Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tayangan Sinetron Ustad Fotocopy Terhadap Perilaku Sosial Ibu Rumah Tangga T1 362009019 BAB I

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Perkembangannya melampaui media-media massa lain, seperti media
cetak koran, majalah, dan buku. Televisi pada saat ini telah menjadi salah satu
prasyarat yang “harus” berada ditengah-tengah kita. Sebuah rumah, baru dikatakan
lengkap jika ada pesawat televisi didalamnya, dan hal ini tidak hanya berlaku pada
masyarakat kota yang relatif kaya, melainkan telah merambah kepelosok-pelosok
desa, dirumah-rumah hunian liar, dipinggir-pinggir sungai kota, ataupun dibawah
jembatan layang (Wirodono, 2006: viii).
Televisi telah menghadirkan berbagai bentuk acara ditengah-tengah
masyarakat. Mulai dari tayangan sinetron, film, komedi situasi (sitcom), talkshow,
tayangan berita, infotainment, reality show, kuis, iklan, program olahraga, dan lainlain.Dengan majunya perkembangan televisi di Indonesia maka semakin marak pula
acara-acara yang menarik untuk dinikmati pemirsanya.
Televisi sebagai produk teknologi maju, berkembang pesat sejalan dengan
perkembangan zaman. Televisi itu sendiri telah banyak menyentuh kepentingan
masyarakat dunia. Siaran-siaran yang ditampilkan menyebabkan banyak perubahan
dalam masyarakat, karena televisi memiliki sifat medium, yaitu pesan yang
disampaikan mempunyai daya rangsang yang cukup tinggi. Televisi merupakan salah

satu saluran media massa, karena televisi mempunyai fungsi sebagai alat edukatif,
persuasif, motivatif yang mudah dan dapat dipahami (J.B. Wahyudi 1996 : 207).
Semaraknya acara televisi yang disiarkan bagi masyarakat ditandai dengan
munculnya televisi-televisi swasta di Indonesia. Hal ini sesuai dengan langkah yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia yang memberi izin pendirian stasiun televisi
yang murni komersial dan dimiliki swasta. Stasiun-stasiun televisi itu adalah RCTI,
SCTV, MNC TV, ANTV, INDOSIAR, TRANS CORPORATION dan METRO TV.
1

Kedelapan stasiun swasta itu berlomba-lomba untuk menarik perhatian penonton.
Seorang pakar komunikasi massa, George Gerbner memandang televisi sebagai
kekuatan dominan dalam membentuk masyarakat modern. Gerbner meyakini
kekuatan televisi berasal dari simbol-simbol yang ditampilkan dalam drama
kehidupan setiap harinya. Bahkan Gerbner mengilustrasikan orang-orang yang
menonton televisi saat ini sama seperti ketika mereka mendengar khotbah-khotbah
keagamaan.1
Salah satu acara yang banyak menjadi pilihan stasiun televisi untuk
ditayangkan adalah tayangan sinetron. Dalam realitanya dapat diamati bahwa banyak
sekali stasiun televisi yang menayangkan sinetron untuk menarik perhatian audiens.
Sinetron yang sedang ditayangkan sekarang ini antara lain Putri Yang Tertukar ,

Tukang Bubur Naik Haji, Yang Masih Dibawah Umur ditayangkan oleh

RCTI,Tendangan Si Madun Season 2 ditayangkanoleh MNC TV, Love in Paris dan
Ustad Fotocopy ditayangkan oleh SCTV.

Dari antara sinetron tersebut, penulis mengamati bahwa sinetron Ustad
Fotocopy menggambarkan potret sosial yang sering terjadi di masyarakat dengan alur

ceritanya relatif ringan dandibumbui komedi. Sinetron ini membawa pesantentang
ajaran agama yang positif bagi penontonnya. Sinetron Ustad Fotocopy mengisahkan
seorang pemuda bernama Safi'i. Setelah beberapa tahun menghilang dari
kampung halamannya, Safi'i muncul kembali dan mendadak dipanggil ustad. Bukan
tanpa alasan, kehadiran Safi'i dianggap fenomenal lantaran doa yang diucapkannya
begitu mustajab. Namun tidak ada yang mengetahui kalau Safi'i sebenarnya buronan
polisi. Safi'i yang mempunyai nama asli Mat Angin secara tiba-tiba fasih berbicara
tentang agama. Rupanya pria itu nyasar masuk pesantren sehingga di sanalah dia
belajar ilmu agama. Di kampung, Safi'i tinggal bersama ibundanya yang bernama
Juleha. Berkat doa mustajabnya itu Safi"i banyak didatangi orang untuk meminta
1


(http://www.winkplace.com/2011/03/sinetron-sebagai-media-massa.html).

2

pertolongan dan nasihat. Kehadiran Safi'i ternyata di satu sisi dianggap sebagai rival
oleh seorang ustad yang bernama Ustad Makmur. Karena itulah Ustad Makmur yang
kesal mencoba mempengaruhi warga kampung untuk tidak mengakui Safi'i sebagai
ustad. Tidak tanggung-tanggung, Ustad Makmur menjuluki Safi'i sebagai Ustaz
Fotocopy.
Episode perdana Ustad Fotocopy yang dibintangi Ramzi paling menyita
perhatian dibandingkan sinetron baru lainnya. Sinetron produksi Screenplay ini
langsung melesat ke peringkat 7 dengan TVR 3,4 dan share 14,2. SCTV cukup jeli
memasang sinetron bertema mirip Tukang Bubur Naik Haji The Seriessatu jam
sebelum jam tayang sinetron Ustad Fotocopy,sehingga penggemar genre drama
komedi religi tidak bingung dalam menentukan pilihan. Sementara dari 3 judul baru
Indosiar, Hikayat Ali Baba paling baik, meski belum bisa menembus 10 besar.
Sinetron yang dibintangi Hengky Kurniawan, Chacha Frederica, dan Afifa Syahira ini
mengisi jam tayang Tutur Tinular versi 2011, dan berhasil menempati posisi 13
dengan TVR 2,6 dan share 11,2; masih dibawah sinetron Ustad Fotocopy.
Sinetron yang ditayangkan berbarengan dengan Ustad Fotocopyadalah Jalan

Ke Surga yang ditayang di Indosiar. Keduanya diproduksi oleh Screenplay dan sama-

sama mengusung tema religi. Bedanya, unsur drama Jalan Ke Surga lebih kuat dan
dibintangi idola remaja berwajah rupawan seperti Boy Hamzah, Rizky Alatas,
Natasha Rizki, dan Herfiza Novianti.Meskipun begitu, Jalan Ke Surga hanya
menempati posisi 28 dengan TVR 1,9 dan share 7,8
Si Abay Anak Ajaib yang tayang pukul 18.00 WIB menempati posisi 53

dengan TVR 1,3 dan share 66. Sinetron yang dibintangi Jill Gladys dan Adi Bing
Slamet ini belum mampu mematahkan dominasi Tendangan Si Madun Season 2
(MNCTV) dan Putri Bidadari (RCTI) yang lebih dulu mencuri hati penonton anak
dan stabil di 10 besar. Sinteron Putih Abu-abu yang yang jam tayangnya dimajukan
pada pukul 17.30 WIB, ada di posisi 14 dengan TVR 2,4 dan share 13,3. Jumlah

3

penontonnya memang turun, mengingat ia tak lagi menghuni slot super primetime
namun sharenya terbilang stabil.2
Keberadaan sebuah sinetron biasanya ditentukan oleh rating. Bila ratingnya
naik, maka episodenya bisa diperpanjang, dibuat berseri, atau jam tayangnya

ditambah. Rating juga berdampak terhadap meningkatnya iklan. Oleh sebab itu rating
selalu dipakai sebagai tolok ukur kesuksesan sebuah sinetron. Maka tidak heran bila
acara di televisi saat ini seperti wabah. Bila yang sedang popular adalah sinetron
religi, maka hampir semua stasiun televisi berlomba-lomba menghadirkan sinetron
religi terbaiknya untuk mendapatkan untung sebanyak-banyaknya.3
Sinetron Ustad Fotocopy merupakan sinetron religi yang dikemas secara
komedi. Sinetron komedi hadir sebagai hiburan dan tayangan santai yang diharapkan
dapat membuat orang tertawa. Adegan yang ditampilkan bersifat konyol dan
ceritanya selalu dekat dengan kehidupan masyarakat. Komedi juga dipahami sebagai
sandiwara yang secara lucu mengungkapkan cacat dan kelemahan sifat manusia
sehingga penonton bisa lebih menghayati kenyataan kehidupan (Suwardi, 2006: 27).
Alur cerita yang ada dalam sinetron komedi biasanya tidak jauh berbeda dengan alur
cerita drama ataupun melodrama. Dari babak awal berupa pembangunan kisah (set
up), dilanjutkan konflik di babak tengah, dan diakhiri babak akhir berupa

penyelesaian kisah atau resolution (Suwardi, 2006: 28).
Seperti yang kita ketahui dan bisa diamati dalam kehidupan sehari-hari,
masyarakat Jawa umumnya berusaha menghindari konflik frontal dan lebih menyukai
dan menikmati hal-hal yang bersifat santai, menghibur dan pesan disampaikan tidak
secara langsung dan formal. Jadi menurut penulis, dalam sinetron Ustad Fotocopy,

pesan-pesan agamadisampaikan secara tidak langsung dan dalam bentuk sindiran atau
2

(http://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/ulasan/57792-bagaimana-performa-

4-sinetron-yang-semalam-tayang-perdana.html).
3

(http://www.winkplace.com/2011/03/sinetron-sebagai-media-massa.html).

4

lelucon. Sehingga tayangan sinetron Ustad Fotocopy dapat menjadi tayangan yang
menarik dan banyak disukai masyarakat khususnya masyarakat Jawa.
Sinetron Ustad Fotocopy terlihat menarik, karena suasana yang khas
Indonesia dengan adegan yang tak berlebihan layaknya realita kehidupan masyarakat
Indonesia, unsur-unsur komedi yang fresh, dialog yang mengandung unsur sastra
yang sederhana tapi mengena dengan berbagai dialog yang mengandung kritik sosial.
Dari segi pemeranan khususnya peran antagonis, tidak ada yang menonjol dalam hal
siapa si baik dan si jahat karena semua tokoh melakukan hal yang baik dan yang salah

secara bergantian, tidak ada tokoh yang baik seperti malaikat namun selalu ditindas
tanpa perlawanan layaknya sinetron masa kini lainnya, dan tidak ada pula si jahat
yang digambarkan layaknya iblis. Dari segi cerita pun sepertinya komplit, ada kasus
yang ditujukan untuk mengkritisi dunia sosial Indonesia baik dari kalangan bawah
maupun atas, nilai-nilai agama yang mendidik, persahabatan, kekeluargaan, hingga
drama cinta yang rumit.
Dapat dipahami bahwa sinetron yang dikemas secara komedi dalam Ustad
Fotocopy,yang isi ceritanya mengandung pesan-pesan keagamanan, kisah percintaan

dan realita kehidupan bermasyarakat yang mencerminkan perilaku manusia yang baik
dan jahat dalam kehidupan sehari-hari, akan memberi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat Jawa yang menontontayangan sinteron tersebut.Menurut penulis, dengan
penyampaian pesan yang dikemas dalam bentuk komedi maka masyarakat Jawa akan
lebih mudah menerima pesan yang disampaikan dalam sinetron Ustad Fotocopy dan
bisa berpengaruh terhadap perilaku sosial bagi mereka. Terutama kepada ibu-ibu
rumah tangga yang cenderung menonton tayangan sinteron secara terus menerus di
waktu luangnya di rumah. Sebab selain bersifat menghibur sinetron Ustad
Fotocopyjuga memberikan perenungan tentang identitas perempuan dalam realitas

kehidupan. Seperti juga yang dikatakan dramawan Rendra, komedi bukanlah hanya

sekedar lawakan kosong, komedi harus mampu membukakan mata penonton kepada
kenyataan kehidupan sehari-hari yang lebih dalam (Suwardi, 2006: 58). Oleh karena
itu penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai bagaimana pengaruh
5

tayangan sinetron Ustad Fotocopy terhadap perilaku sosial ibu rumah tangga di
Kelurahan Purwoharjo Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang.

1.2. Rumusan Masalah

 Bagaimana pengaruh menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy
terhadap perilaku sosial ibu rumah tangga?

1.3. Tujuan Penelitian

 Untuk menjelaskan pengaruh menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy
terhadap perilaku sosial ibu rumah tangga di Kelurahan Purwoharjo
Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuandalam bidang ilmu
komunikasi,khususnya tentang

pengaruh tayangan televisi sebagai media

komunikasi satu arah terhadap perilaku sosial ibu rumah tangga.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihakpihak yang membutuhkan pengetahuan dalam membuat kebijakan-kebijakan
yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

6

1.5.BATASAN PENELITIAN
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan
mengambang maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang
lebih spesifik dan jelas.
Sebagaimana telah cukup tergambar dalam persoalan dan tujuan penelitian
bahwa penelitian ini difokuskan pada pengaruh menonton tayangan sinetron Ustad
Fotocopy terhadap perilaku ibu rumah tangga, maka jelas bahwa perhatian peneliti


dibatasi pada pengaruh menonton tayangan sinetron tersebut saja, tidak pada
tayangan sinteron yang lain. Kecuali itu, pembatasan masalah yang lainnya adalah :
1. Pengaruh menonton terhadap perilaku dibatasi terhadap perilaku sosial saja,
tidak terhadap perilaku individual.
2. Sampel (responden) dalam penelitian ini dibatasi pada ibu-ibu rumah tangga
yang menonton sinetron Ustad Fotocopyyang pernah menonton tayangan
sinetron Ustad Fotocopy 2 kali dalam seminggu.
3. Ibu rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perempuan yang
sudah menikah di Kelurahan Purwoharjo Kecamatan Comal Kabupaten
Pemalang.

7