Jurnal 1. Pengaruh Pendapatan terhadap R

ISSN : 0853-2656

Tahun : XIII, Vol : XXII, September 2008 – Februari 2009

MAJALAH ILMIAH

EKONOMI
PENGEMBANGAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

PEMANFAATAN PEMBIAYAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT TERHADAP NILAI EKONOMIS KESEHATAN DI KABUPATEN
KONAWE (Mansyur Asri)
PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PADA SEKTOR FORMAL DAN
INFORMAL DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 1990 – 2007 (H. Muh. Syarif)
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRASI TERHADAP KEDISIPLINAN
PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN BINONGKO KABUPATEN WAKATOBI
(Muhamad Masri)
PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP RETURN ON ASSETS
PERSERO INDONESIA (Dedy Takdir Syaifuddin)


BANK

PENGARUH ECONOMIC DAN RESOURCE SERTA SOCIAL CONTENT
TERHADAP KEPERCAYAAN NASABAH PADA AJB BUMIPUTERA 1912 DI
SULAWESI TENGGARA (Hasanuddin Bua)
ANALISIS PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE DAN PRICE EARNING RATIO
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI BURSA
EFEK INDONESIA (Satira Yusuf)
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI INDONESIA PADA
KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) SERBA GUNA DINAS DIKMUDORA
KAB. KOLAKA (Asrip Putera)
DAMPAK HTI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DAN REGIONAL DI
SULAWESI TENGGARA (Aidin)

Diterbitkan Oleh :

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HALUOLEO

PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK
PERSERO INDONESIA

Oleh : Dedy Takdir Syaifuddin
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan bunga, pendapatan provisi, komisi dan
fee, pendapatan transaksi valuta asing (valas), pendapatan kenaikan nilai saham, pendapatan lain-lain
baik secara simultan maupun secara parsial terhadap Return On Assets Bank Persero Indonesia periode
2002 – 2007. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan
program SPPS versi 13.30. Hasil penelitian menunjukkan ; Variabel pendapatan bunga (X1) ,
pendapatan provisi, komisi dan fee (X2), pendapatan transaksi valas (X3), pendapatan kenaikan nilai
saham (X4), dan pendapatan lain-lain (X5) secara bersama-sama mempengaruhi Return On Assets
Bank Persero Indonesia. Secara parsial Pendapatan bunga (X1) dan mempengaruhi Return On Asset
secara positif dan signifikan. Di lain pihak Pendapatan provisi, komisi dan fee (X2) dan Pendapatan
kenaikan nilai saham mempengaruhi Return On Assets Bank Persero Indoensia secara negatif dan
signifikan. Sedangkan variabel pendapatan transaksi valas (X3) dan pendapatan lain-lain (X5) masingmasing berpengaruh positif dan negatif, tapi tidak signifikan terhadap Return On Assets Bank Persero
Indonesia.
Kata Kunci: Pendapatan, Return On Assets.

PENDAHULUAN
Inisiatif pemulihan dan pembenahan dalam rangka mengatasi krisis dimaksud
dilakukan melalui program restrukturisasi perbankan yang meliputi dua program
pokok, yaitu: (a) program pemulihan yang mencakup program penjaminan

pemerintah, program rekapitalisasi dan program restrukturisasi kredit, dan (b) upaya
pemantapan ketahanan sistem perbankan yang mencakup peningkatan infrastruktur
perbankan, penerapan good corporate governance dan peningkatan pengawasan serta
pengaturan perbankan.
Perkembangan positif perbankan yang telah berlangsung setelah periode krisis
moneter tahun 1997, perlu untuk terus dipertahankan dan ditingkatkan terutama untuk
mencapai perbankan nasional yang sehat, kuat dan dapat mendorong percepatan
pembangunan. Sebagai langkah untuk mengantisipasi dan mengatasi kelemahan yang
dimiliki sektor perbankan, Bank Indonesia telah merumuskan langkah-langkah
inisiatif yang bersifat konprehensif sebagai arah kebijakan perbankan dalam jangka
panjang. Kebijakan tersebut tertuang dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API),
(Wijaya dan Retnadi, 2005).

Dr. Dedy Takdir Syaifuddin, SE., M.S, adalah staf Pengajar pada Jurusan Manajemen (S1) dan
Program Magister Manajamen (S2) Fakultas Ekonomi Universitas
Haluoleo dan Program Pascasarjana Unhalu Program Studi Ilmu
Manajemen (S2), Ketua Prodi Ilmu Manajemen PPs Unhalu.

2


Namun demikian menurut Syaifuddin D.T. (2005) mengatakan bahwa,
“persaingan lembaga perbankan yang sangat terpragmentasi sedemikian rupa dewasa
ini, akan menyebabkan pertumbuhan pemasaran produk-produk lembaga lembaga
perbankan akan bergerak lamban dan akan berujung pada kembalian (return) normal
semakin berkurang, sehingga untuk meningkatkannya diperlukan perubahan orientasi
lembaga perbankan dari :”lending base income” (kegiatan on balance sheet yang
dapat menghasilkan pendapatan bunga yang tinggi) ke orientasi “fee base income”
(kegiatan of balance sheet yang menghasilkan pendapatan fee yang tinggi). Hal ini
mengindikasikan perlunya beralih dari penjualan core product lembaga perbankan
selama ini yaitu pemberian kredit kepada nasabah yang akan menghasilkan
pendapatan bunga kepada inovasi untuk produk-produk jasa perbankan lainnya yang
dapat menghasilkan pendapatan fee dan pendapatan lainnya, tanpa meninggalkan
fungsi intermediary nya”.
Berdasarkan aspek pendapatan, kemampuan manajemen perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan seperti: (a) pendapatan bunga, (b) pendapatan provisi,
komisi dan fee, (c) pendapatan transaksi valuta asing, (d) pendapatan kenaikan nilai
saham, dan (e) pendapatan lain-lain, dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan,
yaitu meningkatkan kekayaan bagi para pemilik saham.
Pendapatan diduga akan berpengaruh terhadap Return On Assets Bank Persero
Indonesia. Sehubungan dengan hal ini, data awal tentang pendapatan bank persero

yang terdiri dari 4 bank yaitu; (a) PT. Bank Mandiri Tbk., (b) PT. Bank Negara
Indonesia Tbk., (c) PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk., dan (d) PT. Bank Tabungan
Negara, pada tahun 2005 dikemukakan pada Tabel 1, sebagai berikut :
Tabel 1
FAKTOR PENDAPATAN DAN RETURN ON ASSETS
BANK PERSERO INDONESIA TAHUN 2005
(Dalam Ribuan Rupiah dan Persen)
No

Nama Bank

Bunga

Provisi

1

Bank
Mandiri
Bank BNI

BRI
BTN

20.798.188

1.577.330

12.868.456
1.761.421
3.038.481

1.155.724
568.465
1.529

2
3
4

Komisi

dan Fee

Pendapatan
Lain-Lain

74.079

Kenaikan
Nilai
Saham
456.494

671.462

ROA
(%)
0,23

109.544
49.464

18.253

67.051
192.291
7.151

1.002.683
106.675
180.571

0,96
3,10
1,50

Sumber : Thomas Effendi (2005).
Berdasarkan informasi tabel 1 dia atas, nampak bahwa pendapatan suatu bank
tidak otomatis mendukung tingkat pengembalian atas aktiva (return on assets) yang
juga tinggi, bahkan sebaliknya, dengan pendapatan yang tinggi justru berhubungan
negatif dengan ROA dan karenanya menarik untuk dilakukan penelitian dengan
judul: “ Pengaruh Pendapatan terhadap Return On Assets Bank Persero

Indonesia “

3

MASALAH
Berdasarkan pendahuluan, maka pokok masalah yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah Pendapatan bunga, provisi, komisis dan fee, kenaikan nilai saham dan
pendapatan lain-lain berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets
(ROA) Bank Persero di Indonesia ?.
2. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi Return On Assets
(ROA) Bank Persero di Indonesia ?.
KAJIAN TEORITIS
Pengertian Pendapatan
Pendapatan dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti penjualan hasil
produksi dalam wujud kebendaan maupun hasil penjualan atas jasa atau keahlian.
Dalam hubungannya dengan tersebut, maka Sukirno S. (1995) mengemukakan bahwa
pendapatan diartikan sebagai balas jasa yang diterima oleh setiap orang setelah
melakukan sesuatu pekerjaan, atau nilai barang ata jasa yang diterima oleh seseorang
melalui hasil penjualan produksi barang atau jasa persatuan waktu tertentu.

Berdasarkan informasi yang laporan rugi laba lembaga perbankan yang
dipublikasikan melalui www.bi.go.id, maka indikator – indikator untuk mengukur
variabel pendapatan adalah sebagai berikut; (a) pendapatan bunga, (b) pendapatan
provisi, komisi dan fee, (c) pendapatan lain-lain.
Pengertian Return On Assets (ROA)
Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan keuntungan dari pengelolaan asset yang dipercayakan pada manajemen
bank yang bersangkutan. Untuk menghitung ROA digunakan formula Rose (2002)
berikut:
Net Income After Taxes
ROA = ------------------------------- x 100 %
Total Assets
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
bersumber dari data sekunder yaitu laporan keuangan triwulanan tahun 2002 - 2007.
Data sekunder tersebut berasal dari Bank Persero Indonesia, yang terdiri dari: (a) PT.
Bank Mandiri Tbk., (b) PT. Bank Negara Indonesia Tbk., (c) PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk., (d) PT. Bank Tabungan Negara, dan (e) PT. Bank Ekspor Indonesia
berdasarkan data runtun waktu (time series).

Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan Bank
Persero (neraca dan rugi-laba) berdasarkan pooling data yaitu gabungan data time

4

series (runtun waktu) dengan cross section yaitu data triwulanan selama kurun waktu
tahun 2002 sampai dengan tahun 2007.
Alat Analisis
Analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini adalah
analisis regressi berganda dengan formula perhitungan sebagai berikut (Supranto,
2007):
Y = a + b1X1 + b2X2 + …+ bnXn + ei

Dimana :
Y : Variabel dependen
A: intersep
X1…Xn : Variabel independen
B1…bn : Koefisien regresi masing-masing variable Xi (i= 1,2,3,…,n)
Ei : Kesalahan galat
Untuk perhitungan analisis regresi digunakan Program SPPS versi 13.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Variabel Penelitian
Berdasarkan data keuangan sebanyak 24 triwulan (Maret 2002 sampai dengan
Desember 2007) yang diperoleh dari 4 Bank Persero Indonesia yang menjadi obyek
dalam penelitian ini, maka deskripsi variabel penelitian adalah sebagai berikut:
Variabel Pendapatan
Berdasarkan definisi operasional variabel yang telah diuraikan pada Bab 3,
maka variabel laten pendapatan diukur oleh 5 indikator yaitu; a. Pendapatan Bunga,
b. Pandapatan Komisis, Provisi dan Fee, c. Pendapatan Transaksi Valuta Asing, d.
Pendapatan Kenaikan Nilai Saham/Sekuritas, dan e. Pendapatan Lain-Lain. Adapun
data ke 4 obyek penelitian dikemukakan pada Tabel 2, sebagai berikut;
Tabel 2
DESKRIPSI VARIABEL PENDAPATAN
BANK PERSERO INDONESIA TAHUN 2002 - 2007
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Pendapatan
Bunga
Provisi,
Transaksi
Kenaikan
KETERANGAN
Tertinggi
Terendah
Rata-Rata/Triwulan

31.878.003,00
654.654,00
9.159.928,50

Komisi, Fee
2.447.476,00
260,00
473.180,24

Sumber : Rekapitulasi data penelitian, diolah.

Valas
402.038,00
18,00
97.828,70

Nilai Saham
2.123.438,00
762,00
354.583,58

Lain-Lain
1.044.734,00
22.248,00
266.243,50

5

Berdasarkan informasi dari Tabel 2, di atas, nampak bahwa Pendapatan bunga
tertinggi adalah sebesar Rp 31,8 Trilyun dan terendah adalah sebesar Rp 654,65
Milyar serta pendapatan bunga rata-rata setiap triwulan dari Bank Persero Indonesia
adalah sebesar Rp 9,16 trilyun. Sedangkan pendapatan provisi, komisi, dan fee
terendah adalah sebesar Rp 260 juta dan tertinggi sebesar Rp 2,45 trilyun dan ratarata setiap triwulan adalah sebesar Rp 473,18 juta. Pendapatan bank persero yang
berasal dari kenaikan nilai saham rata-rata pertriwulan adalah sebesar Rp 97,83 juta
dengan pendapatan provisi, komisi dan fee tertinggi adalah sebesar Rp 2,12 trilyun
dan terendah adalah sebesar Rp 354,6 juta. Disisi lain pendapatan lain-lain tertinggi
adalah sebesar Rp 1,04 trilyun dan terendah sebesar Rp 22,25 juta dan rata-rata
pendapatan lain-lain pertriwulan adalah sebesar Rp 266,24 juta.
Informasi dari Tabel 2 juga memberikan pemahaman bahwa Pendapatan ratarata pertriwulanan Bank Persero di Indonesia selama 2002 sampai dengan 2007 masih
didominasi oleh pendapatan bunga yaitu sebesar Rp 9,16 trilyun, kemudian menyusul
pendapatan rata-rata triwulan provisi, komisi dan fee yakni sebesar Rp 473,18 milyar,
rata-rata pendapatan kenaikan nilai saham yaitu sebesar Rp 354,58 milyar, dan
pendapatan rata-rata pertriwulanan lain-lain sebesar Rp 266,24 milyar dan
pendapatan pertriwulanan yang paling kecil adalah pendapatan transaksi valas yaitu
sebesar Rp 97,83 milyar.
Hal ini memberikan pemahaman bahwa pendapatan Bank Persero Indonesia
tahun 2002 sampai dengan tahun 2008 belum bergeser dari paradigma tradisional
yakni “lending base income”, ke arah “fee base income” sebagaimana pradigma
lembaga perbankan Internsional dewasa ini (Sikey, 2002).
Variabel Return On Assets
Dalam defenisi operasional variabel yang telah dijelaskan Return on asset
(ROA)
Tabel 3
DESKRIPSI VARIABEL RETURN ON ASSETS
BANK PERSERO INDONESIA TAHUN 2002 - 2007
(DALAM PERSENTASE)
KETERANGAN
ROA
Tertinggi
3,39
Terendah
0,16
Rata-rata/triwulan
1,08
Sumber : Rekapitulasi data penelitian, diolah.
Berdasarkan Tabel 4.5, memberikan informasi bahwa indikator ROA yang
mampu diraih oleh Bank Persero Indonesia selama tahun 2002 – 2007 tertinggi
adalah sebesar 3,39% dan terendah adalah sebesar 0,16%, serta rata-rata sebesar
1,08% pertriwulan.

6

Analisis Statistik
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan program SPSS versi
13.0, maka ringkasan perhitungan regresi berganda dikemukakan pada Tabel 4
sebagai berikut:
Tabel 4.
Ringkasan analisis regresi fakator-faktor yang mempengaruhi Return On Asset
BankPersero di Indonesia 2002 – 2007
Model
1 (Constant)
X1
X2
X3
X4
X5
R2
F hitung
F tabel
t tabel
D-W

Unstandardized Standardized
Coeficient
Coeficient
B
Std. Error
0,584
0,112
0,0011
0.000
-0,0023
0.000
0,0016
0.000
-0,0033
0.000
-0,0026
0.000
0.584
9.338
3.06
2.15
0.685

t

Sig

1,019
-0,604
0,208
-0,237
-0,092

0.000
0.000
0.002
0,121
0,050
0,415

Collinearility
Tolerance

0.251
0.199
0.414
0.494
0.578

VIF

3.990
5.032
2.417
2.023
1.731

Untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linear berganda yang
digunakan dalam analisis telah memenuhi asumsi atau tidak, maka perlu dilakukan uji
asumsi klasik dengan cara sebagai berikut:
a. Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui kemungkinan terjadinya gejala autokorelasi pada model
regresi lenar berganda yang digunakan dalam penelitian ini, maka diambil patokan
bahwa:
1. Angka D-W di bawah -2 berarti terjadi autokorelasi positif.
2. Angka D-W antara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi.
3. Angka D-W di atas +2 berarti terjadi autokorelasi negatif.
Berdasarkan informasi pada Tabel 4, menunjukkan bahwa D-W = 0,685, hal ini
berarti bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi auotokorelasi.
b. Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel bebas
dalam model regresi linear berganda digunakan nilai Variance Inflating Factor (VIF).
Berdasarkan informasi Tabel 4, Nampak bahwa nilai VIF masing-masing variabel
bebas adalah masing-masing X1 = 3,990, X2 = 5,032, X3 = 2,417, X4 = 2,023, dan
X5 = 1,731 dimana angka-angka tersebut lebih kecil dari 10 dan nilai toleransinya

7

masing-masing sebesar X1 = 0,251, X2 = 0,199, X3 = 0,414, X4 = 0,494, dan X5 =
0,578 mendekati angka 1. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
terjadi gejala multikolinearitas
c. Uji Heterosdaskesitas
Untuk memahami kemungkinan terjadinya gejala heterosdakesitas pada model
regresi linear berganda dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel.
Jika t hitung < t tabel, berarti tidak terjadi gejala heterosdaskesitas. Informasi dari
Tabel 4, nampak bahwa masing masing t hitung dari masing-masing variabel di
bawah angka t tabel adalah sebesar 2,15.
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4, maka model persamaan regresi
sebagai berikut:
Ln Y = Lnb + Lnb1X1 + Lnb2X2 + Lnb3X3 + Lnb4X4 + Lnb5X5 + ei
Ln ROA = 0,584 + 0,0011 X1(Pendapatan bunga) - 0,0023 X2 (Pendapatan provisi,
komisi dan fee) + 0,0016 X3 (Pendapatan transaksi valas) – 0,0033 X4 (Pendapatan
kenaikan nilai saham) – 0,0026 X5 (Pendapatan lain-lain) + ei
Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa konstanta
(b) yaitu sebesar 0,584 yang berarti bahwa Return On Assets (ROA) Bank Persero di
Indonesia tahun 2002 – 2007, tetap sebesar 0,584 meskipun tidak ada faktor-faktor
pendapatan. Informasi dari hasil perhitungan regresi berganda ini, juga memberikan
pemahaman bahwa Pendapatan Bank Persero di Indonesia selama 2002 sampai
dengan 2007, belum bergeser dari pendapatan tradisional (lending base income)
menuju arah fee base income” sebagaimana pendapatan lembaga-lembaga perbankan
dunia lainnya dewasa ini (Sinkey, 2002).
Uji Hipotesis
Untuk meguji hipotesis penelitian pengaruh pendapatan bunga (X1),
pendapatan provisi, komisi, dan fee (X2), pendapatan transaksi valas (X3),
pendapatan kenaikan nilai saham (X4), dan pendapatan lain-lain terhadap ROA, maka
dilakukan pengujian hipotesis dengan tujuan untuk melihat pengaruh ke lima variabel
tersebut terhadap ROA secara bersama-sama dengan cara membandingkan antara
nilai F hitung dengan F tabel, jika F hitung > F tabel maka hipotesis yang menyatakan
bahwa ke lima variabel tersebut di atas secara simultan mempengaruhi ROA Bank
Persero Indonesia. Berdasar Tabel 4, di dapatkan informasi bahwa F hitung adalah
sebesar 9,338 dan nilai F tabel sebesar 3,06, berarti hipotesis dapat diterima.
Sedangkan uji secara parsial adalah sebagai berikut;
Pengaruh variabel pendapatan bunga (X1) terhadap Return On Asset (ROA) adalah
sebesar positif dan signifikan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05),Hal ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan pendapatan bunga akan
mengakibatkan kenaikan ROA sebesar 0,0011 dengan asumsi faktor lain tidak
berubah. Sedangkan pengaruh variabel pendapatan provisi dan komisi serta fee (X2)
terhadap ROA adalah negatif dan signifikan, dengan tingkat signifikansi sebesar
0,002 (p < 0,05) yang berarti bahwa setiap kenaikan pendapatan provisi, komisi dan
fee akan menyebabkan menurunnya ROA sebesar 0,0023, Hal ini juga semakin

8

memperkuat bahwa Bank Persero Indonesia belum beranjak dari paradigma
tradisional “lending base income”. Begitu pula pengaruh variabel pendapatan
kenaikan nilai saham (X4) terhadap ROA Bank Persero Indonesia adalah sebesar 0,0033 dan signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,050 (p=0,05). Hal ini
mengindikasikan bahwa setiap kenaikan nilai saham akan menyebabkan menurunnya
ROA Bank Persero Indonesia.
Sedangkan pengaruh variabel pendapatan transaksi valas (X3) terhadap ROA
adalah positif tapi tidak signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,121 (p>
0,05), dan pengaruh variabel pendapatan lain-lain terhadap ROA Bank Persero
Indonesia adalah negatif dan tidak signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0026.
PENUTUP
Simpulan
1. Variabel pendapatan bunga (X1) , pendapatan provisi, komisi dan fee (X2),
pendapatan transaksi valas (X3), pendapatan kenaikan nilai saham (X4), dan
pendapatan lain-lain (X5) secara bersama-sama mempengaruhi Return On Assets
Bank Persero Indonesia
2. Secara parsial Pendapatan bunga (X1) dan mempengaruhi Return On Asset
secara positif dan signifikan. Di lain pihak Pendapatan provisi, komisi dan fee
(X2) dan Pendapatan kenaikan nilai saham mempengaruhi Return On Assets
Bank Persero Indoensia secara negatif dan signifikan. Sedangkan variabel
pendapatan transaksi valas (X3) dan pendapatan lain-lain (X5) masing-masing
berpengaruh positif dan negatif, tapi tidak signifikan terhadap Return On Assets
Bank Persero Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, T., 2008, Pengaruh Pendapatan dan Efisiensi Operasional Terhadap
Pangsa Pasar dan Kinerja Bank Presero di Indonesia, Tesis (S2) Ilmu Manajemen, Kendari: Program Pascasarjana Universitas
Haluoleo.
Kamal, 2003. Rasio Camel Dalam Menilai Tingkat Kesehatan Bank Jatim,
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.
Rose, P.S., 2002, Commercial Bank Management, Boston: Mc Graw-Hill, Irwin.
Sinkey, J. F., 2002, Commercial Bank Financial Management, In The FinancialServices Industry, Sixth Edition, International Edition, New Jersey. USA.:
Prentice Hall.
Sukirno, S, 1995. Pengantar Teori Makro Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

9

Syaifuddin, D.T. 2007. Pengaruh Pendapatan dan Efisiensi Operasional
Terhadap Pangsa Share dan Kinerja Bank Persero Indonesia,
Laporan Penelitian, Program Pasca Sarjana Universitas Haluoleo,
Kendari.
Tambaru, 2008. Pengaruh Pendapatan Terhadap Leverage dan Rentabilitas BPD
Regioanl Sulawesi, Tesis (S-2) Ilmu Manajemen, Program
Pascasarjana Universitas Haluoleo, Kendari (tidak dipublikasikan).
Weston J. F. Bringham, 1997. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Kesembilan, Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.
Wijaya, K dan Djoko Retnadi, 2005. Konsolidasi Perbankan Nasional “ Arsitektur
Perbankan Indonesia”, Masyarakat Profesional Madani, Jakarta.