Pkm gt getah pisang Indonesia

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin diketahuinya efek negatif dari obat-obatan yang merupakan hasil
pencampuran bahan kimia, banyak masyarakat yang beralih pada obat-obatan
tradisional. Selain memiliki harga yang lebih murah, obat-obatan tradisional
dipercaya dapat menyembuhkan luka lebih cepat dan tidak memiliki efek samping
bagi penggunanya. Sesuai dengan pernyataan diatas, saya memberi judul artikel
ini dengan “OBAT TETES PENYEMBUH LUKA DARI GETAH POHON
PISANG“. Getah pisang sudah dipercaya dapat menyembuhkan luka luar oleh
masyarakat pedesaan dari sejak dulu. Keunikan dari kandungan getah ini ternyata
baru ditemukan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bambang Pontjo
Priosoeryanto beserta timnya (2006) pada getah batang pisang. Berdasarkan hasil
penelitiannya, senyawa fitokimia yang dimiliki oleh getah batang pisang tersebut
dapat mempercepat penyembuhan luka. Dengan potensi besar dari komoditas
pohon pisang di Indonesia, hal ini memungkinkan untuk dapat diproduksi secara
komersial dan dalam jumlah yang besar sebagai pengganti obat penyembuh luka
luar yang berasal dari campuran bahan kimia. Namun di era sekarang ini banyak
gedung – gedung megah yang berdiri kokoh yang menyebabkan tersingkirnya

populasi pohon pisang di beberapa daerah seperti perkotaan. Meskipun populasi
pohon pisang masih ada di beberapa daerah, namun tentunya daerah tersebut
berada jauh dari daerah perkotaan seperti pedesaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang akan
dibahas adalah sebagai berikut :
1.

Bagaimanakah solusi yang dapat dilakukan untuk memudahkan
masyarakat mendapatkan obat luka dari getah pohon pisang?

2

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan tulisan ini adalah sebagai berikut :
1.

Memberikan solusi yang dapat dilakukan guna memudahkan
masyarakat mendapatkan obat luka dari getah pohon pisang.


1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini antara lain :
1. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada
masyarakat, khususnya masyarakat Bali akan manfaat dari getah pohon
pisang.
2. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi DepKes (Departemen Kesehatan) untuk mengolah getah
pohon pisang tersebut menjadi mudah untuk didapatkan.
3. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak untuk
dapat lebih memberdayakan kearifan lokal (Local Genius) untuk dapat
mengembangkan hasil alam menjadi obat.

3

BAB II
TELAAH PUSTAKA
Pisang yang memiliki nama ilmiah Musa paradisiacal merupakan1komoditi
hortikultura yang termasuk dalam pengembangan buah unggulan Indonesia.
Produksi pisang di Indonesia secara agregat menduduki peringkat 8 besar di
dunia. Komoditas pisang ini merupakan salah satu pangan yang paling banyak

dikonsumsi di Indonesia. Berdasarkan hasil survey, menunjukkan bahwa
kebutuhan pangan domestik cenderung meningkat dari tahun ke tahun karena
masih cukup tingginya laju pertumbuhan penduduk. Akan tetapi, selain dijadikan
sebagai sumber pangan, pisang ini memiliki manfaat lain dalam dunia medis.
Getah yang terkandung pada pisang, khususnya pada batang pisang, ternyata
memiliki senyawa yang dapat mempercepat penyembuhan luka luar. Sebelum
diadakannya penelitian tentang kandungan yang dimiliki oleh getah pisang ini,
masyarakat sudah lama mempraktekannya. Kebiasaan ini didapat oleh mereka
secara turun temurun dari generasi ke generasi. Padahal secara ilmiah, mereka
belum mengetahui kandungan zat yang dapat menyembuhkan luka. Tetapi secara
praktek, luka luar dapat cepat sembuh dan kering setelah diolesi dengan getah
pisang ini. Tidak ada cara khusus dalam penggunaan getah pisang ini. Cukup
dengan mengoleskannya pada bagian yang terluka sesaat setelah terluka, maka
darah yang keluar dari luka langsung berhenti. Saat ini, banyak bermunculan
peneliti-peneliti yang melakukan riset pada bidang ini, diantaranya yang diakukan
oleh Bambang Pontjo Priosoeryanto beserta timnya (2006) dan oleh Bayu Febram
Prasetyo (2008). Mereka sebagai peneliti dari Institut Pretanian Bogor (IPB).
Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Pontjo Priosoeryanto beserta timnya ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dari ekstrak 2batang pohon
pisang, dosis efektif dan pembuatan bentuk sediaan serta pengaruhnya dari

pemberian getah batang pohon pisang terhadap kecepatan persembuhan luka.
Percobaan ini dilakukan pada mencit melalui pengamatan perubahan yang terjadi
secara makroskopis dan mikroskopis pada perlukaan kulit mencit dalam upaya
mengetahui khasiat getah batang pohon pisang dalam penyembuhan luka.
Penelitian ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Bayu Febram Prasetyo.

4

Dalam penelitianya, Bayu mengkajinya dengan metode yang lebih modern
dan pemaparan yang lebih detail. Ekstrak batang pohon pisang mengandung
beberapa jenis fitokimia yaitu saponin dengan kandungan yang paling banyak,
kemudian flavonoid dan tannin dan tidak mengandung alkaloid, steroid dan
triterpenoid. Ekstrak batang pohon pisang dengan dosis C memberikan hasil yang
paling baik dalam proses persembuhan luka dan merupakan dosis efektif yang
digunakan dalam preparasi sediaan ekstrak getah batang pohon pisang dalam
bentuk sediaan sel. Pengujian penyembuhan luka kulit pada mancit dari sediaan
gel selama 21 hari, tampak secara makroskoipik luka lebih cepat kering dan
menutup pada hari ke-7 dibanding control negative. Sedangkan pada hari ke-14
bekas luka sudah mulai menghilang lebih cepat dibanding kontrol negative.
Kemudian, pengamatan secara mikroskopik memperlihatkan bahwa pemberian

ekstrak getah pohon pisang mempercepat keringnya luka, terlepasnya keropeng
dan fibrosis sehingga secara umum pemberian sediaan ekstrak getah batang pohon
pisang memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan control negative.
Melihat potensi yang dimiliki Indonesia dalam produksi pisang, memberikan
peluang untuk melakukan ekstraksi gel getah pisang dalam skala besar. Dengan
peluang tersebut, pembuatan obat ekstrak getah pisang dapat merambah ke pasar
Internasional. Hal ini diperkuat karena masih belum ada negara yang
memproduksi dan menjadikannya sebagai produk industri dalam dunia medis.
Dengan demikian, tingkat devisa negara dapat lebih ditingkatkan.

5

BAB III
METODE PENULISAN
Metode yang diterapkan dalam penyusunan tulisan ini adalah metode
kajian pustaka dan metode observasi. Metode kajian pustaka dilakukan dengan
mengumpulkan sumber-sumber tertulis dari literatur, media cetak maupun media
internet yang relevan yang dapat memberikan informasi dalam pembuatan tulisan
ini. Metode observasi dilakukan dengan mengamati dan mengumpulkan informasi
secara langsung terkait dengan penggunaan getah pohon pisang pada luka luar di

Bali. Dari informasi dan data-data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan
suatu metode analisa untuk mengkaji suatu solusi yang dapat diterapkan dalam
memudahkan masyarakat mendapatkan getah pohon pisang. Adapun langkahlangkah yang dilakukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Pengumpulan informasi dan data melalui observasi
3. Pengumpulan data melalui media cetak dan media elektronik yang relevan
untuk mendukung analisis dan sintesis permasalahan.
4. Analisis dan sintesis terhadap permasalahan serta perumusan solusi.
5. Penyusunan hasil analisis dan sintesis dalam bentuk tulisan.

6

BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Kesulitan Mendapatkan Getah Pohon Pisang sebagai Obat Luka Luar
Berbagai upaya telah dilakukan oleh masyarakat untuk kembali
menggunakan pengobatan tradisional dalam mengobati luka luar. Dari jaman
dahulu leluhur kita telah menemukan cara mempercepat proses penyembuhan luka
sehingga tidak terjadi komplikasi dari berbagai jenis penyakit akibat luka luar.
Upaya yang biasanya dilakukan adalah dengan mengoleskan salah satu getah dari

tumbuhan tertentu pada luka baru yang mengeluarkan darah. Getah – getah yang
dianggap mampu mempercepat proses penyembuhan luka oleh leluhur kita antara
lain getah pohon kamboja, getah ubi kentang, getah papaya, getah daun jambu
serta getah pelepah pisang. Obat – obatan alami dari tumbuh-tumbuhan tersebut
sudah terbukti dapat menyembuhkan luka luar tanpa efek samping.
Namun karena perubahan jaman dan pertumbuhan penduduk semakin
padat sehingga banyak lahan persawahan, perkebunan dan hutan telah berubah
menjadi perkotaan dan perumahan mewah. Hal ini menyebabkan sulitnya
masyarakat perkotaan memperoleh getah pohon pisang sebagai obat luka luar.
Karena pisang hanya dapat tumbuh di tempat yang memiliki iklim tropis basah,
lembab dan panas dengan curah hujan optimal adalah 1.500 – 3.800 mm/tahun
serta variasai curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah
tidak tergenang. Namun pisang tidak akan hidup pada tanah yang mengandung
garam 0,07 %. Selain sulit untuk mendapatkannya, getah pohon pisang jika
terkena pakaian juga dapat menyebabkan noda pada pakaian dan sulit untuk
dihilangkan. Hal itu juga yang menyebabkan masyarakat perkotaan tidak ingin
disibukkan dengan mencari pohon pisang dan mengambil getahnya pada saat
terluka. Maka dari itu kita mencoba membantu memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan getah pohon pisang yang sudah siap digunakan sebagai obat luka
dalam bentuk kemasan yang praktis dan higienis.


7

4.2 Solusi
Dalam mengembangkan hasil penelitian mengenai kegunaan getah pohon
pisang sebagai obat tradisional kepada masyarakat luas, khususnya pada
masyarakat di daerah perkotaan. Sangat diperlukan pengenalan lebih mendalam
kepada masyarakat agar mereka mengetahui betapa besarnya pengaruh obat
tradisional dari getah pohon pisang terhadap penyembuhan luka luar. Oleh karena
itu kami berinisiatif untuk mengolah getah pohon pisang menjadi obat siap pakai
yang mudah dan praktis untuk digunakan. Dalam hal ini kami memiliki gagasan
untuk mengolah getah pohon pisang tersebut dalam kemasan salah satunya seperti
obat tetes. Keunggulan yang didapatkan dari kemasan tetes ini adalah selain
mudah untuk dibawa dan praktis juga mudah untuk digunakan.
Pengenalan obat tetes dari getah pisang ini di lakukan dengan cara bekerja
sama dengan lembaga kesehatan di masing – masing daerah. Penting bagi kita
melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga kesehatan di masing – masing
daerah selain untuk mempermudah pengenalan obat tradisional yang sudah
dikemas dalam obat tetes, lembaga ini juga lebih dipercaya oleh masyarakat untuk
mengetahui


berbagai

informasi

mengenai

kesehatan.

Dengan

ikut

berpartisipasinya lembaga kesehatan dalam kegiatan ini, diharapkan pengenalan
mengenai kegunaan getah pohon pisang ini dapat diterima oleh masyarakat luas
sebagai obat tradisional yang nantinya akan diproses menjadi produk obat yang
siap dijual di apotik terdekat. Sehingga dapat mempermudah masyarakat luas
untuk membelinya.

8


BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Adapun simpulan dari tulisan ini adalah sebagai berikut :
Getah pohon pisang yang merupakan obat tradisional yang dapat
menyembuhkan luka luar yang sudah di kemas dalam bentuk obat tetes, sehingga
mempermudah masyarakat luas untuk mendapatkan dan menggunakan obat luka
tersebut.
5.2 Saran
Pemerintah daerah diharapkan dapat memanfaatkan berbagai hasil alam
atau kearifan lokal (local genius) yang dimiliki daerahnya dalam mengatasi
pengobatan.
5.3 Rekomendasi
Pemerintah diharapkan merealisasikan pembuatan obat dari getah pohon
pisang menjadi suatu produk.

9

DAFTAR PUSTAKA



Priosoeryanto,dkk

2006.

Aktifitas getah batang pohon pisang dalam proses persembuhan luka dan efek
kosmetiknya pada hewan.Bogor:IPB Pres”
“ Prasetyo 2008. Aktivitas dan
Uji Stabilitas Sediaan Gel Ekstrak Batang Pisang Ambon (Musa paradisiaca var
sapientu) dalam Proses Persembuhan Luka pada Mencit (mus musculus
albinus).Bogor:IPB Pres”
Anonim.2007.Getah Pisang. (http://forum.alulama.net/viewtopic.php?
f=20&start=190) [30 September 2009]
Budi,Pratama.2008. (http://pratamabudi.blogspot.com/2008/12/karya-ilmiah.html)
[14 September 2009]

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1