PENGARUH KEGIATAN EKTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP PRILAKU DISIPLIN SISWA DI SMK BHAKTI PERTIWI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

DISIPLIN SISWA DI SMK BHAKTI PERTIWI BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

SATYA PRATAMA ASRI 0606460

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di Smk

Bhakti Pertiwi Batujajar

Kabupaten Bandung Barat

Oleh Satya Pratama Asri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

© Satya Pratama Asri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Satya Pratama Asri, Studi Deskriptif Tentang Pengaruh Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat.

Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini berfokus pada kegiatan pramuka terhadap prilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Dengan rumusan masalah Bagaimana pengaruh kegiatan Ektrakurikuler pramuka terhadap prilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai pengaruh kegiatan Ektrakurikuler pramuka terhadap perubahan prilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat.

Penelitian ini berpijak pada landasan teoritis mengenai pengertian kepramukaan, tujuan, sifat dan fungsi gerakan pramuka, serta konsep disiplin yang meliputi pengertian disiplin, unsur dalam disiplin, dan faktor pembentuk disiplin serta macam- macam disiplin.

Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sederhana. Populasi yang digunakan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa anggota gerakan pramuka di SMK Bhakti Pertiwi Batujajar Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 30 orang siswa.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi “Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat”. Kontribusi yang dapat dijelaskan oleh variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam mempengaruhi prilaku disiplin sebesar 79.1%. Sedangkan 20.9% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Hubungan atau korelasi antara variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramukadengan Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat adalah sangat kuat karena memiliki nilai korelasi sebesar 0.890 yang terletak antara 0.7 sampai dengan 1.

Dari hasil penelitian ini, bahwa kegiatan esktrakurikuler ini berpengaruh terhadap perilaku disiplin siswa dengan berbagai kegiatan didalamnya. Sehingga pihak sekolah perlu memperhatikan ekstrakurikuler ini kepada siswa-siswinya dan diharapkan dapat memacu prilaku disiplin dan prestasi akademik siswa. Dan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel bebas lainya yang dapat mempengaruhi besar kecilnya disiplin siswa sehingga didapat informasi lebih


(5)

Satya Pratama Asri, Descriptive Study About Effect of extracurricular activities Scouts Against Behavior Discipline Students At SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency.

Skripsi Department of School Education Faculty of Education, Universitas Pendidikan Indonesia.

This study focuses on the scouts to discipline the behavior of students in SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency. With the formulation of the problem How to influence the behavior of scouts extracurricular activities of students in vocational disciplines Bhakti Pertiwi West Bandung regency. The purpose of this study was to obtain data on the effect of extracurricular activities scouts to discipline students for behavioral changes in SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency.

This study rests on the theoretical basis of the understanding of scouting, the purpose, nature and function of the scout movement, as well as understanding the concept of discipline that includes discipline, elements of the discipline, and discipline as well as determining factors of various disciplines.

The method used in this study was a descriptive study using a simple quantitative approach. The population used in this study population was all students members of the scout movement in SMK Bhakti Pertiwi Batujajar West Bandung regency, amounting to 30 students.

Based on the results of the processing and analysis of data obtained Scouts Extracurricular Activities Variables significantly influence the behavior of Discipline Students At SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency. Thus the first hypothesis, which reads "Extracurricular Activities Scouting significantly influence the behavior of Discipline Students At SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency". Contribution which can be explained by the variable Scouts Extracurricular Activities in influencing behavior discipline for 79.1%. While 20.9% is explained by other variables in addition to variables Scouts Extracurricular Activities on Students At SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency. Relationship or correlation between the variables Pramukadengan Extracurricular Activities Student Conduct Discipline In SMK Bhakti Pertiwi West Bandung Regency is very powerful because it has a correlation value of 0.890 which lies between 0.7 to 1.

From the results of this study, that this esktrakurikuler activities affect the behavior of students with a variety of activities discipline therein. So the school needs extra attention to her students and is expected to spur behavior discipline and student achievement. And for future research may use other independent variables that can affect the size of student discipline in order to get more complete information about the factors that affect student discipline significantly.


(6)

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Anggapan Dasar ... 10

G. Hipotesis ... 11

H. Definisi Operasional ... 12

I. Instrumen Penelitian ... 12

J. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 14

A. Konsep Pramuka ... 14

1. Pengertian ... 14


(7)

B. Konsep Disiplin ... 32

1. Pengertian Disiplin ... 32

2. Macam Disiplin ... 39

3. Peranan Gerakan Pramuka Dalam Membentuk Kedisiplinan ... 45

C. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai bentuk PLS ... 49

1. Pengertian PLS ... 49

2. Fungsi PLS ... 51

3. Ekstrakurikuler Pramuka Sebagai Bentuk PLS... 55

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 56

A. Metode Penelitian ... 56

B. Variabel dan Pengembangan Indikator ... 57

C. Data dan Sumber Data ... 59

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 60

E. Teknik Pengumpulan Data ... 61

F. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 63

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 71

H. Prosedur Pengolahan Data ... 73

I. Teknik Analisis Data ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 81

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 81

B. Data Penelitian... 85

C. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 87


(8)

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 102 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

Tabel 3.1 Indikator dan Sub Indikator ... 58

Tabel 3.2 Uji Validitas ... 66

Tabel 3.3 Uji Realibilitas ... 71

Tabel 3.4 Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 72

Tabel 4.1 Nilai Skor, Rata -Rata Dan Simpangan Baku Variabel Kegiatan pramuka (X) ... 85

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Variabel Kegiatan pramuka (X) ... 86

Tabel 4.3 Nilai Skor, Rata -Rata Dan Simpangan Baku Variabel Prilaku disiplin (Y) ... 86

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Variabel Prilaku disiplin (Y) ... 87

Tabel 4.5 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Distribusi Kedua Variabel .... 88

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 90

Tabel 4.7 Persamaan Regresi Sederhana Variabel Penelitian ... 90

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Analisis Korelasi Antara Variabel Y terhadap Variabel X... 91

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji F ... 91


(10)

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t ... 77 Gambar 4.1 Scatter Plot ... 89


(11)

Lampiran

1. Kisi-kisi Penelitian 2. Angket Penelitian 3. Data Penelitian

4. Deskriptif Variabel Penelitian

5. Penghitungan Validitas dan Penghitungan Realibilitas 6. Penghitungan regresi linar sederhana

7. SK pengangkatan dosen pembimbing penyususnan skipsi 8. Surat permohonan ijin penelitian


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya yang sangat strategis untuk membawa masyarakat dan bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan dan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu masyarakat perlu memperhatikan dan menggunakan peluang yang terbuka untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah melalui jalur pendidikan.

Disiplin merupakan salah satu unsur kualitas sumber daya manusia, yaitu perilaku yang menunjukkan adanya ketaatan terhadap norma atau peraturan yang berlaku bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Disiplin tidak hanya di tuntut di tempat-tempat tertentu misalnya di sekolah ataupun di tempat kerja, melainkan diperlukan di berbagai tempat dan di setiap aspek kehidupan. Perilaku disiplin ini akan tampak setiap tindakan yang sesuai dengan norma atau peraturan yang berlaku dalam kelompok di mana individu itu diidentifikasikan. Disiplin tidak hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu saja melainkan harus ada pada setiap warga negara termasuk didalamnya para remaja. Disiplin akan menjadikan terlaksananya suatu aktivitas dengan baik, sebaliknya tanpa adanya disiplin akan memungkinkan timbulnya berbagai masalah dan hambatan dalam


(13)

Dewasa ini banyak fenomena yang menggambarkan ketidakdisiplinan remaja, antara lain melakukan hal-hal yang melanggar peraturan yang bentuknya bermacam-macam, mulai dari tata tertib sekolah, peraturan lalu lintas, norma pergaulan dan etika yang berlaku di masyarakat, bahkan tindakan-tindakan yang melanggar hukum seperti tindak kriminal dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya. (Anwar. dkk, 2004)

Banyak orang yang sukses memulai segalanya dari bawah. Namun, kesuksesan tersebut harus didasari kedisiplinan yang baik. Mereka menjunjung tinggi pola kedisiplinan untuk meraih sukses baik akademik hingga hal mudah meraih ekstrakurikuler (ekskul). Salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bhakti Pertiwi Batujajar. Di sekolah ini, kedisiplinan sangatlah dijunjung tinggi. Mulai guru hingga siswa dituntut dapat hidup disiplin. Bahkan, hingga staf kebersihan pun diharuskan memiliki kedisiplinan. SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat selalu mengorientasi kedisiplinan setiap menerima siswa baru. Calon siswa baru itu dilatih agar bisa menjunjung disiplin di sekolah, rumah, maupun masyarakat. Pelatihan yang dilaksanakan selama kurang lebih tujuh hari itu menghadirkan anggota Kopassus untuk melatih para calon sisiwa baru.

Disiplin pada hakekatnya adalah kepatuhan terhadap norma atau aturan yang berlaku. Disiplin bertujuan untuk membentuk perilaku sedemikian rupa sehingga sesuai dengan peran-peran yang di tetapkan kelompok budaya tempat individu diidentifikasikan (Hurlock, 1996). Dengan demikian perilaku disiplin akan tercermin dalam perilaku seseorang yang sesuai dengan peran sosialnya serta dalam segala bentuk aktivitas.


(14)

Sikap disiplin memerlukan suatu latihan-latihan dalam pelaksanaannya, lebih-lebih pada anak dalam suatu lembaga sekolah. Dengan terciptanya suatu kondisi yang serba teratur dapat menunjang kelancaran berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah, sebagaimana dikemukakan Gordon (1996: 3) disiplin merupakan perilaku atau tata tertib yang sesuai dengan peraturan atau ketetapan atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan.

Dalam pergaulan perilaku disiplin harus tetap dikembangkan supaya tidak meragukan diri sendiri. Perilaku disiplin dapat tercermin dalam kehidupan sehari-hari seperti menjalankan ibadah tepat pada waktunya, berangkat sekolah tidak terlambat, mengumpulkan tugas tepat pada waktunya, istirahat teratur, bekerja susuai aturan Perilaku disiplin di sekolah terutama bagi siswa SMA/SMK sederajat dapat dilihat dari kegiatan di sekolah seperti disiplin masuk kelas, mengikuti kegiatan belajar mengajar, mematuhi peraturan sekolah, mengikuti upacara bendera, berpakaian rapi. Batasan disiplin dalam penulisan ini merupakan suatu perilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku di dalam masyarakat baik itu masyarakat sekolah maupun lingkungan masyarakat di rumah, karena perilaku disiplin dalam kehidupan merupakan perilaku dalam memenuhi kebutuhan hidup agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi membelajarkan siswa melalui 2 kegiatan yaitu proses pembelajaran (intra kurikuler) dan kegiatan organisasi (ekstra kurikuler). Organisasi siswa intra sekolah yang ada di sekolah disebut OSIS yang merupakan wadah kegiatan siswa dalam belajar berorganisasi.


(15)

Di sekolah, guru bertugas membelajarkan siswa, tugasnya yaitu memberikan bimbingan pada siswa, terlebih lagi dalam kegiatan berorganisasi yang ada di sekolah yaitu OSIS, maka dibentuklah bagian kesiswaan yang berfungsi mengurusi kegiatan siswa.

Sekolah atau lembaga pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa, maka sekolah merupakan salah satu wadah untuk mewujudkan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Bab II pasal 34 UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Bila melihat dari fungsi pendidikan tersebut, dapat di kemukakan bahwa melalui proses pendidikan, suatu individu dapat mengembangkan kepribadiannya, dan juga mengembangkan berbagai macam potensi yang ada pada dirinya guna menjadi manusia yang seutuhnya. Seperti yang di kemukakan oleh Henderson yang di kutip oleh Sadulloh yaitu “Pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai generasi yang lebih baik.”


(16)

Bisa di katakan melalui proses pendidikan itu dapat menciptakan kader-kader bangsa yang nantinya akan membangun negeri ini kearah yang lebih baik lagi. Proses pendidikan ini dapat dilakukan oleh semua elemen masyarakat melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Pada umumnya proses pendidikan ini banyak di lakukan di sekolah-sekolah melalui jalur pendidikan formal. Dimana proses kegiatan pembelajaran di sekolah terbagi kedalam 3 kegiatan yaitu intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Seperti di kemukakan oleh Rusli Lutan yang tersedia pada http://file.upi.edu/Direktori/

yakni:

“Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapai tarap maksimum. Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dapat penulis kemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa baik diluar jam pelajaran wajib serta kegiatannya dilakukan di dalam dan di luar sekolah”.

Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler ini, dapat memenuhi kebutuhan peserta didik guna menyalurkan minat dan bakat yang ada pada setiap siswa. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler bisa di jadikan sebagai suatu kegiatan guna mengisi waktu luang setelah pulang dari sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berperan aktif sesuai dengan fungsinya sebagai kegiatan yang menunjang pada kegiatan intrakurikuler, dan juga kegiatan yang dijadikan suatu wahana guna mengembangkan berbagai potensi yang ada pada diri setiap individu.


(17)

Kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang menjadi salah satu kegiatan yang menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat, merupakan salah satu sarana yang dapat menumbuhkan kedisiplinan yang diharapkan juga akan berpengaruh positif terhadap aspek kehidupan lainnya. Meskipun pada kenyataannya kegiatan kepramukaan kurang mendapat perhatian dari orang tua siswa, seperti yang penulis temukan di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Banyak dari mereka yang mempunyai pandangan bahwa kegiatan kepramukaan adalah kegiatan bersenang-senang dan kurang berguna.

Di setiap sekolah-sekolah tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan pilihan guna mengisi waktu luang. Khususnya pada Kegiatan Pramuka, yang merupakan salah satu kegiatan yang memiliki program pendidikan di luar lingkungan sekolah yang bertujuan membina dan mengembangankan sumber daya generasi muda yang memiliki watak, ahklak memiliki budi pekerti luhur dan memiliki tanggungjawab. Seperti yang disebutkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka tahun 2005 yang berbunyi

“Gerakan Pramuka memiliki tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah, yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan:

a. membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi

b. membentuk sikap dan perilaku yang posistif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, intelektual dan fisik sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya pada kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.”


(18)

Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan. Sampai dengan saat ini masih mengalami krisis multidimensional, yang meliputi semua aspek kehidupan sosial.

Biaya pendidikan makin tinggi sehingga mendorong meningkatnya anak putus sekolah serta jumlah penganggguran. Yang sangat memprihatinkan adalah krisis dalam nilai-nilai, akhlak, mental dan moral di masyarakat, yang berdampak pada anak muda dan berakibat dalam pembentukan watak, sikap, tingkah laku dan budi pekertinya.

Gerakan Pramuka, sebagai organisasi non formal yang turut berperan dalam pendidikan kaum muda Indonesia, tidak terlepas dari masalah-masalah ini. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana cara dan usahanya untuk menanggapi berbagai perubahan besar itu, terutama yang membawa dampak bagi kaum muda.

Dengan demikian, melalui kegiatan pramuka diharapkan siswa memiliki kepribadian dan jiwa kepemimpinan yang menjadi contoh pada siswa yang lainnya. Berdisiplin dan juga memiliki sikap dan tingkah laku yang baik, selain itu memiliki kemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian, kebersamaan, kepedulian, tanggungjawab dan berani menghadapi berbagai tugas, dan memiliki komitmen.


(19)

Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap anggota Pramuka. Salah satunya kegiatan yang biasa dilakukan oleh setiap anggota pramuka yaitu kegiatan berkemah, menjelajah, mencari jejak, baris-berbaris, api unggun, pertemuan dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang dapat menumbuhkan sikap disiplin dan juga sikap menghargai sesama pada setiap anggota pramuka.

Kegiatan pramuka bukan berupa kegiatan bertualang saja tetapi ada juga yang berbentuk materi-materi yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal bagi setiap anggota pramuka seperti morse, semaphore, pengetahuan umum dan lain-lain. Timbul pertanyaan di hati penulis apakah kegiatan pramuka ini dapat meningkatkan tingkat kedisiplinan dan prilaku siswa di sekolah. Sehingga membuat penulis tertarik untuk meneliti kegiatan – kegitan yang dilakukan oleh anggota pramuka seperti kegiatan yang disebutkan sebelumnya. Penulis dalam penelitian ini hanya mengambil beberapa kegiatan seperti kegiatan berkemah dan menjelajah untuk dilihat pengaruhnya pada siswa di sekolah tersebut.

Tentunya bukan hanya kegiatan pramuka saja yang memiliki tujuan dan juga sasaran yang sebelumnya penulis paparkan. Tetapi kegiatan ekstrakurikuler lainnya pun memiliki tujuan yang sama yakni membentuk suatu individu yang memiliki karakter, memiliki budi pekerti yang luhur, bertanggungjawab, peduli terhadap sesama, dan juga dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa yang lainnya.


(20)

Maka untuk menjawab pertanyaan diatas penulis tertarik untuk membahasnya dalam sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti

Pertiwi Kabupaten Bandung Barat.”

B. Identifikasi Masalah

Bardasarkan uraian sebelumnya, maka identifikasi masalah penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kepedulian dan perhatian siswa terhadap minat serta bakat yang siswa miliki.

2. Adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memenuhi kebutuhan peserta didik guna menyalurkan minat dan bakat yang ada pada setiap siswa. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler bisa dijadikan sebagai suatu kegiatan guna mengisi waktu luang setelah pulang dari sekolah.

3. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kegiatan ekstrakurikuler di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat, merupakan salah satu sarana yang dapat menumbuhkan kedisiplinan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka terdapat suatu rumusan masalah yang akan penulis ajukan guna membatasi suatu permasalahan yang telah penulis paparkan agar penelitian ini bisa dicapai dengan baik, dan penelitian menjadi lebih terarah adalah bagaimana pengaruh kegiatan Ektrakurikuler pramuka terhadap prilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi


(21)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dan perumusan masalah penelitian yang telah penulis ajukan, maka terdapat tujuan yang akan dicapai oleh penulis pada penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai seberapa besar pengaruh kegiatan Ektrakurikuler pramuka terhadap perubahan perilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, kegiatan pramuka dapat dijadikan pelengkap di dalam pendidikan formal, dengan berbagai macam kegiatan yang menyenangkan dan memeberikan pengetahuan dan membentuk prilaku terhadap individu siswa itu sendiri. Menjadikan individu yang memiliki watak dan memiiki budi pekerti yang luhur, bertanggungjawab.

Diharapkan juga dengan penelitian ini kegiatan pramuka tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan khususnya peserta didik pada lingkup pendidikan formal dan pendidikan non formal. Serta merubah pandangan bahwa kegiatan pramuka itu bukan suatu kegiatan yang membosankan, karena pada kenyataanya kegiatan pramuka itu merupakan suatu kegiatan yang kaya akan ilmu pengetahuan dan bahkan merupakan suatu wahana guna membentuk watak dan mengembangkan kepribadian kaum muda, dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan.

F. Anggapan Dasar

Dalam sutu penelitian anggapan dasar ini diperlukan untuk dijadikan pegangan secara umum dalam suatu penelitian. Selain itu anggapan dasar ini


(22)

diperlukan sebagai titik tolak suatu pemikiran yang kebenarannya itu dapat diterima. Seperti yang dikatakan oleh Arikunto (1993:19) bahwa anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai hal-hal yang berpijak dalam penelitiannya.

Berdasarkan pada uraian yang dipaparkan sebelumnya oleh penulis, dan bila melihat pada tugas pokok gerakan pramuka dalam membentuk kader-kader pemuda maka penullis beranggapan bahwa :

1. Melalui Kegiatan Pramuka dapat membentuk sikap dan perilaku yang positif , berkarakter serta memiliki tanggungjawab dan disiplin.

2. Melalui kegiatan pramuka dapat membentuk manusia yang memiliki sikap, kepribadian yang baik dan juga menjadikan manusia yang berbudi pekerti yang baik.

G. Hipotesis

Hipotesis dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam menyusun data dan menganalisis data, menentukan prosedur kerja selama penelitian, dan hipotesis di perlukan untuk mempermudah penulis dalam menarik kesimpulan di akhir penelitian. Menurut Prof.Dr. Sudarwan Danim (2007:115) mengatakan bahwa hipotesis adalah kesimpulan teoritik yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui analisis tehadap bukti-bukti empirik.

Berdasrkan angapan dasar yang telah kemukakan penulis, maka hipotesis penulis pada penelitian ini adalah:


(23)

2. Terdapat hubungan yang positif antara Kegiatan Pramuka terhadap tingkat kedisiplinan siswa di sekolah.

H.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman arti kata yang terdapat pada judul penelitian, maka penulis perlunya mencantumkan devimisi operasional sebagai berikut :

1. Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.

2. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.

3. Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukan kesediaan untuk menepati atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib peraturan, nilai serta kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian disiplin bukanlah sesuatu yang dibawa sejak awal, tetapi sesuatu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen pada suatu penelitian itu menjadi suatu hal yang sangat penting, karena tanpa adanya instrument penelitian tidak akan bejalan. Pada penelitian ini penulis menggunakan media observasi dan penyebaran angket pada setiap anggota


(24)

pramuka dan siswa yang bukan anggota pramuka yang telah di pilih sebagai sampel untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

Observasi disini penulis melakukan pengamatan pada objek yang telah ditentukan, yakni pada anggota pramuka golongan penegak di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat dan pada seluruh siswa di SMK Bhakti Pertiwi. Observasi di sini bisa dilakukan dengan wawancara langsung maupun tidak langsung pada setiap anggota.

J. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan berikutnya, penulis mengelompokkan pada pokok-pokok fikiran yang tersusun. Pada Bab I Pendahuluan berisi tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Anggapan Dasar, Devinisi Operasional, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Sistematika Penulisan. Pada Bab II Tinjauan Teoritis yang membahas tentang konsep / teori yang berhubungan dengan kerangka teori yang mendasari penelitian ini. Pada Bab III Prosedur Penelitian berisi mengenai Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel, Langkah-langkah Pengumpulan Data, dan Prosedur Pengolahan. Data. Bab IV mengulas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Bab V membahas tentang kesimpulan dan saran.


(25)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara-cara brfikir yang dipersiapkan dengan baik untuk mencapai tujuan penelitian. Sebagaimana dikemukakan Surakhmad (1994 : 131) bahwa :

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji seragkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kawajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sederhana. Sebagaimana telah kita ketahui metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Yang mendasari penulis menggunakan metode ini adalah sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif dan metode deskriptif ini sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau pengolahan data, membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi (Winaryo, 1994: 174). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggunakan teknik angket, observasi mengenai subjek yang diteliti.


(26)

Penetapan metoda dan teknik pengumpulan data merupakan tahap penting guna kelancaran dan ketelitian dalam sebuah penelitian, sehingga semua permasalahan dapat terungkap dengan jelasan semua pertanyaan dalam penelitian dapat terungkap.

Adapun pendekatan penelitiannya dengan penelitian korelasional yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka (variabel X) terhadap Perilaku disiplin siswa (variabel Y).

B. Variabel dan Pengembangan Indikator 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,1998: 38). Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat. Sedangkan variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas.

Sejalan dengan identifikasi masalah dan perumusan masalah, variable penelitian ini dapat diterapkan yaitu :

a. Variable bebas (X) : Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka b. Variabel terikat (Y) : Prilaku Disiplin Siswa


(27)

Secara skematis hubungan kedua variable tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

2. Pengembangan Indikator

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, sesuai dengan rumusan masalah serta tujuan penelitian dimana penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa erat pengaruh antara variable Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka (X) dengan variable Prilaku Disiplin Siswa (Y).

Tabel 3.1

Indikator dan Sub Indikator Aspek Yang

Diteliti

Indikator Sub Indikator Item

1. Kegiatan ektrakurikuler pramuka (Variabel X) a. Upacara kepramukaan

1. Pelaksanaan Upacara Pembukaan kegiatan pramuka penegak 2. Kerapihan bentuk

barisan

1, 2, 3

b. Teknik dasar kepramukaan

1. Tali-temali 2. Peta Lapangan 3. Sandi-sandi 4. Peraturan Baris

Berbaris ( PBB ) 5. Semaphore

6. KIM (kecakapan indra manusia)

4, 6, 8, 9, 14, 23, 24, 25, 26, 27, 30

c. Perkemahan 1. Ketepatan waktu pendirian tenda 2. Kepatuhan terhadap

aturan di lokasi perkemaahan 3. Menjaga kebersihan

sekitar areal perkemahan

5, 7, 10, 11, 13, 16, 17 Variabel Terikat Y


(28)

d. Penjelajahan 1. Berfikir Kritis dan cepat dalam suatu keadaan

2. Keterampilan dalam menjaga kelestarian alam

3. Patuh terhadap

prosedur penjelajahan

12, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 28, 29

2.Prilaku disiplin siswa (Variabel Y)

a. Disiplin di sekolah

1. Kehadiran di sekolah 2. Penampilan di

sekolah

3. Kesediaan menerima sanksi

4. Kepatuhan terhadap Guru

5. Kepatuhan terhadap aturan kelas

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 23, 26, 27, 28, 29 b. Disiplin Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Pelaksanaan kewajiban dalam beribadah

2. Kepatuhan terhadap aturan di rumah 3. Tertib dalam berlalu

lintas

4. Kepatuhan terhadap aturan lingkungan sekitar

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,21, 24, 25, 30

C. Data dan Sumber Data 1. Data

Data merupakan fakta atau keterangan yang dapat dijadikan bahan untuk menyatakan suatu informasi. Data yang diperlukan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah data mengenai pengaruh ekstrakurikuler Pramuka di SMK Bhakti pertiwi terhadap prilaku disiplin siswa.


(29)

2. Sumber Data

Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menunjang proses pelaksanaan penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber data primer yaitu sumber data yang diambil dari subjek yang berhubungan langsung dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini yaitu sejumlah responden dari siswa anggota ekstrakurikuler Pramuka.

b. Data sekunder adalah sumber data yang diambil dari subjek yang tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian yang sifatnya mendukung untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data sekunder diperoleh dari ekstrakurikuler Pramuka itu sendiri.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi di dalam penelitian sangat penting untuk diperhatikan, karena populasi ini akan menentukan dalam pengambilan suatu sampel penelitian agar tidak terjadi ketidakjelasan dalam penelitian.

Populasi adalah himpunan semua hal yang diketahui, dan biasanya disebut universum, maka populasi bisa lembaga, individu atau kelompok atau konsep (Nana Sudjana, 1989 : 6).

Dari pertanyan diatas maka penulis menentukan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa anggota gerakan pramuka di SMK Bhakti Pertiwi Batujajar Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 30 orang siswa.


(30)

2. Sampel

Sampel adalah bagian daripada populasi dan segala karakteristik populasi hendaknya terscermin pula dalam sampel yang diambil. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kartono (1990 :128) yang menyatakan bahwa : “ Sampel atau sample adalah suatu contoh, master, respresentan atau wakil dari populasi yang cukup besar jumlahnya, yaitu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan refresentatif sifatnya dari keseluruhan ”. Dipertegas oleh Sugiyono (2008:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan salah satu teknik nonprobability sampling yaitu sampling jenuh, artinya teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi yang sedikit. Maka penulis menetapkan sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa anggota pramuka SMK Bhakti Pertiwi Batujajar Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 30 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Guna mencapai keberhasilan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka diperlukan data-data sebagai penunjang terhadap masalah yang akan diteliti. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu informasi mengenai untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai mengenai pengaruh.


(31)

a. Angket

Pengertian angket atau kuesioner menurut Nasution (2000 : 128 ) adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau juga dijawab dibawah pengawasan peneliti.

Angket merupakan alat pengumpul data yang utama dan sering kali dipergunakan dalam sebuah penelitian. Sebagai alat pengumpul data, angket dipergunakan untuk mendapatkan data pokok yang didapat dari sumber data (responden).

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung atau tidak. Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Sugiyono bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi ini dilakukan guna mengamati objek yang telah tentukan selama penulis melakukan penelitian. Dalam melakukan observasi ini penulis turut berperan serta mengamati objek yang di teliti.

Adapun alasan penulis memilih menggunakan metode ini adalah untuk menyelidiki secara langsung objek yang sedang diteleti oleh penulis, dan memudahkan penulis untuk mencatat gejala perubahan yang terjadi pada objek yang di teliti. Penulis disini menyadari kelemahan dari menggunakan metode ini seperti pada saat melakukan observasi penulis tidak dapat mengetahui pribadi dari objek yang diteliti, lalu objek bisasaja menujukan kesan-kesan yang baik pada


(32)

penulis dan masih banyak lagi hal lain yang dapat mempengaruhi hasil dari observasi.

F. Langkah-langkah Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, penulis mengemukakan langkah-langkah pengusunan alat pengumpul data sebagai berikut :

1. Menyusun Angket

Dalam penelitian angket merupakan alat untuk mengumpulkan data secara tertulis dan berupa berbagai bentuk pertanyan-pertanyaan yang telah disusun dan disebarkan dengan tujuan mendapatkan informasi dan bahan masukan yang diperlukan responden. Adapun dalam penyusunan angket ini, ada beberapa langkah sebagai berikut :

1. Pembuatan kisi-kisi penyusunan angket, dalam pembuatan kisi-kisi ini harus terlebih dahulu melalui merumuskan masalah yang akan diukur, indikator dari aspek yang diukur serta nomor item.

2. Penyusunan daftar pertanyaan, diatur sedemikian rupa agar dapat mudah dipahami oleh responden , sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai yang diharapkan.

3. Pembuatan alternatif jawaban, bertujuan untuk dapat membantu responden mengisi angket dengan mudah,dengan cara responden memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dan dianggap sesuai dengan apa yng di harapkan responden.


(33)

5. Pembuatan pengantar angket, yang berisikan tentang maksud, harapan dari penulis kepada responden.

2. Uji Coba Angket

Angket yang dianggap sistematis dan lengkap terlebih dahulu di uji cobakan terhadap reponden yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kebihan dan kekurangan dari angket penelitian ini, sehubungan dengan bahasa yang digunakan serta makna yang terkandung dalam item pertanyaan yang diajukan kepada responden.

a. Uji Validitas

Perbandingan antara instrument yang dibuat dengan fakta lapangan memberikan pengaruh yang signifikan karena pertanyaan yang dibuat sesuai dengan materi yang disampaikan dan hanya saja variable X Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka lebih menitikberatkan dalam menentukan tujuan dan materi. Uji validitas dan reliabilitas merupakan suatu alat ukur suatu kuisoner.

Berarti efektifitas kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman anggota ekstrakurikuler pramuka. Oleh karena itu perlu ditingkatkan dalam segi materi kegiatan ekstrakurikuler.

Seperti yang telah di ungkapkan bahwa uji validitas ini untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen, apakah suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi atau sebaliknya instrumen tersebut mempunyai validitas yang rendah. Dalam uji validitas menggunakan (dk = n1+n2 – 2) dan tingkat kesalahan = 5%. Jika r hitung > r tabel pertanyaan dan perntayaan dinyatakan valid.


(34)

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrument dan uji t menggunakan MS Excel adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada masing-masing butir pernyatan

b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden uji coba pada kolom paling kanan, menggunakan syntax/perintah [=sum(range cell)] c. Menentukan nilai korelasi (nilai r) pada kolom baris paling bawah setelah

kolom item var item, menggunakan syntax/perintah [=correl(array cell1;

array cell2)]

d. Pada baris setelah korelasi, cari nilai t-hitung, menggunakan syntax/perintah [=SQRT(n-2)*rxy/SQRT(1-rxy^2)]

e. Nilai t-tabel dapat kita hitung menggunakan fungsi excel dengan menuliskan

syntax [=tinv(probability;degree of freedom)]. Probability diisi dengan taraf

signifikansi yang kita inginkan, misalnya jika kita menggunakan α=0,05

dengan dua arah, dan degree of freedom diisi dengan derajat kebebasan yang nilainya = n-2

f. Penentuan signifikansi validitas dapat menggunakan perintah yang kita tulis pada baris dibawah perhitungan t-hitung yaitu [=IF(p>q;"valid";"tdk valid")] dengan keterangan p berisikan nilai t-hitung dan q nilai t-tabel

g. Sebagai pelengkap jika kita ingin menghitung berapa jumlah item yang valid, kita gunakan rumus dengan perintah [=COUNTIF(range cell3;"valid")].

Range cell3 diisi dengan rentang cell yang berisikan hasil penentuan


(35)

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner. Berikut hasil pengujian validitas dengan perhitungan koefisien korelasi Pearson

Product Moment :

Tabel 3.2 Uji Validitas

Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Sig rtabel Kesimpulan

Kegiatan pramuka (X)

X.1 0.562 0.000 0.2407 Valid X.2 0.612 0.000 0.2407 Valid X.3 0.544 0.000 0.2407 Valid X.4 0.632 0.000 0.2407 Valid X.5 0.639 0.000 0.2407 Valid X.6 0.599 0.000 0.2407 Valid X.7 0.580 0.000 0.2407 Valid X.8 0.456 0.000 0.2407 Valid X.9 0.531 0.000 0.2407 Valid X.10 0.624 0.000 0.2407 Valid X.11 0.673 0.000 0.2407 Valid X.12 0.488 0.000 0.2407 Valid X.13 0.558 0.000 0.2407 Valid X.14 0.541 0.000 0.2407 Valid X.15 0.574 0.000 0.2407 Valid X.16 0.609 0.000 0.2407 Valid X.17 0.785 0.000 0.2407 Valid X.18 0.605 0.000 0.2407 Valid


(36)

Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Sig rtabel Kesimpulan

X.19 0.804 0.000 0.2407 Valid X.20 0.592 0.000 0.2407 Valid X.21 0.804 0.000 0.2407 Valid X.22 0.488 0.000 0.2407 Valid X.23 0.452 0.000 0.2407 Valid X.24 0.726 0.000 0.2407 Valid X.25 0.602 0.000 0.2407 Valid X.26 0.804 0.000 0.2407 Valid X.27 0.682 0.000 0.2407 Valid X.28 0.804 0.000 0.2407 Valid X.29 0.785 0.000 0.2407 Valid X.30 0.441 0.000 0.2407 Valid

Perilaku disiplin (Y)

Y.1 0.636 0.000 0.2407 Valid Y.2 0.412 0.000 0.2407 Valid Y.3 0.580 0.000 0.2407 Valid Y.4 0.639 0.000 0.2407 Valid Y.5 0.520 0.000 0.2407 Valid Y.6 0.692 0.000 0.2407 Valid Y.7 0.399 0.000 0.2407 Valid Y.8 0.404 0.000 0.2407 Valid Y.9 0.418 0.000 0.2407 Valid Y.10 0.713 0.000 0.2407 Valid Y.11 0.719 0.000 0.2407 Valid


(37)

Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Sig rtabel Kesimpulan

Y.12 0.524 0.000 0.2407 Valid Y.13 0.521 0.000 0.2407 Valid Y.14 0.416 0.000 0.2407 Valid Y.15 0.428 0.000 0.2407 Valid Y.16 0.720 0.000 0.2407 Valid Y.17 0.403 0.000 0.2407 Valid Y.18 0.597 0.000 0.2407 Valid Y.19 0.675 0.000 0.2407 Valid Y.20 0.520 0.000 0.2407 Valid Y.21 0.663 0.000 0.2407 Valid Y.22 0.665 0.000 0.2407 Valid Y.23 0.428 0.000 0.2407 Valid Y.24 0.072 0.000 0.2407 Valid Y.25 0.438 0.000 0.2407 Valid Y.26 0.510 0.000 0.2407 Valid Y.27 0.601 0.000 0.2407 Valid Y.28 0.435 0.000 0.2407 Valid Y.29 0.624 0.000 0.2407 Valid Y.30 0.419 0.000 0.2407 Valid Sumber: Lampiran 4, data diolah

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian validitas indikator dari semua variabel bebas maupun variabel terikat


(38)

menunjukkan valid, karena nilai korelasi lebih besar dari rtabel sehingga dinyatakan bahwa semua variabel penelitian telah valid.

b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 121) “instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan (http: //tutorialkuliah.blogspot.com/2010/01/pengertian-validitas-dan-reliabilitas.html).

Sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis menggunakan rumus reliabilitas alpha:

dengan varians butir : dan varians total :


(39)

a. Memberikan skor pada masing-masing butir pernyatan

b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden uji coba pada kolom paling kanan, menggunakan syntax/perintah [=sum(range cell)] c. Menentukan nilai korelasi (nilai r) pada kolom baris paling bawah setelah

kolom item responden terakhir, menggunakan syntax/perintah =[=var(range

cell)]

d. Menentukan jumlah var item pada kolom baris paling bawah setelah kolom jumlah responden pada uji validitas, menggunakan syntax/perintah [=sum(range cell)]

e. Menentukan jumlah var item total pada kolom baris setelah kolom jumlah var item, menggunakan syntax/perintah [=sum(range cell)]

f. Menentukan reliabilitas pada kolom baris setelah kolom jumlah var item total, menggunakan syntax/perintah [=(jumlah soal/(jumlah

soal-1))*(1-(jumlah var item/jumlah var item total))]

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

b. Jika koefisian internal seluruh item (ri) > rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

c. Jika koefisian internal seluruh item (ri) < rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan atau konsistensi instrumen (kuesioner) yang digunakan. Berikut hasil pengujian Reliabilitas:


(40)

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Alpha Kesimpulan

Kegiatan pramuka (X) 0.941 0.6 Reliabel Perilaku disiplin (Y) 0.899 0.6 Reliabel Sumber: Lampiran 4, data diolah

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, dapat diketahui bahwa variabel-variabel tersebut telah reliabel, karena semua nilai alpha (rhit) lebih besar dari 0.6. Maka seluruh variabel

penelitian dinyatakan reliabel.

3. Penggandaan Angket

Angket yang telah direvisi digandakan sejumlah dengan responden yang telah ditetapkan serta dipersiapkan angket cadangan bila terdapat angket yang rusak atau kotor.

4. Penyebaran Angket

Penyebaran angket harus memperhatikan kondisi dan keluangan dari reponden di lokasi penelitian yang telah direncanakan, sehingga dalam penyebaran angket ini tidak menggangu kegiatan responden sehari-hari.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam instrumen penelitian ini, dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan alat pengumpul data dan juga dibahas mengenai instrument yang akan dipakai dan langkah-langkah penyusunannya.

Penelitian ini untuk mengungkap variable (X) Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka dan variable (Y) Prilaku Disiplin Siswa dengan menggunakan


(41)

penelitian ini dengan tujuan agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan dapat merekam, menggali, informasi dan mengungkap keterangan yang relevan.

Seperti yang telah di ungkapkan bahwa uji validitas ini untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen, apakah suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi atau sebaliknya instrumen tersebut mempunyai validitas yang rendah. Dalam uji validitas menggunakan (dk = n1+n2 – 2) dan tingkat kesalahan = 5%. Jika r hitung > r tabel pertanyaan dinyatakan valid.

Instrumen dibuat dalam bentuk skala Likert dengan 5 alternatif jawaban, yaitu dengan alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS), Setuju (S), Ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS). Sebelum menyusun butir pertanyaan dan pernyataan, terlebih dahulu dirumuskan kisi-kisi instrument.

Tabel 3.4

Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5


(42)

H. Prosedur Pengolahan Data

Dari data yang telah terkumpul perlu diolah menurut organisasi dengan baik. Mengolah data adalah Usaha yang konkrit untuk membuatb data itu dapat dibicarakan (Surakhmad, 1986 : 101). Dan dalam mengolah data tersebut penulis melakukan dengan beberapa langkah yang ditempuh, sebagai berikut :

1. Menyeleksi Data

Dari data yang terkumpul dilakukan pemilihan data untuk mendapatkan dan menyesuaikan data sesuai karakteristik tujuan penelitian.

2. Mengklasifikasikan data

Klasifikasi data dilakukan untuk mempernudah pengolahan data dengan cara pengelompokkan data sesuai petinjuk, Winarno Surakhmad (1986 : 101) bahwa : “ Data mula-mula disusun dalam beberapa kategori menurut kriteria yang timbul secara logis dari masalah yang akan dipecahkan”. Dalam tahap ini dikelompokkan data agar mempermudah dalam menyimpulkannya.

3. Tabulasi Data

Langkah ini dlakuikan untuk dapat lebih menjelaskan data sesuai dengan klasifikasi data yang sudah ditetapkan debgan cara menghitung frekuensi jawaban untuk setiap item pertanyaan dilihat berdasarkan karakteristik responden. Dan selanjutnya hasil ini dimasukkan kedalam tabel yang telah disediakan dalam mepermudaqh analisis dan penafsiran.


(43)

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Setiap Variabel Penelitian

Untuk menganalisis secara deskriptif kualitas dari setiap variabel penelitian, maka digunakanteknik statistik deskriptif, yakni Distribusi Frekuensi (Sudjana, 1989:45-50). Langkah-langkah pengujian kualitas untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:

a) Menghitung nilai rata-rata jawaban setiap responden b) Menghitung nilai rata-rata total variabel

c) Menentukan rentang d) Menentukan banyak kelas

Banyak kelas yang digunakan adalah 5, yakni kategori: Sangat baik, Baik, Sedang, Buruk, Sangat buruk

e) Menentukan kelas interval

f) Menentukan posisi kualitas variabel.

Interval Keterangan

4.24 - 5.04 Sangat Baik

3.43 - 4.23 Baik

2.62 - 3.42 Sedang

1.81 - 2.61 Buruk


(44)

2. Analisis Hubungan Masing-Masing Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat Untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel bebas dengan variable terikat digunakan rumus korelasi sederhana atau korelasi product

moment. Namun dalam penelitian ini pengolahn data tidak dilakukan secara

manual, tetapi menggunakan bantuan program SPSS untuk memudahkan pengerjaan.

Langkah-langkah pengujian korelasi adalah sebagai berikut:

a. Menguji koefisien korelasi

Uji koefisien korelasi digunakan untuk menguji arah hubungan variabelbebas dengan variabel terikat. Rumus umumnya adalah sebagai berikut:

(Sudjana, 1989:369)

Keterangan:

r =koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat

x= Skor-skor item instrumen variabel variabel bebas

y= Skor-skor item instrumen variabel terikat

Interpretasi nilai koefisien korelasi di atas adalah sebagai berikut:

- Jika nilai koefisien korelasi positif, maka hubungan antara variabelbebas dengan variabel terikat adalah hubungan yang searah, dengankata lain


(45)

- Jika nilai koefisien korelasi negatif, maka ada hubungan berlawananantara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan kata lainmeningkatnya variabel bebas maka diikuti dengan menurunnyavariabel terikat

b. Menguji koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians variabel terikat dipengaruhi oleh varians variabel bebas, atau dengan katalain seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumus umumnya adalah:

Keterangan:

D=Koefisien determinasi

r = koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat c. Menguji hipotesis dengan uji t

Hipotesis yang hendak diuji adalah:

฀ H0: ρ=0, yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat

฀ Ha: ρ≠0, berarti ada hubungan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat


(46)

Rumus umum uji t hitung untuk menguji hipotesis di atas adalah sebagai berikut:

...(Sudjana, 1989:369)

Sedangkan untuk menentukan nilai t tabel digunakan kriteria: - taraf signifikan (α) sebesar 0,05

- Derajat kebebas (dk)=n-2

Selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel untukmengetahui penerimaan atau penolakan hipotesis, caranya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t

- Jika nilai t yang dihitung berada di luar daerah penerimaan H0, makaH0 ditolak dan Ha diterima, maka ada hubungan signifikan variabeldengan variabel terikat

- Jika nilai t yang dihitung berada di dalam daerah penerimaan H0, makaH0 diterima dan H0 ditolak, maka tidak ada hubungan signifikanvariabel


(47)

Karena dalam penelitian ini menggunakan program SPSS, makapenafsiran pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

- Jika nilai probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed lebih kecil dari tarafsignifikan (α) sebesar 0,05, maka hipotesis nol ditolak, sehingga adahubungan signifikan variabel bebas dengan variabel terikat.

- Jika nilai probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed lebih besar dari tarafsignifikan (α) sebesar 0,05, maka hipotesis nol diterima, sehingga tidakada hubungan signifikan variabel bebas dengan variabel terikat. d. Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi itu mempelajari “ Hubungan Ketergantungan (casual relationstip) “ antara satu variabel tak bebas (dependent variabel) dengan satu atau lebih variabel bebas (independent variable) dengan tujuan untuk meramalkan ( memperkirakan ) nilai rata – rata dari variable tak bebas, apabila varibel bebasnya sudah diketahui.

Upaya untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dengan variable tak bebas dimulai dengan mencari bentuk terdekat dari hubungan tersebut dengan jalan menyajikan data yang telah ddiketahui dalam sebuah “kurva” atau grafik yang disebut diagram Pencar (Scaater diagram)” . Diagram pencar ini memnggambarkan (menunjukan) titik – titik , dan tiap titik ditentukan oleh pasangaan (Xi, Yi ). Dengan menggunakan diagram ini dapat diketahui apakah ada hubungan yang berarti antara kedua yang variable tersebut . Jika letak titik – titik itu berada di sekitar garis lurus maka cukup alasan untuk menduga bahwa


(48)

antara variable – variable tersebut ada “hubungan linier ”. Dalam hal lainya hubungan antara variabel – variabel tersebut diduga “ non linear ”.

Setelah bentuk hubungan antara variabel X dan variabel Y tersebut diketahui, selanjutnya merumuskan kedalam “ suatu persamaan matematis “ . Bila X merupakan variabel bebas dan Y variabel tak bebas dan hubungan keduanya linier, maka bentuk “ persamaan hubungan “ antaara X dan Y dapat dinyatakan sebagai Y = f (X).

Jika hubungan Y = f (X) digambarkan bersama – sama denga diagram pencarnya, maka akan didapatkan sebuah garis yang disebut” garis regresi “. Sedangkan rumus Y = f (X) dikenal dengan nama “ regresi Yatas X “. Jika regresi Y atas X linier, maka persamaannya ditulis dalam bentuk linier sebagai berikut.:

Yi = A + B Xi

Persamaan ini adalah persamaan garis populasi , dan pada umumnya dalam praktek garis ini tidak diketahui, artinya parameter A dan B tidak diketahui. Oleh karena itu, parameter – parameter tersebut harus ditaksir atau diduga melaui sampel.

Jadi apabila kita mempunyai persamaan regresi Y = A+ B Xi, maka hal ini dapat ditaksir menjadi :

Y = a + b X

Y = taksiran / dugaan nilai Y untuk harga X yang diketahui terlebih dahulu. a = Konstanta regresi (Y intercept)


(49)

Harga a dan b untuk regresi linier diatas dapat dicari berdasarkan sekumpulan data sebanyak n buah dengan sistem persamaan sebagai berikut :

n a + ∑ x b = y

Xa + ∑ b = ∑ xy

Kedua persamaan diatas, disebutkaan persamaan normal untuk bentuk regresi Y = a + b X.

Persamaan normal ini dapat dituliskan kembali menjadi : b = n ∑ x y - ∑ x∑ y

n∑ – (∑ a = (∑y - b∑x)

n n = Jumlah pasang observasi atau pengukuran


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, bahwa Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi “Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat”. Kontribusi yang dapat dijelaskan oleh variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam mempengaruhi Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi sebesar 79.1%. Sedangkan 20.9% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan atau korelasi antara variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dengan Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat adalah sangat kuat karena memiliki nilai korelasi sebesar 0.890 yang terletak antara 0.7 sampai dengan 1.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan kesimpulan yang diperoleh, dapat dikembangkan beberapa saran bagi pihak–pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. Adapun saran–saran yang dikemukakan


(51)

1. Bagi pihak SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat sebaiknya lebih memperhatikan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramukapada siswa-siswi SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat seperti jika ada siswa-siswi yang memiliki disiplin yang baik yayasan pendidikan SMK Bhakti Pertiwi akan memberikan penghargaan sehingga dapat meningkatkan Prestasi Belajar Siswa-Siswi.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada prestasi siswa-siswi SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat memiliki korelasi yang kuat oleh karena itu sebaiknya pihak pengembang pendidikan SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat memberikan pilihan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka yang menarik agar dapat memacu prestasi belajar siswa-siswi.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel bebas lainnya yang diduga dapat mempengaruhi besar kecilnya Disiplin Siswa-Siswi sehingga akan didapat informasi lebih lengkap atas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Displin Siswa-Siswi secara signifikan.

4. Kepada para Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan Luar Sekolah diharapkan dapat mengembangkan program dan kegiatan kepramukaan ini di lingkup satuan pendidikan luar sekolah baik di SKB atau PKBM khususnya yang berada di Jawa Barat dan umumnya seluruh Indonesia, agar dapat membantu tercapainya tujuan dari pendidikan khususnya Pendidikan Luar Sekolah.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Bachrudin, Chofid. (2004). Psikologi Pendidikan. PLS UPI. Bandung

Danim, Sudarwan. (2007). Metode Penelitian utuk ilmui-ilmu perilaku. Jakarta. Bina Aksara

Gordon, Thomas, (1996), Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di

Sekolah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Keputusan Kwarnas no 086. (2005). Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Jakarta. Kwarnas.

Keputusan Kwarnas no 24. (2009). Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Jakarta. Keputusan Kwarnas no 080. (1988). Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka

Penegak dan Pandega. Jakarta. Kwarnas

Kusmaedi, Nurlan., Husdarta, J.S. dan Hidayat, Yusuf. (2004). Pertumbuhan dan

Perkembangan Sepanjang Rentan Kehidupan. Bandung: FPOK UPI

ctavia. (2009). Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Pembentukan

Perilaku Sosial Siswa. Skripsi. Tidak Diterbitkan

Pandu. (2010). Kedisiplinan Pramuka. Tersedia.

http://smpn2banyuasin1.wordpress.com

Poerwadarminta, W.J.S, (1976), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Purnama. Gunawan. (1996). Peranan Pendidikan Kepramukaan dan Pendidikan

Pendahuluan Bela Negara Dalam Membentuk Warga Negara Yang Baik Di Sekolah Menengah Umum. Bandung : STKIP.

Ridwan, Efendi, dkk. (2005). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya (PLSBT). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sadulloh, Uyoh. (1999). Konsep Dasar Pedagogi. Bandung : UPI Senri. (2010). Harus Disiplin.

http://shendrimath.blogspot.com


(53)

Starawaji. (2009). Pengertian Kedisiplinan. Tersedia.

http://starawaji.wordpress.com/

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, R&D). Bandung : Alvabeta

Sunardi. Andri Bob. 2006. Boy Man Ragam Latih Pramuka. Bandun : Nuansa Muda.

Supriyadi, Iwan. (2009). Pengaruh Orgnisasi Gerakan Pramuka Terhadap

Kenakalan Remaja Di Kecamatan Batujajar. Tessis FPIPS-STKIP. Tidak

Diterbitkan.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta:


(1)

Satya Pratama Asri, 2013

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Batujajar Kabupaten Bandung Barat

antara variable – variable tersebut ada “hubungan linier ”. Dalam hal lainya hubungan antara variabel – variabel tersebut diduga “ non linear ”.

Setelah bentuk hubungan antara variabel X dan variabel Y tersebut diketahui, selanjutnya merumuskan kedalam “ suatu persamaan matematis “ . Bila X merupakan variabel bebas dan Y variabel tak bebas dan hubungan keduanya linier, maka bentuk “ persamaan hubungan “ antaara X dan Y dapat dinyatakan sebagai Y = f (X).

Jika hubungan Y = f (X) digambarkan bersama – sama denga diagram pencarnya, maka akan didapatkan sebuah garis yang disebut” garis regresi “. Sedangkan rumus Y = f (X) dikenal dengan nama “ regresi Yatas X “. Jika regresi Y atas X linier, maka persamaannya ditulis dalam bentuk linier sebagai berikut.:

Yi = A + B Xi

Persamaan ini adalah persamaan garis populasi , dan pada umumnya dalam praktek garis ini tidak diketahui, artinya parameter A dan B tidak diketahui. Oleh karena itu, parameter – parameter tersebut harus ditaksir atau diduga melaui sampel.

Jadi apabila kita mempunyai persamaan regresi Y = A+ B Xi, maka hal ini dapat ditaksir menjadi :

Y = a + b X

Y = taksiran / dugaan nilai Y untuk harga X yang diketahui terlebih dahulu. a = Konstanta regresi (Y intercept)

b = Koefisien regresi, yang mengukur kenaikan y perunit akibat kenaikan dalam X.


(2)

80

Harga a dan b untuk regresi linier diatas dapat dicari berdasarkan sekumpulan data sebanyak n buah dengan sistem persamaan sebagai berikut :

n a + ∑ x b = y

Xa + ∑ b = ∑ xy

Kedua persamaan diatas, disebutkaan persamaan normal untuk bentuk regresi Y = a + b X.

Persamaan normal ini dapat dituliskan kembali menjadi : b = n ∑ x y - ∑ x∑ y

n∑ – (∑ a = (∑y - b∑x)

n n = Jumlah pasang observasi atau pengukuran


(3)

Satya Pratama Asri, 2013

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Batujajar Kabupaten Bandung Barat

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, bahwa Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi “Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat”. Kontribusi yang dapat dijelaskan oleh variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam mempengaruhi Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi sebesar 79.1%. Sedangkan 20.9% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan atau korelasi antara variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dengan Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat adalah sangat kuat karena memiliki nilai korelasi sebesar 0.890 yang terletak antara 0.7 sampai dengan 1.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan kesimpulan yang diperoleh, dapat dikembangkan beberapa saran bagi pihak–pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. Adapun saran–saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut :


(4)

99

1. Bagi pihak SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat sebaiknya lebih memperhatikan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramukapada siswa-siswi SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat seperti jika ada siswa-siswi yang memiliki disiplin yang baik yayasan pendidikan SMK Bhakti Pertiwi akan memberikan penghargaan sehingga dapat meningkatkan Prestasi Belajar Siswa-Siswi.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada prestasi siswa-siswi SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat memiliki korelasi yang kuat oleh karena itu sebaiknya pihak pengembang pendidikan SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat memberikan pilihan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka yang menarik agar dapat memacu prestasi belajar siswa-siswi.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel bebas lainnya yang diduga dapat mempengaruhi besar kecilnya Disiplin Siswa-Siswi sehingga akan didapat informasi lebih lengkap atas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Displin Siswa-Siswi secara signifikan.

4. Kepada para Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan Luar Sekolah diharapkan dapat mengembangkan program dan kegiatan kepramukaan ini di lingkup satuan pendidikan luar sekolah baik di SKB atau PKBM khususnya yang berada di Jawa Barat dan umumnya seluruh Indonesia, agar dapat membantu tercapainya tujuan dari pendidikan khususnya Pendidikan Luar Sekolah.


(5)

Satya Pratama Asri, 2013

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Batujajar Kabupaten Bandung Barat

DAFTAR PUSTAKA

Bachrudin, Chofid. (2004). Psikologi Pendidikan. PLS UPI. Bandung

Danim, Sudarwan. (2007). Metode Penelitian utuk ilmui-ilmu perilaku. Jakarta. Bina Aksara

Gordon, Thomas, (1996), Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Keputusan Kwarnas no 086. (2005). Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Jakarta. Kwarnas.

Keputusan Kwarnas no 24. (2009). Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Jakarta. Keputusan Kwarnas no 080. (1988). Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka

Penegak dan Pandega. Jakarta. Kwarnas

Kusmaedi, Nurlan., Husdarta, J.S. dan Hidayat, Yusuf. (2004). Pertumbuhan dan Perkembangan Sepanjang Rentan Kehidupan. Bandung: FPOK UPI ctavia. (2009). Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Pembentukan

Perilaku Sosial Siswa. Skripsi. Tidak Diterbitkan Pandu. (2010). Kedisiplinan Pramuka. Tersedia.

http://smpn2banyuasin1.wordpress.com

Poerwadarminta, W.J.S, (1976), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Purnama. Gunawan. (1996). Peranan Pendidikan Kepramukaan dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Dalam Membentuk Warga Negara Yang Baik Di Sekolah Menengah Umum. Bandung : STKIP.

Ridwan, Efendi, dkk. (2005). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya (PLSBT). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sadulloh, Uyoh. (1999). Konsep Dasar Pedagogi. Bandung : UPI Senri. (2010). Harus Disiplin.

http://shendrimath.blogspot.com

Siswandi. (2009). Disiplin dan Belajar. Tersedia.


(6)

101

Starawaji. (2009). Pengertian Kedisiplinan. Tersedia.

http://starawaji.wordpress.com/

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung : Alvabeta

Sunardi. Andri Bob. 2006. Boy Man Ragam Latih Pramuka. Bandun : Nuansa Muda.

Supriyadi, Iwan. (2009). Pengaruh Orgnisasi Gerakan Pramuka Terhadap Kenakalan Remaja Di Kecamatan Batujajar. Tessis FPIPS-STKIP. Tidak Diterbitkan.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Sinar Grafika.