PENGELOLAAN KOBER BUNGA NUSANTARA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Disusun oleh:

Muhammad Retsa Husaeni (0901734)

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

(3)

PENGELOLAAN KELOMPOK BERMAIN BUNGA NUSANTARA (Studi pada Kelompok Bermain Bunga Nusantara PKBM Jayagiri)

Oleh :

Muhammad Retsa Husaeni 0901734

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muhammad Retsa Husaeni Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

ABSTRAK

Muhammad Retsa Husaeni (2014) Pengelolaan Kober Bunga Nusantara

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberian pendidikan bagi anak usia dini melalui program Kelompok Bermain Bunga Nusantara yang dikelola secara mandiri sebagai lebsite dari P2PAUDNI. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kegiatan kelembagaan yang mencakup kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan. Dari tujuan tersebut penulis merumuskan beberapa pertanyaan penelitian yaitu: 1) Bagaimana Kepemimpinan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?, 2) Bagaimana Pengembangan Program yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?, dan 3) Bagaimana Pembiayaan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?

Penelitian dilakukan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara PKBM Jayagiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah pengelola kober, pegawai PKBM, Tutor kober, dan orang tua peserta didik.

Penelitian ini menemukan: 1) kepemimpinan yang diterapakan di Kober Bunga Nusantara adalah kepemimpinan transformasional yaitu gabungan dari kepemimpinan kharismatik dan kepemimpinan partisipatif yang dicirikan oleh prilaku yang baik dan patut ditiru oleh bawahannya. 2) pengembangan program yang diterapkan di Kober Bunga Nusantara berdasarkan prinsip dari bawah ke atas mulai dari proses perencanaan hingga penyelenggaraan program dilakukan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat yang dilakukan secara bersama-sama oleh pengelola, tutor, dan masyarakat. 3) pembiayaan yang diterapkan di Kober Bunga Nusantara berdasarkan prinsip transparansi yaitu adanya keterbukaan mengenai sumber dana disertai jumlahnya, rincian penggunaan, pertanggungjawaban yang jelas untuk diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan.


(5)

ABSTRACT

This research is based on the provision of early childhood education through Bunga Nusantara playgroup programs that are managed independently as a lebsait of P2PAUDNI. This research is intended to describe and analyse the institutional activities including leadership, programs development, and funding. From the purposes above, the writer formulates some research questions, such as: 1) How is the leadership applied in Bunga Nusantara playgroup?, 2) How is the program development applied in Bunga Nusantara playgroup?, and 3) How is the funding applied in Bunga Nusantara playgroup?

The research is done at Bunga Nusantara PKBM Jayagiri playgroup. This research uses descriptive method with qualitative approach and the data collecting technique by observation, interview, and documentation. The source of data in this research are from kober management, PKBM employees, kober tutor, and parents.

This research finds out: 1) the leadership applied at Bunga Nusantara playgroup is a transformational leadership, that is, the collaboration of charismatic and participative leadership which are characterized by good behaviour and enviable by the subordinates. 2) the programs development applied at Bunga Nusantara playgoup is based on the bottom to up principle, started from the planning process to the program implementation which are conducted as the need of people that carried out simultaneously by managers, tutors, and community. 3) the funding applied at Bunga Nusantara playgroup is based on the principle of transparancy, in which there is a disclosure about the source with amount, detail, usage, and the clear accountability of the funds to be known by the parties concerned.


(6)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Kepemimpinan ... 10

1. Pengertian Kepemimpinan ... 10

2. Tujuan Kepemimpinan ... 11

3. Gaya Kepemimpinan ... 13

4. Fungsi Kepemimpinan... 14

B. Konsep Pengelolaan ... 17

1. Hakikat dan Definisi Pengelolaan ... 17

2. Fungsi Pengelolaan ... 19

3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Program PLS ... 29

C. Konsep Pembiayaan ... 32

1. Pengertian Pembiayaan ... 32

2. Komponen Biaya Pendidikan ... 34

3. Penganggaran ... 35

4. Prinsip-Prinsip Penyusunan Anggaran ... 37

5. Fungsi Anggaran Pendidikan ... 39

D. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 41

1. Lokasi Penelitian ... 41

2. Subjek Penelitian ... 41

B. Desain Penelitian ... 42

C. Metode Penelitian ... 43

D. Definisi Oprasional ... 46


(7)

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 48

G. Teknik Pengumpulan Data... 48

1. Wawancara ... 48

2. Observasi ... 49

3. Study Dokumentasi ... 50

H. Triangulasi Data ... 51

I. Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 54

B. Profil Kelompok Bermain Bunga Nusantara ... 54

1. Identitas Lembaga ... 54

2. Latar Belakang Berdiri Kelompok Bermain ... 54

3. Identitas Pendidik Kober ... 56

4. Visi dan Misi ... 56

5. Prestasi Yang Pernah Diraih ... 56

6. Strategi Pembelajaran yang Digunakan... 56

7. Jalinan Kerjasama dengan Mitra PAUD ... 57

8. Sarana Prasarana yang Dimiliki ... 57

9. Sumber Pendanaan ... 58

10.Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar yang Dilakukan ... 58

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

1. Identitas Informan ... 59

2. Pendapat Informan ... 61

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

1. Kepemimpinan Pengelola Kober ... 95

2. Pengembangan Program Kober ... 105

3. Pembiayaan Kober... 115

E. Temuan Hasil Penelitian ... 120

1. Kepemimpinan ... 121

2. Pengembangan Program... 122

3. Pembiayaan ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

A. Kesimpulan ... 125

1. Kepemimpinan Pengelola Kelompok Bermain Bunga Nusantara ... 125

2. Pengembangan Program Kelompok Bermain Bunga Nusantara ... 125

3. Pembiayaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara ... 126

B. Saran ... 127

1. Bagi Lembaga Kelompok Bermain ... 127

2. Bagi P2PAUDNI ... 128

3. Bagi Peneliti Lain ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... 129 LAMPIRAN


(8)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan program yang semula dicanangkan oleh pemerintah dan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Secara kuantitas, hal ini dapat dilihat dari pertambahan jumlah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Non Formal yang ada di masyarakat. Berdasarkan data yang di tunjukan oleh ditjen PAUDNI Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 bahwa ada 899 lembaga PAUD dan pada tahun 2013 jumlah lembaga PAUD bertambah menjadi 950 buah, sedangkan secara kualitas sudah banyak diklat yang salah satunya dilaksanakan oleh HIMPAUDI dalam rangka HUT ke-3 yang diikuti oleh 120 tutor PAUD se-Kecamatan Lembang, hal tersebut diadakan guna menunjang penyempurnaan kegiatan belajar mengajar yang ada.

Sebagai satu rangkaian dari penyelenggaraan program PAUD Non Formal, adalah dari segi mengelola sebuah lembaga PAUD Non Formal. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan penyelenggara atau pengelola dalam menyusun rancangan program dan mengelola pembiayaan lembaganya masih sangat lemah. Penyelenggara atau pengelola tidak dapat menyediakan program serta media belajar yang efektif dan efisien untuk menunjang lembaganya sehingga kemajuan lembaga tidak dapat dipantau dengan baik. Kualitas program PAUD Non Formal biasanya tergantung dari kemampuan pengelola dalam mengelola lembaga tersebut, akan tetapi pengelolaan yang diterapkan pada suatu lembaga tersebut juga dapat menjadi sangat berperan dalam keberlangsungan lembaga PAUD.

Kelompok Bermain Bunga Nusantara merupakan wadah layanan anak usia dini yang merupakan aktivitas rutin dipandang sebagai tempat yang cocok untuk dapat membantu dalam penyelenggaraan dan pembinaan anak usia dini. Pada perkembangannya kegiatan kelompok bermain tidak hanya melayani kegiatan bermain sambil belajar tetapi juga kemandirian dan kreativitas. Kegiatan semacam ini dirasakan membawa manfaat bagi kemajuan warganya. Kelompok Bermain


(9)

Bunga Nusantara adalah salah satu wadah kegiatan yang telah membawa layanan pendidikan pra-sekolah terhadap anak usia dini.

Pada perkembangannya kegiatan Kober Bunga Nusantara tidak hanya memberi kegiatan seperti pendidikan pra-sekolah, tetapi juga membantu penyuluhan kesehatan dan pembinaan makanan tambahan. Semakin tinggi frekuensi kegiatan yang dimiliki Kober Bunga Nusantara pada umumnya maka semakin mendorong untuk menambah kegiatan yang membawa manfaat bagi kemajuan warganya. Untuk meningkatkan kinerja pegawai Kober Bunga Nusantara, pengelola sering melakukan beberapa cara yang dapat membuat suatu perubahan ke arah yang lebih positif demi tujuan dari lembaga. Penerapan asas kekeluargaan di Kober Bunga Nusantara membuat komunikasi antar pegawai dengan pengawai lain maupun dengan pengelola berjalan secara rutin dan pada setiap masalah yang dimiliki oleh pegawai baik didalam lembaga maupun diluar lembaga dapat diselesaikan bersama sehingga tidak ada kesenjangan antar pegawai, tutor, dan pengelola. Hal ini dilakukan demi kebaikan dan tujuan dari lembaga Kober Bunga Nusantara akan tetapi adanya tujuan masing-masing dari setiap pegawai membuat pengaruh besar terhadap tujuan dari lembaga dikarenakan kurangnya penerapan kedisiplinan untuk pegawai baru yang minim pengalaman dalam berorganisasi.

Pengembangkan beberapa program cukup untuk membantu para jajaran tutor, pegawai, dan pengelola merasakan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di lembaga Kober Bunga Nusantara, hal ini dikarenakan kegiatan yang bersangkutan pada pengembangan program dilaksanakan dengan kerjasama antara tutor, pegawai, dan pengelola dalam walaupun program yang dilaksanakan masih mengacu pada program pemerintah untuk Kober. Hal yang disayangkan adalah kurangnya sosialisasi mengenai pelaksanaan program kepada masyarakat sehingga kurangnya bentuk kerjasama dari Kober dengan masyarakat dalam pelaksanaan sebuah program. Proses penunjang yang paling penting dalam keberlangsungan Kober selain dari segi pengembangan program juga ada pada pengelolaan pembiayaan lembaga tersebut, sumber dana yang diperoleh Kober Bunga Nusantara adalah sumbangan dari masyarakat berupa iuran bulanan,


(10)

3

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

sehingga masih sangat minim untuk digunakan dalam pelaksanaan pengembangan program karena dengan adanya biaya tersebut Kober hanya dapat menyediakan sarana prasarana juga media-media pembelajaran.

Lembaga Kober memerlukan biaya yang tidak sedikit dan pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan juga diperhatikan secara lebih serius karena dalam segi pembiayaan ini peran pengelola kembali diperlukan untuk menjamin kualitas kelompok bermain Bunga Nusantara dengan keaktifan pengelola dalam menggunakan dan menerima biaya dari berbagai pihak maka pengelola memerlukan pembukuan dalam penggunaan biaya, hal ini dibutuhkan untuk menghindari tuntutan lain dari tutor, pegawai dan orang tua pada hal yang tidak diprioritaskan seperti untuk perbaikan fasilitas belajar juga sarana lain seperti Alat Permainan Edukatif (APE) dalam dan luar. Peraturan merupakan upaya lembaga untuk meningkatkan kinerja para pegawainya, karena dengan adanya aturan dalam sebuah organisasi akan meningkatkan keseriusan pegawai dalam bekerja tanpa adanya pengawasan dari pengelola

Komunikasi yang dijalankan oleh tutor dan pengelola kepada orang tua jarang terlihat terutama dalam hal pencapaian perkembangan. Kebanyakan orang tua menyekolahkan anaknya ke dalam Kober adalah demi kepentingannya masing-masing. Ini merupakan hal yang kurang baik karena waktu yang didapatkan oleh anak lebih banyak ketika bersama dengan orang tuanya masing-masing, tutor pun demikian karena banyak hal yang harus disampaikan kepada orang tua mengenai perkembangan anak namun hal tersebut tidak terjadi. Upaya dari hal tersebut, Kober membuat buku penghubung sebagai media komunikasi antara orang tua dengan tutor dalam menyampaikan pesan mengenai perkembangan anak akan tetapi tanggapan dari orang tua mengenai hal tersebut sangat minim. Memiliki ketua yang kreatif dan dapat bertanggung jawab pada program merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap pegawai baik dalam meningkatkan kompetensi maupun kualitas karena program merupakan upaya yang digunakan oleh setiap kesatuan organisasi dalam sebuah lembaga.

Pengembangan program yang menjadi aspek dalam pengelolaan suatu lembaga dapat dirasakan sangat baik di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat


(11)

(PKBM) Jayagiri karena selain memiliki karyawan dan juga pegawai yang solid PKBM Jayagiri juga mempunyai ketua yang sangat menjunjung tinggi visi dan misi dari lembaga oleh karena itu setiap program yang anak dilaksanakan terlebih dahulu direncanakan secara matang dan persiapannya dilengkapi dengan sempurna, sehingga program yang akan dilaksanakan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat akan keseriusan lembaga membangun masyarakat tersebut.

Kelompok Bermain Bunga Nusantara memiliki komitmen untuk membantu orang tua agar dapat menstimulasi anak usia dini secara tepat terutama pada fase golden age, dengan menyediakan berbagai fasilitas dan rangsangan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dan memberikan bimbingan orang tua melalui parenting education, sehingga terjadi keselarasan antara stimulasi di kelompok bermain dengan stimulasi di rumah pentingnya kerjasama di rumah antara orang tua dan lembaga pendidikan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak usia dini. Untuk membangun perkembangan dan membentuk karakter dari anak memerlukan bimbingan yang baik dari seorang pembimbing dalam hal ini adalah tutor karena dengan memiliki kompetensi propesional tutor dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak sehingga pencapaian perkembangan akan berjalan dengan baik.

Kober Bunga Nusantara memiliki masalah dalam penyediaan tutor yang berkompetensi propesional karena seringnya pergantian tutor terjadi dan hal ini mengakibatkan perkembangan anak tidak berjalan dengan optimal. Dalam menutupi hal tersebut pengelola sering mencari tutor baru, akan tetapi karena keterbatasan waktu maka pengelola selalu mendapatkan tutor yang kopetensi dan pengalamannya kurang. Tidak jarang pengelola meyuruh pamong belajar dari kesetaraan untuk mengisi posisi tutor namuh dengan jalan tersebut dirasakan tidak akan menutupi masalah. Menanggapi hal tersebut pengelola sering mengikutsertakan tutor yang baru pada beberapa kegiatan pelatihan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi tutor.

Pengelolaan dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang-orang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai


(12)

tujuan-5

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

tujuan dari organisasi berdasarkan dari perngertian tersebut pengelolaan itu tidak bisa hanya dilakukan sendiri tapi juga menyangkut berbagai pihak yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan secara bersama. Pengertian lebih jauh bahwa pengelolaan itu merupakan serangkaian kegiatan memerankan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan, dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari pengertian tersebut terdapat tiga dimensi penting dalam pengelolaan suatu program yaitu: 1) bahwa dalam manajemen terjadi kegiatan yang dilakukan oleh seorang pengelola bersama orang-orang atau kelompok. Hal ini menunjukan bahwa betapa pentingnya kepemimpinan dan keterampilan khusus yang perlu dimiliki oleh pengelola untuk melakukan hubungan kemanusiaan dengan orang lain dan untuk mempengaruhi orang lain, baru melalui hubungan perorangan maupun kelompok. 2) kegiatan yang dilakukan bersama dengan orang lain itu mempunyai tujuan yang akan dicapai sesuai dengan kesepakatan bersama. 3) pengelolaan itu dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan yang akan dicapai itu merupakan tujuan organisasi. Hal yang dapat mendukung terselenggaranya program yaitu dengan adanya anggaran, sehingga dapat menunjang kegiatan dengan sarana dan prasarana.

Untuk mencapai suatu tujuan dalam sebuah lembaga maka sosok yang sangat diperlukan adalah seorang dengan jiwa kepemimpin tinggi. Tujuan juga tidak hanya berdampak pada peningkatan kinerja pegawai akan tetapi dapat berpengaruh sampai keluar lembaga yaitu daerah sekitar yang menjadi bagian dari lembaga ataupun sasaran dari lembaga tersebut, kurangnya pemahaman akan pendidikan di daerah Jayagiri membuat PKBM Jayagiri sebagai lembaga pendidikan masyarakat merasakan tanggung jawab yang besar dalam hal untuk meningkatkan kualitas masyarakat di daerah sekitarnya, untuk itu PKBM Jayagiri mulai mengajak para masyarakat sekitar untuk bersama-sama meningkatkan kualitas terutama dari segi pendidikan.


(13)

Pendidikan merupakan modal paling penting terutama dalam era modern ini, hal tersebut disadari oleh ketua PKBM Jayagiri. Oleh karena itu masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan diwajibkan menjadi sasaran untuk mengenyam pendidikan. Ada beberapa program yang dilaksanakan oleh PKBM Jayagiri diantaranya yaitu Kober Bunga Nusantara yang merupakan satuan pendidikan anak usia dini. Masyarakat sekitar PKBM Jayagiri memiliki jumlah anak usia PAUD yang banyak dan dengan adanya program kelompok bermain Bunga Nusantara dirasa masyarakat sangat baik dalam meningkatkan kualitas masyarakat sekitar desa Jayagiri. Antusias yang tinggi membuat masyarakat ingin memiliki anak yang dapat bersaing, kreatif, dan mandiri saat memasuki pendidikan dasar. Hal ini dikarenakan kepala PKBM Jayagiri yang mulai mensosialisasikan mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini dalam meningkatkan kualitas di masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah pengelolaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara di PKBM Jayagiri Desa Jayagiri. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kelana Andini Puteri di Kelompok Bermain Bunga Nusantara mengenai Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif Untuk Meningkatkan Pengetahuan Orang Tua, penelitian ini lebih dikerucutkan pada ruang lingkup dari pengelolaan yaitu pada dimensi kepemimpinan, dimensi pengembangan program, dan dimensi pembiayaan.

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat diidentifikasi masalah yang ada adalah sebagai berikut:

1. Pengelola secara rutin melakukan pertemuan dengan pegawai dan tutor setiap satu minggu sekali untuk mengkomunikasikan hal mengenai kedisiplinan bekerja maupun pengembangan program, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja para pegawai dan tutor kelompok bermain.

2. Adanya proses komunikasi yang dilakukan oleh pengelola Kelompok Bermain dengan orang tua peserta didik pada saat proses pembelajaran


(14)

7

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

maupun diluar jam pembelajaran, proses komunikasi tersebut dilakukan di dalam ruangan Kober maupun di luar ruangan Kober.

3. Kelompok Bermain Bunga Nusantara memiliki tiga tutor yang dua diantaranya merupakan lulusan SMA, namun pengelola sering mengikutsertakan tutor pada berbagai pelatihan PTK untuk meningkatkan kompetensi.

4. Dilibatkannya semua pegawai dan tutor dalam merencanakan suatu program di kelompok bermain Bunga Nusantara. Hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan dari program.

5. Dana yang diperoleh Kober Bunga Nusantara hanya dari swadaya masyarakat setiap satu bulan sekali, dana tersebut digunakan sepenuhnya untuk membayar honor tutor dan kebutuhan belajar Kober. Meskipun dana yang didapatkan terbatas, akan tetapi Kober tetap melaksanakan proses pembelajaran.

Dilihat dari identifikasi masalah tersebut, untuk mempermudah serta mengarahkan pada tujuan yang ingin dicapai dalam menganalisis permasalahan sehingga jelas dan terarah. Maka penelitian ini dibatasi pada analisis pengelolaan Kelompok Bermain. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “bagaimana pengelolaan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?”

Berdasarkan hasil identifikasi tersebut rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kepemimpinan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?

2. Bagaimana Pengembangan Program yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?

3. Bagaimana Pembiayaan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas adalah untuk mendapatkan jawaban dari hasil permasalahan yang peneliti dapatkan, maka penelitian ini bertujuan untuk:


(15)

1. Mendeskripsikan penerapan kepemimpinan di kelompok bermain Bunga Nusantara.

2. Mendeskripsikan penerapan pengembangan program di kelompok bermain Bunga Nusantara.

3. Mendeskripsikan penerapan pembiayaan di kelompok bermain Bunga Nusantara.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk menfaat secara praktis maupun manfaat bagi pengembangan ilmu :dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dengan dilaksanakaannya penelitian ini diharapkan peneliti mengetahui secara langsung keterlibatan pengelola, pegawai, tutor, dan orang tua murid dalam menjalankan proses pembelajaran bagi anak usia dini di kelompok bermain bunga nusantara melalui pengelolaan yang digunakan sehingga dapat berbagi dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai penerapan pengelolaan yang digunakan di kelompok bermain Bunga Nusantara.

2. Manfaat Praktis (operasional) a. Bagi pihak masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahunan mengenai pentingnya sebuah pengelolaan pada lembaga kepada masyarakat sehingga lembaga tersebut dapat terus memberikan layanan kepada masyarakat akan pendidikan anak usia dini melalui program Kelompok Bermain.

b. Bagi dunia pendidikan pada umumnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai study deskriktif dimana banyaknya satuan Kober sejenis yang tidak baik pada proses pengelolaannya, sehingga kebanyakan dari lembaga PAUD program Kober tersebut tidak dapat dipertahankan dan keberlangsungan Kober tidak lama.


(16)

9

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam penulisan pembahasan dan penyusunan selanjutnya, berikut ini adalah sistematika penulisan yang terdiri dari :

BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Teoritis, terdiri dari landasan teoritis dan gambaran umum

mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian ini. Pertama, Konsep Kepemimpinan yang terdiri dari Pengertian, Tujuan, Gaya, dan Fungsi dari Kepemimpinan. Kedua, Konsep Pengelolaan yang terdiri dari Definisi, Fungsi, dan Prinsip dari Pengelolaan. Ketiga, Konsep Pembiayaan yang terdiri dari Pengertian, Komponen, Penganggaran, Prinsip Penyusunan dan Fungsi dari Pembiayaan serta Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB III Metode Penelitian, merupakan rincian pedoman dalam melakukan

penelitian yang digunakan dengan bermacam-macam komponen dimulai dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian (yang didalamnya terbagi oleh tahapan pra lapangan, tahapan pekerjaan lapangan, tahapan analisis data, dan tahapan penulisan laporan), metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, triangulasi data, dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan di dalamnya inti dari

penelitian yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang melatarbelakangi penelitian beserta analisis data yang sesuai dengan metode penelitian dengan dua komponen utama yaitu analisis data dan pembahasan serta temuan hasil penelitian.

BAB V Simpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap

hasil temuan penelitian serta rekomendasi pada pihak-pihak yang bersangkutan, dengan dua komponen utama yaitu kesimpulan dan saran.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara PKBM Jayagiri, pemilihan lokasi penelitian tersebut berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti terkait pengelolaan kelompok bermain dilihat dari aspek kepemimpinan, pengembangan program dan pembiayaan melalui pelaku pengelolaan yaitu pengelola, pegawai, tutor, dan masyarakat atau orang tua peserta didik yang didasari dari hasil pengamatan sebelum penulis mengangkat penelitian. Sebagaimana yang dipaparkan dalam latar belakang penelitian, maka penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain yang merupakan program binaan dari PKBM Jayagiri yang beralamat di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi penelitian setelah Kober adalah PKBM Jayagiri yang merupakan tempat di mana proses kegiatan pengelolaan dilaksanakan oleh pengelola, pegawai dan tutor Kober. Lokasi penelitian tersebut merupakan tempat penelitian yang diharapkan mampu memberikan informasi mengenai pengelolaan kelompok bermain yang mencakup aspek kepemimpinan, pengembangan program dan pembiayaan dalam proses pendidikan anak usia dini di Kober.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pengelola Kober sebagai informan utama sedangkan pegawai, tutor, dan orang tua peserta didik adalah informan triangulan, pemilihan informan tersebut didasarkan pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian atau suatu komponen utama dan memiliki kedudukan penting dalam suatu penelitian ilmiah karena didalam subjek penelitian ini terdapat beberapa variabel-variabel yang dapat diteliti. Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian pada dasarnya tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Subjek penelitian biasanya sedikit dipilih secara


(18)

42

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

purposif, yang penting subjek tersebut dapat memberikan informasi secara tuntas sehingga mampu mengungkap permasalahan penelitian.

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif biasa disebut informan. Informan merupakan komponen utama yang memiliki kedudukan penting dalam penelitian, karena dari para informan inilah terdapat aspek-aspek yang menjadi kajian untuk diteliti. Dalam penelitian ini, informan utama yang diteliti adalah pengelola Kober sedangkan informan triangulan adalah pendidik Kober, pegawai dan orang tua peserta didik Kober,.

Sumber data adalah untuk kepentingan triangulasi dan sebagai pelengkap informasi, maka penulis memanfaatkan sumber informasi lain yang dapat memberikan informasi pelengkap tentang hal-hal yang tidak terungkap yakni orang tua peserta didik Kober, tutor Kober dan juga pegawai PKBM yang memiliki keterkaitan pada proses pengelolaan Kober dengan karakteristik dari para orang tua peserta didik Kober yaitu ibu dari peserta didik Kober. Jumlah subjek penelitian terdiri dari lima orang informan yaitu satu orang pengelola Kober, satu orang pendidik Kober, dua orang pegawai PKBM dan satu orang tua peserta didik Kober yang terdiri satu ibu atau perempuan sebagai orang tua peserta didik Kober. Jumlah sumber data penelitian yang sedikit didasarkan kepada pertimbangan bahwa penelitian kualitatif lebih mementingkan informasi yang banyak daripada banyaknya jumlah informan. Oleh karena itu, maka penetapan sumber penelitian ini dilakukan secara purposif atau sesuai dengan tujuan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian pada umumnya merupakan aktivitas yang dilakukan secara berurut dari awal sampai akhir penelitian, lalu pada akhirnya akan memberikan gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, dan penafsiran data, sampai pada penulisan laporan. Secara umum tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat tahap yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Pra lapangan merupakan kegiatan awal yang dilakukan pada penelitian, meliputi tujuh kegiatan yakni; menyusun rancangan penelitian atau usulan


(19)

penelitian, memilih lapangan penelitian untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan, mengurus perizinan untuk pelaksanaan penelitian, menjelajahi dan menilai keadaan lapangan atau orientasi lapangan, memilih dan memanfaatkan informan berkenaan dengan kepentingan informasi yang dibutuhkan pada penelitian, menyiapkan perlengkapan penelitian, dan terakhir persoalan etika penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahapan pekerjaan lapangan atau pelaksanaan studi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penulis di lokasi penelitian, yakni mengumpulkan data melalui teknik-teknik yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur penelitian dan kondisi lapangan, meliputi pemahaman latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan serta sambil mengumpulkan data.

3. Tahap Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber , yaitu dari wawancara, pengamatan, dokumen-dokumen pendukung. Data yang telah terkumpul tersebut diolah sesuai dengan kaidah pengolahan data yang relevan dengan pendekatan penelitian kualitatif.

4. Tahap Penulisan Laporan

Penelitian laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Pada tahap ini mengadakan pengumpulan data, analisa data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian sampai data yang diperlukan terkumpul, pengolahan data berupa laporan awal setelah membandingkan data empiric dengan kajian teoritik, dan pengolahan data sebagai laporan akhir yang dilakukan setelah data yang diperlukan lengkap terkumpul.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif karena dalam penelitian ini penulis melihat adanya suatu kesesuaian antara sifat penelitian dengan masalah yang diungkap. Surakhmad (1998:193) mengemukakan tentang sifat penelitian deskriptif yaitu “pada umumnya sifat dari segala bentuk penyelidikan ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang


(20)

44

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak atau tentang proses yang berlangsung”.

Adapun mengenai tujuan penelitian ini yang bersifatkan deskriptif untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang pada ujung dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gejala yang ada, setelah itu untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung, lalu untuk membuat komparasi dan evaluasi terhadap perkembangan keilmuan dan untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena penggunaan kualitatif didasari oleh pemikiran bahwa pendekatan tersebut memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakikatnya ingin melakukan eksplorasi pada objek penelitian atau memperoleh gambaran secara mendalam. Salah satu karakteristik utama dari penelitian kualitatif adalah memfokuskan pada kejadian tertentu, yaitu kasus atau fenomena.

Untuk menggunakan pendekatan kualitatif secara tepat, diperlukan sebuah metode. Metode penelitian deskriptif tertuju kepada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas sampai pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi arti data. Metode penelitian deskriptif ini mengarahkan penelitian yang bermaksud untuk membuat pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Tujuannya untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Sudjana (2001: 65) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif sesuai sifat dan karakteristiknya memiliki langkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya”. Langkah-langkah yang dimaksud secara umumnya adalah sebagai berikut:


(21)

1. Perumusan masalah

Metode penelitian mana pun harus diawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicari penulis di lapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel-variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. Dalam penelitian deskriptif, penulis dalam menentukan status variabel atau mempelajari hubungan-hubungan antara variabel.

2. Menentukan jenis informasi yang diperlukan.

Dalam hal ini penulis perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan di atas. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah aktual yang terjadi pada saat berlangsungnya penelitian. Oleh karena itu yang harus digali adalah bermacam-macam informasi yang berkenaan dengan kondisi, peristiwa, gejala yang ada pada saat penelitian dilaksanaakan.

3. Menentukan prosedur pengumpulan data

Setelah informasi yang sangat diperlukan sebagai data mentah pada penelitian ini ditetapkan dengan seksama dan purposif. Langkah berikutnya yaitu menentukan cara-cara pengumpulan data. Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data atau sampel, yakni dari mana informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah wawancara dan observasi.

4. Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data

Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih dari sumber data atau subjek penelitian tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Mengingat sifat dan tujuan penelitian deskriptif, maka jenis pengolahan data yang digunakan adalah statistika deskriptif seperti teknik persen, kuartil, modus, median, mean, simpangan baku, korelasi, dan lain-lain. Prosedur yang


(22)

46

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

dilakukan antara lain dimulai dari pemeriksaan data, lalu klasifikasi data, selanjutnya tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, setelah itu menghitung frekuensi jawaban atau data, lalu perhitungan lebih lanjut sesuai dengan teknik statistika yang dipilih, kemudian memvisualisasikan data, dan terakhir menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian. 5. Menarik kesimpulan penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data, penulis menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan-permasalahan secara keseluruhan.

Berdasarkan pada ciri-ciri di atas, penulis berupaya untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas mengenai Pengelolaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara (studi kegiatan pengelolaan di Kober Bunga Nusantara PKBM Jayagiri).

D. Definisi Operasional

Dalam suatu penelitian perlunya penjelasan dari variabel-variabel yang saling berkaitan. Dalam penelitian ini penulis bermaksud memberikan definisi dari variabel pengelolaan pada aspek kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan.

1. Kepemiminan

Kepemimpinan yang diteliti berdasarkan tipe dan gaya dari pengelola Kober. Tipe dan gaya kepemimpinan menurut Nawawi (2006:156) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu kepemimpinan ahli, kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan paternalistik, dan kepemimpinan transformasional.

2. Pengembangan Program

Pengembangan program yang diteliti berdasarkan fungsi dan prinsip pengelolaan yang digunakan oleh Kober. Fungsi manajemen menurut Sudjana (2010:53) terdiri dari enam urutan yang terdiri sebagai berikut, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan.


(23)

3. Pembiayaan

Pembiayaan yang diteliti berdasarkan pilar utama yang menjadi persyaratan terbangunnya akuntabilitas. menurut Fattah N (2009:52) ada tiga pilar utama untuk membangun akuntabilitas, yaitu adanya transparansi para penyelenggaran, adanya standar kinerja, dan adanya partisipasi untuk menciptakan suasana kondusif. ketiga pilar utama tersebut diteliti berdasarkan sumber biaya yang didapatkan, penggunaan anggaran, dan pengelolaan pembiayaan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data, penulis menjadi instrumen utama penelitian atau merupakan alat pengumpul data utama, karena penulis yang melakukan segala sesuatu hal dari seluruh proses penelitian baik dalam perencanaan, melaksanakan pengumpulan data, menganalisis, menafsirkan data dan melaporkan hasil penelitiannya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Moleong (2004:121) bahwa, “dalam penelitian kualitatif penulis bertindak sebagai instrumen utama”. Penulis sebagai instrumen penelitian dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, memahami perasaan dan nilai yang terkandung dibalik ucapan atau perbuatan subjek penelitian, sehingga meskipun digunakan alat perekam, penulis tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis bertindak sebagai instrumen utama dan terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dalam kondisi yang sesungguhnya.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang diperoleh peneliti dan digunakan untuk menggali kedalaman informasi yang disesuaikan dengan kajian teori yang diangkat oleh peneliti, langkah penyusunan instrument tersebut terdiri dari penyusunan kisi-kisi dan penyusunan pedoman wawancara. Keseluruhan proses ini melalui beragam tahapan yang dimulai dari studi pendahuluan untuk memperkuat referensi dalam memperoleh justifikasi masalah dengan mengupayakan pelebaran konsep variabel yang diangkat, setelah itu melakukan konsultasi dengan para pembimbing berulang-ulang untuk


(24)

48

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

memperjelas arah penelitian yang seharusnya, kemudian melakukan kajian lapangan kembali untuk penyesuaian instrumen dan terakhir adalah pemantapan instrumen berdasarkan kajian analisis instrumen sedari awal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif maka asumsi yang digunakan adalah dengan memandang bahwa realitas itu bersifat holistik atau menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabel-variabel seperti halnya dalam kuantitatif. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi yang akurat dan lengkap, maka dilakukan penggalian data ke unit kasus yaitu para pendidik Kober Bunga Nusantara, pengelola Kober dan orang tua peserta didiknya dengan teknik wawancara mendalam, studi dokumentasi, observasi dan studi kepustakaan. Dalam hal ini juga dilakukan triangulasi data dengan cara mengkonfirmasi kebenaran informasi yang diperoleh tersebut ke pihak-pihak yang terkait sehingga informasi yang diperoleh menjadi utuh.

1. Wawancara

Wawancara atau interview dilaksanakan kepada informan kunci atau primer dan beberapa informan sumber yaitu pengelola sebagai informan kunci dan pegawai, tutor, dan orang tua peserta didik sebagai informan sumber, pelaksanaan proses wawancara dilaksanakan bertahap sesuai kebutuhan informasi selama satu bulan terhitung sebanyak 4 kali dan masing-masing kepada informan kunci dan informan sumber. Wawancara tersebut berdasarkan kebutuhan penelitian dan terkait pada variabel penelitian yaitu hanya pada pengelolaan kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan. Menurut Sukmadinata (2005:112-113) mengatakan bahwa, “wawancara dapat dilakukan dalam beberapa bentuk yaitu wawancara informal, wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara dan wawancara terbuka berstandar”. Bentuk wawancara yang digunakan oleh penulis adalah wawancara terbuka berstandar juga telah mempunyai pedoman, pertanyaan-pertanyaan bersifat terbuka, tetapi telah tersusun dan terumuskan secara standar. Oleh karena itu, sebelum akan dilakukannya proses wawancara, penulis menyiapkan instrumen wawancara yang merupakan pedoman wawancara kepada informan. Namun untuk menggali lebih jauh informasi dari informan


(25)

maka penulis juga menggunakan wawancara informal yang dilakukan dari pembicaraan yang tidak formal, berlangsung secara alamiah, tidak difokuskan kepada hal-hal tertentu. Wawancara dengan menggunakan pedoman dilaksanakan dengan berpegang pada pedoman yang telah disiapkan sebelumnya, di mana dalam pedoman tersebut telah disusun secara sistematis hal-hal yang akan ditanyakan.

Hal penting yang perlu diperhatikan oleh penulis dalam melakukan wawancara adalah dengan memanfaatkan informan kunci atau primer maupun informan sekunder. Informan kunci atau primer yaitu orang yang mempunyai pengetahuan lebih baik dalam bidang yang dikaji, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, atau memiliki perspektif yang berbeda dan dapat menjadi pembeda dalam hal kematangan dari yang lainnya dalam menjelaskan bidang yang dikaji. Informan kunci atau primer dalam penelitian ini adalah pengelola Kelompok Bermain. Sedangkan informan sekunder adalah orang yang sangat menguasai bidang yang akan diteliti baik dari sisi organisasi, pengelolaan pembiayaan ataupun program-programnya yakni pihak pendidik Kober dan pengelola Kober Bunga Nusantara.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan pada kegiatan atau tingkah laku dari pengelola, staf pegawai PKBM termasuk tutor, dan juga terhadap kelengkapan administrasi Kober Bunga Nusantara, proses observasi tersebut dilaksanakan secara intensif selama proses penelitian. Proses pelaksanaan observasi tersebut hanya mencakup pada kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh informan dan pada kelengkapan administrasi lembaga. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkaitan dengan proses pengembangan program yang dilakukan oleh pengelola dan pendidik kober dan pada kegiatan proses pemberian layanan pendidikan kepada peserta didik.

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif maupun non partisipatif. Dalam observasi partisipatif atau participatory observation penulis ikut serta dalam


(26)

50

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

kegiatan yang sedang berlangsung sebagai peserta program kegiatan. Dalam observasi non partisipatif penulis tidak ikut dalam kegiatan, karena posisi penulis hanya cukup mengamati kegiatan dengan lebih seksama. Observasi yang digunakan oleh penulis adalah observasi non partisipatif berdasarkan aspek kepemimpinan yaitu penulis mengamati tingkah laku pengelola sebagai seorang pemimpin, pengembangan program yaitu penulis mengamati tutor Kober sebagai pendidik, dan pembiayaan yaitu penulis mengamati kelengkapan administrasi Kober. Pada penelitian ini yang menjadi objek observasi adalah kegiatan pengelolaan yang pelakunya adalah pengelola, pegawai, pendidik dan masyarakat atau orang tua peserta didik di Kober Bunga Nusantara PKBM Jayagiri.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti hanya terkait pada variabel yang diteliti yaitu pada proses pengelolan Kelompok bermain dan penerapan yang diteliti yaitu kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan. menurut Sukmadinata (2005:221) adalah “suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan sejarah kelahiram, kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan yang satu dengan yang lain, dan dipadukan sehingga membentuk satu hasil kajian yang sistematis, terpadu dan utuh.

Dalam penelitian ini, dihimpun berbagai dokumen berupa foto kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengembangan program yang dilakukan oleh pendidik kober kepada masyarakat dan peserta didik, kegiatan pertemuan yang sering dilakukan oleh para pengelola, pegawai dan pendidik, dan penggunaan pembiayaan terhadap fasilitas dan media pembelajaran di Kober Bunga Nusantara.

H. Triangulasi Data

Menurut Sugiyono (2013:125) dalam teknik triangulasi data dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, maka sebenarnya


(27)

penulis mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Ada dua macam triangulasi data yang digunakan penulis yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber atau triangulasi subjek.

Triangulasi teknik berarti penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. penulis menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Sedangkan triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Dalam penelitian ini sumber data yang menjadi informan kunci atau informan utama penelitian adalah pengelola, pegawai, pendidik Kober Bunga Nusantara sedangkan informan triangulan ialah masyarakat atau orang tua peserta didik Kober Bunga Nusantara.

I. Analisis Data

Berkenaan dengan pengolahan dan analisis data, Moleong (2004:248), menjelaskan bahwa, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Pendapat lain mengenai analisis data penelitian kualitatif dikemukakan oleh Sugiyono (2013:90), yang menyatakan bahwa analisis dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi yang dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri atas catatan deskriptif yang


(28)

52

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

merupakan catatan tentang apa yang dilihat, diamati, disaksikan, didengar, dan dialami sendiri oleh penulis. Pengumpulan data ini menyangkut semua hal yang berkaitan dengan proses pengelolaan yang dilihat dari aspek kepemimpinan, pengembangan program dan pembiayaan dalam proses pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Catatan deskriptif ini merupakan data alami dari lapangan, tanpa adanya komentar dan tafsiran dari penulis tentang fenomena yang dijumpai. Sedangkan catatan reflektif merupakan catatan yang berisi kesan, komentar, pendapat, gagasan atau ide, dan tafsiran penulis tentang fenomena yang dijumpai.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan atau menyingkat data dalam bentuk uraian laporan terperinci dan sistematis, menonjolkan pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan, lebih mudah digolongkan, membuang yang tidak perlu, yang akan memberikan gambaran menjadi lebih terarah tentang hasil pengamatan dan juga mempermudah penulis untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan. Proses reduksi data ini dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan upaya untuk menyajikan data guna melihat gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif dari catatan lapangan. Agar penulis tidak tergelincir dalam pengambilan kesimpulan yang terlihat memihak dan tidak berdasar, maka penulis akan mengadakan klasifikasi data dan memberikan penggolongan kembali sesuai fokus masalahnya berdasarkan pertanyaan penelitian yang diajukan dan pedoman wawancara untuk pengelola, pegawai, pendidik Kober dan masyarakat atau orang tua peserta didik.

4. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan dan verifikasi adalah upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya. Pada awalnya kesimpulan sementara masih sangat tentative dan kabur, namun kemudian dengan bertambahnya data maka


(29)

kesimpulan akan lebih mantap dan kokoh serta dapat dipertanggungjawabkan, dan kesimpulan yang ada senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung. Hal tersebut didukung pula melalui peninjauan ulang terhadap catatan lapangan dan tukar pikiran dengan orang-orang yang terlibat dalam penelitian Pengelolaan Kelompok Bermain yang dilihat dari aspek kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan kepada pelaku pengelolaan yaitu pengelola, pegawai, pendidik Kober dalam proses pembelajaran PAUD.


(30)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kepemimpinan Pengelola Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Tipe kepemimpinan yang digunakan adalah kepemimpinan transformasional yaitu gabungan dari kepemimpinan kharismatik dan kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan kharismatik ditandai dengan perilaku dan karakater dari seorang pemimpin yang baik dan patut untuk ditiru, Sedangkan kepemimpinan ditandai dengan adalah prilaku seorang pemimpin yang memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan kompetensi. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.

a. Pengelola selalu menjunjung tinggi visi dari Kober yaitu untuk meningkatkan kualitas PAUD melalui Kober dengan jalan melakukan pertemuan rutin setiap pekan sebagai upaya mewujudkan, mempertahankan, mengembangkan eksistensi organisasi dan untuk memenuhi kebutuhan dari sasaran.

b. Pengelola selalu menunjukan sikap ramah dan sederhana sehingga mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan hubungan yang baik dengan pegawai. Selain itu, sikap tegas juga selalu ditunjukan oleh pengelola bila pegawai melakukan kesalahan dan lalai dalam bekerja.

c. Pengelola selalu mengikutsertakan pendidik Kober atau tutor pada kegiatan pelatihan-pelatihan sebagai upaya peningkatan kualitas pegawai yang dimiliki oleh lembaga.

d. Pengelola memberikan kontribusi terhadap program Kober dengan ikut berpartisipasi pada proses pembelajaran dan pada program tambahan.

2. Pengembangan Program Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Pengembangan program yang diterapkan adalah dari bawah ke atas atau partisipatif yaitu pada proses perencanaan hingga penyelenggaraan program berdasarkan kebutuhan dari masyarakat yang dilakukan secara bersama-sama oleh


(31)

pengelola, tutor, dan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.

a. Proses identifikasi dilakukan oleh pengelola, pegawai dan tutor kepada masyarakat untuk menggali secara lebih dalam mengenai kebutuhan masyarakat.

b. Proses perencanaan program tidak hanya melibatakan seluruh pegawai tapi juga melibatkan tutor dan masyarakat. Hal tersebut dilakukan melalui informasi yang diberikan oleh pegawai kepada masyarakat mengenai program yang akan diselenggarakan.

c. Proses pengorganisasian yang dilakukan oleh pengelola disesuaikan dengan kebutuhan dari program. Jika dibutuhkan, masyarakat selalu diikutsertakan menjadi bagian kelompok kerja.

d. Pemberian motivasi yang dilakukan oleh pengelola dengan cara berbaur dan berpartisipasi pada kegiatan yang diselenggarakan di masyarakat, tidak hanya dilakukan oleh pengelola tapi juga dilakukan oleh pegawai dan tutor, sehingga pada prosesnya tidak memakan waktu yang lama. e. Proses pembinaan yang dilakukan oleh pengelola adalah dengan jalan

mengikutsertakan pegawai dan tutor pada berbagai kegiatan yang dilaksanakan di luar lembaga, sehingga mampu memberikan efek positif ketika memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

f. Proses penilaian dilakukan oleh lembaga dengan melibatkan seluruh pegawai PKBM dan juga masyarakat, pelibatan masyarakat tersebut diharapakan mampu memberikan rekomendasi positif terhadap program yang akan diselenggarakan mendatang.

3. Pembiayaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Pengelolaan pembiayaan yang digunakan oleh Kelompok Bermain Bunga Nusantara berdasarkan prinsip transparansi, yaitu keterbukaan sumber dana dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.


(32)

127

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

a. Sumber biaya yang didapatkan oleh Kober diberitahukan kepada masyarakat pada awal masuk tahun ajaran serta memberikan rincian penggunaan anggaran untuk didiskusikan kembali bersama masyarakat. b. Penggunaan anggaran Kober yang didapatkan dari swadaya masyarakat

digunakan untuk kebutuhan proses pembelajaran. Selain itu, untuk membayar honor dari tutor kober dan memenuhi kelengkapan media pembelajaran.

c. Proses pembukuan Kober Bunga Nusantara dilakukan oleh pengelola, bendahara, dan sekertaris dari PKBM. Selain itu, proses transparansi dilakukan pada saat evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tahun pembelajaran dan setelah penyelenggaraan program.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak terkait yang berhubungan dengan pengelolaan kelompok bermain oleh pengelola dan tutor PKBM Jayagiri antara lain.

1. Bagi Lembaga Kelompok Bermain

Kepemimpinan pengelola yang dimiliki oleh lembaga adalah transformasional dan diharapkan tipe tersebut dapat didukung dengan pendidikan yang luas, kemampuan menganalisis yang baik, kemampuan berkomunikasi dengan siapapun, rasionalitas dan objektivitas, progmatis, dan mampu mendengarkan saran-saran dari bawahan. Karena dengan ciri-ciri diatas akan mendukung kemampuan mengambil keputusan dan memudahkan pengelola dalam memberikan perintah terhadap bawahannya.

Pengembangan program yang digunakan adalah berdasarkan prinsip dari bawah ke atas dan diharapkan pada proses pengembangan program tersebut didukung oleh pemerintah yang dapat memberikan wewenang dalam menjalankan program sesuai dengan fungsinya, karena dengan dukungan tersebut akan memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan.

Pengelolaan pembiayaan Kober yang digunakan berdasarkan prinsip transparansi atau keterbukaan mengenai jumlah sumber biaya yang didapatkan,


(33)

rinciaan penggunaan anggaran tersebut dan pertanggungjawaban yang jelas dari pengelola anggaran, dengan prinsip tersebut diharapkan masyarakat dapat memberikan pengertian dan bantuan lebih demi ketercapaian kebutuhan yang mereka miliki.

2. Bagi P2PAUDNI

Proses penyebarluasan informasi sangat dibutuhkan karena Kelompok Bermain Bunga Nusantara merupakan salah satu lebsite dari P2PAUDNI dan diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran, sehingga dapat dijadikan contoh oleh lembaga Kober lain.

Proses penyebarluasan informasi yang dilakukan oleh P2PAUDNI diharapkan mampu menarik lebih banyak minat dari masyarakat untuk mengikuti program PAUD melalui Kelompok bermain.

3. Bagi Peneliti Lain

Penulis merasa dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan, adanya temuan yang positif pada pengelolaan Kober dan diharapkan bagi peneliti yang akan datang melakukan studi komparatif dan pengembangan variabel pada bidang kajian kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan di lembaga PAUD yang lain.


(34)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Aqib, Zainal (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia.

Antonio, SM (2007). Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta: ProLM Center

Fattah, N (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Kartono, K (2010). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Moleong, L (2004). Metodologi Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, H (2012). Manajemen PAUD.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyono, M (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.

Yogyakarta:Ar-Ruz Media.

Nawawi, H (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Jakarta:Gajahmada University Press

Nazir, M (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nazsir, N (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan.

Rivai, V (2009). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Rohiat (2010). Manajemen Sekolah. Bandung: Refika Aditama.

Sagala, S (2010). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Santoso, S (2009). Dinamika Kelompok. Jakarta:Bumi Aksara.

Sudjana, D (2010). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.

(2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudjana, N (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N (2005). Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(35)

Bandung:Tarsito.

Terry, G (2008). Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

Sumber Lain

Data PAUDNI Jawa Barat Tahun 2012-2013. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktoran Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal Dan Informal.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain (2011). Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktoran Jendral pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kepemimpinan Pengelola Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Tipe kepemimpinan yang digunakan adalah kepemimpinan transformasional yaitu gabungan dari kepemimpinan kharismatik dan kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan kharismatik ditandai dengan perilaku dan karakater dari seorang pemimpin yang baik dan patut untuk ditiru, Sedangkan kepemimpinan ditandai dengan adalah prilaku seorang pemimpin yang memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan kompetensi. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.

a. Pengelola selalu menjunjung tinggi visi dari Kober yaitu untuk meningkatkan kualitas PAUD melalui Kober dengan jalan melakukan

pertemuan rutin setiap pekan sebagai upaya mewujudkan,

mempertahankan, mengembangkan eksistensi organisasi dan untuk memenuhi kebutuhan dari sasaran.

b. Pengelola selalu menunjukan sikap ramah dan sederhana sehingga mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan hubungan yang baik dengan pegawai. Selain itu, sikap tegas juga selalu ditunjukan oleh pengelola bila pegawai melakukan kesalahan dan lalai dalam bekerja.

c. Pengelola selalu mengikutsertakan pendidik Kober atau tutor pada kegiatan pelatihan-pelatihan sebagai upaya peningkatan kualitas pegawai yang dimiliki oleh lembaga.

d. Pengelola memberikan kontribusi terhadap program Kober dengan ikut berpartisipasi pada proses pembelajaran dan pada program tambahan.

2. Pengembangan Program Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Pengembangan program yang diterapkan adalah dari bawah ke atas atau partisipatif yaitu pada proses perencanaan hingga penyelenggaraan program


(2)

126

pengelola, tutor, dan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.

a. Proses identifikasi dilakukan oleh pengelola, pegawai dan tutor kepada masyarakat untuk menggali secara lebih dalam mengenai kebutuhan masyarakat.

b. Proses perencanaan program tidak hanya melibatakan seluruh pegawai tapi juga melibatkan tutor dan masyarakat. Hal tersebut dilakukan melalui informasi yang diberikan oleh pegawai kepada masyarakat mengenai program yang akan diselenggarakan.

c. Proses pengorganisasian yang dilakukan oleh pengelola disesuaikan dengan kebutuhan dari program. Jika dibutuhkan, masyarakat selalu diikutsertakan menjadi bagian kelompok kerja.

d. Pemberian motivasi yang dilakukan oleh pengelola dengan cara berbaur dan berpartisipasi pada kegiatan yang diselenggarakan di masyarakat, tidak hanya dilakukan oleh pengelola tapi juga dilakukan oleh pegawai dan tutor, sehingga pada prosesnya tidak memakan waktu yang lama. e. Proses pembinaan yang dilakukan oleh pengelola adalah dengan jalan

mengikutsertakan pegawai dan tutor pada berbagai kegiatan yang dilaksanakan di luar lembaga, sehingga mampu memberikan efek positif ketika memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

f. Proses penilaian dilakukan oleh lembaga dengan melibatkan seluruh pegawai PKBM dan juga masyarakat, pelibatan masyarakat tersebut diharapakan mampu memberikan rekomendasi positif terhadap program yang akan diselenggarakan mendatang.

3. Pembiayaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Pengelolaan pembiayaan yang digunakan oleh Kelompok Bermain Bunga Nusantara berdasarkan prinsip transparansi, yaitu keterbukaan sumber dana dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.


(3)

a. Sumber biaya yang didapatkan oleh Kober diberitahukan kepada masyarakat pada awal masuk tahun ajaran serta memberikan rincian penggunaan anggaran untuk didiskusikan kembali bersama masyarakat. b. Penggunaan anggaran Kober yang didapatkan dari swadaya masyarakat

digunakan untuk kebutuhan proses pembelajaran. Selain itu, untuk membayar honor dari tutor kober dan memenuhi kelengkapan media pembelajaran.

c. Proses pembukuan Kober Bunga Nusantara dilakukan oleh pengelola, bendahara, dan sekertaris dari PKBM. Selain itu, proses transparansi dilakukan pada saat evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tahun pembelajaran dan setelah penyelenggaraan program.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak terkait yang berhubungan dengan pengelolaan kelompok bermain oleh pengelola dan tutor PKBM Jayagiri antara lain.

1. Bagi Lembaga Kelompok Bermain

Kepemimpinan pengelola yang dimiliki oleh lembaga adalah

transformasional dan diharapkan tipe tersebut dapat didukung dengan pendidikan yang luas, kemampuan menganalisis yang baik, kemampuan berkomunikasi dengan siapapun, rasionalitas dan objektivitas, progmatis, dan mampu mendengarkan saran-saran dari bawahan. Karena dengan ciri-ciri diatas akan mendukung kemampuan mengambil keputusan dan memudahkan pengelola dalam memberikan perintah terhadap bawahannya.

Pengembangan program yang digunakan adalah berdasarkan prinsip dari bawah ke atas dan diharapkan pada proses pengembangan program tersebut didukung oleh pemerintah yang dapat memberikan wewenang dalam menjalankan program sesuai dengan fungsinya, karena dengan dukungan tersebut akan memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan.


(4)

128

rinciaan penggunaan anggaran tersebut dan pertanggungjawaban yang jelas dari pengelola anggaran, dengan prinsip tersebut diharapkan masyarakat dapat memberikan pengertian dan bantuan lebih demi ketercapaian kebutuhan yang mereka miliki.

2. Bagi P2PAUDNI

Proses penyebarluasan informasi sangat dibutuhkan karena Kelompok Bermain Bunga Nusantara merupakan salah satu lebsite dari P2PAUDNI dan diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran, sehingga dapat dijadikan contoh oleh lembaga Kober lain.

Proses penyebarluasan informasi yang dilakukan oleh P2PAUDNI diharapkan mampu menarik lebih banyak minat dari masyarakat untuk mengikuti program PAUD melalui Kelompok bermain.

3. Bagi Peneliti Lain

Penulis merasa dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan, adanya temuan yang positif pada pengelolaan Kober dan diharapkan bagi peneliti yang akan datang melakukan studi komparatif dan pengembangan variabel pada bidang kajian kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan di lembaga PAUD yang lain.


(5)

Sumber Buku

Aqib, Zainal (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia.

Antonio, SM (2007). Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta: ProLM Center

Fattah, N (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Kartono, K (2010). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Moleong, L (2004). Metodologi Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, H (2012). Manajemen PAUD.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyono, M (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.

Yogyakarta:Ar-Ruz Media.

Nawawi, H (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi.

Jakarta:Gajahmada University Press

Nazir, M (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nazsir, N (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan.

Rivai, V (2009). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Rohiat (2010). Manajemen Sekolah. Bandung: Refika Aditama.

Sagala, S (2010). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Santoso, S (2009). Dinamika Kelompok. Jakarta:Bumi Aksara.

Sudjana, D (2010). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.

(2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudjana, N (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N (2005). Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

130

Surakhmad, W (1998). Pengantar Penelitian Ilmian Dasar Metode Teknik. Bandung:Tarsito.

Terry, G (2008). Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

Sumber Lain

Data PAUDNI Jawa Barat Tahun 2012-2013. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktoran Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal Dan Informal.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain (2011). Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktoran Jendral pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.