Whisnu Mardiansyah 1110113000076 Aliansi Aliansi

Whisnu Mardiansyah : 1110113000076
Aliansi Militer Amerika Serikat-Korea Selatan Dalam Menghadapi
Ancaman Nuklir Korea Utara

Pertanyaan Penelitian


Bagaimana Strategi Aliansi Militer Amerika Serikat-Korea Selatan digunakan sebagai
strategi Geopolitik? Dan Apa dampaknya bagi kawasan?

Kerangka Pemikiran
Dalam masalah yang akan diangkat oleh penulis mengenai “Aliansi Militer Amerika
Serikat-Korea Selatan dalam Menghadapi Ancaman Nuklir Korea Utara” akan menggunakan
Teori yang sesuai dengan fenomena Hubungan Internasional yaitu Neo-Realisme serta
konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas diantaranya konsep
Aliansi Pertahanan, Keamanan Regional, Keamanan Nasional, Balance of Power.
Neo-Realisme
Dalam pandangan neorealisme tokoh utamanya seperti Jean Jaques
Roasseu dengan karyanya The State Of War (1750), Kenneth Waltz
dengan Theory of International Politics (1979) dan John J Mearsheimer
dengan Tragedy Of Great Politics (2001). Jean Jaques Roasseu memiliki ide

utama dalam neo-realis bahwa bukanlah hakikat menusia, tetapi sistem
yang anarki yang mengembangkan ketakutan, kecemburuan, kecurigaan
dan ketidak amanan dalam negara, Kenneth Waltz memiliki ide utama
mengenai struktur internasional dan John J Mearsheimer memiliki ide
utama mengenai self-help. Diantara tokoh-tokoh ini, Kenneth Waltz
merupakan yang paling menonjol dengan perkembangan teoritis studi HI.
Karyanya, Theory of International Politics, dianggap sebagai karya paling
komprehensif dan elaboratif yang menggambarkan pemikiran Neo-

Realism yang paling komprehensif terhadap fenomena-fenomena politik
internasional.
Bila dikaitkan dengan eskalasi konflik yang terjadi di semenanjung
Korea. Menguatnya ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara dengan
ancaman peluncuran nuklir dan rudalnya mengarah ke Korea Selatan
menjadikan kawasan ini semakin dalam kondisi ketidakamanan.
Kenneth
internasional,

Waltz


memiliki

pertama,

tiga

Ordering

karakteristik
Principle

membahas

Of

System

politik
(prinsip


pengorganisasian sistem), menurut Waltz politik internasional memiliki
prinsip anarkis dan berbeda dengan politik domestik yang hirarkhis yang
ia

tulis

"Domestic

politic

is

hierarchically

ordered"

(Kennetz

Waltz,1979:81), kawasan semenanjung Korea dapat menimbulkan konflik
berskala besar mengingat terdapat di kawasan ini terdapat Korea Utara

yang memilki senjata nuklir dan kebangkitan militer China. Untuk itu
kehadiran Amerika Serikat di kawasan ini beraliansi dengan Korea selatan
dan Jepang untuk membantu kedua sekutunya dalam menghadapi
eskalasi konflik yang semakin meruncing akhir-akhir ini.
Lalu karakter kedua, the character of units (karakter unit) aktoraktor yang ada di kawasan Asia Timur memilki kapabilitas dan orientasi
politik dan ideologi yang berbeda-beda. Terdapat Korea Selatan dan
Jepang yang liberal an demokratis serta China dan Korea Utara dengan
ideologi

komunis.

Melihat

dari

sejarah

kedua

ideologi


ini

selalu

berseberangan dan tak sedikit yang menimbulkan konflik.
Dan ketiga, the distribution of capabilities (distribusi kapabilitas).
Karakter unit sistem mengacu pada fungsi yang dijalankan unit-unit dalam
sistem (negara), kapabilitas militer negara-negara di Asia Timur berbedabeda bia dibandingkan dengan China dan Korea Utara maka kekuatan
militer Korea Selatan jelas tak sebanding dengan kedua negara ini.
Kehadiran Amerika Serikat beraliansi Korea Selatan bertujuan untuk
menyeimbangi kekuatan kedua negara ini Lebih dari 33.000 tentara Amerika
Serikat terlibat selama konflik semenanjung Korea yang berlangsung selama tiga tahun.

Selain itu Korea Selatan dan Amerika Serikat memiliki Perjanjian Pertahanan pada tahun
1953. (Manyin.Mark.E, 2010,: 6-7)
Sedangkan untuk bentuk strategi kebijakan luar negeri yang dilakukan Korea Selatan
adalah defensif realisme seperti yang dikatakan Kenneth N. Waltz dapat berbentuk: (Waltz,
1979:90, dikutip dari Lind, 2003:19)
1. Penyeimbangan; membangun kekuatan militer, mencari sekutu, dan berkonfrontasi

dengan negara-negara agresif.
Langkah konfrontasi Korea Selatan dengan menggelar latihan militer gabungan
dengan Amerika Serikat dinilai banyak kalangan akan semakin memperkeruh suasana.
Amerika Serikat mengirim jet tempur F-22 dan pesawat pengebom B-52 yang dikirim
dari pangkalan militer AS di Jepang lalu diterbangkan ke pangkalan militer AS di Osan
Korea Selatan. Upaya ini sebagai balasan atas ancaman Korut yang mengklaim Rudal
mereka kan mampu menjangkau pangkalan militer AS di Guam. Hanya sedikit pihak
yang berkeyakinan bahwa Korea Utara akan memicu konflik besar. Tetapi beberapa tahun
terakhir telah terjadi insiden-insiden mematikan seperti tenggelamnya kapal perang Korea
Selatan (Pyongyang menyatakan tidak bersalah) dan peluncuran peluru kendali ke sebuah
pulau Korea Selatan yang menewaskan dua marinir Korsel dan nelayan.

Aliansi Pertahanan
Jack C. Plano dan Roy Olton dalam bukunya Kamus Hubungan Internasional
menjabarkan pengertian aliansi, yaitu:

Aliansi merupakan perjanjian untuk saling

mendukung secara militer jika salah satu negara penandatangan perjanjian diserang oleh
negara lain; selain itu aliansi ditujukan untuk memajukan kepentingan bersama di antara

negara anggota. Aliansi dapat bersifat bilateral maupun multilateral, rahasia atau terbuka,
sederhana atau sangat terorganisasi, dapat berjangka lama atau pendek, serta dapat
dikendalikan untuk mencegah atau memenangkan sebuah perang. Sistem Keseimbangan
Kekuatan cenderung mendorongnya pakta militer untuk mengimbangi perubahan dalam
keseimbangan kekuatan. Piagam PBB mengakui hak untuk membela diri secara kolektif
yang tercantum dalam pasal 51 (Plano dan Olton, 1999:137)

Selanjutnya mengenai aliansi, Plano dan Olton juga mengatakan bahwa aliansi
didasarkan pada pengaturan Pola Kekuasaan, yiatu:
Cara dalam mengatur dan mempergunakan power yang dipacu untuk
memaksimalkan kelangsungan hidup dan mencapai kepentingan nasional dalam
persaingan dengan negara lain. Pola power mencakup karakteristik respon yang dimiliki
manakala power negara lain menunjukkan ancaman potensial atau aktual terhadap
kelangsungan hidup bangsa dan negara di dalam sistem internasional. Pola power
meliputi:
1. militerisme atau upaya untuk meyakini kekuatan sendiri.
2. aliansi atau konfigurasi power dari sekelompok negara yang diarahkan untuk
menghadapi kelompok negara lainnya
3. keamanan kolektif atau sebuah sistem power universal yang dikukuhkan melalui
semboyan “one for all, all for one”

4. world government atau sebuah tatanan kerjasama federasi, atau sebuah pemerintahan
dunia yang didominasi oleh sebuah pemerintahan yang kuat.” (Plano dan Olton,
1999:10)
Kesepakatan yang terbentuk dalam sebuah aliansi merupakan implikasi dari
adanya berbagai faktor keamanan yang mempengaruhi kedua negara, seperti adanya
“dilema keamanan” yang menghambat negara-negara dalam proses pertolongan-diri.
Aliansi dalam penerapan-nya digunakan untuk menangkal penyerang, melindungi salah
satu negara dalam sebuah perang atau untuk melaksanakan aksi militer untuk melawan
musuh (Kegley, 1991:271).
Aliansi antara Amerika Serikat dan Korea Selatan khususnya di bidang militer telah
terjalin sejak lama. Dimulai dari Perang Korea tahun 1950 Amerika Serikat membantu
Militer Korea Selatan atas usaha Korea Utara mengambil allih Korea Selatan. Lebih dari
33.000 tentara Amerika Serikat terlibat selama konflik semenanjung Korea yang berlangsung
selama tiga tahun. Selain itu Korea Selatan dan Amerika Serikat memiliki Perjanjian
Pertahanan pada tahun 1953. (Manyin.Mark.E :2010: 6-7)

Secara prinsip kawasan semenanjung Korea masih dihadapkan pada kondisi Perang
karena baik antara Korea Selatan maupun Korea Utara belum memiliki kesepakatan damai.
Melihat akan hal itu Korea Selatan perlu untuk memilki pihak yang dapat melindungi
negaranya bila sewaktu-waktu perang dengan Korea Utara akan pecah kembali. Antara Korea

Selatan dan Amerika Serikat sepakat melakukan perjanjian pertahanan bersama yang
mengatur jika salah satu negara diserang oleh pihak ketiga maka pihak lain akan bertindak.
Dan juga kesepakatan meliputi bantuan militer untuk kebijakan salah satu negara sebagai
contoh Korea Selatan turut membantu Amerika Serikat dalam kampanye perangnya di
Vietnam dan Irak. Sejak saat itu Amerika Serikat adalah negara pelidung utama bagi Korea
Selatan. Dan juga Korea Selatan sebagai basis kepentingan Amerika Serikat di kawasan Asia
Pasifik.
Aliansi semakin intensif di masa Presiden Lee Myung Bak dan Presiden Barack
Obama. Pertemuan tingkat kepala negara dan menteri mulai sering dilakukan sebagai respon
atas ujicoba dan peluncuran roket Korea Utara. Meskipun dalam beberapa tahun belakangan
jumlah military base dikurangi imbas dari krisis financial yang terjadi di Amerika Serikat.
Tetepi hal itu tidak mengurangi posisi Amerika serikat sebagai basis pertahanan utama bagi
Korea Selatan. Dan Amerika Serikat bertindak sebagai komando utama bila kemungkinan
perang Korea pecah kembali antara Korea Selatan dan Korea Utara. ancaman Korut yang
terus mengarah pada Seoul dan Washington dinilai sudah pada titik yang mengkhawatirkan
bagi kawasan. Bukan hanya bagi Korea Selatan saja tetapi bagi aliansi Amerika Serikat
lainnya seperti Jepang. Tetapi dalam hal ini Korea Selatan sebagai negara yang paling
potensial diserang oleh Korea Utara.
Keamanan Regional
Dewasa ini konsep keamanan tidak hanya diartikan penjagaan keselamatan pada

tataran nation States tapi telah menjangkau ke segala bidang kehidupan. ini diuraikan juga
oleh Ikrar Nusa Bhakti. Menurutnya konsep keamanan meliputi: (Ikrar Nusa Bakti,
1998:338) Keamanan Militer Upaya mempertahankan warga, wilayah, dan sumber daya
suatu negara terhadap unsur-unsur ancaman dari luar.
Dalam bukunya, Region and Powers the Structure of International Security, (Buzan &
Wæver, 2003:4) mengemukakan bahwa:

“The central idea in RSCT (Regional Security Comlex Theory) is that, since most threats
travel more easily over short distances than long ones, security interdependence is normally
into regionally based clusters: security complexes. Process of securitization and thus the
degree of security interdependence are more intense between actors inside such complexes
than they are between actors inside the complex and outside of it.”
Dari teori yang dikemukakan oleh Buzan tersebut, tergambar bahwa ancaman yang
ada semakin menyebar baik pada jarak dekat maupun pada jarak yang jauh sekalipun. Oleh
karena itu, interdependesi keamanan dalam suatu kawasan pun terjadi, sehingga menjadikan
keamanan tersebut menjadi semakin kompleks. Hal ini menyebabkan meningkatnya
hubungan antar aktor yang terlibat baik secara langsung di dalam maupun aktor yang terlibat
di luar keamanan yang ada.
Berhubungan dengan keamanan baik nasional maupun internasional. Yang dapat
dilakukan oleh sebuah negara untuk menangkal hal ini adalah dengan membuat sebuah

kebijakan keamanan nasional yang difokuskan pada negara itu sendiri. sebagai upaya untuk
meredam keamanan nasional dalam negeri, sekaligus dengan tidak melupakan kebijakan luar
negeri untuk mengurangi ancaman dari luar.
Ancaman militer telah menjadi ancaman yang paling menakutkan dalam sejarah
sebuah bangsa. Tak hanya unsur-unsur vital yang akan hancur, namun pula unsur-unsur
ekosistem serta unsur kehidupan sosial politik akan mengalami akibat yang lebih fatal.
Pencegahan ancaman militer sampai saat ini masih merupakan prioritas setiap negara,
Tingkat ancaman militer terhadap suatu negara bervariasi, tergantung dari apa yang
menyebabkan terjadinya konflik tersebut. Mulai dari pelanggaran batas territorial,
hukuman, perebutan batas territorial negara, invasi, sampai ancaman pembumi-hangusan
sebuah negara dengan adanya blockade pengeboman. Tujuannya juga beragam, mulai dari
persoalan seperti pelanggaran batas laut teritorial, sampai perbedaan paham yang dianut
negara lain.
Korea Selatan menyadari akan ancaman militer yang begitu besar dari negara
tetangganya Korea Utara. untuk mengantisipasi hal itu tentunya Korea Selatan harus
memiliki strategi untuk menghadapi segala macam ancaman dari Korea Utara. satusatunya sekutu Korea Selatan yang dapat dijadikan pelindung mereka adalah Amerika
Serikat. Pada Pertemuan Konsultasi keamanan (SCM) Korea Selatan-Amerika Serikat

yang ke-41 pada 22 Oktober 2009, Menteri Pertahanan Korea Selatan dan Amerika
Serikat menanggapi tegas tes rudal dan nuklir kepada Korea Utara beberapa bulan
sebelumnya. Menteri Pertahanan Amerika Serikat pada waktu itu Robert Gates
menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk mempertahanan Korea Selatan dengan
menggunakan postur kemampuan di Semenanjung Korea dengan menyediakan pasukan
Amerika Serikat yang memiliki kemampuan yang strategis dan fleksibel untuk
meningkatkan pertahanan gabungan kedua negara dalam kasus krisis semenanjung korea.

Keamanan Nasional (National Security)
Keamanan Nasional adalah bagian dari kepentingan nasional yang tidak dapat
dipisahkan. Bahkan tujuan politik luar negeri untuk mempertahankan kepentingan
nasional berkaitan dengan upaya mempertahankan keamanan nasional. Makna keamanan
(security) bukan sekedar kondisi aman tenteram tetapi keselamatan atau kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Jelasnya national security atau keamanan nasional menurut
buku International Relations: A Political Dictionary, bermakna: “The allocation of
resources for the production, deployment, and employment of what we may call the
coercive facilities which a nation uses in pursuing its interst” dapat diterjamahkan sebagai
“pengalokasian sumber-sumber untuk produksi, implementasi, dan pelaksanaan atas apa
yang disebut sebagai fasilitas koersif yang digunakan suatu negara dalam mencapai
kepentingan-kepentingannya. (Plano dan Olton, 1999:127)
Ancaman Nuklir Korea Utara jelas telah mengusik keamanan nasional bagi Korea
Selatan. Maka dari itu Korea Selatan perlu mengeluarkan kebijakan luar negeri untuk
menyelamatkan keamanan nasional salah satunya beraliansi dengan Amerika Serikat hal ini
bukan tanpa perhitungan melihat semakin meningkatnya kekuatan-kekuatan negara-negara di
Asia Timur seperti China dan yang paling mengancam tentunya Korea Utara.
Korea Selatan berupaya membangun pertahanan yang hebat guna mencapai stabilitas
keamanan nasional dari tekanan hingga pertikaian dengan negara lain khususnya Korea
Utara. Korea Selatan mengalokasikan 2.6% dari PDB dan 15% dari pengeluaran pemerintah
untuk pembiayaan militer serta mewajibkan seluruh pria untuk mengikuti wajib militer.
Angkatan bersenjata Republik Korea atau yang dikenal dengan Korea Selatan didirikan pada

15 Agustus 1948 yang terbagi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan udara.
Markas besar angkatan bersenjata Korea Selatan ini terletak di Seoul. Bagi pria Korea
Selatan yang berusia 19 hingga 35 tahun diwajibkan ikut pendidikan militer dalam masa
waktu 21 hingga 24 bulan, tergantung cabang militer. Saat ini jumlah personil militer aktif
diperkirakan mencapai 655.000 dan 3.040.000 personil cadangan. Pada tahun 2010, Korea
Selatan menambah anggaran militernya menjadi 2,65 dari APBN negara yang jika
dirupiahkan menjadi 29,6 Trilyun.

Balance of Power
Teori BoP berguna untuk memahami kebijakan aliansi. Menurut konsepsi realis,
kekuasaan selalu ditentukan dan diukur relatif terhadap kekuatan negara lain. Dalam konteks
global, BoP berguna sebagai konsep analitis untuk menilai kemampuan keseluruhan negara
dan koalisi. Liska (1962), Morgenthau (1960), Kaplan (1957). Mereka menganggap bahwa
aliansi adalah koalisi yang perilakunya mengemukakan pada kesepakatan termotivasi
rasional. negara lebih mungkin bergabung dengan koalisi untuk mencegah pembentukan satu
hegemoni. (Paul dan Fortmann 2004:19) Konsep ini diajukan oleh Waltz pada tahun 1979.
dalam teori BoP, negara membentuk aliansi untuk mengimbangi kekuatan yang tumbuh dan
mengembalikan keseimbangan.
Tokoh lain menyatakan bahwa BoP adalah sebuah sistem yang dirancang untuk
mempertahankan eksistensi berkelanjutan di setiap negaraTujuan fundamental sistem BoP
adalah untuk menciptakan dan melindungi keamanan dan kemerdekaan bangsa-bangsa
tertentu. Balance of Power menurut Ernst B. Haas adalah pendistribusian dari power,
bertujuan untuk mengurangi hegemoni dari satu negara dan sebuah sistem yang mengarahkan
untuk membuat suatu kebijakan. Secara sistemik, BoP digunakan untuk mencegah adanya
sistem hegemoni yang diartikan sebagai sebuah dominasi suatu negara terhadap negara atau
kelompok negara lain. (Quincy Wright,1942:254)
Berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat (Amerika Serikat/Kapitalis-Liberalis)
dan Blok Timur (Uni Soviet/Sosialis-Komunis) telah menciptakan keamanan dan stabilitas
bagi kawasan Asia Timur. Situasi ini memungkinkan terlibatnya negara-negara di kawasan ini

ikut dalam konfrontasi dan persaingan antara Timur dan Barat seperti halnya kebangkitan
China. Dan juga ditambah situasi keamanan di kawasan Asia Timur pasca Perang Dingin
masih belum menentu, ini membuat masing-masing negara di kawasan ini berlomba-lomba
untuk membeli peralatan tempur dalam rangka meningkatkan kemampuan militernya.
Kekuatan negara di kawasan Asia Timur semakin meningkat dan berpotensi sebagai kekuatan
penting dalam struktur Internasional baru, dan mampu berperan menjaga keamanan dan
stabilitas internasional.
Hadirnya Amerika Serikat di kawasan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi
hegemoni suatu negara di kawasan ini. Satu negara yang dikhawatirkan adalah China melihat
dari kemajuan militer China yang signifikan. Dan juga peran China yang semakin menguat
dalam setiap eskalasi konflik dengan negara-negara sekitar seperti sengketa Laut China
Selatan dan Sengketa Pulau Senkaku/Diayou dengan Jepang. Amerika Serikat melihat China
sebagai ancaman terbesar langkah geopolitik Amerika Serikat dengan beraliansi dengan
Korea Selatan adalah sebuah langkah jangka panjang untuk lebih menyeimbangi kekuatan
China di kawasan.

Dokumen yang terkait

Konstruksi Pemahaman Wartawan Terhadap UU KIP (Studi Dengan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Wartawan Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan Dalam Memahami Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik)

2 59 173

Kompensasi Wartawan Dan Independensi (Studi Deskriptif Tentang Peranan Kompensasi Wartawan Terhadap Independensi Anggota Aliansi Jurnalis Independen cabang Medan)

0 58 125

Analisis Hubungan Perencanaan Strategi Aliansi PDAM Tirtanadi - PT.Telekominikasi Divre I Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pelanggan PDAM Tirtanadi Di Kota Medan

0 31 124

PERAN ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJI)DALAM KAMPANYE ANTI AMPLOP DI KALANGAN JURNALIS Studi Pada Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Malang

0 27 2

PERANAN SERIKAT TANI DALAM MEMPERJUANGKAN HAK ATAS TANAH (Studi Kasus Sengketa Hak Atas Tanah Antara Aliansi Gerakan Reforma Gerakan Reforma Agraria Dengan TNI AL Di Pagak Kabupaten Malang)

1 33 3

Buruh dan politik : studi tentang perjuangan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KKASBI) dalam menuntut penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta tahun 2013

9 74 177

Penerapan metode network application profiling pada email (studi kasus pada PT. Prawedanet Aliansi Teknologi)

0 8 116

Peranan Rusia Terhadap Organisasi Konfrensi Islam (OKI) Dalam Membangun Aliansi Peradaban Dengaan Dunia Islam

1 80 150

Pengaruh Perubahan Kebijakan keamanan Nasional Jepang dalam National Defense Program Guidelines 2005 Terhadap Hubungan Aliansi Pertahanan Jepang-Amerika Serikat

6 88 113

Pengaruh Aliansi Strategis Dan Pembelajaran Organisasi Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Pada Kinerja Perusahaan

0 28 93