BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Maraknya
pertumbuhan
lembaga
pendidikan
di
Indonesia disertai perubahan yang terjadi antar lembaga
tersebut menimbulkan
persaingan
yang
semakin
ketat.
Persaingan yang terjadi ada pada bidang mutu, layanan,
kehadiran lembaga pendidikan baru, keragaman pilihan yang
ditawarkan lembaga pendidikan, pencitraan, penerimaan
murid, dan sebagainya (Mulyasa,2011). Persaingan juga
secara
terstruktur
lembaga-lembaga
telah
menjadi
pendidikan
common
bersaing
sense
dalam
yaitu
memiliki
keunggulan pada hampir semua aspek yaitu baik input,
proses, dan output (http:staff.uny.ac.id).
Berbagai
kondisi
nyata
persaingan
antar
lembaga
pendidikan dapat dilihat di berbagai daerah Indonesia, antara
lain di Sragen pada tahun 2014 ada 6 SMK Swasta ditutup
oleh Disdikpora Kabupaten Surakarta karena tidak ada siswa
yang
mendaftar
dan
pelanggaran
http://m.inilahkoran.com).
PPDB
(sumber:
Di Surabaya, pada tahun 2014
terdapat 64 sekolah swasta baik SD, SMP, dan SMA/SMK
ditutup oleh Dinas Pendidikan terkait izin operasional akibat
kurangnya
siswa
yang
bertentangan
dengan
Peraturan
Mendikbud dan menurunnya minat masyarakat (sumber:
www.jawapos.com).
mengalami
Di
penurunan
Salatiga,
jumlah
SMA
siswa
Theresiana
secara
juga
fluktuaktif
(Panny, 2012). Selain itu, SMA Kristen 2 Salatiga, melalui
penelitian analisis SWOT dalam Mata Kuliah Manajemen
Mutu Terpadu Pendidikan diketahui berada pada kuadran
WT (Weakness-Treaths) artinya banyak kelemahan internal
dan ancaman eksternal yang berakibat menurunnya minat
atau pula jumlah siswa dalam 5 tahun terakhir (Tehupeiory
& Widiarso, 2014).
Kenyataan-kenyataan
tersebut
menunjukkan
bahwa
lembaga pendidikan khususnya swasta tidak terhindarkan
dari persaingan
antar
lembaga
pendidikan
maka
yang
mampu bersaing akan mendapatkan jumlah murid yang
sesuai dengan daya tampungnya, tetapi bagi yang tidak
mampu bersaing maka tidak dapat memenuhi daya tampung.
Kondisi tersebut dapat menjadikan lembaga pendidikan yang
mampu bertahan menjadi unggul, namun bagi lembaga yang
tidak
mampu
bertahan
menghadapi
persaingan
akan
mengalami penurunan dalam hal kualitas khususnya bagi
sekolah swasta (Geller dkk, 2006; Andersen dkk, 2007). Oleh
karena itu, sekolah dituntut untuk melakukan berbagai
penataan
sehingga
mampu
bersaing
dan
dapat
terus
meningkat menjadi lebih baik.
Langkah
yang
dapat
ditempuh
yaitu
menerapkan
strategi bersaing untuk eksistensi ataupun menjadi sekolah
unggul dalam persaingan. Strategi bersaing merupakan
upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam
suatu arena fundamental di mana persaingan berlangsung.
Strategi bersaing diperlukan untuk memperoleh keunggulan
bersaing yang dilakukan melalui differensiasi, focus dan cost
based-leadership (Porter, 2007). Hanya sekolah yang memiliki
strategi bersaing yang tepat sajalah yang mampu menghadapi
kerasnya persaingan ataupun krisis yang terjadi di dalam
perjalanan sekolah (Faisal Musa dalam Nasution, 2008).
Sekolah yang menerapkan strategi bersaing mampu
memenangkan persaingan antar lembaga pendidikan dan
diminati oleh banyak masyarakat. Hal itu dibuktikan melalui
penelitian Ketunen (2002), Narjono (2003), Kastanya, (2012).
Bahkan
melalui
strategi
bersaing,
sekolah
mampu
memperoleh target pangsa pasar, keuntungan dan penjualan
dengan meningkatkan kualitas SDM serta efektif dalam
meningkatkan
posisi pemasaran
Hermawan;2010).
sesungguhnya
Hasil-hasil
menunjukkan
sekolah
(Cutright,2003;
penelitian
bahwa
strategi
tersebut
bersaing
ternyata efektif diterapkan untuk memenangkan persaingan.
SMA Kristen 1 Salatiga juga merupakan salah satu
sekolah swasta yang menerapkan strategi bersaing untuk
memenangkan persaingan. Merujuk pada penelitian Noya
(2013), diketahui bahwa SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan
strategi bersaing untuk tetap menjaga eksistensi sekolah
dalam menghadapi persaingan dan strategi itu pula sebagai
kunci utama dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
Strategi yang diterapkan yaitu strategi differensiasi dan
strategi keunggulan berbasis biaya. Strategi differensisasi
dilakukan melalui berbagai program yang berbeda dari
sekolah
yang
ada
di
Salatiga
misalnya
peduli
kasih,
kewirausahaan dan agribisnis, pengembangan diri berupa
SMUQI Radio, KIR, robotik, ekstrakurikuler multimedia,
program khusus berupa eskpo pendidikan, career day,
parenting day, character building, field trip, sekolah lima hari
dan moving class. Program tersebut melibatkan semua pihak
sekolah seperti siswa, guru, dan orang tua siswa. Sedangkan
keunggulan biaya dilihat dari murahnya biaya pendidikan
jika dibandingkan dengan sekolah swasta favorit lainnya di
salatiga.
Menyangkut strategi bersaing diferensiasi, berdasarkan
wawancara dengan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga tanggal 20
April 2015 dapat diketahui bahwa ada beberapa program
mengalami kendala
terutama
terkait kemampuan SDM.
Program moving class misalnya, koordinir guru terhadap
siswa dianggap kurang. Ada pula program kewirausahaan
dan agrobisnis yang terkendala pendamping program tidak
sejalan
dengan
misi
sekolah.
Program
lain
seperti
ekstrakurikuler robotik dan multimedia menggunakan tenaga
dari luar sekolah karena guru belum sepenuhnya menguasai
bidang tersebut.
Berdasarkan
wawancara
lainnya
dengan
wakasek
kesiswaan tanggal 22 April 2015 terungkap juga bahwa pada
program ekstrakurikuler multimedia terkendala kelengkapan
fasilitas IT. Padahal kelengkapan fasilitas sarana prasarana
sebagai sumber daya fisik sekolah sangat diperlukan dalam
menjalankan program tersebut.
program lainnya,
Selain itu, menyangkut
ada beberapa program yang diterapkan
oleh sekolah lain yaitu SMA Negeri 1 Salatiga menerapkan
moving
class
(http://www.sman1salatiga.sch.id/),
SMA
Negeri 2 Salatiga menerapkan moving class dan agribisnis
(https://sma2salatiga.wordpress.com),
Salatiga
menerapkan moving class
(www.pangudiluhur.org).
Selain
itu,
SMA Pangudi Luhur
dan berbagi kasih
SMA
Laboratorium
Kristen Satya Wacana dan SMA Kristen 2 Salatiga (Eclesia &
Widiarso, 2013) juga melaksanakan moving class dengan
pembelajaran 5 hari dan ada program peduli kasih sebagi
citra
sekolah
mengindikasikan
kristen.
bahwa
Hal-hal
strategi
ini
sesungguhnya
differensiasi
melalui
berbagai program sekolah yang semestinya menjadi pembeda
ternyata juga dilaksanakan oleh sekolah lainnya. Menghadapi
hal ini, maka sekolah sudah seharusnya tanggap terhadap
sekolah lain karena
hanya
sekolah dengan
keunikan
tersendiri berupa layanan, program bahkan kultur sekolah
yang berbeda yang mampu bertahan dan menjadi unggul
(Hatari, 2010).
Bertolak dari hal-hal tersebut itulah, maka diperlukan
evaluasi terhadap strategi bersaing yang diterapkan SMA
Kristen
1
Salatiga
karena
apabila
tidak
mengevaluasi
strateginya tersebut maka bisa saja kalah dalam menghadapi
kerasnya persaingan saat ini. Salah satu model evaluasi yang
dapat digunakan yaitu evaluasi strategi menurut Rumelt
(2000),
dengan
cara
menilai
konsistensi
(consistency ),
kesesuaian (consonance), keunggulan (advantage), kelayakan
(feasibility) dari strategi yang diterapkan. Sehingga melalui
evaluasi inilah dapat dinilai apakah strategi bersaing sudah
diterapkan SMA Kristen 1 Salatiga sudah konsisten, sesuai,
unggul
dan
layak.
memungkinkan
Selain
institusi
itu,
dalam
evaluasi
hal
ini
strategi
sekolah
juga
untuk
berbenah karena evaluasi yang tepat dapat memperingatkan
manajemen akan adanya masalah atau potensi masalah
sebelum menjadi kritis (Pearce dan Robinson, 2008).
Penelitian mengenai evaluasi strategi bersaing senditi
telah banyak dilakukan namun dalam bidang ekonomi,
antara lain penelitian yang dilakukan oleh Frederyk, H., &
Setiawan, A. (2012) tentang Evaluasi Strategi Bersaing Pada
Industri
Pelayaran
menemukan
BatubaraStudi
bahwa
strategi
Kasus
perusahan
PT.XYZ,
yang
belum
tepat
walaupun sudah merespon peluang dengan baik dan siap
menghadapi
ancaman,
direkomendasikan
market
untuk
menerapkan
development,
market
itu
perusahaan
strategi alternatif seperti
penetration,
dan
product
development.
Penelitian oleh Dalimunthe (2009) dengan judul Evaluasi
strategi bisnis PT Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967
yang menemukan bahwa proses strategi bisnis Asuransi
Bumida Bumiputera telah terlaksana sesuai Rumelt namun
sasaran akhir untuk menjadi 10 besar pasar retail asuransi
umum belum tercapai. Hal ini dikarenakan faktor internal
masih belum sempurnanya dukungan internal dalam bentuk
penyiapan sarana dan teknologi. Sedangkan faktor eksternal
adalah tingginya persaingan industri asuransi umum yang
mendorong para pesaing untuk meningkatkan pencapaian
produksi masing- masing. Penelitian lainnya oleh Lawrence
(2012), dengan judul An Evaluation of Strategies for Achieving
Competitive Advantage in the Banking Industry. The Case of
Ghana Commercial Bank Limited
yang menemukan bahwa
strategi yang disusun bank menimbulkan
keunggulan
kompetitif dalam industry dengan faktor yang paling penting
yang berkontribusi terhadap keunggulan kompetitif, yaitu
bank memiliki cabang yang luas.
Selain itu ada penelitian yang dilakukan oleh Suroso O.
W. (2012) dengan judul Evaluasi Strategi Bersaing Studi pada
PT UNVR dengan menggunakan analisis “Five Forces” model
(M.
Porter)
menunjukkan
bahwa
perubahan-perubahan
eksternal dan internal mempengaruhi strategi yang telah ada
dan perlu dilakukan perubahan agar PT UNVR dapat tetap
unggul di Indonesia. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh
Aquino, E. (2014) dengan judul Evaluasi Strategi Bersaing
Pada Pt. Triyuda Perkasa yang menghasilkan perusahaan
menggunakan costleadership
strategy .
SERVO analysis,
leadership masih
strategi cost
Berdasarkan
relevan
dengan kondisi persaingan saat ini, karena persaingan di
industri metal work sangat ketat sehingga perusahaan harus
menekan biaya produksinya.
Penelitian oleh Gunawan, A. A. (2014) berjudul Evaluasi
Strategi Bersaing Pada Pt. Green Dewata Di Denpasar Bali
menemukan
bahwa PT. Green Dewata menggunakan cost
leadership strategy dan berdasarkan SERVO Analysis, strategi
bersaing yang digunakan oleh perusahaan saat ini masih
sesuai dengan kondisi persaingan yang ada. Penelitian
lainnya oleh Ficky C. dan Ratih I (2014) tentang evaluasi
strategi bersaing pada UD Lelyta yang menghasilkan bahwa
perusahaan
menggunakan
strategi
bersaing
cost based
leadership dan berdasarkan analisis SERVO strategi tersebut
masih sesuai dengan kondisi persaingan.
Hal yang membedakan penelitian ini yaitu penelitian
dilakukan dalam ranah evaluasi strategi bersaing di dunia
pendidikan. Oleh karena itu, keunikan penelitian terletak
pada tujuan mengevaluasi strategi bersaing yang diterapkan
oleh SMA Kristen 1 Salatiga
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana konsistensi (consistency ) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga?
2. Bagaimana kesesuaian (consonance) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga?
3. Bagaimana keunggulan (advantage) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga?
4. Bagaimana kelayakan (feasibility) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitan ini,
yaitu :
1. Mengevaluasi
konsistensi
(consistency )
strategi
bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.
2. Mengevaluasi
kesesuaian
(consonance)
strategi
bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.
3. Mengevaluasi
keunggulan
(advantage
bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.
)
strategi
4. Mengevaluasi kelayakan (feasibility) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara
teoritis
penelitian
menambah
ilmu
pengetahuan
manajemen
pendidikan,
ini
bermanfaat
tentang
khususnya
untuk
pelaksanaan
yang
berkaitan
dengan evaluasi manajemen strategi bersaing sekolah.
2. Manfaat Praktis
Secara
praktis
penelitian
ini
bermanfaat
bagi
pengelola SMA Kristen 1 Salatiga yaitu kepala sekolah
dalam memperbaharui strategi bersaing yang digunakan
agar
mampu
pendidikan.
menghadapi
persaingan
dalam
dunia
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Maraknya
pertumbuhan
lembaga
pendidikan
di
Indonesia disertai perubahan yang terjadi antar lembaga
tersebut menimbulkan
persaingan
yang
semakin
ketat.
Persaingan yang terjadi ada pada bidang mutu, layanan,
kehadiran lembaga pendidikan baru, keragaman pilihan yang
ditawarkan lembaga pendidikan, pencitraan, penerimaan
murid, dan sebagainya (Mulyasa,2011). Persaingan juga
secara
terstruktur
lembaga-lembaga
telah
menjadi
pendidikan
common
bersaing
sense
dalam
yaitu
memiliki
keunggulan pada hampir semua aspek yaitu baik input,
proses, dan output (http:staff.uny.ac.id).
Berbagai
kondisi
nyata
persaingan
antar
lembaga
pendidikan dapat dilihat di berbagai daerah Indonesia, antara
lain di Sragen pada tahun 2014 ada 6 SMK Swasta ditutup
oleh Disdikpora Kabupaten Surakarta karena tidak ada siswa
yang
mendaftar
dan
pelanggaran
http://m.inilahkoran.com).
PPDB
(sumber:
Di Surabaya, pada tahun 2014
terdapat 64 sekolah swasta baik SD, SMP, dan SMA/SMK
ditutup oleh Dinas Pendidikan terkait izin operasional akibat
kurangnya
siswa
yang
bertentangan
dengan
Peraturan
Mendikbud dan menurunnya minat masyarakat (sumber:
www.jawapos.com).
mengalami
Di
penurunan
Salatiga,
jumlah
SMA
siswa
Theresiana
secara
juga
fluktuaktif
(Panny, 2012). Selain itu, SMA Kristen 2 Salatiga, melalui
penelitian analisis SWOT dalam Mata Kuliah Manajemen
Mutu Terpadu Pendidikan diketahui berada pada kuadran
WT (Weakness-Treaths) artinya banyak kelemahan internal
dan ancaman eksternal yang berakibat menurunnya minat
atau pula jumlah siswa dalam 5 tahun terakhir (Tehupeiory
& Widiarso, 2014).
Kenyataan-kenyataan
tersebut
menunjukkan
bahwa
lembaga pendidikan khususnya swasta tidak terhindarkan
dari persaingan
antar
lembaga
pendidikan
maka
yang
mampu bersaing akan mendapatkan jumlah murid yang
sesuai dengan daya tampungnya, tetapi bagi yang tidak
mampu bersaing maka tidak dapat memenuhi daya tampung.
Kondisi tersebut dapat menjadikan lembaga pendidikan yang
mampu bertahan menjadi unggul, namun bagi lembaga yang
tidak
mampu
bertahan
menghadapi
persaingan
akan
mengalami penurunan dalam hal kualitas khususnya bagi
sekolah swasta (Geller dkk, 2006; Andersen dkk, 2007). Oleh
karena itu, sekolah dituntut untuk melakukan berbagai
penataan
sehingga
mampu
bersaing
dan
dapat
terus
meningkat menjadi lebih baik.
Langkah
yang
dapat
ditempuh
yaitu
menerapkan
strategi bersaing untuk eksistensi ataupun menjadi sekolah
unggul dalam persaingan. Strategi bersaing merupakan
upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam
suatu arena fundamental di mana persaingan berlangsung.
Strategi bersaing diperlukan untuk memperoleh keunggulan
bersaing yang dilakukan melalui differensiasi, focus dan cost
based-leadership (Porter, 2007). Hanya sekolah yang memiliki
strategi bersaing yang tepat sajalah yang mampu menghadapi
kerasnya persaingan ataupun krisis yang terjadi di dalam
perjalanan sekolah (Faisal Musa dalam Nasution, 2008).
Sekolah yang menerapkan strategi bersaing mampu
memenangkan persaingan antar lembaga pendidikan dan
diminati oleh banyak masyarakat. Hal itu dibuktikan melalui
penelitian Ketunen (2002), Narjono (2003), Kastanya, (2012).
Bahkan
melalui
strategi
bersaing,
sekolah
mampu
memperoleh target pangsa pasar, keuntungan dan penjualan
dengan meningkatkan kualitas SDM serta efektif dalam
meningkatkan
posisi pemasaran
Hermawan;2010).
sesungguhnya
Hasil-hasil
menunjukkan
sekolah
(Cutright,2003;
penelitian
bahwa
strategi
tersebut
bersaing
ternyata efektif diterapkan untuk memenangkan persaingan.
SMA Kristen 1 Salatiga juga merupakan salah satu
sekolah swasta yang menerapkan strategi bersaing untuk
memenangkan persaingan. Merujuk pada penelitian Noya
(2013), diketahui bahwa SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan
strategi bersaing untuk tetap menjaga eksistensi sekolah
dalam menghadapi persaingan dan strategi itu pula sebagai
kunci utama dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
Strategi yang diterapkan yaitu strategi differensiasi dan
strategi keunggulan berbasis biaya. Strategi differensisasi
dilakukan melalui berbagai program yang berbeda dari
sekolah
yang
ada
di
Salatiga
misalnya
peduli
kasih,
kewirausahaan dan agribisnis, pengembangan diri berupa
SMUQI Radio, KIR, robotik, ekstrakurikuler multimedia,
program khusus berupa eskpo pendidikan, career day,
parenting day, character building, field trip, sekolah lima hari
dan moving class. Program tersebut melibatkan semua pihak
sekolah seperti siswa, guru, dan orang tua siswa. Sedangkan
keunggulan biaya dilihat dari murahnya biaya pendidikan
jika dibandingkan dengan sekolah swasta favorit lainnya di
salatiga.
Menyangkut strategi bersaing diferensiasi, berdasarkan
wawancara dengan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga tanggal 20
April 2015 dapat diketahui bahwa ada beberapa program
mengalami kendala
terutama
terkait kemampuan SDM.
Program moving class misalnya, koordinir guru terhadap
siswa dianggap kurang. Ada pula program kewirausahaan
dan agrobisnis yang terkendala pendamping program tidak
sejalan
dengan
misi
sekolah.
Program
lain
seperti
ekstrakurikuler robotik dan multimedia menggunakan tenaga
dari luar sekolah karena guru belum sepenuhnya menguasai
bidang tersebut.
Berdasarkan
wawancara
lainnya
dengan
wakasek
kesiswaan tanggal 22 April 2015 terungkap juga bahwa pada
program ekstrakurikuler multimedia terkendala kelengkapan
fasilitas IT. Padahal kelengkapan fasilitas sarana prasarana
sebagai sumber daya fisik sekolah sangat diperlukan dalam
menjalankan program tersebut.
program lainnya,
Selain itu, menyangkut
ada beberapa program yang diterapkan
oleh sekolah lain yaitu SMA Negeri 1 Salatiga menerapkan
moving
class
(http://www.sman1salatiga.sch.id/),
SMA
Negeri 2 Salatiga menerapkan moving class dan agribisnis
(https://sma2salatiga.wordpress.com),
Salatiga
menerapkan moving class
(www.pangudiluhur.org).
Selain
itu,
SMA Pangudi Luhur
dan berbagi kasih
SMA
Laboratorium
Kristen Satya Wacana dan SMA Kristen 2 Salatiga (Eclesia &
Widiarso, 2013) juga melaksanakan moving class dengan
pembelajaran 5 hari dan ada program peduli kasih sebagi
citra
sekolah
mengindikasikan
kristen.
bahwa
Hal-hal
strategi
ini
sesungguhnya
differensiasi
melalui
berbagai program sekolah yang semestinya menjadi pembeda
ternyata juga dilaksanakan oleh sekolah lainnya. Menghadapi
hal ini, maka sekolah sudah seharusnya tanggap terhadap
sekolah lain karena
hanya
sekolah dengan
keunikan
tersendiri berupa layanan, program bahkan kultur sekolah
yang berbeda yang mampu bertahan dan menjadi unggul
(Hatari, 2010).
Bertolak dari hal-hal tersebut itulah, maka diperlukan
evaluasi terhadap strategi bersaing yang diterapkan SMA
Kristen
1
Salatiga
karena
apabila
tidak
mengevaluasi
strateginya tersebut maka bisa saja kalah dalam menghadapi
kerasnya persaingan saat ini. Salah satu model evaluasi yang
dapat digunakan yaitu evaluasi strategi menurut Rumelt
(2000),
dengan
cara
menilai
konsistensi
(consistency ),
kesesuaian (consonance), keunggulan (advantage), kelayakan
(feasibility) dari strategi yang diterapkan. Sehingga melalui
evaluasi inilah dapat dinilai apakah strategi bersaing sudah
diterapkan SMA Kristen 1 Salatiga sudah konsisten, sesuai,
unggul
dan
layak.
memungkinkan
Selain
institusi
itu,
dalam
evaluasi
hal
ini
strategi
sekolah
juga
untuk
berbenah karena evaluasi yang tepat dapat memperingatkan
manajemen akan adanya masalah atau potensi masalah
sebelum menjadi kritis (Pearce dan Robinson, 2008).
Penelitian mengenai evaluasi strategi bersaing senditi
telah banyak dilakukan namun dalam bidang ekonomi,
antara lain penelitian yang dilakukan oleh Frederyk, H., &
Setiawan, A. (2012) tentang Evaluasi Strategi Bersaing Pada
Industri
Pelayaran
menemukan
BatubaraStudi
bahwa
strategi
Kasus
perusahan
PT.XYZ,
yang
belum
tepat
walaupun sudah merespon peluang dengan baik dan siap
menghadapi
ancaman,
direkomendasikan
market
untuk
menerapkan
development,
market
itu
perusahaan
strategi alternatif seperti
penetration,
dan
product
development.
Penelitian oleh Dalimunthe (2009) dengan judul Evaluasi
strategi bisnis PT Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967
yang menemukan bahwa proses strategi bisnis Asuransi
Bumida Bumiputera telah terlaksana sesuai Rumelt namun
sasaran akhir untuk menjadi 10 besar pasar retail asuransi
umum belum tercapai. Hal ini dikarenakan faktor internal
masih belum sempurnanya dukungan internal dalam bentuk
penyiapan sarana dan teknologi. Sedangkan faktor eksternal
adalah tingginya persaingan industri asuransi umum yang
mendorong para pesaing untuk meningkatkan pencapaian
produksi masing- masing. Penelitian lainnya oleh Lawrence
(2012), dengan judul An Evaluation of Strategies for Achieving
Competitive Advantage in the Banking Industry. The Case of
Ghana Commercial Bank Limited
yang menemukan bahwa
strategi yang disusun bank menimbulkan
keunggulan
kompetitif dalam industry dengan faktor yang paling penting
yang berkontribusi terhadap keunggulan kompetitif, yaitu
bank memiliki cabang yang luas.
Selain itu ada penelitian yang dilakukan oleh Suroso O.
W. (2012) dengan judul Evaluasi Strategi Bersaing Studi pada
PT UNVR dengan menggunakan analisis “Five Forces” model
(M.
Porter)
menunjukkan
bahwa
perubahan-perubahan
eksternal dan internal mempengaruhi strategi yang telah ada
dan perlu dilakukan perubahan agar PT UNVR dapat tetap
unggul di Indonesia. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh
Aquino, E. (2014) dengan judul Evaluasi Strategi Bersaing
Pada Pt. Triyuda Perkasa yang menghasilkan perusahaan
menggunakan costleadership
strategy .
SERVO analysis,
leadership masih
strategi cost
Berdasarkan
relevan
dengan kondisi persaingan saat ini, karena persaingan di
industri metal work sangat ketat sehingga perusahaan harus
menekan biaya produksinya.
Penelitian oleh Gunawan, A. A. (2014) berjudul Evaluasi
Strategi Bersaing Pada Pt. Green Dewata Di Denpasar Bali
menemukan
bahwa PT. Green Dewata menggunakan cost
leadership strategy dan berdasarkan SERVO Analysis, strategi
bersaing yang digunakan oleh perusahaan saat ini masih
sesuai dengan kondisi persaingan yang ada. Penelitian
lainnya oleh Ficky C. dan Ratih I (2014) tentang evaluasi
strategi bersaing pada UD Lelyta yang menghasilkan bahwa
perusahaan
menggunakan
strategi
bersaing
cost based
leadership dan berdasarkan analisis SERVO strategi tersebut
masih sesuai dengan kondisi persaingan.
Hal yang membedakan penelitian ini yaitu penelitian
dilakukan dalam ranah evaluasi strategi bersaing di dunia
pendidikan. Oleh karena itu, keunikan penelitian terletak
pada tujuan mengevaluasi strategi bersaing yang diterapkan
oleh SMA Kristen 1 Salatiga
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana konsistensi (consistency ) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga?
2. Bagaimana kesesuaian (consonance) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga?
3. Bagaimana keunggulan (advantage) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga?
4. Bagaimana kelayakan (feasibility) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitan ini,
yaitu :
1. Mengevaluasi
konsistensi
(consistency )
strategi
bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.
2. Mengevaluasi
kesesuaian
(consonance)
strategi
bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.
3. Mengevaluasi
keunggulan
(advantage
bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.
)
strategi
4. Mengevaluasi kelayakan (feasibility) strategi bersaing
SMA Kristen 1 Salatiga.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara
teoritis
penelitian
menambah
ilmu
pengetahuan
manajemen
pendidikan,
ini
bermanfaat
tentang
khususnya
untuk
pelaksanaan
yang
berkaitan
dengan evaluasi manajemen strategi bersaing sekolah.
2. Manfaat Praktis
Secara
praktis
penelitian
ini
bermanfaat
bagi
pengelola SMA Kristen 1 Salatiga yaitu kepala sekolah
dalam memperbaharui strategi bersaing yang digunakan
agar
mampu
pendidikan.
menghadapi
persaingan
dalam
dunia