TINJAUAN YURIDIS MENGENAI AKIBAT HUKUM DARI PEMBATALAN PERKAWINAN DIKARENAKAN PEMALSUAN IDENTITAS TERHADAP STATUS ANAK BERDASARKAN UNDANG UNDANG PERKAWINAN, UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KOM.
TINJAUAN YURIDIS MENGENAI AKIBAT HUKUM DARI
PEMBATALAN PERKAWINAN DIKARENAKAN PEMALSUAN
IDENTITAS TERHADAP STATUS ANAK BERDASARKAN UNDANG –
UNDANG PERKAWINAN, UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN
ANAK DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
ABSTRAK
Perkawinan dapat dibatalkan apabila kurang atau tidak sempurna
syarat dan rukun serta melanggar larangan dalam perkawinan. Dalam
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyatakan
bahwa tidak ada suatu perkawinan yang dianggap sendirinya batal
menurut hukum sampai diputuskan pengadilan. Tujuan penelitian ini
adalah membahas mengenai jangka waktu pembatalan perkawinan dan
akibat hukum terhadap anak yang perkawinannya dibatalkan menurut
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Kompilasi
Hukum Islam dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
Metode dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif
dengan cara menelusuri dan mengkaji Peraturan Perundang-undangan
yang terkait pembatalan perkawinan. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan cara mengumpulkan data sekunder, baik itu yang berupa bahan
hukum primer maupun yang berupa bahan hukum sekunder, selain itu
digunakan studi kepustakaan. Dengan spesifikasi penelitian bersifat
deskriptif analisis.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa batas waktu
untuk dilaksanakannya pembatalan perkawinan dalam prakteknya tidak
jauh berbeda antara Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan dengan Kompilasi Hukum Islam, termasuk mengenai akibat
hukum terhadap anak yang perkawinannya dibatalkan dalam Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
iv
PEMBATALAN PERKAWINAN DIKARENAKAN PEMALSUAN
IDENTITAS TERHADAP STATUS ANAK BERDASARKAN UNDANG –
UNDANG PERKAWINAN, UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN
ANAK DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
ABSTRAK
Perkawinan dapat dibatalkan apabila kurang atau tidak sempurna
syarat dan rukun serta melanggar larangan dalam perkawinan. Dalam
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyatakan
bahwa tidak ada suatu perkawinan yang dianggap sendirinya batal
menurut hukum sampai diputuskan pengadilan. Tujuan penelitian ini
adalah membahas mengenai jangka waktu pembatalan perkawinan dan
akibat hukum terhadap anak yang perkawinannya dibatalkan menurut
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Kompilasi
Hukum Islam dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
Metode dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif
dengan cara menelusuri dan mengkaji Peraturan Perundang-undangan
yang terkait pembatalan perkawinan. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan cara mengumpulkan data sekunder, baik itu yang berupa bahan
hukum primer maupun yang berupa bahan hukum sekunder, selain itu
digunakan studi kepustakaan. Dengan spesifikasi penelitian bersifat
deskriptif analisis.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa batas waktu
untuk dilaksanakannya pembatalan perkawinan dalam prakteknya tidak
jauh berbeda antara Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan dengan Kompilasi Hukum Islam, termasuk mengenai akibat
hukum terhadap anak yang perkawinannya dibatalkan dalam Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
iv