PENERAPAN METODE INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU KESENJANGAN SOSIAL-EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMPN 5 Kota Bandung.

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMPN 5 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPS

Oleh

WITRA MARYAM NANDA SARI 1006616

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMPN 5 Kota Bandung)

Oleh

Witra Maryam Nanda Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas PendidikanIlmuPengetahuanSosial

© Witra Maryam Nanda Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan Penelitian ... 12

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Ilmu Pengetahuan Sosial... 15

1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial... 15

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 17

B. Kemampuan Berpikir Kritis ... 17

1. Hakekat Berpikir Kritis ... 17

2. Indikator Berpikir Kritis ... 20

3. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis ... 27


(5)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hakekat Inkuiri Sosial... 29

2. Jenis-Jenis Inkuiri Sosial ... 32

3. Penerapan Inkuiri Sosial dalam Mata Pelajaran IPS ... 34

4. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri Sosial ... 38

D. Isu Kesenjangan Sosial-Ekonomi ... 40

1. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan ... 43

2. Kemiskinan ... 47

E. Penelitian Terdahulu ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 50

B. Desain Penelitian ... 50

C. Definisi Operasional... 56

1. Berpikir Kritis ... 56

2. Metode Inkuiri Sosial ... 57

D. Instrumen Penelitian ... 59

1. Lembar Observasi ... 59

2. Catatan Lapangan ... 60

3. Lembar Penilaian ... 61

4. Lembar Angket ... 61

5. Pedoman Wawancara... 63

6. Rubrik Penilaian ... 63

E. Teknik Pengumpulan Data ... 64

1. Observasi... 64

2. Penilaian ... 65

3. Angket ... 66


(6)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Rekaman Foto... 67

F. Analisis Data... 67

1. Analisis Data Kualitatif ... 67

2. Analisis Data Kuantitatif ... 68

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENERAPAN METODE INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU KESENJANGAN SOSIAL-EKONOMI A. Deskripsi Subjek Penelitian... 71

1. Profil Sekolah... 71

2. Profil Guru ... 74

3. Profil Siswa ... 77

B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 79

1. Kondisi Awal Pembelajaran IPS ... 79

a. Hasil Observasi ... 79

b. Hasil Wawancara Peneliti kepada Guru IPS ... 82

c. Hasil Wawancara Peneliti kepada Siswa ... 82

d. Hasil Refleksi ... 83

2. Deskripsi Hasil PTK Siklus 1... 85

a. Perencanaan Pelaksanaan PTK Siklus 1 ... 85

b. Deskripsi Pelaksanaan PTK Siklus 1 ... 86

c. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 ... 93

1) Hasil Observasi Peneliti terhadap Aktivitas Guru Siklus1 ... 93

2) Hasil Observasi Peneliti terhadap Aktivitas Siswa Siklus1... 94


(7)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Hasil Penilaian Tingkat Berpikir Siswa Siklus1... 98

2) Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus1 ... 115

e. Deksripsi Hasil Angket Siklus 1 ... 119

f. Hasil Refleksi PTK Siklus 1... 127

3. Deskripsi Hasil PTK Siklus 2... 129

a. Perencanaan Pelaksanaan PTK Siklus 2 ... 129

b. Deskripsi Pelaksanaan PTK Siklus 2 ... 130

c. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2 ... 145

1) Hasil Observasi Peneliti terhadap Aktivitas Guru Siklus 2 ... 146

2) Hasil Observasi Peneliti terhadap Aktivitas Siswa Siklus 2... 149

d. Hasil Penilaian Pembelajaran Siklus 2... 151

1) Hasil Penilaian Tingkat Berpikir Siswa Siklus 2... 152

2) Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ... 160

e. Deksripsi Hasil Angket Siklus 2 ... 166

f. Hasil Refleksi PTK Siklus 2... 175

4. Deskripsi Hasil PTK Siklus 3... 177

a. Perencanaan Pelaksanaan PTK Siklus 3 ... 177

b. Deskripsi Pelaksanaan PTK Siklus 3 ... 179

c. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 3 ... 188

1) Hasil Observasi Peneliti terhadap Aktivitas Guru Siklus 3 ... 188

2) Hasil Observasi Peneliti terhadap Aktivitas Siswa Siklus 3... 192

d. Hasil Penilaian Pembelajaran Siklus 3... 194

1) Hasil Penilaian Tingkat Berpikir Siswa Siklus 3... 195

2) Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus 3 ... 199

e. Deksripsi Hasil Angket Siklus 3 ... 205

f. Hasil Refleksi PTK Siklus 3... 214


(8)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Peningkatan Hasil Siklus Berdasarkan Data Observasi Aktivitas Guru dan

Siswa ... 216

a. Peningkatan Hasil Siklus Berdasarkan Data Observasi Aktivitas Guru ... 216

b. Peningkatan Hasil Siklus Berdasarkan Data Observasi Aktivitas Siswa ... 222

2. Peningkatan Hasil Siklus Berdasarkan Data Penilaian Bepikir Kritis Siswa ... 227

3. Peningkatan Hasil Siklus Berdasarkan Data Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 231

4. Peningkatan Hasil Siklus Berdasarkan Data Angket Siswa ... 233

D. Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 242

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 262

B. Saran ... 264

DAFTAR PUSTAKA ... 267


(9)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION OF INQUIRY SOCIAL METHOD TO IMPROVE STUDENT’S CRITICAL THINKING SKILL TOWARD SOCIAL -ECONOMIC IMBALANCE ISSUES OF SOCIAL STUDIES LEARNING

(The Classroom Action Research in VII C SMPN 5 Bandung) By:

Witra Maryam Nanda Sari, S.Pd

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Dr. Setiabudhi No. 208 Bandung Email: witra.maryam@yahoo.com

ABSTRACT

The main purpose of this research is to improve student’s critical thinking

ability toward social-economic imbalance issues. This research is conducted based on the result of the pre-observation that showed social studies learning is still emphasizing textual concept and students are not given occasions enough to reflect every problems in society they learned. The type of this research is classroom action research (CAR) follows the model Kemmis Taggart is conducted three cycles. Each cycle consists of planning, implementing, observing, and reflecting. The techniques of collecting data are observation, valuation, questionnaire, interview and photograph. The instruments used are observing sheet, field note, valuating sheet, questionnaire sheet, interview instruction, and valuating rubric. Based on the result and finding of this research, implementation of inquiry social method is effective to improve student’s critical thinking ability toward social-economic imbalance issues at the seventh grade of SMPN 5 Bandung. It is indicated by the result of implementing through three cycles shows the significance increasing from each cycle. Students are able to reflect the result of their learning in society to the real life as well. And they are able to give some examples and relevance evidences to emphasize their arguments. The result which is reached can be apart from the obstacles, among other things, it difficult to establish appropriate contextual topics. Besides that, the implementing process is

not always going as well as the planning of learning activity’s steps. The solutions

consist of having intensive discussion with partner teacher and lecturer to reflect the result from every cycle to minimize the previous lacks. This research can be recommended to school and teachers to develop social studies learning to be more contextual and meaningful. That is giving occasions to students in order that they can reflect their learning in the real life in society. The learning can delve


(10)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

student’s critical thinking ability and can be more motivate them to express their

arguments or questions.

Keywords: Inquiry Social Method, Critical Thinking, Social-Economic Imbalance Issues

PENERAPAN METODE INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU

KESENJANGAN SOSIAL-EKONOMI

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMPN 5 Bandung) ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi melalui penerapan metode inkuiri sosial dalam pembelajaran IPS. Hal ini didasarkan pada hasil observasi awal peneliti yang melihat bahwa pembelajaran IPS masih menekankan pada konsep materi yang tekstual dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk merefleksikan hasil pembelajaran pada suatu permasalahan nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sementara itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain Kemmis Taggart yang dilakukan dalam beberapa tahapan pada setiap siklusnya yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, penilaian, angket, wawancara dan rekaman foto. Sementara itu, instrumen penelitian yang digunakan diantaranya lembar observasi, catatan lapangan, lembar penilaian, lembar angket, pedoman wawancara dan rubrik penilaian. Berdasarkan hasil penelitian ini, penerapan metode inkuiri sosial telah berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi di Kelas VII C SMP Negeri 5 Kota Bandung. Hal ini terlihat dari hasil pelaksanaan penelitian yang dilakukan selama tiga siklus yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada setiap siklusnya. Siswa sudah mampu merefleksikan hasil pembelajarannya terhadap kondisi nyata kehidupan yang terjadi di lingkungan masyarakat serta mampu memberikan contoh serta bukti yang relevan dengan permasalahan yang dibahas untuk mempertegas pendapatnya. Keberhasilan yang dicapai tidak terlepas dari kendala-kendala yaitu cukup sulit untuk menentukan tema kontekstual yang sesuai dengan kondisi siswa. Selain itu, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah dirancang terkadang tidak sesuai dengan proses pelaksanaanya. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut yaitu dengan cara melakukan diskusi yang intensif dengan guru mitra dan dosen


(11)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembimbing serta merefleksikan hasil pelaksanaan setiap siklus untuk meminimalisir kekuarangan-kekurangan yang terjadi sebelumnya, Hasil penelitian ini dapat direkomendasikan bagi pihak sekolah dan guru untuk dapat mengembangkan pembelajaran IPS yang lebih kontekstual dan bermakna. Yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat merefleksikan hasil pembelajarannya terhadap kondisi nyata di lingkungan masyarakat Dengan demikian, pembelajaran dapat menggali kompetensi berpikir siswa serta siswa akan lebih terpacu untuk mengungkapkan pendapatnya maupun bertanya.

Kata Kunci: Metode Inkuiri Sosial, Berpikir Kritis, Isu Kesenjangan Sosial-Ekonomi


(12)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil pengamatan pra penelitian yang berlangsung selama empat minggu, terhitung mulai tanggal 29 Januari 2014 sampai 26 Februari 2014 terhadap proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas VII C SMP 5 Kota Bandung. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru IPS di kelas tersebut sudah cukup mendorong motivasi siswa untuk bersikap aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang peneliti amati sebagai berikut.

Pertama, guru selalu memberikan reward berupa pemberian sticknote bintang bagi siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya dengan baik dan mengajukan pertanyaan. Reward bintang ini memiliki fungsi untuk menambah nilai keaktifan siswa dan cukup berperan dalam mendorong motivasi siswa agar mampu bersikap aktif dalam pembelajaran, baik aktif dalam mengemukakan pendapat maupun bertanya. Selain itu, siswa menjadi termotivasi berlomba untuk mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin karena reward bintang ini juga akan diberikan kepada siswa yang dapat mengerjakan tugas dengan baik. Hal ini didukung oleh hasil wawancara awal peneliti dengan siswa yang menyatakan bahwa siswa sangat senang saat diberikan bintang oleh guru dan sangat bersemangat untuk berlomba mengungkapkan pendapatnya demi mendapatkan reward bintang.

Kedua, guru telah memberikan pengajaran yang cukup baik dengan memanfaatkan media yang ada di dalam kelas. Guru selalu memberikan materi dalam bentuk powerpoint yang berisi ringkasan materi yang akan disampaikan kemudian diselingi dengan media audio-visual yang berkaitan dengan materi


(13)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengajaran baik berupa gambar maupun video. Menurut guru, hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan media yang ada dan supaya siswa tidak cepat merasa bosan saat pembelajaran berlangsung.

Ketiga, metode pembelajaran yang diterapkan sudah cukup bervariasi. Guru tidak hanya memberikan pengajaran dengan menggunakan ceramah yang berorientasi pada pengajaran satu arah. Akan tetapi disela-sela ceramah, guru terkadang menerapkan metode tanya-jawab agar pembelajaran menjadi interaktif. Selain itu metode yang digunakan oleh guru adalah dengan menggunakan diskusi kelompok. Guru seringkali memberikan tugas berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikerjakan oleh kelompok dan selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pengerjaan LKS kelompok tersebut di depan kelas.

Akan tetapi disamping pemberian reward yang mampu mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, memaksimalkan pemanfaatan media pembelajaran yang ada, dan menerapkan metode pembelajaran yang cukup bervariasi ini ternyata masih menunjukkan suatu permasalahan yang perlu diperbaiki. Secara garis besar, pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa kurang diterapkan dengan baik yang berdampak pada rendahnya tingkat berpikir kritis siswa terhadap masalah di lingkungan sekitarnya. Penulis akan menjabarkan permasalahan rinci sebagai berikut.

Pertama, pembelajaran masih menekankan pada kemampuan menghafal yang bersifat tekstual, yakni lebih menekankan pada pengetahuan konsep dan materi dalam buku teks IPS. Hal ini dapat dilihat pada soal-soal yang diberikan kepada siswa melalui LKS yang dikerjakan secara kelompok berisi tentang materi maupun konsep yang kurang mendorong siswa untuk dapat berpikir kritis dan merefleksikan hasil pemahaman konsepnya terhadap kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Akibatnya siswa mengisi tugas LKS dengan sangat mudah yaitu dengan cara browsing/ searching/ googling di internet tanpa adanya


(14)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan berpikir secara lebih lanjut. Pembelajaran kurang diarahkan pada aspek penerapan dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya apa yang harus dilakukan oleh siswa ketika suatu masalah tertentu terjadi maupun melakukan penilaian benar atau salah terhadap penanganan suatu masalah (tertentu) yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat maupun memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati langsung permasalahan yang terjadi di lingkungan mereka.

Kedua, pembelajaran lebih mengedapankan hasil belajar dibandingkan dengan proses belajar itu sendiri. Terkadang guru tergesa-gesa menyampaikan dan mejelaskan materi tanpa mempertimbangkan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep dan materi yang disampaikan. Akibatnya siswa menjadi kurang diberi kesempatan untuk dapat berpikir dengan menghubungkan materi yang disampaikan dengan masalah-masalah yang terjadi di sekitar siswa atau yang siswa alami sendiri. Selain itu, siswa kurang diberi kesempatan untuk dapat mencari permasalahan di lingkungannya sendiri, guru lebih dominan memberikan contoh kasus yang terjadi di lingkungan sekitar dibandingkan dengan aktivitas siswa dalam menemukan masalah yang terjadi di lingkungannya sendiri.

Ketiga, tingkat kemampuan berpikir siswa dapat dikatakan masih dalam kategori rendah. Indikator yang dapat dilihat yakni saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa belum dapat menginterpretasikan makna dari suatu konsep pembelajaran yang terkait dengan masalah kontekstual dalam IPS dengan tepat. Hal ini ditunjukkan ketika siswa diminta mengungkapkan pendapat, jawaban siswa cenderung kurang menunjukkan kemampuan analisis yang baik terhadap suatu permasalahan serta kurang mampu untuk menarik suatu kesimpulan yang bermuara pada apa yang harus dipercayai hingga tindakan apa yang semestinya dilakukan dengan mempertimbangkan dampak positif dan negative dari tindakan tersebut.

Keempat, pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terbiasa berbeda pendapat dalam menanggapi suatu permasalahan. Hal ini


(15)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat terlihat saat kegiatan presentasi yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok, kelompok penyaji hanya sekedar menyajikan materi dan kurang ada tanggapan yang muncul dari audiens baik pertanyaan maupun pendapat dalam bentuk sanggahan. Mampu mengemukakan perbedaan pendapat dengan orang lain merupakan salah satu indikator berpikir kritis yang diungkapkan oleh Ennis ( dalam Allo, 2005, hlm. 12). Ketika siswa dapat beradu argumen dalam melihat suatu masalah yang muncul, artinya setiap siswa berpikir yang akhirnya siswa dapat memutuskan suatu tindakan apa yang perlu dan tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang muncul tersebut.

Permasalahan tersebut terlihat sebagai sebuah permasalahan yang klasikal karena bukan hanya terjadi di sekolah yang peneliti amati melainkan banyak terjadi pada sekolah-sekolah lain. Sebagai contoh hasil penelitian yang dilakukan oleh Permana (dalam Yosada, 2010, hlm. 15) menunjukkan bahwa pada kenyataannya proses pembelajaran ekonomi (rumpun IPS) di sekolah selama ini : (1) lebih menekankan pada fakta dan informasi; (2) lebih menekankan pada hafalan; (3) lebih mementingkan isi daripada proses; (4) menganggap apa yang diketahui sudah pasti dapat diamalkan oleh siswa; dan (5) kurang diarahkan pada pembelajaran yang bermakna dan berfungsi bagi kehidupan siswa (meaningful learning and functional knowledge). Pada umumnya kondisi pembelajaran yang terjadi masih bersifat indoktrinatif dan teacher dominated , kurang memberikan isu-isu nyata yang terjadi di masyarakat. Kegiatan pembelajaran sejatinya perlu menghubungkan materi dengan kondisi dan dunia nyata sisw?a karena hasil dari pembelajaran sendiri harus dapat berguna dan bermanfaat untuk kehidupan siswa dikemudian hari. Kegiatan pembelajaran bukan hanya sekadar membaca dan menghafal konsep maupun teori yang kemudian diujikan pada ulangan harian ataupun pada ujian akhir, melainkan lebih dapat mengembangkan pengalaman siswa dalam melihat kondisi nyata di masyarakat sehingga siswa dapat merumuskan masalah, mengumpulkan data, mencari dan merumuskan alternatif


(16)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

solusi, membuat hipotesis dengan berani mengemukakan argumentasinya, serta merumuskan kesimpulan dan membuat keputusan.

Berkaitan dengan hal tersebut, pengembangan kurikulum IPS di Indonesia paling tidak telah menetapkan delapan tujuan umum dari pembelajran IPS (Wahab, 2008, hlm. 34) yaitu (1) meningkatkan kesadaran ekonomi rakyat; (2) meningkatkan kesejahteraan jasmani dan kesejahteraan rohani; (3) meningkatkan efisiensi, kejujuran dan keadilan bagi semua warga negara; (4) meningkatkan mutu lingkungan; (5) menjamin keamanan dan keadilan bagi semua warganegara; (6) memberi pengertian tentang hubungan internasional bagi kepentingan bangsa Indonesia dan perdamaian dunia; (7) meningkatkan saling pengertian dan kerukunan antar golongan dan daerah dalam menciptakan kesatuan dan persatuan nasional; (8) memelihara keagungan sifat-sifat kemanusiaan, kesejahteraan rohaniah dan tatasusila yang luhur.

Selain itu menurut Supardi (dalam Djollong, 2009, hlm. 9) secara ideal IPS mampu membentuk siswa yang baik dan mampu berpikir secara cerdas. Artinya siswa mampu menyeleksi, mengadaptasi, mengabsorbsi, dan mengaplikasikan nilai-nilai yang ada dalam agama, kebudayaan, negara dan negara-negara lain. Sejalan dengan hal tersebut, Sumaatmadja (1980, hlm. 20) mengungkapkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial dalam tingkat satuan pendidikan di SMP merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu dikembangkan. Tujuan dari pendidikan IPS yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap pofitif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat

Terlebih lagi pendidikan IPS merupakan salah satu program dalam sistem pendidikan nasional diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar khususnya dalam menyiapkan insan sosial dan warga negara yang baik (good


(17)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

citizens and socio-civic behavior) yang ditandai oleh kemampuan berpartisipasi secara aktif, produktif fungsional dalam pengambilan keputusan-keputusan public dan dalam melakukan tindakan-tindakan sosial (ideology, politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama) dan humanities yang sangat diperlukan bagi pengembangan peradaban bangsa. Namun, pendidikan IPS pada jenjang pendidikan dasar masih dihadapkan pada masalah pentingnya peningkatan kualitas. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa pendidikan IPS jauh tertinggal bila dibandingkan dengan mata pelajaran IPA dan matematika. Dengan demikian, peningkatan kualitas pendidikan IPS harus segera dilakukan. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas pendidikan dasar tidak dapat dilepaskan dari meningkatkan kualitas setiap mata pelajaran termasuk IPS (Al-Muchtar dalam Darsono, 2008, hlm. 3).

Nu’man Somantri dkk. (dalam Djollong, 2009, hlm. 7) mengungkapkan bahwa proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di tingkat persekolahan mengandung beberapa kelemahan seperti digambarkan berikut ini beserta faktor-faktor yang menyebabkannya: (1) kurang memperhatikan perubahan-perubahan dalam tujuan, fungsi dan peran IPS di sekolah. Tujuan pembelajaran kurang jelas dan tidak tidak tegas (not pusposeful); (2) posisi,peran dan hubungan fungsional dengan bidang studi lainnya terabaikan. Informasi faktual lebih bertumpu pada buku paket yang out of date dan kurang mendayagunakan sumber-sumber lainnya; (3) lemahnya transfer informasi konsep ilmu-ilmu sosial. Output IPS tidak memberi tambahan daya dan tidak pula mengandung kekuatan (not empowering and not powerful); (4) guru tidak dapat meyakinkan siswa untuk belajar IPS lebih bergairah dan bersungguh-sungguh. Siswa tidak dibelajarkan untuk membangun konseptualisasi yang mandiri; (5) guru lebih mendominasi siswa (teacher centered). Kadar pembelajaran yang rendah, kebutuhan siswa tidak terlayani; (6) belum membiasakan pengalaman nilai-nilai kehidupan demokrasi sosial kemasyarakatan dengan melibatkan siswa dan seluruh demokrasi sosial


(18)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemasyarakatan dengan melibatkan siswa dan seluruh komunitas sekolah dalam berbagai aktivitas kelas dan sekolah. Dalam pertemuan kelas tidak mengagendakan setting lokal, nasional dan global, khususnya berkaitan dengan struktur sistem sosial dan perilaku kemasyarakatan.

Bilamana pembelajaran IPS masih bersifat konvensional dan tekstual, maka tujuan dari IPS sendiri akan sulit untuk dicapai, terlebih lagi maraknya berbagai isu-isu di masyarakat khususnya terkait isu masalah sosial. Siswa akan kesulitan menghadapi kondisi masyarakat yang sesungguhnya di kemudian hari karena kurang dilatih sejak dini. Setidaknya, melalui pembelajaran IPS, siswa telah dibekali pengetahuan yang bermakna dan kemampuan yang aplikatif di lingkungan masyarakat.

Salah satu isu sosial yang sangat dekat dengan lingkungan siswa adalah masalah kesenjangan sosial-ekonomi karena masalah ini merupakan masalah sosial yang bersifat global. Artinya masalah ini merupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak orang di dunia (Suharto, 2009, hlm. 14). Isu kesenjangan sosial-ekonomi merupakan suatu permasalahan yang bersangkutan dengan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat dari menurut Sukmana (dalam Syawie, 2011, hlm. 216) masalah kesenjangan adalah masalah keadilan yang berkaitan dengan masalah sosial. masalah kesenjangan mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan. Kesenjangan sosial berarti masalah ketidakadilan yang berkaitan dengan lingkup sosial di masyarakat dan kesenjangan ekonomi berarti masalah ketidakadilan yang berkaita dengan lingkup ekonomi di masyarakat seperti halnya ketidakmerataan pembangunan yang menyebabkan lebarnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Siswa perlu diajak untuk memahami dan menganalisis permasalahan sebab akibat dari kesenjangan sosial-ekonomi ini kemudian mencari solusi kritis untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat


(19)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengaplikasikan hasil belajarnnya di lingkungan masyarakat karena siswa pasti akan menghadapi permasalahan tersebut sehingga siswa perlu memahami masalah-masalah kontekstual tersebut sejak di bangku sekolah sebelum terjun langsung ke lingkungan masyarakat. Terlebih lagi, siswa di SMPN 5 Bandung mayoritas berada pada tingkat ekonomi menengah keatas yang kemungkinan besar jarang sekali bergaul dengan masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi kelas bawah. Sehingga mereka cenderung kurang dapat memahami masalah apa yang sebenarnya terjadi pada masyarakat kelas bawah berdasarkan hasil dari pengalaman langsung dari interaksi siswa.

Berkaitan dengan permasalahan di atas, aplikasi berpikir kritis secara produktif perlu dikembangkan untuk mempersiapkan siswa terjun ke lingkungan masyarakat yang penuh tantangan. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan agar mereka dapat mengatur, menyesuaikan, mengubah, memperbaiki dan menyikapi permasalahan yang terjadi dalam realita dinamika kehidupan di masyarakat. Berpikir kritis yang dijelaskan oleh Ennis (dalam Kuswana, 2011, hlm. 22) merupakan berpikir wajar dan reflektif yang fokus dalam menentukan apa yang harus dipercaya dan dilakukan. Hal ini menjelaskan bahwa berpikir kritis sebetulnya mengajak siswa untuk dapat mengambil sikap terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar mereka.

Kemampuan berpikir kritis menurut Paul dan Scriven (dalam Djollong, 2009 hlm. 37) adalah

critical thinking is the intellectually disciplined processs of actively and skyfully conceptualizing, applying, analyzing, synthesizing, and/ or evaluating information ghatered from or generated by observation, experience, reflection, reasoning, or communication, as guide to belief and action”.

Dengan demikian, mengacu pada pendapat di atas, berpikir kiritis merupakan suatu proses berpikir aktif dan tinggi yang melibatkan pemahaman


(20)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep, aplikasi, analisis, sintetis dan evalusi. Artinya, berpikir kritis tidak hanya sekedar memahami suatu konsep materi yang ada di dalam buku maupun penjelasan guru. Akan tetapi berpikir kritis dapat menyikapi permasalahan yang ada dengan objektif dan realistis. Siswa yang berpkir kritis akan mampu menolong dirinya atau orang lain dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Sayangnya, upaya untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa sering luput dari perhatian guru. Hal ini tampak dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru yang lebih banyak memberikan informasi, diikuti oleh diskusi dan latihan dengan frekuensi yang sangat terbatas (Redhana, 2003, hlm. 13).

Kemampuan berpikir tentunya dapat diajarkan kepada siswa. Menurut Jensen (2008, hlm. 199) kemampuan berpikir bukan hanya dapat diajarkan melainkan juga merupakan bagian fundamental dari paket kemampuan esensial. Untuk mencapai kemampuan ini memerlukan proses yang terus menerus sehingga kemampuan ini dapat diasah oleh siswa. Terlebih lagi bilamana siswa dihadapkan pada maslaah kontekstual yang menjadi bagian dari pengalaman langsung siswa. Hal ini tentunya dapat lebih mendorong rasa ingin tahu dengan menganalisis permasalahan yang terjadi serta mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara yang bisa diterapkan dalam kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah menerapkan metode inkuiri sosial. Melalui metode ini, siswa akan dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Karena siswa selalu diberikan kesempatan untuk bertanya, mencari data, mengobservasi langsung ke lapangan, membuat hipotesis, membuat kesimpulan dan mencari jawaban atau solusi dari suatu permasalahan. Karakteristik inkuiri sosial secara umum ditunjukkan oleh adanya usaha guru untuk mengupayakan bagaimana agar siswa berpikir melalui berbagai bentuk pertanyaan, adanya proses pemecahan masalah baik secara individu maupun kelompok serta bersifat terbuka (Clark dalam Dahlan, 1990, hlm. 177)


(21)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Demikian halnya seperti yang diungkapkan Komalasari (2010, hlm. 73) bahwa inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa. sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah. Dengan kata lain, siswa dapat belajar mandiri dengan difasilitasi dan diberikan arahan oleh guru. Dengan proses inkuiri sosial, diasumsikan bahwa sekolah menyediakan pembelajaran terbaik kepada siswa untuk mengarahkan diri sendiri, berpikir kritis, dan memecahkan masalah. Karena itu inkuiri sosial merupakan pengajaran yang terpusat kepada siswa (student centered), menghendaki siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, yang berarti siswa berlatih dalam proses inkuiri sosial. Model inkuiri sosial akan melibatkan siswa melakukan penyelidikan terhadap faktor-faktor yang belum pernah dilakukan, dan hal ini akan memberikan motivasi yang tinggi. Proses pembelajaran inkuiri sosial merupakan produk dari belajar dan di dalam proses itu kurang begitu diperhatikan terhadap “kebenaran” jawaban sebab kesimpulan yang dibuat siswa adalah kesimpulan tentatif dalam arti dengan data yang digunakan pada saat itu (Sunaryo, 1989, hlm. 96).

Metode inkuiri sosial juga telah terbukti mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini diungkapkan oleh Darsono (2008, hlm. 207) dalam hasil disertasinya yang mengungkapkan bahwa implementasi pembelajaran model inkuiri sosial memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan pemahaman materi dan kemampuan berpikir kritis. Hasil uji menunjukkan bahwa adanya perbedaan rata-rata peningkatan skor tes pemahaman materi pelajaran dan kemampuan berpikir kritis antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri sosial dengan kelompok siswa yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Selain itu impelementasi model inkuiri sosial ini menempatkan siswa sebagai subjek belajar serta menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator belajar


(22)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi siswa. Dengan demikian, suasana demokratis dalam pembelajaran dapat terbentuk yang sangat memberikan kontribusi terhadap perbaikan proses pembelajaran

Selain itu adapula penelitian terdahulu yang mengungkapkan keberhasilan penerapan metode inkuiri sosial dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yosada (2009, hlm. 129) yang menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran inkuiri sosial dengan menggunakan isu kontemporer memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan aktivitas, daya kreatif maupun pemahaman siswa. Penerapan inkuiri sosial dalam pembelajaran IPS dinilai perlu untuk diterapkan agar terjadi perbaikan kualitas pembelajaran IPS yang bermakna bagi siswa sekaligus memberikan pengalaman langsung pada siswa dan mengajak siswa untuk menganalisis, memberikan argument, merumuskan masalah serta memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan mereka khususnya permasalahan yang berkenaan dengan isu kesenjangan sosial-ekonomi.

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut. Dengan demikian, peneliti menentukan judul “Penerapan Metode Inkuiri Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa terhadap Isu Kesenjangan Sosial-Ekonomi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti membuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPS di kelas VII C masih bersifat tekstual.

2. Pembelajaran kurang diarahkan pada aspek penerapan dalam kehidupan sehari-hari


(23)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pembelajaran lebih mengedapankan hasil belajar dibandingkan dengan proses belajar itu sendiri.

4. Siswa kurang diberi kesempatan untuk dapat berpikir dengan menghubungkan materi yang disampaikan dengan masalah-masalah yang terjadi di sekitar siswa atau yang siswa alami sendiri.

5. Siswa kurang diberi kesempatan untuk mereflesksikan sendiri berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungannya.

6. Guru lebih dominan memberikan contoh kasus yang terjadi di lingkungan sekitar.

7. Tingkat kemampuan berpikir siswa masih rendah yang terlihat dari sebagian besar siswa belum dapat menginterpretasikan makna dari suatu konsep pembelajaran yang terkait dengan masalah kontekstual dalam IPS dengan tepat.

8. Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terbiasa berbeda pendapat dalam menanggapi suatu permasalahan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana desain perencanaan kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inkuiri sosial dalam meningkatakan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi di Kelas VII C SMP Negeri 5 Kota Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inkuiri sosial dalam meningkatkan kemampuan kritis siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi di Kelas VII C SMP Negeri 5 Kota Bandung?


(24)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala yang muncul pada saat menerapkan metode inkuiri sosial dalam meningkatkan kemampuan berpikir siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi pada pembelajaran IPS di Kelas VII C SMP Negeri 5 Kota Bandung?

4. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi setelah diterapkan metode inkuiri sosial pada pembelajaran IPS di Kelas VII C SMP Negeri 5 Kota Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis dan mendeskripsikan desain perencanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sosial pada pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi di Kelas VII C SMP Negeri 5 Kota Bandung;

2. Menganalisis dan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode inkuiri sosial pada pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi di Kelas VII C SMP Negeri 5 Kota Bandung;

3. Menganalisis dan mendeskripsikan solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan metode inkuiri sosial pada pembelajaran IPS dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi di Kelas VII C SMP Negeri 5 Kota Bandung.

4. Menganalisis dan mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu kesenjangan sosial-ekonomi setelah diterapkan metode inkuiri sosial pada pembelajaran IPS di Kelas VII C SMP Negeri 5 Kota Bandung.


(25)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

\

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan

pembelajaran IPS sekaligus sebagai pembelajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan. Selain itu, memberikan bekal sebagai calon guru agar siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.

2. Bagi siswa, menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS khususnya terhadap permasalahan kesenjangan sosial-ekonomi di masyarakat.

3. Bagi guru, dapat memperbaiki permasalahan pembelajaran yang dihadapi. Serta memperluas wawasan dan kemampuan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran IPS.

4. Bagi sekolah dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang sistematika dalam penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab yang pada masing-masing bab tersebut membahas pokok bahasan. Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini secara garis besar berisi mengenai uraian latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi.


(26)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang pemaparan tentang konsep-konsep serta landasan teoritis yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu terkait dengan metode inkuiri sosial, kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS dan isu kesenjangan sosial-ekonomi secara umum yang diambil dari berbagai literatur baik sumber buku, karya ilmiah, maupun internet.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang deskripsi lokasi dan subjek penelitian, tahapan-tahapan penelitian yang akan ditempuh untuk melakukan penelitian serta definisi operasional yang menjelaskan tentang variabel penelitian. Tahapan-tahapan penelitian yang dimaksud pada bab ini berupa desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini secara rinci membahas deksripsi hasil penelitian mulai dari pengolahan data hingga analisis yang didasarkan pada fakta, data, dan informasi yang dikolaborasikan dengan berbagai literature yang menunjang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memaparkan tentang kesimpulan berupa jawaban dari rumusan masalah yang telah ditulis dalam bab I beserta penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian berdasarkan hasil analisis pada bab IV. Serta rekomendasi peneliti untuk penelitian selanjutnya.


(27)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS


(28)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Kota Bandung yang terletak di pusat kota Bandung yaitu beralamat lengkap di Jalan Sumatra Nomor 40 Kecamatan Sumur Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena peneliti sedang melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut. Selain itu, SMP Negeri 5 merupakan sebuah sekolah yang memiliki kualifikasi siswa yang baik dimana termasuk kedalam sekolah kelas pertama di Kota Bandung dan mayoritas kondisi ekonomi siswanya pun berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah keatas. Dengan demikian, peneliti merasa sangat cocok melakukan penelitian di lokasi tersebut, karena dengan kondisi siswa yang cukup terseleksi yang memiliki kemampuan kognitif yang cukup tinggi namun masih perlu ditingkatkan. Selain itu pula dengan kondisi ekonomi siswa yang cenderung menengah keatas sangat sesuai dengan kajian penelitian yang memfokuskan terhadap isu kesenjangan isu sosial-ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Sementara itu ,subjek utama yang akan dijadikan penelitian ini adalah siswa kelas VII C semester genap pada tahun ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 32 orang siswa dengan jumlah siswa perempuan sebanyak 14 orang dan siswa laki-laki sebanyak 18 orang. Peneliti memilih siswa kelas VII C karena peneliti melihat bahwa kelas VII C adalah kelas yang memiliki nilai yang cukup baik dalam pemahaman konsep pembelajaran IPS akan tetapi mayoritas siswanya belum mampu untuk dapat merefleksikan hasil pembelajaran tersebut kedalam kondisi nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sehingga peneliti memilih


(29)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas tersebut dalam menerapkan metode inkuiri sosial untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe),dan refleksi (reflect). Desain penelitian ini lebih fokus memperlihatkan tahapan yang perlu dilakukan dan lebih sederhana dan mudah dipamahmi untuk diterapkan. Adapun gambar desain dari penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1. Desain PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart Sumber: Wiriatmadja, 2009: 66


(30)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah siklus pelakasanaan penelitian model Kemmis dan Mc Taggart yang akan dilakukan peneliti secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan rencana awal dengan mencari semua informasi dari hasil diskusi dengan guru yang bersangkutan (selaku mitra peneliti) sehingga ditemukan masalah yang perlu dilakukan perubahan dan perbaikan melalui tindakan penelitian kelas. Selanjutnya dilakukan observasi pada beberapa kelas yang dilanjutkan dengan menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Langkah selanjutnya yaitu identifikasi masalah hingga ditentukan rumusan masalah, bekerjasama dengan guru yang bersangkutan peneliti mempersiapkan segala keperluan pelaksanaan penelitian dari mulai bahan ajar, metode yang akan digunakan, rencana pelaksanaan pengajaran yang memuat langkah-langkah pembelajaran hingga menyusun evaluasi pembelajaran dan juga menyusun instrument penelitian yang diperlukan.

2. Pelaksanaan tindakan

Setelah melakukan persiapan, selanjutnya peneliti mulai melakukan tindakan kelas dengan mengacu pada perencanaan yang telah disusun. Yaitu dengan menerapkan metode inkuiri sosial untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sementara itu yang bertindak sebagai pelaksana tindakan yaitu guru IPS yang bersangkutan.

3. Observasi (pengamatan)

Pada tahap ini peneliti melakukan berbagai pengamatan dan mencatat segala aktivitas yang terjadi selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung yang menggunakan metode inkuiri sosial. Proses pengamatan mengacu pada panduan dan lembar observasi yang telah peneliti buat sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan berbagai data secara langsung.


(31)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi dilakukan oleh peneliti dengan melihat tiga aspek yaitu (1) kinerja guru dalam menerapkan metode inkuiri sosial pada pembelajaran IPS; (2) aktivitas siswa terhadap pembelajaran IPS ketika diterapkan metode inkuiri sosial; (3) langkah-langkah penerapan metode inkuiri sosial, apakah sudah sesuai dengan prosedur atau ada kekurangan dalam penerapannya. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dilakukan pada tindakan pertama dapat dievaluasi dan diperbaiki untuk tindakan selanjutnya bilamana masih terdapat kekurangan.

4. Refleksi tindakan

Refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan. Refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil data yang diperoleh saat observasi dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan rencana tindakan pada tahap siklus selanjutnya. Peneliti melakukan refleksi dengan cara sebagai berikut: a. Mengecek kelengkapan untuk proses kegiatan pembelajaran dan

instrument penelitian;

b. Mendiskusikan serta menganalisis hasil data yang telah diperoleh saat melakukan observasi;

c. Menyusun kembali rencana pelaksanaan tindakan untuk siklus tindakan selanjutnya dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus tindakan pertama;

Mengacu pada desain penelitian tindakan kelas Kemmis dan Taggart, maka peneliti akan menempuh langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Identifikasi Permasalahan

Identifikasi masalah ini merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan terhadap sekolah serta kelas yang menjadi tempat penelitian sebelum


(32)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengidentifikasi kondisi fisik sekolah tempat penelitian yaitu SMPN 5 Bandung, mengetahui iklim sekolah termasuk guru, siswa, stakeholder sekolah serta kepala sekolah hingga peneliti menemukan permasasalahan utama dan kelas yang cocok untuk dilakukan penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti selama empat minggu dalam waktu yang bersamaan dengan pelaksanaan program PPL yang selanjutnya hasil temuan masalah diidentifikasi dan didiskusikan bersama guru mitra hingga menghasilkan rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian.

2. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan penelitian ini dilakukan bersama antara peneliti dengan guru mitra untuk mendiskusikan arah dan langkah-langkah penelitian agar lebih baik berdasarkan identifikasi masalah yang telah dianalisis. Adapun perencanaan tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Melakukan pengamatan di beberapa kelas;

b. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian;

c. Meminta kesediaan guru mitra (dalam hal ini guru mata pelajaran IPS) untuk bekerjasama sebagai kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan;

d. Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian;

e. Mendiskusikan langkah-langkah penerapan metode inkuiri sosial yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas;

f. Menentukan materi yang sesuai dengan metode inkuiri sosial yang dapat dikaitkan dengan isu kesenjangan sosial-ekonomi agar tercipta suasana kelas yang kondusif yang mampu mendorong siswa untuk dapat aktif berpendapat dan berpikir kritis;


(33)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) yang akan digunakan dalam kegiatan saat pembelajaran dalam penelitian;

h. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian;

i. Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan guru mitra; j. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan

yang telah dilakukan penulis bersama guru mitra;

k. Merencanakan pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian; 3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan tahap penerapan dari rencana yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut.

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama guru mitra pada tahap perencanaan;

b. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi guru, lembar observasi siswa, angket, dan lembar penilaian terhadap capaian indikator berpikir kritis siswa serta hasil belajar siswa;

c. Menyebarkan angket kepada siswa yang berisi tentang persepsi siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan;

d. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra berdasarkan hasil pengamatan terhadap penerapan metode inkuiri sosial dalam pembelajaran IPS;

e. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya f. Melakukan pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian

4. Tahap Observasi dan Penliaian

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Dalam tahap observasi, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung baik pengamatan terhadap guru maupun siswa sesuai dengan pedoman lembar observasi yang sudah


(34)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disediakan dalam penerapan metode inkuiri sosial. Kegiatan observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi saat metode inkuiri sosial diterapkan dan memberikan solusi sebagai tindakan awal untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas tersebut sehingga peneliti dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melengkapi hasil penelitian. Kegiatan observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menerapkan metode inkuiri

sosial;

b. Pengamatan terhadap aktivitas siswa saat metode inkuiri sosial diterapkan; c. Pengamatan terhadap kesesuaian penerapan metode inkuiri sosial dengan

pokok bahasan;

d. Pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat secara kritis;

e. Mencatat semua kegiatan yang terjadi melalui catatan lapangan untuk mengetahui dengan jelas setiap kejadian yang terjadi dalam proses penelitian.

Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan penilaian terhadap ketercapaian tingkat kememapuan berpikir kritis serta hasil belajar siswa terhadap setiap indikator yang telah ditentukan. Penilaian yang dilakukan adalah untuk mengetahui hal-hal berikut ini.

a. Ketercapaian tingkat berpikir siswa yang didasarkan pada aspek-aspek penilaian yang ditentutkan sesuai dengan rubrik penilaian;

b. Ketercapaian hasil belajar siswa yang didasarka pada aspek aspek penilaian yang ditentukan sesuai dengan rubrik penilaian yang terdiri dari penilaian dari hasil tugas yang diberikan serta penilaian presentasi yang dilakukan oleh siswa;


(35)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap refleksi ini dilakukan setelah kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan. Pada tahap ini, peneliti bersama guru mitra berupaya melakukan evaluasi dari pelaksaan tindakan dan melakukan telaah masalah dan analisa serta merefleksikannya sebgai dasar melakukan perbaikan terhadap hasil tindakan selanjutnya. Kegiatan ini diimplementasikan melalui kegiatan sebagai berikut.

a. Melakukan diskusi dengan guru mitra dan siswa setelah dilakukan tindakan;

b. Melakukan bimbingan kepada pihak yang memiliki kompetensi terkait permasalahan yang dikaji;

c. Melakukan telaah lebih mendalam terhadap data-data yang diperoleh dalam proses penelitian;

d. Menyimpulkan hasil diksusi apakah penelitian dapat dihentikan atau dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

C. Definisi Operasional

Peneliti akan memaparkan variabel-variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis yang diungkapkan oleh Ennis lebih menekankan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu bagian dari berpikir kritis. Ennis mendefiniskan berpikir kritis merupakan hasil dari interaksi serangkaian dugaan-dugaan dari sesuatu. Indikator kemampuan berpikir kritis yang diungkapkan oleh Ennis dikelompokan ke dalam lima aspek yaitu


(36)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan penjelasan sederhana, membangun kemampuan dasar, membuat kesimpulan, membuat penjelasan lebih lanjut, strategi dan teknik. Kemudian kelima aspek berpikir kritis tersebut dirinci menjadi 12 indikator berpikir kritis. Berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh Ennis, peneliti memilih sembilan indikator berpikir kritis dengan masih mencakup kelima aspek pencapaian berpikir kritis. Kesembilan indikator yang peniliti ambil dalam penelitian ini diantaranya:

a. Memfokuskan pertanyaan b. Menganalisis argument

c. Bertanya dan menaab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan d. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber

e. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi f. Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi\ g. Mendefinisikan istilah

h. Memutuskan suatu tindakan i. Berinteraksi dengan orang lain

2. Metode Inkuiri Sosial

Menurut Banks (dalam Darsono, 2008:40), inkuiri sosial merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada pengalaman siswa. melalui inkuiri sosial maka sekolah akan mudah membantu mengembangkan diri siswa sebagai tanggung jawabnya. Selain itu dengan inkuiri sosial yang berorientasi kepada proses dan hasil belajar siswa, akan memotivasi siswa untuk aktif mencari dan mendapatkan pengetahuan serta proses belajar lebih penting dibandingkan dengan hasill belajar. Proses belajar untuk memperoleh pengetahuan digunakan oleh siswa untuk memperoleh fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan.


(37)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis metode inkuiri sosial yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada jenis metode yang diungkapkan oleh Trowbridge (Suniti, 2001; Yosada, 2009) yaitu inkuiri terbimbing, inkuiri modifikasi dan inkuiri bebas. Peneliti memilih jenis inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas untuk diterapkan pada siklus pertama hingga siklus ketiga. Inkuiri terbimbing menurut diterapakan dalam pembelajaran dengan cara siswa tidak diharuskan untuk dapat merumuskan masalah sendiri untuk dipecahkan, akan tetapi masalah disajikan oleh guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Kemudian dengan pertanyaan yang diajukan itu siswa dibimbing untuk memperoleh jawabannya. Sedangkan inkuiri bebas yaitu siswa sendiri sudah dituntut untuk dapat merumuskan masalah kemudian pemecahan masalahnya dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis.

Penelitian siklus pertama peneliti memilih inkuiri terbimbing sebagai rangsangan awal untuk menerapkan metode inkuiri sosial. Pelaksanaan siklus pertama ini dilakukan melalui pemberian LKS berupa artikel tentang masyarakat modern dan masyarakat tradisional kemudian siswa ditugaskan untuk menjawab pertanyaan yang telah disajikan dalam LKS secara individu dan hasilnya dipresentasikan di depan kelas. Selanjutnya penelitian siklus kedua dan ketiga, peneliti memilih metode inkuiri sosial dengan jenis inkuiri bebas yang diterapkan secara berkelompok. Pada siklus kedua peneliti memberikan tugas untuk mencari sebuah artikel atau berita mengenai tema-tema yang sudah ditentukan secara kelompok yang berhubungan dengan usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian artikel yang didapat tersebut dianalisis dan sesuai dengan pertanyaan yang disediakan oleh guru. Hasil analisis tersebut disajikan dalam bentuk madding portofolio yang kreatif untuk dipresentasikan di depan kelas. Pada siklus ketiga, peneliti memberikan tugas untuk melakukan observasi dan wawancara secara langsung kepada masyarakat sekitar sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh guru mengenai masyarakat kaya dan masyarakat miskin dari


(38)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

segi aspek sosial, ekonomi dan lingkungannya. Setiap kelompok siswa dituntut untuk dapat mewawancarai masyarakat agar mendapatkan pengalaman secara langsung dari pembelajaran yang dilakukan di lingkungan masyarakat kemudian menganalisis dan menjawab semua pertanyaan yang telah ditentukan oleh guru. Hasil dari observasi dan analisis tersebut disajikan dalam bentuk makalah dan power point untuk dipresentasikan di depan kelas.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian terhadap penerapan metode inkuiri sosial dan tingkat berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS. Data yang akan dihasilkan dari penelitian ini akan dikumpulkan melalui instrumen penelitian sebagai berikut.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk megamati proses kegiatan pembelajaran selama pernelitian berlangsung. Peneliti membuat lembar observasi terfokus dengan format check list yang digunakan untuk memberikan pengamatan serta penilaian terhadap aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa dan guru serta segala kondisi kegiatan belajar mengajar.

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi ini merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama proses pelaksanaan tindakan penelitian. Lembar observasi ini bertujuan untuk melihat dan mengamati kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang mencakup: (1) tahap orientasi yang terdiri dari: kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS; (2) tahap kegiatan inti yang terdiri dari: ketertiban sikap


(39)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa saat pembelajaran IPS berlangsung, respon siswa, keterlibatan siswa dalam aktif berpendapat maupun bertanya, kualitas pendapat siswa, tingkat percaya diri siswa saat berpendapat, dan sikap saling menghargai pendapat yang berbeda; (3) tahap kegiatan akhir yang terdiri dari: kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran dan sikap siswa saat mengakhiri pembelajaran.

b. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi ini juga merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru selama pelaksanaan tindakan berlangsung diantaranya mencakup: (1) tahap orientasi yang terdiri dari kemampuan guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, kemampuan guru dalam menjelaskan teknik-teknik pembelajaran, serta pengamatan terhadap kegiatan guru dalam melakukan review terhadap pembelajaran sebelumnya; (2) tahap kegiatan inti yang terdiri dari kemampuan guru dalam menarik minat siswa untuk belajar, kemampuan dan kecakapan guru dalam membimbing, memotivasi, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola waktu, memanfaatkan media yang ada, bersikap demokratis, menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan meluruskan kembali pendapat siswa; (3) tahap evaluasi yang terdiri dari kemampuan guru dalam melakukan penilaian selama proses pembelajaran dan kemampuan guru dalam membuat bentuk evaluasi yang sesuai dengan pembelajaran; (4) tahap kegiatan akhir yang terdiri dari guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberikan tindak lanjut terhadap kegiatan pembelajaran selanjutnya dan menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama dengan siswa.


(40)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan instrumen yang digunakan untuk menuliskan peristiwa-peristiwa penting selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Format catatan lapangan ini meliputi pengisian waktu, deskripsi kegiatan pembelajaran, dan refleksi analisis dari hasil deskripisi kegiatan pembelajaran. Menurut Sanjaya (2011, hlm. 98) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan lapangan yaitu:

a. Catatan ditulis dengan segala kegiatan yang berlangsung;

b. Hal-hal yang ditulis adalah yang bersangkutan secara langsung dengan fokus masalah;

c. Ditulis dengan kata-kata singkat dan padat sesuai dengan fokus dan sasaran penelitian.

3. Lembar Penilaian

Lembar penilaian digunakan untuk menilai tingkat berpikir kritis siswa serta hasil belajar siswa selama diterapkan metode inkuiri sosial. Peneliti membuat lembar penilaian sesuai dengan rubrik penilaian yang telah dibuat.

a. Lembar Penilaian Kemampuan Tingkat Berpikir Kritis Siswa

Lembar penilaian kemampuan tingkat berpikir kritis siswa ini merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat kemampuan berpikir kritis siswa selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan. Lembar penilaian ini mencakup kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan relevan dan kritis, kemampuan siswa dalam mencari perasamaan dan perbedaan nilai positif dan negatif dari setiap permasalahan yang dibahas, kemampuan siswa dalam membuat contoh, kemampuan siswa dalam menyertakan bukti dan fakta dalam menguatkan pendapatnya, kemampuan siswa dalam membuat generalisasi atau kesimpulan, kemampuan siswa dalam merekonstruksi gagasan,


(41)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan siswa dalam membuat hipotesis atau solusi alternatif serta kemampuan siswa dalam menggunakan tata bahasa yang baik dan benar saat mengungkapkan pendapat.

b. Lembar Penilaian Hasil Belajar Siswa

Lembar penilaian hasil belajar siswa ini juga merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru melalui metode inkuiri sosial. Penilaian hasil belajar ini merupakan nilai gabungan dari setiap penilaian dalam satu siklus kegiatan seperti penilaian hasil tugasnya dan penilaian terhadap kemampuan presentasinya.

4. Lembar Angket

Peneliti juga membuat instrumen penelitian berupa lembaran angket yang akan diberikan kepada siswa. Lembaran angket ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien penerapan metode inkuiri sosial untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis berdasarkan asumsi siswa. Lembar angket mencakup pernyataan-pernayatan yang berhubungan dengan tingkat kepuasan siswa terhadap penerapan metode inkuiri sosial berdasarkan tahapan-tahapannya diantaranya:

a. Tahap orientasi yang terdiri dari kepuasan siswa terhadap materi yang disajikan oleh guru, sejauh mana siswa mengerti materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru, seberapa jelas informasi yang diberikan oleh guru mengenai materi yang akan dibahas, serta seberapa besar semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan membahas materi yang disajikan oleh guru.

b. Tahap perumusan masalah yang terdiri dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan menggunakan metode inkuiri sosial, kemampuan siswa dalam berpikir teliti, kemampuan siswa dalam


(42)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami materi yang disajikan, kepuasan siswa terhadap bimbingan yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, kepuasan siswa terhadap waktu yang diberikan oleh guru dalam menyelesaikan tugasnya dan seberapa jauh siswa dapat mengerti penjelasan dari guru.

c. Tahap perumusan hipotesis yang terdiri dari seberapa jauh siswa termotivasi untuk ikut aktif berpendapat melalui metode inkuiri sosial, seberapa besar siswa merasa diberikan kebebasan untuk berpendapat, antusiasme siswa dalam mencari jawaban yang tepat dari pertanyaan yang diajukan, seberapa banyak siswa yang ikut terlibat aktif dalam pembelajaran, seberapa besar siswa terdorong untuk meningkatkan pengetahuannya, seberapa besar siswa merasa guru menghargai pendapatnya, seberapa besar siswa merasa tertantang untuk menyanggah pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapatnya, dan kemampuan siswa dalam menghargai pendapat orang lain yang berbeda.

d. Tahap pengumpulan data yang terdiri dari seberapa besar siswa terdorong untuk mencari sumber informasi lain dari internet maupun buku untuk melengkapi jawabannya.

e. Tahap pengujian hipotesis yang terdiri dari seberapa banyak siswa yang selalu mengoreksi kembali jawabannya, kemampuan siswa dalam memberikan contoh, kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat yang disertai dengan bukti dan fakta, kemampuan siswa dalam menguraikan faktor-faktor sebab akibat dari permasalahan yang dibahas, serta kemampuan siswa dalam membuat solusi alternatif.

f. Tahap pengambilan kesimpulan yang terdiri dari kemampuan siswa dalam mencari dampak positif dan negatif dari permasalahan yang dibahas, kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan, dan kemampuan siswa dalam memahami makna dari kesimpulan yang dibuat.


(43)

Witra M aryam Nanda Sari, 2014

Penerapan M etode Inkuiri Sosial untuk M eningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa terhadap ISU Kesengajaan Sosial-Ekonomi dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara merupakan pedoman percakapan untuk maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Pedoman wawancara ini digunakan saat pra-penelitian dilakukan kepada guru dan beberapa orang siswa dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah awal yang dirasakan oleh siswa dan guru disamping hasil pengamatan peneliti. Selain itu juga wawancara ini bertujuan untuk mengetahui apakah guru pernah menerapkan metode inkuiri sosial atau belum dalam pembelajaran di kelas yang akan dilakukan penelitian.

6. Rubrik Penilaian

Rubrik berisikan tentang aspek-aspek yang akan menjadi penilaian siswa untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian terhadap seluruh siswa yang dilakukan secara individu khsusunya terhadap tingkat kemampuan berpikir kritis siswa. Rubrik ini digunakan sebagai patokan kriteria penilaian pada lembar penilaian terhadap tingkat capaian kemampuan berpikir kritis dan aspek kegiatan pembelajaran lainnya. Zaniul (2001, hlm. 26) berpendapat bahwa rubrik biasanya dibuat dalam bentuk tabel dua jalur, yaitu baris yang berisi kriteria dan kolom yang berisi mutu. Kriteria dapat dinyatakan secara garis besar, kemudian dirinci menjadi komponen-komponen penting. Adapun langkah-langkah pengembangan rubrik yang dikemukakan oleh Zainul (2001 hlm. 26) sebagai berikut.

a. Menentukan konsep, kemampuan atau kinerja yang akan diasesmen;

b. Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutan konsep dan atau kemampuan yang akan diasesmen ke dalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja;


(1)

(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Hani. (2008). Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Peserta Didik. Tesis Pada Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Arifin, Zaenal. (2009). “Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi S.A. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Akara

Basrowi & Suwandi. (2008). “Memahami Penelitian Kualitatif”. Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi. (2005). Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia Dahlan, M.D. (1990). Model-Model Mengajar. Bandung: Diponegoro Daryanto. (2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Effendi, Ridwan., dkk. (2009). “Pengembangan Pendidikan IPS SD”. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Filsaime, Dennis K. (2007). Terjemahan Oleh: Sunarni. Menguak Rahasia

Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya

Fisher, Alec. (2009). Critical Thinking: an Introduction. Cambridge University Press. Terjemahan oleh: Hadinata, Benyamin. Berpikir Kritis: Sebuah

Pengantar. Jakarta: Erlangga

Hamalik, Oemar. (2010). “Kurikulum dan Pembelajaran”. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Depdikbud

Hopkins, David. (2011). A Teacher’s Guide to Classroom Research. New York: Two Pen Plaza. Diterjemahkan Oleh: Fawaid, Achmad. (2011). Panduan


(3)

Guru: Penelitian Tindakan Kelas Edisi Ke empat. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Jensen, Eric. (2008). “Brain Based Learning” California: Corwin Press; Diterjemahkan oleh: Molan, Bunyamin. (2010). “Pembelajaran Berbasis Otak” Jakarta: Indeks

Komalasari, Kokom. (2011). “Pembelajaran Kontekstual”. Bandung: PT Refika Aditama

Kunandar. (2008). “Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru”. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Kuswara, Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ruhimat, Toto. (2009). “Kurikulum Pembelajaran”. Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sapriya. (2012). “Pendidikan IPS”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Setiadi, Elly M., Usman Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta

dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya.

Jakarta: Kencana Predana Media Group

Sobur, Alex. (2003). “Psikologi Umum”. Bandung: CV Pustaka Setia

Soekanto, Soerjono. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Soetomo. (2010). Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soyomuki, Nurani. (2010). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Ar-Ruzz Media

Sudjana , N (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo


(4)

Suyito, Imam.(2011). “Memahami Tindakan Pembelajaran: Cara Mudah dalam Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas”. Bandung: Refika Aditama Wahab, Abdul Azis. (2008). “Metode dan Model-Model Mengajar IPS”.

Bandung: Alfabeta

Weber, Max. (1946). Essays in Sociology. Oxford University Press. Terjemahan Oleh: Noorkholish dan Tim Penerjemah Promothea. (2009). Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wignjosoebroto, Soetandyo. (2013). Hukum dalam Masyarakat. Yogyakarta: Graha Ilmu

Wijaya. (1996). Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya

Manusia. Bandung: PT. Rosda Karya

Wiriatmadja, Rochiati. (2009). “Metode Penelitian Tindakan Kelas”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Zainul, A. (2001). Alternative Assesment. Jakarta: PAU-PPAI-UT

Zainul, Asmawi dan Nasution, Noehi. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Skripsi, Tesis & Disertasi:

Ariani, Hani. (2008). Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Peserta Didik. Tesisi Pada Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Darsono. (2008). “Pengembangan Metode Inkuiri Sosial dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”. Disertasi UPI. Tidak diterbitkan

Djollong, Andi Fitriani. “Penggunaan Metode Reciprocal Teaching dalam

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar”. Tesis Pada Prodi Pendidikan Dasar Pasca Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Eva, Neng Setiani. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Controverisal Issues


(5)

Siswa dalam Pokok Bahasan “Menghargai Persamaan Kedudukan Warga

dalam Berbagai Aspek Kehidupan”. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan

Jamaludin, Didi Nur. “Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmuah pada Materi Tumbuhan Biji”. Tesis UPI. Tidak diterbitkan

Rahmawati, Nita Dyah. 2013. Implementasi Model Controversial Issues terhadap

Pembelajaran IPS dalam Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.

Skripsi pada Prodi Pendidikan IPS. UPI: Tidak Diterbitkan

Sofyan, Ahsan. 2012. Pengaruh Pendekatan Open Ended terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa. Tesis Pada Program Pascasarjana. UPI: Tidak

Diterbitkan

Yahasji, Zaimar (2009). “Kontribusi Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Pedagogik dan Kreativitas Guru Mata Pelajaran IPS terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.” Tesis UPI. Tidak diterbitkan

Yosada, Kardius Richi. 2010. “Model Pembelajaran Inkuiri Sosial dalam

Mengembangkan Berpikir Kreatif Siswa pada Bidang Studi IPS Ekonomi Melalui Isu-Isu Ekonomi Kontemporer di SMA”. Tesis Pada Prodi IPS Pasca Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Jurnal:

Redhana, I Wayan. 2003. “Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Pemecahan Masalah” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN 0215-8250 No. 3 Th. XXX JULI 2003. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja

Yosada, Kardius Richi. 2010. “Model Pembelajaran Inkuiri Sosial dalam

Mengembangkan Berpikir Kreatif Siswa pada Bidang Studi IPS Ekonomi Melalui Isu-Isu Ekonomi Kontemporer di SMA” Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Nomor 34 Tahun XVIII Edisi Januari – Juni 2010 ISSN 0854-5251 Amrina, Dian Eka. 2010. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif” Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Nomor 34 Tahun XVIII Edisi Januari – Juni 2010 ISSN 0854-5251


(6)

Syawie, Muhammad. (2011). “Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial”. Jurnal Informasi Vol. 16 No. 03 Tahun 2011. Tersedia [Online] puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/21f67d035eb50eff518309e438be4c8 b.pdf. diakses pada tanggal 16 Desember 2013


Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP

0 16 152

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang).

0 2 42

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Pasundan 6 Bandung.

1 7 185

PENERAPAN MODEL INKUIRI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 MAN Cililin Kabupaten Bandung Barat.

0 1 55

PENERAPAN METODE INKUIRI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII D SMP Negeri 1 Jalancagak ) - repository UPI T IPS 1404569 Title

0 1 3

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI

0 0 3

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI

0 0 2

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI S 1202264 Chapter I

0 0 7

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI S 1202264 Chapter V

0 0 4

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI

1 5 3