LAPORAN PRAKTIKUM Biokimia Suhu terhadap (1)

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH BIOKIMIA
PENGARUH SUHU TERHADAP CARA KERJA ENZIM

Jonathan Namora
492016006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERITAS KRISTEN SATYA WACANA
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LatarBelakang
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup. Sekarang,

kira-kira lebih dari 2.000 enzim telah teridentifikasi, yang masing-masing berfungsi sebagai
biokatalisator reaksi kimia dalam sistem hidup. Sintesis enzim terjadi dalam sel dan sebagai

besar enzim dapat diperoleh dengan ekstrasi dari jaringan tanpa merusak fungsinya
(Sirajuddin,2011).
Sebagai katalisator, enzim berbeda dengan katalisator anorganik dan organik sederhana
yang umumnya dapat mengatalisis berbagai reaksi kimia. Enzim mempunyai spesifitas yang
sangat tinggi, baik terhadap reaktan (substrat) maupun jenis reaksi yang dikatalisiskan. Pada
umumnya, suatu enzim hanya mengatalisis satu jenis reaksi dan bekerja pada suatu substrat
tertentu. Kemudian, enzim dapat meningkatkan laju reaksi yang luar biasa tanpa pembentukan
produk samping dan molekul berfungsi dalam larutan encer pada keadaan biasa (fisiologis)
tekanan, suhu, dan pH normal. Hanya sedikit katalisator nonbiologi yang dilengkapi sifat-sifat
demikian(Sirajuddin,2011).
1.2.

Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk membuktikan bahwa suhu dapat mempengaruhi kerja

enzim.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Enzim dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan
dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat mengetahui berapa besar aktivitas yang dilakukan.
Seperti contoh adalah enzim yang bekerja untuk mendegrasi amilum adalah amilase. Enzim ini
banyak terdapat pada saliva, sehingga makanan yang dikunyah lama akan terasa manis karena
senyawa polisakarid akan terurai menjadi monosakarida (Tim Dosen Biokimia, 2011) Suatu
enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini
sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai macam
reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi didalam sel
maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari
pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis
yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis
lainnya, maka enzim dapat menurunkan energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada
yang membutuhkan energy (energi endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau
mengeluarkan energy (eksorgonik) ( Poedjadi, 2006)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu
dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara
optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan
fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul

yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim.
Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim. ( Hafiz Soewoto,2000)
Enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam ragi.Berdasarkan
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein yang berupa molekul –
molekul besar, yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat
molekulnya 248.000 sedang enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian
protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan
protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti

besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam.Apoenzim dan
gugus prostetik merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim
yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah vitamin atau
bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin) (Kartasapoetra, 1994).
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-contoh sumber
karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan
sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya
untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen
antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen
sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat,
tepung kedelai, urea dan natrium nitrat. ( Pujiyanti, 2007 ).

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu
dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara
optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan
fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul
yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim.
Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim.
(Wirahadikusumah, 1989)..

BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Biokimia yang berjudul Pengaruh Suhu Terhadap Cara Kerja Enzim
dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Juli 2017 di Laboratorium Dasar, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
3.2. Alat dan Bahan
A. Alat

B. Bahan


 Tabung Reaksi

 Hati ayam yang dibekukan dan

 Rak tabung reaksi

yang masih segar

 Pinset

 Cairan H2O2

 Bunsen

 Cairan KOH

 Cawan petri

 Cairan HCL


 Tatakan
3.3. Prosedur Kerja
1. Hati yang masih segar dipotong menjadi 4 bagian dan dimasukkan ke tabung reaksi
1,2,3 dan 5.
2. Pada tabung reaksi 1 dimasukan cairan H2O2 dan amati perubahannya.
3. Pada tabung reaksi 2 dimasukan cairan H2O2 ditambah dengan cairan HCL dan amati
perubahannya.
4. Pada tabung reaksi 3 dimasukan cairan H 2O2 ditambah dengan cairan KOH dan amati
perubahannya.
5. Pada rabung rekasi 4 masukkan potongan hati yang didinginkan kemudian tambahkan
cairan H2O2 dan amati perubahannya.
6. Pada tabung reaksi 5 dipanaskan terlebih dahulu bersamaan dengan hati yang telah
dimasukan ke tabung itu kemudian tambahkan cairan H2O2 dan amati perubahannya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Alat
Tabung reaksi 1

Tabung reaksi 2
Tabung reaksi 3
Tabung reaksi 4
Tabung reaksi 5
 Keterangan:

Bahan
Hati + H2O2
Hati + H2O2 + HCl
Hati + H2O2 + KOH
Hati dibekukan + H2O2
Hati dipanaskan + H2O2

Hasil
+++++
+
++
++++
+++


+++++ = Sangat banyak gelembung
++++ = Cukup banyak gelembung
+++

= Ada gelembung

++

= Sedikit gelembung

+

= Sangat sedikit gelembung
4.2. Pembahasan
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel.

Enzim

mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh
enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai

berikut :

2H2O2 à 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan
hati ayam. Hati ayam digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Kemudian
semua itu dibuat ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai
berikut :


Pada Hati + H2O2( hidrogen peroksida )

Saat hati diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak.

Hal ini

membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2
menjadi H2O ( air ), . Hal ini membuktikan bahwa H 2O2 juga diuraikan menjadi oksigen ( O2

) .Dan itu membuktikan bahwa di dalam hati mengandung enzim katalase.dalam percobaan
hati + H2O2 terjadi kejadian gelembung yang sangat banyak karena di dalam hati

mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun.
Pada Hati + HCL + H2O2



Pada percobaan yang kedua kami menggunakan tambahan HCL yang dimaksudkan agar
keaadaan hati menjadi terlalu asam. Dan dalam hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tidak
jauh berbeda hasilnya dari percobaan Hati + H2O2 yang berfungsi sebagai pembanding akan
tetapi yang terjadi hanya ada sedikit gelembung itu membuktikan bahwa dalam bekerja hati
tidak dapat mengubah secara sempurna dari H2O2 menjadi H2O ( air ) dan tidak timbul nyala
api itu berarti tidak adanya penguraian dari H2O2 menjadi O2.Dan membuktikan bahwa pada
keadaan yang terlalu asam yaitu dengan ditambahnya HCL enzim tidak dapat bekerja secara
optimal.
Pada Hati + KOH + H2O2



Pada percobaan yang ketiga kali ini Hati dengan H2O2 ditambah lagi dengan
NaOH.Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat Hati dalam keadaan terlalu
basa.


Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung

udara yang sedang,itu

membuktikan bahwa tidak terjadi penguraaian yang sempurna dari H2O2 menjadi H2O ( air )
tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi yang terlalu basa.


Pada Hati ( direbus ) + H2O2
Pada percobaan yang keempat ekstrak hati direbus terlebih dahulu kemudian setelah itu

ditambah dengan H2O2 .Dan yang terjadi gelembung muncul hanya sedikit sekali dan ketika
bara api dimasukkan kedalam tabung reaksi juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan
karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak
dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Itu membuktikan juga bahwa dimana enzim
katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi.karena kita ketahui bahwa enzim
katalase akan bekerja pada suhu netral


Pada Hati ( didinginkan ) + H2O2
Pada percobaan yang kelima ini berbanding terbalik dengan percobaan keempat

sebelumnya tadi karena ekstrak hati didinginkan terlebih dahulu setelah itu ditambah dengan
H2O2 mendapatkan hasil terlihat keadaan gelembung yang sangat sedang dan ketika

dimasukkan bara api kedalamnya ternyata hanya menyala sedikit sangat berbeda keadaannya
apabia dibandingkan dengan hati saat dididihkan.Itu membuktikan juga bahwa dimana enzim
katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi.karena kita ketahui bahwa enzim
katalase akan bekerja pada suhu netral akan tetapi jika suhu sedikit dinggin ternyata hasilnya
juga kurang optimal yaitu hanya ada sedikit gelembung dan nyala api yang sedikit
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
 Suhu: dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu
tinggi.karena enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.
 Begitu pula faktor pH. Enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral.

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra,a.g, 1994, teknologi penanganan pasca panen, rineka cipta. Jakarta.
Poedjiadi, A., 2006, dasar-dasar biokimia, universitas indonesia press, jakarta.
Pujiyanti, Sri, 2007, menjelajah dunia biologi , platinum. Jakarta.
Soewoto, hafiz, dkk. 2000. Biokimia eksperimen laboratorium.jakarta: widya medika.
Wirahadikusumah, m. 1989, biokimia protein, enzim, dan asam nukleat ,
Bandung. Bandung.

Institut Teknologi