PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang).

(1)

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN

ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh: Bangkit Nugraha

NIM 1101741

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang)

Oleh Bangkit Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Bangkit Nugraha 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di

Kelas VII A di SMP Negeri 2 Lembang)” ini berserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

Bangkit Nugraha NIM 1101741


(4)

Bangkit Nugraha

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr, Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714 198601 1 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Siti Nurbayani K, S. Pd, M. Si. NIP. 19700711 1994 032

Mengetahui


(5)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPS

Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari beberapa permasalahan yang terjadi di kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang salah satunya yaitu kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS. Hasil observasi menghasilkan beberapa temuan yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang masih rendah, siswa memaknai pelajaran IPS hanya sebagai pelajaran yang menitikberatkan pada hapalan, banyak pemberian materi yang diberikan pada saat proses belajar mengajar sehingga tercipta pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart dalam 3 siklus yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Solusi pemecahan masalah yang dipilih, yaitu melalui penggunaan media surat kabar dengan penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan penugasan yang berhubungan dengan isu yang terdapat pada media surat kabar, kemudian disesuaikan dengan tema pembelajaran, diharapkan kemampuan berpikir kritis siswa menjadi meningkat. Kegiatan pembelajaran menggunakan media surat kabar yaitu guru mencari isu sosial yang terdapat dalam surat kabar, membagi kelompok, siswa menelaah isu sosial yang terdapat dalam surat kabar, kemudian berdiskusi dengan kelompoknya. Pada setiap siklusnya siswa disajikan dengan isu yang berbeda, sesuai dengan materi yang akan dibahas. Kemudian kendala yang dihadapi yaitu sulitnya mencari isu untuk dikaitkan dengan materi dan siswa kurang memahami bahasa yang ada dalam surat kabar, namun peneliti dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan membantu siswa dalam setiap pelaksanaan. Adapun hasil peningkatan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS dapat terlihat dari beberapa indikator yaitu mampu mengenali masalah, mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, dapat menjawab pertanyaan atau mengungkapkan berdasarkan pemikirannya, mampu memberikan solusi terhadap permasalahan dan mampu memberikan kesimpulan. Pada siklus pertama hasl observasi menunjukkan angka 52% atau tergolong dalam kategori kurang. Kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan menjadi 65.20% dan tergolong pada kategori cukup. Pada siklus ketiga mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 81.16% dan masuk pada kategori baik. Seluruh aspek ini mengalami perkembangan dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga dari kualitas cukup menjadi baik. Temuannya yaitu penggunaan media surat kabar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS.


(6)

Bangkit Nugraha, 2015

THE USE OF NEWSPAPER IN CONFRONTING CONTEMPORARY SOCIAL ISSUES TO INCREASE STUDENTS’ CRTITICAL THINKING ON

SOCIAL STUDIES

Class Action Research in class VII A SMP Negeri 2 Lembang By

Bangkit Nugraha

ABSTRACT

This research is derived by some problems occur in class VII A SMP Negeri 2 Lembang which one of them is a skill of critical thinking in learning social studies. The observation produces several findings showing the critical thinking of the students is weak, they believe that social studies only focuses in memorizing, and the learning process is teacher centered where the students are not actively involved. This study is a class action research implementing research design of Kemmis and

Taggart’s three cycles including planning, action, observation, and reflection. The

solutions to solve the problems are by using newspaper and Student Worksheet (LKS) and by giving assignments related to issues occur in the newspaper in purpose

to increase the students’ skill in critical thinking. Steps used in learning activities are

that the teacher looks for social issues occur in newspaper, divides the students into groups. After that, the students investigate the social issues, and then discuss them with the groups. In each cycle, the students are served with different issues, related to material that will be discussed. The problems experienced by the students are difficulties in finding the issues related to the material and in understanding newspaper language style. However, the researcher can solve those problems by helping the students in every implementation. Some indicators show that they can recognize problems, relate learning material in daily life, answer question based on their own thoughts, give solution toward problems, and give conclusion. In the first cycle, observation result shows 52% or categorized as low number. Then, in the second cycle, the number increases into 65.20% and categorized as adequate number. The third cycle shows significant increase to 81.16% and categorized as good number. All aspects are developing from the first cycle until the third cycle, adequate category becomes good category. It is found that the use of newspaper can increase critical thinking of the students in learning social studies.


(7)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Berpikir kritis ... 8

1. Pengertian Berpikir Kritis ... 8

2. Indikator Dalam Berpikir Kritis ... 9

3. Langkah-Langkah Berpikir Kritis ... 15

4. Menumbuhkan Berpikir Kritis ... 17

B. Belajar dan Pembelajaran IPS ... 19

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 19

2. Pengertian Pembelajaran IPS ... 23

3. Tujuan Pembelajaran IPS ... 24

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS ... 26


(8)

Bangkit Nugraha, 2015

C. Isu-Isu Sosial Dalam Pembelajaran IPS ... 29

D. Media Pembelajaran IPS ... 35

1. Pengertian Media Pembelajaran IPS ... 34

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran IPS ... 38

3. Surat Kabar Sebagai Media Pembelajaran IPS ... 39

4. Ciri-Ciri Media Surat Kabar ... 41

E. Penelitian Terdahulu ... 43

F. Asumsi Dasar ... 44

G. Hipotesis Tindakan ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

B. Metode Penelitian ... 46

C. Desain Penelitian ... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ... 55

E. Instrumen Penelitian ... 55

F. Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Deskripsi Subjek Penelitian ... 64

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66

1. Deskripsi Pra-Penelitian ... 66

2. Deskripsi Siklus I ... 69

3. Deskripsi Siklus II ... 100

4. Deskripsi Siklus III ... 136

5. Peningkatan Hasil Siklus PTK ... 167

6. Analisis Hasil Penelitian ... 186


(9)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

DAFTAR PUSTAKA ... 204 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPS disetiap jenjang pendidikan yang ada memiliki tujuan serta ruang lingkup tersendiri dan berbeda satu sama lain. Somantri (2001, hlm. 74) mengemukakan IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya, serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan, disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Dengan demikian IPS merupakan penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi permasalahan-permasalahan sosial. Ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut Sapriya (2011, hlm.79) bahwa ruang lingkup IPS dimulai dari aspek-aspek:

1. manusia, tempat, dan lingkungan 2. waktu, keberlanjutan, dan perubahan 3. sistem sosial dan budaya

4. perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP dan MTs, merupakan pembelajaran terpadu yang diambil dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, ilmu humaniora, dan masalah-masalah sosial baik berupa fakta, konsep, dan generalisasi untuk mengembangkan aspek kognitif, psikomotor, afektif, dan nilai-nilai spiritual yang dimiliki oleh siswa. Kemudian tujuan dari pembelajaran IPS yaitu bahwa dengan pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat berpikir kritis terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat sehingga dapat menjadi warga Negara yang demokratis dengan memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis dalam kehidupannnya dimasyarakat.

Pembaharuan IPS bertujuan untuk menghilangkan anggapan siswa bahwa pembelajaran IPS, merupakan mata pelajaran yang membosankan, dengan bertumpu pada hapalan yang memberatkan siswa. Guru dituntut untuk menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Kemudian pembelajaran yang bersifat berpikir


(11)

tanpa selalu menghapal materi pelajaran namun memahami, sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah adalah salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPS. Permasalahan ini dapat teridentifikasi, setelah peneliti melakukan observasi di kelas VII-A SMPN 2 LEMBANG. Kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah terlihat pada proses pembelajaran berlangsung. Pertama, siswa memaknai pelajaran IPS hanya sebagai pelajaran yang menitikberatkan pada hapalan. Siswa memang terlihat menguasai materi dengan baik, saat mengkaji dan mempresentasikan materi pun siswa dengan lancar menjelaskannya, hanya saja apa yang siswa jelaskan bukan kata-kata dari pemikiran mereka sendiri, siswa menjelaskan menggunakan kalimat yang hampir sama persis dengan buku yang menjadi sumber bacaan mereka. Kedua, pembelajaran yang bersifat tekstual sehingga siswa kurang mengetahui keterhubungan IPS dengan kehidupan sehari-harinya yang seharusnya dapat dijadikan dasar untuk memecahkan masalah sehari-hari. Ketiga, pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, siswa cukup antusias namun apa yang mereka pertanyakan bukanlah pertanyaan yang membuat siswa lainnya berpikir kritis karena apa yang mereka tanyakan jawabannya telah terpapar jelas dalam buku teks.

Hal-hal tersebut di atas menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah. Pembelajaran IPS bukanlah sekedar pembelajaran yang berorientasi pada hapalan dan pemahaman materi saja, tetapi lebih dari itu siswa seharusnya dapat memahami betul tentang makna dan nilai yang terkandung dalam pembelajaran IPS itu sendiri. Penjelasan tersebut menunjukkan beberapa hal yang sejalan dengan tujuan IPS, yang dikemukakan oleh Sumaatmadja dari buku yang ditulis Komalasari:

Sumaatmadja (dalam Komalasari, 2011, hlm. 7) mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat. Dengan mempelajari mata pelajaran IPS, para siswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai serta berpikir kritis yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.


(12)

Berdasarkan dari penjelasan diatas, terdapat satu kesamaan dalam tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran IPS ini, yaitu untuk menjadi warga Negara yang demokratis melalui kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis ini memang sangat dibutuhkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

Pernyataan di atas mengungkapkan bahwa berpikir kritis dalam pembelajaran IPS tidak hanya sekedar untuk berpikir menyelesaikan masalah akan tetapi setelah itu dapat menyimpulkan dan mengevaluasi serta dapat mengambil nilai-nilai sosial dalam menyikapi fenoma-fenomena sosial yang ada. Pembelajaran IPS menjadi sangat penting untuk siswa, karena pada intinya pembelajaran IPS adalah mempersiapkan siswa untuk peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat serta terampil memecahkan masalah yang menimpa dirinya maupun yang menimpa kehidupan dimasyarakat. Akan tetapi sangat disayangkan proses pembelajaran IPS di sekolah terlalu berpusat pada guru. Guru kurang memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sehingga pembelajaran IPS kurang bermakna untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

Menurut Somantri (2010, hlm. 94) kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang menunjukan interaksi antara siswa dan guru. Interaksi yang dibangun dalam kegiatan ini adalah interaksi yang bersifat dua arah dan menempatkan siswa bukan sebagai objek belajar tetapi sebagai subjek belajar. Kedudukan siswa yang sebagai subjek belajar berarti siswa merupakan individu yang aktif, bukan yang pasif, yang hanya menerima apa yang diberikan oleh guru. Untuk itu proses pembelajaran yang diutamakan adalah pembelajaran yang aktivitasnya berpusat pada materi.

Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS terlihat bahwa pembelajaran disana masih bersifat konvensional atau tradisional, adapun metode diskusi yang dilakukan oleh guru memberikan warna terhadap proses pembelajaran agar tidak membosankan, terlihat beberapa siswa antusias dalam mengerjakan materi yang diberikan guru. Setelah kegiatan diskusi selesai beberapa kelompok mempresentasikan didepan kelas, dan juga diadakan sesi tanya-jawab, namun pertanyaan yang dilontarkan siswa kurang menggali materi dengan baik, begitu juga dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, siswa cenderung kurang memahami pertanyaan sehingga jawabanpun kurang menyeluruh. Kegiatan belajar mengajar yang tekstual dan tidak menggunakan media. Selain itu proses


(13)

pembelajaran tidak luput dari kecenderungan teacher centered. Hal ini menjadikan tingkat berpikir siswa masih rendah.

Penggunaan buku teks yang sangat dominan merupakan kebiasaan guru dalam menyajikan materi pembelajaran, karena pada dasarnya materi pembelajaran IPS sangat berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu guru harus lebih memperhatikan kebutuhan dan minat siswa dalam menyajikan materi. Kemudian masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat dapat menjadi sumber belajar yang menarik, sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS. Banyaknya materi tekstual menyulitkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dikarenakan siswa harus mengahapal materi pembelajaran. Pada dasarnya belajar yang berangkat dari pengalaman siswa dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik.

Pentingnnya mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS, mendorong pada kreativitas guru dalam memilih media pembelajaran agar dapat membantu siswa untuk berpikir mendalam terhadap materi yang dipelajari. Oleh karena itu guru harus kreatif dalam memilih media pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa dapat dilakukan dengan mengangkat isu-isu sosial. Isu-isu ini berkaitan dengan pendidikan dan bidang kehidupan lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya. Diharapkan dengan mengangkat isu tersebut, siswa dapat berfikir secara kontekstual sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya.

Isu-isu sosial ini dapat kita temukan di berbagai media komunikasi massa, salah satunya adalah media surat kabar. Surat kabar adalah salah satu bentuk media massa yang paling populer dan dekat dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan surat kabar mempunyai kelebihan dapat dibaca kapan saja dan informasi yang diberikan lebih terperinci dan detail, serta harganya relatif terjangkau jika dibandingkan dengan media massa lainnya. Meskipun dengan pesatnya era teknologi informasi dan komunikasi, terbukti surat kabar masih mampu menunjukkan eksistensinya dan menjadi salah satu pilar penting di dunia pers sampai saat ini.

Berkaitan dengan pers, surat kabar merupakan salah satu bentuk dari pers yang mempunyai beberapa fungsi sebagaimana dalam Ketentuan pasal 33 UU No.40 tahun 1999


(14)

tentang pers, fungsi pers adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

Sebagaimana dikatakan bahwa surat kabar mengandung fungsi pendidikan. Oleh karena itu, surat kabar dapat menjadi sebuah media pembelajaran. Berita yang memuat isu-isu sosial dapat dipakai sebagai media untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Bertitik tolak dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tindakan kelas mengenai “PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM

MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS” (Penelitian Tindakan Kelas pada

Pembelajaran IPS di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lembang).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan permasalahan, kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merencanakan persiapan pembelajaran IPS dengan menggunakan media surat kabar?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan media surat kabar? 3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru dan siswa pada saat melaksanakan

proses pembelajaran IPS dengan menggunakan media surat kabar?

4. Upaya apa yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa untuk mengatasi kendala yang dihadapi?

5. Apakah dengan menggunakan media surat kabar dengan mengemukakan isu-isu sosial dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum menerapkan pembelajaran IPS dengan menggunakan media surat kabar.

2. Memaparkan dan menggambarkan secara umum bagaimana peneliti menerapkan pembelajaran IPS dengan menggunakan media surat kabar.


(15)

3. Mengatasi kendala yang dihadapi oleh peneliti ketika memilih media surat kabar sebagai pembelajran IPS dan bagaimana upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi kendala tersebut.

4. Mengetahui peningkatan berpikir kritis siswa melalui media surat kabar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, sendiri yaitu dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai penerapan media surat kabar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

2. Bagi siswa, memberikan pengalaman dan pengetahuan baru ketika belajar IPS terutama dalam memecahkan masalah. Diharapkan siswa menjadi lebih peka terhadap masalah-masalah yang ada dikehidupan masyarakat.

3. Bagi guru, yaitu diharapkan dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan kinerja dalam pengembangan media surat kabar terutama pada mata pelajaran IPS.

4. Bagi peningkatan mutu pembelajaran IPS, diharapkan media surat kabar ini dapat diterapkan dikelas yang lain juga, sehingga peningkatan mutu pembelajaran IPS tidak hanya di kelas VII-A saja.

5. Bagi sekolah, yaitu akan bermanfaat dalam hal pelayanan dan meningkatkan mutu pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Lembang.

E. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini memaparkan secara garis besar mengenai

masalah yang akan dikaji. Adapun didalamnya terdapat sub pokok yang terdiri latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian pustaka, pada bab ini memaparkan tentang teori-teori yang dipakai

serta dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun teori-teori yang digunakan didasarkan atas para ahli dan peneliti yang telah melakukan penelitian lebih dahulu mengenai masalah yang sama.


(16)

BAB III Merupakan metode penelitian. Bab ini menjelaskan tentang teknik serta

tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis selama penelitian berlangsung.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini berisi tentang refleksi

berbagai data yang telah dikumpulkan dan diolah setelah melaksanakan penelitian. Pemaparan yang disertai dengan analisis yang berdasarkan atas data yang diperoleh seelama penelitian.

BAB V Kesimpulan. Bab ini berisi tentang keputusan yang dihasilkan oleh peneliti


(17)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lembang, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian yaitu di SMP Negeri 2 Lembang. SMP Negeri 2 Lembang terletak di jalan Maribaya kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015, dengan waktu pelaksanaan pada bulan April, kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 2 Lembang yaitu KTSP. Sumber data penelitian diperoleh dari: 1) Subjek siswa Kelas VII-A SMPN 2 Lembang, 2) Guru sebagai peneliti merangkap praktis, guru-guru mitra penelitian yang dilaksanakan secara kolaborasi, 3) Kelas sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran, 4) Sarana dan prasarana, 5) Dokumen-dokumen sekilas sebagai penunjang. Berkaitan dengan penelitian ini, populasinya ditetapkan yaitu 40 peserta didik yang duduk di kelas VII-A SMPN 2 Lembang dengan rincian laki-laki 21 orang siswa dan perempuan 19 orang siswa. Alasan peneliti memilih kelas VII A karena dikelas tersebut ditemukan permasalahan kurangnya keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Wiriaatmadja (2012, hlm. 13) menyatakan secara singkat bahwa PTK adalah, bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.


(18)

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalah yang terjadi di lapangan yang menunjukkan masih rendahnya tingkat berpikir kritius siswa di kelasa VII-A SMP Negeri 2 Lembang. Oleh karena itu pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini bertujuan untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dengan merencanakan dan memilih tindakan menggunakan media surat kabar sehingga diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih baik dan upaya meningkatkan berpikir kritis siswa tercapai dengan optimal.

Adapun Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research), menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012,hlm. 11) merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau sesuatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Dalam penelitian ini peneliti memposisikan diri bukan sekedar untuk memecahkan masalah pembelajaran yang ada di kelas tetapi juga dapat merefleksikan secara kritis dan kolaboratif suatu rencana pembelajaran. Adapun Kolaboratif yang dilakukan adalah bentuk kerja sama antara peneliti dengan satu guru kelas dalam merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran di kelas.

Sedangkan pendekatan kualitatif yang suatu penelitian yang mendasarkan kepada fakta dan analisis perbandingan, bertujuan untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara oprasional sehingga dapat digunakan ketika dilaksanakan kebijakan. Karena bersifat perbaikan, tentu saja pelaksanaan pembelajaran tidak hanya cukup satu kali saja, melainkan diperlukan berulang-ulang dari siklus yang satu ke siklus berikutnya, sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat optimal.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah “model yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart (dalam Wiriatmadja, 2012, hlm. 61)”. Model penelitian ini terdiri dari rencana (plan), pelaksanaan tindakan (act), pengamatan (observe),


(19)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

dan refleksi (reflect). Desain penelitian yang digunakan berbentuk spiral (siklus) dan tidak hanya dilakukan satu kali, melainkan beberapa kali hingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan.

Dalam setiap satu kali putaran disebut dengan satu siklus dengan 4 langkah yang harus dilaksanakan, keempat langkah tersebut yaitu rencana, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Empat langkah tersebut akan terus dilakukan sampai masalah yang terdapat di kelas dapat terobati. Adapun desain penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis dan Taggart


(20)

1. Rencana (plan) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada obeservasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi disesuaikan dengan rencana.

2. Pelaksanaan tindakan (act) yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar mengajar yang telah disiapkan serta mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasil yang diperoleh diharapkan dapat meningkatkan kerjasama peneliti dengan subjek penelitian sehingga dapat memberikan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang terjadi di kelas.

3. Pengamatan (observe) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.

4. Refleksi (reflect) yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi.


(21)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Lembang, sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Peneliti mengambil judul penggunaan media surat kabar untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS, yaitu berangkat dari permasalahan yang peneliti temukan pada observasi siswa di kelas VII-A, oleh karena itu peneliti melaksanakan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan surat kabar yang menjadi media pembelajaran yang menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.

2. Observasi di Lapangan

Observasi ini dilaksanakan oleh peneliti untuk mendapatkan pemahaman terhadap permasalahan yang terdapat di kelas. Peneliti akan sangat terbantu dengan adanya observasi lapangan ini dengan mendapatkan informasi yang ada di kelas, kemudian peneliti akan memilih cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah di lapangan. Observasi lapangan telah pebeliti laksanakan pada saat observasi awal di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lembang. Hasil dari observasi lapangan tersebut peneliti mendapatkan beberapa rencana berupa media pembelajaran dan tugas-tugas yang dapat menunjang peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Perencanaan

Perencanaan merupakan bagian dari penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Rencana yang dilakukan oleh peneliti yaitu memilih media surat kabar dengan memilih berita yang sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga kemampuan berpikir kritisnya meningkat, Peneliti sendiri dibantu oleh guru mitra dan dosen pembimbing agar hasil yang didapat maksimal dan sesuai harapan peneliti. Berikut beberapa rencana yang telah disusun bersama yaitu:

a. Melaksanakan observasi awal pada setiap kelas dan memilih kelas yang dirasa kurang kemampuan berpikir kritis nya.

b. Meminta izin kepada guru mitra untuk melaksanakan penelitian pada kelas yang dibimbingnya.


(22)

c. peneliti bersama guru mitra menentukan waktu pelaksanaan dan lama tindakan yang akan dilakukan.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

e. Menyusun instrument penelitian untuk menunjang dan mengukur peningkatan kemampuan berpikir kritisnya.

f. Penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian oleh guru mitra sehingga mendapatkan penilaian yang objektif.

g. Peneliti bersama guru mitra berdiskusi mengenai hasil dari tindakan.

h. Peneliti dan guru mitra merencanakan perbaikan terhadap kekurangan dari tindakan agar dapat dilakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya.

i. Mengolah data yang didapat selama melaksanakan tindakan.

4. Tindakan

Setelah peneliti selesai menyusun perencanaan, selanjutnya peneliti melaksanakan tindakan. Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan apa yang peneliti rencanakan bersama guru mitra, sehingga penelitian dapat berjalan dan tidak salah arah. Adapun beberapa tindakan yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.

b. Menugaskan siswa untuk membaca surat kabar yang memuat berita sesuai dengan materi dan membawanya ke dalam kelas.

c. Memberikan surat kabar yang telah disiapkan oleh guru untuk dipelajari dan membagikan tugas yang harus dikerjakan.

d. Menyediakan instrumen penilaian siswa yang berupa format penilaian kemampuan berpikir kritis siswa.

e. Melakukan penilaian kemampuan berpikir kritis siswa setelah menerapkan tindakan selama pembelajaran.

f. Memberikan angket kepada siswa untuk mengukur sejauh mana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.


(23)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

g. Peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi terkait hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan, serta menganalisis apa kekurangan dari setiap tindakan yang telah dilaksanakan.

h. Melakukan perbaikan dari tindakan yang telah dilaksanakan untuk diterapkan pada tindakan selanjutnya dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.

i. Melakukan pengolahan data untuk melihat tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.

Pelaksanaan penggunaan media surat kabar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa merupakan hasil dari observasi awal yang telah dilaksanakan. Kemudian hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan menghasilkan data yang akan diolah yang dapat menunjukkan hasil dari tindakan tersebut. Hasil dari tindakan tersebut menghasilkan kelemahan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Untuk dikembangkan selanjutnya. Dengan demikian akan dilaksanakan perbaikan pada tindakan selajutnya.

5. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian tentu perlu dilaksanakan, karena dengan pengamatan akan menghasilkan catatan-catatan penting terkait dengan tindakan yang telah dilakukan. Hasil pengamatan peneliti akan membantu peneliti mengetahui seberapa efektif tindakan yang telah dilaksanakan.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru mitra secara berkala. Adapun pengamatan yang dilakukan antara lain :

a. Pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa

b. Pengamatan kemampuan siswa mengkritisi isu yang ada pada media surat kabar. c. Pengamatan situasi kelas pada saat siswa berkelompok.

d. Pengamatan efektivitas media surat kabar dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Pengamatan ini berguna untuk mendapatkan catatan yang nyata dengan apa yang terjadi pada setiap proses pembelajaran, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal


(24)

dalam peningkatan yang terjadi. Adapun bentuk lembar observasi berpikir kritis siswa sebagai berikut:

Tabel 3.1 Observasi Berpikir Kritis

No Aspek Yang Diamati

(Indikator Berpikir Kritis)

Penilaian 1 2 3 4 1. Siswa mampu mengenali masalah

2. Siswa mampu bekerjasama dalam kelompok

3. Siswa mampu memperkuat argumen yang diberikan 4. Siswa mampu mempertimbangkan sumber informasi 5. Siswa mampu menyanggah argumen dengan memberikan

pendapatnya

6. Siswa dapat mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan

7. Siswa mampu menghubungkan materi dengan fenomena yang ada pada media

8. Siswa mampu mengaitkan permasalahan dan materi yang sedang dipelajari dengan kejadian disekelilingnya 9. Siswa mampu membuat penjelasan lanjutan dengan fakta

dan sumber yang relevan

10. Siswa mampu menghargai perbedaan pendapat temannya 11. Siswa mampu menjawab pertanyaan menggunakan

bahasa yang tepat, jelas,dan khas

12. Siswa ikut terlibat mengomentari permasalahan selama pembelajaran

13. Siswa mampu memanfaatkan media surat kabar dalam pembelajaran

14. Siswa mampu memberikan solusi atas permasalahan 15. Siswa mampu membuat kesimpulan dari materi dan

masalah yang telah dibahas

Keterangan: Poin 4 =Sangat Baik

Poin 3 = Baik

Poin 2 = Cukup baik Poin 1 = Kurang Baik


(25)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

Kategori Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kategori Rentang Nilai Kurang 0% - 25%

Cukup 26% - 50% Baik 51% - 75% Sangat Baik ≥76% Diolah oleh peneliti tahun 2015

Skor perolehan

Skor maksimal × %

6. Refleksi

Refleksi merupakan bagian akhir dari penelitian tindakan kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kekurangan dalam tindakan yang telah dilaksanakan sehingga terlihat kekurangan dan bagaimana efektivitasnya. Adapun kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti antara lain:

a. Melakukan konfirmasi pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Berdiskusi dengan guru mitra apa saja perbaikan yang harus dilakukan atas

tindakan yang telah dilaksanakan.

c. Melihat hasil dari diskusi bersama guru mita untuk selanjutnya dilakukan perencanaan ulang.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai tekhnik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu menurut Sanjaya (2009, hlm. 96). Selian observasi, wawancara merupakan instrumen penelitian yang sering digunakan untuk pengumpulan data dalam PTK. Hal ini


(26)

disebabkan oleh beberapa keuntungan diantaranya pertama, wawancara dapat digunakan untuk mencek kebenaran data/ informasi yang diperoleh dengan cara lain. Kedua, teknik wawancara bisa memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Ketiga, dengan wawancara memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh siswa yang diwawancarai.

Wawancara yang dilakukan peneliti ditujukan terhadap guru pamong dan teman sejawat peneliti. Wawancara dilakukan untuk mengukur permasalahan yang terjadi sebelum penggunaan media media surat kabar dalam kelas dan mengukur sejauh mana kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam tindakan yang dilakukan peneliti serta memberi masukan guna memudahkan berlangsungnya tindakan kelas.

2. Observasi

Pada umumnya, observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori. Namun, dalam penelitian tindakan kelas tidaklah demikian. Bahkan peneliti pada waktu memasuki ruangan kelas dengan maksud mengobservasi, sebaiknya meninggalkan teori-teorinya di luar kelas dan mulai mengamati tanpa ada keinginan untuk menjustifikasi sebuah teori atau menyanggahnya.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti (Sanjaya, 2009, hlm. 86). Observasi sebagai alat pemantau merupakan alat yang tidak terpisahkan dari tindakan setiap siklus. Dalam PTK observasi bisa dilakukan untuk memantau guru dan untuk memantau siswa. Sebagai alat pemantau kegiatan guru, observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan oleh guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu sendiri.

Observasi dibedakan menjadi dua yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan ialah observasi partisipan, diamana peneliti turut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek yang sedang di observasi.

Observasi bertujuan untuk mendapatkan informasi dan gambaran mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam observasi ada dua aspek


(27)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

yang diamati, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa yang berisi indikator-indikator dari aspek-aspek yang harus ada dalam pembelajaran.

Dalam observasi ini data yang dikumpulkan yakni seluruh data mengenai permasalahan yang terjadi di kelas, meliputi siswa dan guru di SMP Negeri 2 Lembang. Dari siswa, data yang diambil dengan cara mengukur keterampilan siswa dalam berpikir kritis dengan menggunakan media surat kabar. Sedangkan dari guru, observasi dilakukan untuk merefleksikan pembelajaran dan juga menilai serta mengamati tindakan yang dilakukan peneliti.

3. Catatan Lapangan

Merupakan sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas adalah catatan lapangan (field note) yang dibuat oleh peneliti/ mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.

4. Soal Post Test

Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaaan materi pembelajaran. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas dan reliabilitas. Tes sebagai suatu alat ukur dikatakan memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki tingkat reliabilitas suatu keandalan jika tes tersebut menghasilkan informasi yang konsisten.

Tes yang digunakan yakni untuk mengukur sejauh mana keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan media surat kabar. Tes yang diberikan berbeda tes satu dengan tes lainnya, namun instrumen yang digunakan sama. Hal ini bertujuan agar peneliti lebih mudah dalam meninjau peningkatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Test digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III yang diberikan setelah materi IPS telah dijelaskan.

5. Studi Dokumen

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,


(28)

foto-foto, video, dan data yang relevan terhadap penelitian lainnya. Dokumen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertama, dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh peneliti langsung mengalami suatu peristiwa seperti otobiografi. Kedua, dokumen sekunder adalah peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh peneliti seperti biografi.

Dokumentasi merupakan pendukung yang sangat penting, hal ini memudahkan pemenuhan dari keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam mengingat, meluapkan pemahaman dalam tulisan dari apa yang ditemui dilapangan, serta sebagai bukti nyata untuk memperkuat data-data dalam penelitian ini. Pengumpulan studi dokumen dilakukan melalui laporan kegiatan, foto-foto, video-video, dan data relevan lainnya yang berkaitan dengan penelitian tindakan di SMP Negeri 2 Lembang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar Wawancara

Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara yang digunakan yaitu;

a. Pedoman wawancara tidak struktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreatifitas pewawancara bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.

b. Pedoman wawancara terstruktur yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda √ (chek).

Pada penelitian tindakan ini, peneliti mengunakan keduanya. Pertama peneliti hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan kepada guru mitra dan siswa. Kedua, pedoman wawancara yang telah disusun sehingga siswa hanya tinggal memberikan jawaban. hal ini dilakukan untuk memberikan keleluasan narasumber untuk memberikan informasinya. 2. Lembar Observasi

Lembar observasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan gambaran mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam lembar


(29)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

observasi ada dua aspek yang diamati, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa yang berisi indikator-indikator dari aspek-aspek yang harus ada dalam pembelajaran.

3. Lembar Soal

Merupakan alat pengumpulan data yang beri sejumlah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III yang diberikan setelah materi IPS telah dijelaskan.

4. Catatan-catatan Lapangan

Sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian, catatan lapangan di buat oleh peneliti / mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dan siswa. Catatan ini memuat secara deksriptif berbagai kegiatan, suasana kelas dalam pembelajaran IPS.

5. Angket

Peneliti juga membuat instrumen penelitian berupa lembaran angket yang akan diberikan kepada siswa. Angket menurut Arikunto (2008, hlm.151) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal yang ia ketahui. Lembaran angket ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien penggunaan media surat kabar dalam meningkatkan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS. Lembar angket mencakup pernyataan-pernayatan yang berhubungan dengan penilaian siswa terhadap media surat kabar.

6. Lembar penilaian

Lembar penilaian digunakan untuk menilai tingkat berpikir kritis siswa selama digunakannya media surat kabar pada pembelajaran IPS. Peneliti membuat lembar penilaian sesuai dengan rubrik penilaian yang telah dibuat. Hal ini perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam meningkatkan berpikir kritisnya.


(30)

Rubrik ini digunakan sebagai patokan kriteria penilaian pada lembar penilaian terhadap tingkat capaian berpikir kritis siswa dan aspek kegiatan pembelajaran lainnya. Zaniul (2001, hlm. 26) berpendapat bahwa rubrik biasanya dibuat dalam bentuk tabel dua jalur, yaitu baris yang berisi kriteria dan kolom yang berisi mutu. Kriteria dapat dinyatakan secara garis besar, kemudian dirinci menjadi komponen-komponen penting. Adapun langkah-langkah pengembangan rubrik yang dikemukakan oleh Zainul (2001, hlm. 26) sebagai berikut.

a. Menentukan konsep, kemampuan atau kinerja yang akan diasesmen;

b. Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutan konsep dan atau kemampuan yang akan diasesmen ke dalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja;

c. Menentukan konsep atau kemampuan yang terpenting dalam tugas yang harus diasesemen;

d. Menentukan skala yang akan digunakan;

e. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharpakan sampai dengan kinerja yang tidak diharapkan;

f. Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja siswa dengan rubrik yang telah dikembangkan;

g. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kinerja atau hasil kerja siswa dari uji coba tersebut kemudian dilakukan revisi, terhadap deskripsi kinerja, maupun konsep dan kemampuan yang akan diasesmen;

h. Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan; i. Merevisi skala yang akan digunakan.

8. Foto/Gambar

Kamera digunakan sebagai pendokumentasian dalam penelitian ini. Selain itu berguna untuk memperjelas data penelitian berupa foto atau video. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang terkumpul dan jika data penelitian terlupakan dan tertinggal saat proses penganalisisan dapat teringat. Hal-hal mengenai pengambilan gambar dilakukan tiap pelaksanaan siklus.


(31)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

Gambar-gambar, foto, ciplikan rekaman tape atau slides, berguna pula dalam wawancara, baik untuk memulai topik pembicaraan, meupun untuk mengingatkan agar tidak menyimpang dari tujuan wawancara. Alat video digunakan peneliti, depegang tidak dilakukan oleh saya selaku peneliti, melainkan mitra peneliti luar atau teman sejawat yang bersedia, serta tidak mengganggu jalannya pembelajaran di kelas karena siswa akan lebih terpikat kapada kesibukan rekaman video daripada ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.

Instrumen dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu rangkaian yang sulit untuk dipisahkan satu dengan lainnya, karena bersifat saling melengkapi atau menguatkan berbagai data yang diperoleh di lapangan. Oleh karena itu, pengumpulan data-data di lapangan membutuhkan instrumen penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data ini terdiri dari data kualitatif, data kuantitatif deskriptif, dan validasi data. Dapat dijelaskan seperti berikut:

1. Data Kualitatif

a. Reduksi data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam kegiatan reduksi data dilakukan pemilahan-pemilahan tentang: bagian data yang perlu diberi kode, bagian data yang harus dibuang, dan pola yang harus dilakukan peringkasan. Jadi dalam kegiatan reduksi data dilakukan: penajaman data, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu, pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan. Kegiatan reduksi data ini dapat dilakukan melalui: seleksi data yang ketat, pembuatan ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola yang lebih luas dan mudah dipahami.

b. Penyajian data

Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.


(32)

c. Menarik kesimpulan

Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data.

2. Data Kuantitatif Deskriptif

Data kuantiatif deskriptif atau statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi menurut Sugiono (2013, hlm. 207-208). Data yang dikumpulkan diperoleh melalui penyajian table data, grafik, diagram dan perhitungan persentase. Rumus yang digunakan yakni sebagai berikut:

¬¬¬¬¬¬¬¬F/( N)×100%

Keterangan F = Frekuensi dan N = Jumlah

3. Validasi Data

a. Expert Opinion

Pakar atau ahli ini akan memeriksa semua tahapan penelitian dan akan memberikan pendapat, arahan atau judgmet terhadap permasalahan maupun langkah-langkah penelitian. Perbaikan, modifikasi atau perubahan yang dilakukan berdasarkan opini pakar akan memberikan validasi penelitian dan meningkatkan drajat keterpercayaan.

b. Member Check

Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel atau dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data dan apabila perbedaannya tajam maka peneliti harus merubah penemuannya dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan member check adalah agar informasi yang


(33)

Bangkit Nugraha, 2015

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR

diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informasi.

c. Triangulasi

Penelitian dengan menggunakan triangulasi dengan tujuan untuk memperoleh data yang benar-benar lengkap dan komprehensif. Triangulasi sebagai salah satu tekhnik pemeriksaan data secara sederhana untuk mengecek data dalam penelitian, dimana peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data, satu metode pengumpulan data atau hanya menggunakan pemahaman pribadi tanpa membandingkan/melihat penelitian orang lain. Triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk mengambil kesimpulan tidak hanya diperlukan satu sudut pandang. Dari beberapa cara pandang akan dapat dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

d. Saturasi

Saturasi adalah situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru. Penelitian ini akan dihentikan apabila hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan. e. Interpretasi

Dalam tahap ini peneliti menginterpretasikan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih. Dari hasil interpretasi ini diharapkan dapat memberikan makna yang berarti sebagai tindakan selanjutnya.


(34)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini akan menyimpulkan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan dan merekomendasikan terhadap berbagai pihak mengenai hasil yang telah dicapai baik dari pihak sekolah, guru, peserta didik, maupun peneliti sendiri. Adapun kesimpulan, implikasi dan rekomendasinya adalah sebagai berikut:

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan selama proses penelitian, penggunaan media surat kabar dalam mengemukakan isu-isu sosial untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis di kelas VII-A SMPN 2 Lembang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rancangan penggunaan media surat kabar dalam mengemukakan isu-isu sosial untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan berdasarkan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang tepat. Disamping itu perencanaan penggunaan media surat kabar dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : pertama, menentukan tema yang sesuai seperti mengenai produksi, distribusi dan konsumsi;

kedua merencanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan penggunaan

media surat kabar sekaligus memilih dan menentukan berita yang sesuai dengan tema pembelajaran ; ketiga merencanakan penilaian untuk proses pembelajaran, penilaian tersebut berupa LKS. Tentunya perencanaan pembelajaran tersebut peneliti diskusikan dengan guru mitra dan dibantu oleh dosen pembimbing. Hal-hal tersebut dilakukan agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam pelaksanaan penggunaan media surat kabar yang dilakukan oleh siswa, dan juga agar memudahkan peneliti dalam melihat dan mengukur perkembangan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media surat kabar.

2. Pelaksanaan penggunaan media surat kabar dalam mengemukakan isu-isu sosial untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS telah dilaksanakan dengan baik. Pada penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus, dimana pada setiap siklusnya peneliti memberikan pembelajaran dengan materi yang


(35)

dari siklus ke-1 sampai pada siklus ke-3 hanya terdapat perbedaan pada materi yang disampaikan. Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan media surat kabar ini yaitu diawali dengan pembagian kelompok, kemudian guru membagikan surat kabar dan meminta siswa untuk menelaah isi dari surat kabar tersebut. Setelah ditelaah, kemudian guru membagikan LKS untuk selanjutnya didiskusikan oleh setiap kelompok dan terakhir hasil diskusi kelompok dipresentasikan didepan kelas.

3. Selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan, peneliti juga melakukan observasi dengan mengacu pada instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti juga mendokumentasikan setiap kejadian yang berlangsung baik yang tercantum maupun yang tidak tercantum dalam pedoman observasi melalui bentuk foto maupun catatan sebagai catatan lapangan. Catatan lapangan ini merupakan sebagai data pelengkap tindakan-tindakan yang telah dilakukan dalam setiap siklusnya.

4. Kendala yang terjadi saat penggunaan media surat kabar dalam pembelajaran adalah sulitnya menemukan berita yang sesuai dengan materi dalam SK/KD, tulisan dalam media surat kabar yang ukurannya kecil sehingga menyulitkan setiap siswa dalam kelompok untuk membaca secara bersamaan, dalam media surat kabar bahasa yang tertulis cukup berat bagi siswa kelas VII sehingga siswa kurang memahami bahasan yang diberikan. Kendala bagi guru, kurang mendalam dalam menjelaskan materi sebagai pengantar, dalam menjelaskan kaitan antara materi dengan isu yang ada dalam media surat kabar guru tidak terlalu jelas sehingga membuat siswa kebingungan. Sedangkan kendala pada siswa itu sendiri dalam kegiatan diskusi kelompok masih banyak yang bermain-main dan acuh tak acuh dalam pengerjaan tugas kelompoknya, siswa kurang mampu menempatkan diri saat berdiskusi, siswa merasa kesulitan dalam menarik kesimpulan antara materi pembelajaran dengan isu sosial yang disajikan. Namun peneliti memiliki upaya dalam mengatasi kendala tersebut antara lain upaya tersebut adalah peneliti mencari berita terkini dari berbagai media surat kabar dan disesuaikan dengan SK/KD yang telah ditentukan, kemudian surat kabar tersebut diperbesar untuk memudahkan siswa dalam membacanya saat berkelompok. Upaya lain yang dilakukan oleh guru yaitu, sebaiknya guru menjadi fasilitator dan memonitoring seluruh siswa supaya siswa lebih serius dan siswa lebih


(36)

memahami pembelajaran. Hal ini sangat diperlukan untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

5. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam penggunaan media surat kabar mengalami peningkatan. Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan media surat kabar sebagai solusi meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Adapun hasil peningkatan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS dapat terlihat dari beberapa indikator yaitu mampu mengenali masalah, mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, dapat menjawab pertanyaan atau mengungkapkan berdasarkan pemikirannya, mampu memberikan solusi terhadap permasalahan dan mampu memberikan kesimpulan. Hal ini dibuktikan pada pelaksanaan siklus ke-1 rata-rata perolehan kemampuan berpikir kritis melalui hasil penilaian lembar kerja siswa yaitu sebesar 52% atau dapat dikatakan hasil tersebut tergolong dalam kategori kurang. Kemudian pada siklus ke-2 penilaian siswa mengalami peningkatan atau naik menjadi 65.20% dan masuk dalam kategori cukup. Pada siklus ke-3 penilaian kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan menjadi 81.16% dan masuk dalam kategori baik. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa tersebut terjadi secara bertahap dan cukup signifikan, hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan media surat kabar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

B. Implikasi

Implikasi terhadap pembelajaran IPS setelah dilakukannya pembelajaran menggunakan media surat kabar siswa antusias dalam mengikuti pelajaran IPS di kelas. Kemudian kegiatan belajara mengajar tidak berpusat pada guru sehingga terjadi komunikasi dua arah, dimana guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Siswa dapat mencari bahan pelajaran dengan luas dan tidak terpaku terhadap buku sumber yang mereka miliki sehingga wawasan siswa menjadi lebih luas. Pembelajaran IPS menjadi kontekstual dimana siswa dihadapkan dengan permasalahan yang dekat dengan mereka sendiri. Siswa dapat meningkat kemampuan berpikir kritis setelah menggunakan media surat kabar.


(37)

Berdasarkan hasil temuan oleh peneliti dalam melaksanakan proses penelitian tindakan kelas melalui penggunaan media surat kabar dalam mengemukakan isu-isu sosial untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lembang, peneliti memberikan beberapa saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah, peneliti berharap dengan adanya media surat kabar dapat menjadi alternatife sebagai media pembelajaran, kemudian kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih baik sehingga pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Lembang menjadi lebih menarik dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pihak sekolah dapat mendorong guru agar dapat kreatif dalam menggunakan media pembelajaran agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat terasah.

2. Bagi guru, peneliti berharap melalui penelitian yang telah dilaksanakan dapat menjadi masukan dan referensi bagi guru-guru pada kegiatan pembelajaran di kelas sebagai fasilitator. Pembelajaran di kelas diharapkan lebih bervariasi dengan cara memfasilitasi siswa dengan media pembelajaran IPS yang menarik, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Bagi siswa, peneliti berharap melalui penelitian yang telah dilaksanakan siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya dengan baik pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kemudian siswa tidak lagi merasakan kejenuhan dengan materi yang terdapat pada pembelajaran IPS dan termotivasi untuk mengkuti pembelajaran IPS.

4. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi salah satu kontribusi dalam dunia pendidikan untuk memajukan pendidikan di Indonesia, kemudian menjadi inspirasi bagi peneliti apabila di kemudian hari menjadi tenaga pendidik yang profesional. Peneliti dapat belajar tentang perjuangan dalam dunia pendidikan yang sangat di butuhkan oleh setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup nya.

5. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini bukan merupakan hasil penelitian yang sempurna, sehingga peneliti menyadari perlu adanya penelitian selanjutnya atau tindak lanjut mengenai penggunaan media surat kabar agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terutama pada mata pelajaran IPS.


(38)

Demikian kesimpulan dan saran bagi beberapa pihak yang dapat peneliti kemukakan, semoga dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidiikan dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam mengembangkan media pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi S.A. (2008). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Akara.

Arsyad, A. (2011a). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arsyad, A. (2013b). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Coloroso, B. (2006). (Alih bahasa : Santi Indra Astuti). Penindas, Tertindas dan Penonton.

Resep memutus rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU. Jakarta;

Serambi

Desmita. 2010. Berpikir kritis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dimiyati. (1980). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka cipta

Effendi R, et al. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Effendi, Onong U. (1993). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung. Alumni 1981. Effendi, Onong U. (2004). Dinamika Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Ennis, R.H. (1985). Goals For A Critical Thinking Curriculum, Developing Minds: A Resource

Book For Teaching Thinking.Virginia: ASCD.

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Gunadi. (1998). Himpunan istilah komunikasi. Jakarta: Gramedia Hasan, H. dkk. (2012). Prosiding Seminar Nasional IPS. Bandung:UPI

Hassan, H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Jurusan Sejarah IKIP.

Hidayat, A. (2007). Strategi Six Sigma : Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Johnson, E.B, (2010). Pembelajaran sejarah, teaching of history. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.


(40)

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Komalasari, Kokom (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung: UPI.

Majid, A. (2006). Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurhadi. (2004). Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Sadiman, Arief S. (dkk). (2010). Media pendidikan: pengertian pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta. : PT. RajaGrafindo persada.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sapriya, (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKN UPI. Sapriya, (2011). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Setiadi M, Kolip Usman. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta : KENCANA. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Soemantri, N. (2010). Inovasi Pembelajaran IPS. Bandung: Rizki Press

Soerjono Soekanto. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfa Beta.

Sunaryo. 1989. Strategi Belajar-Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: IKIP Malang Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jogjakarta:

Thobroni, M. & Mustifa, A. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Trianto, (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi, dan Implementasinya dalam


(41)

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wiriatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wirutomo Paulus. 2003. Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Yunus, syarifudin. (2010). Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia. Zainul, A. (2001). Alternative Assesment. Jakarta: PAU-PPAI-UT

Zainul, Asmawi dan Nasution, Noehi. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(2006). Undang-Undang Pers. Jakarta: Pustaka Pelajar Sumber Skripsi dan Tesis

Ahmad, W B. (2012) Kontribusi Media Surat Kabar Terhadap Peningkatan Berpikir Kritis

Siswa dalam Pembelajaran PKN. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Iis, T L. (2013). Penererapan Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI

IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey). Skripsi pada FPIPS UPI: tidak diterbitkan.

Ira I. (2012). Pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe number heads together

(NHT) terhadap peningkatan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial siswa.

Tesis Pada SPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Marlina, R. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pembelajaran Demokrasi Dalam

Menumbuhkan Berpikir Kritis Siswa: Studi Naturalistik Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas Pasundan 3 Cimahi. (Tesis). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rahmawati, N D. (2013). Implementasi Model Kontroversial Issues Terhadap Pembelajaran IPS

dalam Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi pada FPIPS UPI.

Bandung: Tidak di terbitkan.

Rusmana, A. (2010) Pemanfaatan Tayangan Berita Di Televisi Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran IPS. Skripsi pada FPIPS UPI.

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sidik, E. P. (2010). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik Dalam Pembelajaran Pkn. Skripsi pada FPIPS

UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan Sumber Internet:


(42)

Sudrajat, A. (2008) Persiapan Mengajar. Tentang Pendidikan [Online] Tersedia di https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/02/persiapan-mengajar/comment-page-2/. Diakses 3 September 2015


(1)

Berdasarkan hasil temuan oleh peneliti dalam melaksanakan proses penelitian tindakan kelas melalui penggunaan media surat kabar dalam mengemukakan isu-isu sosial untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lembang, peneliti memberikan beberapa saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah, peneliti berharap dengan adanya media surat kabar dapat menjadi alternatife sebagai media pembelajaran, kemudian kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih baik sehingga pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Lembang menjadi lebih menarik dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pihak sekolah dapat mendorong guru agar dapat kreatif dalam menggunakan media pembelajaran agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat terasah.

2. Bagi guru, peneliti berharap melalui penelitian yang telah dilaksanakan dapat menjadi masukan dan referensi bagi guru-guru pada kegiatan pembelajaran di kelas sebagai fasilitator. Pembelajaran di kelas diharapkan lebih bervariasi dengan cara memfasilitasi siswa dengan media pembelajaran IPS yang menarik, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Bagi siswa, peneliti berharap melalui penelitian yang telah dilaksanakan siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya dengan baik pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kemudian siswa tidak lagi merasakan kejenuhan dengan materi yang terdapat pada pembelajaran IPS dan termotivasi untuk mengkuti pembelajaran IPS.

4. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi salah satu kontribusi dalam dunia pendidikan untuk memajukan pendidikan di Indonesia, kemudian menjadi inspirasi bagi peneliti apabila di kemudian hari menjadi tenaga pendidik yang profesional. Peneliti dapat belajar tentang perjuangan dalam dunia pendidikan yang sangat di butuhkan oleh setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup nya.

5. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini bukan merupakan hasil penelitian yang sempurna, sehingga peneliti menyadari perlu adanya penelitian selanjutnya atau tindak lanjut mengenai penggunaan media surat kabar agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terutama pada mata pelajaran IPS.


(2)

Demikian kesimpulan dan saran bagi beberapa pihak yang dapat peneliti kemukakan, semoga dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidiikan dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam mengembangkan media pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi S.A. (2008). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Akara.

Arsyad, A. (2011a). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arsyad, A. (2013b). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Coloroso, B. (2006). (Alih bahasa : Santi Indra Astuti). Penindas, Tertindas dan Penonton.

Resep memutus rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU. Jakarta;

Serambi

Desmita. 2010. Berpikir kritis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dimiyati. (1980). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka cipta

Effendi R, et al. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Effendi, Onong U. (1993). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung. Alumni 1981. Effendi, Onong U. (2004). Dinamika Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Ennis, R.H. (1985). Goals For A Critical Thinking Curriculum, Developing Minds: A Resource

Book For Teaching Thinking.Virginia: ASCD.

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Gunadi. (1998). Himpunan istilah komunikasi. Jakarta: Gramedia

Hasan, H. dkk. (2012). Prosiding Seminar Nasional IPS. Bandung:UPI

Hassan, H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Jurusan Sejarah IKIP.

Hidayat, A. (2007). Strategi Six Sigma : Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Johnson, E.B, (2010). Pembelajaran sejarah, teaching of history. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.


(4)

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Komalasari, Kokom (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung: UPI.

Majid, A. (2006). Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurhadi. (2004). Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Sadiman, Arief S. (dkk). (2010). Media pendidikan: pengertian pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta. : PT. RajaGrafindo persada.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sapriya, (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKN UPI. Sapriya, (2011). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Setiadi M, Kolip Usman. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta : KENCANA. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soemantri, N. (2010). Inovasi Pembelajaran IPS. Bandung: Rizki Press

Soerjono Soekanto. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfa Beta.

Sunaryo. 1989. Strategi Belajar-Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: IKIP Malang Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jogjakarta:

Thobroni, M. & Mustifa, A. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Trianto, (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi, dan Implementasinya dalam


(5)

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wiriatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wirutomo Paulus. 2003. Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Yunus, syarifudin. (2010). Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia. Zainul, A. (2001). Alternative Assesment. Jakarta: PAU-PPAI-UT

Zainul, Asmawi dan Nasution, Noehi. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(2006). Undang-Undang Pers. Jakarta: Pustaka Pelajar

Sumber Skripsi dan Tesis

Ahmad, W B. (2012) Kontribusi Media Surat Kabar Terhadap Peningkatan Berpikir Kritis

Siswa dalam Pembelajaran PKN. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Iis, T L. (2013). Penererapan Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI

IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey). Skripsi pada FPIPS UPI: tidak diterbitkan.

Ira I. (2012). Pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe number heads together

(NHT) terhadap peningkatan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial siswa.

Tesis Pada SPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Marlina, R. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pembelajaran Demokrasi Dalam

Menumbuhkan Berpikir Kritis Siswa: Studi Naturalistik Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas Pasundan 3 Cimahi. (Tesis). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rahmawati, N D. (2013). Implementasi Model Kontroversial Issues Terhadap Pembelajaran IPS

dalam Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi pada FPIPS UPI.

Bandung: Tidak di terbitkan.

Rusmana, A. (2010) Pemanfaatan Tayangan Berita Di Televisi Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran IPS. Skripsi pada FPIPS UPI.

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sidik, E. P. (2010). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik Dalam Pembelajaran Pkn. Skripsi pada FPIPS

UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan


(6)

Sudrajat, A. (2008) Persiapan Mengajar. Tentang Pendidikan [Online] Tersedia di https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/02/persiapan-mengajar/comment-page-2/. Diakses 3 September 2015


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Bandung Kelas VII-C.

0 2 51

PENERAPAN METODE INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU KESENJANGAN SOSIAL-EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMPN 5 Kota Bandung.

0 4 62

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Pasundan 6 Bandung.

1 7 185

IMPLEMENTASI METODE INQUIRY BERBASIS ISU-ISU SOSIAL KONTEMPORER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII H Di SMP N 40 Bandung.

14 141 48

PENGGUNAAN PENDEKATAN ISU-ISU KONTROVERSIAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENYIMPANGAN SOSIAL PADA PEMBELAJARAN IPS :Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Jatisari Kabupaten Karawang.

0 1 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Pasundan 6 Bandung - repository UPI S IPS 1006718 Title

0 0 9

PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Bandung Kelas VII-C - repository UPI S IPS 1005493 Title

0 0 6

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI

0 0 3

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI

0 0 2

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI

1 5 3