PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 PAKKAT T.P. 2013/2014.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X
SEMESTER I SMA NEGERI 1
PAKKAT T.P. 2013/2014
Oleh:
Dame S. Silaban
409321013
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X
SEMESTER I SMA NEGERI 1 PAKKAT
T. P. 2013/2014
Dame S Silaban (409321013)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer pada materi pokok
Besaran dan Satuannya di Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Pakkat tahun
pembelajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian two
group pre-test dan post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X semester I di SMA Negeri 1 Pakkat tahun pembelajaran 2013/2014 yang
berjumlah 5 kelas yang berjumlah 150 orang, yaitu kelas X-1 sebagai kelas
eksperimen dan X-2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang untuk
kelas eksperimen dan 30 orang untuk kelas kontrol. Instrumen yang digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan
berganda yang berjumlah 20 soal yang terdiri dari 5 obtion dan lembar observasi.
Hipotesis di uji dengan uji t dua pihak.
Berdasarkan hasil pengolahan data pretes diperoleh nilai rata-rata kelas
eksperimen 38,5 dan nilai rata-rata kelas kontrol 37,0. Dari hasil uji beda nilai
kedua kelas pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh t hitung = 0,596, ttabel = 2,002,
maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai pretes
kedua kelas, artinya kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah
pembelajaran diberikan kemudian pada kedua kelas dilakukan postes. Untuk kelas
eksperimen diperoleh nilai rata-rata 83,67 dan untuk kelas kontrol diperoleh nilai
rata-rata 76. Dari hasil pengujian hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh
thitung = 3,978 dan ttabel = 2,57. Karena thitung > ttabel maka hipotesis (Ha) diterima
dan aktivitas rataan siswa dalam tiga kali pertemuan, yaitu 67, 2% dengan kriteria
cukup aktif. sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran
advance organizer terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran dan
satuannya di kelas X semester I SMA Negeri 1 Pakkat T.P 2013/2014.
Kata Kunci: Advance Organizer, Aktivitas, Hasil belajar.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkatNya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis
sehingga penyusunan skipsi ini dapat diselesikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X
Semester I SMA Negeri 1 Pakkat T. P. 2013/2014” disusun untuk memperoleh
gelar sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Drs. Manter Sihotang selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu
Dra. Ratna Tanjung, M.Pd., Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd., Drs. Abd. Hakim S,
M.Si.,selaku Dosen pembanding yang telah memberikan saran-saran mulai dari
awal penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga kepada Drs.Ratelit Tarigan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf pegawai jurusan Fisika FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Fronsen
Simanjuntak, S.Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Pakkat, Ibu R. L Sitanggang dan
Ronita Rajagukguk yang telah banyak membantu selama penelitian serta bapak
dan ibu guru yang telah membantu penulis di sekolah tersebut.
Teristimewa kepada alm. Ayahanda DJ. Silaban dan Ibunda M. Purba
serta abang dan kakakku:
1. Keluarga Bornok Sihombing/ br. Silaban
2. Keluarga Cristina Sianturi/br. Silaban
3. Keluarga Juan Silaban/br. L.B Tobing
4. Keluarga Nova Siburian/br. Silaban
Penulis juga mengucap terimakasih kepada :
1. Sahabat seperjuangan Desi Kristin L.Gaol dan Fransiska A. A Simanungkalit
2. Keluarga Fisika Eks’09 (Kinop. Kiki, Erma, Afifah, Momo, Laina, Ulina,
Andro, dan yang lain yang tidak dapatdisebutkan satu persatu )
3. Keluarga Gangsi ( Denny, Shanty, K’Piter dan keluarganya, K’ Jeny dan
B’Dian, Dedy dan Esi, Ivan, Rimson, Josua, Jonner, B’ Karlos, B’Criss,
K’hena dan B’Olop, Wira, dan Osmen)
4. Keluarga PPLT Gerakan Perubahan ( Nurul, Ayu, Ana, Dila, K’Selvi, K’ rika
Fifi, Rini, Fika, Wita, Suryana, Yani, Fahmi, Joko, Zul, Said, Dana, Ester,
dan Laila)
5. Smansa Pakkat ( Lamit, Nila, Toni, Heri, Renol, Herpina, Friska dan yang
lainnya yang tidak dapat ditulis satu persatu.
6. Keluarga MV ( Madam Murni, Mona, K’Puspa’ K’Prima, K’Tari dan yang
lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya kasanah pendidikan.
Medan, September 2013
Penulis
Dame Sarina Silaban
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi Masalah
4
1.3.
Batasan Masalah
4
1.4.
Rumusan Masalah
4
1.5.
Tujuan Penelitian
5
1.6.
Anggapan Dasar
5
1.7.
Defenisi Operasional
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
7
2.1.1.
Pengertian Belajar
7
2.1.2.
Aktivitas Belajar
8
2.1.3. Pengertian Hasil Belajar
9
2.1.4.
11
Pengertian model pembelajaran
vii
2.1.5. Model Pembelajaran Advance Organizer
12
2.1.5.1 Tujuan dan Mamfaat Advance Organizer
13
2.1.5.2 Kelebihan dan Kekuragan Model Pembelajaran
Advance Organizer
13
2.1.5.3 Struktur Pengajaran Model Pembelajaran
Advance Organizer
14
2.1.6 Model Pembelajaran Langsung
16
2.1.6.1 Kontruktivisme Sebagai Landasan
16
2.1.6.2 Tahapan Pembelajaran Langsung
17
2.1.6.3 Praktikum dalam Pembelajaran Langsung
22
2.1.7 Peta Konsep
23
2.1.7.1 Pengertian Peta Konsep
23
2.1.7.2 Langkah – Langkah Pengembangan Peta Konsep oleh Guru
27
2.1.7.3 Cara menyusun Peta Konsep
28
2.1.7.4 Cara Mengajar Siswa Menyusun Peta Konsep
29
2.1.7.5 Mamfaat Peta Konsep
29
2.1.7.6 Jenis – Jenis Peta Konsep
30
2.1.8 Materi Pelajaran
32
2.2
Kerangka Konseptual
42
2.3
Hipotesis Penelitian
43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
44
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
44
3.2.1. Populasi Penelitian
44
3.2.2. Sampel Penelitian
44
3.3.
Variabel Penelitian
44
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
44
3.4.1 Jenis Penelitian
44
3.4.2 Desain Penelitian
45
3.5.
46
Prosedur Peneitian
viii
3.6.
Alat dan Pengumpulan Data
47
3.6.1. Tes Hasil Pelajaran
47
3.6.2. Instrumen Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar
47
3.7.
52
Teknik Analisis Data
3.7.1. Menghitung Nilai Rata – Rata dan Simpangan Baku
52
3.7.2. Uji Normalitas
53
3.7.3. Uji Homogenitas Data
53
3.7.4. Pengujian Hipotesis
53
3.7.4.1 Uji Kesamaan Rata – Rata Pretest (Uji t Dua Pihak)
53
3.7.4.2 Uji Perbedaan Rata – Rata postes (Uji t Satu Pihak)
54
3.8.
55
Analisis Data Observasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pengolahan dan analisa data
56
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian
56
4.1.2. Uji Persyaratan Analisa Data
59
4.1.3. Uji Hipotesis Data
60
4.1.4. Observasi
62
4.2.
64
Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
73
5.2. Saran
74
DAFTAR PUSTAKA
75
LAMPIRAN
76
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Struktur Pengajaran Model Pembelajaran Advance Organizer
14
Tabel 2.2 Tahapan Tahapan Model Pembelajaran Langsung
21
Tabel 2.3 Besaran-besaran Pokok
33
Tabel.2.4
Besaran Turunan
34
Tabel.2.5
Lambang dimensi untuk besaran pokok dalam SI
35
Tabel 2.6
Lambang dimensi untuk besaran turunan dalam SI
36
Tabel 3.1
Control Group Pretest-Posttest Design
45
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
48
Tabel 4.1
Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
56
Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
57
Tabel 4.3
58
Ringkasan Hasil Perhitungan
Tabel 4.4. Persentase Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
58
Tabel 4.5
Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas
60
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas
60
Tabel 4.7
Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis kemampuan Pretes
61
Tabel 4.8
Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis kemampuan Postes
62
Tabel 4.9
Kumpulan Hasil Penilaian Aktivitas Kelompok Siswa
62
Tabel 4.10 Nilai Pretes, Aktivitas Belajar Siswa, dan Nilai Postes Siswa
62
Tabel 4.11 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 1
67
Tabel 4.12 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 2
67
Tabel 4.13 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 3
68
Tabel 4.14 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 4
68
Tabel 4.15 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 5
69
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. : Mistar
37
Gambar 2.2. : Pita ukur
37
Gambar 2.3. Jangka sorong
38
Gambar 2.4. Mikrometer sekrup
39
Gambar 2.5. a). Stopwatch pegas (analog), dan b). Stopwatch digital
40
Gambar 2.6.2. a). Neraca dua lengan, dan b). Neraca tiga lengan
40
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian
47
Gambar 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
57
Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
58
Gambar 4.3. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Gambar 4.4
Diagram Batang Kriteria Nilai Berdasarkan Nilai Pretes,
Aktivitas siswa, dan Nilai Postes Kelas Eksperimen
Gambar 4.5
58
66
Grafik Hubungan Nilai Pretes, Aktivitas, dan Postes
pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Nilai Pretes Terendah
67
Gambar 4.6
Gambar Nilai Pretes, Aktivitas, dan Postes kelas eksperimen
70
Gambar 4.7
Gambar Pretes, Aktivitas, dan Postes Kelas Eksperimen
Berdasarkan Nilai pretes kelas terendah
70
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
76
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
90
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III
106
Lampiran 4
Lembar Penilaian Aktivitas Belajar
120
Lampiran 5
Kisi – Kisi Hasil Belajar
121
Lampiran 6
Instrumen Penelitian
131
Lampiran 7
Instrumen Validitas
137
Lampiran 8
Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar
138
Lampiran 9
Tabel Perhitungan Daya Pembeda Tes
140
Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas
142
Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes dan
Daya Pembeda Instrumen
Lampiran 12 Tabulasi Hasil Pretes Kelas Eksperimen
143
145
Lampiran 13 Tabulasi Hasil Postes Kelas Eksperimen
146
Lampiran 14 Tabulasi hasil Pretes Kelas Kontrol
148
Lampiran 15 Tabulasi Hasil Postes Kelas Kontrol
150
Lampiran 16 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
Nilai Hasil Belajar Siswa
Lampiran 17 Uji Normalitas Data
152
157
Lampiran 18 Uji Homogenitas Varians Data
161
Lampiran 19 Pengujian Hipotesis
164
Lampiran 20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kelompok
169
Lampiran 21 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa
177
Lampiran 22 Peta Konsep
178
Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
179
Lampiran 24 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
180
Lampiran 25 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t
181
Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
182
Lampiran 27 Dokumentasi Penelitian
184
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya.
Dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar,
dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Proses
belajar mengajar mencakup komponen pendekatan dan berbagai metode
pengajaran yang kemudian dikembangkan dalam proses pembelajaran tersebut.
Fisika salah satu cabang IPA yang merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan
rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa
akan dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep, teori, dan hukumhukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk bereksperimen di dalam
laboratorium atau di luar laboratorium sebagai proses ilmiah untuk memahami
berbagai pokok bahasan fisika.
Rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya disebabkan dari faktor siswa
saja tetapi dapat juga disebabkan karena proses pembelajaran yang tidak berpihak
kepada siswa. Dalam pembelajaran siswa bertindak pasif dan guru yang berperan
dominan (teacher centered).
Sesuai dengan observasi yang dilakukan di oleh peneliti di SMA Negeri 1
Pakkat, pada tanggal 2 Februari 2013 banyak siswa yang menyatakan bahwa
pelajaran fisika itu merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal ini
terbukti dari hasil studi pendahuluan dengan menggunakan instrumen angket yang
disebarkan ke 36 responden di kelas X SMA Negeri 1 Pakkat diperoleh data
sebagai berikut : 44,4% siswa menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas
sulit dipahami dan membosankan, 33,3% menyatakan bahwa pembelajaran fisika
1
2
di kelas hanya biasa saja, dan 22,2% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di
kelas itu menarik dan menyenangkan. Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa
sebelum materi fisika diajarkan dikelas yang dilakukan siswa adalah 11,1%
menyatakan mempelajari dulu dirumah, 61,6% menyatakan kadang-kadang
mempelajari dirumah, 13,8% hanya melihat judul saja, dan 13,8% menyatakan
tidak membuka buku fisika sama sekali.
Melalui instrumen angket juga diketahui bahwa terdapat perbedaan
individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar. Sekitar 50% orang siswa
menginginkan belajar dengan praktek dan demonstrasi, 11,1% orang dengan
ceramah dan tanya jawab, dan 38,9% menginginkan belajar fisika sambil bermain.
Keadaan ini menuntut peserta didik dipenuhi kebutuhan belajarnya sesuai
karakteristik masing-masing.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Ibu Sitanggang,
beliau mengatakan bahwa hasil ulangan harian atau pun nilai ujian semester
Fisika masih jauh dari yang diharapkan. Jika dilihat dari kriteria paling rendah
untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) pada mata pelajaran fisika yang ditetapkan di sekolah tersebut, hanya 1
– 5 orang saja yang mampu mencapai nilai di atas 60 dan selebihnya masih di
bawah 60, dikarenakan pada proses pembelajaran yang digunakan tidak
mengarahkan siswa untuk berpikir tetapi hanya sekedar mengingat dan
memahami, pada dasarnya mengingat hanya melibatkan usaha penyimpanan
sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dapat dikeluarkan kembali atas
permintaan, sedangkan memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar
dan dibaca serta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori, dan berpikir
menyebabkan seseorang harus bergerak diluar informasi yang didengarnya,
misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu
persoalan yang dihadapi. Jika siswa sudah diajak untuk berpikir maka siswa sudah
menyadari bahwa kegiatan belajar bukan hanya peristiwa hubungan stimulusrespons saja, akan tetapi disebabkan karena dorongan mental. Sehingga dalam
1
3
kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan dengan minat dan kemauan siswa yang
akan menghasilkan hasil belajar yang baik.
Sehubungan dengan masalah di atas, salah satu model pembelajaran yang
dipilih dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
advance
organizer.
Model
pembelajaran advance organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh
pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada
pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu
yang
membentuk
kerangka
dari
sistem
pemprosesan
informasi
yang
dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu. Model ini dikembangkan oleh
David Ausubel (aryes, 2008).
Menurut Slameto (2003:127) advance organizer sebagai materi pengantar
berfungsi untuk menjembatani jurang yang terjadi antara apa yang telah diketahui
siswa dan apa yang dibutuhkan sebelum siswa berhasil mempelajari tugas-tugas
yang diberikan. Selanjutnya menurut Dahar (1991:117) advance organizer
mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari dan menolong
mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat
digunakan untuk menanamkan pengetahuan baru.
Hasil penelitian sebelumnya (Paninduri (2010) dan Nst (2010) )
menunjukkan bahwa model advance organizer ini memberikan pengaruh yang
signifikan. Hasil tersebut di dapat berdasarkan rata-rata selisih pretes dan postes
yang di berikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
mengalami peningkatan rata – rata sebesar 0,55 dan kelas kontrol mengalami
peningkatan rata – rata sebesar 0,43.
Berdasarkan uraian diatas hasil observasi maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan perbedaan materi, tempat penelitian, dan peneliti akan mencoba
melanjutkan penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar fisika siswa dengan mengangkat judul ”Pengaruh Model Pembelajaran
Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
1
4
Besaran dan Satuan Semester I Di Kelas X SMA Negeri 1 Pakkat T.P
2013/1014” .
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi
beberapa masalah dalam pembelajaran fisika yaitu:
1. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar fisika
2. Rendahnya hasil belajar siswa
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi pada proses
belajar mengajar
4. Guru kurang melibatkan siswa selama kegiatan belajar mengajar.
5. Siswa kurang berperan aktif dalam pemerolehan pengetahuan.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih jelas dan terarah,maka perlu
adanya batasan masalah. Dengan melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi
hasil belajar fisika siswa maka masalah penelitian ini dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran adalah
model pembelajaran advance organizer.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Pakkat T.P
2013/1014.
3. Materi pelajaran yang diteliti adalah besaran dan satuan.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah aktivitas yang dilakukan siswa pada materi pokok
besaran dan satuan di kelas X SMA Negeri 1 Pakkat selama
pembelajaran menggunakan model advance organizer ?
1
5
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model advance
organizer pada materi pokok besaran dan satuan kelas X di SMA Negeri
1 Pakkat ?
3. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh model advance organizer
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran dan satuan kelas
X di SMA Negeri 1 Pakkat ?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada materi pokok besaran dan
satuan di kelas X SMA Negeri 1 Pakkat selama pembelajaran
menggunakan model pembelajaran advance organizer.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran advace organizer pada materi pokok besaran dan satuan
kelas X di SMA Negeri 1 Pakkat.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran advance
organizer terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran dan
satuan kelas X di SMA Negeri 1 Pakkat.
1.6 Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat, yakni:
1. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran bagi
guru-guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan
tepat pada pembelajaran fisika.
2. Sebagai bahan informasi hasil belajar penggunaan model advance
organizer di SMA Negeri 1 Pakkat.
1
6
1.7 Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat –
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum dan lain – lain. Joyce (dalam Trianto 2010: 22).
2. Advance organizer, yaitu organisator tertinggi yang bersifat utuh dan
komprehensif dari suatu materi yang ingin diajarkan. Joyce (2009: 201)
1
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analis data
pengujian hipotesis penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran
sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
1. Rata – rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah
38,5 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model Advance
Organizer diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 83,76. Hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
perlakuan.
2. Rata – rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 37,0
dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model pembelajaran
Direct Intruction (DI) diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 76,0. Hal
ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah
diberikan perlakuan. Namun lebih kecil dibandingkan dengan Model Advance
Organizer.
3. Tingkat aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran advance
organizer pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X semester I di SMA
N 1 Pakkat yaitu pertemuan I rataan aktivitas siswa termasuk kategori kurang
aktif dengan persentase 58,06%. pertemuan kedua tergolong pada kategori
cukup aktif (68,75%) dan pertemuan ketiga tergolong pada kategori aktif
(75,14%).
75
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain:
1. Bagi guru fisika yang ingin menerapkan model Advance Organizer sebaiknya
menyediakan alokasi waktu tambahan agar langkah – langkahnya dapat
terlaksana semuanya.
2. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan model
pembelajaran yang sama diharapkan dapat mengkondisikan waktu. Peneliti
juga diharapkan mampu untuk melihat bagaimana kemampuan berpikir setiap
siswa itu, agar masalah yang akan disajikan
tidak terlalu sulit untuk
diselesaikan oleh siswa.
3.
Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami bahwa model
Advance Organizer sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X
SEMESTER I SMA NEGERI 1
PAKKAT T.P. 2013/2014
Oleh:
Dame S. Silaban
409321013
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X
SEMESTER I SMA NEGERI 1 PAKKAT
T. P. 2013/2014
Dame S Silaban (409321013)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer pada materi pokok
Besaran dan Satuannya di Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Pakkat tahun
pembelajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian two
group pre-test dan post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X semester I di SMA Negeri 1 Pakkat tahun pembelajaran 2013/2014 yang
berjumlah 5 kelas yang berjumlah 150 orang, yaitu kelas X-1 sebagai kelas
eksperimen dan X-2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang untuk
kelas eksperimen dan 30 orang untuk kelas kontrol. Instrumen yang digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan
berganda yang berjumlah 20 soal yang terdiri dari 5 obtion dan lembar observasi.
Hipotesis di uji dengan uji t dua pihak.
Berdasarkan hasil pengolahan data pretes diperoleh nilai rata-rata kelas
eksperimen 38,5 dan nilai rata-rata kelas kontrol 37,0. Dari hasil uji beda nilai
kedua kelas pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh t hitung = 0,596, ttabel = 2,002,
maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai pretes
kedua kelas, artinya kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah
pembelajaran diberikan kemudian pada kedua kelas dilakukan postes. Untuk kelas
eksperimen diperoleh nilai rata-rata 83,67 dan untuk kelas kontrol diperoleh nilai
rata-rata 76. Dari hasil pengujian hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh
thitung = 3,978 dan ttabel = 2,57. Karena thitung > ttabel maka hipotesis (Ha) diterima
dan aktivitas rataan siswa dalam tiga kali pertemuan, yaitu 67, 2% dengan kriteria
cukup aktif. sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran
advance organizer terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran dan
satuannya di kelas X semester I SMA Negeri 1 Pakkat T.P 2013/2014.
Kata Kunci: Advance Organizer, Aktivitas, Hasil belajar.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkatNya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis
sehingga penyusunan skipsi ini dapat diselesikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X
Semester I SMA Negeri 1 Pakkat T. P. 2013/2014” disusun untuk memperoleh
gelar sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Drs. Manter Sihotang selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu
Dra. Ratna Tanjung, M.Pd., Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd., Drs. Abd. Hakim S,
M.Si.,selaku Dosen pembanding yang telah memberikan saran-saran mulai dari
awal penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga kepada Drs.Ratelit Tarigan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf pegawai jurusan Fisika FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Fronsen
Simanjuntak, S.Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Pakkat, Ibu R. L Sitanggang dan
Ronita Rajagukguk yang telah banyak membantu selama penelitian serta bapak
dan ibu guru yang telah membantu penulis di sekolah tersebut.
Teristimewa kepada alm. Ayahanda DJ. Silaban dan Ibunda M. Purba
serta abang dan kakakku:
1. Keluarga Bornok Sihombing/ br. Silaban
2. Keluarga Cristina Sianturi/br. Silaban
3. Keluarga Juan Silaban/br. L.B Tobing
4. Keluarga Nova Siburian/br. Silaban
Penulis juga mengucap terimakasih kepada :
1. Sahabat seperjuangan Desi Kristin L.Gaol dan Fransiska A. A Simanungkalit
2. Keluarga Fisika Eks’09 (Kinop. Kiki, Erma, Afifah, Momo, Laina, Ulina,
Andro, dan yang lain yang tidak dapatdisebutkan satu persatu )
3. Keluarga Gangsi ( Denny, Shanty, K’Piter dan keluarganya, K’ Jeny dan
B’Dian, Dedy dan Esi, Ivan, Rimson, Josua, Jonner, B’ Karlos, B’Criss,
K’hena dan B’Olop, Wira, dan Osmen)
4. Keluarga PPLT Gerakan Perubahan ( Nurul, Ayu, Ana, Dila, K’Selvi, K’ rika
Fifi, Rini, Fika, Wita, Suryana, Yani, Fahmi, Joko, Zul, Said, Dana, Ester,
dan Laila)
5. Smansa Pakkat ( Lamit, Nila, Toni, Heri, Renol, Herpina, Friska dan yang
lainnya yang tidak dapat ditulis satu persatu.
6. Keluarga MV ( Madam Murni, Mona, K’Puspa’ K’Prima, K’Tari dan yang
lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya kasanah pendidikan.
Medan, September 2013
Penulis
Dame Sarina Silaban
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi Masalah
4
1.3.
Batasan Masalah
4
1.4.
Rumusan Masalah
4
1.5.
Tujuan Penelitian
5
1.6.
Anggapan Dasar
5
1.7.
Defenisi Operasional
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
7
2.1.1.
Pengertian Belajar
7
2.1.2.
Aktivitas Belajar
8
2.1.3. Pengertian Hasil Belajar
9
2.1.4.
11
Pengertian model pembelajaran
vii
2.1.5. Model Pembelajaran Advance Organizer
12
2.1.5.1 Tujuan dan Mamfaat Advance Organizer
13
2.1.5.2 Kelebihan dan Kekuragan Model Pembelajaran
Advance Organizer
13
2.1.5.3 Struktur Pengajaran Model Pembelajaran
Advance Organizer
14
2.1.6 Model Pembelajaran Langsung
16
2.1.6.1 Kontruktivisme Sebagai Landasan
16
2.1.6.2 Tahapan Pembelajaran Langsung
17
2.1.6.3 Praktikum dalam Pembelajaran Langsung
22
2.1.7 Peta Konsep
23
2.1.7.1 Pengertian Peta Konsep
23
2.1.7.2 Langkah – Langkah Pengembangan Peta Konsep oleh Guru
27
2.1.7.3 Cara menyusun Peta Konsep
28
2.1.7.4 Cara Mengajar Siswa Menyusun Peta Konsep
29
2.1.7.5 Mamfaat Peta Konsep
29
2.1.7.6 Jenis – Jenis Peta Konsep
30
2.1.8 Materi Pelajaran
32
2.2
Kerangka Konseptual
42
2.3
Hipotesis Penelitian
43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
44
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
44
3.2.1. Populasi Penelitian
44
3.2.2. Sampel Penelitian
44
3.3.
Variabel Penelitian
44
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
44
3.4.1 Jenis Penelitian
44
3.4.2 Desain Penelitian
45
3.5.
46
Prosedur Peneitian
viii
3.6.
Alat dan Pengumpulan Data
47
3.6.1. Tes Hasil Pelajaran
47
3.6.2. Instrumen Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar
47
3.7.
52
Teknik Analisis Data
3.7.1. Menghitung Nilai Rata – Rata dan Simpangan Baku
52
3.7.2. Uji Normalitas
53
3.7.3. Uji Homogenitas Data
53
3.7.4. Pengujian Hipotesis
53
3.7.4.1 Uji Kesamaan Rata – Rata Pretest (Uji t Dua Pihak)
53
3.7.4.2 Uji Perbedaan Rata – Rata postes (Uji t Satu Pihak)
54
3.8.
55
Analisis Data Observasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pengolahan dan analisa data
56
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian
56
4.1.2. Uji Persyaratan Analisa Data
59
4.1.3. Uji Hipotesis Data
60
4.1.4. Observasi
62
4.2.
64
Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
73
5.2. Saran
74
DAFTAR PUSTAKA
75
LAMPIRAN
76
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Struktur Pengajaran Model Pembelajaran Advance Organizer
14
Tabel 2.2 Tahapan Tahapan Model Pembelajaran Langsung
21
Tabel 2.3 Besaran-besaran Pokok
33
Tabel.2.4
Besaran Turunan
34
Tabel.2.5
Lambang dimensi untuk besaran pokok dalam SI
35
Tabel 2.6
Lambang dimensi untuk besaran turunan dalam SI
36
Tabel 3.1
Control Group Pretest-Posttest Design
45
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
48
Tabel 4.1
Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
56
Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
57
Tabel 4.3
58
Ringkasan Hasil Perhitungan
Tabel 4.4. Persentase Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
58
Tabel 4.5
Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas
60
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas
60
Tabel 4.7
Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis kemampuan Pretes
61
Tabel 4.8
Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis kemampuan Postes
62
Tabel 4.9
Kumpulan Hasil Penilaian Aktivitas Kelompok Siswa
62
Tabel 4.10 Nilai Pretes, Aktivitas Belajar Siswa, dan Nilai Postes Siswa
62
Tabel 4.11 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 1
67
Tabel 4.12 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 2
67
Tabel 4.13 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 3
68
Tabel 4.14 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 4
68
Tabel 4.15 Nilai Pretes, Nilai Aktivitas, dan Nilai Postes Kelompok 5
69
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. : Mistar
37
Gambar 2.2. : Pita ukur
37
Gambar 2.3. Jangka sorong
38
Gambar 2.4. Mikrometer sekrup
39
Gambar 2.5. a). Stopwatch pegas (analog), dan b). Stopwatch digital
40
Gambar 2.6.2. a). Neraca dua lengan, dan b). Neraca tiga lengan
40
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian
47
Gambar 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
57
Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
58
Gambar 4.3. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Gambar 4.4
Diagram Batang Kriteria Nilai Berdasarkan Nilai Pretes,
Aktivitas siswa, dan Nilai Postes Kelas Eksperimen
Gambar 4.5
58
66
Grafik Hubungan Nilai Pretes, Aktivitas, dan Postes
pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Nilai Pretes Terendah
67
Gambar 4.6
Gambar Nilai Pretes, Aktivitas, dan Postes kelas eksperimen
70
Gambar 4.7
Gambar Pretes, Aktivitas, dan Postes Kelas Eksperimen
Berdasarkan Nilai pretes kelas terendah
70
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
76
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
90
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III
106
Lampiran 4
Lembar Penilaian Aktivitas Belajar
120
Lampiran 5
Kisi – Kisi Hasil Belajar
121
Lampiran 6
Instrumen Penelitian
131
Lampiran 7
Instrumen Validitas
137
Lampiran 8
Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar
138
Lampiran 9
Tabel Perhitungan Daya Pembeda Tes
140
Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas
142
Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes dan
Daya Pembeda Instrumen
Lampiran 12 Tabulasi Hasil Pretes Kelas Eksperimen
143
145
Lampiran 13 Tabulasi Hasil Postes Kelas Eksperimen
146
Lampiran 14 Tabulasi hasil Pretes Kelas Kontrol
148
Lampiran 15 Tabulasi Hasil Postes Kelas Kontrol
150
Lampiran 16 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
Nilai Hasil Belajar Siswa
Lampiran 17 Uji Normalitas Data
152
157
Lampiran 18 Uji Homogenitas Varians Data
161
Lampiran 19 Pengujian Hipotesis
164
Lampiran 20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kelompok
169
Lampiran 21 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa
177
Lampiran 22 Peta Konsep
178
Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
179
Lampiran 24 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
180
Lampiran 25 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t
181
Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
182
Lampiran 27 Dokumentasi Penelitian
184
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya.
Dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar,
dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Proses
belajar mengajar mencakup komponen pendekatan dan berbagai metode
pengajaran yang kemudian dikembangkan dalam proses pembelajaran tersebut.
Fisika salah satu cabang IPA yang merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan
rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa
akan dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep, teori, dan hukumhukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk bereksperimen di dalam
laboratorium atau di luar laboratorium sebagai proses ilmiah untuk memahami
berbagai pokok bahasan fisika.
Rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya disebabkan dari faktor siswa
saja tetapi dapat juga disebabkan karena proses pembelajaran yang tidak berpihak
kepada siswa. Dalam pembelajaran siswa bertindak pasif dan guru yang berperan
dominan (teacher centered).
Sesuai dengan observasi yang dilakukan di oleh peneliti di SMA Negeri 1
Pakkat, pada tanggal 2 Februari 2013 banyak siswa yang menyatakan bahwa
pelajaran fisika itu merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal ini
terbukti dari hasil studi pendahuluan dengan menggunakan instrumen angket yang
disebarkan ke 36 responden di kelas X SMA Negeri 1 Pakkat diperoleh data
sebagai berikut : 44,4% siswa menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas
sulit dipahami dan membosankan, 33,3% menyatakan bahwa pembelajaran fisika
1
2
di kelas hanya biasa saja, dan 22,2% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di
kelas itu menarik dan menyenangkan. Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa
sebelum materi fisika diajarkan dikelas yang dilakukan siswa adalah 11,1%
menyatakan mempelajari dulu dirumah, 61,6% menyatakan kadang-kadang
mempelajari dirumah, 13,8% hanya melihat judul saja, dan 13,8% menyatakan
tidak membuka buku fisika sama sekali.
Melalui instrumen angket juga diketahui bahwa terdapat perbedaan
individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar. Sekitar 50% orang siswa
menginginkan belajar dengan praktek dan demonstrasi, 11,1% orang dengan
ceramah dan tanya jawab, dan 38,9% menginginkan belajar fisika sambil bermain.
Keadaan ini menuntut peserta didik dipenuhi kebutuhan belajarnya sesuai
karakteristik masing-masing.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Ibu Sitanggang,
beliau mengatakan bahwa hasil ulangan harian atau pun nilai ujian semester
Fisika masih jauh dari yang diharapkan. Jika dilihat dari kriteria paling rendah
untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) pada mata pelajaran fisika yang ditetapkan di sekolah tersebut, hanya 1
– 5 orang saja yang mampu mencapai nilai di atas 60 dan selebihnya masih di
bawah 60, dikarenakan pada proses pembelajaran yang digunakan tidak
mengarahkan siswa untuk berpikir tetapi hanya sekedar mengingat dan
memahami, pada dasarnya mengingat hanya melibatkan usaha penyimpanan
sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dapat dikeluarkan kembali atas
permintaan, sedangkan memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar
dan dibaca serta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori, dan berpikir
menyebabkan seseorang harus bergerak diluar informasi yang didengarnya,
misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu
persoalan yang dihadapi. Jika siswa sudah diajak untuk berpikir maka siswa sudah
menyadari bahwa kegiatan belajar bukan hanya peristiwa hubungan stimulusrespons saja, akan tetapi disebabkan karena dorongan mental. Sehingga dalam
1
3
kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan dengan minat dan kemauan siswa yang
akan menghasilkan hasil belajar yang baik.
Sehubungan dengan masalah di atas, salah satu model pembelajaran yang
dipilih dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
advance
organizer.
Model
pembelajaran advance organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh
pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada
pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu
yang
membentuk
kerangka
dari
sistem
pemprosesan
informasi
yang
dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu. Model ini dikembangkan oleh
David Ausubel (aryes, 2008).
Menurut Slameto (2003:127) advance organizer sebagai materi pengantar
berfungsi untuk menjembatani jurang yang terjadi antara apa yang telah diketahui
siswa dan apa yang dibutuhkan sebelum siswa berhasil mempelajari tugas-tugas
yang diberikan. Selanjutnya menurut Dahar (1991:117) advance organizer
mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari dan menolong
mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat
digunakan untuk menanamkan pengetahuan baru.
Hasil penelitian sebelumnya (Paninduri (2010) dan Nst (2010) )
menunjukkan bahwa model advance organizer ini memberikan pengaruh yang
signifikan. Hasil tersebut di dapat berdasarkan rata-rata selisih pretes dan postes
yang di berikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
mengalami peningkatan rata – rata sebesar 0,55 dan kelas kontrol mengalami
peningkatan rata – rata sebesar 0,43.
Berdasarkan uraian diatas hasil observasi maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan perbedaan materi, tempat penelitian, dan peneliti akan mencoba
melanjutkan penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar fisika siswa dengan mengangkat judul ”Pengaruh Model Pembelajaran
Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
1
4
Besaran dan Satuan Semester I Di Kelas X SMA Negeri 1 Pakkat T.P
2013/1014” .
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi
beberapa masalah dalam pembelajaran fisika yaitu:
1. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar fisika
2. Rendahnya hasil belajar siswa
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi pada proses
belajar mengajar
4. Guru kurang melibatkan siswa selama kegiatan belajar mengajar.
5. Siswa kurang berperan aktif dalam pemerolehan pengetahuan.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih jelas dan terarah,maka perlu
adanya batasan masalah. Dengan melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi
hasil belajar fisika siswa maka masalah penelitian ini dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran adalah
model pembelajaran advance organizer.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Pakkat T.P
2013/1014.
3. Materi pelajaran yang diteliti adalah besaran dan satuan.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah aktivitas yang dilakukan siswa pada materi pokok
besaran dan satuan di kelas X SMA Negeri 1 Pakkat selama
pembelajaran menggunakan model advance organizer ?
1
5
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model advance
organizer pada materi pokok besaran dan satuan kelas X di SMA Negeri
1 Pakkat ?
3. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh model advance organizer
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran dan satuan kelas
X di SMA Negeri 1 Pakkat ?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada materi pokok besaran dan
satuan di kelas X SMA Negeri 1 Pakkat selama pembelajaran
menggunakan model pembelajaran advance organizer.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran advace organizer pada materi pokok besaran dan satuan
kelas X di SMA Negeri 1 Pakkat.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran advance
organizer terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran dan
satuan kelas X di SMA Negeri 1 Pakkat.
1.6 Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat, yakni:
1. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran bagi
guru-guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan
tepat pada pembelajaran fisika.
2. Sebagai bahan informasi hasil belajar penggunaan model advance
organizer di SMA Negeri 1 Pakkat.
1
6
1.7 Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat –
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum dan lain – lain. Joyce (dalam Trianto 2010: 22).
2. Advance organizer, yaitu organisator tertinggi yang bersifat utuh dan
komprehensif dari suatu materi yang ingin diajarkan. Joyce (2009: 201)
1
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analis data
pengujian hipotesis penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran
sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
1. Rata – rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah
38,5 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model Advance
Organizer diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 83,76. Hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
perlakuan.
2. Rata – rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 37,0
dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model pembelajaran
Direct Intruction (DI) diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 76,0. Hal
ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah
diberikan perlakuan. Namun lebih kecil dibandingkan dengan Model Advance
Organizer.
3. Tingkat aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran advance
organizer pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X semester I di SMA
N 1 Pakkat yaitu pertemuan I rataan aktivitas siswa termasuk kategori kurang
aktif dengan persentase 58,06%. pertemuan kedua tergolong pada kategori
cukup aktif (68,75%) dan pertemuan ketiga tergolong pada kategori aktif
(75,14%).
75
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain:
1. Bagi guru fisika yang ingin menerapkan model Advance Organizer sebaiknya
menyediakan alokasi waktu tambahan agar langkah – langkahnya dapat
terlaksana semuanya.
2. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan model
pembelajaran yang sama diharapkan dapat mengkondisikan waktu. Peneliti
juga diharapkan mampu untuk melihat bagaimana kemampuan berpikir setiap
siswa itu, agar masalah yang akan disajikan
tidak terlalu sulit untuk
diselesaikan oleh siswa.
3.
Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami bahwa model
Advance Organizer sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.