Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa-Siswi SMU Negeri Kota Bandung Terhadap Perilaku Seks Bebas Tahun 2008.

(1)


 v
 ABSTRACT

DESCRIPTION OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOR TOWARDS FREE SEX YEAR 2008.

Diah Ayu Christa L, 2009 Tutor I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes

Tutor II: Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG

Nowadays, the free sex phenomenon on teenagers is getting more worrying. It’s increasing, according to the data that was taken annually. Globalization contributes more with this free sex attitude growth. Bad influence, high unwanted pregnancy, abortion, and STD (Sexual Transmitted Disease), HIV/AIDS, Hepatitis C is the common cause from this free sex phenomenon.

The aim of this study is to know the description of knowledge, attitude , and behavior of the student’s towards free sex.

This study used descriptive method with sample all the student of fifth Bandung Nasional High schools and questioner as the instrument.

From the research that was carried out to the high school student, it discovers that the level of knowledge, attitude, and behavior towards free sex of the fifth Bandung Nasional High School are good.


(2)


 
 


iv

ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA-SISWI SMU NEGERI KOTA BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS

TAHUN 2008.

Diah Ayu Christa L, 2009 Pembimbing I :Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes.

Pembimbing II :Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG

Dewasa ini fenomena seks bebas dikalangan remaja makin mengkhawatirkan. Menurut data yang diambil jumlahnya dari tahun ke tahun makin meningkat. Maraknya perilaku seks bebas ini tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi. Pengaruh buruk, tingginya kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, dan infeksi menular seksual, HIV/AIDS, hepatitis C seringkali menjadi akibat umum dari pergaulan bebas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa-siswi terhadap perilaku seks bebas.

Penelitian ini digunakan metode deskriptif, dengan sampel seluruh siswa-siswi 5 SMU Negeri Kota Bandung, menggunakan instrument kuesioner.

Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa-siswi ke 5 SMU, tentang perilaku seks bebas adalah baik.


(3)


 
 



 viii


DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah...3

1.3 Maksud dan Tujuan...3

1.3.1 Maksud...3

1.3.2 Tujuan ...3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah...3

1.5 Kerangka Pemikiran...3

1.6 Metodologi ...4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja ...5

2.2 Perilaku Seksual Remaja...6

2.3 Perilaku Seks Bebas Remaja...8

2.4 Dampak Perilaku Seks Bebas Pada Remaja ...10

2.5 Kehamilan Pada Remaja ...11

2.6 Aborsi...14

2.6.1 Alasan Remaja Melakukan Aborsi ...16

2.7 Pendidikan Seks Remaja...16

2.8 Infeksi Menular Seksual (IMS)...18

2.8.1 Epidemiologi Infeksi Menular Seksual...18


(4)


 
 ix


BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...22

3.2 Rancangan Penelitian...22

3.3 Instrumen Penelitian ...22

3.4 Pengumpulan Data ...23

3.4.1 Metode Pengumpulan Data...23

3.4.2 Ruang Lingkup, Populasi, dan Sampel ...23

3.4.3 Penetuan Sampel ...23

3.5 Pengolahan dan Analisis Data...24

3.5.1 Identitas Responden ...24

3.5.2 Pengetahuan ...24

3.5.3 Sikap...24

3.5.4 Perilaku ...25

3.6 Definisi Operasional25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...27

4.1.1 Identitas Responden ...27

4.1.1.1 Jenis Kelamin dan Umur Responden ...27

4.1.2 Pengetahuan Responden ...27

4.1.3 Sikap Responden...35

4.1.4 Perilaku Responden...41

4.2 Pembahasan...48

4.2.1 Identitas Responden ...48

4.2.1.1 Jenis Kelamin dan Umur Responden ...48

4.2.2 Pengetahuan Responden ...48

4.2.3 Sikap Responden...49

4.2.4 Perilaku Responden...49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...50

5.2 Saran...50

DAFTAR PUSTAKA ...51

LAMPIRAN I ...53

LAMPIRAN II ...56


(5)

xi


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin dan Umur Responden………27

Tabel 4.2 Distribusi Responden “Apakah Anda Mengetahui Tentang IMS”? ...27

Tabel 4.3 Distribusi Responden Penyakit Yang Termasuk IMS ...28

Tabel 4.4 Distribusi Responden “Apakah Anda Tahu Cara Penularan IMS?” ...29

Tabel 4.5 Distribusi Responden Cara Penularan IMS ...29

Tabel 4.6 Distribusi Responden “Apakah Anda Setuju Penularan Infeksi Menular Seksual Melalui Hubungan Seksual Berganti-ganti Pasangan?” ...30

Tabel 4.7 Distribusi responden “Apakah Anda setuju Kondom Dapat Mencegah Penularan Infeksi Menular Seksual?” ...30

Tabel 4.8 Distribusi Responden “Apakah Anda Setuju Penularan Infeksi Menular Seksual Dapat Melalui Berciuman?”...31

Tabel 4.9 Distribusi Responden Sumber Informasi Seks...32

Tabel 4.10 Distribusi Responden Makna Kehilangan Perawan...32

Tabel 4.11 Distribusi Responden Definisi Tidak Perawan ...33

Tabel 4.12 Distribusi Responden Makna Hubungan Seksual...34

Tabel 4.13 Distribusi Responden “Apakah Bacaan/gambar /Film Porno Dapat Menambah Pengetahuan Tentang Seks?” ...35

Tabel 4.14 Distribusi Responden “Apakah membicarakan Tentang Kesehatan Reproduksi Adalah Hal Yang Tabu?”...35

Tabel 4.15 Distribusi Responden “Apakah Memperkenalkan Alat Kontrasepsi Pada Remaja Berarti Mengijinkan Free Sex?” ...36

Tabel 4.16 Distribusi Responden “Apakah Hamil Pranikah Bukan Hal Yang Memalukan?” ...37


(6)

xii

Tabel 4.17 Distribusi Responden “Apakah Aborsi Lebih Baik

Daripada Menanggung Malu Karena Hamil Pranikah?” ... 37 Tabel 4.18 Distribusi Responden “Apakah Laki-laki/ Perempuan Harus Menjaga Keperjakaan/ Keperawanannya?”... 38 Tabel 4.19 Distribusi Responden “Setujukah Anda Tayangan TV atau Media Lainnya Cukup Berperan Dalam Meningkatnya Jumlah Remaja yang Melakukan Hubungan Seksual Sebelum

Menikah?” ...38 Tabel 4.20 Distribusi Responden “Apakah Kurikulum Di Sekolah

Sudah Cukup Untuk Memberikan Pengetahuan

Tentang Kesehatan Reproduksi?” ...39 Tabel 4.21 Distribusi Responden “Apakah Perlu Dilakukan

Penyuluhan Tentang Kesehatan Reproduksi

Di Sekolah-sekolah?”...40 Tabel 4.22 Distribusi Responden “ Apakah Anda Pernah Melakukan

Hubungan Seksual?” ...41 Tabel 4.23 Distribusi Responden “ Pada Umur Berapa Pertama Kali Anda Melakukan Hubungan Seksual?”...42 Tabel 4.24 Distribusi Responden “Dimana Anda Pertama Kali

Melakukan Hubungan Seksual?” ...43 Tabel4.25 Distribusi Responden “Apakah Ketika Anda Melakukan

Hubungan Seksual Anda Menggunakan Kontrasepsi?” ...43 Tabel 4.26 Distribusi Responden Kontrasepsi Yang Digunakan...44 Tabel 4.27 Distribusi Responden “Apakah Anda Pernah Terkena Infeksi Menular Seksual?” ...45 Tabel 4.28 Distribusi Responden “Apakah Anda Pernah Memeriksakan

Diri Ke Dokter Berkaitan Dengan Infeksi Menular

Seksual?”...46 Tabel 4.29 Distribusi Responden “Apa Alasan Anda Tidak


(7)


 



 xiii


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner...53 Lampiran 2. Foto-Foto Selama Pengambilan Data...56


(8)

53

LAMPIRAN I

KUESIONER

Tanggal Pengisian : Jenis Kelamin :

Usia :

PENGETAHUAN

1. Apakah anda mengetahui tentang Infeksi Menular Seksual?

A. ya B. tidak 2. Jika YA, penyakit Infeksi Menular

Seksual adalah: (jawaban boleh>1) A. Herpes

B. Gonoroe C. Sifilis D. HIV/AIDS E. Tidak tahu

3. Apakah anda mengetahui cara penularan Infeksi Menular Seksual?

A. ya B. tidak 4. Jika YA, bagaimana cara penularan

infeksi menular seksual?(jawaban boleh >1)

A. Berciuman

B. Hubungan seksual C. Jarum Suntik D. Jalan lahir E. Tidak tahu

5. Apakah anda setuju penularan infeksi menular seksual melalui hubungan seksual berganti-ganti pasangan?

A. setuju B. tidak setuju

6. Apakah anda setuju kondom dapat mencegah penularan infeksi menular seksual?

A. setuju B. tidak setuju

7. Apakah anda setuju penularan Infeksi Menular Seksual dapat melalui berciuman?

A. setuju B. tidak setuju

8. Sumber informasi seks anda?(Jawaban boleh >1)

A. Teman B. Pacar C. Orang tua

D. Media (VCD/DVD/Majalah porno)

E. Sekolah

9. Makna kehilangan keperawanan menurut anda?

A. Tidak berpengaruh, hanya symbol saja

B. Hidup enggan mati tak mau C. Kehilangan masa depan D. Mengikuti tren

E. Tidak tahu

10. Definisi tidak perawan menurut anda?

A. Sudah melakukan hubungan seks

B. Sudah menikah C. Masturbasi

D. Tidak berdarah saat malam pertama

E. Tidak tahu

11. Makna hubungan seksual menurut anda?

A. Berpegangan tangan B. Melakukan hubungan intim C. Berpelukan


(9)

54

D. Berciuman E. Tidak tahu

SIKAP

12. Menurut anda apakah bacaan/gambar/film porno dapat menambah pengetahuan tentang seks?

A. ya B. tidak 13. Menurut anda apakah

membicarakan tentang kesehatan reproduksi adalah hal yang tabu?

A. ya B. tidak 14. Menurut anda apakah

memperkenalkan alat kontarsepesi pada remaja berarti mengijinkan free sex?

A. ya B. tidak 15. Menurut anda apakah hamil pra

nikah bukanlah hal yg memalukan? A. ya B. tidak 16. Menurut anda apkah aborsi lebih

baik daripada menangung malu karena hamil pra nikah?

A. ya B. tidak 17. Menurut anda apakah laki-laki/perempuan harus menjaga keperjakaan/keperawanannya?

A. ya B. tidak 18. Setujukah anda tayangan TV atau

media lainnya cukup berperan dalam menigkatnya jumlah remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah?

A. setuju B. Tidak setuju

19. Apakah kurikulum di sekolah sudah cukupuntuk meberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi?

A. Ya B.Tidak

20. Menurut anda apakah perlu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah?

A. Ya B. tidak

PERILAKU

21. Apakah anda pernah melakukan hubungan seksual?

A. ya B. tidak

22. Jika YA (pada No 21), Pada umur berapa anda pertama kali melakukan hubungan seksual?

A. <12 tahun B. 12-14 tahun C. 14-16 tahun D. 16-18 tahun E Tidak Tahu

23. Jika YA (pada No 21), dimana anda pertama kali melakukan hubungan seksual?

A. Rumah B. Mobil C. Kos D. Hotel E. Tidak tahu

24. Jika YA (pada No 21), apakah ketika anda melakukan hubungan seksual anda memakai alat kontrasepsi?

A. ya B. tidak 25. Jika YA (pada No 25), alat

kontarasepsi apa yang anda gunakan?

A. Kondom B. Spiral C. Suntikan D. Pil

E. Tidak tahu

26. Apakah anda pernah terkena penyakit meluar seksual?

A. Ya B. tidak 27. Jika YA (pada No 26) apakah anda

pernah memeriksakan diri ke dokter berkaitan dengan infeksi menular seksual?


(10)

54

28. Jika TIDAK (pada No 27) apa alasan anda tidak melakukan pengobatan?

A. Tidak ada biaya B. Malu

C. Karena penyakit ini bisa sembuh sendiri

D. Takut ketahuan orang tua E. Tidak tahu


(11)

56 LAMPIRAN II


(12)

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan dan perkembangan yang cepat baik fisik, mental, maupun psikososial. Adanya perubahan-perubahan yang menjadi cirri khas remaja ini menimbulkan berbagai masalah yang kompleks (Killingstone P., CornellisM., 2008).

Usia remaja merupakan usia labil, dimana pada saat diri seseorang saat itu timbul rasa untuk menunjukkan diri bahwa “ini aku”. Sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami seseorang karena keadaan jiwa yang masih labil. Artinya jika mereka tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan apabila waktu luang juga tidak dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, maka perbuatan iseng dan kenakalan lainnya mudah sekali terjadi. Seperti bolos sekolah di saat jam pelajaran, narkoba dan cara berpakaian yang berlebihan dan tak pantas yang berujung dapat menimbulkan seks bebas dan akibatnya banyak remaja menikah di usia remaja atau tidak perawan lagi.

Dewasa ini fenomena seks bebas dikalangan remaja makin mengkuatirkan. Menurut data yang diambil jumlahnya dari tahun ke tahun makin meningkat. Maraknya perilaku seks bebas ini tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi. Pengaruh buruk, tingginya kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, dan infeksi menular seksual, HIV/AIDS, hepatitis C seringkali menjadi akibat umum dari pergaulan bebas.

Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang pernikahan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Sebuah


(14)

2

polling yang dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara Indonesia) meneyebutkan bahwa 44,8 persen remaja Bandung telah melakukan hubungan seks sebagian besar yang tinggal di wilayah kos-kosan.

Tingginya angka hubungan seks pranikah dilakalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta dan 15-20 persen di antaranya dilakukan oleh remaja. Hal ini pula penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia dimana Indonesia merupakan Negara yang angka kematian ibunya tertinggi di Asia Tenggara.

Perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai macam gangguan. Antara infeksi menular seksual. Sejalan dengan itu, di RSHS tercatat 60% yang menderita kutil kelamin adalah usia 16 hingga 25 tahun. Sekitar 60% penderita penyakit kutil kelamin (Condyloma acuminata) yang datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung masih berusia 16 hingga 25 tahun. Itu artinya, 60 dari 100 orang muda adalah penderita penyakit kutil kelamin. Kenyataan ini tentu saja sangat mengkhawatirkan, mengingat penyakit kelamin tersebut berpotensi untuk menjadi ganas atau kanker.

Masalah seks bebas dengan pasangannya justru dijadikan legistimasi untuk melakukan seks. Bahkan saat ini seks bebas sudah mejadi bagian dari budaya bisnis. Faktor yang melatar belakangi hal ini antara lain disebabkan berkurangnya pemahaman nilai-nilai agama. Selain itu juga disebabkan belum adanya pendidikan seks secara formal di sekolah-sekolah, dan maraknya penyebaran gambar serta Video Compac Disc (VCD) porno (Inne Soviyanti, 2006).

Saat ini untuk menekan jumlah perilaku seks bebas terutama dikalangan remaja bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendamping orangtua dan selektivitas dalam memlih teman-teman, karena adanya kecederungan remaja lebih terbuka kepada teman didekatnya ketimbang orang tua sendiri. Selain itu sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di


(15)

sekolah-3

sekolah, namun bukan pendidikan seks vulgar. Pendidikan kesehatan dikalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti infeksi menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.

1.2Indentifikasi Masalah

Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja di SMU Negeri Bandung terhadap masalah perilaku seks bebas.

1.3Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Mengetahui bahaya perilaku seks bebas. 1.3.2 Tujuan

1. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku pelajar SMU Negeri Bandung terhadap perilaku seks bebas.

2. Untuk menurunkan perilaku seks bebas di lingkungan pelajar SMU Negeri Bandung.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah kita dapat mengetahui perilaku seks remaja khususnya tentang pengetahuan, sikap, perilaku. Serta kita dapat mengetahui bagaimana cara penanggulangan permasalahan dari perilaku seks bebas tersebut.

1.5Kerangka Pemikiran

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan anak menjadi dewasa, masa terjadinya perubahan fisik dan psikologis. Remaja yaitu anak-anak yang berusia 10-17 tahun, merupakan masa transisi dan masa kritis penyesuaian diri yang meliputi perkembangan jasmani dan penyesuaian diri di sekolah dan


(16)

4

lingkungannya. Maka dari itu kelompok remaja dengan usia ini sangat rentan untuk terpengaruh oleh pergaulan sehari-harinya dan juga didalam proses pencarian jati dirinya, adapun salah satu faktor penyebab yang lainnya karena kurangnya komunikasi dan perhatian dari orang tua mereka (Gunarsa, 2002). Dalam era globalisasi sekarang ini, memungkinkan para remaja dengan mudah mendapatkan sajian tontonan, bacaan dan lain sebagainya mengenai seks, juga dari luar negeri. Pentingnya edukasi atau pendidikan tentang seksualitas khususnya bagi kalangan remaja memang tak terbantahkan lagi. Derasnya arus informasi telah menyebabkan orang tua sulit lagi menahan atau membatasi anak-anaknya dari akses informasi termasuk perihal seksualitas. Informasi tentang seks dikalangan remaja yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut ada yang tidak sesuai dengan budaya atau norma yang berlaku di Indonesia (Sunanti, 2006).

1.6Metodologi

Jenis penelitian : Deskriptif Rancangan penelitian : Cross sectional Metode pengumpulan data : Angket

Instrumen penelitian : Kuesioner

Populasi : Siswa/siswi SMU Negeri Kota Bandung sebanyak 4236 orang

Minimal sample : 5 sekolah SMU Negeri Tehnik sampling : Cluster random sampling

1.7Lokasi dan Waktu

Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah SMU Negeri yang ada di kota Bandung. Adapun lamanya penelitian ini memakan waktu kira-kira 7 bulan dimulai dari bulan Februari 2008 sampai Januari 2009.


(17)


 50
 
 


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang seks bebas di kelima SMU Negeri Bandung umumnya baik.

5.2 Saran

Upaya untuk mengatasi perilaku seks bebas dalam masyarakat khususnya kaum remaja, maka penulis mengusulkan adanya kerja sama dari berbagai sektor, yaitu :

1. Dukungan dan partisipasi masyarakat, organisasi masyrakat, dan badan-badan kesehatan sosial yang bergerak dalam program pencegahan penyimpangan perilaku seksual di kalangan remaja, dengan menggalakan penyuluhan tentang pendidikan seks serta dampak pergaulan seks bebas di kalangan pelajar kota Bandung sebagai upaya preventif. Upaya ini perlu peran aktif berbagai pihak yang berwenang di sekolah, polisi, dokter, yayasan, dan orang tua

2. Meningkatkan moral masyarakat khususnya remaja melalui pendidikan

nonformal seperti pendidikan agama, budi pekerti, dan menyalurkan hasrat kea rah yang positif seperti olahraga, kesenian, dll.

3. Perlu adanya wadah biro konsultasi yang menampung permasalahan

remaja khususnya permasalahan sistem reproduksi remaja yang dikelola oleh guru, dokter UKS, guru agama, dll.


(18)

51 DAFTAR PUSTAKA

Das’ad Latif. 2006. Mengatasi Perilaku Seks Bebas.

http://www.whatisallabout.com/. Desember 30th, 2008.

Firrar Artmi Rahaju. 2009. Kehamilan Yang Tidak Diinginkan. http://www.penapendidikan.com Febuari 19th, 2009.

Heni. 2008. Edukasi Seks Jadi Ektrakulikuler SMA. http://www.kompas.com. Januari 12th,2009.

Indieclesta. 2008. Pergaulan Bebas Remaja. http://one.indoskripsi.com. Desember 21th, 2008.

Inne Soviyanti. 2006. Bukan Hanya Hubungan Intim. http://www.isekolah.org. November 12th, 2008.

Julia. 2008. Darah Perawan, Seberapa Penting?. http://www.kompas.com. Januari 12th, 2009.

Killingstone P., Cornellis M. 2008. Sex and Love Guide to Teenagers. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Lukman Hakim. 2005. Infeksi Menular Seksual. Edisi ketiga. Jakarta : FKUI. M Masri Muadz . 2007. 45% Remaja Melakukan Free Sex.

http://www.aids-ina.org. November 12th, 2008.

O. Solihin. 2007. Perilaku Seks Remaja : Makin Bebas!!.

http://osolihin.wordpress.com/. Desember 30th, 2008.

Reomazi. 2008. Pentingnya Pendidikan Seks Pada Remaja.

http://kuncipengetahuan.blogspot.com/2008/12/pentingnya-pendidikan-sex-pada-remaja.html. Desember 21th, 2008.


(19)

52

Siswanto Agus Wilopo. 2005. Kita Selamatkan Remaja dari Aborsi Dalam Rangka Pemantapan Keluarga Berkualitas 2015. Medan : Deputi Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi Bandan Koordinasi Keluarga Berencana Pusat.

Sjaiful Fahmi. 2005. Infeksi Menular Seksual. Edisi ketiga. Jakarta : FKUI. Sugiri. 2006. Bebas Bicara Seks Bu(kan Berarti Bebas Seks.

http://www.lautanindonesia.com/forum/index.php. Desember 20th, 2008. Sunanti Zalbawi. 2001. Perilaku Seks Bebas Di Kalangan Remaja Dan

Permasalahannya. Media Litbang Kesehatan, 1 (11): 30-35

Surilena. 2006. Fenomena Seks Bebas Pada Remaja Indonesia. Majalah Kedoketran Damianus, 2 (5): 83-95

Ucke S. Sastrawinata. 2005. Gambaran Epidemiologi Klinik Kehamilan Remaja di RS Immanuel Bandung. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Marantaha.

Wita Purbaningsih. 2004. Kehamilan Tidak Diinginkan. http://www.kompas.com. Februari 19th, 2009.


(1)

2

polling yang dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara Indonesia) meneyebutkan bahwa 44,8 persen remaja Bandung telah melakukan hubungan seks sebagian besar yang tinggal di wilayah kos-kosan.

Tingginya angka hubungan seks pranikah dilakalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta dan 15-20 persen di antaranya dilakukan oleh remaja. Hal ini pula penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia dimana Indonesia merupakan Negara yang angka kematian ibunya tertinggi di Asia Tenggara.

Perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai macam gangguan. Antara infeksi menular seksual. Sejalan dengan itu, di RSHS tercatat 60% yang menderita kutil kelamin adalah usia 16 hingga 25 tahun. Sekitar 60% penderita penyakit kutil kelamin (Condyloma acuminata) yang datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung masih berusia 16 hingga 25 tahun. Itu artinya, 60 dari 100 orang muda adalah penderita penyakit kutil kelamin. Kenyataan ini tentu saja sangat mengkhawatirkan, mengingat penyakit kelamin tersebut berpotensi untuk menjadi ganas atau kanker.

Masalah seks bebas dengan pasangannya justru dijadikan legistimasi untuk melakukan seks. Bahkan saat ini seks bebas sudah mejadi bagian dari budaya bisnis. Faktor yang melatar belakangi hal ini antara lain disebabkan berkurangnya pemahaman nilai-nilai agama. Selain itu juga disebabkan belum adanya pendidikan seks secara formal di sekolah-sekolah, dan maraknya penyebaran gambar serta Video Compac Disc (VCD) porno (Inne Soviyanti, 2006).

Saat ini untuk menekan jumlah perilaku seks bebas terutama dikalangan remaja bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendamping orangtua dan selektivitas dalam memlih teman-teman, karena adanya kecederungan remaja lebih terbuka kepada teman didekatnya ketimbang orang tua sendiri. Selain itu sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di


(2)

sekolah-3

sekolah, namun bukan pendidikan seks vulgar. Pendidikan kesehatan dikalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti infeksi menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.

1.2Indentifikasi Masalah

Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja di SMU Negeri Bandung terhadap masalah perilaku seks bebas.

1.3Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Mengetahui bahaya perilaku seks bebas. 1.3.2 Tujuan

1. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku pelajar SMU Negeri Bandung terhadap perilaku seks bebas.

2. Untuk menurunkan perilaku seks bebas di lingkungan pelajar SMU Negeri Bandung.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah kita dapat mengetahui perilaku seks remaja khususnya tentang pengetahuan, sikap, perilaku. Serta kita dapat mengetahui bagaimana cara penanggulangan permasalahan dari perilaku seks bebas tersebut.

1.5Kerangka Pemikiran

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan anak menjadi dewasa, masa terjadinya perubahan fisik dan psikologis. Remaja yaitu anak-anak yang berusia 10-17 tahun, merupakan masa transisi dan masa kritis penyesuaian diri yang meliputi perkembangan jasmani dan penyesuaian diri di sekolah dan


(3)

4

lingkungannya. Maka dari itu kelompok remaja dengan usia ini sangat rentan untuk terpengaruh oleh pergaulan sehari-harinya dan juga didalam proses pencarian jati dirinya, adapun salah satu faktor penyebab yang lainnya karena kurangnya komunikasi dan perhatian dari orang tua mereka (Gunarsa, 2002). Dalam era globalisasi sekarang ini, memungkinkan para remaja dengan mudah mendapatkan sajian tontonan, bacaan dan lain sebagainya mengenai seks, juga dari luar negeri. Pentingnya edukasi atau pendidikan tentang seksualitas khususnya bagi kalangan remaja memang tak terbantahkan lagi. Derasnya arus informasi telah menyebabkan orang tua sulit lagi menahan atau membatasi anak-anaknya dari akses informasi termasuk perihal seksualitas. Informasi tentang seks dikalangan remaja yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut ada yang tidak sesuai dengan budaya atau norma yang berlaku di Indonesia (Sunanti, 2006).

1.6Metodologi

Jenis penelitian : Deskriptif Rancangan penelitian : Cross sectional Metode pengumpulan data : Angket

Instrumen penelitian : Kuesioner

Populasi : Siswa/siswi SMU Negeri Kota Bandung sebanyak 4236 orang

Minimal sample : 5 sekolah SMU Negeri Tehnik sampling : Cluster random sampling

1.7Lokasi dan Waktu

Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah SMU Negeri yang ada di kota Bandung. Adapun lamanya penelitian ini memakan waktu kira-kira 7 bulan dimulai dari bulan Februari 2008 sampai Januari 2009.


(4)


 50
 
 


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang seks bebas di kelima SMU Negeri Bandung umumnya baik.

5.2 Saran

Upaya untuk mengatasi perilaku seks bebas dalam masyarakat khususnya kaum remaja, maka penulis mengusulkan adanya kerja sama dari berbagai sektor, yaitu :

1. Dukungan dan partisipasi masyarakat, organisasi masyrakat, dan badan-badan kesehatan sosial yang bergerak dalam program pencegahan penyimpangan perilaku seksual di kalangan remaja, dengan menggalakan penyuluhan tentang pendidikan seks serta dampak pergaulan seks bebas di kalangan pelajar kota Bandung sebagai upaya preventif. Upaya ini perlu peran aktif berbagai pihak yang berwenang di sekolah, polisi, dokter, yayasan, dan orang tua

2. Meningkatkan moral masyarakat khususnya remaja melalui pendidikan nonformal seperti pendidikan agama, budi pekerti, dan menyalurkan hasrat kea rah yang positif seperti olahraga, kesenian, dll.

3. Perlu adanya wadah biro konsultasi yang menampung permasalahan remaja khususnya permasalahan sistem reproduksi remaja yang dikelola oleh guru, dokter UKS, guru agama, dll.


(5)

51 DAFTAR PUSTAKA

Das’ad Latif. 2006. Mengatasi Perilaku Seks Bebas. http://www.whatisallabout.com/. Desember 30th, 2008.

Firrar Artmi Rahaju. 2009. Kehamilan Yang Tidak Diinginkan. http://www.penapendidikan.com Febuari 19th, 2009.

Heni. 2008. Edukasi Seks Jadi Ektrakulikuler SMA. http://www.kompas.com. Januari 12th,2009.

Indieclesta. 2008. Pergaulan Bebas Remaja. http://one.indoskripsi.com. Desember 21th, 2008.

Inne Soviyanti. 2006. Bukan Hanya Hubungan Intim. http://www.isekolah.org. November 12th, 2008.

Julia. 2008. Darah Perawan, Seberapa Penting?. http://www.kompas.com. Januari 12th, 2009.

Killingstone P., Cornellis M. 2008. Sex and Love Guide to Teenagers. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Lukman Hakim. 2005. Infeksi Menular Seksual. Edisi ketiga. Jakarta : FKUI. M Masri Muadz . 2007. 45% Remaja Melakukan Free Sex.

http://www.aids-ina.org. November 12th, 2008.

O. Solihin. 2007. Perilaku Seks Remaja : Makin Bebas!!. http://osolihin.wordpress.com/. Desember 30th, 2008.

Reomazi. 2008. Pentingnya Pendidikan Seks Pada Remaja. http://kuncipengetahuan.blogspot.com/2008/12/pentingnya-pendidikan-sex-pada-remaja.html. Desember 21th, 2008.


(6)

52

Siswanto Agus Wilopo. 2005. Kita Selamatkan Remaja dari Aborsi Dalam Rangka Pemantapan Keluarga Berkualitas 2015. Medan : Deputi Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi Bandan Koordinasi Keluarga Berencana Pusat.

Sjaiful Fahmi. 2005. Infeksi Menular Seksual. Edisi ketiga. Jakarta : FKUI. Sugiri. 2006. Bebas Bicara Seks Bu(kan Berarti Bebas Seks.

http://www.lautanindonesia.com/forum/index.php. Desember 20th, 2008. Sunanti Zalbawi. 2001. Perilaku Seks Bebas Di Kalangan Remaja Dan

Permasalahannya. Media Litbang Kesehatan, 1 (11): 30-35

Surilena. 2006. Fenomena Seks Bebas Pada Remaja Indonesia. Majalah Kedoketran Damianus, 2 (5): 83-95

Ucke S. Sastrawinata. 2005. Gambaran Epidemiologi Klinik Kehamilan Remaja di RS Immanuel Bandung. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Marantaha.

Wita Purbaningsih. 2004. Kehamilan Tidak Diinginkan. http://www.kompas.com. Februari 19th, 2009.