PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE CERITA GAMBAR SERI Peningkatan kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini Melalui Metode Cerita Gambar Seri Pada Anak Didik Kelompok B di TK Bhayangkari Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA
DINI MELALUI METODE CERITA GAMBAR SERI
(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B TK Bhayangkari
Tahun Pelajaran 2011/ 2012)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

BONY ELI SAPUTRO
A520080017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA
DINI MELALUI METODE CERITA GAMBAR SERI DI TK
BHAYANGKARI TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012


Bony Eli Saputro, A520080017, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2012, 90 halaman
Tujuan penelitian ini secara umum dan secara khusus meningkatkan kemampuan
membaca permulaan melalui metode bercerita, untuk mengetahuii peningkatan
kemampuan membaca permulaan melalui metode cerita gambar seri pada anak
didik kelompok B di TK Bhayangkari Kartasura semester II tahun pelajaran
2011/2012.
Penelitian ini mengambil lokasi di TK Bhayangkari kartasura. Bentuk penelitian
adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Subjek penelitian
ini adalah anak didik kelompok B dengan jumlah peserta didik 15 anak. Teknik
pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Data yang
telah terkumpul dianalisis secara kritis dengan membandingkan hasil tindakan
dalam tiap siklus dengan indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan.
Hasil analisis mencakup kegiatan mengungkapkan kelebihan dan kekurangan
kerja peneliti dan anak didik dalam proses belajar-mengajar.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: (1) penerapan metode bercerita
gambar seri dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak, Hal ini
ditandai dengan prosentase pada indikator menunjukkan beberapa gambar seri

yang diminta pada pra siklus diperoleh 57,5%, siklus I 59,16%, siklus II 86,66%,
(2) sedangkan pada indikator menghubungkan gambar dengan kata pada pra
siklus diperoleh prosentase 38,33%, siklus I 59,16 %, siklus II 88,33%. (3) pada
indikator mengurutkan gambar seri dan menceritakan kembali isi cerita pada pra
siklus 30,83%, siklus I 65,83%, siklus II 89,16%. (4) membaca beberapa kata
sederhana pada pra siklus 39,16%, siklus I 57,5%, siklus II 86,66%.
Kata Kunci: membaca, permulaan, cerita, gambar seri.

Pendahuluan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah anak yang berumur nol tahun atau
sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Batasan di atas
sejalan dengan pengertian NAEYC (National Association for the Education
Young Children). Menurut NAEYC, Anak usia dini atau “early childhood” adalah
anak yang berada pada usia nol hingga delapan tahun. Pendidikan anak usia dini
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan

pada peletakan dasar ke beberapa arah, yaitu pertumbuhan dan perkembangan
fisik, kecerdasan dan sosioemosional. Agar penelitian ini mempunyai arah yang
jelas dan mudah dilaksanakan, maka permasalahan perlu dibatasi sebagai berikut:
Penelitian tentang membaca dengan metode cerita gambar seri terbatas pada anak

didik kelompok B di TK Bhayangkari.
Tujuan umum untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui
metode bercerita gambar seri. Tujuan khusus: Untuk mengetahui peningkatan
kemampuan membaca permulaan melalui metode cerita gambar seri pada anak
didik kelompok B di TK Bhayangkari Kartasura semester II tahun pelajaran 2011/
2012. Manfaat (1) Secara Teoritis dapat dimanfaatkan untuk menambah khasanah
ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran khususnya kemampuan membaca
permulaan melalui metode bercerita dengan gambar seri. Manfaat (2) Secara
Praktis: (a) dapat mengembangkan kemampuan membaca. (b) dapat memberikan
kesempatan pada anak untuk bisa belajar membaca sambil bermain.
Landasan Teori
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan berusaha dengan diri
sendiri (Depdiknas, 2001: 707). Membaca merupakan ketrampilan bahasa tulis
yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks
dan melibatkan berbagai ketrampilan. Jadi kegiatan membaca merupakan suatu
kesatuan kegioatan yang terpadu yang mencakup bebrapa kegiatan seperti
mengenal huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya serta
menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.
Menurut Hary (1970) membaca merupakan interpretasi yang bermakna dari
simbol verbal yang tertulis/ tercetak. Membaca adalah tindakan menyesuaikan arti

kata dengan simbol-simbol verbal yang tertulis. Kridalaksana (1993)
mengemukakan bahwa “membaca adalah ketrampilan mengenal dan memahami
tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi
wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengajaran keraskeras. Kegiatan membaca dapat bersuara, dapat pula tidak bersuara Jadi membaca
pada hakekatnya adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dan
tulisan.
Menurut Anthony metode adalah seluruh rencana materi pelajaran yang
dipresentasikan secara rapi berdasarkan pada pendekatan yang dipilih (dalam
Pujiastuti, 1986:1).
Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya) yang
dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya, pada kertas dan sebagainya.
Sadiman (2002: 5) mengungkapkan bahwa gambar adalah alat yang penting bagi
pengajaran dan pendidikan. Berdasarkan pendapat–pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa gambar sebagai media pendidikan dapat membuat anak untuk
melatih dan mempertajam imajinasi anak, maka akan semakin berkembang sudut

pandang anak dalam membahasakan gambar. Gambar seri adalah gambar yang
urutanya secara seri yang bisa disesuaikan atau diurutkan sesuai dengan urutan
jalan ceritanya.
Kerangka Penelitian

Membaca adalah suatu proses yang melakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata atau bahasa tulis. Perkembangan kemampuan membaca didominasi oleh
banyaknya latihan untuk membaca.
Bercerita adalah kemampuan untuk mengungkapkan atau menuturkan kembali
ide, gagasan, pengalaman, dan segala sesuatu yang pernah ditangkap atau
diperoleh anak. menikmatinya.
Bercerita dengan gambar seri merupakan salah satu model pembelajaran yang
memiliki manfaat tujuan pembelajaran tercapai dengan keaktifan anak untuk
mengeluarkan pendapatnya sehingga anak bisa membaca gambar yang ada
tulisannya.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:”jika
penggunaan metode cerita gambar seri dilakukan guru dengan tepat dan benar
maka dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia dini”.

5

Metode Penelitian
Menurut Kemmis (Suyanto, 1996: 16) penelitian tindakan kelas dilaksanakan

melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan observasi dan refleksi untuk
memutuskan sejauh mana kelebihan/ kelemahan tindakan-tindakan tersebut.
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data yang tepat. Pengambilan data
dilakukan dengan (1) Observasi, Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 147)
metode observasi adalah cara menentukan data dengan mengamati menata
kejadian gerak, atau suatu proses secara keseluruhan. Sedangkan observasi atau
yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indra. Jadi observasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, dan pengecap, (2)
dokumentasi, Menurut suharsimi Arikunto (2002:135) metode dokumentasi
adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable-variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, agenda, dan sebagainya (3) wawancara,
Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan. Adapun tujuan dilakukan
wawancara untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang,
kejadian, aktivitas, organisasi, dan lain sebagainya. Wawancara juga merupakan
suatu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
kepada seorang informan atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah
(Syamsudin, 2006: 94) .

Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh,
mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan
dengan pola pengukuran yang sama. Instrument yang digunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian ini adalah lembar observasi peningkatan
kemampuan membaca permulaan (a) Menentukan indikator peningkatan
kemampuan membaca permulaan (b) Menjabarkan indikator ke dalam butir-butir
amatan yang menunjukkan pencapaian indikator yang dapat dilakukan anak ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca. Butir- butir pengamatan dari
penjabaran indikator.
Indikator Pencapaian
Penelitian ini dianggap berhasil jika memenuhi indikator yang
ditetapkan. Adapun indikator pencapaian setiap siklus adalah Menunjukkan
beberapa gambar yang diminta 80%, Menghubungkan gambar dengan kata 80%,
Mengurutkan gambar seri dan menceritakan isi gambar seri 80%, Mengurutkan
gambar seri dan menceritakan isi gambar seri 80%.

6

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini dilakukan sejak proses penelitian berlangsung sampai

proses penyusunan laporan. Analisis data merupakan proses pengorganisasian
data dari data yang dikumpulkan seperti catatan laporan, hasil observasi.
Adapun langkah-langkah untuk mendapatkan data hasil observasi anak adalah
(1) memberi nilai pada setiap diskriptor, dengan ketentuan, (2) membuat tabulasi
nilai observasi kemampuan membaca, (3) Menghitung prosentase pencapaian
kemampuan membaca permulaan, (4) Membandingkan hasil prosentase
pencapaian pada setiap anak dengan skor maksimum pada setiap siklus yang telah
ditentukan.
Hasil Penelitian
Untuk menyelesaikan kondisi awal kemampuan anak dalam membaca, peneliti terlebih
dahulu melakukan observasi. Anak merasa kurang bersemangat dengan metode dan

media pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru, sehingga anak
membutuhkan media yang lebih menarik. Maka peneliti menggunakan metode
bercerita dengan gambar seri untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan yang masih rendah. Rata- rata prosentasenya 38,74%. Dari data di atas
dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca anak di TK Bhayangkari
Kartasura masih rendah. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang monoton
tanpa ada inovasi metode dan alat peraga.
Pada pelaksanaan siklus I kemampuan membaca anak sudah ada peningkat

dibandingkan pada sebelum ada tindakan/ pra siklus. Setiap indikator-indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Anak dapat menunjukkan beberapa gambar yang
diminta nilainya 71 dengan prosentase 59,16%. Menghubungkan gambar dengan
kata sederhana nilainya 71 dengan prosentase 59,16% Mengurutkan gambar seri
dan menceritakan kembali isi cerita nilainya 79 dengan prosentase 65,83%.
Membaca bebarapa kata berdasarkan gambar, tulisan nilainya 69 dengan
prosentase 57,5%. Rata- rata 60,83%.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh beberapa catatan bahwa penggunaan
metode bercerita gambar seri menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru diperoleh hasil sebagai
berikut: (1) anak mampu mengurutkan gambar seri sesuai dengan cerita yang
telah disampaikan guru nilainya 107 dengan prosentase 89,16% (2) anak mampu
menunjukkan gambar sesuai perintah guru dengan benar nilainya 104 dengan
prosentase 86,66%, (3) anak mampu menarik garis gambar dengan kata nilainya
106 dengan prosentase 88,33% (4) anak mampu membaca beberapa kata
sederhana berdasarkan gambar, tulisan dan benda yang dikenal nilainya 104
dengan prosentase 86,66%. Rata- rata prosentasenya 87,91%. Peningkatan
kemampuan membaca permulaan anak melalui metode bercerita gambar seri, ini

7


dilihat dari peningkatan persentasi pada tiap indikator. Aktivitas peneliti dalam
memotivasi anak semakin baik.
Hasil penelitian menjelaskan adanya peningkatan dengan hipotesis yang berbunyi
“Jika penggunaan metode cerita gambar seri dilakukan guru dengan tepat dan
benar maka dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia
dini”.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus, pada siklus I dilakukan 3 kali
pertemuan sedangkan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan. Penelitian ini
dilaksanakan melalui 4 tahap pada setiap siklusnya yang meliputi: (1) Tahap
Perencanaan, (2) Tahap Pelaksanaan, (3) Tahap Observasi, (4) Tahap Refleksi.
Data kemampuan membaca anak pada prasiklus/ pra tindakan dapat terlihat pada
setiap indikatornya yaitu: dapat menunjukkan beberapa gambar yang diminta
57,5%, menghubungkan gambar dengan kata 38,33%, mengurutkan gambar seri
dan menceritakan kembali isi cerita 30,83%, membaca beberapa kata sederhana
39,16%.
Indikator dapat menunjukkan beberapa gambar yang diminta pada siklus I
59,16%, sedangkan pada siklus ke II 86,66%, indikator menghubungkan gambar
dengan kata pada siklus I 59,16% siklus II 88,33%, indikator mengurutkan

gambar seri dan menceritakan kembali isi cerita pada siklus I 65,83%, untuk
siklus II 89,16%, sedangkan untuk indikator membaca beberapa kata sederhana
pada siklus I 57,2% ,untuk siklus II 86,66%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas maka penelitian ini telah mendukung
adanya penelitian yang dilakukan oleh Dwipari (2008) Hasil penelitian Dwipari
adalah diketahui bahwa Media gambar seri lebih efektif dalam meningkatkan
kemampuan membaca anak dibanding tanpa menggunakan media. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa adanya peningkatan kemampuan membaca
permulaan menggunakan metode cerita gambar seri.
Kesimpulan
Pemaparan cerita dengan metode gambar seri dapat meningkatkan kemampuan
membaca permulaan anak di TK Bhayangkari. Sesuai dengan teknik analisis yang
digunakan, setelah dilaksanakan observasi dapat dilihat adanya peningkatan
dalam membaca permulaan. Dalam kegiatan sebelum pra siklus media dan
metode yang digunakan guru kurang menarik sehingga anak kurang tertarik dalam
kegitan membaca. Pemaparan cerita dengan metode gambar seri mempunyai segi
keunggulan baik dari pihak guru maupun dari anak. Dengan adanya metode cerita
dengan gambar seri , akan memudahkan guru dalam penyampaian cerita kepada

8

anak sekaligus dapat meningkatkan kemampuan membaca anak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa setelah menggunakan metode bercerita
dengan gambar seri ada peningkatan kemampuan membaca anak.
Adapun prosentase peningkatan kemampuan membaca dapat terlihat pada
tercapainya indikator-indikator sebagi berikut: (1) Anak mampu menunjukkan
gambar sesuai perintah guru dengan benar dengan prosentase 86,66% (2) Anak
mampu menghubungkan garis gambar dengan kata dengan prosentase 88,33% (3)
Anak mampu mengurutkan gambar seri sesuai dengan cerita yang telah
disampaikan guru dengan prosentase 89,16% (4) Anak mampu membaca
beberapa kata sederhana berdasarkan gambar, tulisan dan benda yang dikenal
dengan prosentase 86,66%
Dari hasil diatas dapat diperoleh bahwa motivasi anak pada pembelajaran
membaca melalui metode cerita gambar seri mengalami peningkatan. Anak lebih
tertarik pada media metode cerita gambar seri yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran membaca. Anak terlihat lebih antusias dan semangat dalam
mengikuti pembelajaran membaca yang disampaikan oleh guru.
Implikasi Hasil Penelitian
Keberhasilan penggunaan metode bercerita gambar seri terbukti dapat
meningkatkan kemampuan membaca anak. Hal tersebut memberikan beberapa
implikasi seperti berikut: (1) Pentingnya metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak dan situasi yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran.
Pemilihan metode mengajar sangat penting dilakukan oleh guru. Tidak hanya
berpatok pada satu metode saja, tetapi gunakan metode dengan bervariasi (2)
Pembelajaran bercerita dengan metode gambar seri dapat digunakan untuk
merangsang kemampuan membaca anak (3) Ketersediaan sarana yang lengkap
akan memperlancar perencanaan pembelajaran yang bermuara pada pelaksanaan
pembelajaran.
Saran
Berdasarkan simpulan dari peneliti ini, maka saran yang dapat dikemukakan (1)
saran bagi guru (a) Melihat dari keberhasilan penggunaan metode bercerita
gambar seri pada saat penyampaian cerita tidak terlepas dari kemampuan guru
dalam membawakannya. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran perlu ada
persiapan yang memadai agar menunjang keberhasilan penyampaian cerita (b)
Melihat dari penggunaan metode bercerita dalam peningkatan membaca anak
kurang memuaskan, untuk itu perlu adanya penciptaan metode bercerita gambar
seri dalam berbagai bentuk, guru bisa menyampaikan dengan berbagai kreativitas
yang dimiliki guru sehingga lebih menarik. Selain itu, cerita yang ditampilkan
perlu bervariasi agar anak tidak merasa bosan. (2) Saran bagi Taman Kanakkanak dengan melihat keberhasilan penggunaan metode bercerita dengan gambar
seri dapat meningkatkan kemampuan membaca anak, sekolah sebagai lembaga
penyampaian berbagai ilmu yang dibutuhkan oleh anak sebaiknya dapat

9

menggunakan metode yang beraneka ragam dalam penyampaian cerita. (3) saran
bagi peneliti berikutnya peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian yang
serupa dengan penelitian ini, tetapi dalam materi dan pendekatan yang berbeda.
Hal ini perlu dilakukan demi kelancaran proses pembelajaran, sehingga kualitas
pendidikan semakin meningkat.

10

DAFTAR PUSTAKA
Arifiyah, Ulfa. 2005. Gambar Berseri Sebagai Metode Untuk Menyusun Cerita
Secara Beruntut Bagi Siswa Kelas IV MI Islamiah Madiun . Solo:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Aziz, Abdul. 2005. Mendidik Anak Lewat Cerita . Jakarta: Mustaqiim.
Bachri, Bachtiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanakkanak, Teknik dan Prosesnya . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Bunanta, Murti. 2004. Buku Mendongeng dan minat membaca. Jakarta: Elex
Media Komputindo
Dhinie, Nurbiana. 2005. Metode pengembangan Bahasa . Jakarta: Universitas
Terbuka.
Diknas. 2007. Pedoman Persiapan Membaca dan Menulis Permulaan . Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Diknas. 2007. Pedoman Persiapan Membaca dan Menulis Permulaan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Dwipari . 2000. Efektivitas penggunaan Gambar Berseri Dalam Meningkatkan
Kemampuan Bahasa Siswa Kelas V SDN Tukangan Yogyakarta .
Yogyakarta
Hasan, Maimunah. 2009. PAUD. Jogjakarta: Diva Press.
Hibana, S. Rahman. 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGRI Pres
Irawati, Dwi. 2007. Pembelajaran Kemampuan Menyimak dengan Metode Cerita
di Taman Kanak-Kanak Jatipuro II Kecamatan Jatipura . Solo:
Universitas Sebelas Maret
Kusnaini, Nanik. 2005. Teknik Bercerita . Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Liliatun, dkk.1981. Pedoman Guru Bahasa di TK. Jakarta: Departeman
Pendidikan Nasional.
Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

11

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta:
Departeman Pendidikan Nasional.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil dan Mengasah kecerdasan .
Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional.
Rahayuningsih. 2002. Pengajaran Bahasa Indonesia di TK Indriyana 1 Dengan
metode Bercerita. Sekripsi
Wahyuni. 2004. Efektifitas Penggunaan Metode Bercerita dengan alat peraga
Boneka Di TK Teladan Perak, Kota Baru, Kabupaten Klaten. Sekripsi.
Klaten

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI DI KELOMPOK B TK TUT WURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

3 22 42

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

Kemampuan Berbahasa Anak Dalam Mengurutkan dan Menceritakan Isi Gambar Seri Sederhana Melalui Model Picture and Picture di Kelompok A TK Kartika V-33 Barabai

0 0 6

Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Media Gambar Simbol Untuk Anak Tunagrahita Sedang

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar di Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar di Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar di Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 29

ANALISIS KEMAMPUAN ANAK MEMBACA PERMULAAN DI KELOMPOK B TK MUJAHIDIN II Sela Helfitri, Fadillah, Dian Miranda Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan, Pontianak Email: sella.heliafitrigmail.com Abstrak: Pertanyaan umum dalam penelitian ini ad

0 0 16

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK USIA DINI KELOMPOK B PADA TK PEMBINA CAWAS

3 2 92

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Rupina Banang, Muhammad Syukri, Marmawi R Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, FKIP Untan Pontianak Email:rupinabananggmail.com Abstract - PENIN

0 0 12