HAK WARIS ANAK LUAR KAWIN YANG DIBERI MARGA OLEH KERABAT IBUNYA DITINJAU DARI HUKUM ADAT BATAK MANDAILING DAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN INPRES NO.1 TAHUN 1991 TENTANG KOMPILASI HUKUM ISLAM.

Hak Waris Anak Luar Kawin Yang Diberi Marga Oleh Kerabat Ibunya
Ditinjau Dari Hukum Adat Mandailing Dan Hukum Islam Dikaitkan
Dengan Inpres No 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam
ABSTRAK

Abitia Sakti Ibnutomo
110110070556
Kehadiran seorang anak dalam suatu keluarga tidak selamanya
merupakan suatu kebahagiaan. Hal ini biasanya terjadi apabila seseorang
wanita yang tidak bersuami melahirkan anak, hal ini merupakan suatu aib
bagi keluarganya. Anak yang lahir dari seorang wanita yang tidak
mempunyai suami atau laki-laki bukan suaminya, dinamakan anak luar
kawin. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa
kedudukan anak luar kawin yang diberi marga oleh kerabat ibunya
menurut hukum adat batak mandailing dan hukum islam dikaitkan dengan
Inpres No.1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam dan untuk
memperoleh gambaran mengenai akibat hukum hak waris anak luar kawin
yang diberi marga oleh kerabat ibu menurut hukum islam dan hukum adat
batak mandailing dan hukum islam dikaitkan dengan Inpres No.1 Tahun
1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah pendekatan yuridis normatif yang dilakukan melalui studi
kepustakaan dan dari data sekunder. Spesifikasi penelitian yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah bersifat deskriptif analitis,
yaitu pemberian gambaran-gambaran secara sistematis mengenai faktafakta mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
teori dan praktik tentang kedudukan hukum dan hak waris anak luar kawin
berdasarkan hukum adat Mandailing dan hukum Islam.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis berkesimpulan bahwa dalam
hukum adat Mandailing anak luar kawin hanya mempunyai hubungan
dengan ibunya saja, sehingga dalam sistem hukum adat kekerabatannya
hanya dengan ibu sehingga Rendi Dalimunthe dan Adrian Nasution
meskipun mereka berasal dari suku adat Mandailing yang menarik garis
keturunan dari Ayah (patrilineal) tetapi mereka memakai marga Ibunya,
bukan marga si Ayah. Berdasarkan hukum Islam dan Kompilasi Hukum
Islam (KHI) Rendi Dalimunthe dan Adrian Nasution sebagai seorang anak
yang lahir di luar perkawianan hanya mempunyai hubungan nasab
dengan ibunya dan keluarga ibunya saja sebagaimana yang terdapat
dalam Pasal 100 KHI. Selain itu, akibat hukum terhadap hak mewaris
anak luar kawin ialah anak yang lahir di luar perkawinan hanya
mempunyai hubungan saling mewarisi dengan ibunya dan keluarga pihak
ibunya.


iv