PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS TERHADAP MUTU LAYANAN DIKLAT DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI (PPPPTK BMTI) BANDUNG.

(1)

PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS TERHADAP MUTU LAYANAN DIKLAT DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN

TEKNIK INDUSTRI (PPPPTK BMTI) BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh:

BELLA KARLINA 1100262

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI (PPPPTK BMTI) BANDUNG

Oleh Bella Karlina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©

Bella Karlina 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

(4)

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung”. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini menyangkut kegiatan manajemen fasilitas yang dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu layanan diklat, yang terdiri dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan. Penelitian ini juga untuk mengetahui gambaran mengenai seberapa besar pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pengelola manajemen fasilitas sebanyak 59 orang dan para peserta diklat sebanyak 63 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means Scored) menunjukkan bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk variabel X (Manajemen Fasilitas) sebesar 3,76 berada dalam kategori baik dan rata-rata kecenderungan umum untuk variabel Y (Mutu Layanan Diklat) sebesar 3,74 berada dalam kategori baik. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi dan signifikansi diperoleh bahwa antara variabel X dan variabel Y menunjukkan hubungan yang kuat dan signifikan dengan presentase 23,61% dan sisanya sebesar 76,39% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Manajemen Fasilitas terhadap Mutu Layanan Diklat pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.


(5)

Reserch is entitled “Pengaruh Manajemen Fasilitas Terhadap Mutu Layanan Diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung”. The Problems of the study in this research related to activities management facilities done in efforts to improve service quality training, consisting of planning, procurement, the use of, maintenance and removal of. The research also to know a picture of how big the influence of management service quality facilities to training in central the development and empowerment education and education workers the field of machine and techniques industry ( PPPPTK BMTI ) Bandung. The study is done by using the method descriptive with the quantitative approach.As for sample in this research was management management facilities as many as 59 people and the participants training some 63 people. Based on the results of processing data that calculated by using a technique WMS (Weight Means Scored) indicates that the average a general tendency to variable X (Management Facilities) as much as 3,76 be in category good and the average a general tendency to variable Y (Service Quality Training) as much as 3,74 be in category good. Based on the calculation on a correlation coefficient and significance of obtained that between variables X and variable Y show strong relationship and significant with the percentage 23,61 % and the rest of 76,39 % influenced by other factors. Based on the result of this research, overall can be concluded that is the positive and significant between management service quality facilities to training to the center of the development and empowerment education and education workers the field of machine and techniques industry (PPPPTK BMTI) Bandung.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Sistematika Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 10

1. Konsep Manajemen Fasilitas ... 10

a. Pengertian Manajemen ... 10

b. Pengertian Fasilitas ... 10

c. Fungsi Fasilitas Pembelajaran ... 11

d. Jenis Fasilitas Pelatihan ... 12

e. Manajemen Fasilitas ... 12

f. Tujuan Manajemen Fasilitas ... 20

g. Prinsip-Prinsip Manajemen Fasilitas ... 21

2. Konsep Mutu Layanan ... 22

a. Pengertian Mutu ... 22

b. Pengertian Pelayanan ... 23


(7)

d. Proses Pelayanan ... 24

e. Pelayanan Publik ... 25

f. Pelayanan Prima ... 27

g. Standar Pelayanan ... 28

h. Pengertian Mutu Layanan ... 29

i. Dimensi Mutu Layanan ... 29

3. Konsep Pendidikan dan Pelatihan ... 31

a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan ... 31

b. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan ... 32

c. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan ... 33

d. Prinsip Pendidikan dan Pelatihan ... 35

e. Komponen-Komponen Pendidikan dan Pelatihan ... 36

4. Pengaruh Manajemen Fasilitas Terhadap Mutu Layanan Diklat .. 38

B. Penelitian Terdahulu ... 39

C. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 40

D. Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 43

B. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 47

C. Definisi Operasional ... 48

D. Partisipan ... 49

E. Populasi dan Sampel ... 49

F. Instrument Penelitian ... 51

1. Uji Validitas Instrumen ... 54

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 57

G. Prosedur Penelitian ... 60

H. Analisis Data ... 61

1. Seleksi Data ... 61

2. Klasifikasi Data ... 61

3. Pengolahan Data... 62


(8)

B. Pembahasan ... 98

BAB IV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 105

B. Implikasi ... 107

C. Rekomendasi ... 108


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 51

Tabel 3.2 Kriteria Skor Alternatif Jawaban ... 53

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 55

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 56

Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas ... 60

Tabel 3.6 Konsultasi Hasil Perhitugan WMS ... 63

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 69

Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Angket ... 74

Tabel 4.2 Kriteria Skor Alternatif Jawaban ... 74

Tabel 4.3 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 75

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan WMS Variabel X ... 76

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y ... 82

Tabel 4.6 Perubahan Skor Mentah menjadi Baku ... 87

Tabel 4.7 Uji Homogenitas ... 88

Tabel 4.8 Uji Mann Whitney (Rank) ... 89

Tabel 4.9 Uji Mann Whitney (Tabel Statistik)... 89

Tabel 4.10 Uji Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel X ... 91

Tabel 4.11 Uji Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Y ... 92

Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 93

Tabel 4.13 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 93


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 40

Gambar 2.2 Hipotesis Penelitian ... 42

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 44

Gambar 4.1 Garis Persamaan Garis Regresi ... 97


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen dan Angket Penelitian ... 114

Lampiran 2 Perhitungan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 127

Lampiran 3 Teknik Pengolahan Data ... 134

Lampiran 4 Tabel Statistik ... 153

Lampiran 5 Administrasi Penelitian ... 158


(12)

A. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi saat ini, sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan guna membawa bangsa ke arah kemajuan dan kesejahteraan. Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya kemajuan dalam teknologi dan persaingan yang semakin ketat menutut individu-individu yang kreatif, inovatif dan produktif yang semuanya dapat dicapai melalui pendidikan yang bermutu.

Upaya membangun pendidikan agar semakin baik dan bermutu, diperlukan strategi komprehensif guna meningkatkan kemampuan dan mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Pengembangan kemampuan mereka perlu terus dilaksnakan, karena dengan meningkatkan kemampuan dan mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tersebut nantinya akan bermuara pada meningkatnya mutu pendidikan yang tercermin dari output

sutu lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) memainkan peranan yang sangat krusial, karena melalui penyelenggaraan diklat maka dapat menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi, sehingga dalam menjalankan perannya dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan mutu pendidikan. Lembaga diklat diorientasikan kepada peningkatan mutu pelayanan agar tercipta proses pendidikan yang menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat mewujudkan sumber daya manusia professional dan berdaya saing melalui lembaga pendidikan dan pelatihan terpadu yang unggul.

Pentingnya mutu layanan dalam sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) agar para pemangku kepentingan merasakan kepuasan dari layanan yang diberikan penyelenggaraan diklat. Layanan yang bermutu adalah layanan yang dapat memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan yang diharapkan oleh pengguna jasa layanan. Menurut Kotler (2006, hlm. 177)


(13)

“kepuasan adalah perasaan senang dan kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan”. Jika kinerja (hasil) berada di bawah harapan maka pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan puas, dan jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas atau senang.

Sebagai sebuah sistem, lembaga diklat terdiri dari komponen-komponen input, proses dan output. Mutu layanan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan yang bermutu tidak akan diperoleh produk layanan yang bermutu dengan kata lain tidak akan ada kepuasan pelangaan. Selanjutnya Alma (2005, hlm. 45) mengatakan bahwa “layanan dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai layanan dalam bentu fisik bangunan, sampai layanan fasilitas dan guru yang bermutu. Semuanya akan bermuara kepada sasaran memuaskan konsumen”.

Dalam penjelasan diatas disebutkan salah satunya yaitu fasilitas. Fasilitas terdiri dari sarana dan prasarana, sarana pendidikan dibedakan menjadi 3 macam yaitu alat pelajaran, alat peraga dan media pembelajaran sedangkan prasarana kaitannya dengan kondisi tanah/gedung. Sehingga layanan fasilitas menjadi salah satu bagian yang paling penting dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat), karena membantu kelancaran dan kenyamanan dalam proses pembelajaran sehingga para peserta dapat merasa puas selama berada di tempat mereka belajar dan mendapatkan pengalaman lebih selama mengikuti diklat. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian fasilitas yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran disertai dengan pengelolaan secara optimal sehingga dapat memberikan mutu layanan yang berkualitas.

Adapun pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bella Rizky Febriani (2013) di UPI Bandung, terkait kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB), bahwa :


(14)

ada beberapa permasalahan yang terjadi terkait rendahnya tingkat kepuasan peserta diklat yang tidak tercapai antara lain disebabkan oleh: 35% tempat pelaksanaan diklat, 35% kurangnya kelengkapan fasilitas ruang diklat, 25% ketepatan waktu penyediaan konsumsi, 5% ketidaksesuaian materi diklat.

Dari fakta yang terjadi di atas memberikan gambaran, tentang hasil presentase yang menyebabkan rendahnya tingkat ketidakpuasan peserta diklat yaitu presentasi terbesar diakibatkan oleh faktor fasilitas. Gambaran tersebut mengindikasikan masih kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan kepada peserta diklat yang disebabkan oleh faktor fasilitas sehingga menyebabkan rendahnya tingkat kepuasan peserta diklat. Oleh sebab itu diperlukan upaya yang berkelanjutan dalam meningkatkan mutu pelayanan diklat yaitu dengan pengelolaan fasilitas dalam penyelenggaraan diklat. Mengingat kebutuhan peserta terhadap diklat sangat ditunjang oleh fasilitas itu sendiri, maka mutu pelayanan diklat pun perlu ditunjang oleh manajemen fasilitas.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan hasil laporan Diklat 2014 Implementasi Kurikulum 2013 angkatan 1, 2, 3, dan 4 yang telah dilakukan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung, ditemukan keluhan-keluhan peserta diklat mengenai layanan yang diberikan terkait masalah fasilitas yang dirasakan peserta masih kurang memadai sehingga menghambat kegiatan pembelajaran peserta diklat, seperti :

1. Fasilitas fisik, seperti papan tulis terlalu kecil, tampilan infocus yang sudah tidak jelas, tempat duduk/meja yang diisi oleh 3 peserta diklat, peralatan praktek diharapkan lebih update, mengganti alat praktek yang sudah rusak dan adanya fasilitas diruang asrama yang masih rusak sehingga dirasa menggangu kenyamanan.

2. Fasilitas akademik, seperti peserta tidak mengetahui tentang keberadaan perpustakaan, karena tidak ada arahan tentang keberadaan perpustakaan sebelumnya.


(15)

3. Kesulitan dalam pengaksesan internet yang menghambat peserta dalam kegiatan pembelajaran seperti jaringan internet yang lambat, penggunaan password dan tidak adanya akses internet di lingkungan asrama sehingga dirasa menyulitkan ketika akan mengerjakan tugas.

4. Perlunya perlengkapan yang diberikan untuk peserta seperti alat keselamatan sebagai perlengkapan penting ketika peserta melakukan praktek dibengkel

Dari hasil studi pendahuluan tersebut, keluhan-keluahan peserta diklat menunjukkan adanya fasilitas yang masih kurang memadai sehingga dapat mengganggu kenyamanan serta kegiatan belajar mengajar. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan penyelenggaraan diklat di PPPPTK BMTI Bandung. Karena dengan memberikan kualitas fasilitas yang diberikan oleh lembaga diklat tentu akan membantu peserta diklat dalam melakukan pembelajaran selama mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan memberikan kepuasan kepada peserta diklat yang berhadapan langsung dalam pembelajaran. Menurut Kotler (1996) (dalam Tjiptono, 2008, Hlm. 24) kepuasan pelanggan adalah “tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan di bandingkan dengan harapannya”.

Pada hakekatnya mutu layanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan peserta diklat serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan peserta diklat, jika harapan peserta diklat dapat terpenuhi maka kepuasan peserta diklat akan terwujud.

Jadi, dengan memberikan layanan diklat yang berkualitas dapat membantu lembaga diklat dalam menghasilkan kualitas lulusan serta kualitas pada kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat tercapai dengan sangat baik. Untuk itu agar memberikan kesempurnaan mutu layanan diklat, pengelolaan menjadi hal yang sangat penting. seperti yang dikemukakan oleh Tjiptono (2012, Hlm. 153) bahwa “kualitas, apabila dikelola dengan tepat, berkontribusi positif terwujudnya kepuasan dan loyalitas pelanggan.” Dari pengertian tersebut, apabila pengelolaan dilakukan secara benar maka dapat


(16)

dikatakan bahwa mutu telah dibuat secara benar. Begitupun dengan mutu pelayanan pada diklat jika dapat dikelola dengan baik maka akan memberikan kepuasan bagi para peserta diklat terhadap layanan yang diberikan oleh lembaga sebagai pendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan. Mengingat mutu layanan fasilitas diklat menjadi faktor pendukung dari kegiatan pembelajaran, maka perlu ditunjang dengan manajemen fasilitas agar dapat memberikan pelayanan berkualitas. Karena bukan hanya fasilitas yang memadai saja, tetapi fasilitas yang dikelola.

Dengan demikian dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengelolaan sangat dibutuhkan. Begitupun manajemen fasilitas yang baik dapat menunjang mutu layanan diklat. Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas tersebut, penulis merasa tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Manajemen Fasilitas Terhadap Mutu Layanan Diklat Di Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin Dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

B. Rumusan Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi permasalahan yang berkaitan dengan manajemen fasilitas dimulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan yang berpengaruh terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung, sebagai berikut:

a. Perencanaan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

b. Pengadaan Fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.


(17)

c. Penggunaan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

d. Pemeliharaan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

e. Penghapusan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

Mengingat fasilitas diklat menjadi faktor pendukung dari kegiatan pembelajaran, maka perlu ditunjang dengan pengelolaan fasilitas yang baik. Manajemen penting bagi kesempurnaan mutu layanan, apabila manajemen dapat mengelola secara benar. Begitupun dengan mutu pelayanan pada diklat jika dapat dikelola dengan baik maka akan memberikan kepuasan bagi para peserta diklat terhadap pelayanan yang diberikan oleh lembaga sebagai pendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan sehingga dapat dikatakan lembaga tersebut telah memberikan pelayanan yang bermutu. Dapat ditemukan bahwa manajemen fasilitas menjadi hal yang penting dalam meningkatkan mutu layanan diklat.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pengaruh Manajemen Fasilitas Terhadap Mutu Layanan Diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung ?”. Adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran manajemen fasilitas dalam meningkatkan mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung?


(18)

a. Bagaimana perencanaan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung?

b. Bagaimana pengadaan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung ?

c. Bagaimana penggunaan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung ?

d. Bagaimana pemeliharaan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung ?

e. Bagaimana penghapusan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung ?

2. Seberapa besar pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini merupakan pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Tujuan penelitian ini dapat diperoleh setelah penelitian selesai dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.


(19)

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses manajemen fasilitas dalam memberikan mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung, diantaranya:

a. Untuk mengetahui gambaran manajemen fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung, dari mulai perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum tentang bagaimana pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya dalam upaya memahami disiplin ilmu Administrasi pendidikan.

2. Secara Praktis

Adapun manfaat dari penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut :


(20)

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang luas bagi peneliti, khususnya mengenai pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada pihak lembaga bahwa betapa pentingnya pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

E. Sistematika Penelitian

BAB I : Berisi Pendahuluan yang didalamnya dijelaskan mengenai; Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II : Berisi Kajian Pustaka/Landasan Teori konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, model-model dan rumus-rumus utama serta turunannya dalam bidang yang dikaji, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur, subjek, dan temuannya, posisi teoritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

BAB III : Berisi Penjabaran yang rinci mengenai Metode Penelitian, termasuk beberapa komponen berikut; Desain Penelitian, Partisipan, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, dan Analisis Data

BAB IV : Berisi Temuan dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni: pengolahan atau analisis data menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan.

BAB V : Berisi Simpulan Implikasi dan Rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian bertujuan untuk memberi pegangan yang jelas dan terstruktur kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya.Menurut Fachruddin (2009, hlm. 213) desain penelitian adalah:

kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penetian tersebut, serta memberikan gambaran jika peneletian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan.

Nasution (2009, hlm. 23) juga menyatakan bahwa “desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar

dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.”

Beliau mengemukakan kegunaan dari desain penelitian, yaitu:

1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya; 2) Desian itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian; 3) Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapai yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain. Adapun proses desain penelitian yang dikemukakan oleh Nasution (2009, hlm.56) desain penelitian mencakup proses-proses sebagai berikut:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah

2. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis 3. Membangun penyelidikan dan percobaan

4. Memilih dan mendefinisikan pengukuran variabel 5. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan 6. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data

7. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data 8. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik


(22)

Dari pemaparan pengertian desain penelitian di atas, berikut rancangan desain penelitian yang dibuat oleh peneliti :

Gambar 3.1

Sumber Masalah

Rumusan Masalah

Konsep dan Teori yang

relevan

Pengajuan Hipotesis

Metode Penelitian

Penyusunan Instrumen Penelitian

Populasi dan Sampel

Pengembangan dan Pengujian Instrumen

Analisis Data Kesimpulan


(23)

Berdasarkan desain penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka prosedur penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menentukan fenomena yang terjadi sebagai sumber masalah dalam penelitian ini. Fenomena-fenomena dalam penelitian ini yaitu mengenai layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung. Hal tersebut dilihat dari adanya keluhan-keluhan dari peserta diklat terkait masalah fasilitas yang masih kurang memadai, sehingga dapat mengganggu kenyamanan serta kegiatan belajar mengajar. Hal itu tentu akan berpengaruh terhadap mutu layanan diklat.

2. Rumusan Masalah

Dalam menemukan rumusan masalah dibutuhkan pertimbangan yang matang karena tujuan penelitian ini dapat menjawab masalah penelitian sehingga penelitian tidak akan berjalan dengan baik jika masalahnya belum dirumuskan dengan matang. Maka rumusan masalah yang diangkat dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pengaruh Manajemen Fasilitas Terhadap Mutu Layanan Diklat Di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri

(PPPPTK BMTI) Bandung ?”. Adapun pertanyaan penelitian sebagai

berikut :

1. Bagaimana gambaran manajemen fasilitas dalam meningkatkan mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung?

a. Bagaimana perencanaan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung?


(24)

b. Bagaimana pengadaan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung ?

c. Bagaimana penggunaan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung ?

d. Bagaimana pemeliharaan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung ?

e. Bagaimana penghapusan fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung ?

2. Seberapa besar pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung ?

3. Konsep, Teori yang relevan dan Penemuan yang relevan

Peneliti selanjutnya mengkaji referensi teoritis yang relevan mengenai manajemen fasilitas dan mutu layanan diklat. Sementara itu terdapat penemuan penelitian sebelumnya yang relevan yang dapat mendukung hipotesis sebagai tambahan kajian untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang diajukan.

4. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah: Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung?

5. Metode Penelitian

Selanjutnya peneliti menentukan metode penelitian sebagai alat untuk dijadikan pedoman menjalankan penelitian dalam menjawab hipotesis


(25)

penelitian. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen penelitian, instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner/angket. Instrumen ini dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Karena populasi terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sebelum instrumen digunakan, peneliti melakukan uji validitas dan reabilitasnya untuk mengukur sejauhmana konsistensi alat ukur yang digunakan. Selanjutnya melakukan penelitian untuk memperoleh data dengan penyebaran kuisioner/angket. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis dengan melakukan pengolahan data menggunakan rumus statistik tertentu untuk menjawab rumusan masalah dan hipótesis yang telah diajukan. Adapun peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai: a. Manajemen Fasilitas yang diperoleh dari data kuesioner/angket yang diisi

oleh pengelola manajemen fasilitas di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

b. Mutu Layanan Diklat yang diperoleh dari data kuesioner/angket yang diisi oleh para peserta diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung .

7. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini berisi jawaban atas rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya dalam penelitian ini. Selain itu dalam kesimpulan ini peneliti juga menambahkan implikasi serta rekomendasi berdasarkan temuan penelitian, hal tersebut sebagai timbal balik dari peneliti untuk organisasi yang diteliti.


(26)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif. Dimana menurut Nasution (2003, hlm. 23) menyebutkan bahwa “penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai variable”. Sedangkan tujuan penelitian deskriptif menurut Suryabrata (2010, hlm. 75) adalah “untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Berdasarkan pemaparan tersebut mengenai metode deskriptif, peneliti menggunakan metode deskriptif untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Melalui metode deskriptif ini diharapkan peneliti dapat menghasilkan gambaran yang tepat mengenai pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana menurut Sugiono (2011, hlm. 14) mengungkapkan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan unntuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan ini mengutamakan nilai-nilai matematis, terencana dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan serta membuktikan hipotesis penelitian. Dengan pertimbangan tersebut dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk lebih terencana, cermat, dan pengumpulan data yang sistematis terkontrol sehingga hasil pembuktian hipotesis dapat jelas dengan hitungan statistik.

C.Definisi Oprasional


(27)

Manajemen fasilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pengelola fasilitas diklat di PPPPTK BMTI Bandung untuk mempersiapkan segala peralatan bagi terselenggaranya proses pendidikan dalam menunjang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan.

2. Mutu Layanan Dikat

Mutu layanan Diklat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah taraf keberkualitasan pemberian layanan yang diberikan PPPPTK BMTI Bandung kepada peserta diklat, dengan membandingkan persepsi pelanggan atas pelayanan yang diperoleh atau diterima secara nyata oleh mereka dengan pelayanan yang sesungguhnya diharapkan.

D.Partisipan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “partisipan adalah orang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan”. Partisipan dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Manajemen Fasilitas Terhadap Mutu Layanan Diklat yaitu staf pengelola fasilitas serta peserta diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin Tekni Industri (PPPPTK BMTI) yang beralamat di Jl. Pasantren KM. 2, Kel. Cibabat, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi.

E.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 117) mengatakan bahwa “populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 173) populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek yang dijadikan sumber data yang diperlukan dalam penelitian.


(28)

Dengan demikian yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf pengelola fasilitas dan peserta yang mengikuti penyelenggaraan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung. Dengan jumlah populasi untuk pengelola fasilitas yaitu 59 staf (terlampir) dan para peserta yang mengikuti penyelenggaraan diklat di PPPPTK BMTI pada tahun 2015, yaitu sebanyak 940 peserta. Jadwal diklat di PPPPTK BMTI Bandung 2015 (terlampir).

2. Sampel

Setelah didapat jumlah populasi dalam penelitian ini, ditentukan besaran sampel sebagai bagian dari populasi, hal ini dilakukan untuk mengefektifkan biaya, tenaga, waktu dan keberhasilan pencapaian tujuan penelitian ini. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011, hlm. 118) bahwa,

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Untuk penentuan sampel variabel X (Manajemen Fasilitas) diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (representatif). Oleh karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang dari 100 orang, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi yang menjadi subjek penelitian. Seperti yang dikemukanan Arikunto (2002, hlm.112) bahwa “untuk mendapatkan sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.” Karena jumlah populasi dari variabel X (Manajemen Fasilitas) kurang dari 100 orang maka, jumlah sampel yang digunakan sama dengan jumlah populasi.

Adapun penentuan jumlah sampel untuk variabel Y (Mutu Layanan Diklat) yang mengacu pada teknik Purposive Sampling seperti yang


(29)

dikemukakan oleh Sugiyono (2011, hlm. 68) bahwa “cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini membiarkan peneliti menentukan sendiri sampelnya dengan alasan tertentu. Jadi untuk penentuan sampel variabel Y (Mutu Layanan Diklat) yaitu 3 penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan pada bulan september 2015 diantaranya Diklat Animasi 2D & 3D sebanyak 24 responden, Diklat Jaringan WAN sebanyak 24 responden dan Diklat Kelistrikan Engine sebanyak 15 responden. Sehingga dapat disimpulkan jumlah sampel untuk variabel Y (Mutu Layanan Diklat) sebesar 63 responden. Adapun pertimbangan dalam mengamabil teknik Purposive Sampling ini karena diklat ini dilaksanakan bersamaan dengan saat peneliti mengambil data penelitian di PPPPTK BMTI Bandung pada tanggal 07-18 September 2015.

F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2012, hlm. 148) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunankan mengukur fenomena alam maupun social yang diamati”. Sedangkan Arikunto (2007, hlm. 10) berpendapat bahwa

“instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dlam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti agar mempermudah dalam hal pengukuran variable yang diteliti. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang perlu dibuat yaitu :

1. Instrumen untuk mengukur manajemen fasilitas, dan 2. Instrumen untuk mengukur mutu layanan diklat

Pada dasarnya titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variable-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variable-variable-variabel tersebut diberikan definisi oprasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur. Dari indikator-indikator ini kemudian dijabarkan menjadi


(30)

butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen maka diperlukan kisi-kisi instrument sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Item

Variable X (Manajemen

Fasilitas)

Perencanaan

Analisis kebutuhan fasilitas 1,2

Skala prioritas 3

Pendanaan fasilitas 4

Pengadaan Pengadaan fasilitas 5

Anggaran 6

Penggunaan

Ketetapan dan ketepatan

pendistribusian barang 7,8,9 Pengaturan jadwal dalam

menggunakan fasilitas 10,11 Kompetensi personil dalam

menggunakan fasilitas 12 Pemeliharaan Usaha pemeliharaan fasilitas 13

Kurun waktu pemeliharaan

fasilitas 14,15

Perbaikan fasilitas 16

Penghapusan

Pencatatan barang inventaris 17,18 Prosedur penghapusan 19,20

Penghapusan barang

inventaris 21,22

Penggantian fasilitas 23

Variable Y (Mutu Layanan

Diklat)

Bukti Langsung (Tangible)

Kondisi fisik bangunan 1,2,3 kelengkapan fasilitas 4,5,6,7,

8,9,10 Kehandalan

(Reliability)

Memberikan pelayanan

sesuai janji 11,12,13 Memberikan pelayanan tepat

waktu 14,15,16

Daya Tanggap (Responsiveness)

Pemahaman terhadap


(31)

Variabel Sub Variabel Indikator Item

Layanan yang cepat dalam

membantu pelanggan 19,20

Jaminan (Assurance)

Kompetensi petugas dalam memberikan pelayanan

21,22

Keramahan petugas dalam

melayani pelanggan 23

Empati (Emphaty)

Perhatian pegawai secara

pribadi kepada pelanggan 24,25 Memahami kebutuhan

peserta diklat 26 Instrumen penelitian ini digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, sehingga setiap instrumen harus mempunyai skala. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011, hlm. 133) bahwa:

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif

Dalam penelitian ini, skala yang digunakan yaitu skala likert. Menurut

Sugiyono (2011, hlm. 134) “skala liker digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial” jadi, setiap alternatif jawaban pada setiap item menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 1 sampai 5 dengan perincian pada table berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Penskoran Altetrnatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Bobot Nilai

Variabel X Variabel Y

Sangat Sesuai Sangat Memuaskan

5

Sesuai Memuaskan


(32)

Cukup Sesuai Cukup Memuaskan

3 Kurang Sesuai Kurang Memuaskan

2 Tidak Sesuai Tidak Memuaskan

1

Selanjutnya untuk mengisi instrumen penelitian yaitu dengan cara

checklist (√). Responden memberi tanda checklist (√) pada salah satu alternatif

jawaban untuk mengisi setiap item pertanyaan. Instrument penelitian yang digunakan yaitu berupa angket (terlampir).

Adapun yang dilakukan sebelum melakukan proses pengumpulan data yang sebenarnya, yaitu uji coba instrumen. Uji coba instrumen ini bertujuan agar instrumen penelitian dapat diukur validitas dan reliabilitasnya. Maka untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data, dilakukan di Pusdiklat Geologi Bandung. Setelah data uji coba instrumen terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen tersebut.

Adapun langkah-langkah yang diambil dalam uji coba instrumen sebagai berikut:

1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.

Menurut Arikunto (2009, hlm. 167) mengungkapkan bahwa “validitas

adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur”. Sugiyono (2011, hlm. 173) mengungkapkan “instrumen yang valid berarti alat ukur yang dapat digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Dalam proses uji validitas instrumen, peneliti melakukan pengujian terhadap setiap butir-butir pertanyaan dalam angket dan proses perhitungannya menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 225) :


(33)

Keterangan :

= Koefisien korelasi = Jumlah responden

= Jumlah perkalian X dan Y = Jumlah skor tiap butir = Jumlah skor total

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden

Hasil perhitungan thitung kemudian dikonsultasikan dengan distribusi (table t), yang diketahui taraf signifikansi α=0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n-2), jadi untuk variabel X dk = 17-2 = 15. Dengan uji satu pihak

(one tail lest) maka diperoleh ttabel = 1.753 dan untuk variabel Y dk = 17-2 =15. Dengan uji satu pihak (one tail lest) maka diperoleh ttabel = 1.753.

Sesudah nilai thitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel, dengan kaidah keputusan sebagai berikut: jika thitung > ttabel maka item soal


(34)

dinyatakan valid. Sebaliknya, jika thitung < ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2007 (terlampir) ditunjukkan dalam tabel 3.3 dibawah ini yaitu untuk variabel X terdapat 23 item pertanyaan dan pertanyaan pada table 3.4 untuk variabel Y terdapat 26 item pertanyaan

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Variabel X (Manajemen Fasilitas) No Item Koefisien Korelasi r hitung t

hitung ttabel Keputusan Keterangan

1. 0,49 2,46 1,753 Valid Digunakan

2. 0,68 4,87 1,753 Valid Digunakan

3. 0,41 1,93 1,753 Valid Digunakan

4. 0,58 3,33 1,753 Valid Digunakan

5. 0,55 3,05 1,753 Valid Digunakan

6. 0,44 2,15 1,753 Valid Digunakan

7. 0,46 2,28 1,753 Valid Digunakan

8. 0,53 2,85 1,753 Valid Digunakan

9. 2,01 1,95 1,753 Valid Digunakan

10. 0,42 1,95 1,753 Valid Digunakan

11. 0,43 2,06 1,753 Valid Digunakan

12. 0,43 2,06 1,753 Valid Digunakan

13. 0,42 1,98 1,753 Valid Digunakan

14. 0,45 2,18 1,753 Valid Digunakan

15. 0,54 2,99 1,753 Valid Digunakan

16. 0,57 3,32 1,753 Valid Digunakan

17. 0,42 2,00 1,753 Valid Digunakan

18. 0,46 2,30 1,753 Valid Digunakan

19. 0,50 2,55 1,753 Valid Digunakan

20. 0,40 1,87 1,753 Valid Digunakan

21. 0,49 2,46 1,753 Valid Digunakan

22. 0,40 1,85 1,753 Valid Digunakan


(35)

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 23 item yang diujikan, semuanya memiliki validitas kontruksi yang baik.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Mutu Layanan Diklat) No

Item

Koefisien Korelasi

r hitung

t

hitung ttabel Keputusan Keterangan

1. 0,61 3,02 1,753 Valid Digunakan

2. 0,76 4,57 1,753 Valid Digunakan

3. 0,52 2,37 1,753 Valid Digunakan

4. 0,72 3,98 1,753 Valid Digunakan

5. 0,52 2,37 1,753 Valid Digunakan

6. 0,47 2,05 1,753 Valid Digunakan

7. 0,43 1,82 1,753 Valid Digunakan

8. 0,7 3,75 1,753 Valid Digunakan

9. 0,5 2,25 1,753 Valid Digunakan

10. 0,5 2,25 1,753 Valid Digunakan

11. 0,44 1,91 1,753 Valid Digunakan

12. 0,5 2,24 1,753 Valid Digunakan

13. 0,56 2,62 1,753 Valid Digunakan

14. 0,61 2,98 1,753 Valid Digunakan

15. 0,56 2,6 1,753 Valid Digunakan

16. 0,45 1,94 1,753 Valid Digunakan

17. 0,43 1,83 1,753 Valid Digunakan

18. 0,78 4,89 1,753 Valid Digunakan

19. 0,61 2,97 1,753 Valid Digunakan

20. 0,49 2,15 1,753 Valid Digunakan

21. 0,61 2,96 1,753 Valid Digunakan

22. 0,48 2,11 1,753 Valid Digunakan

23. 0,5 2,23 1,753 Valid Digunakan

24. 0,51 2,32 1,753 Valid Digunakan

25. 0,44 1,91 1,753 Valid Digunakan


(36)

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 26 item yang diujikan, semuanya memiliki validitas kontruksi yang baik.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Seperti

yang diungkapkan Sugiyono (2012, hlm.364), “reliabilitas menunjuk pada

tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat

diandalkan”.

Dalam penelitian ini proses pengujian reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode Alpha. Sebagaimana yang dikemukakan

Riduwan (2013, hlm.115) bahwa “metode mencari reliabilitas internal yaitu

dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

= Jumlah item

Adapun Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode

Alpha sebagai berikut:


(37)

Keterangan:

Si = Varians skor tiap-tiap item = Jumlah kuadrat item Xi = Jumlah item Xi dikuadratkan

= Jumlah responden

Langkah 2: Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

Keterangan:

∑Si = Jumlah varians semua item Si = S1 + S2 + S3…..Sn = Varians item ke-1,2,3…..n Langkah 3: Menghitung varians total dengan rumus:

Keterangan:

St = Varians total

= Jumlah kuadrat X total = Jumlah total X dikuadratkan

= Jumlah responden

Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus:


(38)

Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Nilai reliabilitas yang didapatkan dari hasil perhitungan uji reliabilitas (r11), kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment, dengan derajat kebebasan (dk) = n - 1 dan signifikansi sebesar 5%. Jadi untuk variabel X, (dk) = 17 – 1 = 16 dengan signifikansi sebesar 5% dapat diperoleh nilai rtabel yaitu 0,602 dan untuk variabel Y, (dk) = 17 – 1 = 16 dengan signifikansi sebesar 5% dapat diperoleh nilai rtabel yaitu 0,602. Adapun keputusan untuk membandingkan r11 dengan rtabel adalah sebagai berikut: jika r11 > rtabel berarti reliabel dan jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel.

Berdasarkan perhitungan uji coba reliabilitas dengan menggunakan langkah-langkah di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Distribusi Data Kesimpulan

r11 rtabel

Variabel X

(Manajemen Fasilitas) 0,780 0,602 Reliabel Variabel Y

(Mutu Layanan Diklat) 0,875 0,602 Reliabel

G.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Tahap penemuan masalah, dalam tahap ini peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu untuk menemukan masalah-masalah yang ada di lembaga, sehingga peneliti mendapatkan masalah penelitian yang akan dikaji.


(39)

2. Tahap penentuan variabel dan sumber data, pada tahap ini peneliti menentukan variabel X dan Y yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dan data yang diperoleh.

3. Tahap mambuat kerangka pemikiran, peneliti membuat kerangka pemikiran untuk mempermudah dalam menyusun penelitian karena dapat dijadikan tuntunan oleh peneliti dalam melaksanakan proses penelitian.

4. Tahap perumusan hipotesis, dalam merumuskan hipotesis peneliti mengacu pada rumusan masalah yang telah ditentukan untuk dapat memperoleh rumusan hipotesis.

5. Tahap pemilihan metode dan pendekatan, pada tahap ini peneliti memilih metode dan pendekatan penelitian yang sesuai untuk memecahkan masalah penelitian.

6. Tahap penyusunan instrumen dan uji validitas instrumen, pada tahap ini peneliti membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator dari variabel kemudian melakukan uji validitas atau hasil uji angket.

7. Tahap pengolahan data, setelah melakukan beberapa tahapan sebelumnya pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh untuk diolah. 8. Tahap analisis data, setelah data terkumpul peneliti melakukan analisis data

sehingga peneliti dapat memperoleh hasil penelitian.

9. Tahap kesimpulan, pada tahap ini peneliti membuat hasil kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.

H.Analisis Data

Analisis data dimulai dengan menelaan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (responden) yang ditetapkan sebelumnya. Analisis data merupakan proses penyederhanaan dadta ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpertasikan. Analisis data bertujuan untuk menjawab tujuan/pertanyaan/hipotesis penelitian.

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 207) menerangkan bahwa analisis data sebagai berikut:

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jeni reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari


(40)

seluruh responden, menyaikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data menggunakan perhitungan statistik. Adapun dalam proses perhitungan dan pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak dari bantuan SPSS Statistics versi 22.0 for Windows dan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Berdasarkan paparan diatas, maka pengolah data harus dilakukan langkah-langkah secara sistematik, adapun langkah-langkah-langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Langkah ini yang dilakukan peneliti yaitu memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden di lapangan. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.

2. Klasifikasi Data

Setelah langkah seleksi angket, kemudian langkah selanjutnya peneliti mengklasifikasikan data berdasarkan variabel penelitian untuk variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunaka skala likert.

3. Pengelolaan Data

a. Perhitungan Dengan Menggunakan Teknik Weight Mean Score (WMS)

Teknik Weight Means Score (WMS) digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kecenderungan rata-rata dari masing-masing variabel penelitian. Perhitungan WMS dilakukan untuk mengetahui kedudukan setiap indikator atau item.

Adapun rumus dari Weight Means Score (WMS) menurut Sudjana, (2005, hlm.67) yaitu sebagai berikut:


(41)

Keterangan:

= Rata-rata skor responden

= Jumlah Skor dari jawaban responden = Jumlah Responden

Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:

1) Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunkan skala Likert.

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih.

3) Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:

Tabel 3.6

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00

Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah

Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Cukup Sesuai (CS) Kurang Sesuai (KS) Tidak Sesuai (TS)

Sangat Memuaskan (SM) Memuaskan (M) Cukup Memuaskan (CM) Kurang Memuaskan (KM)

Tidak Memuaskan (TM)

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku


(42)

Kegunaan angka baku antara lain untuk mengamati perubahan nilai kenaikan, nilai penurunan variabel atau suatu gejala yang ada dari

meannya dan untuk menaikan (mengubah) data ordinal menjadi data interval dengan jalan mengubah skor mentah menjadi skor baku.

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel penelitian, dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Riduwan (2006, hlm. 155)

Keterangan: Ti = Skor Baku X = Skor Mentah

= rata-rata

s = standar deviasi (simpangan baku)

Namun untuk mempermudah pengolahan data dalam mengubah skor metah menjadi skor baku digunakan aplikasi Microsoft Excel ver.2007.

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan sebagai syarat untuk menentukan apakah data yang akan kita teliti bersifat homogenitas atau tidak. Jika data yang dimiliki bersifat homogeny maka analisis perhitungan statistic dapat dilanjutkan. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer yaitu Microsoft Excell 2007.

Menurut Akdon (2008, hlm. 167) adapun langkah-langka yang dilakukan dalam pengujian homogenitas data ini, yaitu sebagai berikut : 1) Mencari nilai varians terbesar dan terkecil dengan rumus

2) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus : dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar)


(43)

Taraf signifikasi (α) = 0,05 kemudian dibandingkan dengan Ftabel Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti data tidak homogen

Jika Fhitung ≤ Ftabel, berarti data homogeny

d. Uji Mann Whitney

Teknik pengujian Mann whitney atau yang disebut dengan U-test

digunakan untuk menguji dua kelompok independen atau saling bebas yang ditarik dari satu populasi. Menurut Sugiyono&Eri (2002, hlm. 125)

menyatakan bahwa, “Uji Mann Whitney ini digunakan sebagai alternatif lain dari uji T parametik bila anggapan yan diperlukan bagi Uji T tidak

dijumpai.”

Adapun dalam perhitungan analisis pengujian Mann Whitney dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer dengan program

SPSS 17.0. Dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Mengajukan hipotesis, yaitu

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi mengenai manajemen fasilitas antara pengelola fasilitas dan peserta diklat.

Ha : Ada perbedaan persepsi mengenai manajemen fasilitas antara pengelola fasilitas dan peserta diklat.

2) Pengambilan keputusan

Dengan menetapkan nilai signifikasi sebesar α = 0,05 maka

a) Jika, nilai signifikasi yang diperoleh ≥ α = maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan persepsi mengenai fasilitas antara pengelola fasilitas dan peserta diklat.

b) Jika signifikasi yang diperoleh ≤ α, maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan persepsi mengenai manajemen fasilitas antar pengelola fasilitas dan peserta.

Sebagimana yang dikemukakan oleh Sugiyono&Eri bahwa,

“…apabila signifikasi dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”


(44)

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau non parametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu menggunakan rumus Chi Kuadrat ( ) sebagai berikut:

Keterangan:

= Kuadrat Chi yang dicari = Frekuensi hasil penelitian = Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1) Mencari skor terbesar dan terkecil

2) Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR)

3) Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess.

4) Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (BK)

5) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui.


(45)

7) Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a) Menentukan batas kelas, yaitu angka kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

c) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi batas baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berada pada baris paling tengah ditambah dengan angka pada baris berikutnya.

e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

9) Mencari chi kuadrat

10) Membandingkan dengan untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: a) Jika ≥ , artinya Distribusi Data Tidak Normal b) Jika ≤ , artinya Data Berdistribusi Normal


(46)

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran data normal, maka a kan digunakan teknik statistic parametrik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan digunakan teknik non parametrik. Dalam penelitian ini untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistics versi 22.0 for Windows dengan rumus One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Berikut langkah-langkah dalam menghitung uji normalitas menggunakan SPSS Statistics versi 22.0 for Windows sebagai berikut: 1) Buka program SPSS

2) Masukkan data mentah Variabel X dan Y pada data variabel

3) Klik Variabel View. Pada variabel view, kolom name pada baris pertama diisi dengan Variabel X dan baris kedua dengan Variabel Y, kolom decimal = 0, kolom tabel diisi dengan nama masing-masing variabel, selebihnya biarkan seperti itu

4) Klik Analyze, sorot pada Nonparametric Test, kemudian klik 1-Sample K-S

5) Sorot Variabel X pada kotak Test Variabel List dengan mengklik tanda panah

6) Klik Option, kemudian pilih descriptive pada Statistic dan Exclude cases test by test, continue

7) Klik normal Distribution lalu OK (lakukan kembali untuk menghitung uji normalitas variabel Y).

f.Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah pada tahap pengolahan data selesai, kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis penelitian untuk menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, adapun hal-hal yang dilakukan dengan menganalisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut:

1) Analisis Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (Manajemen Fasilitas) dan variabel Y


(47)

(Mutu Layanan Diklat). Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik, yaitu teknik korelasi product moment. Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang normal. Adapun rumus untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y menurut Akdon (2008, hlm. 188) dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi = jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y = jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

Kepuasan Kerja dengan Komitmen Kerja Pegawai.

Ha = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kepuasan Kerja dengan Komitmen Kerja Pegawai

Dalam perhitungan tersebut, rxy merupakan hasil koefisien korelasi dari variabel X dan Y. Kemudia rxy hitung dibandingkan dengan


(48)

maka Ha diterima, tetapi apabila rxy hitung < rxy tabel maka Ho diterima. Agar dapat memberikan interpretasi terhadap kuat atau tidak kuatnya hubungan, maka dapat digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.7

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sugiyono (2013, hlm.257)

Adapun langkah-langkah mencari koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS, Sururi dan Nugraha (2007, hlm.33-34) sebagai berikut:

1) Buka program SPSS, destinasikan variabel view dan definisikan dengan mengisi kolom-kolom berikut:

a) Kolom Name pada baris pertama diisi dengan variabel X dan baris kedua dengan Variabel Y

b) Kolom Type diisi dengan Numeric

c) Kolom Width diisi dengan 8 d) Kolom Decimal = 0

e) Klom label diisi untuk baris pertama Variabel X dan baris kedua Variabel Y

f) Kolom Value dan Missing diisi dengan None

g) Kolom Coloumns diisi dengan 8 h) Kolom Align pilih Center

i) Kolom Measure pilih Scale

2) Aktifkan Data View kemudian masukkan data baku variabel X dan Y


(49)

4) Sorot Variabel X dan Y, lalu pindahkann ke kotak variabel dengan cara mengklik tanda panah

5) Tandai pilihan pada kotak Pearson

6) Klik Option dan tandai pada kotak pilihan Mean dan Standar Deviation. Klik Continue

7) Klik OK

2) Analisis Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Riduwan (2013, hlm. 139) sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Nilai koefisien determinasi r = Nilai koefisien korelasi

Adapun dengan cara menggunakan program SPSS, yang dikemukakan oleh Riduwan dan Sunarto (2011, hlm.294-299), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

2) Aktifkan Data View, masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear

4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak

dependen

5) Klik Statistic, lalu centang Estimates, Imodel fit, R square, Descriptive, klik Continue

6) Klik Plots, masukan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu Next

7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X 8) Pilih Histogram dan Normal Probability Plot, klik Continue


(50)

9) Klik Save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan

Prediction Intervals klik Mean dan Individu, lalu Continue

10) Klik Options, pastikan bahwa taksiran Probability 0,05 lalu klik

Continue dan OK.

3) Analisis Signifkansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm. 188) berikut:

Keterangan : = Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah Responden

Kemudian membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:

1. Jika ≥ , maka Ho ditolak artinya signifikan

2. Jika ≤ , maka Ho diterima artinya tidak signifikan.

4) Analisis Regresi

Analisis regresi ini berfungsi untuk menentukan hubungan sebab akibat antara variabel X (Manajemen Fasilitas) dengan variabel Y (Mutu Layanan Diklat). Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel penelitian. Berikut rumus yang


(51)

digunakan untuk menghitung analisis regresi menurut Riduwan (2006, hlm. 244):

Keterangan:

: (Baca: Y topi), Subjek variabel terikat a : Nilai konstanta harga Y jika X = 0 b : Nilai arah sebagai penentu prediksi

X :Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan Adapun langkah-langkah untuk melakukan analisis regresi dengan data linier dengan menggunakan program SPSS, dalam Riduwan dan Sunarto (2011, hlm.294-299) sebagai berikut:

a) Buka program SPSS

b) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y c) Klik Analyze, pilih regression, klik linear

d) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak

dependen

e) Klik statistic, lalu centang estimates, model fit, R square, descriptive, klik continue

f) Klik plots, masukan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu Next

g) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X h) Pilih Histogram dan Normal Probability Plot, Klik Continue

i) Klik Save pada predicted value, pilih unstandarized dan prediction intervals klik mean dan individu, lalu continue

j) Klik options, pastikan bahwa taksiran Probability 0.05 lalu klik


(52)

A. Kesimpulan

Secara garis besar penelitian ini dapat menjawab seluruh masalah yang telah dirumuskan dari hipotesis yang telah diajukan. Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan temuan-temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV, setelah dianalisis secara teori ilmiah dan perhitungan statistika yang relevan, maka penulis mengajukan kesimpulan sebagai berikut:

1. Manajemen fasilitas pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung termasuk dalam kategori baik. hal ini didasarkan atas hasil analisis yang menunjukkan skor rata-rata 3,76. Hal ini berarti pengelola fasilitas telah menjalankan kegiatan manajemen fasilitas dengan baik dalam memberikan mutu layanan diklat. Hal ini dapat dilihat secara menyeluruh dari kegiatan manajemen fasilitas yang dilakukan, mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan.

a. Perencanaan Fasilitas

Perencanaan fasilitas yang dilakukan pengelola dalam upaya meningkatkan mutu layanan diklat sudah dilaksanakan dengan baik. Perencanaan fasilitas dimulai dari kesesuaian dalam penetapan jumlah dan jenis fasilitas kebutuhan diklat yang dilakukan pengelola, kesesuaian penentuan skala prioritas dengan tingkat kebutuhan diklat serta kesesuaian dalam penetapan anggaran pengadaan fasilitas dengan keuangan lembaga.

b. Pengadaan Fasilitas

Pengadaan fasilitas yang dilakukan pengelola dalam upaya meningkatkan mutu layanan diklat sudah dilaksanakan dengan baik. Pengelola fasilitas telah menyediakan fasilitas untuk menunjang


(1)

108

Bella Karlina, 2015

PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS TERHADAP MUTU LAYANAN DIKLAT DI PUSAT

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI (PPPPTK BMTI) BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis anggaranan. Karena jika terjadi kegagalan pada tahap melakukan perencanaan akan berdampak pada pemborosan.

b. Pengadaan Fasilitas

Dalam pengadaan fasilitas diklat perlu disesuaikan dengan jenis dan jumlah kubutuhan, serta memperhatikan dari segi kulitas fasilitas. Agar, fasilitas yang sudah ada tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. c. Penggunaan Fasilitas

Dalam penggunaan fasilitas perlu memperhatikan prinsip efektivitas dan efisiensi, agar pemakaian perlengkapan fasilitas dapat digunakan secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis atau rusak dan dapat terjaga dengan baik.

d. Pemeliharaan Fasilitas

Dengan upaya pemeliharaan fasilitas akan membuat keadaan fasilitas dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan dalam pembelajaran dan meminimalisir kerusakan sehingga kondisi barang tetap terjaga. Pemeliharaan pada fasilitas pun dapat menjamin keselamatan bagi yang menggunakan fasilitas tersebut.

e. Penghapusan Fasilitas

Dengan melakukan penghapusan fasilitas dapat mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi serta membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi.

2. Diketahui manajemen fasilitas memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap mutu layanan diklat. Maka semakin baik manajemen fasilitas yang dikelola maka semakin baik pula mutu layanan diklat yang diberikan.


(2)

Bella Karlina, 2015

PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS TERHADAP MUTU LAYANAN DIKLAT DI PUSAT

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI (PPPPTK BMTI) BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis dan temuan yang diperoleh penulis saat sebelum

dan sesudah melakukan penelitian mengenai “manajemen fasilitas dan mutu layanan diklat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung”. Terdapat beberapa rekomendasi yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kemajuan lembaga. Rekomendasi tersebut diantaranya: 1. Berkaitan Manajemen Fasilitas

a. Perencanaan Fasilitas

Perencanaan fasilitas di lembaga sudah dilaksanakan pengelola manajemen fasilitas dengan baik. Hal tersebut sudah sesuai dengan prosedur perencanaan fasilitas. Maka dari itu, pengelola perlu mempertahankan kegiatan perencanaan fasilitas kebutuhan diklat ini dengan baik, agar tidak terjadi pemborosan serta dapat memenuhi kebutuhan diklat.

b. Pengadaan Fasilitas

Pengadaan fasilitas di lembaga sudah dilaksanakan pengelola manajemen fasilitas dengan baik. Hal tersebut sudah sesuai dengan prosedur pengadaan fasilitas. Maka dari itu, pengelola perlu mempertahankan maupun meningkatkan proses pengadaan fasilitas kebutuhan diklat, menyediakan fasilitas yang memadai sebagai upaya meningkatkan mutu layanan diklat.

c. Penggunaan Fasilitas

Penggunaan fasilitas dilembaga sudah dilaksanakan pengelola manajemen fasilitas dengan baik. Hal tersebut sudah sesuai dengan prosedur penggunaan fasilitas. Hanya sedikit masukan dari peneliti, yaitu pengelola menyediakan alat keselamatan sebagai perlengkapan penting ketika peserta melakukan praktek dibengkel.

d. Pemeliharaan Fasilitas

Pemeliharaan fasilitas dilembaga sudah dilaksanakan pengelola manajemen fasilitas dengan baik. Hal tersebut sudah sesuai dengan


(3)

110

Bella Karlina, 2015

PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS TERHADAP MUTU LAYANAN DIKLAT DI PUSAT

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI (PPPPTK BMTI) BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prosedur pemeliharaan fasilitas. Hanya sedikit masukan dari peneliti, bahwa dalam melakukan pemeliharaan fasilitas tidak hanya diserahkan pada petugas yang menanganinya saja tetapi sumbangsih semua warga di lembaga juga diperlukan agar pemeliharaan dapat terealisasikan dengan baik demi kelangsungan proses pendidikan dan pelatihan di lembaga. Hal tersebut dapat didukung dengan dibuatnya aturan-aturan dalam menjaga fasilitas di lingkungan lembaga.

e. Penghapusan Fasilitas

Penghapusan fasilitas dilembaga sudah dilaksanakan pengelola manajemen fasilitas dengan baik. Hal tersebut sudah sesuai dengan prosedur penghapusan fasilitas.

2. Berkaitan dengan penelitian selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian menggunakan variabel yang berbeda. Seperti diketahui bahwa mutu layanan diklat dipengaruhi manajemen fasilitas sebesar 23,61% dan sisanya 76,39% dipengaruhi faktor lain. Sehingga untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel lainnya yang dapat mempengaruhi mutu layanan diklat. Adapun dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar penelitian yang dilakukan lebih baik lagi.


(4)

111

Bella Karlina, 2015

PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS TERHADAP MUTU LAYANAN DIKLAT DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI (PPPPTK BMTI) BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewi Ruchi.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Bafadal, Ibrahim. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah:Teori dan Aplikasinya (Cetakan Ketiga). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Febriani, Bella Rizki. (2013). Pengaruh Efektivitas Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan dan Pelatihan Di PPPPTK TK dan PLB Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Dahlan, Alwi, dkk. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Daryanto, H.M. (2006). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dwiyanto, Agus. (2005). Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan. Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fachruddin, Imam. (2009). Desain Penelitian. Malang.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kotler, Philip. (2006). Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks.

Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran JasaI. Jakarta: Salemba Empat. Mangkunegara, A., P., (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan.


(5)

112

Bella Karlina, 2015

PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS TERHADAP MUTU LAYANAN DIKLAT DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI (PPPPTK BMTI) BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2003). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63. Jakarta.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2004). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63. Jakarta.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2005). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 66. Jakarta.

Minarti, Sri. (2011). Manajemen Sekolah (cetakan kesatu). Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Mukhyi, Moh. Abdul dan Hadir, H. (1995). Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gunadarma.

Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media Group.

Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution. (2009). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Ratinto & Winarsih, Septi. (2010). Manajemen Pelayanan (Cetakan VII). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. (2005). Manajemen Pelayanan.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Riduwan. (2006). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Riduwan, dkk. (2013). Cara Mudah Belajar SPSS Versi 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Siagian. (2010). Manfaat Pendidikan dan Pelatihan (dalam Ewintri. Tersedia online: lhttp://masimamgun.blogspot.com/2010/04/pendidikan-dan-pelatihan-sumber-daya.html) 15 maret 2015

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Bella Karlina, 2015

PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS TERHADAP MUTU LAYANAN DIKLAT DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI (PPPPTK BMTI) BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono & Eri W. (2002). Statistika Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryadi. (2009). Manajemen Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.

Sururi & Nugraha. S. (2007). Belajar SPSS For Windows Untuk Mengelola Data Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi.

Suryabrata, Sumadi. (2009). Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sutopo dan Suryanto, A. 2006. Pelayanan Prima. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia.

Tim dosen jurusan administrasi pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.

Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Tjiptono, Fandy dan Chandra. (2011). Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Wahyuningrum. (2004). Buku Ajaran Manajemen Fasilitas Pendidikan. [Online]. Diakses dari staff.uny.ac.id/sites/default/files/BAB%20Manaj%20Fasilitas.pdf 15 maret 2015

Zainuri (2009). Administrasi dan Pelayanan, [Online]. Diakses dari http://administrasidanmanajemen.blogspot.co.id/2009/01/pengertian-tujuan-dan-manfaat-pelayanan.html15 maret 2015