Korelasi antara kegiatan pramuka dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Kembangan Jakarta Barat

(1)

SKRIPSI

“KORELASI ANTARA KEGIATAN PRAMUKA DENGAN AKHLAK

SISWA KELAS VIII SMP KEMBANGAN JAKARTA BARAT”

Dosen Pembimbing : Masan AF, M.Pd

Oleh

DWI HILWANI 18100110000039

PROGRAM DUAL MODE SYSTEM (DMS)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M / 1435 H


(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

“KORELASI ANTARA KEGIATAN PRAMUKA DENGAN AKHLAK SISWA KELAS VIII

DI SMP KEMBANGAN JAKARTA BARAT”

Yang Mengesahkan,

Masan AF, M.Pd NIP. 195107161981031005

PROGRAM DUAL MODE SYSTEM (DMS)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M / 1435 H


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul “Korelasi Antara Kegiatan Pramuka dengan Akhlak

Siswa Kelas VIII di SMP Kembangan Jakarta Barat” diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggal 07 November 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) dalam Bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 07 November 2014

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua/Sekretaris Jurusan)

(Drs. H. Abdul Madjid Khon, M.A) ... ... NIP. 19580707 198703 1 005

Penguji I

( Dra. Manerah) ... ... NIP. 196803231994403 2 2002

Penguji II

(Abdul Ghofur, MA) ... ... NIP. 19681020 199703 1003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Hj. Nurlena, MA, Ph.D NIP. 19591002 198603 2 001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Korelasi Antara Kegiatan Pramuka Dengan Akhlak Siswa disusun oleh

Dwi Hilwani, NIM. 18100110000039, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 8 Oktober 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing

Masan AF, M.Pd NIP. 195107161981031005


(5)

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Dwi Hilwani

NIM :18100110000039

Jurusan : Pendidikan Agama Islam / PAI

Alamat : Jl. Meruya Utara Rt. 005 Rw. 011 No. 14 Kembangan Jakarta Barat

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Korelasi Antara Kegiatan Pramuka Dengan Akhlak

Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen :

Nama Pembimbing : Masan AF, M.Pd

NIP : 195107161981031005

Jurusan / Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 8 Oktober 2014 Yang Menyatakan


(6)

i

ABSTRAK

Dwi Hilwani “ Korelasi Antara Kegiatan Pramuka dengan Akhlak Siswa Kelas VIII di SMP Kembangan Jakarta Barat. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci : Kegiatan Pramuka. Akhlak Siswa

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu pendidikan Nasional yang dilakukan di setiap sekolah dan merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pada perkembangannya pendidikan kepramukaan mulai kurang diminati dan diperhatikan karena kegiatan pramuka ini dianggap sebagai kegiatan yang monoton dan yang dipelajari itu-itu saja. Padahal di balik kesederhanaan pendidikan pramuka tersebut apabila dipahami secara sungguh-sungguh dapat mengantarkan siswa pada pengembangan potensi siswa yang selaras dengan nilai-nilai yang terkandung pada Dasa Darma Pramuka. Akhlak siswa pada dewasa ini pun mengalami banyak pemerosotan dari kurang pedulinya siswa terhadap alam, terhadap sesame bahkan terhadap dirinya sendiri. Dengan berkembangnya zaman, siswa tidak lagi terbiasa untuk bersikap peduli, bekerjasama, tolong menolong, hidup mandiri, disiplin dan sebagainya. Para siswa menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang, bermain dan bergaul tanpa mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran hidup. Dengan demikian peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara kegiatan pramuka dengan akhlak siswa.

Teknik penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan teknik korelasional, penelitian ini dilakukan di SMP Kembangan Jakarta Barat. Sampel penelitian berjumlah 45 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa tes pilihan sebanyak 31 soal untuk angket kegiatan pramuka dan 22 soal untuk angket akhlak siswa yang telah diuji validitasnya. Teknik analisis data menggunakan uji lilliefors untuk menguji normalitas data, uji bartlet untuk menguji homogenitas data, dan uji

Product Moment untuk menguji hipotesis. Hasil perhitungan menunjukan bahwa penelitian ini berdistribusi normal dan homogen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pramuka tidak mempengaruhi akhlak siswa secara signifikan. Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung lebih kecil dari r tabel yaitu 0,10 < 0,297. Dengan demikian kegiatan pramuka ini tidak berpengaruh pada akhlak siswa.


(7)

ii

ABSTRACT

Dwi Hilwani "Scout Activity Correlates with Morals Eighth Grade Students at SMP Kembangan, West Jakarta. Thesis Department of Islamic Education UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keywords : Scouting activities. morals Students

The background of this study is that the scouting education in Indonesia is one of the national education conducted at each school and are part of the history of the struggle of the Indonesian nation. In the development of scouting education began less desirable and considered as the scouts is considered a monotonous activity and learned that's it. Yet behind the simplicity of the scout education when understood in earnest can deliver students on the development potential of students in line with the values embodied in the Ten Dharma Scout. Morals students nowadays also experienced much less degeneration of the student cares for nature, for others even to itself. With the development of the times, students are no longer accustomed to be caring, cooperation, mutual help, independent living, disciplineand so on. The students spend time just to have fun, play and hang out without getting a lot of life experience and learning. Thus researchers conducted a study with the aim to determine whether there is a positive influence between the scouts with the character of students.

Research techniques used in this study is a quantitative approach with survey method and correlation techniques, this study was conducted in SMP Kembangan West Jakarta. These samples included 45 students. The research instrument used was a choice test questions for the questionnaire by 31 scouts and 22 questions for the questionnaire morals of students who have tested its validity. Data were analyzed using Lilliefors test to test the normality of data, Bartlet test to test the homogeneity of the data, and test product moment to test the hypothesis. Calculation shows that the study of normal and homogeneous distribution.

The results showed that the scouts did not significantly affect the character of students. It can be seen that the count r is smaller than r table is 0,10<0,297. Thus, the scouts have no effect on the character of students.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

مسب

ميحَرلا نَمحَرلا هَللا

Alhamdulillah, tidak ada ungkapan yang Maha dahsyat, yang lebih indah, untuk diungkapkan selain rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, sang pemilik takdir. Yang memberikan nikmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Allahumma Shalli ‘ala Muhammad, shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan mulia Nabi Muhammad Saw. Seorang revolusioner, sang pemimpin, sang pencerah bagi umat Islam.

Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan skripsi ini, namun berkat kesungguhan hati, kerja keras, dorongan dan juga bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Hambatan dan kesulitan tersebut ada yang tidak berguna (sia-sia), penulis akui semua itu menjadi pelajaran yang berharga.

Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas namun, dengan adanya bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya kepada pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, kepada semua yang tercinta dan tersayang :

1. Dra. Nurlena, MA, Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.AgKetua Jurusan Pendidikan Agama Islam, 3. Marhamah Saleh, Lc, MA Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Masan AF, M.Pd Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya

dan membimbing serta mengajarkan kepada penulis dengan sabar,

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan Ilmu yang berguna bagi diri pribadi selama perkuliahan.


(9)

iv

6. Kepala Sekolah beserta Keluarga Besar Guru-guru SMP Kembangan Yayasan Al-Husna dan siswa-siswi yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk melakukan penelitian.

7. Teristimewa untuk ayahanda Abdul Kadir dan ibunda Nursiah yang selalu memberikan cinta kasih, doa, semangat serta restu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak dan adikku dan saudara-saudaraku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.

9. Teristimewa pula untuk kekasih hatiku Muhammad Afif Rivai yang selalu memberikan cinta, doa, dukungan dan pengorbanannya untuk membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

10.Untuk sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan PAI kelas B dan A Dual Mode System, dan seluruh teman-teman yang telah membantu dan terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu tetapi tidak mengurangi rasa terima kasih penulis terhadap kalian semua. Thank You for All and I love You All. Penulis berharap semoga Allah memberikan kebaikan kepada kita semua. Aamiin. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya. Aamiin Ya Robbal‟alamin.

Jakarta, 2014 Penulis


(10)

v

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Kegunaan Penelitian... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Pramuka ... 7

1. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka ... 7

2. Pengertian Gerakan Pramuka ... 8

3. Tujuan Gerakan Pramuka ... 9

4. Pengorganisasian Satuan Pramuka ... 10

5. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan ... 10

6. Kode Kehormatan Pramuka ... 11


(11)

vi

B. Akhlak Siswa ... 19

1. Pengertian Akhlak ... 19

2. Macam-macam Akhlak ... 21

3. Tujuan Akhlak ... 25

4. Manfaat Akhlak ... 25

5. Faktor Pembentukan Akhlak Siswa ... 26

6. Upaya Dalam Mendidik Akhlak Siswa ... 26

C. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode Penelitian... 29

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 35

F. Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 37

B. Deskripsi Data ... 38

C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 45

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

E. Keterbatasan Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Implikasi ... 49

C. Saran-saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penggalang Ramu

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Kegiatan Pramuka ( Variabel X )

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Akhlak Siswa ( Variabel Y )

Tabel 3.3 Rumus Korelasi Product Moment

Tabel 4.1 Nilai Responden Kegiatan Pramuka

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kegiatan Pramuka Siswa

Tabel 4.3 Histogram Skor Kegiatan Pramuka Siswa

Tabel 4.4 Nilai Responden Akhlak Siswa

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Akhlak Siswa Siswa

Tabel 4.6 Histogram Skor Akhlak Siswa

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data


(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Kegiatan Pramuka

Lampiran 2 : Angket Akhlak Siswa

Lampiran 3 : UjiValiditas Kegiatan Pramuka

Lampiran 4 : UjiValiditasAkhlak Siswa

Lampiran 5 : Nilai Angket Kegiatan Pramuka Siswa Kelas VIII

Lampiran 6 : Nilai Angket Akhlak Siswa Kelas VIII

Lampiran 7 : Uji Normalitas Kegiatan pramuka

Lampiran 8 : Uji Normalitas Akhlak Siswa

Lampiran 9 : UjiHomogenitas


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Akhlak bagi seorang siswa adalah kelakuan atau perilaku dari seorang siswa yang dimiliki yang menjadi ciri khas dirinya sebagai bekal dalam menata masa depannya, baik buruknya akhlak yang ia miliki akan sangat berdampak bagi proses kehidupannya. Siswa yang dari kecil telah terbiasa hidup disiplin, bertanggungjawab, mandiri, aktif, kreatif dan memiliki akhlak yang mulia di masa dewasanya kelak akan terbentuk menjadi pribadi yang mampu berkompetisi dengan masyarakat umum dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Tetapi apabila seorang siswa dari sejak kecil tidak terbiasa terdidik oleh pendidikan yang membekali pada pengalaman dan keterampilan hidupsecara tepat sesuai bakat dan keinginan jati dirinya, maka anak tersebut akan merasa canggung, tidak percaya diri dan tidak bergaul dengan baik dengan masyarakat umum dan di khawatirkan anak tersebut akan melakukan kegiatan apapun yang melanggar norma-norma dan aturan yang ada. Misalnya melakukan berbagai pelanggaran seperti terlalu sering membolos sekolah,selalu melakukan kenakalan-kenakalan remaja (tawuran, narkoba dan sebagainya), serta tidak berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan kegiatan-kegiatan organisasi disekolah, yang pada umumnya dilakukan pada anak yang tidak melanjutkan pendidikannya atau anak putus sekolah.

Salah satu upaya yang sangat strategis untuk membawa masyarakat dan bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu masyarakat perlu memperhatikan dan menggunakan peluang yang terbuka untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan melalui jalur pendidikan.


(15)

Pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya saat ini bukan lagi sekedar memberantas buta huruf akan tetapi lebih mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Sebab dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dewasa ini menuntut bagaimana peserta didik mampu dan memiliki pengetahuan yang luas serta memiliki keahlian agar mampu beradaptasi dan mengimbangi perkembangan yang terjadi.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional memberi batasan bahwa „pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang‟. Batasan yang sudah dikembangkan lebih dahulu yang tidak bertentangan dengan batasan resmi atau formal ini, malah melengkapinya dengan baik adalah „pendidikan sebagai usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah tingkah-laku manusia ke arah yang diinginkan‟. 1

Dari perbedaan akhlak yang dapat terjadi pada seorang peserta didik itulah yang membawa sebuah lembaga pendidikan khususnya sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler yang terdiri dari berbagai bidang ilmu dan keterampilan yang dapat membawa peserta didik menjadi pribadi yang lebih unggul dan berakhlak mulia. Dari ekstrakulikuler yang terdapat disekolah seperti Rohis, PMR, Paskibra dan lain sebagainya, ada salah satu kegiatan yang sudah menjadi kegiatan mutlak yang harus diadakan di sekolah, yaitu kegiatan Pramuka.

Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan yang bersifat non formal berusaha untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsa.Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, dan merupakan bagian dari sejarah

1

W.P. Napitupulu, Pendidikan Nilai Gerakan Pramuka (Dwisatya dan Dwidarma, Trisatya dan Dasadarma, serta Ikrar), (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2007), h. 1


(16)

perjuangan bangsa Indonesia. Tapi pada perkembangannya pendidikan kepramukaan mulai kurang diminati bahkan beberapa sekolah ada yang meniadakan dan sebagian pengajar ada yang menganggap kegiatan pramuka adalah kegiatan yang monoton dan yang dipelajari hanya itu-itu saja seperti tali temali, morse, menyanyi, tepuk tangan dan berkemah. Belum lagi ada yang beranggapan bahwa pramuka masih melaksanakan kegiatan-kegiatan kuno, seiring perkembangan zaman pramuka masih saja menggunakan alat-alat sederhana dan permainan kuno.

Ada sebagaian besar dari sekolah dan para pendidik yang masih kurang mendukung kegiatan pramuka ini, mereka beranggapan bahwa kegiatan pramuka hanya kegiatan yang terlalu menghabiskan waktu siswa untuk berada di luar kelas. Memecah belah pikiran dan fokus para siswa dalam proses belajar atau beranggapan bahwa kegiatan semacam ini tidak memberikan prestasi, penghargaan yang berarti bagi siswa. Kurangnya dukungan sekolah dalam segi sarana prasarana yang ada disekolah, dukungan sekolah apabila mengadakan atau mengikuti kegiatan di dalam atau di luar sekolah yang menjadi salah satu promosi ataupun penilaian dari perbedaan kegiatan di setiap sekolah. Kurangnya dukungan para pendidik yang tidak ingin dilibatkan dalam pendidikan yang diadakan di kegiatan pramuka ini baik sebagai pembina, pelatih maupun narasumber.

Disisi lain pihak siswa sendiri banyak yang kurang berminat terhadap kegiatan pramuka, itu disebabkan orientasi belajar siswa terfokus pada orientasi nilai pada pelajaran-pelajaran umum terutama pelajaran yang diujikan. Sehingga para siswa yang berorientasi demikian mengganggap kegiatan pramuka sebagai kegiatan tambahan yang kurang penting. Mereka beranggapan bahwa kegiatan ini hanyalah kegiatan yang membuang-buang waktu, tidak menyenangkan, melelahkan, dan sebagainya. Hal ini disebabkan siswa belum memahami nilai-nilai di balik kesederhanaan dan cara-cara tradisional yang tetap dipertahankan dalam kegiatan pramuka yang diselenggarakan hingga saat ini. Padahal di balik kesederhanaan pramuka


(17)

tersebut apabila dipahami secara sungguh-sungguh dapat menghantarkan siswa pada pengembangan potensi (life skill) yang dimiliki siswa dan dapatberkaitan pula dengan nilai-nilai yang terkandung pada semua kegiatan kepramukaan.

Tentu saja persepsi itutidaksemuanya benar. Walaupun pramuka masih melakukan kegiatan dengan cara-cara tradisional namun manfaat dari kegiatan tersebut sangat besar dalam pembentukan kepribadian siswa yang belum tentu diperoleh dari pendidikan formal dan tercipta dari lingkungan kehidupan sehari-hari dari siswa tersebut.

Berdasarkan keadaan yang demikian, maka penulis akan mengadakan penelitian disalah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan pramuka, lembaga pendidikan tersebut adalah SMP Kembangan Jakarta Barat. Dan penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang kegiatan pramuka dan menulis skripsi dengan judul “ Korelasi antara Kegiatan Pramuka dengan Akhlak Siswa kelas VIII Di SMP Kembangan Jakarta Barat.” B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis mengemukakan masalah-masalah yang timbul sebagai berikut :

1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka karena dianggap sebagai kegiatan yang kuno tidak mengikuti perkembangan zaman.

2. Kurang pedulinya sekolah dan pengajar tentang pendidikan karakter yang tertanam dalam kegiatan pramuka.

3. Kurangnya akhlak terpuji yang muncul pada siswa saat ini.

4. Kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia yang mendukung kegiatan pramuka.

5. Kurangnya dukungan dari orangtua dan lingkungan pada pembentukkan akhlak siswa.


(18)

6. Masih adanya siswa yang memiliki akhlak yang kurang baik meskipun sudah mengikuti kegiatan pramuka.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, agar permasalahan yang

diteliti ini tidak terlalu meluas dan dapat terarah, maka penelitian ini dibatasi

pada masalah :

1. Kegiatan kepramukaan yang diadakan di SMP Kembangan Jakarta

Barat.

2. Akhlak siswa kelas VIII di SMP Kembangan Jakarta Barat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut : Adakahhubunganantara siswa yang mengikuti kegiatan

pramuka dengan akhlak siswa pada kelas VIII di SMP Kembangan Jakarta

Barat.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pola kegiatan kepramukaan yang dilakukan di SMP Kembangan Jakarta Barat saat ini.

2. Mengetahui hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan akhlak siswa di SMP Kembangan Jakarta Barat.


(19)

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Kegunaan teoritis yang akan menambah pengetahuan dan pengalaman meneliti bagi penulis tentang kegiatan pramuka dan akhlak siswa. 2. Kegunaan praktis yang akan memberikan gambaran bagi sekolah dan

pendidik lainnya bahwa dengan mengikuti kegiatan pramuka akan memberikan manfaat dan bekal yang baik bagi peserta didik di masa depannya kelak.

3. Kegunaan untuk peserta didik dalam penelitian ini sebagai referensi memilih kegiatan - kegiatan positif diluar pendidikan formalnya. 4. Bagi peneliti, pendidik dan mahasiswa sebagai bahan referensi bacaan


(20)

7

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kegiatan Pramuka

1. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka

Pada tanggal 14 Agustus 1961 untuk pertama kalinya Gerakan Pramuka digelar secara nasional di Jakarta, dalam sebuah upacara besar di depan Istana Merdeka di hadapan Bung Karno selaku Presiden Republik Indonesia. “Pada upacara besar ini, Negara menganugerahkan sebuah PANJI kepada Gerakan Pramuka, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 448 Tahun 1961 tentang Penganugerahan Panji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana.” 2

Dari peristiwa awal yang menjadi tanda dimulai bergeraknya Gerakan Pramuka di persada Indonesia, dapat dilihat dengan jelas ciri-ciri khas Gerakan Pramuka, yang membedakan dirinya dengan Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia sebelumnya. Dengan mendalami Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961tentang Penganugerahan Panji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana, dapat diketahui bahwa Gerakan Pramuka adalah Gerakan Kepanduan yang berdasar Pancasila. Dengan demikian semangat hidup yang menjiwai bangsa Indonesia yang sekaligus menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dengan semangat hidup Pancasila yang demikian itulah, Gerakan Pramuka mengembangkan dirinya. Salah satu wujud pengetahuan pembaharuan yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka dalam menjalankan kegiatan kepanduan di Indonesia adalah, diketemukannya Lambang Gerakan Pramuka yang khas Indonesia berupa Tunas Kelapa, yang memiliki kedalaman makna yang bukanlah semata-mata bersifat filosofi,

2

Setyawan, Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka, (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2010), h. 113


(21)

namun hakikatnya adalah memiliki makna yang sama dengan hakikat memandu, cara memandu dan pribadi memandu, yang memang telah ditunjukkan dan dijalankan oleh para Pandu pada masa Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia sebelum lahirnya Gerakan Pramuka.

2. Pengertian Gerakan Pramuka

“Gerakan Pramuka adalah singkatan dari gerakan kepanduan PRAja MUda Karana (orang muda yang berkarya) sebagai suatu organisasi masyarakat menetapkan tugas-kewajibannya yakni melaksanakan program pendidikan luar sekolah”3.

Kepramukaan adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda yang diselenggarakan di luar sekolah (pendidikan formal) dan di luar keluarga (pendidikan informal). Pendidikan kepramukaan menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang mempunyai peranan penting dalam melengkapi pendidikan formal di sekolah serta pendidikan informal di keluarga.4

Kepramukaan adalah suatu gerakan, suatu proses, suatu aktivitas yang dinamis dan selalu bergerak maju. Kepramukaan sebagai proses pendidikan dalam bentuk kegiatan, bagi remaja dan pemuda itu dimanapun dan kapanpun selalu berubah sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan kondisi setempat. Peserta didik/Pramuka memberikan Dharma dan Bhaktinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan sekolah dan pendidikan dalam keluarga, mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua pendidikan tersebut. Kepramukaan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, minat untuk melakukan penjelajahan/penelitian, penemuan dan keinginan untuk tahu. Melalui Kepramukaan, peserta didik menemukan dunia lain di luar ruangan kelas,

3

W.P. Napitupulu, Pendidikan Nilai Gerakan Pramuka (Dwisatya dan Dwidarma, Trisatya dan Dasadarma, serta Ikrar), (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2007), h. 2

4

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Revitalisasi Gerakan Pramuka, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2010), h. 13


(22)

peserta didik saling bertukar pendapat, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Peserta didik secara terus menerus dan berkesinambungan terlibat dalam proses pendidikan. Kepramukaan merupakan cara pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia/potensi/akhlak, budi pekerti kaum muda, yang dilaksanakan dengan metodik kepramukaan. Metodik Kepramukaan yang diterapkan dalam semua kegiatan dengan cara:

a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka, yang terdiri dari Janji (Tri Satya) dan Dasa Darma Pramuka.

b. Belajar sambil mengerjakan, peserta didik berpartisipasi aktif bersama rekannya dalam setiap kegiatan yang diikutinya.

c. Kelompok kecil, kegiatan dilakukan dalam kelompok kecil untuk mengembangkan kepemimpinan, keterampilan kelompok, team work, dan rasa tanggungjawab pribadi.

d. Kegiatan yang memberi dorongan, berupa kegiatan progresif yang sesuai dengan kepentingan, minat dan kebutuhan kaum muda. Kegiatan di alam terbuka dimana terjadi kontak dengan alam seisinya yang akan menimbulkan petualangan dan tantangan serta dorongan bagi peserta didik untuk berkarya.

3. Tujuan Gerakan Pramuka

Tujuan dari gerakan Pramuka adalah sebagai berikut :

a. Membentuk kader bangsa yang sekaligus kader pembangunan yang beriman, bertakwa dan bermoral Pancasila serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki kecerdasan emosional. Sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat bangsa dan negara.


(23)

c. Menjadi Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara.5

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriot, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

4. Pengorganisasian Satuan Pramuka

Anak, remaja dan pemuda yang menjadi anggota Gerakan Pramuka adalah kaum muda yang digolongkan sebagai Pramuka Siaga (usia 7 sampai 10 tahun), Pramuka Penggalang (usia 11 sampai 15 tahun), Pramuka Penegak (usia 16 sampai 20 tahun). Sedangkan Pramuka Pandega adalah orang dewasa muda (usia 21 sampai 25 tahun) yang menjadi anggota Gerakan Pramuka.6

Remaja usia pramuka penggalang dihimpun dalam Satuan Pramuka Penggalang yang disebut Regu, satuan kecil ini kemudian dihimpun dalam Pasukan Penggalang. Dalam pasukan inilah Pramuka Penggalang mengalami proses pendidikan progresif yang sesuai dengan perkembangan remaja seusia Pramuka Penggalang.

5. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan pendidikan kepramukaan dengan pendidikan lain,

5

Setyawan, op.cit, h. 120

6

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Penggalang dalam Pasukan Penggalang, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka DKI Jakarta, 2000), h. 68


(24)

keduanya merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan dan dilaksanakan sesuai kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat.

a. Prinsip Dasar Kepramukaan diantaranya adalah : Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya, Peduli terhadap diri pribadinya, Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

b. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui : Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka, Belajar sambil melakukan, Sistem beregu, Kegiatan di alam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan pengembangan rohani dan jasmani peserta didik, Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan, Sistem tanda kecakapan, Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri, dan Kiasan dasar.7

6. Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut Satya dan ketentuan moral yang disebut Darma merupakan salah satu unsur Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan prinsip dasar kepramukaan. Kode Kehormatan Pramuka merupakan kode etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan dirinya. Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu:

a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwi Satya dan Dwi Darma;

b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Tri Satya Pramuka Penggalang dan Dasa Darma;

7

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Membina Pramuka Luar Biasa (PLB), (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka DKI Jakarta, 2009), h. 21-22


(25)

c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasa Darma

d. Kode Kehormatan Anggota Dewasa Gerakan Pramuka terdiri atas Trisatya anggota dewasa dan Dasa Darma.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk janji yang disebut Satya adalah janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotan; tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan Satya; titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, misi, mental/moral, fisik, intelektual, emosional dan sosial baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat lingkungannya.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral yang disebut Darma adalah alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur; upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong peserta didik menentukan, mengahayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota; landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui Kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong; kode etik organisasi dan satuan Pramuka dengan landasan ketentuan moral disusun dan ditetapkan aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan pembuatan putusan.

Kode Kehormatan Pramuka dapat dilaksanakan dengan cara:

a. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing;


(26)

c. Mengenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya;

d. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri, baik lingkungan keluarga dalam kehidupan bermasyarakat, membina persaudaraan dengan Pramuka sedunia;

e. Hidup secara sehat jasmani dan rohani;

f. Belajar mendengar, menghargai pendapat orang lain, membina sikap mawas diri, bersikap terbuka mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan;

g. Membiasakan diri memberi pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti dan sosial, membina kesukarelaan dan kesetiakawanan, membina ketabahan dan sikap putus asa;

h. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang menghadapi masa depan, berupaya melatih ketrampilan dan pengetahuan sesuai dengan kemampuannya, riang gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan;

i. Bertindak dan hidup secara hemat, serasi dan tidak berlebihan, teliti, waspada dan tidak melakukan hal yang mubazir, dengan membiasakan hidup secara bersahaja sebagai tantangan yang dihadapi;

j. Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan kenyataan, berani dalam kebenaran, berani mengaku kesalahan, memegang teguh prinsip dan tantanan yang benar, taat terhadap aturan dan kesepakatan;

k. Membiasakan diri menepati janji, mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggungjawab atas segala tindakan dan perbuatan, bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi;


(27)

l. Mengembangkan daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat gagasan dan menyelesaikan masalah, berhati-hati dalam bertindak, bersikap dan berbicara.8

Bunyi dari Tri Satya bagi Pramuka Penggalang yaitu :

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila

2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

3. Menepati Dasa Darma

Bunyi dari Dasa Darma Pramuka yaitu :

Pramuka itu :

a. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia c. Patriot yang sopan dan kesatria

d. Patuh dan suka bermusyawarah e. Rela menolong dan tabah f. Rajin, terampil dan gembira g. Hemat, cermat dan bersahaja h. Disiplin, berani dan setia

i. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya j. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.9

7. Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penggalang

Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan dengan ukuran minimal wajib dimiliki oleh peserta didik untuk mendapatkan

8

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Penggalang dalam Pasukan Penggalang, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka DKI Jakarta, 2000), h. 40-43

9

Sutriyono, dkk, Panduan Kegiatan Perkemahan dan Keterampilan Pramuka, (Jakarta: Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, 1999), h. 128


(28)

Tanda Kecakapan Umum (TKU). SKU sebagai alat pendidikan merupakan rangsangan dan dorongan bagi para peserta didik untuk memperoleh kecakapan-kecakapan yang berguna, dalam usahanya mencapai kemajuan, dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka. SKU disusun menurut pembagian golongan usia pramuka sehingga terdapat SKU Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega. Pada SKU pramuka penggalang terdiri dari 3 tingkatan yaitu SKU Pramuka Penggalang Ramu (terdiri dari 19 pokok kemampuan), SKU Pramuka Penggalang Rakit (terdiri dari 27 pokok kemampuan), dan SKU Pramuka Penggalang Tetap (terdiri dari 22 pokok kemampuan). Yang secara garis besar dikelompokkan menjadi kemampuan pengalaman Satya Darma Pramuka, kemampuan pemahaman AD&ART Gerakan Pramuka, kemampuan keterampilan kepramukaan, kemampuan menabung, kemampuan berprilaku beragama, kemampuan kepedulian terhadap masyarakat dan lindungan.

Dalam kegiatan kepramukaan SKU merupakan alat pendidikan yang harus diusahakan dapat menjadi pendorong peserta didik untuk berusaha memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang dipersyaratkan untuk dapat berstatus anggota Gerakan Pramuka yang memiliki tingkatan sesuai dengan SKU yang diselesaikannya. Tanda Kecakapan Umum (TKU) merupakan tanda penghargaan yang diberikan kepada peserta didik setelah menyelesaikan SKU melalui ujian-ujian yang dilakukan oleh pembinanya (pembantu pembinanya).

Tabel 2.1 Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penggalang Ramu

No. Penggalang Ramu Tanggal Paraf

1 Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah


(29)

besar agama di Indonesia

3 Dapat menyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia serta nama tempat ibadahnya

4 Islam (* hanya agama Islam yang dicantumkan)

4. Dapat melakukan mandi wajib dan mengerti penyebabnya

5. Dapat melakukan shalat berjamaah

6. Dapat menghafal 5 macam doa harian dan 5 macam surat-surat pendek

5 Dapat menjelaskan tentang emosi

6 Dapat menyampaikan pendapat dengan baik dalam suatu pertemuan pasukan Penggalang

7 Dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat dari penghijauan

8 Dapat mengetahui dan memahami tentang hak dan perlindungan anak

9 Ikut serta dalam kegiatan perkemahan Penggalang sedikitnya 2 hari, sesuai dengan standar perkemahan

10 Dapat menyebutkan tanda-tanda pengenal gerakan Pramuka sesuai dengan golongan dan tingkatannya

11 Mengetahui nama ketua RT hingga Lurah, Camat dan tokoh masyarakat atau setingkatnya ditempat tinggalnya


(30)

12 Dapat mengetahui dan menyebutkan kode kehormatan Pramuka Penggalang

13 Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan penggalang sekurang-kurangnya 8 kali latihan berturut-turut

14 Tahu tentang :

a. Salam Pramuka b. Motto

c. Tahu arti lambang Gerakan Pramuka

15 Dapat menjelaskan sejarah dan kiasan warna serta cara menggunakan bendera merah putih

16 Dapat menjelaskan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan sikap yang benar serta dapat menyanyikan 2 lagu wajib Nasional dan 1 lagu Daerah

17 Dapat menjelaskan tentang lambang Negara RI

18 Dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

19 Telah menabung secara rutin dan setia membayar uang iuran untuk regunya yang diperoleh dari usahanya sendiri

20 Dapat menyebutkan dan menjelaskan manfaat sedikitnya 2 jenis alat teknologi informasi modern


(31)

21 Mengenal dan memilah sampah

22 Dapat menjelaskan teknik penjernihan air

23 Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul hidup, anyam, tiang, pangkal dan dapat menyusuk tali, membuat ikatan serta menyambung dua tongkat

24 Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar

25 Mengenal macam-macam sandi, isyarat morse dan semaphore

26 Selalu berpakaian rapi, memelihara kesehatan dan kebersihan diri serta lingkungannya

27 Dapat baris-berbaris

28 Dapat menjelaskan sedikitnya 3 cabang olahraga dan dapat melakukan 2 jenis cabang olahraga tersebut

29 Mengetahui adanya perbedaan perkembangan fisik tubuh

30 Selalu melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya 30 menit


(32)

Pada SKU Penggalang Ramukompetensi yang harus dipenuhi pada kalimat-kalimat pernyataan tersebut masih bersifat sederhana dengan tingkatan rendah bagi seorang penggalang, masih sebatas pada mengetahui, menjelaskan hal sederhana, dan melakukan kegiatan sehari-hari yang masih bersifat umum dan sederhana. Sedangkan pada tingkatan selanjutnya yaitu pada SKU Penggalang Rakit kompetensi yang harus dipenuhi lebih tinggi tetapi masih pada tingkatan sedang, kelebihannya pada SKU Penggalang Rakit kalimat-kalimat pernyataan sudah memerlukan pemikiran yang lebih luas sesuai dengan perilaku yang akan menuju kedewasaan. Kegiatan yang dilakukan sudah bersifat konkrit dengan apa yang dilakukan sehari-hari, seperti pada kompetensi dapat menjelaskan lebih rinci, membuat sesuatu, menceritakan dan melaksanakan suatu kegiatan atau tindakan sesuai dengan pola pikir mereka. Dan pada SKU Penggalang Terap kompetensi yang akan diukur yaitu bagaimana seorang Penggalang sudah dapat melaksanakan perintah, memimpin, berperan aktif dalam satuan, dan sudah mulai dapat memanfaatkan kemampuan yang ia miliki untuk orang lain.

B. Akhlak Siswa

1. Pengertian Akhlak

Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang merupakan jamak dari al-khuluq atau al-khulq, yang secara etimologi berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan atau adat, keperwiraan, kesatriaan, kejantanan, agama, dan kemarahan (al-gadab).10

Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa “akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral yaitu kelakuan baik merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap manusia”.11

10

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), h. 102

11


(33)

Di dalam al-Mujam al-Wasit disebutkan akhlak ialah “sifat yang tertanam di dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik dan buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”.12

Menurut Ibnu Maskawih sebagai pakar dibidang akhlak mengatakan bahwa akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.13

Al Ghazali memberi definisi akhlak sebagai berikut: Akhlak adalah suatu sikap (bay’ah) yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara‟, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk.14

Menurut Al Ghazali akhlak mempunyai tiga dimensi:

a. Dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan Tuhannya, seperti ibadah dan shalat

b. Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah, dan pergaulannya dengan sesamanya

c. Dimensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasarnya.

Dengan demikian, akhlak itu mempunyai empat syarat, yaitu: perbuatan baik dan buruk, kesanggupan melakukannya, mengetahuinya, sikap mental yang membuat jiwa cenderung kepada salah satu dari dua sifat tersebut, sehingga mudah melakukan yang baik atau yang buruk.

12

Ibrahim Anis, al-Mujam al-Wasit, Jilid I, (Cairo: Dar al-Ma‟arif, 1972), h. 202 13

Ibnu Maskawih, Tahzib al-Akhlak wa Tathir al-Arbitrasi’rad, (Mesir: al-Mathba‟ah al -Mishriyah, 1934), h. 40

14

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf nilai-nilai akhlak/budipekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 28-29


(34)

Dan dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya, sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik yang disebut dengan akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya.

2. Macam-macam Akhlak

a. Akhlak Al-Karimah

Akhlak Al-Karimah atau akhlak yang mulia amat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Akhlak Terhadap Allah

Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat-sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya. Mengapa manusia harus berakhlak baik terhadap Allah dikarenakan yaitu karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala keistimewaan dan kesempurnaannya, karena Allah memberikan perlengkapan pancaindera hati nurani dan naluri kepada manusia, karena Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana kehidupan yang terdapat di bumi, dan karena Allah telah memuliakan dengan memberikan kemampuan menguasai daratan dan lautan.15

Contoh akhlakul karimah terhadap Allah seperti selalu Menauhidkan Allah, Takwa kepada Allah, Dzikrullah, Tawakal.

2. Akhlakul Karimah Terhadap Sesama Manusia

15


(35)

Akhlakul karimah terhadap sesama manusia pada dasarnya bertolak kepada keseluruhan budi dalam menempatkan diri kita dan menempatkan diri orang lain pada posisi yang tepat. Hal ini merupakan refleksi dari totalitas kita dalam menghambakan diri kepada Allah Swt. Sehingga akhlakul karimah yang kita alamatkan terhadap sesama manusia semata-mata didasari oleh akhlakul karimah yang kita persembahkan kepada-Nya.

Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap sesama manusia diantaranya adalah jujur, ikhlas, amanah, tawadhu, sabar, kasih sayang, pemaaf, penolong, berani, adil, rajin, disiplin, kreatif, sederhana, baik sangka, dermawan, toleransi, berbakti kepada orangtua dan iffah. Bila akhlakul karimah diamalkan oleh setiap muslim dalam kehidupannya maka akan terwujud keharmonisan atau kerukunan di antara sesama dan masyarakat.16

Contoh akhlakul karimah terhadap sesama seperti berbuat baik kepada tetangga, dan suka menolong orang lain.

3. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Berakhlak yang baik pada diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya. 17

Manusia diciptakan oleh Allah Swt. Dengan segala kelengkapan jasmaniah dan rohaniahnya. Manusia diciptakan dengan dilengkapi rohani seperti akal pikiran, hati, naluri, nurani, perasaan dan kecakapan batiniah atau bakat. Dengan kelengkapan rohani ini manusia dapat memecahkan berbagai masalah yang

16

Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009), h. 13-14

17


(36)

dihadapinya secara konseptual dan memberikan kasih sayang, yang selanjutnya dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan peradaban yang mengangkat harkat dan martabatnya. Untuk menjalankan perintah Allah dan bimbingan Nabi Muhammad Saw. Maka setiap umat Islam harus berakhlak dan bersikap sebagai berikut: Hindari minuman beracun/keras, Hindarkan perbuatan yang tidak baik, Memelihara kesucian jiwa, Pemaaf dan pemohon maaf, Sikap sederhana dan jujur,Hindari dari perbuatan tercela, Sabar, Syukur, Amanah, Benar (Ash-Shidqu), Menepati Janji (Al-Wafa’), dan Memelihara kesucian diri ( Al-Ifafah).

4. Akhlak Terhadap Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik itu binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur‟an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.18

Contoh akhlakul karimah terhadap lingkungan dengan memelihara dan menyantuni binatang serta memelihara dan menyayangi tumbuh-tumbuhan.

b. Akhlak al-Mazmumah

Akhlak yang tercela secara umum adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik. Namun ajaran Islam tetap

18


(37)

membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya.

Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak tercela, diantaranya: Syirik, Berbohong, Takabur (sombong), Dengki, Bakhil, Kufur, Nifaq dan Fasiq, Ujub, Mengumpat dan mengadu domba, dan bersifat riya‟.

Lebih lanjut keadaan jiwa itu adakalanya menampakkan sifat labil di dorong oleh fitrah manusia untuk melakukan atau tak melakukan perbuatan seperti takut dan lain-lain. Selain itu suasana jiwa adakalanya dipengaruhi adat istiadat, seperti orang terbiasa jujur, dermawan.

Berbeda dengan etika dan moral yang lebih menampilkan aspek lahiriah, maka akhlak mencakup perbuatan atau keadaan lahir dan batin. Dalam hubungan ini Allah berfirman dalam al-Qur‟an sebagai berikut:

رْيغب ىْغبْل ْثإْل طبا ا ْ ر ظ ا شح فْل ىِبر َرحا َإ ْلق ْعتال ا هَل ى ع۟ا ل قت أ اًطْس ۦهبْلِّ يْ لا هَل ب۟ا كرْشت أ ِّحْل

“Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-A‟raaf : 33)

Ayat diatas menyatakan bahwa Allah mengharamkan segala perbuatan keji baik yang nampak maupun yang tersembunyi dalam batin manusia. Rohani manusia sebagaimana jasmaninya, dapat terkena penyakit dan justru penyakit rohani itu yang lebih membahayakan dan apabila penyakit rohani manusia itu telah mencapai puncaknya, maka terjadilah apa yang disebut “krisis akhlak” yakni keadaan genting dimana akhlak telah demikian rusaknya


(38)

sehingga menyebabkan terjadinya kemerosotan moral dalam kehidupan manusia.19

3. Tujuan Akhlak

Tujuan akhlak adalah untuk memberikan pedoman atau petunjuk bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Dan setelah dapat membedakannya maka kita harus memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk. Mengerjakan yang baik secara terus menerus akan menjadi kebiasaan dan sifat, yang akhirnya menjadi kepribadian. Dan apabila akhlak ditegakkan akan membentuk individu dan masyarakat yang suci, selalu menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan dalam semua aspek kehidupan. Dan setiap muslim yang berakhlak baik dapat memperoleh Ridha Allah Swt dalam setiap perbuatannya, dapat memiliki kepribadian muslim yang sesuai dengan ajaran Islam, dan mendapatkan kemuliaan serta terhindar dari perbuatan yang tercela.20

4. Manfaat Akhlak

Orang yang berakhlak karena ketakwaan kepada Tuhan semata-mata, maka dapat menghasilkan kebahagiaan, antara lain:

a. Mendapatkan tempat yang baik di dalam masyarakat b. Akan disenangi orang dalam pergaulan

c. Akan dapat terpelihara dari hukuman yang sifatnya manusiawi dan sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan

d. Orang yang bertakwa dan berakhlak mendapat pertolongan dan kemudahan dalam memperoleh keluhuran, kecukupan dan sebutan yang baik

e. Jasa manusia yang berakhlak mendapat perlindungan dari segala penderitaan dan kesukaran.

19

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf nilai-nilai akhlak/budipekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 59-60

20


(39)

Dengan bekal akhlak yang baik maka seseorang dapat mengetahui batas mana yang baik dan batas mana yang buruk. Juga dapat menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya, dengan maksud dapat menempatkan sesuatu pada proporsi yang sebenarnya.21

5. Faktor Pembentukan Akhlak Siswa

Akhlak adakalanya merupakan insting yang tumbuh tanpa memerlukan latihan, namun mayoritas akhlak manusia terbentuk karena latihan atau pengaruh dari dalam dan luar diri manusia. Jadi jelas bahwa akhlak seseorang itu dapat dirubah, sebagaimana manusia dapat mengubah tabiat binatang yang liar menjadi jinak. Sebagai contoh pula seperti biji buah apel tidak akan dapat menjadi buah apel tanpa diolah (dengan cara ditanam dan dirawat) oleh manusia, begitu juga dengan akhlak, akhlak yang baik tidak akan bisa tumbuh dan bermanfaat bagi manusia apabila manusia itu tidak ingin untuk melatih, merawat dan merubahnya kearah yang lebih baik. Apabila akhlak tercela yang dimiliki seseorang tidak diperbaiki untuk menjadi yang lebih baik maka selama ia hidup akhlak yang tercela akan mengiringi kehidupannya sehari-hari.

6. Upaya Dalam Mendidik Akhlak Siswa

Pendidikan akhlak bagi siswa mutlak harus dilaksanakan upaya-upaya yang dapat dilaksanakan antara lain:

a. Memantapkan pelaksanaan agama, yang tidak hanya terbatas pada shalat, puasa, haji, zakat tetapi harus mencakup keseluruhan hidup dan menjadi pengendali dalam segala tindakan. 22

b. Menciptakan rasa aman dalam keluarga dan masyarakat, rasa aman merupakan faktor yang mempengaruhi akhlak, diantara faktor timbulnya kerusakan moral adalah perasaan gelisah dan kurang

21

Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 26 22

Zakiah Darajat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 66


(40)

aman. Rasa aman ini harus diciptakan oleh keluarga dan pemerintah (aparat terkait).

c. Memperbanyak bimbingan dan penyuluhan untuk mengarungi kegelisahan siswa dalam menghadapi problem hidup baik itu konsultasi di lingkungan sekolah maupun badan konsultasi di masyarakat.

d. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal perkembangan pribadi yang wajar.

e. Pengisian waktu luang, pengaturan untuk mengisi waktu luang harus terprogram dengan baik dan menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan latihan keterampilan, pengembangan minat dan bakat, yang dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan bagi yang mempunyai bakat.

f. Pendidikan akhlak harus menggunakan seluruh kesempatan, berbagai sarana termasuk teknologi modern, kesempatan berkreasi, pameran, kunjungan, berkemah, sebagai peluang untuk membina akhlak. Demikian juga sarana seperti masjid, radio, televisi, taman, internet dan sebagainya.

C. Kajian Penelitian Relevan

1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi yang dilakukan oleh Nurul Hidayah (2010) dengan judul “Efektivitas kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka dalam Menanamkan Nilai-nilai Agama Islam di MAN Wates I Kulon Progo, Yogyakarta”. Dari analisis diperoleh kesimpulan bahwa penanaman nilai-nilai agama Islam dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka di MAN Wates I Kulon Progo dinyatakan efektif, karena didalam kegiatan tersebut ditanamkan nilai-nilai akhlak yang meliputi nilai kedisiplinan, nilai kemandirian, nilai kepemimpinan, nilai kesederhanaan, nilai persaudaraan, nilai kedewasaan, dan nilai kesabaran.

Terdapat perbedaan antara penelitian Nurul Hidayah dengan peneliti sendiri yang terletak pada materinya. Nurul Hidayah menerapkan


(41)

nilai-nilai islam pada tingkat sekolah menengah atas yang pola pikirnya sudah mendekati sikap-sikap seperti disebutkan diatas yang sebagian besar siswa sudah memiliki sikap kedewasaannya masing-masing. Sedangkan, peneliti hanya memfokuskan pada pengaruh kegiatan pramuka tersebut dengan akhlak siswa jadi apakah ada pengaruhnya antara kegiatan pramuka dengan akhlak siswa dengan materi pengamatan secara umum pada siswa sekolah menengah pertama yang pola pikir dan pengalaman pembentukan akhlaknya masih dalam proses berkembang.

2. Penelitian yang relevan yang kedua adalah skripsi yang dilakukan oleh Fitri Anggriani (2013) dengan judul “ Pengaruh Kegiatan Pendidikan Kepramukaan terhadap Perilaku Peserta Didik SMAN 1 Sungai Kakap, Pontianak, Kalimantan Barat”. Pada penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara kegiatan pendidikan kepramukaan terhadap perilaku peserta didik SMAN 1 Sungai Kakap melalui penerapan pembelajaran sehari-hari dan sesuai dengan isi Dasa Darma Pramuka.

Terdapat persamaan dan perbedaan pula pada penelitian Fitri Anggriani dengan peneliti sendiri, persamaannya yaitu terletak pada aspek penilaian penelitian, yaitu dengan menggunakan penerapan pembelajaran dengan mengungkap isi dan tujuan pada Dasa Darma Pramuka. Sedangkan perbedaannya yaitu Fitri Anggriani selain meneliti aspek pada isi Dasa Darma ia juga menggunakan penilaian pada aspek bertahan hidup dan bermasyarakat karena Fitri Anggriani meneliti pada siswa SMAN yang sudah dapat berfikir lebih mendalam lagi tentang cara bertahan hidup dan bermasyarakat tetapi peneliti sendiri tidak terlalu fokus dan terperinci hanya pada penilaian perilaku sehari-hari siswa dengan mengacu pada pola pikir siswa di sekolah menengah pertama.


(42)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Kembangan yang beralamat Jl. Jeruk Manis Kav. DKI Blok VI Kelurahan Meruya Utara Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Penelitian ini dimulai sejak bulan Mei sampai Juli tahun 2014.

B. Metode Penelitian

Skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.23 Metode yang digunakan adalah survei yang pada umumnya menggunakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan dan jumlahnya biasanya cukup besar.24 Juga dengan menggunakan teknik korelasional, yaitu teknik analisis statistik mengenai hubungan antar dua variabel atau lebih.25

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.26

23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 8.

24

Winarno Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsito, 1980) h. 141. 25

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 188. 26


(43)

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi di SMP Kembangan khususnya kelas VIII yang sedang mengikuti kegiatan pramuka disekolah yang berjumlah 45orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya dikarenakan keterbatasan dana, waktudan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Atau bisa disebut juga sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.27Karena populasinya hanya ada 45 orang, maka untuk sampelnya diambil seluruh siswa-siswi yang aktif mengikuti kegiatan pramuka tersebut, yakni 45 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang akan diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data :

1. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistesmatis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.28

Dalam observasi ini penulis langsung mengamati siswa-siswi SMP Kembangan Jakarta Barat untuk menambah informasi secara nyata dalam hubungannya antara kegiatan pramuka dengan akhlak siswa.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk alat penelitian yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun

27

Ibid, h. 81. 28

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: prinsip, teknik dan prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 153.


(44)

tidak langsung dengan peserta didik atau narasumber.29 Wawancara yang akan digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua informan, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden.

Dalam wawancara ini teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung kepada Kepala SMP Kembangan dan Pembina Pramuka di SMP Kembangan.

Data dari observasi dan wawancara tersebut dijadikan sebagai data awal bagi penulis yang telah dipaparkan pada bab I, tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah.

3. Angket ( Kuesioner )

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.30

Angket dalam penelitian ini yaitu untuk variabel kegiatan pramuka ( variabel X ) menggunakan pilihan ganda dengan tipe pilihan yaitu Selalu ( S ), Sering ( SR ), dan Tidak Pernah ( TP ). Sedangkan untuk variabel akhlak siswa ( variabel Y ) digunakan skala sikap dengan tiga pilihan yaitu Setuju ( S ), Tidak Setuju ( TS ), dan Tidak Tahu ( TT ). Untuk penskorannya antara variabel X dan Y sama, yaitu :

Variabel X : Selalu : 3 Sering : 2 Tidak Pernah : 1 Variabel Y : Setuju : 3 Tidak Setuju : 2 Tidak Tahu : 1

29

Ibid, h. 157.

30


(45)

Tabel 3.1Kisi-kisi Angket Kegiatan Pramuka ( Variabel X )

Sub Variabel Indikator Nomor

Soal

Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

-Saya menjalankan shalat wajib 5 waktu

-Saya memberikan sedekah minimal 1 minggu sekali

-Selesai shalat magrib saya membaca al-Quran

-Saya membaca doa ketika memulai dan mengakhiri aktifitas

1 2

3

4

Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

-Saya membuang sampah pada tempatnya

-Saya menanam pohon dan menjaga lingkungan sekitar

-Saya turut prihatin terhadap orang yang mengalami musibah

-Saya melakukan kerja bakti bersama warga

5

6

7

8

Patriot yang sopan dan kesatria

-Saya menyapa dan mengucapkan salam kepada orang yang baru ditemui

-Saya mencium tangan guru atau orang yang lebih tua dari saya -Saya datang ke sekolah tepat waktu -Saya membantu pekerjaan orang tua

dirumah

9

10

11 12

Patuh dan suka bermusyawarah

-Saya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru

-Saya berpakaian rapi di sekolah

13


(46)

-Saya mengikuti kegiatan kemah dalam kegiatan pramuka di sekolah

15

Rela menolong dan tabah -Saya menegur teman yang suka mengejek teman yang lainnya -Saya bersabar dalam menerima

kesulitan

-Saya meminjamkan pulpen kepada teman yang tidak membawa ketika belajar di kelas

16

17

18

Rajin, terampil dan gembira

-Saya melaksanakan piket sesuai jadwal di kelas

-Saya bermain bersama teman-teman saat jam istirahat

-Saya menghibur teman yang sedang bersedih

19

20

21

Hemat, cermat dan bersahaja

-Saya menyisihkan uang jajan untuk di tabung

-Saya membelanjakan uang jajan hanya untuk hal yang bermanfaat -Saya membayar uang kas yang telah

ditetapkan di kelas

22

23

24

Disiplin, berani dan setia -Saya mengikuti kegiatan pramuka di setiap pertemuan

-Saya mengakui kesalahan saat saya melanggar peraturan

-Saya menjaga nama baik sekolah

25

26

27

Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

-Saya mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu -Saya menyampaikan pesan yang

diberikan guru untuk orangtua

28


(47)

Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

-Saya menghargai pendapat orang lain

-Ketika sedang mengerjakan ulangan, saya tidak mencontek

30 31

Tabel 3.2Kisi-kisi Angket Akhlak Siswa ( Variabel Y ) Sub

Variabel Indikator

Nomor Soal Positif Negatif

Akhlak Terhadap Allah

-Ketika sudah masuk waktu shalat maka harus segera melaksanakan shalat -Selalu berprasangka baik kepada Allah -Orang suka memakai jimat untuk

mendapatkan ilmu kekebalan -Beribadah sesuai dengan sunnah

Rasulullah

-Rajin shalat berjamaah agar dikatakan sebagai orang alim

-Melaksanakan segala perintah Allah sebagai rasa kecintaan kepada Allah

1 2 4 6 3 5 Akhlak Terhadap Sesama Manusia

-Mentaati perintah orang tua adalah hal yang baik

-Orang yang mengalami kesusahan harus selalu di tolong

-Menyisihkan rezeki kita untuk orang yang membutuhkan

-Mengejek apabila orang lain memiliki kekurangan 7 8 9 10 Akhlak Terhadap

-Memetik tumbuhan secara sembarangan merupakan perbuatan dosa


(48)

Lingkung an

-Mencorat-coret tembok merupakan perbuatan yang kreatif

-Menebang pohon sembarangan untuk dimanfaatkan kayunya

12

13 Akhlak

Terhadap Diri Sendiri

-Malu disaat melakukan kesalahan -Mandi dan selalu membersihkan diri

sebagai salah satu perilaku hidup sehat -Sinta memilih-milih teman dalam bergaul -Ketika mendapat musibah hendaklah

bersabar dan tetap bersemangat -Joni meraih peringkat pertama dikelas

karena semata-mata hasil usahanya sendiri -Menutupi kesalahan diri sendiri dengan

cara berbohong

-Menyombongkan diri dengan kelebihan yang dimiliki

-Bahagia apabila melihat orang lain mengalami kesusahan

-Memakan makanan yang halal dan sehat

14 15

17

21

22

16

18

19

20

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan 2 cara yaitu analisis deskriptif statistik dan analisis inferensial statistik.

Analisis deskriptif adalah analisis untuk mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing-masing variabel penelitian secara tunggal, analisis ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif yang meliputi tabel distribusi, frekuensi, grafik, ukuran pemusatan (rata-rata, median, modus, dan quartil), dan ukuran penyebaran (rentang, standard deviasi, koefisien varians, skewness, dan kurtosis). Analisis inferensial adalah analisis untuk menarik kesimpulan untuk


(49)

∑ - ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

menggeneralisasi populasi berdasarkan hasil pengujian hipotesis dari data sampel.31

F. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian

: Tidak terdapat korelasi positif dan signifikan antara kegiatan pramuka dengan akhlak siswa

: Terdapat korelasi antara kegiatan positif dan signifikan pramuka dengan akhlak siswa

2. Hipotesis Statistik

Berdasarkan pada rumusan masalah yaitu terdapatkah hubungan yang positif dan signifikan antara mengikuti kegiatan pramuka dengan akhlak siswa. Data ke dua variabel adalah data rasio, oleh karena itu teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan hipotesis statistik yang digunakan yaitu :

: 0 : > 0

: Jika r hitung (rxy) sama atau lebih kecil dari pada r tabel maka, di terima

: Jika r hitung (rxy) lebih besar dari pada r tabel maka, diterima dan di .

Untuk analisis hipotesis statistik digunakanlah rumus Korelasi

Product Moment yaitu : Tabel 3.3 Rumus Korelasi Product Moment

31

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 58


(50)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah

1. Sejarah Singkat SMP Kembangan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kembangan merupakan bagian dari Yayasan Al-Husna yang didirikan pada tanggal 24 April 1979, berlokasi di Jalan Raya Jeruk Manis Kav. DKI Blok VI Meruya Utara Kelurahan Meruya Utara Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

SMP Kembangan berdiri diataslahan perguruan seluas 1000 meter persegi dan luas bangunan 800 meter persegi. SMP Kembangan melaksanakan waktu pembelajaran yaitu pada siang hari, berdampingan dengan MI Al-Husna yang melaksanakan waktu pembelajaran di pagi hari.

Berdirinya SMP Kembangan adalah buah dari perjuangan yang panjang dari para pendirinya dan juga masyarakat yang membutuhkan wadah pendidikan yang tetap mengedepankan nilai-nilai islami tetapi tetap menyeimbangkan mutu pendidikan dasar Nasional dan perkembangan modern ini.

Pembelajaran di SMP Kembangan mengikuti kurikulum Nasional yang berada pada naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi menambahkan kurikulum pelajaran-pelajaran setingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) yaitu pelajaran-pelajaran fikih, Bahasa Arab, Sejarah Kebudayaan Islam, Al-Quran Hadis, dan Akidah Akhlak sebagai pelajaran muatan lokal (Mulok).

2. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi

Menciptakan siswa-siswi yang Berakhlaq Mulia Disiplin Berprestasi Berlandaskan Iman dan Taqwa.


(51)

b. Misi

1. Menanamkan keimanan kepada siswa dengan berkewajiban melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

2. Menanamkan kepada siswa untuk berakhlaq mulia terhadap orangtua, guru, dan sesama.

3. Menanamkan hidup disiplin, menghargai waktu dan tata tertib baik di sekolah maupun masyarakat.

4. Menyelenggarakan bimbingan dan pembelajaran kepada siswa sesuai kurikulum yang berlaku dengan efektif, efisien, dan tuntas. 5. Menyelenggarakan study kelompok mata pelajaran eksakta, sosial

dan bahasa untuk membangkitkan semangat dan prestasi belajar siswa.

6. Menyelenggarakan kegiatan ekstra kulikuler untuk menyalurkan minat dan bakat siswa.

7. Menyelenggarakan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga sekolah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, nyaman, aman dan kekeluargaan.

c. Tujuan

1. Mendidik siswa/i menjadi insan yang berkarakter dengan dilandasi keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.

2. Mendidik siswa/i menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, serta menghormati dan mentaati kedua orangtua dan guru-gurunya. 3. Mendidik siswa/i menjadi warga negara Indonesia yang mencintai

bangsa dan negaranya sertaa peduli kepada lingkungan dan masyarakatnya, dengan berlandaskan Aqidah Islam, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

4. Mendidik siswa/i menjadi insan Indonesia yang siap menyongsong Era Globalisasi dengan memiliki kemampuan intelektual serta menguasai keterampilan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.


(52)

B. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan terhadap 45 responden yang terdiri dari atas siswa-siswi kelas VIII SMP Kembangan Jakarta Barat. Variabel yang diukur meliputi variabel kegiatan pramuka (X), dan akhlak siswa (Y). Data mentah hasil penelitian akan disajikan dalam lampiran tersendiri.

Penyajian deskripsi data berurut-urut dimulai dari variabel kegiatan pramuka siswa (X), dan akhlak siswa (Y) dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan grafik kombinasi histogram.

1. Variabel Kegiatan Pramuka Siswa

Skor kegiatan pramuka siswa yang telah diolah menghasilkan hasil perhitungan yaitu skor terendah 57 dan skor tertinggi 79 dengan rentang skor 79 jumlah kelas 6 dengan interval 13. Diperoleh rata-rata skor sebesar 71,40, simpangan baku 5,10, modus 72, dan median 71,40. Data selengkapnya dan hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 63 distribusi frekuensi disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Nilai Responden Kegiatan Pramuka

Responden Nilai

A1 72

A2 71

A3 71

A4 74

A5 70

A6 73

A7 71


(53)

A9 64

A10 62

A11 76

A12 77

A13 74

A14 73

A15 77

A16 73

A17 72

A18 73

A19 76

A20 72

A21 68

A22 69

A23 62

A24 73

A25 72

A26 66

A27 62

A28 68

A29 69

A30 72

A31 57

A32 63


(54)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kegiatan Pramuka Siswa

Nilai Frekuensi f. Kum f. Relatif (%)

57-69 13 13 0,29

70-83 32 45 0,71

45 1,00

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa siswa yang memiliki keaktifan mengikuti kegiatan pramuka disekolah sebanyak 32 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 70-83. Sedangkan siswa yang kurang aktif pada kegiatan pramuka disekolah sebanyak 13 orang siswa yang memperoleh nilai dengan interval 57-69.

A34 77

A35 70

A36 75

A37 78

A38 79

A39 78

A40 79

A41 72

A42 66

A43 69

A44 75


(55)

0 5 10 15 20 25 30 35

57-69 70-83

Series1

Tabel 4.3 Histogram Skor Kegiatan Pramuka Siswa 2. Variabel Akhlak Siswa

Skor akhlak siswa yang telah diolah menghasilkan hasil perhitungan yaitu skor terendah 38 dan skor tertinggi 56 dengan rentang skor 56 jumlah kelas 6 dengan interval 9. Diperoleh rata-rata skor sebesar 44,82, simpangan baku 3,47, modus 43, dan median 44,82. Data selengkapnya dan hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 65. distribusi frekuensi disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.4 Nilai Responden Akhlak Siswa

Responden Nilai

B1 45

B2 41

B3 41

B4 38

B5 49


(56)

B7 46

B8 43

B9 43

B10 43

B11 42

B12 43

B13 44

B14 50

B15 49

B16 44

B17 49

B18 42

B19 43

B20 45

B21 42

B22 44

B23 45

B24 46

B25 47

B26 46

B27 46

B28 48

B29 45

B30 48


(57)

B32 45

B33 46

B34 48

B35 38

B36 41

B37 45

B38 39

B39 43

B40 51

B41 47

B42 44

B43 47

B44 56

B45 46

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Akhlak Siswa Siswa

Nilai f f. Kum f. Relatif (%)

38-47 36 36 0,80

48-56 9 45 0,20

45 1,00

Berdasarkan tabel distribusi diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang paling banyak adalah siswa yang berakhlak sedang sampai rendah, yaitu 36 orang siswa yang memperoleh nilai interval 38-47.


(58)

0 5 10 15 20 25 30 35 40

38-47 48-56

Series1

Sedangkan yang memiliki akhlak baik ada 9 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 48-56.

Tabel 4.6 Histogram Skor Akhlak Siswa C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas terhadap variabel penelitian menggunakan uji Lillefors (L0). Perhitungan hasil uji normalitas secara lengkap dapat dilihat pada rangkuman hasil analisis disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data

No. Variabel L0 L tabel Kesimpulan

1. X 0,765 0,886 Normal

2. Y 0,757 0,886 Normal

Keterangan Variabel :

X : Kegiatan pramuka siswa Y : Akhlak siswa

Hasil perhitungan tersebut menunjukan seluruh nilai L0 lebih kecil


(59)

diketahui bahwa data normal, dan pada Y harga L0 = 0,757  Ltabel = 0,886 dengan demikian data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Dalam perhitungan penelitian ini dilakukan uji homogenitas seperti terdapat pada lampiran 9 halaman 67 Hasil selengkapnya dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data

Diperoleh bahwa nilai Fhitung = 1,20 <F tabel = 110,90 dengan demikian data berdistibusi homogen.

3. Uji Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data diperolehlah hasil x= 3213,y=

2017,xy= 144092,x2= 230553,y2= 90937,(x)2= 10323369,(y)2= 4068289, data lengkap akan dilampirkan pada lampiran 10 halaman 68-70sehingga di konsultasikan dalam rumus korelasi product moment

yaitu:

Dengan perhitungan :

rxy = 45 x 144092 – (3213)(2017) | 45 x 230553 – (3213) 2 || 45 x 90937 - (2017)2| = 6484140 -6480621

[51516] [23876]

Sampel n db=(n-1) Fhitung= F tabel=

Pramuka 45 44 1,20 110,90

Akhlak 45 44

  

 

 

 

 

2 2

2 2

y y

N x x

N

y x xy

N rxy


(1)

(2)

(3)

UJI REFERENSI

Skripsi berjudul “Korelasi Antara Kegiatan Pramuka dengan Akhlak Siswa Kelas VIII di SMP Kembangan Jakarta Barat” disusun oleh Dwi Hilwani NIM. 801111000592, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 8 Oktober 2014.

Jakarta, 8 Oktober 2014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Masan, AF


(4)

Uji Referensi

Nama : Dwi Hilwani NIM : 18100110000039

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Korelasi Antara Kegiatan Pramuka dengan Akhlak Siswa Kelas VIII di SMP Kembangan Jakarta Barat

No Nama Buku dan Halaman Paraf Dosen

Pembimbing BAB I

1

W.P. Napitupulu, Pendidikan Nilai Gerakan Pramuka (Dwisatya dan Dwidarma, Trisatya dan Dasadarma, serta Ikrar), (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2007), h. 1

BAB II

2 Setyawan, Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka, (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2010), h. 113

3

W.P. Napitupulu, Pendidikan Nilai Gerakan Pramuka (Dwisatya dan Dwidarma, Trisatya dan Dasadarma, serta Ikrar), (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2007), h. 2

4

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Revitalisasi Gerakan Pramuka, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2010), h. 13

5 Setyawan, Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka, (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2010), h. 120

6

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Penggalang dalam Pasukan

Penggalang, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka DKI Jakarta, 2000), h. 68

7

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Membina Pramuka Luar Biasa (PLB), (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka DKI Jakarta, 2009), h. 21-22

8

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Penggalang dalam Pasukan

Penggalang, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka DKI Jakarta, 2000), h. 40-43

9 Sutriyono, dkk, Panduan Kegiatan Perkemahan dan Keterampilan Pramuka, (Jakarta: Kwartir Daerah Gerakan


(5)

Pramuka, 1999), h. 128

10 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), h. 102

11 Ibrahim Anis, Mujam Wasit, Jilid I, (Cairo: Dar al-Ma‟arif, 1972), h. 202

12

Ibnu Maskawih, Tahzib Akhlak wa Tathir

al-Arbitrasi’rad, (Meir: al-Mathba‟ah al-Mishriyah, 1934), h.

40 13

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf nilai-nilai

akhlak/budipekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 28-29

14

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf nilai-nilai

akhlak/budipekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 49-52

15 Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009), h. 13-14 16

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf nilai-nilai

akhlak/budipekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 54-55

17 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 152

18

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf nilai-nilai akhlak/budipekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 59-60

19 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 211-212

20 Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 26

BAB III

21 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 8.

22 Winarno Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsito, 1980) h. 141.

23 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 188.

24 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 80

25 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 81


(6)

26 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: prinsip, teknik dan prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 153. 27 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: prinsip, teknik dan

prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 157. 28 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 142 29

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 58

Jakarta, Oktober 2014 Dosen Pembimbing

Masan AF, M. Pd


Dokumen yang terkait

Perbedaan akhlak antara siswa yang tinggal di lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren (studi komparasi siswa MTs. Al-Hidayah Basmol, Kembangan Jakarta Barat)

1 8 86

Strategi pembelajaran baca tulis al-Qur'an siswa kelas V SDN Kembangan Selatan 02 pagi kecamatan Kembangan Jakarta Barat

1 4 72

Profesionalisme guru di SMK Satria srengseng kembangan Jakarta Barat

0 4 104

Pengaruh kompetensi sosial guru PAI terhadap akhlak sosial siswa di sekolah: penelitian di SMP-IT Al-Qomar Kelas VIII Tegal Alur Jakarta Barat

1 12 108

KORELASI ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN PRAMUKA DENGAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V Korelasi Antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Pramuka Dengan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SDN Laggenharjo 02 Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 1 14

PENDAHULUAN Korelasi Antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Pramuka Dengan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SDN Laggenharjo 02 Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 1 6

KORELASI ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN PRAMUKA DENGAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V Korelasi Antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Pramuka Dengan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SDN Laggenharjo 02 Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 1 15

KORELASI ANTARA EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA Korelasi Antara Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kedisiplinan Belajar Pada Siswa Kelas V Di SD N Bratan 1 Tahun Ajaran 2013 / 2014.

0 1 16

KORELASI ANTARA KEGIATAN KEAGAMAAN DENGAN PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI SMA ISLAM SIDOARJO.

0 0 136

KORELASI ANTARA KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DENGAN KARAKTER SISWA KELAS V MIN PAJU PONOROGO TAHUN PELAJARAN 20172018

0 0 99