Keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan pada siswa Sekolah Dasar Negeri Se Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KETERLAKSANAAN PERANAN GURU KELAS DALAM
LAYANAN RAGAM BIMBINGAN PADA SISWA
SEKOLAH DASAR NEGERI
SE-KECAMATAN PEDAN, KLATEN, JAWA TENGAH
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM
BIMBINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Aldian Putranto Hadi
091114068

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan adalah sistem komprehensif yang meliputi fungsi,
pelayanan,

dan program di

sekolah

yang didesain untuk membantu

perkembangan pribadi dan kompetensi psikologis peserta didik. Pada konsep
pendidikan, bimbingan tersebut merupakan serangkaian perencanaan pengalaman
bagi peserta didik yang didesain untuk meningkatkan perkembangan dan
outcome pendidikan, sedangkan ditinjau dari pelayanan pendidikan, bimbingan
seperti halnya kurikulum pengajaran, konsisten dengan fungsi utamanya yaitu
memfasilitasi peserta didik mencapai kematangan perkembangan (kedewasaan)

dan outcome pendidikan. Oleh karena itu bimbingan menjadi bidang layanan
khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh
tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut (Aubrey, 1979).
Layanan bimbingan merupakan tanggung jawab personil sekolah yakni
guru BK, guru mata pelajaran atau kelas dan kepala sekolah. Masing-masing
personil sekolah memiliki peran dalam keterlibatan pada proses bimbingan di
sekolah (Pietrofesa,et.al.,1980). Peran guru BK dalam layanan bimbingan di
Sekolah Dasar yaitu; (a) merencanakan program bimbingan, (b) melaksanakan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

segenap program satuan layanan bimbingan, (c) melaksanakan segenap program

satuan kegiatan pendukung bimbingan, (d) menilai program dan hasil
pelaksanaan

satuan

layanan

dan

kegiatan

pendukung

bimbingan,

(e)

melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan, (f) mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan
kegiatan


pendukung

bimbingan

yang

dilaksanakannya,

(g)

mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan
secara menyeluruh kepada Kepala Sekolah.
Selanjutnya, Prayitno dkk (2004) menguraikan peran, tugas dan
tanggung jawab guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan yaitu; (a)
membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada peserta didik, (b)
membantu guru pembimbing mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan
layanan bimbingan, (c) serta pengumpulan data tentang peserta didik tersebut, (d)
mengalih tangankan peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan
kepada guru pembimbing, (e) membantu mengembangkan suasana kelas, (f)
membantu kesulitan atau masalah pada peserta didik ketika berada di dalam
proses kegiatan belajar mengajar di kelas, (g) hubungan guru-peserta didik dan
hubungan peserta didik yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan,
(h) membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan serta upaya tindak lanjutnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Kepala

Sekolah

berperan

sebagai

Administrator,

dan

bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah,
khususnya program layanan bimbingan di sekolah yang dipimpinnya. Karena
posisinya yang sentral, kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh
dalam pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan dan di sekolahnya.
Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan
program-program penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan layanan
bimbingan dan konseling. Ia membantu mengembangkan kebijakan dan
prosedur-prosedur bagi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolahnya.
Di sisi lain, tidak semua sekolah memiliki tenaga guru BK. Di
Indonesia sendiri saat ini layanan bimbingan di Sekolah Dasar merupakan
tanggung jawab guru dan wali kelas (guru kelas), karena minimnya personil
profesional ke-BKan yang diangkat dan ditugaskan disekolah dasar. Di sisi lain,
guru kelas juga memiliki tugas seperti yang disebutkan dalam Permendiknas No.
17 Th 2007 yaitu membimbing peserta didik sehingga menjadi manusia
berpotensi dan mengaktualisasikan potensi kemanusiaanya secara optimum.
Oleh sebab itu, seperti yang diungkapkan Furqon (2005), bahwa guru
kelas mempunyai fungsi peranan dan kedudukan pokok di dalam keseluruhan
proses pendidikan terutama dalam pendidikan di sekolah. Peranan pokok tersebut
akan

makin

tampak,

kalau

dikaitkan

dengan

kebijaksanaan

program

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

pembangunan dan pendidikan dewasa ini, yaitu yang berkenaan dengan mutu dan
relevansi pendidikan. Upaya memfasilitasi terwujudnya kebijakan ini, guru
dituntut menampilkan peranan, baik sebagai pengajar maupun pembimbing
secara terpadu dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan kompetensi
yang dituntutnya. Peran guru tersebut sebaiknya direalisasikan dalam kinerja
perilaku yang ditampilkannya dari mulai perencanaan (perumussan pengajaran),
pelaksanaan, sampai evaluasi dan follow up (tindak lanjut). Berdasarkan UU No.
20 tahun 2003, PP No. 19 tahun 2005, dan Permendiknas No. 22 tahun 2006
menegaskan bahwa dalam konteks reformasi pendidikan di sekolah, pelayanan
Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai bagian yang integratif dalam sistem
pendidikan di sekolah. Hal ini diperkuat dengan Surat Keputusan Menpan RI No.
84 tahun 1993 (dalam Barus,2011) menegaskan bahwa selain tugas utama guru
mengajar, tugas guru SD ditambah dengan melaksanakan bimbingan. Selain itu,
seperti yang di jelaskan oleh (Depdikbud, 1994 dalam Furqon, 2005) tujuan guru
memberikan bimbingan kepada peserta didik yaitu bahwa tujuan layanan
bimbingan di sekolah dasar adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi berbagai aspek ragam
bimbingan seperti aspek pribadi, sosial, belajar dan karir sesuai dengan tuntutan
lingkungan.
Implikasi model ragam bimbingan yang direkomendasikan untuk
sekolah dasar adalah intervensi bimbingan dan dipadukan dalam keseluruhuan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

sendi pendidikan di sekolah dasar. Guru kelas atau bidang studi pada umumnya
lebih banyak berinteraksi dengan peserta didik di ruang kelas, melaksanakan
semua instrumen kegiatan belajar mengajar.
Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar, menunjukkan
bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan belum dapat optimal
mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga
tugas memberikan layanan bimbingan kurang membawa dampak positif bagi
peningkatan prestasi belajar peserta didik. Selain melaksanakan tugas pokoknya
menyampaikan semua mata pelajaran, guru kelas juga dibebani seperangkat
administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan
bimbingan belum dapat dilakukan secara maksimal.
Oleh karena itu guru sekolah dasar memiliki peranan penting dalam
memberikan bimbingan kepada peserta didik sesuai dengan tugas perkembangan
peserta didik dan disesuaikan dengan ragam bimbingan yang dibutuhkan oleh
peserta didik, adapun ragam bimbingan yang ada di Sekolah Dasar (SD) yang
pertama, ragam bimbingan pribadi dalam aspek perkembangan pribadi, layanan
bimbingan

membantu

mengembangkan sikap

peserta

didik

agar

positif,

menghargai

memiliki

pemahaman

orang lain,

diri,

memiliki rasa

tanggungjawab, mampu menyelesaikan masalah. Kedua, ragam bimbingan sosial
dalam aspek perkembangan sosial, layanan bimbingan membantu peserta didik
agar mampu mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi, membuat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

pilihan kegiatan secara sehat. Ketiga, ragam bimbingan belajar, dalam aspek
perkembangan belajar layanan bimbingan membantu peserta didik agar dapat
melaksanakan cara-cara belajar yang benar, menetapkan tujuan dan rencana
pendididkan, memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian, dan mencapai
prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya. Keempat, ragam
bimbingan karier, dalam aspek perkembangan karir layanan bimbingan
membantu peserta didik agar dapat mengenali macam-macam dan ciri-ciri
berbagai jenis pekerjaan, menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan,
mengeksplorasi arah pekerjaan dan menyesuaikan keterampilan, kemampuan,
dan minat dengan jenis pekerjaan.
Apabila keempat ragam bimbingan tersebut terlaksana, akan
berdampak pada terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik, sehingga
penyelesaian tugas perkembangan peserta didik dapat terpenuhi secara maksimal
dan tidak menimbulkan masalah di dalam diri peserta didik. Namun apabila
keempat ragam bimbingan tersebut tidak dapat terlaksana maka akan berdampak
pada tidak terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik secara
maksimal, dan hal ini akan menimbulkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan
tugas perkembangan peserta didik tersebut. Guna mewujudkan tujuan diatas
perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah
satunya ragam bimbingan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Dari realita di lapangan di atas peneliti tertarik untuk meneliti
keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan pada peserta
didik Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam
bimbingan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan?
2. Berdasarkan analisis uji butir ragam bimbingan mana sajakah yang perlu
ditingkatkan dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan
ragam bimbingan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan.
2. Mengetahui item ragam bimbingan mana sajakah yang perlu ditingkatkan dan
menentukan usulan program bimbingan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

D. Manfaat Penelitian
Beberapa kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam
pemberian layanan ragam bimbingan dalam proses belajar mengajar di kelas
khusunya di Sekolah Dasar, hal ini bertujuan untuk membantu mengatasi
masalah pada peserta didik khususnya dalam belajar dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a.

Bagi Sekolah
1) Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan kualitas layanan
ragam bimbingan di sekolah
2) Sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian layanan ragam
bimbingan di sekolah.

b. Bagi Guru Kelas
Bahan evaluasi dalam pemberian layanan ragam bimbingan yang
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik yang ditangani.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

c. Bagi Peserta Didik
Mendapatkan layanan bimbingan secara maksimal dari guru kelas
sehingga tugas perkembangan peserta didik dapat terpenuhi secara
optimal.

E. Batasan Istilah
Guna memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini, dan
menghindari adanya kemungkinan yang terjadi, maka perlu adanya pembatasan
atau definisi operasional sebagai berikut :
1. Keterlaksanaan adalah tolak ukur suatu pencapaian yang sudah direcanakan
yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
2. Layanan Ragam Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu
secara berkesinambungan pada bidang kehidupan individu seperti Pribadi,
Sosial, Belajar, Karier sebagai pemenuhan tugas perkembangan individu
tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

BAB II
LANDASAN TEORI

Pada bab ini landasan teori dijadikan dasar untuk mendapatkan kebenaran.
Sesuai dengan judul penelitian maka dalam bab ini peneliti akan mengemukakan
beberapa teori yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu :
A. Landasan Bimbingan di Sekolah Dasar
1. Pengertian Bimbingan di Sekolah Dasar
Menurut Depdikbud (1994), bimbingan di sekolah dasar adalah
bantuan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan untuk membantu siswa
agar dapat memenuh tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek sosial,
pribadi, akademik, dan karier. Bimbingan adalah bagian dari aspek
pendidikan yang berfokus pada upaya membantu individu memenuhi
kebutuhan, memahami potensi, dan mengembangkan tujuan kehidupan. Hal
ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan ini adalah
merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
dan potensi-potensinya meliputi bakat, minat, kemampuannya, menurut
Jones & Hand, 1983 (dalam Furqon,2005)
Menurut Hamalik (2000)

bimbingan adalah bantuan yang

diberikan kepada individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu
itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

di dalam kehidupannya. Menurut

Tim Pengembangan MKDK IKIP

Semarang (1990), bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus untuk
membantu

perkembangan

individu

dalam

rangka

mengembangkan

kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Hal sama juga
diungkapkan oleh (Bimo Walgito, 1995) mengemukakan bahwa bimbingan
adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
kelompok dalam mengatasi kesulitan didalam hidupnya, agar dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dari berbagai pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh
banyak ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan di Sekolah Dasar
merupakan proses yang berkesinambungan yang dilakukan secara berkala
dan intensif kepada peserta didik. Bimbingan di Sekolah Dasar bertujuan
membantu peserta didik agar dapat mengarahkan dan mengembangkan
dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan dan potensinya. Layanan
bimbingan sangat dibutuhkan agar para peserta didik di Sekolah Dasar yang
mempunyai masalah dapat terbantu sehingga mereka dapat belajar dengan
lebih baik. Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan layanan
bimbingan di Sekolah Dasar adalah membantu mengatasi berbagai macam
kesulitan yang dihadapi peserta didik di Sekolah Dasar sehingga terjadi
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

2. Fungsi Bimbingan di Sekolah Dasar
Sugiyo, dkk (1987) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan di
Sekolah Dasar, yaitu:
1.

Fungsi adaptasi ( adaptif )
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu
peserta didik staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan
program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi
peserta didik-peserta didik. Fungsi adaptasi membantu peserta
didik agar dapat menyesuaikan program-program yang ada di
sekolah maupun program-program yang digunakan guru dalam
memberikan materi pelajaran didalam kelas sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki peserta didik.

2. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu
peserta didik untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat
jasmani maupun rohani. Ada berbagai teknik bimbingan
khususnya dalam teknik konseling, peserta didik dibantu
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitankesulitannya. Fungsi ini juga membantu peserta didik dalam usaha
mengembangkan dirinya secara optimal.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

3. Fungsi penyaluran ( distributif )
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu
menyalurkan peserta didik-peserta didik dalam memilih programprogram pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan
sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja
yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri
kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan
untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu
menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar, dan lain-lain.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Yusuf (2009), bahwa fungsi
bimbingan meliputi:
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi pencegahan membantu peserta didik agar memiliki
pemahaman tentang potensi yang ada dalam diri peserta didikdan
pemahaman akan lingkungannya seperti pendidikan, cita-cita masa
depannya.
2. Fungsi Pencegahan (Preventif)
Fungsi pencegahan senantiasa mengantisipasi berbagai masalah
yang mungkin dialamai peserta didik dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya masalah-masalah tersebut tidak dialami oleh
peserta didik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

3. Fungsi Pengembangan
Fungsi pengembangan dalam membantu peserta didik dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya, melalui teknik-teknik
bimbingan yang diberikan oleh guru maupun pembimbing, adapun
teknik yang digunakan seperti layanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok dan lain sebagainya.
4. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan ini bertujuan membantu peserta didik yang telah
mengalami masalah baik menyangkut masalah pribadi, sosial,
belajar, maupun karir.
5. Fungsi Penyaluran
Fungsi penyaluran membantu peserta didik dalam memilih
kegiatan ekstrakulikuler, minat dan bakat yang sesuai dengan diri
peserta didik yang dibantu dengan kerjasama dengan pendidik
lainnya maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi
Fungsi adaptasi membantu peserta didik agar dapat menyesuaikan
program-program yang ada di sekolah maupun program-program
yang digunakan guru dalam memberikan materi pelajaran didalam
kelas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

7. Fungsi Penyesuaian
Fungsi bimbingan penyesuaian membantu peserta didik agar dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap
lingkungan

sekitarnya

baik

lingkungan

sekolah

maupun

lingkungan hidup bermasyarakat dan beragama.
3. Ragam Bimbingan di Sekolah Dasar
Ragam bimbingan menunjuk pada aspek perkembangan tertentu yang
menjadi fokus perhatian dalam layanan bimbingan. Isi layanan bimbingan
mengenai hal-hal yang menyangkut bidang pribadi, bidang sosial, bidang
belajar dan bidang karir, dengan demikian terdapat empat ragam bimbingan
menurut (Yusuf, 2009) antara lain:
a.

Ragam Bimbingan Pribadi
Ragam bimbingan pribadi merupakan proses bantuan untuk
memfasilitasi peserta didik agar memiliki pemahaman tentang
karakteristik diri peserta didik, kemampuan mengembangkan
potensi diri dan memecahkan maslah-masalah yang dialami
peserta didik. Bimbingan pribadi meliputi pemahaman diri,
mengembangkan sikap diri yang positif, memiliki rasa tanggung
jawab, menentukan keputusan secara baik dan kemampuan
mengatasi masalah-masalah pribadi. Bimbingan pribadi ini

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

merupakan layanan yang mengarah kepada pencapaian pribadi
yang mantab, dengan memperhatikan keunikan karakteristik
pribadi serta ragam permasalahan yang dialamai oleh peserta
didik.
Menurut Yusuf (2009), bimbingan pribadi bertujuan
membantu

peserta

didik

agar

mampu

mengembangkan

kompetensinya sebagai berikut:
a. Memiliki komitmen untuk mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, seperti halnya
membiasakan diri untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan.
b. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, seperti halnya
percaya dengan kemampuan diri sendiri saat mengerjakan ujian
maupun tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
c. Memiliki pemahaman tentang potensi diri dan kemampuan
untuk mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun untuk peranannya di masa depan, seperti halnya
mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan hobi yang digemari.
d. Memiliki kemampuan untuk merawat dan memelihara diri,
sehingga menampilkan diri yang sehat, rapi, dan bersih, seperti

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

halnya mandi dua kali sehari, rajin gosok gigi sebelum tidur
dan sesudah makan.
Apabila ragam bimbingan pribadi ini tidak terlaksana maka tidak
menutup kemungkinan akan menimbulkan masalah pada tugas
perkembangan peserta didik mengenai sikap diri sendiri sebagai
mahkluk yang sedang tumbuh, pengertian-pengertian yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, mencapai kebebasan pribadi dan nilainilai kehidupan.
b.

Ragam Bimbingan Sosial
Ragam bimbingan sosial adalah proses bantuan untuk
menfasilitasi

peserta

didik

agar

mampu

mengembangkan

pemahaman dan keterampilan berinteraksi sosial dan memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Bimbingan sosial
meliputi mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi,
mampu menghargai orang lain, membuat kegiatan secara sehat,
dapat menyelesaikan masalah secara tepat.

Bimbingan sosial

diberikan dengan cara menciptakan lingkungan sosial sekolah
yang kondusif dan membangun interaksi pendidikan atau proses
pendidikan yang bermakna.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

Menurut Yusuf (2009) bimbingan sosial bertujuan untuk
membantu

peserta

didik

agar

mampu

mengembangkan

kompetensinya sebagai berikut:
a. Bersikap peduli terhadap orang lain, menghormati atau
menghargai orang lain.
b. Memiliki rasa tanggung jawab, yang di wujudkan dalam bentuk
berbagai kewajibannya seperti mengerjakan tugas rumah dan
perintah dari guru.
c. Memiliki

kemampuan

berinteraksi

sosial

(Human

Relationship), yang diwujudkan dalam bentuk persahabatan
dengan teman sebaya.
d. Memiliki

kemampuan

untuk

bertanggungjawab

untuk

menyelesaikan masalah atau konflik dengan orang lain.
e. Memiliki kemampuan mengambil keputusan bersama secara
efektif.
Apabila ragam bimbingan sosial ini tidak terlaksana maka tidak
menutup kemungkinan akan menimbulkan masalah pada tugas
perkembngan peserta didik mengenai keterampilan fisik yang
diperlukan untuk bermain, penyesuaian diri dengan teman sebaya,
memahami akan peranan sosial sebagai pria dan wanita dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

pengembangan

sikap-sikap

terhadap

kelompok-kelompok

dan

lembaga-lembaga sosial.
c.

Ragam Bimbingan Belajar
Ragam bimbingan belajar merupakan proses bantuan untuk
menfasilitasi peserta didik agar memiliki pemahaman tentang
karakteristik

dirinya,

kemampuan

mengembangkan

potensi

dirinya, dan memecahkan masalah-masalah yang dialaminya.
Bimbingan belajar meliputi cara-cara belajar yang tepat,
menetapkan tujuan dan rencana pendidikan, mencapai prestasi
belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuan, dan memiliki
keterampilan untuk menghadapi ujian.

Bimbingan belajar

dilaksanakan oleh guru pembimbing atau guru kelas melalui
layanan bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, layanan
konseling.
Menurut Yusuf (2009) bimbingan belajar bertujuan agar
peserta didik memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar dan aktif
dalam kegiatan belajar di kelas maupun di luar kelas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

b. Memiliki cara atau teknik belajar yang efektif, seperti halnya
rajin mengerjakan kumpulan soal-soal yang ada di buku
maupun sumber yang lain.
c. Memiliki

keterampilan

untuk

menetapkan

tujuan

dan

perencanaan pendidikan seperti membuat jadwal belajar,
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Apabila ragam bimbingan belajar ini tidak terlaksana maka tidak
menutup kemungkinan akan menimbulkan masalah pada tugas
perkembngan peserta didik mengenai keterampilan-keterampilan dasar
untuk membaca, menulis, dan berhitung.
d.

Ragam Bimbingan Karir
Ragam

bimbingan

karir

yaitu

proses

bantuan

untuk

memfasilitasi peserta didik dalam perencanaan, pengembangan dan
pemecahan masalah-masalah karir, seperti: pemahaman akan cita-cita
masa depan, pemahaman kondisi serta kemampuan diri dan
pemecahan masalah-masalah dalam mewujudkan cita-cita yang ingin
digapai. Bimbingan karir meliputi persiapan diri mengahadapi dunia
pekerjaan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap
menghadapi dunia pekerjaan dan mempu menyesuaikan diri dengan
berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang ada disekitarnya.
Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap peserta didik agar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

dapat mengenal dan memahami diri, mengenal pendidikan lanjutan
dan dunia kerja dan mengembangkan masa depannya sesuai dengan
cita-cita yang diharapkan. Lebih lanjut dengan ragam bimbingan karir
peserta didik mampu menentukan dan mengambil keputusan secara
tepat dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya sehingga
mereka mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
Menurut Yusuf (2009) bimbingan karir bertujuan membantu
peserta didik agar mampu mengembangkan kompetensinya sebagai
berikut:
a. Memiliki kesadaran untuk mengikuti kegiatan belajar diluar sekolah,
seperti mengikuti berbagai macam les mata pelajaran sebagai
tambahan mendapatkan ilmu selain di sekolah.
b. Mampu mengenal keterampilan, kemampuan dan minat sesuai dengan
diri peserta didik, seperti mengikuti berbagai les menari, piano untuk
mengasah bakat dan kemampuan diri.
Apabila ragam bimbingan karier ini tidak terlaksana maka tidak
menutup kemungkinan akan menimbulkan masalah pada tugas
perkembangan peserta didik mengenai kemampuaan peserta didik
dalam mencapai cita-cita yang diharapkan, pencapaian kebebasan
peserta dididk dalam mewujudkan masa depannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

B. Prinsip-prinsip Ragam Bimbingan di Sekolah Dasar
Prinsip merupakan perpaduan dari hasil kegiatan teoretik dan telaah
lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang
dimaksudkan. Menurut Prayitno (1997) prinsip-prinsip ragam bimbingan yang
dirangkum dari sejumlah sumber, sebagai berikut:
a.

Sikap dan tingkah laku peserta didik sebagai pencerminan dari
segala kejiwaannya adalah unik dan khas. Keunikan ini
memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian peserta didik.
Prinsip ragam bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap
dan tingkah laku peserta didik, dalam memberikan layanan perlu
menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat.

b.

Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya
tugas dan tanggung jawab pembimbing saja melainkan juga tugas
guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork dalam
proses bimbingan.

c.

Bimbingan bertanggung jawab untuk mengembangkan kesadaran
peserta didik akan lingkungan (dunia di luar dirinya) dan
mempelajarinya secara efektif.

d. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang
pada akhirnya peserta didik yang dibantu mampu menghadapi dan
mengatasi kesulitannya sendiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

e. Pada suatu proses bimbingan, peserta didik yang dibimbing harus
aktif, dan mempunyai banyak inisiatif.
Program bimbingan di sekolah harus sejalan dengan program
pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan
karena usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya
proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Namun apabila
jalannya proses tersebut tidak bias terselesaikan atau guru yang bersangkutan
merasa sudah tidak mampu menangani permasalahan tesebut, guru dapat
melasanakan prisip referal atau pelimpahan. Penanganan masalah tersebut
perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain yang lebih ahli.

C. Karakteristik Bimbingan di Sekolah Dasar
Pemerintah secara formal telah memberikan dasar acuan pelaksanaan
bimbingan di Sekolah Dasar dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
1990, sebagai kelanjutan dan penyempurnaan aturan-aturan yang sebelumnya,
seperti kurikulum 1975 buku IIIC dan Pedoman Pelaksaan Bimbingan di Sekolah
Dasar Tahun 1987. Hal ini dilakukan karena pelaksaan bimbingan di Sekolah
Dasar pada kenyataannya berbeda dengan pelaksaan pada sekolah menengah,
baik SLTP maupun SMU terutama yang berkaitan dengan fungsi guru sebagai
pembimbing (Furqon,2005)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

Beberapa faktor penting yang membedakan bimbingan di Sekolah
Dasar dengan sekolah menengah, dikemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell
(dalam Suherman AS, 2000) yaitu:
1.

Bimbingan di Sekolah Dasar lebih menekankan pada peranan guru
dalam fungsi bimbingan.

2.

Fokus bimbingan di Sekolah Dasar lebih menekan pada
pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dan
kemampuan hubungan secara efektif dengan orang lain.

3.

Bimbingan di Sekolah Dasar lebih banyak melibatkan orang tua
peserta didik, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam
kehidupan peserta didik selama di Sekolah Dasar.

4.

Bimbingan di Sekolah Dasar hendaknya memahami kehidupan
peserta didik secara unik sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik tersebut.

5.

Program Bimbingan di Sekolah Dasar hendaknya peduli pada
kabutuhan dasar peserta didik, seperti kebutuhan untuk matang
dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta menerima kelebihan
dan kekurangannya.

Program bimbingan di Sekolah Dasar meyakini bahwa usia Sekolah
Dasar merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan perkembangan
peserta didik. Melihat karakteristik bimbingan di Sekolah Dasar muncul sebagai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

konsekuensi logis dari karakteristik dan masalah perkembangan peserta didik
Sekolah Dasar itu sendiri. Oleh karena itu, memahami karakteristik murid
Sekolah Dasar merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan dan
meningkatkan kualitas dan layanan bimbingan secara keseluruhan. Begitu pula
sentral layanan bimbingan akan terpusat pada pemberdayaan kualitas fungsi guru
sebagai pembimbingnya.
Pada masa peserta didik Sekolah Dasar, penugasan tugas-tugas
perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggungjawab orang tua seperti
masa sebelum sekolah. Tetapi sekarang peguasaan ini pun menjadi tanggung
jawab guru-guru dan sebagian kecil menjadi tanggung jawab teman-teman
sebayanya. Ada tiga karakteristik utama masa peserta didik yang mampu
menunjukan perbedaan dengan masa sebelumnya (Hurlock, 1997) yaitu:
1.

Dorongan peserta didik untuk masuk kedalam dunia permainan
dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan otot-otot.

2.

Dorongan peserta didik untuk keluar dari lingkungan rumah dan
masuk kedalam kelompok sebaya (peer group).

3.

Dorongan mental untuk mematuhi dunia konsep-konsep logika,
simbol, dan komunikasi secara dewasa.

Selain tiga ciri utama tersebut, Havighurst (1961:28) mengemukakan
sejumlah tugas perkembangan yang harus dipenuhi peserta didik Sekolah Dasar
atau peserta didik usia 6-13 tahun, yaitu:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

1.

Mempelajari keterempilan fisik yang diperlukan untuk bermain.

2.

Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai
makhluk yang sedang tumbuh.

3.

Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.

4.

Mulai mengembangkan peran sosial sebagai pria dan wanita.

5.

Mengembangkan

keterampilan-keterampilan

dasar

untuk

membaca, menulis, dan berhitung.
6.

Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari.

7.

Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai kehidupan.

8.

Mengembangkan

sikap

terhadap

kelompok-kelompok

dan

lembaga-lembaga sosial.
9.

Mencapai kebebasan pribadi.

D. Karakteristik Peserta didik di Sekolah Dasar
Kowitz (1959), mengemukakan bahwa beberapa permasalahan yang
muncul di Sekolah Dasar pada umumnya disebabkan oleh karakteristik peserta
didik itu sendiri. Permasalahan tersebut bisa dikarenakan belum siapnya peserta
didik memasuki sekolah, keterampilan akademik yang belum optimal untuk
semua mata pelajaran dan didang studi, kemampuan sosial yang belum

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

berkembang secara optimal, dan harapan-harapan orangtua, kelompok dan
sekolah itu sendiri terlalu tinggi, sehingga tidak realistis.
Pada bukunya Kowitz (1959), mengemukakan permasalahan yang
dihadapi peserta didik-peserta didik sekolah sebagai berikut:
1. Masalah Pribadi
Permasalahan pribadi peserta didik-peserta didik usia Sekolah
Dasar terutama berkenaan dengan kemampuan intelektual, kondisi
fisik, kesehatan dan kebiasaan-kebiasaanya. Munculnya gejala
perilaku malas untuk belajar, malas datang ke sekolah, merupakan
akibat dari kurangnya pelayanan individual yang dilakukan pihak
sekolah yang didasarkan atas kemampuan intelektual peserta didik.
2. Masalah Penyesuaian Sosial
Proses mengembangkan kemampuan penyesuaian sosial, baik
dengan teman-teman maupun dengan guru, peserta didik-peserta
didik banyak mengalami permasalahan, seperti halnya kurang
percaya diri, iri hati, perkelahian, ketergantungan pada teman,
terbentuknya grup-grup pertemanan dan lain sebaginya. Sedangkan
permasalahan sosial peserta didik dengan guru misalnya tidak
menyenangi guru, ketergantungan pada guru, tidak ada gairah atau
semangat belajar. Gejala perilaku di atas muncul sebagai akibat
adanya salah asuh dalam keluarga, perbedaan latar belakang sosial

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

ekonomi, sosial budaya keluarga, atau adanya penyimpangan
kepribadian peserta didik.
3. Masalah Akademik
Permasalahan akademis bisa berupa tidak dikuasainya kemampuan
atau materi yang ditargetkan sebagai tujuan pengajaran, peserta
didik-peserta didik yang seperti ini dikenal sebagai peserta didik
yang berprestasi rendah, baik karena lambat belajar (slow leaner)
maupun prestasinya dibawah kemampuan yang dimilikinya (under
achiever). Ketidak keberhasilan mereka dalam mencapai prestasi
belajar yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh kecerdasaan saja,
tetapi mungkin juga sebagai akibat dari kesalahan dalam cara
belajar, kurang motivasi belajar, kurangnya fasilitas dan dukungan
orangtua atau karena kesalahan-kesalahan guru dalam cara
mengajarnya sebagai akibat dari kurang memahami materi
ajarannya, pendekatan yang harus digunakan atau kurangnya
pemahaman terhadap karakteristik peserta didik-peserta didiknya.

E. Peran Guru Kelas dalam Layanan Ragam Bimbingan di Sekolah Dasar
Di Sekolah Dasar, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran peserta didik, namun demikian bukan
berarti guru sama sekali lepas dari kegiatan pelayanan bimbingan. Peran dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan
efektivitas dan efisien pelayanan bimbingan di Sekolah Dasar. Berdasarkan SK
Menpan No. 83/1993 (dalam Furqon, 2005) dijelaskan bahwa guru mempunyai
tugas ganda, yaitu sebagai guru kelas yang memberikan materi pelajaran dan
melaksanakan program bimbingan di kelas yang diampunya. Hal yang sama
juga diungkapkan Senjaya (2006) yang menyebutkan bahwa salah satu peran
yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi
pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang peserta didik yang
sedang dibimbingnya.
Prayitno ( 2003 ) mengungkapkan peran, tugas dan tanggung jawab
guru mata mata pelajaran dalam layanan ragam bimbingan:
a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada peserta didik.
b. Membantu guru pembimbing atau konselor mengidentifikasi peserta didikpeserta didik yang memerlukan layanan bimbingan, serta pengumpulan data
tentang peserta didik-peserta didik tersebut.
c. Mengalih tangankan peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan
kepada guru pembimbing atau konselor.
d. Menerima peserta didik alih tangan dari guru pembimbing atau konselor,
yaitu peserta didik yang menuntut guru pembimbing atau konselor
memerlukan pelayanan pengajar atau latihan khusus (seperti pengajaran,
latihan perbaikan, program pengayaan)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru ke peserta didik
dan hubungan peserta didik ke peserta didik yang menunjang pelaksanaan
pelayanan bimbingan.
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peserta didik yang
memerlukan layanan atau kegiatan bimbingan untuk mengikuti atau menjalani
layanan dan kegiatan yang dimaksudkan.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta didik,
seperti konferensi kasus.
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan serta upaya tindak lanjutnya.
Berdasarkan pendapat Slameto (2010), sebagai pembimbing dalam
kegiatan pembelajaran, guru diharapkan mampu: (1) mengenal dan memahami
setiap peserta didik secara individu maupun kelompok, (2) memberikan
penjelasan pada peserta didik mengenai hal-hal yang diperlukan dalam belajar,
(3) memberikan kesempatan yang memadai agar setiap peserta didik dapat
belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya, (4) membantu peserta didik dalam
mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya, (5) menilai hasil dari
keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31

Implementasi kegiatan bimbingan dalam pelaksanaan kurikulum di
sekolah sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena
itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan sangat penting
dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Dari berbagai macam-macam peran guru dalam layanan ragam
bimbingan yang diungkapkan para ahli di atas, dapat disimpulkan berbagai
rincian peran guru dalam layanan bimbingan sebagai berikut :
a. Guru sebagai informator, yaitu guru sebagai penyedia, pelaksana suatu
kegiatan penyampaian informasi dan sebagai sumber informasi kegiatan
layanan bimbingan.
b. Guru sebagai organisator, yaitu sebaga pencipta suasana suatu lingkungan,
selain itu sebagai pemimpin penggerak, dan pengarah suatu kegiatan secara
bijaksana dan manusiawi selama proses bimbingan itu berlangsung.
c. Guru sebagai motivator, yaitu sebagai pendorong serta sebagai pembangkit
tumbuh dan kembangnya potensi peserta didik guna menciptakan kreativitas
dan aktivitas peserta didik sehingga terwujudnya dinamika dalam proses
layanan bimbingan.
d. Guru sebagai evaluator, yaitu sebagai penilai, penganalisa dan pemberi
pertimbangan atas tingkat keberhasilan proses bimbingan, yang berdasarkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

kriteria yang telah ditetapkan baik mengenai aspek keefektifan proses maupun
kualifikasi hasil bimbingan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian,
antara lain jenis penelitian, subyek penelitian, intrumen penelitian, dan teknik
pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian yang dilakukan tergolong penelitian deskriptif dengan metode survei.
Furchan (2005) mengatakan bahwa penelitian deskriptif dengan metode survei
dirancang untuk memperoleh informasi dengan mengumpulkan data yang relatif
terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya.
Penelitian deskriptif dengan metode survei dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk mengumpulkan data guna memperoleh gambaran tentang keterlaksanaan
peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan pada siswa Sekolah Dasar
Negeri di Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah 42 Guru Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Pedan. Peneliti hanya mengambil sebagian dari Sekolah Dasar yang
ada di Kecamatan Pedan hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti dalam bentuk
waktu dan biaya, adapun 11 Sekolah dasar yang peneliti pakai untuk uji coba dan
untuk penelitian yaitu:

33

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34

Tabel 1
Rincian Jumlah Subyek Sekolah dan Guru
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Sekolah

Jumlah Guru
Uji Coba
Penelitian
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
35
42

SDN 1 BENDO
SDN 2 BENDO
SDN 1 KEDEN
SDN 3 KEDEN
SDN 1 TAMBAKBOYO
SDN 2 TAMBAKBOYO
SDN 1 TEMUWANGI
SDN 2 JETISWETAN
SDN 1 KEDUNGAN
SDN 1 SOBAYAN
SDN 2 NGAREN

Jumlah

Subjek penelitian diambil secara sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Alasan
peneliti mengambil subjek penelitian secara sampel karena subjek penelitiannya
terlalu banyak dan keterbatasan waktu. Pengambilan sampel dilakukan melalui
random sampling, yaitu dengan cara pengambilan sampel secara acak (random),
di mana semua anggota populasi diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel (Arifin, 2011). Pertimbangan peneliti mengambil
11 sekolah yaitu terkait dengan jarak, waktu dan biaya, oleh karena itu peneliti
hanya mengambil subjek sebanyak 11 sekolah diatas.
C. Instrumen Penelitian
1.

Kuesioner
Instrumen

penelitian

yang

digunakan

adalah

kuesioner

keterlaksanaan layanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar. Kuesioner

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35

tertutup berisi pertanyaan/pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban
untuk pertanyaan/pernyataan tersebut (Furchan, 2005). Kuesioner yang
disusun oleh peneliti memuat aspek-aspek ragam bimbingan menurut Yusuf
(2009) yaitu Ragam Bimbingan Pribadi; pemahaman diri, mengembangkan
sikap diri yang positif, memiliki rasa tanggung jawab, menentukan keputusan
secara baik dan kemampuan mengatasi masalah-masalah pribadi. Ragam
Bimbingan Sosial; mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi,
mampu menghargai orang lain, membuat kegiatan secara sehat, dapat
menyelesaikan masalah secara tepat. Ragam Bimbingan Belajar; cara-cara
belajar yang tepat, menetapkan tujuan dan rencana pendidikan, mencapai
prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuan, dan memiliki
keterampilan untuk menghadapi ujian. Ragam Bimbingan Karier; persiapan
diri menghadapi dunia pekerjaan atau profesi tertentu serta membekali diri
supaya siap menghadapi dunia pekerjaan dan mempu menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang ada disekitarnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penskoran/metode skoring dari Skala Likert, yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2011). Pada Skala Likert terdapat 4 (empat) alternatif
jawaban yang disediakan yaitu Selalu (SL), Sering (S), kadang-kadang (KD),
dan Tidak Pernah (TP). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 4 (empat)
alternatif jawaban yang telah peneliti modifikasi yang sesuai dengan
pernyataan item kuesioner yang peneliti buat, alternatif jawaban tersebut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36

yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak
Sesuai (STS).
Pernyataan

dalam

kuesioner

keterlaksanaan

layanan

ragam

bimbingan di Sekolah Dasar, ini terdiri dari dua bagian, yang pertama
identitas, pengantar dan petunjuk pengisian kuesioner dan bagian kedua
pernyataan itu sendiri, yang berisi pernyataan positif atau favorabel dan
pernyataan negatif atau unfavorabel. Pernyataan positif atau favorabel
merupakan konsep yang sesuai atau mendukung variabel yang diukur.
Pernyataan favorabel yaitu pernyataan yang menggambarkan keterlaksanaan
layanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar yang dilakukan oleh guru kelas
pada setiap memberikan pelajaran di kelas. Lain halnya dengan pernyataan
negatif atau unfavorabel yaitu konsep yang tidak sesuai/ tidak mendukung
variabel yang diukur. Pernyataan unfavorabel merupakan pernyataan yang
menggambarkan tidak terlaksananya layanan ragam bimbingan di Sekolah
Dasar yang dilakukan oleh guru kelas pada setiap memberikan pelajaran di
kelas. Skoring untuk setiap jawaban dalam kuesioner dilakukan dengan
memberi nilai pada setiap alternatif jawaban. Skoring dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 2
Skoring/Penilaian Kuesioner Keterlaksanaan Layanan Ragam Bimbingan
Alternatif Jawaban
No.

Pernyataan

Sangat Sesuai
(S)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai
( TS )

Sangat Tidak
Sesuai (STS)

1.

Favorabel

4

3

2

1

2.

Unfavorabel

1

2

3

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37

Subjek diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang terdapat pada
Kuesioner keterlaksanaan layanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar dengan
memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan menggunakan tanda
centang (). Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden
pada masing-masing item. Konstruk atau kisi-kisi instrumen penelitian yang telah
disusun terdapat pada tabel berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38

Tabel 3
Konstruk atau Kisi-kisi Instrumen Keterlaksanaan Peranan Guru Kelas
dalam Layanan Ragam Bimbingan Pada Sekolah Dasar Negeri
Se-Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah
No
1

Aspek
Ragam Bimbingan
Pribadi

Indikator
1.
2.
3.
4.
5.

2

Sosial

1.
2.
3.

3

Belajar

1.
2.
3.

4.

4

Karier

1.

2.
3.

Guru melatih peserta didik
memahami diri
Guru melatih peserta didik
mengembangkan sikap diri yang
positif
Guru melatih peserta didik
membangun rasa tanggung jawab
Guru melatih peserta didik dalam
menentukan keputusan secara baik
Guru melatih peserta didik dalam
mengatasi masalah-masalah
Guru melatih peserta didik dalam
mengembangkan keterampilan
antar pribadi
Guru membangun sikap peserta
didik dalam menghargai orang lain.
Guru melatih peserta didik dalam
menyelesaikan masalah secara tepat
Guru membantu menentukan caracara belajar yang tepat terhadap
peserta didik
Guru membantu peserta didik
dalam menetapkan tujuan dan
rencana pendidikan selanjutnya
Guru membantu peserta didik
dalam mencapai prestasi secara
optimal sesuai bakat dan
kemampuan peserta didik.
Guru membekali keterampilan
peserta didik dalam menghadapi
ujian
Guru mampu membekali peserta
didik dalam persiapan diri
menghadapi berbagai pekerjaan
yang akan dating
Guru selalu membekali diri peserta
didik agar siap menghadapi dunia
pekerjaan
Guru membantu peserta didik
dalam menyesuaikan diri dengan
berbagai tuntutan dari lingkungan
pekerjaan yang ada disekitarnya.

JUMLAH

No item
Faforable Unfaforable
8,12
1,18
2,10
3

24
9,16

17,30
15,32

4

7,14

20,34

39,45
19,37

21,44

26,35

13,40

5,11

22

31

38,41

6,29

23,43

25

27,36

33,42

28

25

45

20

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39

2.

Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
a. Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2011). Valid
berarti intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2011). Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas
yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan
tujuan dan deskripsi masalah yang akan diteliti (Nurgiyantoro, 2009).
Instrumen yang valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur
variabel yang akan diteliti.
Pemeriksaan

keterpenuhan

validitas

isi

didasarkan

pada

pertimbangan yang dilakukan oleh seorang ahli (expert judgement), guna
menelaah secara logis kesesuaian dan ketepatan rumusan setiap butir
pernyataan kuesioner agar setiap item pernyataan yang dibuat tepat dengan
aspek tujuan dan isi indikator atributnya sebagaimana dikonstruk dalam
kisi-kisi instrumen, sehingga dapat dinyatakan baik (Nurgiyantoro, 2009).
Pengujian validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah
dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis
dengan analisis item atau uji beda. Hasil konsultasi dan telaah yang
dilakukan oleh ahli dilengkapi dengan mengkorelasikan skor-

Dokumen yang terkait

KETERLAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN TIK TERHADAP GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 2 KENDAL

4 17 81

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PECALUNGAN KABUPATEN BATANG

1 12 146

Pola asuh orang tua pada siswa SMP Kanisius Pakem dan implikasinya pada usulan program layanan bimbingan : studi deskriptif persepsi siswa SMP Kanisius Pakem terhadap pola asuh orang tua dan implikasinya pada usulan program layanan bimbingan.

0 3 179

Persepsi siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 terhadap manfaat penggunaan ragam media bimbingan dan implikasinya terhadap usulan pengembangan ragam media bimbingan.

0 0 112

Keterlaksanaan layanan dasar bimbingan ( bimbingan dan konseling komperhensif) oleh guru kelas 4-6 di Bayat, Klaten Jawa Tengah.

0 2 102

Keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan pada siswa Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan.

0 0 110

Keterlaksanaan layanan dasar bimbingan ( bimbingan dan konseling komperhensif) oleh guru kelas 4 6 di Bayat, Klaten Jawa Tengah

0 1 100

Persepsi siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013 2014 terhadap manfaat penggunaan ragam media bimbingan dan implikasinya terhadap usulan pengembangan ragam media bimbingan

0 0 110

peranan guru dalam bimbingan konseling sekolah

0 0 20

Konformitas Internalisasi Siswa Terhadap Peraturan Sekolah dan Implikasinya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

0 0 6