Pengaruh Teknik Critical Incident Berban

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

PENGARUH TEKNIK CRITICAL INCIDENT BERBANTUAN MEDIA
GAMBAR SERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS
KELAS V SD GUGUS 1 ABIANSEMAL
G.A Dian Ratna Pertiwi P.1, Md. Putra 2, Ida Bgs. Gd. Surya Abadi 3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP,
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail:dianratnapinatih@gmail.com1, putra_md13@yahoo.com2,
suryaabadi31@yahoo.com3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan keterampilan
menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan melalui teknik
critical incident berbantuan media gambar seri dengan yang dibelajarkan melalui
pembelajaran konvensional di kelas V SD Gugus 1 Abiansemal Tahun Ajaran 2013/2014.
Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SD No. 1
Blahkiuh (kelas eksperimen) dan siswa kelas V SD No. 2 Blahkiuh (kelas kontrol). Metode
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode tes uraian. Data yang

terkumpul selanjutnya dianalisis dengan uji-t. Melalui perhitungan dengan uji-t diperoleh
thitung = 5,00 sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk=(31+35)-2=66 adalah
2,00, sehingga thitung > ttabel, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada mata pelajaran
bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan melalui teknik critical incident berbantuan media
gambar seri dengan yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerapan
teknik critical incident berbantuan media gambar seri terhadap keterampilan menulis siswa
kelas V di SD Gugus 1 Abiansemal tahun ajaran 2013/2014.
Kata kunci : teknik critical incident, media gambar seri, keterampilan menulis.
Abstract
The purpose of this research was to determine the differences in writing skill between the
students who take Indonesian language lesson with critical incident technique assisted by
series picture media and the students who take Indonesian language lesson with
conventional learning on fifth grade of elementary school students in cluster 1 Abiansemal in
the academic year of 2013/2014. This research was a quasy-experimental research with
non-equivalent control group design. The research sample was a students in the grade five
of SD No. 1 Blahkiuh (experimental class) and a students in the grade five of SD No. 2
Blahkiuh (control class). The method of collecting data in this research was an essay test.
The data obtained from the test method were analyzed by the t-test. By calculating the t-test

was obtained tvalue= 5,00 while the ttable at 5% in significant level with df = (31+35) – 2 = 66 is
2,00, so that tvalue> ttable, which means that Ho was rejected (failed to be accepted) and Hawas
accepted. The results of this research indicate that there was a significant differences in
writing skill between the students who take Indonesian language lesson with critical incident
technique assisted by series picture media and the students who take Indonesian language
lesson with conventional learning. So it could be concluded that there were a significant
influences toward the application of critical incident technique assisted by series picture
media toward the result of the students writing skill in grade five of elementary school
students in cluster 1 Abiansemal in the academic year of 2013/2014.
Key words : critical incident technique, image series media,writing skill.

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN
Bahasa memegang peranan yang sangat
penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Bahasa memiliki fungsi utama
sebagai alat komunikasi. Melalui bahasa
seseorang
dimungkinkan

untuk
berkomunikasi, berinteraksi dengan orang
lain, mengekspresikan perasaan, dan
sebagainya. Di dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (Muslich, 2007:14)
disebutkan bahwa dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia ada empat aspek
keterampilan berbahasa yang selalu
menjadi acuan utama dalam penyusunan
standar kompetensi lulusan. Empat aspek
tersebut terdiri atas aspek menyimak,
berbicara,
membaca,
dan
menulis.
Keempat komponen itu berhubungan erat
satu sama lain, dan diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi.
Menulis sebagai salah satu keterampilan

dalam
empat
aspek
keterampilan
berbahasa merupakan keterampilan yang
sukar dan kompleks (Heaton dalam
Saddhono, 2012:96). Menulis bukanlah
sesuatu yang dimiliki seseorang secara
otomatis yang didapat sejak lahir, namun di
dapat siswa melalui banyak latihan dan
tindakan
dalam
pembelajaran.
Keterampilan menulis dapat dikuasai
setelah seseorang menguasai keterampilan
berbahasa yang lain. Dengan demikian,
keterampilan menulis merupakan salah
satu dari keterampilan berbahasa yang
dikuasai seseorang setelah menguasai
keterampilan menyimak, berbicara, dan

membaca.
Dalam menulis, biasanya seseorang
menggunakan kata-kata yang dikenal dan
telah dipahami makna maupun tujuan
penulisannya. Akan tetapi banyak materi
yang telah dikuasai oleh seseorang yang
tidak pernah muncul dalam tulisannya. Hal
ini disebabkan karena untuk menggunakan
suatu kata dalam tulisan diperlukan
pengetahuan yang lebih mendalam dalam
hal penerapan kata tersebut.
Menulis sejatinya sebuah keterampilan
yang memerlukan penanganan khusus,
karena
menulis
berkaitan
dengan
bagaimana seseorang menuangkan isi
pikirannya ke dalam bahasa tulisan.
Seringkali

pembelajaran
keterampilan

menulis kurang mendapat perhatian.
Pembelajaran mengarang yang merupakan
salah satu aspek dalam pembelajaran
bahasa Indonesia cenderung kurang
mendapat
perhatian
yang
sungguhsungguh. Hal ini sangat disayangkan
karena
salah
satu
faktor
penentu
keberhasilan pelajar dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari
kemampuannya dalam menulis. Karena
itulah pembelajaran menulis mempunyai

kedudukan penting dalam pendidikan.
Keterampilan menulis harus dikuasai oleh
anak sedini mungkin dalam kehidupannya
di sekolah (Syafe’i dalam Saddhono,
2012:95).
Menulis adalah kegiatan pengungkapan
gagasan secara tertulis yang merupakan
kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Menulis sebagai kegiatan produktif memiliki
makna bahwa menulis merupakan makna
bahwa menulis merupakan kegiatan
mendatangkan hasil berupa tulisan. Menulis
dikatakan sebagai kegiatan yang ekspresif
karena dengan menulis seseorang dapat
mengungkapkan gagasan, ide, pesan,
maupun pikiran yang dimilikinya kepada
orang lain.
Sri Hastuti (dalam Saddhono, 2012:97)
menyatakan bahwa kegiatan menulis
merupakan kegiatan yang sangat kompleks

karena melibatkan cara berpikir yang
teratur dan berbagai persyaratan yang
berkaitan dengan teknik penulisan, antara
lain (1) adanya kesatuan gagasan, (2)
penggunaan kalimat yang jelas dan efektif,
(3) paragraf disusun dengan baik, (4)
penerapan kaedah ejaan yang benar, dan
(5) penguasaan kosakata yang memadai.
Menurut Weaver dalam Saddhono
(2012:106) secara padat di dalam proses
penulisan terdiri dari lima tahap, yaitu (1)
persiapan penulisan (rehearsing), (2)
pembuatan draft (drafting), (3) perevisian
(revising), (4) pengeditan (editing), dan
pemublikasian (publishing).
Pembelajaran menulis di SD memiliki
peranan yang sangat penting bagi siswa
karena pembelajaran keterampilan menulis
merupakan modal agar siswa dapat aktif
dalam

mengikuti
semua
proses
pembelajaran di kelas. Menulis tidak hanya
menjadi kemampuan dasar utama dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia, tetapi

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
juga berlaku untuk mata pelajaran lain.
Oleh karena itu, guru dituntut mampu
membimbing siswa agar dapat mengasah
kemampuannya
dalam
keterampilan
menulis. Bimbingan dapat dilakukan
dengan cara mengkondisikan pembelajaran
agar dapat meningkatkan aktifitas siswa
dalam keterampilan menulis, sehingga
siswa diharapkan dapat menghasilkan

sebuah tulisan yang runtut.
Sama
halnya
seperti
membaca,
pembelajaran manulis di SD juga
dikelompokkan menjadi dua, yaitu menulis
permulaan
dan
menulis
lanjut.
Pembelajaran menulis permulaan dimulai
dari pengenalan lambang-lambang bunyi,
sementara pembelajaran menulis lanjut
menekankan
pada
pelatihan
penulisan/penyusunan dengan ejaan yang
tepat dan benar pemakaiannya, penulisan
paragraf cara menulis karangan berbagai

bentuk misalnya surat, prosa, puisi, pidato,
naskah drama, laporan dan cara menulis
naskah berita, telegram, pengumuman,
poster serta cara menulis ringkasan,
mengisi formulir dan sebagainya (Mulyati,
2000:2.45).
Siswa sebagai subjek pembelajaran
merupakan kunci utama bagi tercapainya
tujuan
pembelajaran
yang
telah
dicanangkan. Untuk itulah kesiapan siswa
dituntut
dalam
menerima
pelajaran.
Kesiapan tersebut meliputi kesiapan
mental, kondisi fisik, bakat dan tingkat
kecerdasan.
Selain
kesiapan siswa,
kesiapan guru memiliki peran penting bagi
tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun
kesiapan guru diharapkan di antaranya
dapat
mengelola
kelas,
dapat
menggunakan model dan media yang tepat
dalam melakukan kegiatan pembelajaran,
dapat memilih alat peraga yang sesuai
dengan materi yang disajikan, serta
menguasai materi pembelajaran.
Masalah yang sering dihadapi guru
dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia
adalah
bagaimana
hasil
pembelajaran bahasa itu dapat diterapkan
oleh siswa secara fungsional, otentik, dan
utuh (Djuanda, 2006:3). Sudah seharusnya
pembelajaran
bahasa
Indonesia
dilaksanakan dengan menghadapkan siswa
pada kondisi pembelajaran bahasa yang
mirip
dengan
kondisi
saat
siswa

menggunakan bahasa tersebut dalam
kehidupan
sehari-hari.
Permasalahanpermasalahan yang dihadapi guru antara
lain: (1) pelajaran masih berpusat pada
guru, (2) siswa cenderung bekerja sendiri
tanpa bertanya kepada teman atau guru
ketika menemukan permasalahan dalam
pembelajaran,
(3)
dalam
proses
pembelajaran guru tidak menghubungkan
materi dengan masalah-masalah yang
sering terjadi di kehidupan siswa, (4)
kurangnya minat dan motivasi siswa
sehingga proses pembelajaran menjadi
pasif, (5) cenderung menggunakan model
pembelajaran langsung (direct instruction).
Jika dilihat dari kenyataan, masih banyak
guru yang kurang memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai dalam
memilih dan mengaplikasikan berbagai
metode, model, teknik, strategi, maupun
pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan rasa ingin tahu, minat, dan
motivasi belajar siswa.
Ketiadaan sarana dan prasarana yang
mendukung proses pembelajaran seringkali
menyebabkan guru hanya mengajar
dengan metode ceramah tanpa bantuan
media yang mendukung untuk pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan.
Sementara siswa SD pada prinsipnya lebih
mudah menangkap hal-hal yang sifatnya
konkret daripada yang sifatnya abstrak.
Media
sangat
diperlukan
untuk
mengkonkretkan
sesuatu
hal
agar
mempermudah pemahaman siswa. Oleh
karena itu, guru diharapkan mampu memilih
dan menerapkan pendekatan pembelajaran
serta media pembelajaran yang mampu
meningkatkan keterampilan berbahasa
siswa, khususnya pada keterampilan
menulis yaitu dengan menggunakan teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
berbantuan media gambar seri.
Teknik pemecahan masalah kritis (critical
incident) merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran partisipatif yang mampu
membantu membangkitkan daya kritis dan
aktifitas
siswa
di
dalam
proses
pembelajaran. Teknik pemecahan masalah
kritis (critical incident) ialah suatu teknik
yang menggambarkan pengalaman atau
masalah seseorang yang disusun untuk
memancing perhatian peserta latihan
(Sudjana, 2005:125). Pengalaman atau

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
masalah seseorang ini disusun sebagai
bahan belajar untuk didiskusikan oleh
peserta didik sehingga dapat dicari
pemecahan terhadap masalah yang
dihadapi. Dengan menggunakan teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
dalam pembelajaran siswa akan dilatih
menganalisis, menilai, dan memecahkan
masalah yang sedang dihadapi dalam
kehidupannya. Dengan teknik ini siswa
akan mampu mengungkapkan pendapatnya
tentang
pemecahan
terhadap
permasalahan yang dijadikan sebagai
bahan pembelajaran. Teknik ini dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan diskusi
sehingga mendorong siswa lebih aktif
dalam
proses pembelajaran. Teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
dapat dipergunakan pula sebagai aktifitas
belajar
perorangan,
kelompok,
atau
kombinasi antara keduanya.
Permasalahan yang diangkat dalam
pembelajaran
menggunakan
teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
disusun sehingga berbentuk suatu ilustrasi
cerita yang menarik. Masalah dalam bentuk
cerita
singkat
memungkinkan
siswa
berdiskusi
untuk
membuat
suatu
pemecahan
terhadap
permasalahan
tersebut sehingga membuat siswa menjadi
lebih aktif dalam diskusi.
Tahapan-tahapan pembelajaran teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
adalah: (1) menyusun masalah sebagai
bahan belajar, (2) memecahkan masalah
yang diajukan, (3) diskusi kelompok, (4)
menyimpulkan hasil diskusi, (5) evaluasi
proses dan kegoatan hasil belajar.
Pengalaman siswa dalam dunia nyata
pada umumnya dapat dibentuk melalui
media pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran yang diintegrasikan dengan
tujuan dan isi pelajaran dimaksudkan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.
Soeprano (dalam Djuanda, 2006:102)
menyatakan media adalah “suatu alat yang
dipakai sebagai saluran (channel) untuk
menyampaikan pesan atau informasi dari
sumber kepada penerima pesan”.
Salah satu jenis media pembelajaran
yang digunakan untuk memperjelas pesan
ialah dengan menggunakan gambar.
Melalui
gambar
siswa
dapat
menerjemahkan ide-ide abstrak dalam

dalam bentuk lebih realistis. Salah satu
gambar yang menarik digunakan dalam
proses pembelajaran adalah gambar seri.
Gambar seri merupakan rangkaian gambar
yang memiliki hubungan atau keterkaitan
kejadian antara gambar satu dengan
gambar yang lainnya. Gambar-gambar
tersebut menceritakan sebuah rangkaian
kejadian atau suatu peristiwa dari awal
kejadian sampai akhir kejadian. Gambar ini
mampu meranngsang daya pikir siswa
dalam mencari suatu ide pokok dalam
sebuah wacana serta dapat memecahkan
masalah didalamnya.
Davis
(dalam
Sulastrini,
2011:12)
mengungkapkan adapun manfaat dari
pembelajaran dengan cerita gambar seri
adalah pendidik dapat mengembangkan
keinginan
dalam
belajar
bahasa,
memberikan kebermaknaan belajar dengan
media autentik dalam kehidupan sehari-hari
dan dapat memberikan keragaman belajar
bahasa dan unsur-unsur bahasa.
Teknik pemecahan masalah kritis (critical
incident) berbantuan media gambar seri
merupakan salah satu teknik yang dapat
diaplikasikan sebagai upaya meningkatkan
minat belajar siswa terhadap pembelajaran
keterampilan menulis. Gambar seri dapat
dijadikan sebagai satu permasalahan yang
harus dipecahkan oleh siswa. Melalui
gambar
seri
yang
telah
dirangkai
sedemikian rupa, siswa dihadapkan kepada
suatu
permasalahan
dan
diarahkan
untukmenggunakan teknik pemecahan
masalah kritis (critical incident) sebagai
cara untuk memecahkan masalah dalam
gambar seri tersebut.
Masalah-masalah yang telah disusun
sehingga berbentuk ilustrasi cerita pada
sebuah gambar seri dapat merangsang
pemikiran siswa untuk mulai menganalisis,
menilai,
dan
memecahkan
masalah
tersebut.
Masalah
yang
dibuat
memungkinkan siswa berdiskusi untuk
mendapatkan suatu pemecahan terhadap
masalah tersebut yang membuat siswa
akan menjadi lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan yang signifikan keterampilan
menulis antara siswa yang mengikuti
pembelajaran
menggunakan
teknik

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
pemecahan masalah kritis (critical incident)
berbantuan media gambar seri dengan
siswa
yang
mengikuti pembelajaran
konvensional.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa
kelas V SD Gugus 1 Kecamatan
Abiansemal Badung Tahun Pelajaran
2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif dengan desain
eksperimental semu (quasi experimental
designs), karena tidak semua variabel dan
kondisi eksperimen dapat diatur dan
dikontrol secara ketat, peneliti juga tidak
memiliki kemampuan untuk mengetahui
persepsi
obyek
penelitian
terhadap
perlakuan secara pasti atau dapat
dikatakan bahwa peneliti tidak bermaksud
dan tidak memiliki kemampuan untuk
mengubah kelas dan kondisi yang sudah
ada dengan kata lain peneliti tidak bisa
mengkarantina sampel. Pada dasarnya
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh yang signifikan
teknik pemecahan masalah kritis (critical
incident) berbantuan media gambar seri
terhadap keterampilan menulis siswa kelas
V SD Gugus 1 Kecamatan Abiansemal
Badung.
Rancangan
penelitian
ini
menggunakan rancangan Nonequivalent
Control Group Design. Desain ini memiliki
kelompok Kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Penggunaan
design eksperiment ini karena pada
kenyataan sulit mendapatkan kelompok
penelitian
yang
bisa
dikarantina
(Sugioyono,
2012:114).
Rancangan
penelitian, digambarkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Pola rancangan
EksperimenNon Equivalent Control Group
Design
O1

X

O2

---------------------O3

O4
(Sugiyono, 2010:116)

Keterangan:
O1 = Pre–test pada kelompok eksperimen
O2 =Post–test pada elompok eksperimen
O3 = Pre–test pada kelompok kontrol
O4 = Post–test pada kelompok kontrol
X = Perlakuan (treatment)
Pada design ini, subjek penelitian
merupakan
kelompok-kelompok
yang
memiliki
kemampuan
yang
sama.
Kelompok eksperimen diberikan perlakuan
(treatment)
berupa
pembelajaran
keterampilan menulis dengan teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
berbantuan media gambar seri. Sedangkan
kelompok control diberikan perlakuan
(treatment)
berupa
pembelajaran
konvensional.
Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan siswa kelas V SD Gugus 1
Kecamatan Abiansemal Badung Tahun
Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 185
orang. Bungin (2008:141) menjelaskan
populasi adalah keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berua
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan
sebagainya sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian. Populasi
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V SD No. 1 Blahkiuh, SD No. 2
Blahkiuh, SD No. 3 Blahkiuh, SD No. 4
Blahkiuh, SD No. 1 Sangeh, SDNo. 2
Sangeh, dan SD No. 3 Sangeh.
Teknik sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive random
sampling dimana populasi yang sudah dipurposive kemudian di random untuk
ditentukan sebagai sampel ang terpilih. Dan
sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas
yang dijadikan kelas penelitian yaitu Siswa
Kelas V SD No. 1 Blahkiuh dan Siswa
Kelas V SD No. 2 Blahkiuh yang berjumlah
66 orang. Penentuan kelas eksperimen dan
kelas kontrol juga ditentukan dengan
random sampling. Dari hasil random
tersebut SD No. 1 Blahkiuh terpilih sebagai
kelas eksperimen dan SD No. 2 Blahkiuh
terpilih sebagai kelas kontrol. Kedua kelas
lalu
diuji
kesetaraannya
dengan
menggunakan data yang diperoleh dari nilai
ulangan umum siswa. Nilai tersebut
kemudian dianalisis dengan menggunakan

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
rumus t-test polled varian. Sebelum uji
kesetaraan dilakukan telah didahului
dengan uji normalitas dan homogenitas
data yang di uji memenuhi syarat
penggunaan uji t. Setelah dilakukan
pengujian uji t diperoleh hasil thitung sebesar
0,005 dan ttabel sebesar 2,000.Karena thitung<
ttabel, sehingga kelas tidak memiliki
perbedaan yang signifikan atau kelas
berkategori setara.
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas
dua variabel yaitu variabel bebas dan
terikat. Variabel bebas yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
berbantuan media gambar seri dan variabel
terikat dalam penelitian ini adalah
keterampilan menulis.
Penelitian ini menyelidiki pengaruh satu
variabel bebas terhadap satu variabel
terikat. Langkah-langkah yang ditempuh
dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan,
yaitu
persiapan,
pelaksanaan
dan
pengakhiran eksperimen. Adapun tahapan
adalah sebagai berikut. 1) Persiapan
Eksperimen meliputi: (1) Menyusun media
dan sumber belajar (alat peraga, LKS,
Silabus dan kurikulum) yang nantinya
digunakan selama proses pembelajaran
pada kelompok eksperimen. (2) Menyusun
instrumen
penelitian
berupa
tes
keterampilan menulis pada ranah kognitif
untuk mengukur keterampilan menulis
siswa. (3) Mengadakan validasi instrumen
penelitian yaitu tes keterampilan menulis. 2)
Pelaksanaan Eksperimen meliputi: (1)
Menentukan sampel penelitian berupa
kelas dari populasi yang tersedia. (2) Dari
sampel yang telah diambil kemudian diundi
untuk menentukan kelas eksperimen dan
kelas kontrol. (3) Melaksanakan penelitian
yaitu memberikan pre-test, memberikan
perlakuan kepada kelas eksperimen berupa
pembelajaran
menggunakan
teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
berbantuan media gambar seri kemudian
diakhiri penelitian diadakan post-test (test
akhir), serta diakhiri dengan menganalisis
data temuan.
Data yang dikumpulkan pada penelitian
ini adalah data tentang keterampilan
menulis siswa pada ranah kognitif. Data
tentang keterampilan menulis siswa pada
ranah kognitif dikumpulkan dengan testing,

Penelitian ini menggunakan tes uraian yang
dinilai dengan rubrik penilaian. Tes ini
mengungkapkan
tentang
penguasaan
siswa terhadap keterampilan menulis yang
mereka peroleh di kelas V. Sebelum tes
diterbitkan pada akhir eksperimen tes telah
divalidasi.
Validasi instrument terdiri dari uji validitas
isi, uji validitas butir soal, dan uji reliabilitas.
Untuk menguji validitas isi dalam penelitian
ini digunakan kisi-kisi tes keterampilan
menulis. Uji validitas butir tes keterampilan
menulis menggunakan Korelasi Product
Moment. Dari 4 soal yang diujikan semua
dinyatakan valid. Uji reliabilitas dihitung
menggunakan rumus Spearman Brown.
Berdasarkan hasil analisis, keempat soal
yang diuji dinyatakan reliabel. Kempat soal
tersebut dinyatakan layak digunakan pada
pre-test dan post-test.
Data yang diperoleh pada penelitian ini
selanjutnya dianalisis dengan analisis
statistik parametrik. Sebelum data diuji
dengan menggunakan uji-t maka data
dianalisis dengan Gain Score terlebih
dahulu. Selanjutnya analisis hipotesis
didahului dengan menguji normalitas dan
homogenitas
data
sebagai
syarat
penggunaan statistic parametric pengujian
normalitas data digunakan uji analisis ChiSquare dan untuk menguji homogenitas
varian kelompok eksperimen dan control
digunakan uji F. Hipotesis penelitian diuji
dengan menggunakan rumus t-test polled
varian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini
merupakan
quasy
experiment atau eksperimen semu yang
menggunakan rancangan nonequivalent
control group design yang dianalisis dengan
menggunakan uji-t. Objek yang diteliti
adalah keterampilan menulis siswa kelas V
dari penerapan teknik pemecahan masalah
kritis (critical incident) berbantuan media
gambar
seri
dan
pembelajaran
konvensional. Dengan demikian data pada
penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua
yaitu, (1) keterampilan menulis siswa kelas
V yang dibelajarkan dengan teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
berbantuan media gambar seri, (2)
keterampilan menulis siswa kelas V yang

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
konvensional. Data kelompok eksperimen
adalah data tentang keterampilan menulis
siswa kelas V yang dibelajarkan dengan
teknik pemecahan masalah kritis (critical
incident) berbantuan media gambar seri.
Setelah melaksanakan penelitian, maka
diperoleh data keterampilan menulis siswa
berdasarkan hasil pemberian pre-test dan
post-test yang dilaksanakan di kelas V SD
No. 1 Blahkiuh. Dan data kelompok kontrol
adalah data tentang keterampilan menulis

siswa
kelas
V
yang
mengikuti
pembelajaran
konvensional.
Setelah
melaksanakan penelitian, maka diperoleh
data tentang keterampilan menulis siswa
berdasarkan hasil pemberian pre-test dan
post-test yang dilaksanakan di kelas V SD
No. 2 Blahkiuh. Berikut adalah data
keterampilan menulis siswa kelas V pada
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Lebih lengkap disajikan dalam tabel
2.

Tabel2.Tabel Ringkasan Hasil Perhitungan Keterampilan Menulis Siswa Kelompok Eksperimen
dan Kontrol
Treatment Model Pembelajaran
Jumlah
Rerata Varians Standar Skor Skor
siswa
Deviasi Maks Min
( )
( )
tiap kelas
(SD)
Teknik Pemecahan Masalah Kritis
31
0,30
0,004
0,06
0,48 0,21
(Critical Incident) berbantuan
Media Gambar Seri
Pembelajaran Konvensional
35
0,30
0,005
0,07
0,34 0,10

Berdasarkan tabel 2 maka diuji prasyarat
untuk
bisa
menggunakan
pengujian
menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji
normalitas data dan homogenitas. Berdasarkan
2
hasil analisis Chi-Square (X ) pada sebaran
data kelompok eksperimen, diperoleh harga
2
2
X hit= 3,58 dan harga X tab pada taraf signifikansi
5% dengan db = 5 sebesar 11,07. Ini
2
2
menunjukkan bahwa X hit ttabel. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
keterampilan
menulis
siswa
yang
dibelajarkan
dengan
pendekatan
pembelajaran teknik pemecahan masalah
kritis (critical incident) berbantuan media
gambar seri dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional pada siswa
kelas V SD Gugus 1 Kecamatan
Abiansemal
Badung
tahun
ajaran
2013/2014. Dari nilai rata-rata keterampilan
menulis
kelas
yang
menerapkan
pendekatan
pembelajaran
teknik
pemecahan masalah kritis (critical incident)
berbantuan media gambar seri juga lebih
yaitu 0,30 untuk kelompok eksperimen dan
0,20 untuk kelompok kontrol. Dengan
demikian dapat disimpulkan
bahwa
penerapaan teknik pemecahan masalah
kritis (critical incident) berbantuan media

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
gambar
seri
berpengaruh
terhadap
keterampilan menulis siswa kelas V SD
Gugus 1 Kecamatan Abiansemal Badung
tahun ajaran 2013/2014.
Berdasarkan simpulan di atas maka
saran yang dapat diberikan bagi sekolah
yaitu hendaknya dapat memperhatikan
ketersediaan
fasilitas
penunjang
pembelajaran
sehingga
kegiatan
pembelajaran dapat menjadi lebih inovatif.
Bagi guru hendaknya menggunakan
pendekatan pembelajaran yang lebih
bervariatif dan memanfaatkan meda
pembelajaran yang ada. Bagi siswa
sebaiknya dibiasakan untuk membaca
terlebih dahulu apa yang akan mereka
pelajari karena hal ini akan mampu
memberikan gambaran mengenai materi
pembelajaran. Bagi peneliti lain diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi keterampilan
menulis dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN
Bungin, M. Burhan. 2008.
Metodologi
Penelitian
Kuantitatif,
Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta
Ilmu-Ilmu
Sosial
lainnya.
Jakarta:
Kencana.
Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran
Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas
Maulida, Winda. 2013. Penerapan Strategi
Critical Incident dalam Pembelajaran
Menulis
Teks
Berita
(Penelitian
Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Bandung Semester 2
Tahun Ajaran 2012/2013). Skripsi (tidak
diterbitkan). Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia:
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
Mulyati, Yeti. 2000. Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Dasar
Pemahaman
dan
Pengembangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Saddhono, Kundharu. 2012. Meningkatkan
Keterampilan
Berbahasa
Indonesia.
Bandung: CV. Karya Putra Darwati.
Sudjana, H.D. 2005. Metoda & Teknik
Pembelajaran
Partisipatif.
Bandung:
Falah Production.
Sugiyono.
2010.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sulastrini, Luh. 2012. Penerapan Media
Gambar Berseri Berlatar Budaya Bali
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Menulis Cerpen Siswa Kelas VII SMP N 4
Tejakula. Skripsi (tidak diterbitkan).
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia:
Universitas
Pendidikan
Ganesha Singaraja.