TINJAUAN HUKUM ALIMENTASI TERHADAP ANAK DALAM PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ADAT LURAGUNG KUNINGAN DIHUBUNGKAN DENGAN KUHPERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.
TINJAUAN HUKUM ALIMENTASI TERHADAP ANAK DALAM
PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ADAT LURAGUNG
KUNINGAN DIHUBUNGKAN DENGAN KUHPERDATA DAN UNDANGUNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
Abstrak
Anak adalah amanah Allah kepada kedua orang tuanya,
masyarakat, bangsa dan negara sebagai waris dari ajaran Islam, anak
menerima setiap ukiran dan mengikuti semua pengarahan yang diberikan
kepadanya. Kesejahteraan anak memiliki peran yang penting dan
strategis dalam menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara
pada masa yang akan datang, serta perlakuan dan perlindungan negara
kepada anakpun menjadi penting untuk meningkatkan kualitas anak di
masa depan, salah satunya adalah peran serta orang tua dalam
memberikan pemberian nafkah kepada anak kandungnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan tanggung jawab orang tua
mengenai alimentasi dan dalam hal pembagian waris bagi anak
kandungnya khususnya di daerah Luragung Kuningan.
Metode yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah metode
pendekatan yuridis normatif dengan pencarian data berupa penelitian
langsung dan studi pustaka melalui buku-buku, peraturan perundangundangan seperti Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
KUHPerdata, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak serta wawancara terhadap pejabat yang berwenang serta bahan
lainnya yang berkaitan dengan permasalahan skripsi ini. Kemudian
spesifikasi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini bersifat analitis
dengan menggambarkan dan memberikan penjelasan suatu peristiwa
yang sedang diteliti dan menganalisisnya secara kualitatif berdasarkan
data-data yang diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan teori dan
ketentuan yang berlaku untuk memperoleh kesimpulan-kesimpulan.
Hasil yang diperoleh dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa
anak angkat hanya berhak terhadap harta bersama atau harta gono gini
dari orang tua angkatnya dan tidak berhak menguasai harta asal dari
orang tua angkatnya, tetapi anak kandunglah yang berhak atas harta
tersebut.
iv
PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ADAT LURAGUNG
KUNINGAN DIHUBUNGKAN DENGAN KUHPERDATA DAN UNDANGUNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
Abstrak
Anak adalah amanah Allah kepada kedua orang tuanya,
masyarakat, bangsa dan negara sebagai waris dari ajaran Islam, anak
menerima setiap ukiran dan mengikuti semua pengarahan yang diberikan
kepadanya. Kesejahteraan anak memiliki peran yang penting dan
strategis dalam menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara
pada masa yang akan datang, serta perlakuan dan perlindungan negara
kepada anakpun menjadi penting untuk meningkatkan kualitas anak di
masa depan, salah satunya adalah peran serta orang tua dalam
memberikan pemberian nafkah kepada anak kandungnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan tanggung jawab orang tua
mengenai alimentasi dan dalam hal pembagian waris bagi anak
kandungnya khususnya di daerah Luragung Kuningan.
Metode yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah metode
pendekatan yuridis normatif dengan pencarian data berupa penelitian
langsung dan studi pustaka melalui buku-buku, peraturan perundangundangan seperti Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
KUHPerdata, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak serta wawancara terhadap pejabat yang berwenang serta bahan
lainnya yang berkaitan dengan permasalahan skripsi ini. Kemudian
spesifikasi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini bersifat analitis
dengan menggambarkan dan memberikan penjelasan suatu peristiwa
yang sedang diteliti dan menganalisisnya secara kualitatif berdasarkan
data-data yang diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan teori dan
ketentuan yang berlaku untuk memperoleh kesimpulan-kesimpulan.
Hasil yang diperoleh dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa
anak angkat hanya berhak terhadap harta bersama atau harta gono gini
dari orang tua angkatnya dan tidak berhak menguasai harta asal dari
orang tua angkatnya, tetapi anak kandunglah yang berhak atas harta
tersebut.
iv