Program konseling pastoral di rumah sakit (studi evaluasi program konseling pastoral di RSK Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur, tahun 2015).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

PROGRAM KONSELING PASTORAL DI RUMAH SAKIT
(Studi Evaluasi Program Konseling Pastoral Di RSK
Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur, Tahun 2015)
Rukini
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perencanaan pelayanan
Konseling Pastoral di Rumah Sakit Katolik/RSK Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur;
2) Mengetahui proses pelayanan Konseling Pastoral di RSK Budi Rahayu BlitarJawa Timur; 3) Mengetahui hasil pelayanan Konseling Pastoral di RSK Budi
Rahayu Blitar-Jawa Timur?
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Subyek penelitian adalah
RSK Budi Rahayu Blitar, dengan responden penelitian adalah Suster pemilik

RSK Budi Rahayu, Romo paroki, dokter, staff Pastoral Care (PC), perawat dan
majelis. Sumber data dalam penelitian ini adalah para responden yang terlibat
dalam layanan Konseling Pastoral, dokumen, seorang ibu dan seorang bapak
pasien rawat inap RSK Budi Rahayu Blitar, dan suami pasien rawat inap di RSK
Budi Rahayu Blitar. Metode pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan
studi dokumen. Instrumen penelitian adalah pedoman wawancara dan observasi.
Analisis data dilakukan melalui analisis trianggulasi sumber dan trianggulasi
teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan Konseling Pastoral di RSK
Budi Rahayu berjalan sesuai dengan program PC. Perencanaan program
ditetapkan setiap tiga tahun sekali, melalui prosedur tetap pelayanan hidup rohani
bagi pasien. Perencanaan yang dilakukan sesuai dengan Pesan KWI (Konferensi
Wali Gereja Indonesia) kepada Karya-Karya Kesehatan Katolik 1978, butir: 52,
yaitu memberi perhatian dan pendampingan kepada pribadi pasien secara utuh
agar mereka yang sakit dapat merasakan adanya dukungan, perhatian, dan pada
akhirnya dapat menemukan makna dalam hidupnya, serta dapat berelasi dengan
baik terhadap sang Pencipta. Pelaksanaan layanan konseling di RSK Budi
Rahayu, sudah berjalan sesui prosedur yang ditetapkan yaitu kunjungan pasien
setiap hari dan penerimaan sakramen bagi pasien rawat inap yang beragama
katolik. Hal yang kurang yaitu tenaga konseling pastoral (PC) di RSK Budi

Rahayu memiliki latar belakang pendidikan di luar ilmu psikologi maupun
teologi, dan tidak tersedia ruang konseling. Hasil dari layanan konseling pastoral
adalah pasien dan keluarga pasien merasakan perhatian, dukungan dan
penghargaan dari pihak rumah sakit, sehingga memunculkan harapan untuk
sembuh. Dampak positipnya adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan RSK Budi Rahayu Blitar.
Kata kunci: Konseling Pastoral, Pasien Rawat Inap, Pastoral Care, dan Rumah
sakit.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Abstract
THE PROGRAM OF THE PASTORAL COUNSELING AT THE
HOSPITAL
(Study on Evaluation on Pastoral Counseling Ministry at the Catholic

Hospital “Budi Rahayu” Blitar-East Java, Year 2015)
Rukini
University of Sanata Dharma
2016
The puspose of this research is to: 1) determine the planning of the
pastoral counseling ministry at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar, East
Java; 2) know the process of the pastoral counseling ministry at the Catholic
Hospital “Budi Rahayu” Blitar, East Java; 3) apprehend the result of the pastoral
counseling ministry at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar, East Java.
This type of research was qualitative. The subject was the Catholic
Hospital “Budi Rahayu” Blitar, with respondents comprising of SSpS Sister as the
owner of the hospital, parish priest, physician, staff of Pastoral Care, nurses and
assemblies. The source of data was gathered from the respondents, two patients (a
man and a woman), a husband of patient's family, and documents. The Methods
for collecting data was through interview, observation, and study document.
Meanwhile, the instrument was the guidance interview and observation. The data
analysis was performed through the analysis of the source triangulation and the
triangulation technique.
The result of the research shows that the pastoral counseling ministry at
the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar East Java is performed in accordance

with the pastoral care program. The program is planned in every three year
stressing the needs for spiritual life of patients. Furthermore, the planning is done
in line with the message of the Mawi/KWI on the Catholic Health Works 1978,
article 52, which gives attention and assistance to patients as a whole in such a
way that the sick can feel the support, attention, and eventually be able to find
meaning of life and relate himself/herself well to the Creator. The implementation
of the pastoral counseling ministry at the Catholic Hospital Budi Rahayu Blitar,
East Java has been running within their established procedure that visit patients
every day and perform the sacramental service for inpatients who are Catholics.
The concern for improvement is that the hospital should have more pastoral
counselors from different educational background, not only from psychology and
theology. The other issue is that the need for the availability of a comfortable
counseling room at the hospital. Meanwhile, the result of the pastoral counseling
ministry is that the patients and their families feel the attention, support and
recognition of the hospital that raises their hope for a cure. The positive impact is
increasing public confidence of the city of Blitar and surrounding areas to the
health care and services at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar, East Java.
Keywords: Pastoral Counseling, Patients, Pastoral Care, Hospital

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PROGRAM KONSELING PASTORAL DI RUMAH SAKIT
(Studi Evaluasi Program Konseling Pastoral Di RSK Budi Rahayu
Blitar- Jawa Timur, Tahun 2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Disusun Oleh:
Rukini
NIM: 111114053


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PROGRAM KONSELING PASTORAL DI RUMAH SAKIT
(Studi Evaluasi Program Konseling Pastoral Di RSK Budi Rahayu
Blitar-Jawa Timur, Tahun 2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Disusun Oleh:
Rukini
NIM: 111114053

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Janganlah takut, sebab AKU menyertai engkau. Janganlah bimbang,

sebab AKU ini Allahmu; AKU akan meneguhkan, bahkan akan
menolong engkau

(Yesaya 41: 10).

 Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah dari pada-KU, sebab
AKU ini lemah lembut dan rendah hati (Matius 11: 29).

 Jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-KU bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-KU menjadi sempurna”.
Jika aku lemah, maka aku kuat (2 Korintus 12:9-10).

Waktu yang ditentukan Tuhan adalah tepat dan baik adanya.
Berharap dengan usaha yang sabar dan berdoa, maka aku mampu
untuk bersukacita dan bersyukur (Sr. V. Rukini, SSpS).

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Allah Tritunggal Mahakudus yang setia membimbing
dan menyertai saya.
2. Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus (SSpS) dan
Provinsi SSpS “Maria Bunda Allah”-Jawa.
3. Para suster SSpS yang selalu mendukung dan
mendoakan selama perjalanan hidup dan study saya.
4. Bapak, Ibu, dan saudara, sahabat, serta teman-teman
yang mendukung studi dan terselesainya skripsi ini.
5. Program studi bimbingan dan konseling, Bapak/Ibu
dosen, dan teman-teman angkatan 2011, serta semua
yang turut mendukung studi saya.
6. Para suster, para Dokter, para perawat, staf PC, dan
karyawan di RSK Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur.


v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN HASIL KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini, tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Januari 2016
Penulis

Rukini

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rukini
NIM

: 111114053

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PROGRAM KONSELING PASTORAL DI RUMAH SAKIT
(Studi Evaluasi Program Konseling Pastoral Di RSK Budi Rahayu BlitarJawa Timur, Tahun 2015)
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 12 Januari 2016
Yang menyatakan

Rukini

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

PROGRAM KONSELING PASTORAL DI RUMAH SAKIT
(Studi Evaluasi Program Konseling Pastoral Di RSK
Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur, Tahun 2015)
Rukini
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perencanaan pelayanan
Konseling Pastoral di Rumah Sakit Katolik/RSK Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur;
2) Mengetahui proses pelayanan Konseling Pastoral di RSK Budi Rahayu BlitarJawa Timur; 3) Mengetahui hasil pelayanan Konseling Pastoral di RSK Budi Rahayu
Blitar-Jawa Timur?
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Subyek penelitian adalah
RSK Budi Rahayu Blitar, dengan responden penelitian adalah Suster pemilik RSK
Budi Rahayu, Romo paroki, dokter, staff Pastoral Care (PC), perawat dan majelis.
Sumber data dalam penelitian ini adalah para responden yang terlibat dalam layanan
Konseling Pastoral, dokumen, seorang ibu dan seorang bapak pasien rawat inap RSK
Budi Rahayu Blitar, dan suami pasien rawat inap di RSK Budi Rahayu Blitar.
Metode pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan studi dokumen.
Instrumen penelitian adalah pedoman wawancara dan observasi. Analisis data
dilakukan melalui analisis trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan Konseling Pastoral di RSK
Budi Rahayu berjalan sesuai dengan program PC. Perencanaan program ditetapkan
setiap tiga tahun sekali, melalui prosedur tetap pelayanan hidup rohani bagi pasien.
Perencanaan yang dilakukan sesuai dengan Pesan KWI (Konferensi Wali Gereja
Indonesia) kepada Karya-Karya Kesehatan Katolik 1978, butir: 52, yaitu memberi
perhatian dan pendampingan kepada pribadi pasien secara utuh agar mereka yang
sakit dapat merasakan adanya dukungan, perhatian, dan pada akhirnya dapat
menemukan makna dalam hidupnya, serta dapat berelasi dengan baik terhadap sang
Pencipta. Pelaksanaan layanan konseling di RSK Budi Rahayu, sudah berjalan sesui
prosedur yang ditetapkan yaitu kunjungan pasien setiap hari dan penerimaan
sakramen bagi pasien rawat inap yang beragama katolik. Hal yang kurang yaitu
tenaga konseling pastoral (PC) di RSK Budi Rahayu memiliki latar belakang
pendidikan di luar ilmu psikologi maupun teologi, dan tidak tersedia ruang konseling.
Hasil dari layanan konseling pastoral adalah pasien dan keluarga pasien merasakan
perhatian, dukungan dan penghargaan dari pihak rumah sakit, sehingga memunculkan
harapan untuk sembuh. Dampak positipnya adalah meningkatnya kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan RSK Budi Rahayu Blitar.
Kata kunci: Konseling Pastoral, Pasien Rawat Inap, Pastoral Care, dan Rumah sakit.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Abstract
THE PROGRAM OF THE PASTORAL COUNSELING AT THE HOSPITAL
(Study on Evaluation on Pastoral Counseling Ministry
at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar-East Java, Year 2015)
Rukini
University of Sanata Dharma
2015
The puspose of this research is to: 1) determine the planning of the pastoral
counseling ministry at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar, East Java; 2)
know the process of the pastoral counseling ministry at the Catholic Hospital “Budi
Rahayu” Blitar, East Java; 3) apprehend the result of the pastoral counseling ministry
at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar, East Java.
This type of research was qualitative. The subject was the Catholic Hospital
“Budi Rahayu” Blitar, with respondents comprising of SSpS Sister as the owner of
the hospital, parish priest, physician, staff of Pastoral Care, nurses and assemblies.
The source of data was gathered from the respondents, two patients (a man and a
woman), a husband of patient's family, and documents. The Methods for collecting
data was through interview, observation, and study document. Meanwhile, the
instrument was the guidance interview and observation. The data analysis was
performed through the analysis of the source triangulation and the triangulation
technique.
The result of the research shows that the pastoral counseling ministry at the
Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar East Java is performed in accordance with
the pastoral care program. The program is planned in every three year stressing the
needs for spiritual life of patients. Furthermore, the planning is done in line with the
message of the Mawi/KWI on the Catholic Health Works 1978, article 52, which
gives attention and assistance to patients as a whole in such a way that the sick can
feel the support, attention, and eventually be able to find meaning of life and relate
himself/herself well to the Creator. The implementation of the pastoral counseling
ministry at the Catholic Hospital Budi Rahayu Blitar, East Java has been running
within their established procedure that visit patients every day and perform the
sacramental service for inpatients who are Catholics. The concern for improvement is
that the hospital should have more pastoral counselors from different educational
background, not only from psychology and theology. The other issue is that the need
for the availability of a comfortable counseling room at the hospital. Meanwhile, the
result of the pastoral counseling ministry is that the patients and their families feel the
attention, support and recognition of the hospital that raises their hope for a cure. The
positive impact is increasing public confidence of the city of Blitar and surrounding

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

areas to the health care and services at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar,
East Java.
Keywords: Pastoral Counseling, Patients, Pastoral Care, Hospital

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Tritunggal Maha Kudus
atas kasih, bimbingan, penyertaan, dan rahmatNya dalam seluruh proses penulisan
skripsi ini dari awal perencanaan, selama proses penulisan hingga terselesainya
skripsi ini.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, sekaligus dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih untuk kesabaran, bimbingan, motivasi, ide
dan pencerahannya selama proses penulisan skripsi hingga terselesainya
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma atas bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh
studi.
5.

Tim Pimpinan Kongregasi SSpS dan Tim Pimpinan Provinsi Jawa, atas
kepercayaan, kesempatan, dan dukungan yang diberikan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi Universitas Sanata Dharma
Program Studi Bimbingan dan Konseling.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Mas Moko sebagai petugas sekretariat yang selalu membantu selama penulis
menempuh pendidikan.
7. Sr. Rosa Indrawikan, SSpS dan para Suster komunitas Roh Suci, serta para
suster SSpS Provinsi Jawa yang senantiasa mendukung dan mendoakan
penulis hingga terselesainya skripsi.
8. Bapak dan Ibu Thomas Soepomo selaku orang tua penulis, serta semua
saudara yang selalu mendukung dengan doa.
9. Para suster, dokter, para perawat, dan semua pihak RSK Budi Rahayu Blitar
yang membantu selama penelitian hingga terjadinya skripsi ini.
10. Sr. Redemta, SSpS, Pak Edi, dan staff Pastoral Care RSK St. Vincentius
A Paulo Surabaya yang turut membantu peneliti dalam meminjamkan
beberapa referensi buku tentang Konseling Pastoral bagi peneliti.
11. Sahabat-sahabat dan teman-teman angkatan 2011 atas motivasi yang
diberikan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.
12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses
penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu
penting adanya masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini. Akhirnya, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 12 Januari 2016

Rukini

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. v
PERNYATAAN HASIL KARYA .............................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN .................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 11
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 14
A. Hakikat Konseling Pastoral ............................................................................ 14
1. Sejarah Konseling Pastoral ...................................................................... 14
2. Definisi Konseling Pastoral...................................................................... 16
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Ciri Khas Konseling Pastoral ................................................................... 17
4. Tujuan Layanan Konseling Pastoral ........................................................ 18
5. Ciri-ciri Konselor Efektif ......................................................................... 19
6. Hal yang Merugikan dan perlu dihindari dalam Konseling Pastoral ....... 27
7. Ketepatan Waktu Pelayanan Konseling Pastoral ..................................... 29
8. Aspek-aspek Konseling Pastoral .............................................................. 30
9. Teknik-teknik Konseling.......................................................................... 45
10. Tahap-tahap Layanan Konseling Pastoral ................................................ 51
11. Fungsi Konseling Pastoral........................................................................ 54
12. Etika Pastoral dengan Kode Etiknya. ....................................................... 56
B. Hakikat Pasien/orang-orang Sakit .................................................................. 67
1. Definisi Pasien ......................................................................................... 67
2. Peranan Perawat dalam Perawatan Spiritual Pasien ................................ 72
3. Model Kesehatan Spiritual ...................................................................... 73
C. Hakikat Evaluasi Program ............................................................................. 76
1. Definisi Evaluasi Program ....................................................................... 76
2. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program ............................................. 76
3. Tujuan Evaluasi Program ......................................................................... 77
4. Manfaat Evaluasi Program ....................................................................... 78
5. Langkah-langkah Evaluasi Program ........................................................ 78
D. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................................... 79
E. Profil Rumah Sakit ........................................................................................ 81
F. Kerangka Pikir ............................................................................................... 83
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 84
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 84
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 92
1. Tempat Penelitian..................................................................................... 92
2. Waktu Penelitian ...................................................................................... 92
xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

C. Responden Penelitian ..................................................................................... 82
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 93
E. Keabsahan Data ............................................................................................ 101
F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 102
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 104
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 104
B. Pembahasan .................................................................................................. 131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 137
A. Kesimpulan .................................................................................................. 137
B. Saran ............................................................................................................. 140
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 142
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 143
LAMPIRAN ............................................................................................................. 145

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Evaluasi Konseling Pastoral ........................................................... 80
Tabel 2. Perencanaan Evaluasi ................................................................................... 90
Tabel 3. Daftar Jumlah Responden ............................................................................ 92
Tabel 4. Pedoman Wawancara Responden ................................................................ 97
Tabel 5. Pedoman Wawancara kepada Pasien ........................................................... 99
Tabel 6. Pedoman Observasi .................................................................................... 100
Tabel 7. Hasil Evaluasi Konteks .............................................................................. 105
Tabel 8. Hasil Evaluasi Inputs ................................................................................. 106
Tabel 9. Hasil Evaluasi Proses ................................................................................. 108
Tabel 10. Hasil Evaluasi Hasil ................................................................................ 121

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Model konseptual kesehatan spiritual saat sakit ......................................... 75
Bagan 2. Kerangka Pikir ............................................................................................ 83

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Permohonan Ijin Penelitian......................................................................... 145
Lembar Telah Melakukan Penelitian ....................................................................... 146
Rekapitulasi Hasil Wawancara Responden .............................................................. 147
Hasil Wawancara Dengan Pasien............................................................................. 185
Hasil Wawancara Dengan Suami Pasien
Hasil Observasi
Program Tetap Konseling Pastoral RSK Budi Rahayu

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah/fokus penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Rumah sakit pada dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat,
hal itu nampak dari semakin menjamurnya rumah sakit di Indonesia pada dewasa
ini. Hal itu tentu menjadi tantangan bagi setiap rumah sakit dalam usaha untuk
meningkatkan profesionalisme. Profesionalisme tidak hanya dalam bidang medis,
tetapi juga sarana-sarana dan media yang mendukung demi pelayanan yang
memuaskan bagi pasien yang dilayani. Misalnya: laboratorium, ruang operasi,
farmasi, bangsal, ruang rekam medis, administrasi keuangan, dan juga sarana
spiritual yang disediakan melalui layanan konseling melalui unit pastoral care.
Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu merupakan rumah sakit katolik satusatunya yang ada di Blitar-Jawa Timur. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit
swasta tipe C, dengan status penuh tingkat lengkap ini berusaha untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara holistik. Yaitu sebuah pelayanan yang
menyeluruh dan mendalam, baik dalam pendampingan profesional maupun dalam
pendampingan manusiawi. Tantangan dan perkembangan jaman yang begitu pesat
dewasa ini, mengakibatkan semakin kaburnya nilai-nilai luhur pelayanan.
Pendampingan sangat dibutuhkan di rumah sakit ini karena semakin kompleksnya
masalah yang dihadapi oleh pasien maupun karyawan.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Menanggapi kebutuhan tersebut, maka rumah sakit ini mendirikan sebuah
unit pelayanan pastoral atau biasa disebut unit Pastoral Care (PC). Unit PC
didirikan pada tahun 1994, landasan diadakan pelayanan pastoral di RSK Budi
Rahayu adalah untuk melaksanakan tugas sebagai sakramen keselamatan,
meneruskan misi Yesus berdasarkan Visi dan Misi Kongregasi Misi Abdi Roh
Kudus, serta penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Kegiatan pastoral berawal dari sebuah kunjungan kepada pasien yang
dilakukan oleh para Suster SSpS (kebangsaan Eropa). Kunjungan dan sapaan
tersebut diberikan kepada seluruh pasien rawat inap dan keluarganya, tanpa
membedakan agama, suku, maupun latar belakangnya. Kepedulian yang tinggi
kepada pasien dan anggota keluarganya diberikan setiap hari di sela-sela
kekosongan waktu mereka. Kehadiran yang dilandasi nilai kasih Kristus, dengan
menyapa semua pasien dan keluarganya membuat pasien dan keluarganya merasa
gembira dan dikuatkan. Kunjungan yang kadang hanya menyapa dan memberi
senyum tersebut, ternyata menjadi kenangan tersendiri bagi para pasien dimasa
itu. Kegiatan tersebut selalu dirindukan pasien dan keluarganya pada zaman ini.
Dari hasil wawancara dan observasi kepada para pasien, menunjukkan
bahwa pasien sangat gembira menerima kunjungan dari petugas PC maupun
pihak-pihak yang terlibat dalam layanan pastoral (Romo, Suster SSpS, dan
Majelis). Para pasien dan keluarganya mengungkapkan bahwa pelayanan di RSK
Budi Rahayu sangat memuaskan, penuh perhatian, dan mengorangkan orang lain.
RSK Budi Rahayu Blitar merupakan rumah sakit katolik, mayoritas pasiennya
adalah muslim. Namun mereka senang memilih rumah sakit ini karena cepat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

ditangani, bahkan ketika ternyata pembayarannya kurang mereka boleh pulang
dengan syarat meninggalkan KTP tanpa jaminan apapun. Demikian dalam
pelayanan doa yang diberikan oleh Romo umat yang beragama lain juga minta
didoakan.
Dalam kunjungan dan observasi dapat dilihat bahwa kegiatan konseling
pastoral di RSK Budi Rahayu sangat dibutuhkan. Hal itu nampak ketika pasien
mendapat kunjungan dari unit PC maupun Suster SSpS dengan sendirinya mereka
menceritakan perasaan dan pergulatan, baik dengan anak, menantu, dan dengan
orang

lainnya.

Mereka

membutuhkan

kehadiran

seseorang

yang

bisa

mendengarkannya. Ada seorang pasien muslim (32/L) yang dua kali dalam
hitungan bulan menjalani rawat inap di RSK Budi Rahayu karena psikosomatis
dengan sakit magnya, bahkan ketika sudah diijinkan untuk pulang dia masih takut
karena takut kambuh penyakitnya. Setelah memperoleh pendampingan ia menjadi
lebih siap dan mampu berpikir positip terhadap sakitnya, serta ada harapan bahwa
bisa sembuh dengan niat pola hidup yang sehat. Pasien ini menyatakan bahwa
sebelumnya tidak pernah mendapatkan kunjungan dari PC dan baru tahu bahwa
ada layanan semacam ini.
Kenyataan menunjukkan bahwa hampir semua pasien mengharapkan
kunjungan dan perhatian. Meskipun kadang pasien ingin bercerita sedang
keluarga berusaha menutupinya, misalnya: kasus minum racun. Petugas pastoral
hanya bisa menemani dan menguatkan pasien dan keluarganya. Kegiatan
kunjungan terhadap pasien dan keluarga pasien bisa dilaksanakan setiap hari.
Kendalanya adalah keterbatasan tenaga, sehingga membuat pelayanan ini kurang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

mampu menjangkau seluruh pasien dan keluarganya.

Pasien yang mayoritas

muslim banyak yang belum mengerti tentang unit PC fungsi dan manfaatnya bagi
mereka.
Semakin kompleknya masalah dan kebutuhan pasien, membuat pasien dan
keluarganya terutama yang beragama katolik merindukan adanya kehadiran Romo
atau suster di RSK Budi Rahayu Blitar. Hal itu terjadi karena jumlah suster
biarawati yang berkarya di tempat ini berkurang, dan semakin banyaknya tuntutan
tugas yang diembannya terkait peraturan-peraturan pemerintah saat ini.
Pada awal berdirinya unit ini ada suster dan tim yang khusus dibidang ini,
tetapi karena suster tersebut harus pergi misi ke luar negeri, maka tugas tersebut
digantikan oleh awam. Kenyataan bahwa jumlah tenaga yang bergerak dalam
bidang pelayanan ini kurang, maka tim medis (dokter dan perawat) juga terlibat
melakukan layanan ini. Hal itu dilakukan sebagai bagian yang terintegrasi antara
layanan medis dan spiritual, demi kesembuhan pasien secara utuh (holistik).
Meski demikian pelayanan tersebut belum dirasakan oleh semua pasien dan
anggota keluarganya.
Pengadaan layanan ini juga sebagai bentuk jawaban atas seruan MAWI
(Majelis Agung Wali Gereja Indonesia), bahwa karya rumah sakit katolik
merupakan sarana untuk mewartakan kehadiran kerajaan Allah bagi mereka yang
menderita sakit. Maka untuk itu perlu adanya tenaga yang mampu mendampingi
pasien secara profesional, yaitu sebuah perhatian dan pendampingan kepada
pribadi pasien secara utuh agar mereka yang sakit dapat merasakan adanya
dukungan, perhatian, dan pada akhirnya dapat menemukan makna dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

hidupnya, serta dapat berelasi dengan baik terhadap sang Pencipta (Pedoman Etis
dan Pastoral Rumah Sakit Katolik 1987 dan Pesan-Pesan MAWI Kepada KaryaKarya Kesehatan Katolik 1978, butir: 52 ).
Pada fajar abad baru, spiritualitas diliput secara luas oleh media dan
didiskusikan oleh banyak kalangan, baik pekerja, politisi, dan pendidik
(Messikomer De Craemer, 2002). Spiritualitas juga menarik perhatian para
professional penyelenggara perawatan kesehatan, karena terbukti bahwa faktor
spiritual merupakan unsur penting dari kesehatan dan kesejahteraan (Dossey,
2001). Para penyelenggara kesehatan semakin sadar untuk memusatkan perhatian
pada hubungan spiritualitas dan kesehatan. Zaman informasi juga mengakui
zaman intuisi, para profesional perawatan kesehatan harus lebih memusatkan
perhatian pada pola pikir kreatif, lateral, dan emosional daripada pola pikir logis,
linier, dan mekanistik (Reynolds, 2001). Pergeseran pusat perhatian menuntut
tersedianya perawatan yang meliputi perspektif yang mencakup seluruh aspek
jiwa, tubuh, dan spirit. Burkhardt dan Nagai-Jacobson (Spirituality: Living Our
Contentedness 2002:1), mengungkapkan bahwa spiritualitas merupakan pusat
perawatan seluruh pribadi manusia.
Pastoral care adalah sebuah kegiatan pendampingan dan bimbingan
manusiawi khususnya kepada sesama yang menderita kearah hubungan yang lebih
baik, akrab dan percaya kepada Tuhan, diri sendiri, sesama, keluarga, dan
lingkungan sekitarnya (Tim Pastoral Care RS X, 2011:8). Pastoral care memiliki
peran dalam pelayanan di rumah sakit khususnya memberi siraman rohani,
mendampingi dan membimbing pasien juga keluarganya

yang membutuhkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

informasi, sebuah kehadiran dan motivasi, bagi yang mengalami masalah ataupun
tekanan batin.
Menurut Willis (2014:3), pasien adalah manusia dengan segenap aspeknya
(fisik, psikis, sosial, dan sebagainya). Dia mempunyai kebutuhan yang amat
mendalam yakni ingin sembuh dengan biaya terjangkau. Pelayanan yang baik
terhadap kesehatannya menjadi kebutuhan kejiwaan yang mendalam. Yang
dibutuhkan mereka bukan semata-mata kebutuhan fisik saja, lebih dari itu
keramahan dan kesabaran para dokter dan perawat juga turut membantu
kesembuhan pasien, serta sebaliknya.
Relasi dokter dan pasien merupakan hubungan yang membantu (helping
relationship). Artinya sebagai tenaga profesional dibidang kesehatan, dokter
membantu pasien dengan hati nurani yang ikhlas dan rela demi ibadah kepada
Tuhan melalui hubungan yang baik dengan sesama manusia. Dokter adalah
profesional yang ahli dalam penyembuhan. Dokter yang menghargai, ramah,
penuh perhatian dan memotivasi pasien supaya cepat sembuh, maka pasien dapat
segera sembuh sebab kejiwaannya menjadi senang, tenang, dan punya harapan
yang tinggi untuk hidup (Willis. 2014:3).
Pasien adalah orang yang sakit. Sakit yang dimaksudkan tidak hanya
secara fisik tetapi secara psikologis dan mentalnya juga mengalami kemunduran.
Biasanya orang sakit sering tidak stabil secara psikologis, dia akan mudah marah
dan sensitif terhadap sikap/perilaku dan tutur kata orang di sekitarnya, serta
membutuhkan perhatian dan dukungan di luar kebiasaan orang sehat. Secara fisik
melalui perawatan dokter dan perawat dengan obat yang diberikan mungkin bisa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

mengurangi ataupun mengatasi rasa sakitnya, namun hal itu juga masih membuat
seorang pasien belum mengalami sebuah kesembuhan karena masih ada hal-hal
lain di luar sakit fisiknya. Model keperawatan terbaru mengakui peran penting
suatu pendekatan holistik pada perawatan pasien. Pandangan spiritual tentang
hidup, termasuk cinta, kegembiraan, kelemahlembutan, kebaikan hati, kesetiaan,
ugahari, harapan, kelembutan, dan kesabaran, tak pernah pudar hanya karena
seorang menjadi pasien. Seperti diungkapkan Kleindienst (Young dan Koopsen.
2007: 45), bahwa pasien yang tidak berpengharapan biasanya lebih membutuhkan
pendampingan untuk menemukan makna hidup daripada pengobatan.
Sapaan dokter dan para perawat mungkin bisa memberi motivasi bagi
pasien, namun hal itu kurang didapatkan mengingat kesibukan para dokter dan
perawat, terkait administrasi yang harus diselesaikan dan karena banyaknya
pasien. Selain itu Willis (2014:3) mengatakan bahwa, masalah yang dihadapi oleh
dokter dan perawat bukan soal profesinya, melainkan cara (teknik) komunikasi
yang mempercepat kesembuhan dan perkembangan pasien. Yaitu komunikasi dua
arah (dialog) yang membuat pasien menyatakan semua keinginan, keluhan,
kecemasan, dan sebagainya. Bila hal itu ditanggapi secara positip maka terjadilah
konseling. Hal itu menjadi masalah karena mereka kurang waktu untuk
melakukan pelayanan itu.
Di samping itu penyelenggaraan perawatan spiritual bisa mengalami
hambatan yang disebabkan oleh pasien. Seperti diungkapkan oleh McShherry dan
Cash (Young dan Koopsen. 2007:45), pasien juga menjadi sumber hambatan
perawatan spiritual. Hambatan tersebut antara lain: ketakutan mereka akan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

disalahpahami, kekurangpahaman akan spiritual dan akibatnya bagi kesehatannya,
ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi karena penyakit atau mati rasa,
atau prasangka buruk mereka pada penyelenggara perawatan.
Adanya situasi seperti itu sangatlah penting bagi sebuah rumah sakit
memiliki sebuah unit yang secara khusus memberi pelayanan pendampingan bagi
para pasien. Sebuah unit yang menyediakan tenaga konseling, yang mampu hadir,
mendengarkan setiap keluhan dan kebutuhan pasien dan keluarganya, serta
mampu memberi dukungan dan perhatian. Sebuah integrasi antara obat yang
diberikan dan pendampingan secara rohani/spiritual akan turut menyembuhkan
secara utuh. Ini yang menjadi harapan dibeberapa rumah sakit yaitu mencapai
rumah sakit yang sehat secara holistik. Pelayanan rohani melalui unit pastoral
care diharapkan memberi kesembuhan bagi pasien secara holistik, demikian juga
memberi dukungan bagi keluarganya.
Menurut Wiryasaputra (2006), pendampingan pastoral care memberi
dampak positif bagi yang didampingi (pasien dan keluarga). Pendampingan
Pastoral Care membantu orang yang didampingi mampu menggunakan sumber
daya yang dimilikinya untuk berubah, dengan bantuan pendampingan orang bisa
mampu memobilisasi seluruh kekuatannya untuk berubah mencapai pertumbuhan
secara penuh dan utuh, sehingga orang yang didampingi benar-benar mewujudkan
dirinya yang sejati, berani, dan bersedia merubah diri untuk bertumbuh. Baik
bertumbuh secara fungsional, dinamis, penuh, maupun utuh. Dampak tersebut
tampak dari beberapa hal sebagai berikut: berubah menuju pertumbuhan, dapat
mencapai pemahaman diri secara utuh, dapat berkomunikasi secara sehat, dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

melatih diri untuk bertingkah laku yang lebih positip, dapat mengungkapkan diri
secara utuh dan penuh, dapat bertahan dengan keadaannya, dapat menghilangkan
gejala disfungsional, dan mengalami pertumbuhan iman.
Berdasarkan pengamatan peneliti, belum banyak rumah sakit yang
menyediakan layanan konseling ataupun Pastoral Care bagi para pasiennya, maka
peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas layanan konseling yang terjadi di rumah
sakit. Hal itu untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan dan manfaat layanan
konseling bagi pasien, rumah sakit, ataupun keluarga pasien.
Pada zaman ini sering didengungkan tentang kesembuhan secara holistik,
yaitu sebuah kesembuhan secara menyeluruh dari aspek fisik, mental, maupun
spiritual. Aspek spiritual menjadi fondasi utama dalam kesehatan setiap pribadi.
Maka peran seorang pastor/rohaniwan/hamba Tuhan yang mampu memberi
pelayanan ini sangat dibutuhkan. Kenyataan mengungkapkan bahwa tim medis
(dokter dan para perawat) juga turut berperan aktif dalam proses kesembuhan
secara menyeluruh.
Bagi rumah sakit yang besar dengan pasien yang sangat banyak, mungkin
tim medis tidak bisa secara penuh memberi pelayanan bimbingan dan konseling
bagi pasien yang membutuhkan. Kondisi demikian membuat rumah sakit
mendirikan sebuah unit yang bisa memberi pelayanan secara kontinyu, yaitu unit
pastoral care yang menjadi kekhasan rumah sakit katolik/Kristen. Kesembuhan
secara holistik dapat tercapai apabila ada kerjasama yang baik antara tim medis
dengan pelayan pastoral care maupun pihak-pihak lain yang mendukung
kesembuhan pasien secara menyeluruh.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

Setelah melihat semua hal di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat
judul “Program Konseling Pastoral di Rumah Sakit (Studi Evaluasi Program
Konseling Pastoral Di RSK Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur, Tahun 2015)”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait keterlaksaaan dan
hambatan layanan konseling pastoral bagi pasien di Rumah Sakit Katolik Budi
Rahayu Blitar-Jawa Timur, maka dapat diidentifikasikan berbagai masalah
sebagai berikut:
1.

Ada indikasi bahwa layanan konseling pastoral melalui unit pastoral care
di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar, belum dirasakan secara
menyeluruh manfaatnya oleh para pasien ataupun anggota keluarganya.

2.

Pasien belum mengetahui adanya layanan konseling pastoral di Rumah
Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar dan kurang memahami fungsi layanan
tersebut.

3.

Kurangnya tenaga/konselor di unit pastoral care Rumah Sakit Katolik Budi
Rahayu Blitar, sehingga pelayanannya kurang optimal.

4.

Adanya indikasi bahwa perencanaan, proses maupun hasil layanan
konseling pastoral di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar-Jawa
Timur, belum pernah dievaluasi sebelumnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada evaluasi pelaksanaan
pelayanan konseling pastoral di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar-Jawa
Timur, yang meliputi perencanaan, proses dan hasil.
D. PERTANYAAN PENELITIAN
Rumusan masalah dalam penelitian ini disajikan melalui pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1.

Bagaimana perencanaan pelayanan konseling pastoral di Rumah Sakit
Katolik Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur?
a. Apa saja program pelayanan konseling pastoral yang direncanakan?
b. Siapa saja yang menjadi sasaran utama pelayanan konseling pastoral?
c. Siapa saja yang memberi dan terlibat dalam pelayanan konseling
pastoral?

2. Bagaimana proses pelayanan konseling pastoral di Rumah Sakit Katolik
Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur?
a. Sejauh mana program pelayanan konseling pastoral yang direncanakan
terlaksana?
b. Sudahkah sasaran utama pelayanan konseling pastoral tercapai?
c. Bagaimanakah cara konselor ataupun pihak yang terlibat dalam
konseling pastoral melakukan pelayanan pastoral?
3. Bagaimana hasil pelayanan konseling pastoral di Rumah Sakit Katolik
Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

a. Apa sajakah manfaat dari perencanaan program pelayanan konseling
pastoral?
b. Manfaat apa sajakah yang diperoleh oleh sasaran pelayanan konseling
pastoral (pasien, keluarga pasien, dokter dan tim medis, dan
sebagainya)
E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, proses dan hasil
dari pelayanan konseling pastoral di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu BlitarJawa Timur. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perencanaan pelayanan konseling pastoral di Rumah Sakit
Katolik Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur.
2.

Mengetahui proses pelayanan konseling pastoral di Rumah Sakit Katolik
Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur.

3.

Mengetahui hasil pelayanan konseling pastoral di Rumah Sakit Katolik
Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur.

F. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap bahwa penelitian ini
memberi beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan terhadap
pengembangan pengetahuan mengenai pelayanan konseling pastoral bagi
pasien di rumah sakit dan sebagai wacana untuk membuat program

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

mengenai cara, teknik konseling yang dapat digunakan oleh Program
Studi Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan peran dan manfaat
konseling bagi pasien di rumah sakit.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para pasien agar mereka merasa ditemani dalam masa sakit karena
memperoleh bimbingan dan konseling, sehingga memunculkan harapan
berkat dukungan pada akhirnya mereka mengalami kesembuhan secara
holistik yaitu sembuh secara fisik, psikologis, dan juga batin.
b. Bagi anggota keluarganya, mereka mendapatkan dukungan dan juga
informasi-informasi
kebingungannya

dari

yang

dibutuhkan,

segala

aspek

mampu

keluar

dari

(ekonomi,

social,

adat-

istiadat/budaya), sehingga dalam mendampingi pasien juga tetap sehat
dan mampu melayani dengan penuh kasih dan pengharapan.
c. Manfaat pelayanan konseling bagi rumah sakit, membantu tim medis
bila ada pasien yang menurun perkembangan kesehatannya karena
mengalami kemunduran kesehatan mental maupun spiritualnya dan
membantu proses sembuhnya pasien karena adanya dukungan secara
spiritual, sehingga para pasien dapat mengalami kesembuhan secara
holistik.
d. Manfaat penelitian ini bagi peneliti, adalah menambah wawasan si

peneliti agar peneliti semakin memahami proses layanan konseling
pastoral di rumah sakit dan pada akhirnya mampu mengaplikasikan
dalam realitas kehidupan zaman ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Bab ini merupakan bab kajian teori. Dalam bab ini dijelaskan sejarah
konseling pastoral, hakikat konseling pastoral, pasien, kajian penelitian yang
relevan, profil Rumah Sakit, dan kerangka pikir.
A. Hakikat Konseling Pastoral
1. Sejarah Konseling Pastoral
Konseling pastoral merupakan gagasan yang relatif baru.
Konseling pastoral sebagai sub-disiplin ilmu dan praktek pelayanan klinis
mula-mula dikembangkan di Amerika Serikat pada awal abad ke 20.
Dalam waktu bersamaan di Inggris juga dikembangkan hal yang sama,
tetapi di Inggris konseling pastoral lebih dikenal sebagai “teologi klinis”
(clinicsl theology).
Pada saat itu juga, khususnya di Amerika dikembangkan pula subdisiplin ilmu dan praktek pelayanan baru seperti, pekerjaan sosial,
bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) khususnya dalam
seting pendidikan, psikologi klinis, dan konseling klinis. Nampak jelas
bahwa konseling pastoral dikembangkan menjadi sub-disiplin ilmu dan
pelayanan sendiri sejajar dengan sub-disiplin dan pelayanan klinis yang
lain. Maka tidak jarang terjadi, di rumah sakit modern, konseling pastoral
dianggap

sebagai unit pelayanan fungsional sejajar dengan pelayanan

fungsional lainnya, missal klinik konsultasi psikologi.

14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

Perintis gerakan konseling pastoral antara lain: Anton Th. Boisen,
pada tahun 1920-an. Beliau mendapat inspirasi untuk mengembangkan
konseling pastoral pada waktu ia dirawat disebuah rumah sakit jiwa,
karena sedang mengalami “psychotic break”. Pada masa sekarang Boisen
sering dianggap sebagai “Grand Father” gerakan kon