TINJAUAN BENTUK DAN MAKNA LAGU TAUR-TAUR SIBUAT GULOM DI DESA HINALANG KECAMATAN PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN.

TINJAUAN BENTUK DAN MAKNA LAGU TAUR-TAUR
SIBUAT GULOM DI DESA HINALANG KECAMATAN
PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ROSENTA GIRSANG
NIM 209142047

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSTITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Esa yang telah melimpahkan

kasih dan hikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir/skripsi
ini. Terimakasih atas berkat dan perlindungan yang diberikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir/skripsi ini.
Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis
menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun
dari segi penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk memperbaiki di masa yang
akan datang.
Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis juga mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung penulis
dalam penulisan skripsi kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor UNIMED

2.

Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

3.


Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sendratasik

4.

Bapak Panji Suroso, S.Pd, M.Si. selaku Ketua Program studi Pendidikan Seni
Musik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi II yang juga telah banyak
membantu penulis, memberikan masukan, arahan, dan selalu sabar dalam
membimbing penulis sehingga penulis menyelesaian skripsi ini.

5.

Ibu Dra.Theodora Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang juga telah
banyak membantu penulis, memberikan masukan, arahan, dan selalu sabar
dalam membimbing penulis sehingga penulis menyelesaian skripsi ini.

ii

6.


Bapak/ibu Dosen Program Studi Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya selama
proses pembelajaran selama perkuliahan.

7.

Narasumber Rosdiana, Maruli Purba dan Dalton Saragih dan masyarakat
desa yang telah menyiapkan waktu yang sangat banyak dan telah membantu
penulis dalam memberikan informasi dalam penulisan skripsi ini.

8.

Yang tercinta Orang tuaku, Bapak Emli Girsang dan Ibunda Arida Sipayung,
yang selalu memberikan doa yang tulus, kasih sayang, nasehat, dan materi.
Terimakasih juga buat saudaraku Dowin Girsang, ST dan Juwita Girsang.

9.

Terimakasih buat Bapak Lamhot Sihombing, M.Pd dan Miss Nominanda
selaku Pembina Paduan Suara Solfeggio Unimed yang selalu memberikan

motivasi dan pengalaman dalam dunia paduan suara.

10. Terimakasih buat pelayanan mahasiswa buat K’Renta, S.Pd, Nurdiana, Eri,
Bernard, Hasian,Yusnita, Dedi, Sari, Triadil, Hezra, Christin, Elsa, dll.
Terimakasih buat Pp/R Gkpi Partahanan (Nourman, K’Rina, K’Christine,
Theresia, dll), teman seperjuangan dalam perkuliahan maupun skripsi (Lasri,
Lusi, Mega, Maria, Desman) yang memberikan doa, dukungan dan semangat.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca.
Medan,
Penulis

Januari 2014

Rosenta Girsang
NIM. 209142047

iii

ABSTRAK

Rosenta Girsang, 209142047. Tinjauan Bentuk dan Makna Lagu Taur-taur
Sibuat Gulom di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun.
Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Seni Musik.
Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2013.
Penelitian ini membahas tentang bentuk dan makna lagu Taur-taur Sibuat Gulom.
Penelitian ini dilakukan karena kurangnya masyrakat Simalungun khususnya
pemuda-pemudi yang mengenal, mengetahui dan mampu menyanyikan Taur-taur
Sibuat Gulom karena perkembangan zaman.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan makna lagu Taur-taur Sibuat
Gulom di desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun. Penelitian ini
juga diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi
peneliti, maupun pembaca nantinya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Lokasi penelitian di Desa Hinalang. Sampel penelitian ini adalah 2 orang
penyanyi Taur-taur Sibuat Gulom, 1 orang Seniman Simalungun, 7 orang
masyarakat Simalungun yang berjumlah 10 orang. Teknik pengumpulan datanya
melalui Observasi Lapangan, Wawancara, dan Dokumentasi. Teknik analisis data
yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif yang disertai dengan
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa bentuk

lagu Taur-taur Sibuat Gulom terdiri dari tiga bentuk atau tema yaitu sebagai
berikut tema A terdapat pada birama 1 – birama 52, tema B terdapat pada birama
53 – birama 79 ketukan pertama, dan tema C terdapat pada birama 79 – birama 97
ketukan kedua. Makna lagu taur-taur Sibuat Gulom yang disajikan pada
umumnya berisi percintaan muda-mudi yang bertemu di pancuran atau tempat
pemandian yang diawali pertemuan, perkenalan, berpacaran. Setiap lagu rakyat
pada prinsipnya memiliki ciri khas yang membedakannya dengan lagu-lagu rakyat
yang berasal dari etnik lain. Lagu ini banyak menggunakan legato dimana hal
tersebut merupakan tehnik bernyanyi Simalungun yang disebut Inggou. Lagu ini
mengutamakan pengembangan syair namun melodi yang digunakan adalah
pengulangan-pengulangan.

i

DAFTAR ISI
Hal
PENGESAHAN
ABSTRAK .....................................................................................................

i


KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI...................................................................................................

iv

BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................

1


B. Identifikasi Masalah ................................................................

6

C. Pembatasan Masalah ...............................................................

7

D. Rumusan Masalah ...................................................................

8

E. Tujuan Penelitian ....................................................................

9

F. Manfaat Penelitian ..................................................................

10


LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teori ........................................................................

11

1. Pengertian Musik ..............................................................

11

2. Unsur-unsur Musik ..........................................................

12

3. Bentuk/Struktur Lagu ........................................................

15

4. Musik Vokal Simalungun ................................................

17


5. Pengertian Makna Lagu ...................................................

19

6. Pantun (Umpassa) ............................................................

23

7. Pengertian Taur-taur .........................................................

25

B. Penelitian Relevan ..................................................................

26

C. Kerangka Konseptual .............................................................

29


METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................

31

B. Populasi dan Sampel ...............................................................

31

C. Metode Penelitian ...................................................................

33

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

34

1. Observasi ..........................................................................

35

2. Wawancara ........................................................................

35

iv

BAB IV

3. Dokumentasi ....................................................................

37

E. Teknik Analisis Data ..............................................................

38

HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Keadaan Geografis dan Gambaran Umum
Masyarakat Simalungun di Desa Hinalang .............................

BAB V

39

B. Latar Belakang Terbentuknya Lagu Taur-taur Sibuat Gulom..

45

C. Bentuk Lagu Taur-taur Sibuat Gulom ....................................

47

D. Makna Lagu Taur-taur Sibuat Gulom .....................................

66

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................

76

B. Saran .........................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

78

LAMPIRAN ...................................................................................................

v

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang dilatarbelakangi
kebudayaan yang beranekaragam. Sebagai bangsa besar, Indonesia merupakan
negara yang di kawasan nusantaranya memiliki beragam-ragam suku bangsa.
Setiap suku bangsa memiliki budaya yang menjadi kekayaan yang tak ternilai
bagi bangsa Indonnesia. Kebudayaan yang dimiliki oleh satu suku dengan suku
yang lain memilki ciri khas masing-masing.
Kesenian adalah salah satu bagian yang tercakup dalam kebudayaan dan
seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana
dalam menyampaikan berbagai ekspresi yang terjadi dalam kehidupan. Melalui
musik manusia dapat mengekpresikan kondisi perasaannya, setiap perasaan yang
dirasakan oleh manusia dapat dituang dalam berbagai macam musik maupun lagu
atau nyanyian baik dalam bentuk bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur
melodi, irama, tempo dan lain sebagainya.
Di pulau Sumatera khususnya Sumatera Utara terdapat banyak suku, baik
suku asli maupun suku pendatang. Salah satunya adalah suku Simalungun yang
merupakan bagian dari lima kelompok etnis Batak lainnya yaitu Toba, Karo,
Pakpak, Angkola, Mandailing yang masing masing memiliki kebudayaan
tersendiri dari generasi sebelumnya yang memiliki ciri khas yang berbeda.
Sebagaimana etnis yang lain masyarakat Simalungun juga memiliki
musik tradisi yang secara garis besar, berdasarkan bentuk penyajiannya dapat

1

2

dibagi tiga bagian yaitu musik instrumental, musik vokal, dan penggabungan
kedua-duanya. Di dalam musik instrumen Simalungun terdapat alat musik yang
digunakan seperti

salinggung, ole-ole, sordam, suling, sarune buluh, sarune

bolon, tulila, arbab, husapi, hodong-hodong, gonrang bolon, garantung,
tengtung, dan ogung. Pada masyarakat Simalungun terdapat juga ansambel musik
yakni ansambel yang paling besar yaitu gonrang sipitu-pitu (gondang bolon) dan
yang paling kecil adalah gonrang sidua-dua.
Beberapa jenis ansambel musik ini dapat dimainkan dalam upacara adat
masyarakat Simalungun, baik upacara-upacara hiburan maupun upacara adat
misalnya upacara sukacita (malas ni uhur) dan upacara dukacita (pusok ni uhur).
Selain itu ansambel ini juga dapat digunakan untuk mengiringi tarian (tor-tor)
dalam konteks hiburan misalnya tor-tor sombah. Tor-tor ini ditampilkan pada
upacara penyambutan tamu-tamu terhormat dalam acara besar atau zaman
dulunya menyambut raja-raja agung. Tor-tor Sombah ini juga berfungsi sebagai
menghibur masyarakat sekitar disamping menyambut tamu-tamu terhormat yang
datang berkunjung ke suatu acara besar.
Selain musik instrumental, Simalungun juga memiliki musik vokal atau
sering disebut juga nyanyian, karena secara umum dalam penyajiannya dengan
cara menyanyikannya dan yang dikenal dalam istilah Simalungunnya sebagai
doding. Nyanyian Simalungun memiliki ciri khas tersendiri yaitu inggou (teknik
atau cara bernyanyi yang ditandai irama dan melodi khas Simalungun). Setiap
aktivitas dalam siklus kehidupan Simalungun memiliki lagu atau nyanyian seperti
lagu menidurkan anak (urdo-urdo), lagu bermain bersama anak (tihtah), lagu

3

waktu bekerja (ilah), lagu hiburan (doding-doding), lagu keluh kesah (taur-taur,
tangis-tangis), lagu mantra (tabas), dan lagu cerita (inggou turi-turian). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa musik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat Simalungun.
Musik tradisional Simalungun diwariskan secara turun-temurun dengan
cara lisan. Tradisi lisan yang berkembang dalam suatu masyarakat tidak akan
terlepas dari pengaruh nilai- nilai, gagasan serta keyakinan yang berlaku umum
dalam masyarakat yang bersangkutan. Sama halnya seperti suku lainnya, suku
Simalungun juga memiliki warisan kebudayaan dimana berkewajiban untuk
mempertahankan dan melestarikannya, sehingga dapat menjadi pedoman bagi
setiap warganya.
Salah satu tradisi lisan yang merupakan warisan leluhur Simalungun
adalah taur-taur. Lagu taur-taur ini juga satu lagu rakyat dari beberapa lagu
rakyat Simalungun yang sering ditampilkan pada acara pesta besar Simalungun
atau pesta budaya Simalungun yang diadakan oleh masyarakat Simalungun.
Kata taur secara harafiah berarti “panggil” kemudian diulang menjadi
taur-taur yang berarti memanggil yang dilakukan secara berulang-ulang atau bisa
juga saling memanggil (bersahut-sahutan). Hal yang ditaurkan biasanya
menungkapkan isi hati atau ungkapan perasaan tentang diri sendiri atau orang lain
kepada orang lain yang mendengarkan seperti perasaan sedih, galau, cinta, latar
belakang kehidupan, dan lain sebagainya.
Secara umum penyajian taur-taur dilakukan secara spontanitas, sehingga
kemahiran seseorang dalam mengolah kata-kata dan pengolahannya dengan

4

melodi merupakan bagian yang penting bagi terciptanya taur-taur. Lagu taur-taur
berkembang dari segi syair atau teks lagu sedangkan melodinya dapat dikatakan
hanyalah perulang-ulangan, sedangkan kemahiran seorang dalam menyajikan
taur-taur lebih cenderung dalam pengalaman seorang dalam penyajian taur-taur.
Lagu taur-taur biasanya disesuaikan dengan perasaan dan tujuan
sipenyajinya, sehingga dapat dipastikan taur-taur yang disajikan seseorang akan
berbeda dari segi rangkaian syair dengan taur-taur yang disajikan orang lain,
bahkan meskipun taur-taur tersebut disajikan oleh orang yang sama juga akan
berbeda dari segi syair dengan taur-taur yang disajikan dilain waktu.
Namun ada suatu kecendrungan beberapa bait pertama dari syair taurtaur yang disajikan adalah tetap untuk satu jenis taur-taur, selanjutnya
berdasarkan apa yang menjadi maksud, tujuan dan yang ingin disampaikan oleh
penyajinya yang biasanya syair berikutnya merupakan dari pantun (umpassa)
yang telah umum dimasyarakat, namun bagi penyaji yang kreatif dapat saja
menciptakan pantun secara spontan pada saat penyajian. Walaupun secara
spontan, tidaklah menggunakan kata-kata yang sembarangan, tetap dalam bentuk
pantun dan menggunakan kata-kata yang sopan meskipun yang diungkapkan
berupa kesedihan.
Dalam penyajiannya, lagu taur-taur tersebut memiliki gaya yang
berbeda-beda ada berupa solo, berpasangan, berkelompok, dengan cara bersahutsahutan seperti orang yang berbicara. Sedangkan berdasarkan instrumen
pengiringnya, ada tanpa pengiring alat musik (acapella) dan ada juga

5

menggunakan iringan alat musik seperti sordam, sulim, tulila, sarune buluh
tergantung jenis lagu taur-taur apa yang dinyanyikan.
Berdasarkan isi teks, dan cara atau tempat penyajiannya taur-taur masih
dapat terbagi-bagi lagi. Ada beberapa jenis lagu taur-taur yaitu terdiri dari taurtaur Sitarak Galunggung (Si Ranto Alim), Taur-taur Sibuat Gulom, taur-taur
Simbandar, taur-taur Simanggei, Taur-taur Palopah-lopah Urung, dan Taur-taur
Balog Ganjang. Taur-taur Sibuat Gulom merupakan lagu rakyat Simalungun yang
mengungkapkan isi hati tentang percintaan sepasang muda-mudi yang disajikan di
sekitar pancuran atau sungai tempat pemandian dan tempat mengambil air.
Perubahan dalam kebudayaan yang termasuk perubahan dalam kesenian
merupakan hal yang sewajarnya dan terus berlaku sesuai dengan proses dinamika
yang dialami masyarakat pendukungnya. Hal ini juga terjadi pada lagu Taur-taur
Sibuat Gulom yang mengalami perubahan mulai tempat penyajian dari tempat
pancuran air hingga menjadi tempat-tempat yang lebih bebas bahkan disegala
aktifitas dan dimana saja masyarakat Simalungun dapat menyanyikan lagu taurtaur ini. Selain itu taur-taur ini juga biasa dinyanyikan apabila seseorang merasa
sedih tetapi perkembangan taur-taur sekarang ini, sudah mendapat tempat sebagai
bagian dari seni hiburan, jadi motivasi perasaan dan latar belakang tidak lagi
menjadi patokan dapat menyanyikan lagu taur-taur ini, sehingga taur-taur dapat
ditampilkan juga apabila ada pesta besar rakyat Simalungun misalnya Rondang
Bittang dan acara besar lainnya.
Namun perkembangan zaman yang terjadi saat ini tidak hanya
berpengaruh terhadap perkembangan teknologi tapi juga terhadap kebudayaan

6

Simalungun, sehingga mengalami perubahan yang mehilangkan karakterisitik
kebudayaan itu sendiri. Maka dengan sendirinya suku Simalungun akan
kehilangan karakter dari segi keseniannya dan beberapa tahun kemudian akan
hilang.
Hal ini terlihat bahwa sudah semakin sedikit masyarakat Simalungun
yang menguasai lagu taur-taur khususnya lagu Taur-taur Sibuat Gulom, bahkan
hampir punah karena di zaman sekarang ini sudah jarang dinyanyikan oleh kaum
pemuda-pemudi. Kini masyarakat lebih suka menyanyikan lagu-lagu modern
yang lebih disukai dan disenangi. Perkembangan situasi dan kondisi ini, membuat
penulis tertarik untuk mengangkat dan melakukan penelitian deskriptif kepada
lagu Taur-taur Sibuat Gulom.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Tinjauan Bentuk dan Makna Lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada Masyarakat
Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun”.
Pendeskripsian ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan
salah satu lagu rakyat Simalungun.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari
uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan
lingkup permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah
agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang

7

dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian latar belakang masalah, maka permasalahan
penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi beberapa bagian, antara lain:
1.

Bagaimana latar belakang terbentuknya lagu Taur-taur Sibuat Gulom
pada masyarakat Simalungun?

2.

Bagaimana keberadaan lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada masyarakat
Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun?

3.

Bagaimana tanggapan masyarakat Simalungun di Desa Hinalang
Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun terhadap lagu Taur-taur Sibuat
Gulom?

4.

Bagaimana bentuk lagu dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom?

5.

Bagaimana makna yang terkandung dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom?

6.

Bagaimana proses penggarapan teks dan melodi lagu Taur-taur Sibuat
Gulom ?

7.

Bagaimana karakteristik lagu Taur-taur Sibuat Gulom

dari aspek

melodi, ritme dan cara bernyanyi?

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan
kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah
untuk memudahkan penyelesaian masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.
Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiono (2008:286)
mengatakan bahwa “Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada
tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu”.

8

Pembatasan masalah ini perlu bukan saja untuk mempermudah

atau

menyederhanakan masalah bagi penelitian, akan tetapi juga menetapkan lebih
dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam memecahkan masalah tenaga,
waktu, biaya dan sebagainya yang timbul dari rencana tertentu.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian ini yaitu :
1.

Bagaimana latar belakang terbentuknya lagu Taur-taur Sibuat Gulom
pada masyarakat Simalungun?

2.

Bagaimana bentuk lagu dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom di Desa
Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun?

3.

Bagaimana makna yang terkandung dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom
di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun?

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari penelitian yang
hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan. Hal ini sependapat dengan Sugiono (2008:288)
“Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan
masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.
Berdasarkan uraian latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah, maka permasalahan di atas dapat dirumuskan, yaitu sebagai berikut :
“bagaimana tinjauan bentuk dan makna dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada

9

masyarakat Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten
Simalungun ”

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan manusia selalu berorientasi kepada tujuan. Salah satu
keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan penelitian
selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang
akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Bungin (2007 : 75) yang menyatakan,
”tujuan penelitian adalah dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam
suatu penelitian”. Berhasil tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari
tercapai tidaknya tujuan penelitian. Dalam penelitian ini penulis merumuskan
tujuan penelitian yaitu,
1. untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Taur-taur Sibuat Gulom
pada masyarakat Simalungun.
2. untuk mengetahui bentuk lagu dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada
masyarakat Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten
Simalungun.
3. untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lagu Taur-taur Sibuat
Gulom pada masyarakat Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba
Kabupaten Simalungun.

10

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang dapat
dijadikan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian
selanjutnya. Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukankan peneliti ini
diharapkan dapat member manfaat.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan maupun
ide ke dalam karya tulis,
2. sebagai bahan informasi kepada masyarakat Simalungun untuk lebih
mengenal dan mengetahui lebih mendalam mengenai Taur-taur Sibuat
Gulom,
3. salah satu upaya pemeliharaan lagu rakyat Simalungun sebagai bagian dari
kekayaan budaya nasional,
4. sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada peneliti yang relevan di
kemudian hari yang berhubungan dengan lagu rakyat Simalungun
khusunya Taur-taur Sibuat Gulom,
5. sebagai bahan tambahan kepustakaan dalam analisis musik vokal
tradisional Simalungun,
6. menambah sumber kajian bagi kepustakaan di jurusan Sendratasik
Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Medan,
7. bahan motivasi bagi pembaca, khususnya yang menekuni atau mendalami
pengetahuan seni musik.

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Hinalang
Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun, maka dapat diambi kesimpulan, dan
saran-saran sebagai berikut :
1. Lagu Taur-taur Sibuat Gulom adalah salah satu nyanyian tradisi
Simalungun. Dalam syairnya berubah-ubah tetapi maknanya tetap sama
menyanjung wanita yang dilakukan lelaki.
2. Bentuk lagu Taur-taur Sibuat Gulom terdiri dari tiga tema atau bentuk
yaitu bentuk A terdapat pada birama 1 – birama 52, bentuk B terdapat
pada birama 53 – birama 79 ketukan pertama, bentuk C terdapat pada
birama 79 ketukan kedua – birama 97 ketukan kedua, yang didalamnya
terdapat pengulangan-pengulangan.
3. Dalam penyajian Taur-taur Sibuat Gulom dilakukan duet (berpasangan)
yang bersahut-sahutan sedangkan instrument pengiringnya menggunakan
sulim. Syair lagu berbentuk pantun (Umpassa) disesuaikan perasaan dan
tujuan atau tema sipenyajinya. Oleh karena itu taur-taur yang disajikan
seseorang akan berbeda dari segi syair yang disajikan di lain waktu dan
kondisi penyajinya .
4. Makna lagu taur-taur Sibuat Gulom yang disajikan pada umumnya berisi
percintaan muda-mudi yang bertemu di pancuran atau tempat pemandian
yang diawali pertemuan, perkenalan, berpacaran.
77

78

5. Setiap

lagu

rakyat

pada

prinsipnya

memiliki

ciri

khas

yang

membedakannya dengan lagu-lagu rakyat yang berasal dari etnik lain.
Lagu ini banyak menggunakan legato dimana hal tersebut merupakan
tehnik

bernyanyi

Simalungun

yang

disebut

Inggou.

Lagu

ini

mengutamakan pengembangan syair namun melodi yang digunakan
adalah pengulangan-pengulangan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diambil disimpulkan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Mengingat hampir seluruh masyarakat khususnya generasi muda tidak lagi
mengenal dan dapat menyanyikan lagu tersebut, maka disarankan kepada
orangtua dan orang yang memang mengerti lagu taur-taur Sibuat Gulom
tersebut agar selalu mengajarkannya kepada generasi muda agar music
vocal tradisional Simalungun tidak punah
2. Agar nyanyian Taur-taur Sibuat Gulom tetap dipertahankan eksistensinya
dan merasakan bahwa hal ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang
dijadikan milik bersama, sehingga setiap etnis yang ada di seluruh
Indonesia tetap hidup dan terus dikembangkan.

79

DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Pono.2007.Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius.
Barus, Nuriati.2012.Keberadaan LaguTaur-taur Simbandar di Desa Pagar Manik
Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai . Skripsi. Universitas
Negeri Medan.
Bungin, Burhan. 2007. MetodePenelitianKualitatif. Jakarta : Rajagrafindo.
_____________2008. MetodePenelitianKualitatif. Jakarta : Rajagrafindo.
Budilinggono. 1993. Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta : Depdikbud.
Damanik, Denni Maradona. 2012. Peranan Lagu Tolu Sahundulan Lima
Saodoranpada Perkawinan Adat Simalungun di Desa Simanabun
Kecamatan Silaukahean Kabupaten Simalungun.Skripsi.UniversitasNegeri
Medan.
Harefa, Agustina. 2012. Keberadaan Lagu Alat Musik Saligung pada Masyarakat
Simalungun di Desa Simbolon Tengkoh Kecamatan Panombean Panei
Kabupaten Simalungun. Skripsi.Medan : Universitas Negeri Medan.
Hurd, Michael. 1979. The Oxford Ilustrated Dictionary of Music. Melbourn
Oxford University Press.
Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Depdikbud.
Jones, Thaddeus George. 1974. Music Theory. USA. Harper k Row Publisher, Inc
Kodijah, Latifah. Istilah-istilahMusik.Penerbit :Djambatan.
Kamien, Roger. 1976. Music An Apreciation (cetakan pertama). USA.
McGrow Hill, Inc.
Maryaeni, 2005. Metode Penulisan Kebudayaan. Jakarta : Bumu Aksara
Prier, Karl-Edmund.2009.KamusMusik.Yogyakarta :PusatMusikLiturgi
Prier, Karl-Edmund.1996.IlmuBentukMusik. Yogyakarta :PusatMusikLiturgi
Piliang, Yasraf Amir.2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Kode, Gaya dan

80

Matinya Makna.Bandung :Matahari
Purba, Setia Dermawan.2008. Nyanyian Anak dalam Kebudayaan Etnik
Simalungun. JurnalEtnomusikologi. Medan :Universitas Sumatera Utara
Purba, Setia Dermawan. 2009. Musik Tradisional Simalungun. Jurnal Seni Musik.
Medan : Universitas Pelita Harapan. Fakultas Ilmu Seni UPH
Saragih, Normansyah. 2010. Analisis Lagu Illah I Losung dalam Tari Manduda
Karya Taralamsyah Saragih. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Nedan
Sugiono,2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatifdan R&D).Bandung : Alfabeta
______,2009.Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatifdan R&D).Bandung : Alfabeta
http://sovasakina.blogspot.com/2013/06/pengertian-pantun-sejarah-jeniscontoh.html)
www.repository.usu.ac.id
www.wikipedia.com

DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Pono.2007.Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius.
Barus, Nuriati.2012.Keberadaan LaguTaur-taur Simbandar di Desa Pagar Manik
Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai . Skripsi. Universitas
Negeri Medan.
Bungin, Burhan. 2007. MetodePenelitianKualitatif. Jakarta : Rajagrafindo.
_____________2008. MetodePenelitianKualitatif. Jakarta : Rajagrafindo.
Budilinggono. 1993. Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta : Depdikbud.
Damanik, Denni Maradona. 2012. Peranan Lagu Tolu Sahundulan Lima
Saodoranpada Perkawinan Adat Simalungun di Desa Simanabun
Kecamatan Silaukahean Kabupaten Simalungun.Skripsi.UniversitasNegeri
Medan.
Harefa, Agustina. 2012. Keberadaan Lagu Alat Musik Saligung pada Masyarakat
Simalungun di Desa Simbolon Tengkoh Kecamatan Panombean Panei
Kabupaten Simalungun. Skripsi.Medan : Universitas Negeri Medan.
Hurd, Michael. 1979. The Oxford Ilustrated Dictionary of Music. Melbourn
Oxford University Press.
Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Depdikbud.
Jones, Thaddeus George. 1974. Music Theory. USA. Harper k Row Publisher, Inc
Kodijah, Latifah. Istilah-istilahMusik.Penerbit :Djambatan.
Kamien, Roger. 1976. Music An Apreciation (cetakan pertama). USA.
McGrow Hill, Inc.
Maryaeni, 2005. Metode Penulisan Kebudayaan. Jakarta : Bumu Aksara
Prier, Karl-Edmund.2009.KamusMusik.Yogyakarta :PusatMusikLiturgi
Prier, Karl-Edmund.1996.IlmuBentukMusik. Yogyakarta :PusatMusikLiturgi
Piliang, Yasraf Amir.2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Kode, Gaya dan
Matinya Makna.Bandung :Matahari
Purba, Setia Dermawan.2008. Nyanyian Anak dalam Kebudayaan Etnik
Simalungun. JurnalEtnomusikologi. Medan :Universitas Sumatera Utara

1

80

Purba, Setia Dermawan. 2009. Musik Tradisional Simalungun. Jurnal Seni Musik.
Medan : Universitas Pelita Harapan. Fakultas Ilmu Seni UPH
Saragih, Normansyah. 2010. Analisis Lagu Illah I Losung dalam Tari Manduda
Karya Taralamsyah Saragih. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Nedan
Sugiono,2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatifdan R&D).Bandung : Alfabeta
______,2009.Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatifdan R&D).Bandung : Alfabeta
http://sovasakina.blogspot.com/2013/06/pengertian-pantun-sejarah-jeniscontoh.html)
www.repository.usu.ac.id
www.wikipedia.com

RIWAYAT HIDUP
Rosenta Girsang, lahir di Medan 16 Nopember 1991.
Putri kedua dari Bapak Emli Emericus Girsang dan Ibu
Arida Sipayung. Mengakhiri pendidikannya dari bangku
Sekolah Dasar (SD) tahun 2003, tepatnya di SD Ummi
Fatimah Medan, setelah itu ia melanjutkan jenjang
pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama, tepatnya
di SMP Negeri 27 Medan dan selesai tahun 2006. Pendidikan Menengah Atas
diakhiri di

SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan pada tahun 2009. Kini telah

menyelesaikan studi S-1 Program Pendidikan Seni Musik Jurusan Seni Drama
Tari dan Musik di Universitas Negeri Medan (UNIMED), dengan judul skripsi:
“Tinjauan Bentuk dan Makna Lagu Taur-taur Sibuat Gulom di Desa Hinalang
Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun”. Selama mengerjakan pendidikannya
sebagai mahasiswa, ia dikenal dengan kepribadian yang sederhana dan dikenal
sebagai mahasiswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti mengikuti
berbagai festival paduan suara Nasional maupun Internasional bersama Solfeggio
Choir UNIMED, dan Ia juga aktif mengikuti pembinaan Mahasiswa Kristen di
Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan (UKMKP) serta menjadi peserta
Kamp Mahasiswa Regional Sumatera Utara (KMRSU) VIII 2013.
memiliki motto singkat yaitu Student Today , Leader Tomorrow.

Ia juga