Contoh Proposal C PC L

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu program prioritas dalam RPJMN 2016-2019 adalah
perluasan sawah. Selama periode 2016-2019 direncanakan akan
dilaksanakan perluasan sawah seluas 1 juta hektar.
Untuk itu, Kementerian Pertanian telah menetapkan kebijakan
terintegrasi dalam rangka pencapaian surplus beras 10 juta ton yaitu
melalui: (1) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan; (2) Peningkatan
Produktifitas; (3) Penurunan Konsumsi Beras dan (4) Penyempurnaan
Manajemen. Semua pilar tersebut harus disukseskan secara bersamasama dalam mendukung pencapaian surplus beras 10 Juta Ton, termasuk
di dalamnya kegiatan perluasan areal tanaman pangan (perluasan sawah),
sebagai salah satu kegiatan untuk menjawab tantangan alih fungsi lahan
yang semakin masif.
Peningkatan produksi padi melalui perluasan sawah masih
dimungkinkan, karena potensi lahan yang sesuai untuk perluasan sawah
cukup luas. Sebelum melaksanakan kegiatan perluasan sawah, terlebih
dahulu diperlukan upaya mengetahui kelayakan potensi lahan hasil
identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL) untuk dijadikan sawah
baru dengan melakukan survei dan investigasi calon lokasi serta
pembuatan desain terhadap lokasi yang layak untuk dijadikan sawah baru.
Provinsi Kalimantan Utara sebagai provisi yang ke 34 dan termuda di

Indonesia dibentuk dalam rapat paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober
2012 berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012 terdiri dari 5
kabupaten/kota yaitu Malinau, Bulungan, Nunukan, Tana Tidung dan
Tarakan, dengan ibu kota Provinsi di Bulungan. Wilayah ini memiliki
potensi sumber daya geografi dan demografi serta ekonomi yang cukup
besar untuk menunjang program pengembangan padi.
Untuk mewujudkan kemandirian, kedaulatan dan ketahanan pangan
di Provinsi Kaltara sebagai bagian dari rencana nasional, maka pemerintah
daerah akan melaksanakan program untuk mewujudkan swasembada
pangan di seluruh kabupaten dan kota melalui peningkatan produksi
secara ekstensifikasi (perluasan lahan sawah).
Swasembada pangan akan bisa terwujud jika ditunjang dengan
ketersediaan luas lahan yang cocok dan memadai infrastrukturnya serta
adanya petani yang handal dalam mengelolanya. Oleh sebab itu sebelum
kegiatan teknis dilakukan (perluasan sawah dan pemilihan petani), maka
terlebih dahulu akan dilakukan survei atau investigasi tentang lokasi yang
tepat, di seluruh kabupaten dan kota Provinsi Kaltara untuk menjadi
tempat perluasan lahan sekaligus dengan petani penggarapnya.
Potensi lahan dan petani sebagai aspek penting dalam perencanaan
ini, sangat memungkinkan untuk mendukung program peningkatan

produksi padi. Luas total (daratan dan laut) wilayah Kaltara lebih lebih dari
10 juta Km, sebagian besar masih berupa hutan. Penggunaan terluas
Executive Summary Survei Calon Petani-Calon Lokasi (CPCL) Prov. Kaltara

1

kedua adalah untuk kegiatan pertanian dan sebagian kecil untuk
pemukiman penduduk dan pertambangan. Pemanfaatan lahan di Kaltara
disajikan pada Tabel 1.1.
Tabe 1.1. Luas Pemanfaatan Lahan di Provinsi Kaltara (Ha)
No

1
2
3
4
5

Kabupaten


Pemuki
man

Hutan

Malinau
Bulungan

2.687 3.927.395
4.925 1.086.969
Tana Tidung
1.867
250.506
Nunukan
6.609 1.167.764
Tarakan
3.002
7.620
Jumlah
19.090 6.440.254

Sumber : Kalimantan Utara Dalam Angka 2014

Pertanian

Tambang

2.301
12.040
3.786
87.254
5.370
110.751

1.550
1.415
5.914
8.879

Lainnya


42.808
237.497
77.563
166.952
47.363
572.183

Produksi padi yang dihasilkan di Kaltara masih tergolong relatif
rendah khususnya di wilayah Tana Tidung dan Tarakan, sehingga perlu
ditingkatkan seiring dengan pertambahan penduduk, jika tidak, maka akan
menjadi potensi timbulnya gangguan pada pemenuhan bahan kebutuhan
pokok dan stabilitas harga. Produksi padi di Katara disajikan pada Tabel;
1.2.
Tabel 1.2. Luas Panen, dan Produksi Padi (Sawah+Ladang) Menurut
Kabupaten/Kota, di Kaltara Tahun 2013
No

Kabupaten
Kota


Luas Panen (Ha)

Produk si
(Ton)

Padi (sawah, ladang)

1
2
3
4
5

Malinau
8.608
Bulungan
19.793
Tana Tidung
741
Nunukan

6.715
Tarakan
69
35.926
Kaltara
Sumber : Kaltara Dalam Angka 2014

23.251
69.676
2.577
28.888
331
124.723

Pertanian merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat
Kaltara, karena tidak hanya memiliki dimensi ekonomi tetapi juga dimensi
sosial dan budaya. Pemanfatan lahan dengan segala potensinya (ekonomi
dan demografi) untuk pengembangan sektor pertanian merupakan
langkah yang tepat, guna meningkatkan ketahanan dan kedaulatan
pangan serta menjaga keutuhan wilayah NKRI. Oleh sebab itu hasil survei

yang
dilakukan ini, diharapkan akan menjadi dokumen yang
dipergunakan sebagai dasar perencanaan lokasi perluasan sawah dan
petani penggarapnya, di seluruh kabupaten dan kota provinsi Kalimantan
Utara.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan ketersediaan lahan yang cukup luas dan posisi yang
strategis, perkembangan ekonomi yang dinamis, serta penduduk dengan
Executive Summary Survei Calon Petani-Calon Lokasi (CPCL) Prov. Kaltara

2

mayoritas berbudaya petani, maka pengembangan produksi padi di
Kaltara menghadapi beberapa permasalahan yaitu :
1) Belum adanya informasi yang akurat tentang lokasi perluasan lahan
sawah yang cocok di kabupaten/kota Kaltara untuk pengembangan
produksi padi
2) Belum adanya informasi tentang ketersediaan petani penggarap di
kabupaten/kota Kaltara untuk pengembangan produksi padi
3) Belum adanya panduan teknis tentang perluasan dan penentuan

petani penggarap program pengembangan padi di Kaltara.
1.3. Landasan Yuridis
Untuk menjamin keabsahan dan legalitas dari kegiatan perluasan sawah
beserta calon petaninya, maka beberapa Undang-undang dan peraturan yang
terkait disajikan sebagai berikut :
a) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
b) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
c) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang otonomi
daerah.
d) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
e) Peraturan Menteri Pertanian Pertanian Republik Indonesia Nomor
62/Permentan/RC.130/12/2015 tentang Pedoman Pengelolaan dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementrian Pertanian TA.2016.
f) Peraturan Menteri Pertanian Pertanian Republik Indonesia Nomor
63/Permentan/RC.120/12/2015 tentang Pelimpahan Wewenang kepada
Gubernur dalam Pelaksanaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana
Dekonsentrasi Kementrian Pertanian Tahun Anggaran 2016.

g) Peraturan Menteri Pertanian Pertanian Republik Indonesia Nomor
64/Permentan/RC.130/12/2015 tentang Penugasan kepada Gubernur dalam
Pelaksanaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Pengelolaan Tugas Pembantuan
Provinsi Tahun Anggaran 2016.
h) Peraturan Menteri Pertanian Pertanian Republik Indonesia Nomor
65/Permentan/RC.130/12/2015 tentang Penugasan kepada Bupati dalam
Pelaksanaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Pengelolaan Tugas Pembantuan
Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2016.

1.4. Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukan survei calon petani dan calon lokasi sawah (CPCL)
adalah untuk mengetahui dan menganalisis kondisi riil beberapa aspek
yang terkait dengan perluasan lahan sawah dan petani penggarapnya
pada setiap kabupaten dan kota di provinsi Kalimantan Utara. Adapun
tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyiapkan dokumen perencanaan
perluasan sawah baru berupa data hasil survey dan investigasi pada calon
lokasi perluasan sawah yang menyatakan layak tidaknya suatu lokasi
untuk sawah di Provinsi Kalimantan Utara.
Executive Summary Survei Calon Petani-Calon Lokasi (CPCL) Prov. Kaltara


3

1.5. Sasaran
Sasaran dari kegiatan Survei Investigasi-Calon Petani Calon Lokasi
(SI-CPCL) adalah lokasi yang mempunyai potensi lahan untuk
dikembangkan menjadi sawah baru dan sesuai Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).
1.6. Output Kegiatan
Keluaran hasil survey dan investigasi berupa laporan yang berisi peta
dan laporan lokasi yang layak dan tidak layak di desain untuk kegiatan
perluasan sawah. Lokasi yang layak di desain untuk kegiatan perluasan
sawah dengan indikasi:
a) Lahan clear dan clean yaitu tidak masuk kawasan hutan, sawah
eksisting, kawasan HGU, Kawasan PIPPIB, kawasan Izin Usaha
Perkebunan (IUP) dan kawasan yang sudah mendapat izin dan hak
pengelolaan lainnya.
b) Layak secara ekonomi dan tidak terdapat permasalahan sosial yang
berpotensi menghambat pelaksanaan kegiatan perluasan sawah
dan pemanfaatan sawah baru nantinya.
c) Lahan sesuai untuk padi sawah.
d) Tersedia sumber air yang cukup.
1.7. Manfaat Kegiatan
Tersusunnya dokumen ini akan memberikan manfaat:
1) Tersedianya data dan informasi lokasi-lokasi yang layak untuk di
desain sebagai perluasan sawah.
2) Bahan panduan bagi dinas/SKPD teknis terkait yang akan melakukan
kegiatan penetapan calon petani dan calon perluasan sawah padi di
setiap kabupaten dan kota Provinsi Kalimantan Utara
3) Terbentuknya senergitas dokumen perencanaan pertanian khususnya
perluasan sawah dan petani serta komoditinya di Provinsi Kalimantan
Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. GPS (Global Positioning System)
GPS atau Global Positioning System, merupakan sebuah alat
atau
sistem
yang
dapat digunakan untuk menginformasikan
penggunanya berada (secara global) di permukaan bumi yang
berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio
dengan
data
digital. Dimanapun posisi saat ini, maka GPS bisa
membantu menunjukan arah, selama masih terlihat langit. Layanan GPS
ini tersedia gratis, bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun
kecuali membeli GPS recierver-rya.
Executive Summary Survei Calon Petani-Calon Lokasi (CPCL) Prov. Kaltara

4

Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia,
Galileo Uni Eropa, IRNSS India. Sistem GPS, yang nama aslinya adalah
NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning
System), mempunyai tiga segmen yaitu: satelit, pengontrol, dan penerima
/ pengguna. Satelit GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit dan
kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti), seluruhnya berjumlah 24
buah dimana 21 buah aktip bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan.
2.2. Survei dan Investigasi Calon Petani Calon Lokasi (SI-CPCL)
Calon lokasi yang akan di tetapkan sedapat mungkin berasal dari
usulan petani. Identifikasi dilakukan berdasarkan data, informasi dan
pengamatan lapangan yang bertujuan untuk menentukan lokasi perluasan
sawah yang secara umum peruntukannya sesuai dengan RTRW atau
dokumen tata ruang yang berlaku, standar teknis dan kriteria yang telah
ditetapkan. Pemilihan lokasi diutamakan pada lahan dengan tingkat
kesulitan terkecil. Identifikasi di lakukan oleh petugas Dinas Pertanian
Daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dengan dibantu oleh
masyarakat/aparat setempat. Sedangkan penetapan calon petani
dilakukan oleh aparat setempat (Kepala Desa/Camat) bersama dengan
petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota berdasarkan hasil identifikasi
calon lokasi perluasan sawah. (Kementrian Pertanian. 2013).
2.3. Evaluasi Kesesuaian Lahan
Evaluasi kesesuaian lahan merupakan bagian dari proses
perencanaan tataguna tanah. Inti dari evaluasi kesesuaian lahan adalah
membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan
yang akan diterapkan dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki
oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini, maka akan diketahui
potensi lahan atau kelas kesesuaian lahan/kemampuan lahan untuk jenis
penggunaan lahan tertentu. Sedangkan klasifikasi kesesuaian lahan atau
kemampuan lahan adalah pengelompokkan lahan berdasarkan
kesesuaiannya atau kemampuannya untuk tujuan penggunaan tertentu
(Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2001).
2.4. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pertanian
Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman pertanian secara umum
dibedakan menjadi kesesuaian lahan aktual ( actual land suitability) atau
kesesuaian lahan pada saat ini (current suitability) atau kelas kesesuaian
lahan dalam keadaan alami.
Kelas kesesuaian lahan ini belum
mempertimbangkan usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada
di setiap satuan peta. Faktor pembatas dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu 1) faktor pembatas yang sifatnya permanen dan tidak mungkin
atau tidak ekonomis untuk memperbaiki, dan 2) faktor pembatas yang

Executive Summary Survei Calon Petani-Calon Lokasi (CPCL) Prov. Kaltara

5

dapat diperbaiki dan secara ekonomis masih menguntungkan dengan
memasukkan teknologi yang tepat.
Kesesuaian lahan potensial adalah kesesuaian lahan yang dicapai
setelah dilakukan usaha-usaha perbaikan lahan. Kesesuaian lahan
potensial merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan
sesuai dengan tingkat pengelolaan yang akan diterapkan sehingga dapat
diduga tingkat produktivitas dari suatu lahan serta hasil produksi per
satuan luasnya.
2.5. Aspek Sosial Ekonomi
Sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang
mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, dan
solidaritas yang merupakan unsur kebersamaan. Aspek-aspek sosial dapat
dibahas dalam dua dimensi. Pertama, aspek yang dikaitkan dengan
lapisan-lapisan kebudayaan yang terdiri dari aspek material, aspek normanorma (norms) dan aspek nilai-nilai (values).
III. METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang guna menjelaskan kondisi aktual (eksplorasi)
yang terkait dengan lahan sawah dan calon petani yang akan digunakan
dalam program pengembangan tanaman pangan di Kabupaten/kota
provinsi Kaltara dengan pendekatan deskriptif dan kuantitatif.
3.2. Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang akan digunakan dalam menyusun naskah
akademik perencanaan perluasan lahan sawah dan petani padi bersumber
dari :
1) Bappeda Provinsi Kaltara
2) Bagian Perencanaan Pembangunan Pemprov Kaltara
3) Dinas Pekerjaan Umum provinsi Kaltara
4) Bappeda Kalimantan Timur
5) Bappeda Kabupaten /Kota provinsi Kaltara
6) Meteorologi dan Geofisika provinsi Kaltara
7) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Timur
8) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Utara
9) SKPD pertanian Kabupaten /Kota provinsi Kaltara
10) Kecamatan /Kelurahan Kabupaten /Kota provinsi Kaltara
11) PPL Kabupaten /Kota provinsi Kaltara
12) Calon petani penggarap
13) Dokumen riset lembaga sosial ekonomi pertanian yang kredibel
Executive Summary Survei Calon Petani-Calon Lokasi (CPCL) Prov. Kaltara

6

Adapun jenis data yang akan digunakan dalam analisis dan
penyusunan naskah akademik ini adalah :
1.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Data Sekunder yang meliputi :
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kondisi sosial ekonomi dan demografi
Kondisi geografis dan Klimatologi
Produktivitas Tanaman pangan
Jenis dan kesuburan tanah
Sumberdaya pengairan
Jenis tanaman pangan

2.
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Data Primer yang meliputi :
Persepsi pemangku kepentingan (Camat dan Lurah)
Persepsi PPL tanaman pangan
Persepsi calon petani penggarap
Geografi dan topografi
Jenis dan kesuburan tanah
Sumberdaya air

3.3. Teknik Analisis
Analisis yang digunakan dalam menyusun rencana perluasan lahan
sawah dan petani penggarapnya meliputi : Kondisi sosial ekonomi, Lahan
sawah dan infrastruktur, Persepsi Perangkat daerah (Camat/Lurah), PPL
pertanian tanaman pangan dan Petani penggarap serta analisis
lingkungan.
1.
Kondisi Sosial Ekonomi masyarakat akan dianalisis secara deskriptif
kuantitatif
yang
terkait
dengan
struktur
ekonomi
dan
pertumbuhannya, lapangan pekerjaan dan pendapatan perkapita dan
nilai tambah petani.
2.
Kesiapan Lahan sawah yang akan digunakan akan dianalisis secara
Deskriptif Eksploratif
3.
Infrastruktur pendukung akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
4.
Persepsi perangkat daerah dan calon petani akan dianalisis secara
deskriptif.
5.
Analisis lingkungan akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
6.
Analisis spasial lahan sawah akan dianalisis secara korelasi

Executive Summary Survei Calon Petani-Calon Lokasi (CPCL) Prov. Kaltara

7