HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA SMP MURNI 1 SURAKARTA Hubungan Antara Kedisiplinan Siswa Dengan Perilaku Agresif Siswa SMP Murni 1 Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PERILAKU AGRESIF
SISWA SMP MURNI 1 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persayaratan
Dalam mencapai derajat Sarjana S-1

Diajukan Oleh:
ELIA DEWI RAHMAWATI
F. 100 070 039

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PERILAKU AGRESIF
SISWA SMP MURNI 1 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan Oleh:

ELIA DEWI RAHMAWATI
F. 100 070 039

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

Hubungan Antara Kedisiplinan Dengan Perilaku Agresif Siswa SMP Murni
1 Surakarta

ABSTRAKSI
Elia Dewi Rahmawati
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Perilaku agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang dilakukan untuk
melukai seseorang yang dilakukan dengan jalan kekerasan dan mengandalkan

kekuatan fisik maupun verbal dengan maksud untuk menyakiti, mengintimidasi
baik secara fisik maupun psikis. Penyaluran agresifitas tersebut tidak selalu
bersifat buruk jika dapat dikendalikan dan disalurkan. Perilaku agresif yang
dimiliki siswa tidak hanya akan merugikan siswa itu sediri namun juga akan
manimbulkan masalah pada lingkungan sekitar, perilaku agresif yang berlebihan
juga dapat merusak kepribadiaan dari siswa yang bersangkutan. Perilaku agresif
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu kedisiplinan.
Kedisiplinan ditandai dengan sikap kesadaran, ketaatan, dan kepatuhan dengan
tata tertib, norma-norma, peraturan dan ketentuan-ketentuan baik yang dibuat
sendiri maupun yang disepakati bersama. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara kedisiplinan siswa terhadap perilaku agresif siswa
SMP Murni 1 Surakarta. Hipotesis yang diajukan : Ada hubungan antara
kedisiplinan siswa dengan perilaku agresif pada siswa SMP Murni 1 Surakarta.
Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Murni 1` Surakarta. Metode
pengumpulan data menggunakan skala perilaku agresif siswa SMP Murni 1
Surakarta dan skala Kedisiplinan siswa. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah cluster random sampling.
Metode analisis data menggunakan product moment. Berdasarkan hasil
analisis product moment diketahui ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara kedisiplinan siswa terhadap perilaku agresif siswa SMP Murni 1 Surakarta

ditunjukkan dengan nilai r = 0,890; p = 0,000 (p < 0,01). Semakin tinggi
kedisiplinan siswa maka akan semakin tinggi pula perilaku agresif. Sebaliknya
semakin rendah kedisiplinan siswa makan akan semakin rendah perilaku agresif.
Kedisiplinan siswa tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata empirik=35,35 dan
rerata hipotetik=40. Variabel perilaku agresif memperoleh rerata empirik=29,14
dan rerata hipotetik=30. Artinya perilaku agresif pada subjek tergolong sedang.
Kesimpulan penelitian ini menyatakan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara Kedisiplinan terhadap perilaku agresif Siswa. Hasil ini
menunjukkan bahwa sumbangan efektif kedisiplinan siswa terhadap perilaku
agresif sebesar 79,3%, berarti masih terdapat 20,7% yang mempengaruhi
Kedisplinan siswa diluar perilaku agresif, seperti faktor dari lingkungan sosial,
budaya atau pola asuh.
Kata Kunci : Kedisiplinan Siswa, Perilaku Agresif, Liniearitas

v

dimulai sejak dini, karena dengan dimulai

Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran yang


dari

kecil

diharapkan

anak

menjadi

disiplin

tersebut

sangat menentukan bagi perkembangan

terbiasa

dan perwujudan diri individu, terutama


berkembang terus menerus sampai anak

bagi pembangunan bangsa dan negara.

menjadi dewasa.

Adapun fungsi dan tujuan pendidikan

Soegeng

dan

rasa

Prijodarminto

(1992)

dapat dilihat pada Undang – undang nomor


mengemukakan “Disiplin adalah suatu

20 tahun 2003 pasal 3 yang menyebutkan

kondisi

bahwa

melalui proses dari serangkaian perilaku

Pendidikan

mengembangkan

nasional

berfungsi

kemampuan


yang

tercipta

dan

terbentuk

dan

yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

daban

kesenian, keteraturan, dan atau ketertiban”.

bangsa yang bermartabat dalam rangka

Nilai-nilai dalam disiplin tersebut sangat


mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan

menunjang dan penting dalam menjalani

untuk berkembangnya potensi peserta

suatu

didik agar menjadi manusia yang beriman

terdiri dari berbagai kegiatan. Dengan

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

setiap kegiatan ataupun perilaku, maka kita


cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

akan memperoleh hasil yang maksimal

negara yang demokratis serta bertanggung

sesuai yang kita inginkan. Tanpa adanya

jawab.

sikap disiplin dalam berperilaku, maka

membentuk watak serta pera

Selain dengan adanya

kehidupan

bermasyarakat


yang

pola asuh

hidup yang kita jalani akan berjalan

orang tua dan motivasi belajar tersebut,

dengan tidak teratur dan akhirnya kita

prestasi belajar yang maksimal juga bisa

tidak akan memperoleh hasil seperti yang

diraih dengan kedisiplinan belajar yang

kita harapkan.

tinggi. Dengan kedisiplinan belajar, siswa


Orang tua sangat berperan penting

dapat mencapai prestasi seperti yang

dalam pembinaan kedisiplinan belajar anak

diinginkan. Karena siswa akan mempunyai

di

suatu perasaan patuh dan taat. Rasa

teladan

disiplin pertama kali timbul oleh karena

bertanggung jawab mencukupi kebutuhan

pendidikan orang tua. Dalam proses

anak. Apabila dari kecil anak sudah

mendidik kedisiplinan anak, orang tua

diajarkan untuk berlaku disiplin dalam

akan tidak mudah untuk menanamkan rasa

segala hal, semakin lama anak akan dapat

disiplin

anak.

memahami dan menjiwai arti disiplin

Menanamkan disiplin pada anak harus

tersebut. Penanaman kedisiplinan secara

tersebut

pada

diri

1

rumah

yaitu

yang

dengan

baik

bagi

memberikan
anak

dan

dini kepada anak adalah sangat baik,

LANDASAN TEORI

karena

Pengertian Perilaku Agresif

anak

tersebut

semakin

besar

semakin kuat rasa kedisiplinannya, dan

Agresif menurut Murry (dalam

khususnya rasa disiplin dalam hal belajar

Halll dan Lindzey,2006) didefinisikan

di sekolah maupun di rumah. Disiplin

sebagai suatu cara untuk melawan dengan

belajar dalam hal ini tidak hanya dalam

sangat

taat dengan waktu belajar yang sudah

menyerang, membunuh, atau menghukum

ditentukan, tetapi juga termasuk dengan

orang lain. Atau secara singkatnya agresi

pemanfaatan waktu luang yang ada untuk

adalah tindakan yang dimaksudkan untuk

belajar. Secara otomatis, semakin sering

melukai orang lain atau merusak milik

anak belajar maka pelajaran yang telah

orang lain. Pengertian perilaku agresif

diajarkan akan semakin dimengerti oleh

yang dikemukakan oleh Baron (dalam

anak tersebut. Perilaku disiplin belajar

Koeswara,2005) adalah tingkah laku yang

tersebut

ditunjukkan

tidak

hanya

berlaku

dalam

kuat,

berkelahi,

untuk

melukai,

melukai

dan

lingkungan sekolah namun juga berlaku

mencelakakan individu lain yang tidak

dalam

menginginkan datangnya tingkah laku

lingkungan

keluarga

dan

masyarakat.

tersebut. Pengertian mengenai perilaku

Perilaku agresif yang dimiliki siswa

agresif yang disampaikan oleh David O.

tidak hanya akan merugikan siswa itu

Sars (2005) adalah setiap perilkau yang

sediri namun juga akan memberikan

bertujuan menyakiti orang lain, dapat juga

kerugian

ditujukan kepada perasaan ingin menyakiti

kepada

lingkungan

sekitar,

perilaku agresif yang berlebihan juga dapat

orang lain dalam diri seseorang.

merusak kepribadiaan dari siswa yang

Berdasarkan uraian diatas dapat

bersangkutan.

ditarik kesimpulan bahwa perilaku agresif

Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis

merumuskan

merupakan suatu bentuk perilaku yang

permasalahan

dilakukan untuk melukai seseorang yang

“apakah ada hubungan antara kedisiplinan

dilakukan dengan jalan kekerasan dan

siswa dengan perilaku agresif siswa SMP

mengandalkan kekuatan fisik maupun

Murni 1 Surakarta?”. Untuk menjawab

verbal dengan tujuan untuk menyakiti,

rumusan tersebut maka penulis tertarik

mengintimidasi baik secara fisik maupun

mengadakan penelitian dengan judul, “

psikis, sehingga orang tersebut menjadi

Hubungan

takut dan menurut kepada apa yang

antara

kedisiplinan

siswa

dengan perilaku agresif siswa SMP Murni

diinginkan oleh pelaku.

1 Surakarta”.
2

Faktor – faktor yang mempengaruhi

a. Faktor Intern, meliputi:

terbentuknya Perilaku Agresif

1. Amarah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

2. Frustrasi

oleh Masykouri (2005), sekitar 5-10%

b. Faktor Ekstern, meliputi:

anak usia sekolah menunjukan perilaku

1. Kesenjangan generasi

agresif. Secara umum, anak laki-laki lebih

2. Lingkungan

banyak menampilkan perilaku agresif,

3. Peran belajar model kekerasan

dibandingkan anak perempuan. Menurut

4. Proses pendisiplinan yang keliru

penelitian, perbandingannya 5 berbanding

Aspek – aspek Perilaku Agresif

1, artinya jumlah anak laki-laki yang

Dalam suatu perilaku yang ditunjukkan

melakukan perilaku agresif kira-kira 5 kali

oleh manusia tentu terdapat beberapa

lebih

anak

aspek yang mendasari adanya perbuatan

perempuan. Faktor-faktor penyebab ini

tersebut, hal yang sama juga terlihat dalam

sifatnya kompleks dan tidak mungkin

perilaku agresif.

hanya satu faktor saja yang menjadi

Berkowitz, dkk (2005) mengelompokan

penyebab

agresivitas

banyak

dibandingkan

timbulnya

perilaku

agresif.

Sekelompok ahli yaitu

ke

dalam

tiga

aspek

Keempat faktor penyebab tersebut seperti

berdasarkan

berikut:

Survey) yaitu:

a. Faktor Biologis

a.Agresi fisik

b. Faktor Keluarga

Merupakan perilaku yang dimaksudkan

c. Faktor Sekolah

untuk menyakiti orang secara fisik, misal

d. Faktor Budaya

memukul, menendang.

Menurut Bailey (2005), terdapat

AAS

(Aggressive

Acts

b.Agresi verbal

empat faktor yang memdorong seseorang

Merupakan perilaku yang dimaksudkan

untuk melakukan agresi. Keempat faktor

mengancam, memaki.

tersebut antara lain:

c.Agresi pasif

a. Pemicu

Merupakan perilaku yang dimaksudkan

b. Keadaan terbangkit

untuk menyakiti orang tidak secara fisik

c. Senjata

maupun verbal, misal menolak bicara,

d. Sasaran

bungkam, tidak mau menjawab pertanyaan

Menurut Mu’tadin (2007), faktorfaktor

yang

menyebabkan

dan tidak peduli.

seseorang

Berbagai

aspek

perilaku

melakukan agresi dibagai atas dua bagian,

agresif yang biasanya akan dimunculkan

yaitu:

oleh individu meliputi beberapa hal,
3

menurut Albin (2002) yang menyatakan
bahwa

aspek-aspek

perilaku

Aspek Kedisiplinan

agresif

Dalam hal ini disiplin mempunyai

seseorang meliputi : aspek pertahanan,
aspek

ketegasan,

perlawanan

Disiplin mental (mental attitude),

disiplin, aspek egosentris, dan aspek

yaitu sikap taat dan tertib sebagai hasil

superioritas.

atau

Pengertian Disiplin Belajar

pengendalian pikiran dan pengendalian

Melayu

aspek

tiga aspek yaitu:

SP

Hasibuan

(1994)

kesediaan

pelatihan,

Sikap kelakuan yang secara wajar

seseorang

menunjukkan kesungguhan hati, yang

mentaati semua peraturan perusahaan dan

mentaati segala hal secara cermat dan

norma-norma yang berlaku”. Jadi menurut

tertib.

Melayu,

dan

dari

watak.

mengatakan bahwa “Kedisiplinan adalah
kesadaran

pengembangan

kedisiplinan

dilakukan

Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa

secara sadar dan dengan kesadaran tanpa

kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi

adanya suatu paksaan dan tekanan dari

belajar yang tercipta dan terbentuk sebagai

pihak manapun.

pola tingkah laku belajar yang diatur

Suharsimi

harus

Arikunto

(1990)

sedemikian rupa menurut ketentuan yang

mengatakan :

ditaati oleh semua pihak secara sadar

“Disiplin

adalah

kepatuhan

sehingga

tercipta

ketertiban

dan

seseorang dalam mengikuti peraturan atau

keteraturan dalam belajar, dan dengan

tata tertib karena didorong oleh adanya

tujuan untuk menjadi yang lebih baik

kesadaran yang ada pada kata hatinya.

Fungsi Kedisiplinan

Kedisiplinan

berkaitan

pengendalian

diri

erat

seseorang

dengan

EB. Hurlock (1999) menyebutkan

dalam

bahwa fungsi disiplin dapat dibedakan

melakukan tindakan secara sadar melalui

menjadi dua, yaitu:

pembentukan diri dan watak”.

a.

Fungsi yang bermanfaat

b.

Fungsi yang tidak bermanfaat

Berdasarkan

pengertian

tersebut,

dapatlah

bahwa

kedisiplinan

kesadaran,

peneliti

ketaatan,

disiplin
simpulkan

adalah
dan

Unsur-unsur Kedisiplinan

sikap

Elizabeth

kepatuhan

B

Hurlok

(1992)

menyebutkan bahwa ada empat unsur

seseorang dengan tata tertib, norma-norma,

kedisiplinan yaitu:

peraturan dan ketentuan-ketentuan baik

a.Peraturan: sejumlah aturan-aturan yang

yang

telah disetujui oleh anggota kelompok

dibuat

sendiri

maupun

yang

disepakati bersama.

tersebut.
4

b.Hukuman:

ganjaran

atau

suatu

Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah arti dari

pembalasan atas suatu pelanggaran yang
berfungsi

pengulangan

dan

variabel yang dinyatakan dengan cara

untuk

mendidik.

tertentu

c.Penghargaan: suatu janji akan imbalan

operasional dalam penelitian ini adalah

karena berbuat sesuatu yang berbentuk

sebagai berikut :

kata-kata atau pujian, senyuman maupun

Kedisiplin

bentuk materi yang berfungsi mendidik

Surakarta

dan

memotivasi

untuk

untuk

mengukurnya.

Siswa

SMP

Definisi

Murni

1

Melayu SP Hasibuan (1994: 212)

mengulangi

perilaku yang disetujui secara sosial.

mengatakan bahwa “Kedisiplinan adalah

Konsistensi: tingkat stabilitas pelaksanaan

kesadaran

peraturan atau konstan.

mentaati semua peraturan perusahaan dan

Hipotesis

norma-norma yang berlaku”. Jadi menurut

Berdasarkan yang diajukan oleh peneliti

Melayu,

pada bagian terdahulu penelitian ini, maka

secara sadar dan dengan kesadaran tanpa

hipotesis yang penulis ajukan berkaitan

adanya suatu paksaan dan tekanan dari

dengan penelitian ini

pihak manapun.

adalah adanya

dan

kesediaan

kedisiplinan

seseorang

harus

dilakukan

kedisiplinan

Kemudian untuk memperoleh data

dengan perilaku agresif pada siswa SMP

tersebut dipergunakan kuesioner untuk

Murni 1 Surakarta.

hubungan kedisiplinan terhadap perilaku

METODE PENELITIAN

agresif siswa SMP Murni 1 Surakarta.

Identifikasi Variabel Penelitian

Kuesiner

1. Variabel bebas

mempergunakan skala Likert. Skala ini

hubungan

positif

antara

: Kedisiplin Siswa

2.Variabel tergantung : Perilaku Agresif
Siswa SMP Murni 1 Surakarta.

adalah

bebas

bimbingan

variabel

yang

diukur

dengan

dipergunakan

untuk

mengetahui

pemahaman/

pandangan

responden

terhadap
Variabel

tersebut

kuesioner

yang

diberikan

(Sugiyono, 2010)

konseling
memberikan

Perilaku Agresif Siswa SMP Murni 1

hubungan terhadap perilaku agresif siswa,

Surakarta

dimana dalam hal ini hubungan yang

Agresif menurut Murry (dalam Halll

diberikan dapat berupa hubungan positif

dan Lindzey,2005) didefinisiakan sebagai

maupun hubungan negatif.

suatu cara untuk melawan dengan sangat
kuat,

berkelahi,

melukai,

menyerang,

membunuh, atau menghukum orang lain.
5

Atau secara singkatnya agresi adalah

kepada

tindakan yang dimaksudkan untuk melukai

kelompok-kelompok

orang lain atau merusak milik orang lain.

responden

Konsep

memperhitungkan daerah sample tersebut

yang

dipergunakan

dalam

pengukuran variabel ini adalah menurut

masing-masing

kelas

untuk

oleh

atau

dijadikan

penelitian

dengan

(Hadi, 2008).

Murry. Kemudian untuk memperoleh data

Metode Pengumpulan Data

dalam kuesiner tersebut dipergunakan
skala penilaian dengan mempergunakan

Metode pengumpulan data yang

skala Likert. Skala ini dipergunakan untuk

digunakan untuk mendapatkan data dalam

mengetahui

penelitian ini adalah skala (Sugiyono,

responden

pemahaman/
terhadap

pandangan

kuesioner

2010) mendefinisikan skala sebagai suatu

yang

unsur

diberikan (Sugiyono, 2010).

penyelidikan

masalah
Subjek Penelitian

menyangkut

Populasi
Populasi

yang

merupakan

dilakukan

jumlah

mengenai

suatu

umumnya

banyak

kepentingan umum
dengan

jalan

yang

mengedarkan

daftar pertanyaan berupa formulir yang

keseluruhan obyek yang akan diteliti

diajukan secara tertutup dan bersifat

karakteristiknya dalam penelitian. Populasi

langsung.

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

Teknik Analisis Data

Sekolah Menengah Pertama Murni 1

Metode analisis yang digunakan

Surakarta yang bersedia dijadikan sebagai
responden.

dalam

penelitian

ini

berupa

analisis

Sampel

statistik. Untuk analisis yang digunakan

Sampel merupakan sebagian dari

sesuai dengan rancangan penelitiannya

populasi yang harus mempunyai paling

(Suryabrata, 2005). Statistik mempunyai

sedikit satu sifat sama (Hadi, 2008).

tiga ciri pokok yaitu :

Berdasarkan hal tersebut maka dari jumlah

1. Statistik bekerja dengan angka dan

populasi 259 orang akan didapat jumlah

dapat menunjukkan frekuensi serta

sample 100 orang.

nilai atau angka.
2. Statistik

Teknik Pengambilan Sample

bersifat

obyektif,

artinya

Teknik sampling yang digunakan

statistik sebagai suatu alat penilai

adalah cluster random sampling, yaitu

kenyataan, tidak dapat berbicara yang

pengambilan sampel dengan cara diacak

lain kecuali apa adanya.

atau memberi kesempatan yang sama
6

3. Statistik bersifat universal, dalam arti

sumbangan efektif sebesar 0,793 atau

dapat digunakan dalam semua bidang

79,3%

penyelidikan.

Perilaku agresif siswa SMP Murni 1

terhadap

Agresifitas

Siswa.

Alasan menggunakan analisis product

Surakarta pada subjek penelitian tergolong

moment yaitu:

sedang, ditunjukkan dengan nilai mean

1

Karena penelitian ini terdiri dari dua

empirik (ME) = 29,14 dan mean hipotetik

variabel, yaitu satu variabel bebas

(MH) = 30. Kedisiplinan siswa tergolong

dan satu variabel tergantung.

kategori sedang, ditunjukkan dengan nilai

Tujuan penelitian ini untuk mencari

empirik (ME) = 35,35 dan mean hipotetik

korelasi

(MH) = 40.

2

atau

hubungan,

taraf

signifikan dan sumbangan efektif

Pembahasan

(Hadi, 2008).

Berdasarkan hasil uji yang telah

HASIL ANALISIS DATA DAN

dilakukan

PEMBAHASAN

didapatkan

data

yang

terdapat

hasil

yang

menunjukkan
Analisis Data

signifikan dan positif bahwa terdapat

Pelaksanaan analisis data dilakukan

hubungan antara Displin Siswa terhadap

setelah dilakukan uji asumsi yang meliputi

Agresifitas Siswa. Dari uji linieritas yang

uji formalitas sebaran dan uji linearitas

bertujuan

hubungan. Hal ini dilakukan karena syarat

mempunya hubungan yang linier atau

teknik korelasi Products moment adalah

tidak secara signifikan. Dari hasil uji

sebaran

mempunyai

linearitas yang dilakukan diketahui bahwa

distribusi yang normal, antara variabel

nilai linearitas adalah 0,000 atau kurang

bebas dan variabel tergantung mempunyai

dari

korelasi

sehingga terdapat hubungan linear antara

data

yang

variabel

linear

sehingga

perlu

0,05

bahwa

dan

terdapat

nilai

variabel

Fhitung

631,655,

Displin Siswa terhadap Agresifitas Siswa.

dilakukan uji asumsi terlebih dahulu

Hubungan

sebelum menguji hipotesis. Dari hasil

linenar

tersebut

analisis yang dilakukan diketahui bahwa

menunjukkan bahwa antara Displin Siswa

nilai koefisien korelasi adalah 0,890,

terhadap Agresifitas Siswa mempunyai

sehingga nilai determinan pada kuesioner

hubungan

hubungan

terhadap

mempengaruhi.

Agresifitas Siswa adalah sebesar (0,890)2

Koefisien

=0,793,

Disiplin

sehingga

Kedisplinan

siswa

diketahui

siswa

untuk

bahwa

yang

setara

atau

Determinasi

mengukur

besar

saling

digunakan
kemampuan

menerangkan dari variabel independen

memberikan
7

terhadap variabel dependen dalam suatu

Sehingga

model regresi (goodness of fit) dari

kedisiplinan

persamaan regresi. Dari hasil penelitian

pengaruh terhadap agresifitas siswa. Siswa

juga diketahui bahwa nilai determinan

yang

adalah sebesar 0,793 atau 79,3% yang

menjadi lebih agresif.

artinya bahwa Displin Siswa memberikan

KESIMPULAN DAN SARAN

dukungan

sebesar

79,3%

terhadap

1.

Agresifitas Siswa.

semakin

rendah

siswa

cenderung

akan

tidak

tingkat

memberikan

disiplin

akan

Berdasarkan hasil uji normalitas

pada variabel kedisiplinan siswa diperoleh

Hal ini menunjukkan bahwa faktor

nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 1,458;

terbesar yang mempengaruhi Kedisplinan

signifikansi (p) = 0,029; (p > 0,05). Hasil

Siswa adalah agresifitas siswa, selanjutnya

tersebut menunjukkan bahwa sebaran data

sejumlah 20,7% dipengaruhi oleh faktor

variabel pengendalian emosi memenuhi

lain selain agresifitas siswa. Faktor-faktor

distribusi normal. Hasil uji normalitas

tersebut dapat berasal dari lingkungan

variabel perilaku agresif diperoleh nilai

sosial, budaya atau pola asuh..

Kolmogorov-Smirnov

Arikunto

(1990:

114)

mengatakan “Disiplin adalah kepatuhan

pengendalian

diri

seseorang

variabel

perilaku

sebaran

agresif

data

memenuhi

Ada hubungan positif yang sangat
antara

Kedisiplinan

siswa

dengan nilai (r) sebesar 0,890; p = 0,000

dalam

(p < 0,01). Artinya semakin rendah
Kedisiplinan siswa akan semakin tinggi

pembentukan diri dan watak”.

Perilaku agresifnya, sebaliknya semakin

Seperti yang dikatakan di atas,

tinggi Kedisiplinan siswa maka akan

displin dapat diartikan sebagai sebuah

semakin rendah Perilaku agresifnya.

kesadaran hati yang mengharuskan diri
mengikutinya

;

dengan Perilaku agresif , ditunjukkan

dengan

melakukan tindakan secara sadar melalui

seseorang

menunjukkan

signifikan

kesadaran yang ada pada kata hatinya.
erat

tersebut

2.

tata tertib karena didorong oleh adanya

berkaitan

0,922

distribusi normal.

seseorang dalam mengikuti peraturan atau

Kedisiplinan

=

signifikansi (p) = 0,363; (p > 0,05). Hasil

Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Suharsimi

Z

3.

dengan

Dari analisis koefisien determinasi

diperoleh angka r2 sebesar 0,793. Ini

melibatkan juga suatu sikap pengendalian

berarti

yang dapat digunakan sebagai perilaku

bahwa

sumbangan

variabel

Kedisiplinan siswa terhadap variasi (naik

atau sikap sadar terhadap pembentukan

turunnya) Perilaku agresif sebesar 79,3%

diri maupun watak individu itu sendiri.
8

dan sisanya 20,7%

dijelaskan oleh

2. Faktor-faktor

kedisiplinan

siswa

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

yang

model,

terhadap agresifitas pada siswa di

misalnya

lingkungan

sosial,

memberikan

pengaruh

budaya, dan pola asuh orangtua.

SMP Murni 1 Surakarta antara lain

4.

adalah

faktor

rerata empirik (RE) sebesar 35,35 dan

peraturan

disekolah,

rerata hipotetik (RH) sebesar 40 yang

hukuman yang sesuai terhadap

berarti kedisiplinan siswa pada subjek

pelanggaran

tergolong sedang.

adanya

5.

Perilaku agresif diketahui rerata

tindakan disiplin yang dilakukan

empirik (RE) sebesar 29,14 dan rerata

siswa, serta yang paling penting

hipotetik (RH) sebesar 30 yang berarti

adalah konsistensi antara ketiga

perilaku agresif pada subjek tergolong

aspek diatas sebagai hal utama bias

sedang.

berjalan

Kedisiplina

Dari

hasil

n siswa mempunyai

analisis

yang

telah

pelaksanaan

yang

pemberian

dilakukan,

penghargaan

kedisipkian

terhadap

siswa

disekolah.

dilakukan, maka saran-saran yang dapat
dikemukakan adalah :

DAFTAR PUSTAKA

1. Terdapat hubungan kedisiplinan
Arikunto,S. (1999). Dasar – Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

siswa terhadap perilaku agresif
siswa SMP Murni 1 Surakarta.
Seperti yang terlihat dari hasil

Abu
Ahmadi.
(2005).
Psikologi
Perkembangan Anak. Jakarta: Rineka
Cipta.

penelitian bahwa semakin tinggi ke
disiplinan

siswa

maka

akan

semakin rendah agresifitas siswa,

Abdorrakhman Ginting. (2007). Esensi
Praktis Belajar Dan Pembelajaran.
Humaniora. Bandung.

dan sebaliknya semakin rendah
kedisiplinan

siswa

maka

akan

Astuti, Y. D. (1996). Hubungan Antara
Konsep Diri dan Sikap Agresi Pada
Siswa SMU 17 Di Yogyakarta.
Skripsi
(tidak
diterbitkan).
Yogyakarta : Fakultas Psikologi
UGM.

semakin tinggi agresifitas siswa.
Untuk itu sebaiknya sekolah lebih
memperhatikan mengenai perilaku
disiplin yang diterapkan kepada
siswa.

Longgarnya

kedisiplinan

Azwar, S. (1999). Skala Penyusunan
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

yang diterapkan oleh sekolah akan
menjadikan peluang untuk semakin
tinggi agresifitas siswa.
9

. (2005). Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya .
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Assumptions, Research And
Application. Tokyo : MC Graw Hill

Hurlock, E. B.(2006). Psikologis
Perkembangan : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta : Erlangga

. (2009). Reliabilitas Dan Validitas.
Cetakan IX. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset
Bailey, R. H. (1998). Kekerasan dan
Agresi. Jakarta: Tirta Pustaka.

Kuntjaraningrat. (2006). Teknik-Teknik
Penelitian. Jakarta: Gunung Sahari.

Berkowitz, L. (1995). Agresi 1: Sebab dan
Akibatnya . Jakarta: Pustaka Binawan

Koeswara, E. (2005). Agresi Manusia .
Bandung: PT. ERESCO.
Lexy J. Moleong. (2005). Metodofogi
Penelitian
Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Presindo.
Berkowitz, M. W, Mueller, C. W, Schnell,
S. V, Padberg, M.T.(1986). Moral

Marzuki. (2008) Metodologi
Yogyakarta: BPFE UII.

Reasoning and Judgment of
Agression. Jurnal of Personality and Social

Risef.

Mu’tadin, Z. (2002). Faktor Penyebab
Perilaku Agresi. Http ://www.
google.com.

Psychology. Vol 51, No 4 885-891.
Bailey, R. H. (2006). Kekerasan dan
Agresi. Jakarta: Tirta Pustaka.

Nasution. (2008). Metode
Jakarta: Bumi Aksara.

Breakwell, G. M. (2006). Mengatasi
Perilaku
Agresi.
Yogyakarta:
Kanisius.

Research.

Slameto. (2003). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya .
Jakarta: PT Renika Cipta.

Caroline, C. (2006). Hubungan antara
Religiusitas dan Sikap Agresi Pada
Siswa SMU Bobkri 2 Yogyakarta.
Skripsi
(tidak
diterbitkan).
Yogyakarta : Fakultas Psikologi
UGM.

. (2005) Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiono (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Cetakan 9. Bandung: CV Alvabeta.

Chaplin, J. P. (2009). Kamus Lengkap
Psikologi. Penerjemah : Kartini
Kartono. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.

Suryabrata (2000). Pengembangan Alat
Ukur Psikologis. Yogjakarta: Andi
Offset Press

Hasibuan, M.S.P. (1994). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
C.V. Masagung.

Sudjana. (2008). Metode dan Teknik
Pembelajaran
Partisipasif.
Bandung: Falah Production.

Hadi, S. (2008). Metodologi Research I.
Yogyakarta: Andi.
Hjelle, L. A & Zeigler, D. J. (2008).
Personality Theories : Basic
10

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN PADA SISWA SMP Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Disiplin Akademik Pada Siswa SMP.

0 6 14

HUBUNGAN ANTARA BERMAIN GAME ONLINE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK DI SURAKARTA Hubungan Antara Bermain Game Online Dengan Perilaku Agresif Anak Di Surakarta.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA BERMAIN GAME ONLINE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK DI SURAKARTA Hubungan Antara Bermain Game Online Dengan Perilaku Agresif Anak Di Surakarta.

0 3 19

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X Hubungan Antara Kedisiplinan Siswa Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X Hubungan Antara Kedisiplinan Siswa Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN PERILAKU ASERTIF SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Komunikasi Interpersonal Guru Dengan Perilaku Asertif Siswa Smp Murni 1 Surakarta.

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Komunikasi Interpersonal Guru Dengan Perilaku Asertif Siswa Smp Murni 1 Surakarta.

1 1 10

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA SMP MURNI 1 SURAKARTA Hubungan Antara Kedisiplinan Siswa Dengan Perilaku Agresif Siswa SMP Murni 1 Surakarta.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kedisiplinan Siswa Dengan Perilaku Agresif Siswa SMP Murni 1 Surakarta.

0 0 6

PERILAKU AGRESIF SISWA SMP

1 2 56