STUDI TENTANG PEMBELAJARAN GAMELAN DEGUNG II DI JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK UPI.

(1)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul Studi Tentang Pembelajaran Gamelan Degung II di

Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI bertujuan untuk memberikan gambaran

tentang konsep, strategi dan pemanfaatan media bantu dalam pembelajaran gamelan degung. Metode deskriptif yang digunakan bertujuan untuk menggambarkan proses pembelajaran yang terjadi sesungguhnya melalui pendekatan kualitatif. Data terkumpul melalui tehnik observasi, wawancara dan pendokumentasian yang selanjutnya diolah dengan sistem reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil temuan yang didapat, konsep pembelajaran yang digunakan adalah konsep penularan seni dan konsep pemfungsian seni. Konsep tersebut tertuang dalam sebuah strategi dengan mengadaptasi model Carl Orf, sedangkan pendekatan pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah, yaitu pendekatan Induktif. Pendekatan tersebut dibantu dengan mengkombinasikan metode-metode pembelajaran diantaranya metode ceramah, demonstrasi, penugasan, peniruan, latihan, kerja kelompok, diskusi dan tutor sebaya. Adapun media yang digunakan adalah seperangkat gamelan degung dan ditambah media bantu berupa media tiruan gamelan degung. Dengan penerapan konsep dan strategi tersebut, maka pembelajaran gamelan degung II dilaksanakan secara efektif dan efisien. Harapannya, temuan tersebut dapat memberikan kontribusi bagi metodologi pembelajaran seni khususnya pembelajaran gamelan degung.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR PARTITUR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 9

A. Pembelajaran Seni ... 9

B. Strategi Pembelajaran Seni ... 14

C. Komponen Pembelajaran ... 19

1. Tujuan pembelajaran ... 20

2. Materi pembelajaran ... 20

3. Kegiatan pembelajaran ... 21

4. Metode pembelajaran ... 21

5. Media pembelajaran ... 24

6. Sumber Belajar ... 27

7. Evaluasi pembelajaran ... 28

D. Gamelan degung ... 28

1. Latar Belakang Gamelan Degung ... 28

2. Nama dan Fungsi Waditra Gamelan Degung ... 31

3. Fungsi gamelan degung ... 35

4. Tehnik Penyajian Gamelan Degung ... 35

5. Jenis-jenis Tabuhan Bonang ... 36

6. Laras ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. Subyek Penelitian ... 40

B. Desain Penelitian ... 41

C. Metode Penelitian ... 45

D. Definisi Oprasional ... 46


(3)

vii

F. Tehnik pengumpulan data ... 47

G. Analisi Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

1. Konsep Pembelajaran Gamelan Degung ... 51

2. Strategi Pembelajaran Gamelan Degung ... 53

B. Pembahasan dan Analisis ... 86

1. Konsep pembelajaran Gamelan Degung II ... 86

2. Strategi Pembelajaran Gamelan Degung II ... 91

a. Model Pembelajaran Gamelan degung II ... 91

b. Pendekatan pembelajaran Gamelan Degung II ... 100

c. Metode Pembelajaran Gamelan Degung II ... 101

d. Strategi Menumbuhkan Motivasi ... 106

3. Pemanfaatan media tiruan ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118


(4)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Konsep, Fungsi dan Ruang Lingkup Belajar Pendidikan Seni ... 12

Tabel 2. 2 Pengelompokan Media Pembelajaran ... 26

Tabel 2. 3 Pembagian Waditra Gamelan Degung ... 31

Tabel 4. 1 Metode-metode Pembelajaran Gamelan Degung ... 105


(5)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Skema Seni Dalam Pendidikan ... 13

Gambar 2. 2 waditra bonang ... 32

Gambar 2. 3 Waditra jenglong ... 32

Gambar 2. 4 Waditra saron ... 33

Gambar 2. 5 Waditra peking ... 33

Gambar 2. 6 Waditra kempul dan goong ... 34

Gambar 2. 7 Waditra kendang dan kulanter ... 34

Gambar 3. 1 Peta Lokasi Kampus UPI ... 40

Gambar 3. 2 Desain Penelitian pembelajaran Gamelan Degung ... 42

Gambar 4. 1 Mahasiswa ketika membaca dan menghapal partitur lagu ... 58

Gambar 4. 2 Kegiatan mahasiswa ketika menggunakan media tiruan waditra bonang ... 59

Gambar 4. 3 Kelompok 1 dan kelompok 2 yang menyanyikan waditra bonang dengan accapela ... 60

Gambar 4. 4 Mahasiswa mempraktekan melodi saron pada media tiruan ... 61

Gambar 4. 5 Kelompok 1 sampil di depan dan kelompok lain pada media tiruan ... 64

Gambar 4. 6 Mahasiswa sedang bermain waditra saron ... 66

Gambar 4. 7 Penggunaan metode tutor sebaya dalam perkuliahan ... 73

Gambar 4. 8 Kelompok 1 yang sedang melakukan tes ... 78

Gambar 4. 9 konsep pembelajaran gamelan degung ... 88

Gambar 4. 10 syntax pembelajaran gamelan degung... 93

Gambar 4.11 para mahasiswa bersama-sama menganalisis dan membaca partitur lagu ... 94

Gambar 4. 12 kelompok satu dan kelompok du mengimitasi melodi gamelan degung dengan accapela ... 95

Gambar 4. 13 penerapan melodi pada media tiruan ... 96

Gambar 4. 14 mahasiswa praktek pada media gamelan degung dan mahasisa lain pada media tiruan ... 96

Gambar 4. 15 Gambar waditra bonang ... 110

Gambar 4. 16 Gambar waditra tiruan bonang ... 110

Gambar 4. 17 Gambar waditra saron ... 111


(6)

x

DAFTAR PARTITUR

Halaman

Partitur 4. 1 Lagu manintin ... 54

Partitur 4. 2 Melodi waditra jenglong lagu manintin ... 60

Partitur 4. 3 Partitur waditra saron lagu manintin ... 65

Partitur 4. 4 Lagu Larkili ... 68

Partitur 4. 5 Partitur kawih larkili (kaseian) ... 70

Partitur 4. 6 Litik kawih larkili (kasenian) ... 71

Partitur 4. 7 Melodi jenglong lagu larkili ... 74


(7)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Pedoman wawancara untuk dosen ... 120

Lampiran 2: data hasil wawancara ... 122

Lampiran 2: Pedoman wawancara untuk mahasiswa... 125

Lampiran 3: Pedoman observasi ... 126

Lampiran 4: Partitur-partitur materi gamelan degung ... 127

Lampiran 5: Dokumentasi visual pembelajaran gamelan degung ... 133


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, interaksi tersebut merupakan salah satu proses dalam membelajarkan peserta didik. Dalam upaya membelajarkan peserta didik agar terjadi interaksi yang optimal dan bermakna, maka dipandang perlu berbagai inovasi dalam pembelajaran yang dikembangkan, sehingga interaksi yang terjadi akan lebih efektif dalam menunjang proses pembelajaran. Berbicara tentang pengembangan inovasi dalam mengajar, maka akan mengkaji tentang gaya mengajar seorang pendidik di dalam kelas, karena seutuhnya, pengembangan inovasi mengajar, yaitu pengembangan konsep dan strategi pembelajaran dilakukan oleh seorang pendidik, dengan berbagai pendekatan yang digunakan. Hal ini dikarenakan pendidiklah yang lebih mengetahui keadaan di lapangan, dan pendidik pulalah yang lebih memahami metode dan cara apa yang perlu diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Salah satu kegiatan pembelajaran seni karawitan Sunda adalah pembelajaran gamelan degung. Gamelan degung selain sebagai jenis kesenian tradisional namun juga sebagai media pembelajaran. Gamelan degung sebagai salah satu jenis kesenian tradisional merupakan kesenian yang berasal dari tanah Pasundan dan menjadi sebuah identitas musik di daerah Jawa Barat, kesenian ini lahir hasil dari pemikiran para seniman Sunda yang diwariskan pada kita sampai saat ini, kiranya kesenian tersebut perlu kita lestarikan sebagai salah satu kekayaan seni yang kita miliki.

Dalam pembelajaran gamelan degung, dipandang perlu berbagai inovasi dan konsep pembelajaran yang efektif dan menarik, karena pembelajaran gamelan degung merupakan pembelajaran yang lebih identik dengan kegiatan praktek ketimbang pemberian teorinya. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran


(9)

2

gamelan degung memerlukan alat atau media pembelajaran yaitu seperangkat gamelan degung.

Proses Pembelajaran ini merupakan salah satu cara efektif dalam rangka menginformasikan ruang lingkup permasalahan terkait dengan gamelan degung, bahkan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran gamelan degung dapat melestarikan kesenian ini, karena telah kita sadari bersama dimasa sekarang, para generasi muda kita lebih sering mendengarkan dan mempelajari musik barat ketimbang musik daerahnya sendiri, namun setidaknya dengan dimasukanya materi gamelan degung dalam proses pembelajaran, memberikan informasi dan pengetahuan kepada peserta didik tentang kesenian gamelan degung yang merupakan kesenian khas masyarakat Jawa Barat.

Jurusan Pendidikan Seni Musik, yang berada dibawah naungan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) UPI, merupakan salah satu jurusan kependidikan seni yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran gamelan degung, mata kuliah gamelan degung ini tercantum dalam kurikulum sebagai salah satu mata kuliah wajib. Dalam kurikulum UPI 2010, mata kuliah gamelan degung berada dalam Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI pada semester tiga dan semester empat. Pada semester tiga yaitu gamelan degung satu dan pada semester empat gamelan degung dua. Bahkan tidak hanya gamelan degung saja yang dipelajari, dari sekian banyak gamelan yang ada di Indonesia, Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI juga mempelajari gamelan Jawa, gamelan Sunda yang di dalamnya termasuk gamelan degung dan gamelan pelog salendro juga gamelan Bali.

UPI merupakan kampus pendidikan, yang di dalamnya melaksanakan kegiatan keilmuan di bidang pendidikan dan non pendidikan, dengan mayoritas yang dilaksanakan di lembaga tersebut adalah bidang pendidikan dalam berbagai jurusan dengan ragam keilmuan di dalamnya. Salah satu diantaranya yaitu Jurusan Pendidikan Seni Musik. Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI, merupakan Jurusan yang menyelenggarakan kegiatan keilmuan musik dalam bidang pendidikan seni, artinya mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik lulusan UPI harus mampu


(10)

3

memberikan ilmu yang didapatnya dari proses perkuliahan kepada siswa dalam proses pembelajaran.

Maka dari hal tersebut, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI dalam proses pembelajaran gamelan degung, tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan saja, tapi mempelajari juga ilmu-ilmu pedagogik tentang cara memberikan materi-materi yang diberikan oleh dosen di kelas untuk kembali diberikan lagi pada siswa dalam proses pembelajaran kelak di lapangan. Namun selain itu, di lapangan mahasiswa lulusan Seni Musik UPI juga memiliki tuntutan sebagai profesional atau seniman. Hal ini tentu saja karena jurusan ini memang kompeten untuk menghasilkan calon-calon pendidik dan kependidikan dalam bidang seni musik juga menghasilkan calon-calon seniman. Di lapangan, Masyarakat menganggap bahwa mahasiswa lulusan musik mahir memainkan musik, tanpa melihat latar belakang musik yang ditekuni oleh mahasiswa tersebut, Masyarakat beranggapan bahwa mahasiswa musik mahir dalam bermain musik. Maka dari itu, dalam proses pembelajaranyapun diperlukan konsep dan strategi untuk menghasikan lulusan mahasiswa yang berkualitas. Dalam proses pembelajaran gamelan degung di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI, memiliki dua perangkat gamelan degung sebagai sarana dan media dalam proses pembelajaran, melihat rasio pembelajaran yang ada pada mata kuliah gamelan degung dirasa tidak refresentatif, karena alat atau media yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang ada, namun uniknya, hal tersebut tidak menghambat dalam proses pembelajaran di kelas, karena dosen bersangkutan yang mengajar gamelan degung mengembangkan konsep dan strategi dalam proses pembelajaran dengan menggabungkan teori, media tiruan sebagai media pembantu dalam proses pembelajaran yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif.

Salah satu contoh pembelajaran gamelan degung ini berjalan dengan efektif yaitu, Uus Karwati mampu memanipulasi keadaan yang tidak mendukung dalam proses pembelajaran gamelan degung karena keterbatasan media, dengan penerapan media bantu yang berupa media tiruan gamelan degung dan konsep penghapalan melodi secara bersama-sama, sehingga pembelajaran berjalan


(11)

4

dengan efektif, dan semua mahasiswa dapat belajar dengan merata tanpa harus diam menunggu kesempatan menggunakan media asli gamelan degung karena adanya media bantu yang berupa media tiruan gamelan degung tersebut. Selain itu, dengan penerapan media tiruan ini, Uus Karwati dapat mengefisienkan waktu yang tersedia, karena mahasiswa yang tidak kebagian memainkan media asli gamelan degung dapat bermain dan berlatih dengan media tiruan dan melodi dinyanyikan secara accapela, sehingga materi yang dipelajari dapat tercapai oleh semua mahasiswa dengan merata dan tepat waktu.

Di dalam proses pembelajaran gamelan degung di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI, tidak hanya belajar tentang menabuh gamelan saja, tetapi mempelajari juga tentang vokalnya yaitu kawih dan belajar tentang memainkan suling. Suling ini digunakan juga oleh Uus Karwati sebagai media pembelajaran dalam membaca notasi yang ada pada tiap-tiap melodi waditra gamelan degung yang akan ditabuh. Hal ini tentu saja menjadi nilai lebih karena mahasiswa akan mendapatkan banyak pengetahuan dan berbagai ketrampilan dalam satu mata kuliah.

Berbicara tentang proses pembelajaran, maka ada satu hal yang selalu diberikan oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran kepada peserta didiknya yaitu motivasi. Setiap pendidik selain memberikan ilmu dan ketrampilan kepada peserta didiknya, pasti selalu menyelipkan sebuah motivasi untuk mendorong semangat anak didiknya, dan uniknya, di dalam proses pembelajaran gamelan degung, Uus Karwati memberikan motivasi yang berdampak positif dan membangun kepada mahasiswanya, entah itu motivasi secara keras atau tegas dan motivasi secara lembut sehingga mahasiswa lebih semangat untuk belajar dan berlatih, inilah salah satu hal yang ingin penulis teliti lebih lanjut mengenai strategi memotivasi mahasiswa di kelas.

Selain strategi untuk memotivasi, di dalam proses pembelajaran, srategi pemilihan materi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, karena materi pembelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dipelajari oleh peserta didik, oleh karena itu, penentuan materi pembelajaran harus


(12)

5

pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman lainya. Materi pembelajaran yang diterima siswa harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi dimasa depan.

Oleh karena itu, materi pembelajaran merupakan salah satu unsur inti yang ada di dalam kegiatan pembelajaran. Begitupun dengan materi ajar yang digunakan dosen gamelan degung pada mata kuliah gamelan degung di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI, sejatinya harus memperhatikan kebutuhan mahasiswanya yang kelak akan terjun di lapangan secara langsung dalam proses pembelajaran dengan posisi sebagai pendidik, tentu saja materi ajar tersebut harus sesuai dengan kebutuhan kelak di lapangan. Oleh karena itu penulis lebih lanjut ingin meneliti bagaimana strategi dosen menentukan bahan ajarnya, tentu saja dengan bahan ajar yang sudah di tentukan akan muncul berbagai pertanyaan-pertanyaan menyangkut bagaimana materi tersebut di ajarkan dan bagaimana pula metode strategi mengajar untuk materi ajar tersebut.

Melihat dari potensi dosen perkuliahan gamelan degung, keadaan mahasiswa dan beberapa uraian di atas, maka penelitian ini perlu dilakukan disebabkan setiap dosen memiliki karakter tersendiri dalam mengajarnya, begitupun dengan dosen gamelan degung di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI yang memiliki gaya mengajar yang unik, yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang berupa media tiruan gamelan degung, selain itu dengan berbagai inovasi pembelajaran yang dikembangkan dan diterapkan, sehingga penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tentang konsep pembelajaran yang terjdi pada mata kuliah Gamelan degung II di jurusan pendidikan seni musik UPI, serta mencari tau bagaimana strategi, metode, langkah-langkah, pendekatan model dan relevansi dengan bahan ajar yang digunakan oleh dosen bersangkutan dalam mengajarkan Gamelan degung II pada mahasiswanya. Selain itu, minimnya buku sumber yang menerangkan tentang pembelajaran gamelan degung dengan berbahasa Indonesia, maka penelitian ini perlu dilakukan.

Maka dari itu penulis mengangkat judul “STUDI TENTANG PEMBELAJARAN GAMELAN DEGUNG 2 DI JURUSAN PENDIDIKAN


(13)

6

digunakan dalam pembelajaran gamelan degung, sehingga dengan penelitian pembelajaran ini dapat ditemukan metodologi pembelajaran yang tepat guna, efektif dan efisien, sehingga memiliki konstribusi positif pada referensi khasanah pendidikan seni musik daerah khususnya dan umumnya bagi masyarakat luas.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, Studi tentang Pembelajaran Gamelan Degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI, teridentifikasi beberapa masalah yang muncul dan menjadi fokus penelitian ini. Berawal dari sebuah proses pembelajaran gamelan degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI, yang dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014, penelitian ini lebih difokuskan pada konsep yang di aplikasikan oleh dosen pengampu mata kuliah gamelan degung dalam proses pembelajaran. Selain hal tersebut, strategi yang digunakan menjadi bahasan utama dalam penelitian ini, karena adanya aspek-aspek kegiatan pembelajaran yang sistemik dan sistematik untuk dikaji, terutama terkait dengan model, pendekatan, metode, tekhnik beserta pemanfaatan media tiruan yang digunakan sebagai media bantu dalam proses pembelajaran gamelan degung di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka peneliti membuat rumusan masalah yaitu bagaimana proses pembelajaran pada mata kuliah Gamelan Degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI? Agar masalah yang dipaparkan lebih spesifik, maka disusun beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pembelajaran yang diaplikasikan dalam proses pembelajaran Gamelan Degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI? 2. Bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran

Gamelan Degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI?

3. Bagaimana pemanfaatan media tiruan dalam pembelajaran gamelan degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI?


(14)

7

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan yang terdapat dalam penelitian, seperti:

1. Tujuan Umum

Untuk mendeskipsikan dan memperoleh gambaran tentang metodologi pembelajaran Gamelan Degung pada mata kuliah Gamelan Degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik, FPBS UPI.

2. Tujuan Khusus

Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metodologi pembelajaran gamelan degung, agar mendapatkan data yang faktual, terutama masalah-masalah sebagai berikut:

a. Konsep pembelajaran yang diaplikasikan dalam pembelajaran Gamelan Degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI

b. Strategi Pembelajaran Gamelan Degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI.

c. Pemanfaatan media tiruan sebagai media bantu dalam pembelajaran gamelan degung 2 di jurusan pendidikan seni musik UPI.

E. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak-pihak yang terkait diantaranya:

1. Peneliti

a. Menambah pengetahuan dan wawasan luas sehingga dapat dijadikan pengalaman yang lebih berguna baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang, selain itu mendapatkan pengalaman empirik dalam pengkajian pembelajaran seni.

b. Mengetahui secara langsung mengenai proses pembelajaran Gamelan Degung 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI.

2. Dosen

Memberikan manfaat serta motivasi untuk terus mencari dan menciptakan konsep dan metode pembelajaran yang lebih baik dalam mengajarkan gamelan


(15)

8

degung serta menjadi bahan refleksi bagi pengajar yang mengharapkan adanya inovasi pembelajaran yang lebih baik serta tepat guna.

3. Mahasiswa

Memberikan tambahan sumber atau literatur tentang pembelajaran gamelan degung.

4. Jurusan Pendidikan Seni Musik

Sebagai dokumentasi fisik untuk melengkapi dan menambah data tentang Pembelajaran gamelan degung.

5. Masyarakat umum

Diharapkan setelah membaca hasil penelitian ini dapat memperoleh informasi atas data tidak langsung tentang pembelajaran Gamelan Degung di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Bab 1 Pendahuluan, berisi tentang: latar belakang masalah, identifikasi

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

b. Bab 2 kajian pustaka dan kerangka pemikiran. Dalam kajian pustaka membahas teori-teori tentang: pembelajaran seni, strategi pembelajaran seni, komponen pembelajaran dan gamelan degung.

c. Bab 3 metode penelitian, berisi tentang: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, tekhnik pengumpulan data, dan analisis data d. Bab 4 hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang: pengolahan atau

analisis data, dan pembahasan atau analisis temuan.

e. Bab 5 simpulan dan saran berisi tentang: sajian penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian.

f. Daftar pustaka, dan g. Lampiran-lampiran


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang proses pembelajaran gamelan degung II di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI, yang terfokus pada konsep, strategi dan pemanfaatan media bantu dalam pembelajaran. Dalam perkuliahan gamelan degung II yang di dalamnya mempelajarai materi lagu-lagu ageung, dosen bersangkuan menggunakan konsep penularan seni dan konsep pemfungsian seni. Konsep penularan seni dikaitkan dengan mahasiswa yang akan berperan sebagai pelatih, entah sebagai pelatih ekskul di sekolah ataupun di luar sekolah, sedangkan konsep pemfungsian seni terkait dengan kebutuhan mahasiswa yang akan menjadi seorang tenaga pengajar di kelas.

Konsep pembelajaran gamelan degung dapat teruraikan menjadi dua, yaitu teori dan praktek. Dalam teori, teridiri dari pedagogik yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai-nilai-nilai budaya juga etika, dan program mata kuliah gamelan degung II yang berisi materi tentang lagu ageung, yang di dalamnya di sesuaikan dengan kurikulum dan silabus yang disusun sebelumnya. Sedangkan dalam praktek terdiri dari kegiatan apresiasi, bermain gameln degung dan berkreasi. Kegiatan pemberian teri dan praktek tersebut merupakan input yang diberikan berupa APK (Apektik, Psikomotor dan Kognitif), input tersebut di antarkan oleh sebuah kegiatan pembelajaran yang berupa proses pembelajaran gamelan degung, dimana proses tersebut diselaraskan dengan konsep dan strategi yang mendukung dalam pembelajaran. Dan Outpun dari pembelajaranyapun berupa APK (Apektik, Psikomotor dan Kognitif)

Strategi merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran, seperti diketahui bahwa Pembelajaran gamelan degung merupakan pembelajaran yang identik dengan kegiatan praktek, oleh karena itu memerlukan strategi yang disesuaikan dengan mata kuliah yang dipelajari. Strategi tersebut dibantu dengan model, pendekatan, metode dan media pembelajaran.


(17)

116

Dalam pembelajaran gamelan degung, jumlah wadira yang dipelajari lebih dari satu waditra melainkan berjumlah sekitar 7 waditra. Dalam mengajarkan 7 waditra tersebut, dosen bersangkutan tidak secara langsung memainkan satu karya yang akan dipelajari dengan langsung memainkan 7 waditra semuanya secara bersamaan, namun pembelajaran lebih di khususkan pada satu demi satu waditra yang ada, dimulai dari mempelajari waditra bonang secara bersama-sama dengan konsep yang telah di paparkan di awal, selanjutnya saron 1 saron 2, dan sampai goong dan kendangnya, termasuk suling dan vokalnya juga, sehingga dengan demikian, para mahasiswa dapat menguasai semua waditra yang ada dengan baik. Setelah semua waditra telah dikuasi, maka kegiatan pembelajaran lebih di arahkan atau difokuskan pada sebuah konsep yaitu memainkan lagu secara keseluruhan atau secara deduktif (umum).

Dari konsep dan pendekatan di atas, maka konsep dan metode tersebut dituangkan kedalam metode pembelajaran. Metode-metode yang digunakan antara lain: ceramah, demonstrasi, penugasan, analisis, peniruan, drill/latihan, kerja kelompok, dan tutor sebaya.

Dalam perkuliahan gamelan degung II ini, selain menggunakan media berupa gamelan degung, tapi menggunakan juga media bantu berupa media tiruan gamelan degung. Media tiruan ini memiliki manfaat, diantaranya:

1. Memberikan inovasi dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi tidak monoton

2. Dapat mengefektifkan waktu dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat terwujud dengan maksimal

3. Media ini simpel dan dapat dibawa keman-mana sehingga peserta didik dapat belajar dimanapun dan kapanpun

4. Media ini memberikan manfaat utama untuk membiasakan posisi tangan pada waditra sesungguhnya, dan

5. Melatih peserta didik untuk terbiasa dan membiasakan membaca partitur Dari penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyimpulkan, pembelajaran gamelan degung ini berjalan dengan efektif dan efisien. Dikatakan


(18)

117

walaupun adanya keterbatasan media, sehingga dengan demikian dapat mengefisienkan waktu yang ada, dan mempercepat ketercapaian materi yang sedang dipelajari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, agar proses pembelajaran gamelan degung ini lebih baik, dengan diciptakanya inovasi-inovasi dalam pembelajaran gamelan degung, maka dengan kerendahan hati peneliti ingin memberikan rekomendasi saran dan masukan untuk:

1. Para Dosen gamelan degung agar senantiasa selalu mencari, membuat dan mengembangkan konsep, dan strategi dalam belajar, yang berupa inovasi-inovasi terbaru dalam pembelajaran sehingga dapat mengefektifkan proses pembelajaran gamelan degung.

2. Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI agar senantiasa selalu membuat aturan yang memihak pada kepentingan mahasiswa, satu contoh, jadwal latihan kampus yang seharusnya ditingkatkan, sehingga para mahasiswa memiliki kesempatan latihan dikampus dalam waktu yang maksimal, apalagi dengan materi yang ada yang banyak pasti memerlukan waktu latihan yang banyak pula.

3. Pemerintah pusat maupun daerah agar membantu melestarikan kesenian tradisional dengan terus mengembangkan dan melindungi keberadaan kesenian tradisional pada tiap masing-masing daerahnya sehingga tidak musnah.

4. Seluruh mahasiswa agar selalu peka dengan rasa tanggung jawab pada pelestarian kesenian tradisioanl.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Budiwati dan Milyartini. (2001). Belajar Pembelajaran Seni Musik. Bandung Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran: Rineka Cipta Dahar, Wilis. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Eggan dan Kauchak. (2012). Strategi Dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT

Indeks

Faturrohman dan Sutikno. (2010). Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refika Aditama

Martadinata, Juju Sain. (1987). Sekar Gending Degung 1. Bandung: Mitra Buana Natapraja, Iwan. (2003). Sekar Gending, Bandung: Karya Cipta Lestari

Pamadi, Hajar. (2007). Pendidikan Seni Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Sopandi, Atik. (1975). Dasar-dasar Karawitan Sunda. Bandung: Lembaga

Kesenian Bandung

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Posdakarya

Supanggah, Rahayu. (2002). Botekan Karawitan. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

Sutikno, Sobry. (2013). Belajar Dan Pembelajaran. Lombok: Holistika

Sadiman, Arif, at all. (2005). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sanjiwa, Wina. (2010). Rencana Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group

Soehardjo. (2011). Pendidikan Seni. Malang: Bayu Media Publishing

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Posda Karya

Trianto, (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana PranedaMedia Group


(20)

119

Yukarya, Oya. (2011). Pengetahuan Dan Praktek Gamelan Degung, Bandung: CV. Bintang Warliartika

Yoyo Rw. (1986). Diktat Teori Menabuh Gamelan sunda. Bandung: Kantor Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bandung


(1)

8

degung serta menjadi bahan refleksi bagi pengajar yang mengharapkan adanya inovasi pembelajaran yang lebih baik serta tepat guna.

3. Mahasiswa

Memberikan tambahan sumber atau literatur tentang pembelajaran gamelan degung.

4. Jurusan Pendidikan Seni Musik

Sebagai dokumentasi fisik untuk melengkapi dan menambah data tentang Pembelajaran gamelan degung.

5. Masyarakat umum

Diharapkan setelah membaca hasil penelitian ini dapat memperoleh informasi atas data tidak langsung tentang pembelajaran Gamelan Degung di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Bab 1 Pendahuluan, berisi tentang: latar belakang masalah, identifikasi

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

b. Bab 2 kajian pustaka dan kerangka pemikiran. Dalam kajian pustaka membahas teori-teori tentang: pembelajaran seni, strategi pembelajaran seni, komponen pembelajaran dan gamelan degung.

c. Bab 3 metode penelitian, berisi tentang: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, tekhnik pengumpulan data, dan analisis data d. Bab 4 hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang: pengolahan atau

analisis data, dan pembahasan atau analisis temuan.

e. Bab 5 simpulan dan saran berisi tentang: sajian penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian.

f. Daftar pustaka, dan g. Lampiran-lampiran


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang proses pembelajaran gamelan degung II di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI, yang terfokus pada konsep, strategi dan pemanfaatan media bantu dalam pembelajaran. Dalam perkuliahan gamelan degung II yang di dalamnya mempelajarai materi lagu-lagu ageung, dosen bersangkuan menggunakan konsep penularan seni dan konsep pemfungsian seni. Konsep penularan seni dikaitkan dengan mahasiswa yang akan berperan sebagai pelatih, entah sebagai pelatih ekskul di sekolah ataupun di luar sekolah, sedangkan konsep pemfungsian seni terkait dengan kebutuhan mahasiswa yang akan menjadi seorang tenaga pengajar di kelas.

Konsep pembelajaran gamelan degung dapat teruraikan menjadi dua, yaitu teori dan praktek. Dalam teori, teridiri dari pedagogik yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai-nilai-nilai budaya juga etika, dan program mata kuliah gamelan degung II yang berisi materi tentang lagu ageung, yang di dalamnya di sesuaikan dengan kurikulum dan silabus yang disusun sebelumnya. Sedangkan dalam praktek terdiri dari kegiatan apresiasi, bermain gameln degung dan berkreasi. Kegiatan pemberian teri dan praktek tersebut merupakan input yang diberikan berupa APK (Apektik, Psikomotor dan Kognitif), input tersebut di antarkan oleh sebuah kegiatan pembelajaran yang berupa proses pembelajaran gamelan degung, dimana proses tersebut diselaraskan dengan konsep dan strategi yang mendukung dalam pembelajaran. Dan Outpun dari pembelajaranyapun berupa APK (Apektik, Psikomotor dan Kognitif)

Strategi merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran, seperti diketahui bahwa Pembelajaran gamelan degung merupakan pembelajaran yang identik dengan kegiatan praktek, oleh karena itu memerlukan strategi yang disesuaikan dengan mata kuliah yang dipelajari. Strategi tersebut dibantu dengan model, pendekatan, metode dan media pembelajaran.


(3)

116

Dalam pembelajaran gamelan degung, jumlah wadira yang dipelajari lebih dari satu waditra melainkan berjumlah sekitar 7 waditra. Dalam mengajarkan 7 waditra tersebut, dosen bersangkutan tidak secara langsung memainkan satu karya yang akan dipelajari dengan langsung memainkan 7 waditra semuanya secara bersamaan, namun pembelajaran lebih di khususkan pada satu demi satu waditra yang ada, dimulai dari mempelajari waditra bonang secara bersama-sama dengan konsep yang telah di paparkan di awal, selanjutnya saron 1 saron 2, dan sampai goong dan kendangnya, termasuk suling dan vokalnya juga, sehingga dengan demikian, para mahasiswa dapat menguasai semua waditra yang ada dengan baik. Setelah semua waditra telah dikuasi, maka kegiatan pembelajaran lebih di arahkan atau difokuskan pada sebuah konsep yaitu memainkan lagu secara keseluruhan atau secara deduktif (umum).

Dari konsep dan pendekatan di atas, maka konsep dan metode tersebut dituangkan kedalam metode pembelajaran. Metode-metode yang digunakan antara lain: ceramah, demonstrasi, penugasan, analisis, peniruan, drill/latihan, kerja kelompok, dan tutor sebaya.

Dalam perkuliahan gamelan degung II ini, selain menggunakan media berupa gamelan degung, tapi menggunakan juga media bantu berupa media tiruan gamelan degung. Media tiruan ini memiliki manfaat, diantaranya:

1. Memberikan inovasi dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi tidak monoton

2. Dapat mengefektifkan waktu dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat terwujud dengan maksimal

3. Media ini simpel dan dapat dibawa keman-mana sehingga peserta didik dapat belajar dimanapun dan kapanpun

4. Media ini memberikan manfaat utama untuk membiasakan posisi tangan pada waditra sesungguhnya, dan

5. Melatih peserta didik untuk terbiasa dan membiasakan membaca partitur Dari penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyimpulkan, pembelajaran gamelan degung ini berjalan dengan efektif dan efisien. Dikatakan efektif karena pembelajaran dapat berjalan dengan merata pada semua mahasiswa


(4)

117

walaupun adanya keterbatasan media, sehingga dengan demikian dapat mengefisienkan waktu yang ada, dan mempercepat ketercapaian materi yang sedang dipelajari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, agar proses pembelajaran gamelan degung ini lebih baik, dengan diciptakanya inovasi-inovasi dalam pembelajaran gamelan degung, maka dengan kerendahan hati peneliti ingin memberikan rekomendasi saran dan masukan untuk:

1. Para Dosen gamelan degung agar senantiasa selalu mencari, membuat dan mengembangkan konsep, dan strategi dalam belajar, yang berupa inovasi-inovasi terbaru dalam pembelajaran sehingga dapat mengefektifkan proses pembelajaran gamelan degung.

2. Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI agar senantiasa selalu membuat aturan yang memihak pada kepentingan mahasiswa, satu contoh, jadwal latihan kampus yang seharusnya ditingkatkan, sehingga para mahasiswa memiliki kesempatan latihan dikampus dalam waktu yang maksimal, apalagi dengan materi yang ada yang banyak pasti memerlukan waktu latihan yang banyak pula.

3. Pemerintah pusat maupun daerah agar membantu melestarikan kesenian tradisional dengan terus mengembangkan dan melindungi keberadaan kesenian tradisional pada tiap masing-masing daerahnya sehingga tidak musnah.

4. Seluruh mahasiswa agar selalu peka dengan rasa tanggung jawab pada pelestarian kesenian tradisioanl.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Budiwati dan Milyartini. (2001). Belajar Pembelajaran Seni Musik. Bandung Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran: Rineka Cipta Dahar, Wilis. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Eggan dan Kauchak. (2012). Strategi Dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT

Indeks

Faturrohman dan Sutikno. (2010). Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refika Aditama

Martadinata, Juju Sain. (1987). Sekar Gending Degung 1. Bandung: Mitra Buana Natapraja, Iwan. (2003). Sekar Gending, Bandung: Karya Cipta Lestari

Pamadi, Hajar. (2007). Pendidikan Seni Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Sopandi, Atik. (1975). Dasar-dasar Karawitan Sunda. Bandung: Lembaga

Kesenian Bandung

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Posdakarya

Supanggah, Rahayu. (2002). Botekan Karawitan. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

Sutikno, Sobry. (2013). Belajar Dan Pembelajaran. Lombok: Holistika

Sadiman, Arif, at all. (2005). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sanjiwa, Wina. (2010). Rencana Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group

Soehardjo. (2011). Pendidikan Seni. Malang: Bayu Media Publishing

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Posda Karya

Trianto, (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana PranedaMedia Group


(6)

119

Yukarya, Oya. (2011). Pengetahuan Dan Praktek Gamelan Degung, Bandung: CV. Bintang Warliartika

Yoyo Rw. (1986). Diktat Teori Menabuh Gamelan sunda. Bandung: Kantor Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bandung