).
Uji Heteroskedastisitas

Uji
Heteroskedastisitas
dapat
dilakukan dengan cara melihat grafik
scatterplot yang disajikan yang terdapat pada
gambar, terlihat titik-titik menyebar secara
acak tidak membentuk sebuah po1a tertentu
yang jelas serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi. Bentuk grafik Scatterplot
(Gambar 3).
PEMBAHASAN

Hipotesis yang menyatakan terdapat
pengaruh Independensi Pemeriksa, Standar
Pelaporan, Pendidikan Berkelanjutan dan
Keahlian Auditor terhadap Kualitas Audit
dapat diterima. Pengujian goodness of fit
dilakukan untuk menentukan ke1ayakan suatu
model regresi. Kelayakan terse but dapat
dilihat dari nilai adjusted R Square. Menurut
Ghozali (2005 : 83) nilai acijusted R Square
digunakan bila menggunakan lebih dari satu
variabel independen. Pengglmaan acijusted R
Square mengeliminir naik turunnya nilai R
Square karena adanya penambahan variabel
independen kedalam model. Hipotesis
menggunakan lebih dari satu variabel

independen maka digunakan adjusted R
Square. Nilai acijusted R Square yang
diperoleh dari hasil pengolahan data.
Nilai acijusted R Square pada Tabel 5
sebesar 0,250. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel Independensi Pemeriksa, Standar
Pelaporan, Pendidikan Berkelanjutan dan
Keahlian Auditor berpengaruh tcrhadap
Kualitas Audit berpengaruh secara simultan
dan secara parsial terhadap kualitas audit
Inspektorat sebesar 0,707 atau 70,7%.
sedangkan
sisanya
sebesar
29,3%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dijelaskan olch model penelitian Ill!.
Indikator signifikansi parameter koefesien
adjusted R2 signifikan atau tidak maka dapat
dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji
statistik t (Uji t) dengan tingkat signifikansi
pada a = 0,05 atau 5%, apabila signifikansi
diatas 0,05 atau a > 5% maka Ho diterima
dan HJ ditolak, dan apabila signifikansi
dibawah 0,05 atau a < 5% maka Ho ditolak
dan HI diterima.
Untuk menguji apakah parameter
koefesien Acijusted R2 signifikan atau tidak
maka dilakukan pengujian dengan bantuan
alat uji statistik metode Fisher (Uji F) dengan
tingkat keyakinan (confident level) sebesar
95%. Kriteria pengujian yang digunakan
adalah apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak;
dan apabila Fhitung :::; Ftabel maka Ho dapat
diterima. Atas hal tersebut berdasarkan pada
ikhtisar pengujian terdapat dalam Tabe16.
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai
Fhitung ,a'-(ialah 45.541 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada

64

-

W ARANA HIJAU Jurnal Perencanaan fi Pengembangan Wilayah. Vo1.5, ~o

tingkat kepercayaan 95% (cx=0,05) adalah
2.52. Oleh karena pada kedua perhitungan
Fhitung>Ftabel (45.541 > 2.52). Hal ill}
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
variabel Independensi Pemeriksa, Standar .
Pelaporan, Pendidikan Berkelanjutan dan
Keahlian Auditor terhadap Kualitas Audit.
Hasil uji statistik atas Independensi
Pemeriksa, Standar Pelaporan, Pendidikan
Berkelanjutan
dan
Keahlian
Auditor
berpengaruh terhadap Kualitas Audit dapat
dilihat pada Tabel 7.
Hasil uji statistik pada Tabel 7
menunjukkan bahwa variabel independensi
(Xl) nilai koefisiensi regresi 3.866 'dengan
nilai signifikansi 0.000 maka Ho ditolak dan '
HI diterima secara signifikan. Variabel
standar
pelaporan
memberikan
nilai
koefisiensi regresi 7.321 dengan nilai
signifikansi
0.000
dengan
nilai
signifikansinya lebih keei! dari a = 5%
(0.000 < 0.05), bi1a nilai signifikansi