Tinjauan Yuridis terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pemegang Kartu Kredit Berbunga Majemuk dikaitkan dengan PBI Nomor 14/2/PBI/2012 tentang Perubahan atas PBI Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelengga.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH
PEMEGANG KARTU KREDIT BERBUNGA MAJEMUK DIKAITKAN
DENGAN PBI NOMOR 14/2/PBI/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PBI
NOMOR 11/11/PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN
ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN PBI
NOMOR 16/1/PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA
SISTEM PEMBAYARAN
ABSTRAK
Lembaga keuangan dibutuhkan dalam menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Sarana untuk memudahkan
terlaksananya kegiatan ekonomi dalam lembaga keuangan adalah melalui
Kartu kredit. Dalam Perjanjian kartu kredit terdapat hak dan kewajiban dari
masing-masing pihak yaitu nasabah pemegang kartu kredit dan Bank
penerbit kartu kredit. Salah satu hak bank penerbit kartu kredit yang menjadi
kewajiban nasabah adalah Bunga Kartu kredit. Pasal 17 ayat 7 huruf d PBI
Nomor 14/2/PBI/2012 tentang Perubahan Atas PBI No.11/11/PBI/2009
tentang Penyelengaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan
Kartu menyatakan bahwa tidak diperbolehkannya perhitungan bunga dalam
bunga terhutang yang selanjutnya disebut sebagai bunga majemuk. Namun
pada kenyataannya, Bank penerbit kartu kredit masih menerapkan
perhitungan bunga majemuk bagi nasabahnya. Bank Indonesia sebagai

lembaga yang berwenang dalam sistem pembayaran tentu harus
menjalankan perannya dengan baik terutama dalam memberikan
perlindungan hukum bagi nasabah kartu kredit. Selain Bank Indonesia, Pihak
Bank penerbit kartu kredit harus bertanggungjawab atas kerugian yang
dialami nasabah akibat adanya perhitungan bunga majemuk.
Metode penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis dan
dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi
lapangan yaitu wawancara dengan Bank Indonesia Devisi Sistem
Pembayaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Bank Indonesia melarang
adanya bank penerbit melakukan perhitungan bunga majemuk kepada
nasabah dalam tagihan kartu kreditnya berdasarkan PBI APMK. Bank
penerbit yang melakukan perhitungan bunga majemuk dalam tagihan kartu
kredit nasabahnya juga telah melanggar Peraturan Bank Indonesia Nomor
16/1/PBI/2014 Tentang Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran.
Akibat hukum bagi bank yang melanggar ketentuan tersebut dan dalam hal
ini masih memperhitungkan tagihan dengan bunga majemuk maka akan
dapat dikenai sanksi administratif oleh Bank Indonesia serta harus membayar
ganti rugi dan kompensasi sesuai dengan kerugian nasabah.

Kata kunci : Perbankan, Perlindungan Hukum Nasabah, Bunga Majemuk,
Bank Indonesia, Pertanggungjawaban Bank.

iv