TINJAUAN YURIDIS KEDUDUKAN DAN HAK WARIS ANAK KANDUNG YANG NAMA AYAHNYA TIDAK TERCANTUM DALAM AKTA KELAHIRAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN UU NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.
TINJAUAN YURIDIS KEDUDUKAN DAN HAK WARIS ANAK KANDUNG
YANG NAMA AYAHNYA TIDAK TERCANTUM DALAM AKTA
KELAHIRAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DANUNDANG-UNDANG
NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 24 TAHUN
2013
Revi Inayatillah
110110110236
Suatu keluarga terbentuk karena adanya perkawinan yang sah yang
bertujuan untuk melanjutkan keturunan. Perkawinan adalah sah apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya
dan disamping itu harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Anak yang terlahir tidak selamanya dari perkawinan yang
sah, faktanya yang terjadi di dalam masyarakat banyak pula anak lahir di
luar perkawinan. Hal ini akan berdampak terhadap status dan kedudukan
anak, antara lain sebagai anak sah dan anak luar kawin. Mencantumkan
nama ayah didalam akta kelahiran memiliki kedudukan yang penting karena
merupakan identitas orang tua bagi anak. Akibat adanya perkawinan tidak
hanya berdampak pada status suami, isteri, dan anak tetapi juga
berdampak pada harta benda yang ditinggalkan setelah kematian yaitu
hukum waris. Dalam kehidupan sehari-hari, anak yang tidak dicantumkan
nama ayahnya di akta kelahiran akan merasa tidak adanya kepastian
hukum, karena hak dan kedudukannya tidak jelas. Kedudukan mewaris
anak harus selalu diperhatikan dan dilindungi, terutama terhadap
kedudukan mewaris anak yang dilahirkan yang nama ayahnya tidak
dicantumkan dalam akta kelahirannya.
Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode pendekatan
yuridis normatif yaitu metode penelitian dengan cara studi kepustakaan
dengan mengumpulkan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer
sekunder dan tersier seperti peraturan perundang-undangan, buku literatur
yang kemudian dianalisis secara normatif kualitatif.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat status dan
kedudukan anak kandung yang nama ayahnya tidak tercantum di dalam
akta kelahiran ditinjau dari Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 bahwa status anak
tersebut merupakan anak luar kawin dan tidak memiliki kedudukan sebagai
ahli waris. Perlindungan hukum terhadap anak kandung dalam pewarisan
yang nama ayahnya tidak tercantum dalam akta kelahiran ialah tidak
adanya perlindungan hukum dalam hal pewarisan. Perlindungan yang
didapatkan diantaranya mendapatkan akta kelahiran dan wasiat wajibah
dari ayah biologisnya.
iv
YANG NAMA AYAHNYA TIDAK TERCANTUM DALAM AKTA
KELAHIRAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DANUNDANG-UNDANG
NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 24 TAHUN
2013
Revi Inayatillah
110110110236
Suatu keluarga terbentuk karena adanya perkawinan yang sah yang
bertujuan untuk melanjutkan keturunan. Perkawinan adalah sah apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya
dan disamping itu harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Anak yang terlahir tidak selamanya dari perkawinan yang
sah, faktanya yang terjadi di dalam masyarakat banyak pula anak lahir di
luar perkawinan. Hal ini akan berdampak terhadap status dan kedudukan
anak, antara lain sebagai anak sah dan anak luar kawin. Mencantumkan
nama ayah didalam akta kelahiran memiliki kedudukan yang penting karena
merupakan identitas orang tua bagi anak. Akibat adanya perkawinan tidak
hanya berdampak pada status suami, isteri, dan anak tetapi juga
berdampak pada harta benda yang ditinggalkan setelah kematian yaitu
hukum waris. Dalam kehidupan sehari-hari, anak yang tidak dicantumkan
nama ayahnya di akta kelahiran akan merasa tidak adanya kepastian
hukum, karena hak dan kedudukannya tidak jelas. Kedudukan mewaris
anak harus selalu diperhatikan dan dilindungi, terutama terhadap
kedudukan mewaris anak yang dilahirkan yang nama ayahnya tidak
dicantumkan dalam akta kelahirannya.
Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode pendekatan
yuridis normatif yaitu metode penelitian dengan cara studi kepustakaan
dengan mengumpulkan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer
sekunder dan tersier seperti peraturan perundang-undangan, buku literatur
yang kemudian dianalisis secara normatif kualitatif.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat status dan
kedudukan anak kandung yang nama ayahnya tidak tercantum di dalam
akta kelahiran ditinjau dari Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 bahwa status anak
tersebut merupakan anak luar kawin dan tidak memiliki kedudukan sebagai
ahli waris. Perlindungan hukum terhadap anak kandung dalam pewarisan
yang nama ayahnya tidak tercantum dalam akta kelahiran ialah tidak
adanya perlindungan hukum dalam hal pewarisan. Perlindungan yang
didapatkan diantaranya mendapatkan akta kelahiran dan wasiat wajibah
dari ayah biologisnya.
iv