IDENTIFIKASI SITUS SEJARAH MAKAM PENYEBAR ISLAM ABAD KE X DI KECAMATAN MANDUAMAS KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

Identifikasi Situs Sejarah Makam Penyebar Islam Abad X
Di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah

Diajukan Untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan ( S 1 )

OLEH :
Nirwan Saputra Lubis
Nim : 3103121058

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

Abstrak
Nirwan Saputra Lubis. Nim 3103121058. Identifikasi Situs Sejarah Makam
Penyebar Islam Abad ke X di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli
Tengah. Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas
Negeri Medan.
Latar belakang penelitian ini berdasarkan pengamatan peneliti secara

singkat bahwa penelitian tentang makam - makam penyebar Islam yang terdapat
di kecamatan Manduamas masih sangat dangkal. Disamping itu tidak banyak
masyarakat yang tahu bahwa di kecamatan Manduamas juga terdapat makam –
makam penyebar Islam seperti yang terdapat di Barus. Dari segi ornament yang
terdapat pada makam juga berbeda dengan makam makam yang sebelumnya
pernah diteliti. Ornament makam ini dapat menambah jenis ornament yang telah
diketahui sebelumnya. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengidentifikasi
makam penyebar Islam abad ke X di kecamatan Manduamas kabupaten Tapanuli
Tengah ”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi makam penyebar
Islam ( sejarah, bentuk nisan, kondisi makam ) di kecamatan Manduamas, serta
mengetahui ornament ( motif dan kaligrafi ) yang terdapat pada makam Islam
tersebut. Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian lapangan (field research).
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah melalui observasi
dengan makam ( untuk mengetahui motif, bentuk nisan, kaligrafi dan kondisi
makam ), wawancara ( untuk mengetahui sejarah penyebaran islam yang
dibawakan aulia ) , dan studi pustaka. Sumber primer dalam penelitian ini adalah
orang orang yang mengetahui seluk beluk makam tersebut sedangkan sumber
sekunder adalah buku – buku dan literatur. Dari hasil identifikasi makam
penyebar Islam di kecamatan Manduamas di dapat informasi bahwa (1) makam
yang bergelar Tuan Rantau Panjang bernama Syekh Agam Puloi, makam Tuan

Pulau Panjang bernama Syekh Muhammad Abdullah, makam Tuan Sago bernama
Tuan Syekh Putih, dan Makam Tuan Mangkir bernama Tuan Syekh Amir. (2)
Ajaran Islam yang disebarkan oleh ke empat aulia tersebut melalui ajaran
Tasawuf. (3) Kondisi makam tersebut berdasarkan hasil observasi peneliti sangat
memprihatinkan, dipenuhi semak – semak, tidak terawat, dan kotor. (4) Hanya
makam Syekh Agam Puloi dan Syekh Muhammad Abdullah yang mempunyai
nisan dengan tipe yang sama yaitu tipe batu Aceh A1 bentuk F. (5) Ornament
pada makam Syekh Agam Puloi menggunanakan tulisan Arab Melayu pada nisan
bagian kepala yang berbunyi Asslamualaikum Dari kaum mu’min Wainna Insya
allah Bikum rohikun. Sedangkan bagian kaki Allahummagfirlahu warhamhu
waafii wa’fuanhu. Untuk makam Syekh Muhammad Abdulah bertuliskan
kaligrafi Allah dan Muhammad. (6) Motif yang terdapat pada syekh Agam Puloi
adalah motif matahari dengan lafadz Allah ditengahnya yang bermakna bahwa
Allah adalah cahaya bagi seluruh alam. Sedangkan motif Makam Syekh
Muhammad Abdullah adalah motif bunga teratai yang bermakna hidup harus
menuju kearah yang lebih baik.

KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Identifikasi Situs Sejarah Makam

Penyebar Islam Abad Ke X di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami
kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari
Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr. Hidayat M.Si selaku
Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat
berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Prof. Dr . Ibnu Hajar, M. Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr.Restu selaku Dekan FIP Universitas Negeri Medan
3.

Ibu Lukitaningsih, M. Hum selaku ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas
Negeri Medan yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Hidayat, MS selaku dosen PS saya, yang selalu sabar mendidik dan membimbing
saya dalam melakukan penelitian ini. Semoga bapak selalu diberikan rezeki dan kesehatan

oleh Allah SWT.
5. Ibu Dr. Syamsidar Tanjung, M. Pd selaku dosen pembanding ahli yang telah memberikan
saran guna kelengkapan dan perbaikan dari Skripsi saya.

6

Ibu Dra. Hafnita SD. Lubis selaku dosen pembanding bebas dan sekretaris jurusan
pendidikan Sejarah yang telah banyak memotifasi sampai diujung studi saya ini, semoga
Allah memberikan rahmatnya kepada ibu

7 Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
8.

Bapak Raspi Jambak selaku Camat Kecamatan Manduamas yang telah mengizinkan dan
membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi
ini.

9. Bapak Reza Bin Sulaiman yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data demi

kelancaran dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi ini.
10 Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah A Reguler 2010 yang telah
banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan
maupun dalam penulisan skripsi ini. Yaitu: Agus, Aina, Arinda, Ayu, Boy, Candra, Iqbal,
Dedi, Dilla, Dora, Eka, Elya, Eros, Radius, Irma, Evan, Fatwa, Febri, Ferry, Fitri, Flora,
Frianko, Hesry, Hetti, Hotresly, Indri, Jarahman, Josrai, Juliar, Junita, Budi, Hadi, Mariya,
Morris, Muna, Naomi, Nelly, Nirwan, Norma, Nur Indah, Nurhairina, Pratica, Putri, Riduan
Edo, Rima, Rio, Muslim, Rode, Sugi, Susi, Tono, Windah, Yosep, Zarahman, terimakasih
atas kebersamaan selama ini, aku akan selalu merindukan kalian
11. Untuk sahabat PPLT Unimed 2013 SMAN 1 Gebang Ayu, Ocha, Yayat, Zainur, Baya, Nelly,
Dewi, Sundari, Diana, Nisa, Lailan, Musdalifah, Ema, April, Saddam, Patar, Batman terima
kasih kebersamaannya 3 bulan yang telah membuat saya dewasa berada bersama kalian.
12. Dan untuk dua Orang yang paling kusayang, kedua orang tuaku Ibunda Rukiah Nasution dan
Ayahanda Lahuddin Lubis yang sangat banyak memberikan bantuan moril, material, arahan,
dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan. Ayah

dan Ibulah penguat hidupku. Aku lakukan semua ini supaya Ayah dan Ibu senang menjalani
hari Tua nanti. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan umur yang panjang kepada
Ayah dan Ibu supaya aku bisa membuat ayahanda dan ibunda senang,


agar tidak

menyusahkan saja yang hanya aku tahu.
13. Untuk kelima adikku Idham,Ruli, Rizkinah, Fatma, dan Iqbal tetap semangat dek menempuh
sekolah kalian. Semoga Allah selalu memberikan hidayahnya kepada kita sehingga kita
semua bisa menjadi anak yang sukses dan berbakti pada orang tua. Abang selau sayang sama
kalian semua.
14. Untuk kedua Bou ku yang berada dijalan Kualo,terima kasih atas kasih sayangnya, bou sudah
seperti Ibu kandungku sendiri. Aku akan selalu mengingat semua kasih sayang bou. Semoga
Allah memberikan umur yang panjang kepada bou supaya aku bisa membalas kasih sayang
bou selama ini
15. Untuk satu – satunya nenekku yang masih hidup, doakan aku nek supaya cepat sukses.
Aku kan ingat janjiku, aku akan memberangkatkan nenek naik haji. Terima kasih atas kasih
sayang dan nasehatnya selama ini
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini


Penulis

Daftar Isi
Abstrak.......................................................................................................................................I
Kata Pengantar......................................................................................................................... II
Daftar Isi....................................................................................................................................II
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah....................................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5
Bab II Kajian Pustaka
A. Kerangka Konsep.........................................................................................................6
1. Identifikasi Situs Sejarah................................................................................ 6
2. Makam dan Fungsinya.................................................................................... 11
3. Ornament Makam islam................................................................................. 12
a. Motif....................................................................................................12
b. Kaligrafi..............................................................................................14
B. Kerangka Berpikir .......................................................................................................26

Bab III Metodologi Penelitian
A. Jenis Penelitian .......................................................................................................... 28
B. Lokasi Penelitian ........................................................................................................ 28
C. Sumber data ............................................................................................................... 29
D. Tehnik Pengumpulan data ........................................................................................ 29
E. Teknik analisa data .................................................................................................... 30
Bab IV Pembahasan
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................................... 32
1. Lokasi dan kondisi geografis Kecamatan Manduamas.................................. 32
2. Iklim............................................................................................................... 34
3. Perekonomian................................................................................................ 34
4.2 Kehidupan dan Kepercayaan Masyarakat Manduamas.............................................37
4.3 Identifikasi Makam Penyebar Islam di Kecamatan Mandumas.................................39
A. MakamTuan Syekh Agam Puloi........................................................................39
1.

Sejarah Syekh Agam Puloi..................................................................39

2.


Bentuk Nisan Syekh Agam Puloi........................................................41

3.
B.

Kondisi Makam....................................................................................41

Makam Tuan Syekh Muhammad Abdullah......................................................42
1.

Sejarah Syekh Muhammad Abdullah..................................................42

2.

Bentuk Nisan Syekh Muhammad Abdullah........................................45

3.

Kondisi Makam Syekh Muhammad Abdullah....................................45


C. MakamTuan Syekh Putih...................................................................................46
1.

Sejarah Tuan Syekh Putih...................................................................46

2.

Bentuk Nisan Tuan Syekh Putih.........................................................48

3.

Kondisi makam Tuan Syekh putih.....................................................49

D. Makam Tuan Syekh Amir................................................................................49
1.

Sejarah Tuan Syekh Amir..................................................................49

2.


Kondisi Makam Syekh Amir...............................................................51

4.4 Ornament Makam Penyebar Islam diKecamatan Manduamas....................................51
A. Makam Syekh Agam Puloi................................................................................51
1.

Kaligrafi...............................................................................................51

2.

Motif....................................................................................................52

B. Makam Syekh Muhammad Abdullah.................................................................52
1.

Kaligrafi...............................................................................................52

2.

Motif....................................................................................................52

4.5 Fungsi Makam Penyebar Islam Abad ke X bagi Masyarakat Kecamatan
Manduamas....................................................................................................................53
4.6 Tompat..........................................................................................................................53
Bab V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 54
B. Saran............................................................................................................................ 58
Daftar Pustaka ........................................................................................................................60
Pedoman Wawancara ........................................................................................................... 62
Lampiran Peta Lokasi Penelitian ...........................................................................................63
Lampiran Hasil wawancara.....................................................................................................68
Lampiran Foto..........................................................................................................................69

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang Masalah
Manduamas adalah salah satu daerah yang terletak diperbatasan antara Kabupaten
Tapanuli tengah dengan Aceh singkil. Daerah penduduknya berada di pantai daerah
Manduamas pulau Sumatera. Letak Manduamas tidak begitu jauh dari barus yang merupakan
sebuah pelabuhan perdagangan internasional pertengahan abad VII.
Barus saat ini merupakan salah satu situs yang menandai masuknya Islam di Indonesia.
Ini ditandai dengan dengan adanya makam makam yang ada di barus dengan batu nisan yang
lebih tua daripada yang di Aceh.
Dalam seminar sejarah “ Masuknya Islam ke Indonesia ” pada tanggal 17 sa mpai dengan
20 Maret 1963 yang diketuai oleh H. Muhammad said menyimpulakan bahwa daerah yang
pertama di datangi Islam ialah Sumatera yaitu di Barus dan masyarakat islam terbentuk
pertama kali di aceh. Ini ditandai dengan adanya makam Said mahmud di Papan tinggi dan
Makam Mahligai. Meuraxa (1973:3)
Namun menurut Hadji Muhammad Said selaku ketua Seminar Masuknya Islam ke
Indonesia pada Tahun 1963 menyangsikan pendapat Dada Meuraxa yang menyatakan bahwa
Islam pertama kali masuk di Sumatera, karena banyak diantara penelitiannya masih
disandarkan pada kemungkinan kemungkinan dan bukan pada kepastian yang seteguhnya
bisa dipertahankan.

Banyak sejarawan beranggapan bahwa pelabuhan bandar Barus yang dulu adalah sekecil
barus yang sekarang. Sehingga mereka terkesan meneliti tentang peradaban Islam hanya di
Barus, Lobu tua dan sekitarnya. Menurut H. M. Nur Tumanggor, selaku ketua MUI
kecamatan Manduamas menyatakan bahwa Wilayah Bandar Barus yang dulu dimulai dari
Pagar pinang kecamatan Mandumas sampai ke Muara bolak kecamatan Sosorgadong.
Sehingga banyak peninggalan peninggalan bersejarah tentang masuknya Islam terdapat di
beberapa kecamatan tersebut.
Sebagai salah satu daerah Bandar Barus, Manduamas yang kira kira membutuhkan waktu
30 menit dari Barus juga memiliki 4 makam penyebar Islam. Ke empat Makam ini memiliki
panjang rata - rata 6 sampai 9 meter hampir sama dengan makam said mahmud yang ada di
Papan tinggi. Menurut Jahiruddin (2008: 1) Makam makam tua tersebut umumnya disebut
penduduk, terutama orang – orang tua, dengan Kuburan aulia 44 ( empat puluh - empat)
negeri Barus.
Nama tempat Fansur dan balus yang dikaitkan sebagai penghasil kamper terdapat
dalam banyak sumber bahasa Arab dan Persia, antara lain buku buku perjalanan, botani,
kedokteran dan pengobatan. Kamper asli dari daerah ini yang disebut kapur barus atau Kapur
borneo, diperoleh dari pohon dryobalanops aromatica Gaertn, keluarga Dipterocarpacea.
Guillot (2002: 217).
Keempat makam yang terdapat di Kecamatan Manduamas terletak di desa Sago,desa
Mangkir,dan di Pinggir sungai muara Tapus. Sampai saat ini tidak begitu banyak peneliti
sejarah yang tahu tentang keberadaan makam tersebut, sehingga informasi mengenai makam
tersebut hanya dapat diidentifikasi melalui sumber lisan. Padahal Nisan yang terdapat
dimakam tersebut dapat mengungkap awal mula masuknya Islam di Barus dan Manduamas.
Bisa dipastikan bahwa keempat makam ini adalah bagian rombongan penyebar islam dari
Arab, Guzarat, dan Persia.
Umumnya Makam makam ini sangat dihormati dan dikeramatkan oleh masyarakat
setempat. Banyak kejadian kejadian yang tidak masuk akal sering terjadi di sekitar Makam

makam tersebut. Masyarakat percaya jika kita mempunyai hazat dan berziarah ke makam ini,
Insya allah hazat tersebut akan terkabulkan. Dalam berdoa doa juga,masyarakat setempat
selalu memanjatkan doa kepada 44 Aulia tersebut sebagai rasa terima kasih dan
penghormatan karena telah menyebarkan islam di wilayah barus.
Alasan Obyektif peneliti mengkaji ini adalah karena Penelitian mengenai makam
bukanlah hal yang baru. Namun penelitian tentang keberadaan makam ini belum pernah
diteliti sejarawan sekalipun. Melalui penelitian ini diharapkan akan semakin membuktikan
Islam pertama kali masuk di Barus. Meuraxa (3:1973).
Disamping itu dari segi Ornamen makam agak sedikit berbeda dari makam makam yang
sebelumnya pernah diteliti. Oranamen makam ini dapat menambah jenis ornamen yang telah
diketahui sebelumnya. Selain itu Keberadaan Makam ini tidak banyak masyarakat yang tahu
karena medan untuk menuju ke lokasi harus menyeberangi sungai dan sulit ditempuh dan
jaraknya yang terpisah pisah. Banyak sejarawan dan peneliti yang hanya mengetahui bahwa
makam – makam aulia penyebar islam hanya terdapat di Barus. Atas dasar ini peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan Judul “Identifikasi Situs Sejarah Makam Penyebar Islam
di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah”. Sebagai informasi kepada khalayak
umum bahwasanya di Manduamas juga terdapat peninggalan peradaban islam pada abad ke
VI, agar nantinya dijadikan sebagai Situs sejarah tentang masuknya Islam di Barus.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di identifikasikan beberapa masalah antara lain :
1. Identifikasi Makam Penyebar Islam Abad ke 17 di Kecamatan Manduamas Kabupaten
Tapanuli Tengah
2. Ornamen Makam Penyebar Islam yang berada di kecamatan Manduamas
C. Rumusan Masalah
Berdasarkarkan Identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Identifikasi Makam penyebar Islam abad ke 17 yang terdapat di Kecamatan Manduamas
Kabupaten Tapanuli Tengah?
2. Bagaimanakah Ornamen dari makam penyebar Islam yang berada di Kecamatan Manduamas
Kabupaten Tapanuli Tengah ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk Mengidentifikasi makam penyebar Islam yang terdapat di Kecamatan Manduamas
2. Untuk mengetahui bagaimana Ornamen dari Makam Penyebar Islam yang berada di
kecamatan Manduamas

D. Manfaat Penelitian
Manfaat peneitian menurut dapat di kategorikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat
praktis. Manfaat teoritis berfungsi sebagai pengembangan Ilmu sejarah dan menambah bahan
pembelajaran khususnya Mahasiswa jurusan pendidikan Sejarah Unimed.
Sedangkan Manfaat Praktis berfungsi :
1. Peneliti mengharapkan supaya masyarakat maupun pemerintah menjaga dan melestarikan
keberadaan Makam Makam penyebar Islam tersebut
2. Supaya pemerintah menetapkan Undang- Undang khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah,
agar situs situs bersejarah Yang ada di kabupaten ini bisa terpelihara dengan baik

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis dapat
disimpulkan bahwa :
1. Identifikasi ke empat makam penyebar Islam dikecamatan Manduamas diperoleh
informasi :
a. Makam yang bergelar Tuan Rantau Panjang bernama Syekh Agam Puloi yang
merupakan salah satu aulia 44 yang dikenal dalam masyarakat Barus. Makam tersebut
terletak diseberang sungai Muara ore. Makam ini memiliki Panjang sekitar 9 meter
dengan Nisan berbahasa Arab Melayu dikepalanya. Syekh Agam Puloi merupakan
orang Aceh yang datang ke Barus menyebarkan Agama Islam lewat ilmu Tasawuf.
Makam Syekh Agam Puloi memiliki nisan Tipe batu Aceh A1 yaitu tonjolan ke arah
timur dan barat, berbentuk papan dengan Kategori F. Pada bagian kaki sering dihiasi
dengan pola hias geometris, dan tak jarang dengan pola hias lain seperti: bungong
glima, bungong seumanga, bungong seuleupo. Pada setiap sisi pinggang biasanya ada
hiasan bungong glima, dan geometris yang digayakan, dipadukan dengan bungong
glima. Pada bagian badan terdapat hiasan bingkai jendela kaca, kadang kala di selingi
hiasan sulur-sulur penggayaan bungong kundo. Di atas bingkai jendela kaca terdapat
hiasan bungong awan setangke dan kadang kala disertai dengan puta talou dua.
puncak, atau salah satunya .
b. Makam yang terletak di pulau panjang adalah Tuan Muhammad Abdullah yang juga
merupakan salah satu Aulia 44 Barus terletak di pulau perbatasan Aceh dengan
Kabupaten Tapanuli Tengah. Makam Tuan Syekh Muhammad Abdullah memiliki

panjang 10 meter. menuturkan bahwa Syekh Muhammad Abdullah merupakan Orang
Aceh yang meyebarkan agama Islam ke Barus. Disamping makam Syekh Muhammad
Abdullah terdapat 2 makam yang berukuran normal yang merupakan pengikut setia
dari Syekh Muhammad Abdullah. Kedua Makam tersebut adalah Teuku Daud dan
Teuku Uda. Nisan Tuan Syekh Muhammad Abdullah Tipe batu Aceh A1 yaitu
tonjolan ke arah timur dan barat, berbentuk papan dengan Kategori F. Pada bagian
kaki sering dihiasi dengan pola hias geometris, dan tak jarang dengan pola hias lain
seperti: bungong glima, bungong seumanga, bungong seuleupo. Pada setiap sisi
pinggang biasanya ada

hiasan bungong

glima, dan geometris yang digayakan,

dipadukan dengan bungong glima. Pada bagian badan terdapat hiasan bingkai jendela
kaca, kadang kala di selingi hiasan sulur-sulur penggayaan bungong kundo. Di atas
bingkai jendela kaca terdapat hiasan bungong awan setangke dan kadang kala disertai
dengan puta talou dua. puncak, atau salah satunya.
c. Makam yang diberi julukan Tuan Sago bernama Tuan Syekh Putih Posisi makam
terletak di Pantai Sago, yaitu Ujung Pantai perkebunan PT. SGSR Afdeling 10.
Makam tersebut memiliki panjang 10 meter. Nisan dikepalanya Nisan Tuan Sago
memiliki bentuk yang sama dengan Syekh Agam Puloi dan Syekh Muhammad
Abdullah yaitu bentuk nisan A1 yaitu, tonjolan ke arah timur dan barat, berbentuk
papan dengan Kategori F. Tuan Syekh Putih adalah seorang penyebar agama Islam
yang berasal dari Aceh sambil menyebarkan Agama Islam. Beliau dulu berdagang
melalui lautan dengan memperdagangkan minyak nilam yang dalam bahasa
Tradisional disebut Umbil. Makam Tuan Syekh Putih berada di pantai Sago dan
terletak dipinggir pantai. Makam ini kondisinya sangat memprihatinkan yang mana
sangat banyak ditumbuhi oleh pohon – pohonan sehingga untuk menuju makam kita
harus melewati semak belukar.

d. Makam Tuan syekh Amir terletak di Mangkir Afedling 8 PT SGSR. Makam tersebut
memiliki panjang 9,5 meter. Hasil wawancara dengan Bapak Hatta Tanjung bahwa
Tuan syekh Amir juga berasal dari Aceh. Sampai saat ini Nisan untuk Makam
tersebut belum ada. Tuan Syekh Amir yang menyebarkan agama lewat Pendidikan.
Dimana aulia menyebarkan agama Islam melalui bidang pendidikan, yaitu dengan
mendirikan pondokan. Pondokan ini merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi
para umat masyarakat. Makam tersebut terletak dipinggir laut yang dikelilingi pohon
– pohon besar disekitarnya. Tidak jauh berbeda dengan makam makam yang ada di
Manduamas yang lain makam ini juga nampak tidak terawat dan malah dijadikan
masyarakat sebagai tempat kemusyrikan karena menurut pengamatan peneliti banyak
dijumpai rokok dan kopi yang biasanya dilakukan masyarakat untuk kemusyrikan.
2. Dari segi ornament makam penyebar Islam di kecamatan Manduamas dapat
diperoleh informasi:
a. Makam Tuan Syekh Agam Puloi memiliki Nisan berbahasa Arab melayu. Bagian
Kepala makam tersebut bertuliskaan:
Asslamualaikum

- Keselamatan atas kamu

Dari kaum mu’min

- Dari kaum mu’min

Wainna Insya allah

- Maka dengan ijin Allah

Bikum rohikun

- kita akan Menyusul

Sedangkan bagian kaki
Allahummagfirlahu warhamhu waafii wa’fuanhu
Artinya : "Ya Allah, ampunilah dosanya, berilah rahmatMu ke atasnya, sejahtera dan
maafkanlahnya."

Di nisan juga terdapat semacam simbol matahari dengan Tulisan Allah dikepalanya dan
Muhammad di simbol matahari dibelakangnya. Yang bermakna bahwa Allah adalah Cahaya
seluruh Alam dan Muhammad adalah utusan ALLAH.
b. Makam Tuan Syekh Muhammad Abdullah memiliki kaligrafi Allah dan Muhammad di
Nisan kepala dan Kakinya. Untuk motif nisan Syekh Muhammad Abdullah memiliki motif
teratai yang bermakna hidup kearah yang lebih baik
3. Tompat merupakan sebuah nama yang diberikan masyarakat untuk tempat ataupun wilayah
Aulia yang dianggap berjasa menyebarkan agama Islam dimakamkan. Tidak hanya dibarus,di
Aceh dan Mandailing Natal juga memberikan nama Tompat untuk wilayah pemakaman aulia
tersebut. Menurut peneliti Tompat itu sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti Tempat
yang di sucikan.

B. Saran – Saran
1. Mengingat sangat pentingnya penelitian dan penulisan Sejarah yang lebih objektif untuk
kepentingan generasi mendatang dan untuk membangun masa depan yang lebih baik, dan
mengingat masih banyaknya sumber – sumber sejarah lokal yang belum mendapat penelitian
mendalam maka perlu kiranya dilakukan usaha - usaha penelitian dan penulisan sejarah
secara lebih mendalam dan lebih objektif oleh pemerintah, ahli sejarah, dosen dan mahasiswa
sejarah serta pihak – pihak lain yang berminat akan Sejarah.
2. Berdasarkan hal diatas maka Manduamas sebagai Salah satu daerah Indonesia yang
menyimpan begitu banyak sumber sumber Sejarah, Perlu mendapat perhatian lebih
mendalam untuk diteliti, sehingga nanti dapat tersusun Sejarah Penyebaran Islam di
Manduamas yang lebih Objektif dan dapat dipertanggungjawabkan
3. Karena pentingnya Sumber – sumber Sejarah untuk penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, perlu kiranya peningkatan pemeliharaan sumber – sumber Sejarah tersebut oleh

pemerintah masyarakat dan pihak – pihak terkait lainnya mengingat kondisi makam tersebut
sangat memprihatinkan. Sehingga sumber – sumber sejarah yang ada dikecamatan
Manduamas khususnya tetap dapat lestari untuk dapat diwariskan kepada generasi
mendatang. Selain itu juga dapat menambah Pendapatan pemerintah daerah apabila
dkembangkan menjadi lokasi wisata rohani.

Daftar Pustaka
Abdul Jabbar Beg, Muhammad. 1988. Seni dalam Peradaban Islam Cetakan I. Bandung;
Pustaka.
Amator, Frater. 1952. Sedjarah Indonesia. Medan : Pustaka Humaniora Medan.
Anwar, Harjono. 2005. Kamus besar bahasa indonesia. Jakrta : GIP
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta :
Rineka Cipta.
Damais,Louis Charles.1995. Epigrafi dan Sejarah Nusantara.Jakarta : EFEO.
Guillot,Claude.2002. Lobu tua Sejarah awal Barus. Jakarta: Yayasan obor Indonesia.
Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim di Tanah Batak. Jakarta : Bumi aksara.
Haris, Sukendar. 2002. 25 Tahun Kerjasama (Pusat Penelitian Arkeologi dan Ecole
Francaise d’Extreme – Orient ). Jakarta : Grafika Murdi yuana.
Kuntowijoyo. 1999. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Ombak.
Lucas. 2006. Mengerti Sejarah.Jakarta: al – Husna dzikra.
Matondang, Husnel Anwar. Al Islam. Medan : Citapustaka
Meuraxa, Dada. 1973. Sejarah Masuknya Islam Ke Bandar Barus Sumatera Utara. Medan:
Sasterawan.
Nazir, Muhammad. 2011. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia IndonesiaSjamsuddin, Helius.
2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.
Pasaribu, Jahiruddin. 2005. Sejarah Ringkas Kota Barus Negeri Tua. Aek dakka : CV Pustaka
Setia.

Perret,Daniel. 2008. Barus 1000 Tahun Yang Lalu. Jakarta Selatan : Kepustakaan Populer
Gramedia.
Uhbiyati, nur.2005. Ilmu pendidikan Islam.Bandung : Pustaka Setia
Soekmono. 1973. Ensiklpodia islam. Yogyakarta : Kanisius
Soekmono. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Jakarta : Kanisius.
Soekmono. 1984.sejarah Islam di Sumatera utara. Bandung: Humaniora
Supriyadi, dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : CV Pustaka Setia.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis dapat
disimpulkan bahwa :
1. Identifikasi ke empat makam penyebar Islam dikecamatan Manduamas diperoleh
informasi :
a. Makam yang bergelar Tuan Rantau Panjang bernama Syekh Agam Puloi yang
merupakan salah satu aulia 44 yang dikenal dalam masyarakat Barus. Makam tersebut
terletak diseberang sungai Muara ore. Makam ini memiliki Panjang sekitar 9 meter
dengan Nisan berbahasa Arab Melayu dikepalanya. Syekh Agam Puloi merupakan
orang Aceh yang datang ke Barus menyebarkan Agama Islam lewat ilmu Tasawuf.
Makam Syekh Agam Puloi memiliki nisan Tipe batu Aceh A1 yaitu tonjolan ke arah
timur dan barat, berbentuk papan dengan Kategori F. Pada bagian kaki sering dihiasi
dengan pola hias geometris, dan tak jarang dengan pola hias lain seperti: bungong
glima, bungong seumanga, bungong seuleupo. Pada setiap sisi pinggang biasanya ada
hiasan bungong glima, dan geometris yang digayakan, dipadukan dengan bungong
glima. Pada bagian badan terdapat hiasan bingkai jendela kaca, kadang kala di selingi
hiasan sulur-sulur penggayaan bungong kundo. Di atas bingkai jendela kaca terdapat
hiasan bungong awan setangke dan kadang kala disertai dengan puta talou dua.
puncak, atau salah satunya .
b. Makam yang terletak di pulau panjang adalah Tuan Muhammad Abdullah yang juga
merupakan salah satu Aulia 44 Barus terletak di pulau perbatasan Aceh dengan
Kabupaten Tapanuli Tengah. Makam Tuan Syekh Muhammad Abdullah memiliki

panjang 10 meter. menuturkan bahwa Syekh Muhammad Abdullah merupakan Orang
Aceh yang meyebarkan agama Islam ke Barus. Disamping makam Syekh Muhammad
Abdullah terdapat 2 makam yang berukuran normal yang merupakan pengikut setia
dari Syekh Muhammad Abdullah. Kedua Makam tersebut adalah Teuku Daud dan
Teuku Uda. Nisan Tuan Syekh Muhammad Abdullah Tipe batu Aceh A1 yaitu
tonjolan ke arah timur dan barat, berbentuk papan dengan Kategori F. Pada bagian
kaki sering dihiasi dengan pola hias geometris, dan tak jarang dengan pola hias lain
seperti: bungong glima, bungong seumanga, bungong seuleupo. Pada setiap sisi
pinggang biasanya ada

hiasan bungong

glima, dan geometris yang digayakan,

dipadukan dengan bungong glima. Pada bagian badan terdapat hiasan bingkai jendela
kaca, kadang kala di selingi hiasan sulur-sulur penggayaan bungong kundo. Di atas
bingkai jendela kaca terdapat hiasan bungong awan setangke dan kadang kala disertai
dengan puta talou dua. puncak, atau salah satunya.
c. Makam yang diberi julukan Tuan Sago bernama Tuan Syekh Putih Posisi makam
terletak di Pantai Sago, yaitu Ujung Pantai perkebunan PT. SGSR Afdeling 10.
Makam tersebut memiliki panjang 10 meter. Nisan dikepalanya Nisan Tuan Sago
memiliki bentuk yang sama dengan Syekh Agam Puloi dan Syekh Muhammad
Abdullah yaitu bentuk nisan A1 yaitu, tonjolan ke arah timur dan barat, berbentuk
papan dengan Kategori F. Tuan Syekh Putih adalah seorang penyebar agama Islam
yang berasal dari Aceh sambil menyebarkan Agama Islam. Beliau dulu berdagang
melalui lautan dengan memperdagangkan minyak nilam yang dalam bahasa
Tradisional disebut Umbil. Makam Tuan Syekh Putih berada di pantai Sago dan
terletak dipinggir pantai. Makam ini kondisinya sangat memprihatinkan yang mana
sangat banyak ditumbuhi oleh pohon – pohonan sehingga untuk menuju makam kita
harus melewati semak belukar.

d. Makam Tuan syekh Amir terletak di Mangkir Afedling 8 PT SGSR. Makam tersebut
memiliki panjang 9,5 meter. Hasil wawancara dengan Bapak Hatta Tanjung bahwa
Tuan syekh Amir juga berasal dari Aceh. Sampai saat ini Nisan untuk Makam
tersebut belum ada. Tuan Syekh Amir yang menyebarkan agama lewat Pendidikan.
Dimana aulia menyebarkan agama Islam melalui bidang pendidikan, yaitu dengan
mendirikan pondokan. Pondokan ini merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi
para umat masyarakat. Makam tersebut terletak dipinggir laut yang dikelilingi pohon
– pohon besar disekitarnya. Tidak jauh berbeda dengan makam makam yang ada di
Manduamas yang lain makam ini juga nampak tidak terawat dan malah dijadikan
masyarakat sebagai tempat kemusyrikan karena menurut pengamatan peneliti banyak
dijumpai rokok dan kopi yang biasanya dilakukan masyarakat untuk kemusyrikan.
2. Dari segi ornament makam penyebar Islam di kecamatan Manduamas dapat
diperoleh informasi:
a. Makam Tuan Syekh Agam Puloi memiliki Nisan berbahasa Arab melayu. Bagian
Kepala makam tersebut bertuliskaan:
Asslamualaikum

- Keselamatan atas kamu

Dari kaum mu’min

- Dari kaum mu’min

Wainna Insya allah

- Maka dengan ijin Allah

Bikum rohikun

- kita akan Menyusul

Sedangkan bagian kaki
Allahummagfirlahu warhamhu waafii wa’fuanhu
Artinya : "Ya Allah, ampunilah dosanya, berilah rahmatMu ke atasnya, sejahtera dan
maafkanlahnya."

Di nisan juga terdapat semacam simbol matahari dengan Tulisan Allah dikepalanya dan
Muhammad di simbol matahari dibelakangnya. Yang bermakna bahwa Allah adalah Cahaya
seluruh Alam dan Muhammad adalah utusan ALLAH.
b. Makam Tuan Syekh Muhammad Abdullah memiliki kaligrafi Allah dan Muhammad di
Nisan kepala dan Kakinya. Untuk motif nisan Syekh Muhammad Abdullah memiliki motif
teratai yang bermakna hidup kearah yang lebih baik
3. Tompat merupakan sebuah nama yang diberikan masyarakat untuk tempat ataupun wilayah
Aulia yang dianggap berjasa menyebarkan agama Islam dimakamkan. Tidak hanya dibarus,di
Aceh dan Mandailing Natal juga memberikan nama Tompat untuk wilayah pemakaman aulia
tersebut. Menurut peneliti Tompat itu sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti Tempat
yang di sucikan.

B. Saran – Saran
1. Mengingat sangat pentingnya penelitian dan penulisan Sejarah yang lebih objektif untuk
kepentingan generasi mendatang dan untuk membangun masa depan yang lebih baik, dan
mengingat masih banyaknya sumber – sumber sejarah lokal yang belum mendapat penelitian
mendalam maka perlu kiranya dilakukan usaha - usaha penelitian dan penulisan sejarah
secara lebih mendalam dan lebih objektif oleh pemerintah, ahli sejarah, dosen dan mahasiswa
sejarah serta pihak – pihak lain yang berminat akan Sejarah.
2. Berdasarkan hal diatas maka Manduamas sebagai Salah satu daerah Indonesia yang
menyimpan begitu banyak sumber sumber Sejarah, Perlu mendapat perhatian lebih
mendalam untuk diteliti, sehingga nanti dapat tersusun Sejarah Penyebaran Islam di
Manduamas yang lebih Objektif dan dapat dipertanggungjawabkan
3. Karena pentingnya Sumber – sumber Sejarah untuk penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, perlu kiranya peningkatan pemeliharaan sumber – sumber Sejarah tersebut oleh

pemerintah masyarakat dan pihak – pihak terkait lainnya mengingat kondisi makam tersebut
sangat memprihatinkan. Sehingga sumber – sumber sejarah yang ada dikecamatan
Manduamas khususnya tetap dapat lestari untuk dapat diwariskan kepada generasi
mendatang. Selain itu juga dapat menambah Pendapatan pemerintah daerah apabila
dkembangkan menjadi lokasi wisata rohani.