Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terh

STRATEGI PEMBELAJARAN DAN SISTEM PENILAIAN EKONOMI
(Tugas Kelompok)

Nama Kelompok:
Alim Mutaqin 13705251012
Kabora Floria 1370
Ameran 1370

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014-2015

A. LATAR BELAKANG
Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa model-model
pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role
play), inquiry, problem based learning, project based learning dan lain sebagainya. Yang
tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model sangat
penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang
tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif.

Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran kontekstual. Proses
menemukan itulah yang paling penting dalam pembelajaran. Ketika seseorang telah
menemukan sesuatu yang dicari, daya ingatnya akan lebih meningkat daripada orang lain
yang menemukannya. Demikian pula dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman
belajar, pikiran dan perasaaan serta gerak motorik yang dialami peserta didik akan secara
terpadfu dan seimbang dalam merespons sesuatu yang diperoleh dari ikhtiar belajar
melalui proses menemukan. Hal tersebut berbeda dari belajar yang hanya sekedar
menyerap pengetahuan dari orang sudah lebih tahu.
Penemuan, bila dikaitakan dengan proses pembelajaran maka proses menemukan
adalah sesuatu yang jarang sekali dilakukan oleh guru. Untuk itu, dalam upaya
meningkatkan mutu belajar, guru perlu memberikan kesempatan kepadda siswa untuk
melakukan pengamatan, bertanya, mengajukan dugaan-dugaan, mengumpulkan data dan
menyimpulkannnya sendiri. Melalui siklus proses menemukan seperti itu, diharapkan
pengetahuan dan pengalaman sisa dipahami sebagai pengetahuan yang dari, oleh dan
untuk mereka.
Model pembelajaran umumnya digunakan dengan tujuan untuk mencapai hasil
maksimal dari pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam proses
pembelajarannya.
Model pembelajaran inquiry sangat cocok untuk digunakan pada setiap tema-tema
pembelajaran, akan tetapi bukan semua tema pembelajaran menggunakan model inquiry.

Pembelajaran inquiry menekankan pada proses mencari dan menemukan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dibagi menjadi
1. Pengertian model pembelajaran inquiry
2. Cirri-ciri model pembelajaran inquiry
3. Prinsip-prinsip pembelajaran inquiry
4. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran inquiry
5. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran inquiry

C. KAJIAN TEORI
1. Pengertian model pembelajaran inquiry
Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris “inquiry” yang artinya pemeriksaan,
pertanyaan atau penyelidikan.
Model pembelajaran diartikan sebagai cara, contoh, maupun pola, yang mempunyai
tujuan menyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui dimengerti dan dipahami
yaigtu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan yang dipilih oleh guru
sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas.
Model pembelajaran inquiry merupakan suatu rangkaian kegoatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis, sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku (hanafiah
2012:77)
Piaget (Mulyasa 2008:54) menjelaskan bahwa inquiry adalah model pembelajaran
yang menyiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperiment sendiri secara luas
agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu , mengajukan pertanyaan
pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, membandingkan dengan apa yang ditemukannnya dengan
yang ditemukan siswa lain.
Mengacu pada pengertian diatas mengenai pengertian dari model pembelajaran
inquiry maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkury merupakanmodel
[pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen
sendiri, sehingga dapat berpikir secara kritis, logis, dan sistematis untuk mencari dan
menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Hanafiah (2012:77) membagi inquiri menjadi 3, yaitu:
1. Inquiry terpimpin = kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan atas
petunjuk guru.
2. Inquiry bebas = peserta didik melakukan penyelidikan bebas sebagaimana seorang
ilmuwan, antara lain: masalah yang dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan
sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri.

3. Inquiry bebas yang dimodifikasi, yaitu masalah yang diajukan guru didasarkan teori
yang sudah dipahami peserta didik, dengan tujuan untuk melakukan penyelidikan
dalam rangka membuktikan kebenarannya.

Teori yang melandasi model pembelajaran inquiry antara lain:
a. Teori belajar konstruktivisme
Teori konstruktivisme memandang bahwa siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan
mereka sendiri melalui interaksi dengan objek, fenomena, data-data, fakta-fakta yang
ada, -pengalaman dan lingkungan.
Pengetahuan yang dikonstruksi dianggap benar, bila pengetahuan tersebut dapat
digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi.
b. Teori belajar ausubel
Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses dimana setiap informasi atau
pengetahuan baru dihubungkan dengan struktur pengertian atau pemahaman yang
sudah dimiliki oleh siswa sebelumnya.
c. Teori belajar bruner
Pembelajaran menemukan menurut pandangan dari bruner menganggap bahwa belajar
penemuan sesuai dengan

pencarian secara aktif oleh manusia. Jadi brunner


menyarankan siswa untuk berusaha sendiri dalam memecahkan masalah yang
berinteraksi dengan lingkungan, agar mereka memperoleh pengalaman, melakukan
eksperimen dan menemukan konsep itu sendiri.
Model inquiry ada dua macam
a. Inkury induksi
Inquiry induktif adalah model inquiry yang penetapan masalahnya ditentukan sendiri
oleh siswa sesuai dengan bahan/ materi ajar yang dipelajari.
b. Inquiry deduksi
Inquiry dedduktif adalah model inquiry yang permasalahannya berasal dari guru.
Hanafiah (2012:78) juga menjelaskan bahwa fungsi model inquiry adalah sebagai berikut:
1. Membangun komitmen dikalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan
dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan
sesuatu dalam proses pembelajaran.
2. Membangun sikap aktif, kreatif,dan inovatif dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran\
3. Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya.

2. Ciri-ciri model pembelajaran inquiry
1. Menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan

menemukan.
2. Seluruh aktivitas yuang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
3. Tujuan penggunaan pemebelajaran inquiry untuk mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau bisa juga disebut mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagaian dari proses mental.
Hosnan (2013:343)
3. Prinsip-prinsip pembelajaran Inquiry
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
b. Prinsipo interaksi
c. Prinsip bertanya
d. Prinsip belajar untuk berpikir
e. Prinsip keterbukaan

4. Langkah-langkah pembelajaran metode inquiry
Hosnan (2013:342) membagi langkah pembelajaran menjadi 6 bagian
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsive. Pada alangkah ini, pendidik mengkondisikan agar peserta didik siap

untuk melaksanakan proses pembelajaran. Pendidik merangsang dan mengajak siswa
untuk memecahkan suatu masalah.
b. Merumuskan masalah
langkah ini membawa peserta didik pada persoalan yang mengandung teka-teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk
berpikir memecahkan teka-teki itu.
c. Merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara. Dikatakan sebagai jawaban sementara
karena perlu pengujian terhadap jawaban tersebut. Hipotesis itu lahir dari pemikiran

yang logis dan rasional, jadi apabila peserta didik tidak mampu berpikir secara logis
dan rasional akan sulit untuk mengikutinya.
d. Mengumpulkan data
Aktivitas mengumpulkan data adalah untuk menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inquiry, proses
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual.
e. Menguji hipotesis
Dalam pengujian hipotesis, data dan informasi yang diperoleh dari pengumpulan data
sangat menentukan jawaban, sehingga jawaban tersebut dapat diterima. Jadi yang

terpenting adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang
diberikan.
f. Merumuskan kesimpulan
Setelah pengujian hipotesis, kemudian peserta didik menyimpiulkan hasil temuannya.
Merumuskan

kesimpulan

adalah

keyakinan

terakir

jawaban

dalam

proses


pembelajaran dari sebuah data yang relevan.

5. Keunggulan dan kelemahan model inquiry
Keunggulan
1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan, persiapan, serta penguasaan
keterampilan dalam proses kognitif
2. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti
dan mengendap dalam pikirannya
3. Membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik sehingga menjadi lebih giat
lagi
4. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan
minat masing-masing
5. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan

proses

menemukan sendiri karena b=pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran
guru yang sangat terbatas

Kelemahan

1. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, berani dan berkeinginan
untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
2. Dengan kapasitas kelas yang melebihi kuota, sulit untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
3. Tidak cocok untuk proses pembelajaran pemula
4. Penilaiannya berdasarkan kognitif, tidak melihat proses dan keterampilan siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Nanang. 2012. Konsep strategi pembelajaran. Bandung. PT Refika Aditama.
Hosnan, M. 2013. Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Jakarta.
Grafindo
Mulyasa. 2008. Menjadi guru professional menciptakan pembelajran kreatif dan
menyenangkan. Bandung. Remaja Rosda Karya