STUDI KOMPARATIF TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MTs YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DAN SISWA YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION).

STUDI KOMPARATIF TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS
SISWA MTs YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DAN SISWA
YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN LANGSUNG
(DIRECT INSTRUCTION)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

RINI TRISNAWATI
1202634

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

STUDI KOMPARATIF TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS
SISWA MTs YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DAN SISWA
YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN LANGSUNG
(DIRECT INSTRUCTION)

Oleh
Rini Trisnawati

S.Pd.I. UIN Sultan Syarif Kasim Riau. 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika

© Rini Trisnawati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014


Hak Cipta dilindungi undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Studi Komparatif
tentang Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis
Matematis Siswa MTs yang Memperoleh Pembelajaran dengan Pendekatan
Problem Posing dan Siswa yang Memperoleh Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya
apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juli 2014
Yang membuat pernyataan,


Rini Trisnawati

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i

i

ABSTRAK
Rini Trisnawati (2014). Studi Komparatif tentang Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis Matematis
Siswa MTs yang Memperoleh Pembelajaran dengan
Pendekatan Problem Posing dan Siswa yang
Memperoleh
Pembelajaran
Langsung
(Direct

Instruction).
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan pemecahan
masalah dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan siswa yang memperoleh
pembelajaran langsung (Direct Instruction). Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dengan desain penelitian yaitu Pretes-Post-test two treatment design.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII salah satu MTsN di
Pekanbaru. Sampel untuk penelitian ini diambil dua kelas sebagai kelas
eksperimen dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang
digunakan berupa soal tes kemampuan pemecahan masalah dan soal tes
kemampuan berpikir kritis. Temuan penelitian ini adalah: (1) Kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
pendekatan Problem Posing lebih baik daripada siswa yang memperoleh
Pembelajaran langsung (Direct Instruction); (2) Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Problem
Posing lebih baik daripada siswa yang memperoleh Pembelajaran langsung
(Direct Instruction); (3) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing lebih
baik daripada siswa yang memperoleh Pembelajaran langsung (Direct
Instruction); dan (4) Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa

yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing lebih baik
daripada siswa yang memperoleh Pembelajaran langsung (Direct Instruction).
Kata kunci: kemampuan pemecahan masalah matematis, kemampuan berpikir
kritis matematis, pendekatan problem posing, pembelajaran langsung
(Direct Instruction).

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii

ii

ABSTRACT
Rini Trisnawati (2014). The Comparative Study About Enhancement of Problem
Solving and Critical Thinking Abilities of MTs Students
under Problem Posing Approach and Students under
Direct Instruction.

This study aims to examine enhancement of problem solving ability and critical
thinking ability of the students who got learning with problem posing approach
and the students who got direct instruction. This study employed experimental
research with Pretest-Post-test two treatment design. The population in this study
were class VIII the students of one MTsN in Pekanbaru. For sample for this
study, two classes were taken as experimental class by using purposive sampling
technique. The instruments which were used were in the forms of problem solving
ability tests and critical thinking ability tests. The findings of this study were: (1)
Mathematical problem solving ability of the students who got learning with
Problem Posing approach was better than the students who got Direct Instruction;
(2) Critical thinking ability of the students who get learning with Problem Posing
approach was better than the students who got Direct Instruction; (3) The
enhancement of problem solving ability of the students who got learning with
Problem Posing approach was better than the students who get Direct Instruction;
and (4) The enhancement of mathematical critical thinking ability of the students
who got learning with Problem Posing approach was better than the students who
got Direct Instruction.
Keywords: mathematical problem solving ability, mathematical critical thinking
ability, problem posing approach, direct instruction.


Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii

iii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
“Studi Komparatif tentang Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Berpikir Kritis Matematis Siswa MTs yang Memperoleh Pembelajaran
dengan

Pendekatan

Problem


Posing dan Siswa yang

Memperoleh

Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)”. Tesis ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Matematika (S2) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam karya tulis ini,
sehingga diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.
Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

Bandung, Juli 2014
Penulis

Rini Trisnawati

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis

matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv

iv

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian
tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. H. Wahyudin, M.Pd.,

selaku Pembimbing, yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran yang sangat berguna bagi penulis
dalam menyelesaikan karya tulis ini.
2.


Bapak Dr. Kusnandi, M.Si., selaku Pembimbing, yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran yang sangat berguna bagi penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ini.

3.

Bapak Prof. Yaya S. Kusumah, Ph.D. dan Bapak Dr. Endang Cahya, M.A.
M.Si. selaku penguji yang telah memberikan masukan dan arahan untuk
menyempurnakan tesis ini.

4.

Bapak Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran
yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

5.

Bapak Juliarnis, S.Ag., selaku Kepala MTsN Andalan Pekanbaru yang telah

mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah yang beliau
pimpin dalam rangka penyelesaian tesis ini.

6.

Ibu Refna Yunelti, S.Pd., selaku guru matematika kelas VIII yang telah
banyak membantu penulis selama pelaksanaan penelitian di lapangan.

7.

Bapak Ponidi, S.Pd., selaku Kepala SMPN 2 Sindangkerta Kab. Bandung
Barat, yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan uji coba instrumen
tes.

8.

Kedua orang tua (Juwari dan Raniwati) dan keluarga lainnya yang telah
mendukung dan selalu menyertakan penulis dalam doa-doanya.

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v

v

9.

Rekan-rekan mahasiswa S2 Sekolah Pascasarjana UPI Program Studi
Pendidikan Matematika. Semoga silaturrahim kita tetap terjalin.
Teriring do’a yang tulus dan ikhlas, atas segala bantuan, bimbingan, dan

dorongan yang telah berikan kepada penulis semoga Allah SWT selalu melimpahi
dengan rahmat dan berkahnya dalam setiap aktivitas. Amin.

Bandung, Juli 2014
Penulis

Rini Trisnawati

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi

vi

DAFTAR ISI
PERNYATAAN ..................................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah .................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
E. Variabel Penelitian ............................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .................................. 10
B. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ........................................... 13
C. Pendekatan Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika ....... 17
D. Pembelajaran Langsung (direct instruction) .................................... 24

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii

E. Penelitian yang Berkaitan dengan Kemampuan Pemecahan
Masalah dan Kemampuan Berpikir Kritis .......................................... 29
F. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 31
G. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Waktu, Populasi dan Sampel Penelitian .............................. 33
B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 33
C. Definisi Operasional ........................................................................... 34
D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 46
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 46
G. Prosedur Penelitian ........................................................................... 49
H. Jadwal Penelitian .............................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 52
B. Pembahasan ........................................................................................ 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 89
B. Saran .................................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 95

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii

DAFTAR TABEL

Tabel
2.1

Langkah-langkah dalam Pemecahan Masalah ...................................... 12

2.2

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis yang Diteliti .............................. 17

2.3

Langkah-langkah Pembelajaran Problem Posing .................................... 20

2.4

Langkah-langkah Pembelajaran Langsung (direct instruction) .............. 24

3.1

Kriteria Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .......... 36

3.2

Kriteria Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis ..................................... 38

3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas ................................................ 39

3.4

Data Hasil Uji Validitas Tes (soal pretes) Kemampuan Pemecahanan
Masalah ..................................................................................................... 39

3.5

Data Hasil Uji Validitas Tes (soal postes) Kemampuan Pemecahanan
Masalah ..................................................................................................... 40

3.6

Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis ....................... 40

3.7

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ................................................................. 41

3.8

Data Hasil Reliabilitas Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ............. 41

3.9

Data Hasil Reliabilitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ............ 42

3.10

Data Hasil Reliabilitas Kemampuan Berpikir Kritis ................................. 42

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix

3.11

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ...................................................... 43

3.12

Data Hasil Daya Pembeda Kemempuan Pemecahan Masalah dan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .................................................. 44

3.13

Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Tes ........................................................ 45

3.14

Data Hasil Tingkat Kesukaran Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .................................................. 45

3.15
3.16

Klasifikasi Gain Ternormalisasi................................................................ 47
Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian......................................................... 51

4.1

Output SPSS 20 Tentang Deskriptives Statistics Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ................................................................ 52

4.2

Output SPSS 20 Tentang Test of Normality Skor Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ................................................................ 54

4.3

Output SPSS 20 Tentang Mann-Whitney Test Skor Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ................................................................ 55

4.4

Output SPSS 20 Tentang Test of Normality Skor Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ................................................................ 57

4.5

Output SPSS 20 Tentang Test of Homogeneity of Variance Skor Postes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ........................................... 58

4.6

Output SPSS 20 Tentang Independent Samples Test Skor Postes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ........................................... 59

4.7

Output SPSS 20 Tentang Test of Normality Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ................................................................ 61

4.8

Output SPSS 20 Tentang Mann-Whitney Test Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ................................................................ 62

4.9

Output SPSS 20 Tentang Descriptives Statistics Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ........................................................................................ 63

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x

4.10

Output SPSS 20 Tentang Test of Normality Skor Pretes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis.......................................................................... 65

4.11

Output SPSS 20 Tentang Mann-Whitney Test Skor Pretes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis.......................................................................... 66

4.12

Output SPSS 20 Tentang Test of Normality Skor Postes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis.......................................................................... 68

4.13

Output SPSS 20 Tentang Test of Homogeneity of Variance Skor Postes
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .................................................. 69

4.14

Output SPSS 20 Tentang Independent Samples Test Skor Postes
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .................................................... 70

4.15

Output SPSS 20 Tentang Test of Normality Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ........................................................................................ 71
Output SPSS 20 Tentang Mann-Whitney Test Gain Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis.......................................................................... 73

4.16

4.17

Rangkuman Uji Hipotesis pada Taraf Signifikansi 0,05 ........................... 73

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar
4.1

Hasil Jawaban Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Salah Satu Siswa di kelas PP ................................................................. 81

4.2

Hasil Jawaban Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Salah Satu Siswa di kelas DI ................................................................... 82

4.3

Hasil Jawaban Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Salah
Satu Siswa di kelas PP ............................................................................ 85

4.4

Hasil Jawaban Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Salah
Satu Siswa di kelas DI ............................................................................. 85

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii

DAFTAR BAGAN
Bagan
2.1

Jenis respon siswa yang muncul ketika pembelajaran problem posing ... 19

3.1

Diagram Alur Pengolahan Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............................................ 49

3.2

Diagram Alur Penelitian.......................................................................... 50

4.1

Langkah-langkah Pembelajaran Problem Posing ................................... 76

4.2

Langkah-langkah Pembelajaran Langsung (direct instruction) .............. 78

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A.1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembelajaran Langsung
(direct instruction)..................................................................................... 95

A.2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Problem Posing .................. 118

A.3

Lembar Aktivitas Siswa (LAS) .............................................................. 145

A.4

Kisi-kisi Soal Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...... 172

A.5

Kisi-kisi Soal Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ....... 176

A.6

Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis..................... 182

A.7

Lembar Soal Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ........ 186

A.8

Lembar Soal Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .................. 188

A.9

Lembar Soal Postes Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .................................................. 190

B.1

Naskah Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis I
(Pretes) .................................................................................................. 193

B.2

Naskah Uji Coba Tes Kemampuan Berpiki Kritis Matematis ............... 195

B.3

Naskah Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis II
(Postes) ................................................................................................... 197

B.4

Skor Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
I (Pretes) ................................................................................................. 199

B.5

Skor Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ......... 200

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiv

B.6

Skor Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
II (Postes) ............................................................................................... 201

B.7

Output ANATES Skor Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis I (Pretes) ................................................................. 202

B.8

Output ANATES Skor Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ..................................................................................... 205
Output ANATES Skor Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis II (Postes) ............................................................... 208

B.9

C.1

Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di kelas
PP .......................................................................................................... 211

C.2

Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di kelas
DI ........................................................................................................... 212

C.3

Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di kelas PP .... 213

C.4

Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di kelas DI ..... 214

C.5

Data Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
di kelas PP ............................................................................................ 215

C.6

Data Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
di kelas DI ............................................................................................ 216

C.7

Persentase Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Kedua Kelas Eksperimen ............................................................. 217

C.8

Data Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di
kelas PP ................................................................................................ 218

C.9

Data Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di
kelas DI ................................................................................................ 219

C.10

Persentase Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
di Kedua Kelas Eksperimen ................................................................... 220

C.11

Persentase Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
di Kedua Kelas Eksperimen ................................................................... 221

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv

C.12

Persentase Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di
Kedua Kelas Eksperimen ....................................................................... 222

D.1

Output SPSS 20 Tentang Descriptives Skor Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ............................................................. 223

D.2

Output SPSS 20 Tentang Descriptives Skor Pretes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis....................................................................... 224

D.3

Output SPSS 20 Tentang Descriptives Skor Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ............................................................. 225

D.4

Output SPSS 20 Tentang Descriptives Skor Postes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis....................................................................... 226

D.5

Output SPSS 20 Tentang Descriptives Gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ................................................................................ 227

D.6

Output SPSS 20 Tentang Descriptives Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ..................................................................................... 228

E.

Lembar Observasi Aktivitas Guru .......................................................... 229

F.1

Surat Keterangan Pembimbing............................................................... 235

F.2

Surat Rekomendasi dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi
Riau ....................................................................................................... 237

F.3

Surat Rekomendasi dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Propinsi Riau ......................................................................................... 238

F.4

Surat Rekomendasi Penelitian dari Kepala Kementrian Agama Kota
Pekanbaru .............................................................................................. 239

F.5

Surat Keterangan Riset dari Kepala MTsN Andalan Pekanbaru .......... 240

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa mts yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xvi

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Gagne (Dahar, 2011: 118) menyatakan bahwa terdapat lima kemampuan yang
dikatakan sebagai hasil belajar yaitu: (1) keterampilan intelektual, (2) strategi
kognitif, (3) sikap, (4) informasi verbal, (5) keterampilan motorik. Dahar (2011:
118) menyatakan bahwa siswa yang memiliki keterampilan intelektual adalah
siswa yang mampu berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan
simbol-simbol atau gagasan-gagasan.
Keterampilan intelektual menurut Gagne (Dahar, 2011: 119) terdiri dari enam
tingkatan yaitu: (1) diskriminasi, (2) konsep konkret, (3) konsep terdefinisi, (4)
aturan, (5) aturan tingkat tinggi, (6) pemecahan masalah. Keterampilan
pemecahan masalah merupakan keterampilan yang menduduki tingkat tertinggi
menurut Gagne. Dahar (2011: 121) menyatakan bahwa kemampuan untuk
memecahkan masalah pada dasarnya merupakan tujuan utama proses pendidikan.
Hergenhanh & Olson (2012: 477) menyatakan bahwa Salah satu tren utama
dalam teori belajar adalah proses kognitif seperti pembentukan konsep,
pengambilan resiko, dan pemecahan masalah. (NCTM) National Council of
Teachers of Mathematics (2000: 29) dalam buku berjudul ‘Principles and
Standard

for

School

Mathematics’

menyatakan

bahwa

standar

proses

pembelajaran matematika terdiri dari pemecahan masalah (problem solving),
penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi matematis
(communication), keterkaitan dalam matematika (connection), dan representasi
(representation).
Kemampuan

pemecahan

masalah

matematis

juga

penting

untuk

dikembangkan karena kemampuan pemecahan masalah matematis dapat
membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, untuk mengantisipasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan permasalahan kehidupan sehari-hari.
Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1

2

Ruseffendi (1991a: 103) mengatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah
sangat penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang dikemudian hari
akan mendalami atau mempelajari matematika, melainkan juga bagi mereka yang
akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari.
Dahar (2011: 121) menyatakan apabila siswa dapat menyelesaikan suatu
masalah yang mewakili kejadian-kejadian nyata, maka siswa tersebut telah terlibat
dalam prilaku berpikir. Muijz dan Reynolds (2008: 185) mengungkapkan bahwa
selama beberapa tahun terakhir ini ada penekanan yang semakin besar pada
pengajaran keterampilan berpikir dan mengatasi masalah di sekolah. Hal ini
sebagian disebabkan oleh adanya berbagai penelitian yang menunjukkan adanya
keterkaitan antara keterampilan berpikir generik murid dan prestasinya di berbagai
mata pelajaran seperti matematika, dan sebagian lain disebabkan oleh adanya
berbagai perubahan di masyarakat di mana pengetahuan dan informasi menjadi
semakin kompleks dan semakin cepat membludak.
Marzano (Suryadi, 2012: 12) menjelaskan bahwa berpikir meliputi lima
dimensi yaitu: (1) metakognisi; (2) berpikir kritis dan kreatif; (3) proses berpikir;
(4) kemampuan berpikir inti; dan (5) dimensi hubungan antara berpikir dengan
pengetahuan tertentu. Marzano (Slavin, 2011: 37) menyatakan bahwa Salah satu
tujuan utama bersekolah ialah meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis,
agar dapat mengambil keputusan rasional tentang apa yang harus dilakukan atau
apa yang harus diyakini. Yunarti (2009: 94) menyatakan bahwa keterkaitan
berpikir kritis dalam pembelajaran adalah perlunya mempersiapkan siswa agar
menjadi seorang pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang
matang, dan seorang yang tak pernah berhenti belajar. Penting bagi siswa untuk
menjadi seorang pemikir mandiri sejalan dengan meningkatnya jenis pekerjaan di
masa yang akan datang yang membutuhkan para pekerja handal yang memiliki
kemampuan berpikir kritis.
Kumalasari (2012: 41) mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kritis
merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan dan
Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

3

berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan. Siswa yang berpikir kritis adalah
siswa yang memiliki cara pandang yang berbeda mengenai suatu masalah
sehingga siswa tersebut mampu memecahkan masalah secara kreatif agar dapat
bersaing secara adil dan mampu bekerjasama dengan siswa lainnya.
Berpikir kritis sangat diperlukan oleh setiap orang untuk menyikapi berbagai
permasalahan dalam realita kehidupan. Dengan berpikir kritis, seseorang dapat
mengatur, menyesuaikan, atau mengubah pola pikirnya, sehingga dapat
memutuskan suatu tindakan yang tepat. Seseorang yang berpikir kritis adalah
orang yang terampil dalam bernalar dan memiliki kecenderungan untuk
mempercayai dan bertindak sesuai dengan penalarannya. Seseorang mempunyai
kemampuan berpikir kritis apabila ia mempunyai kemampuan dalam menganalisa,
membuktikan berdasarkan alasan yang telah dipertimbangkan secara rasional,
membuat generalisasi dari data yang ada, serta memberikan penilaian tentang
kecukupan argumen, data dan kesimpulan (Lasmawati, 2011: 25).
Hasil penelitian yang dilakukan Syahbana (2012) pada siswa SMP
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan, namun dari
hasil postes pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematis yaitu 68, jika di dalam skala 0-100 nilai ini termasuk ke dalam kategori
cukup. Penelitian lain yang berkaitan dengan berpikir kritis adalah penelitian
tindakan kelas yang dilakukan oleh Sulistyani (2012) pada siswa SMP diperoleh
rata-rata hasil pada siklus I sebesar 54,36% termasuk ke dalam kategori sedang.
Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada siklus II sebesar
84,13% termasuk ke dalam kategori tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat ditingkatkan.
Uraian di atas menggambarkan bahwa berpikir kritis merupakan tujuan
pendidikan yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Sebagai usaha untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan
tangguh dalam menghadapi tantangan dimasa yang akan datang. Salah satu cara

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

4

yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu dengan
mempelajari matematika disetiap jenjang pendidikan di Indonesia.
Matematika pada hakekatnya merupakan suatu cara berpikir serta memuat
ide-ide yang saling berkaitan (Suryadi, 2012: 36). Hal ini senada dengan Sabandar
(2009) yang menyatakan bahwa belajar matematika berkaitan erat dengan
aktivitas dan proses belajar dan berpikir. Hal tersebut berkaitan erat dengan
karakteristik matematika sebagai suatu ilmu dan Human Activity, yaitu bahwa
matematika adalah pola pikir mengorganisasikan pembuktian yang logis, yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat.
Muijz dan Reynolds (2008: 333) mengungkapkan bahwa matematika
merupakan kendaraan utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis
dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada anak-anak. Menurut Johnson dan
Rising (Suherman, dkk., 2003: 17) matematika adalah pola berpikir, pola
pengorganisasian, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat,
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai
ide daripada bunyi.
Sumarmo (2013: 439) menjelaskan bahwa matematika memiliki dua visi,
yaitu: Visi pertama mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman
konsep dan ide matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan
masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi yang kedua dalam arti
yang lebih luas dan mengarah ke masa depan, matematika memberi peluang
berkembangnya kemampuan menalar yang logis, sistematik, kritis dan cermat,
kreatif, menumbuhkan rasa percaya diri, dan rasa keindahan terhadap keteraturan
sifat matematika, serta mengembangkan sikap objektif dan terbuka yang sangat
diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah. Jadi pembelajaran
matematika merupakan sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis
yang dibutuhkan dalam mengahapi tantangan dalam kehidupan di masa yang akan
datang.
Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

5

Salah satu pendekatan yang diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa adalah pendekatan Problem Posing. Sutawidjaja & Dahlan, (2011:
9.22) menyatakan bahwa pendekatan Problem Posing adalah alat untuk
mengembangkan, meningkatkan, atau memperkuat keterampilan berpikir kritis.
Nisbet (Suherman, dkk., 2003: 74) mengungkapkan bahwa tidak ada cara
belajar (tunggal) yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik, setiap
orang berbeda dalam kemampuan intelektual, sikap, dan kepribadian sehingga
mereka mengadopsi pendekatan-pendekatan yang karakteristiknya berbeda untuk
belajar. Hal ini berarti bahwa masing-masing individu akan memilih cara dan
gayanya sendiri untuk belajar dan untuk mengajar, namun setidak-tidaknya ada
karakteristik tertentu dalam pendekatan pembelajaran tertentu yang khas
dibandingkan pendekatan lain. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh
Sutawidjaja dan Dahlan (2011: 1.19) bahwa tidak ada cara atau strategi/model
pembelajaran terbaik, yang ada adalah ketepatan dalam memilih strategi/model
pembelajaran.
Djamarah (2008: 108) menyatakan bahwa mengajar bukan tugas yang ringan
bagi guru. Konsekuensi dan tanggung jawab guru juga berat. Di kelas guru akan
berhadapan

dengan

sekelompok

siswa

dengan

segala

persamaan

dan

perbedaannya. Sikap dan perilaku siswa bervariasi dengan indikator pendiam,
suka bicara, suka mengganggu, aktif belajar, gemar menggambar, gemar menulis,
malas dan sebagainya. Sebagai siswa mereka masih memerlukan bimbingan dan
pembinaan dari guru agar menjadi anak yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri
serta bertanggung jawab atas perbuatannya. Menurut Ruseffendi (1991: 374) ada
empat faktor yang menjadi pertimbangan bagi guru dalam memilih metode
pembelajaran, yaitu: (1) tujuan instruksional; (2) materi yang diajarkan; (3)
kondisi/lingkungan; (4) siswa.
Problem Posing adalah suatu reaksi siswa terhadap situasi yang telah
disediakan oleh guru. Reaksi tersebut dapat berupa respon dalam bentuk
peryataan, pertanyaan nonmatematika atau pertanyaan matematika, terlepas dari
Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

6

apakah pertanyaan matematika tersebut pada akhirnya dapat dipecahkan atau tidak
(Sutawidjaja dan Dahlan, 2011: 9.7).
Auerbach (Sutawidjaja & Dahlan, 2011: 9.23) menetapkan lima langkah
dalam mengimplementasikan pendekatan Problem Posing, yaitu: (1) Gambarkan
Situasi (Describe the Content); (2) Rumuskan Masalah (Define the Problem); (3)
Pikirkan Dan Rasakan Adanya Masalah (Personalize the Problem); (4) Diskusi
Masalah (Discuss the Problem); (5) Diskusikan Beberapa Alternatif Pemecahan
(Discuss Alternatives to the Problem).
Dari lima langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan Problem Posing,
tergambar bahwa siswa dituntun untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan kemampuan berpikir kritis, hal ini sejalan dengan indikator-indikator
kemampuan berpikir kritis yang diutarakan oleh Sumarmo (2013: 200) yaitu: (1)
mencari pernyataan, pertanyaan dan alasan secara jelas; (2) memahami informasi
dengan baik dengan cara memilih sumber yang terpercaya; (3) memperhatikan
situasi dan kondisi secara keseluruhan; (4) bersikap tegap dengan ide utama; (5)
menjaga keaslian dan mendasar; (6) mencari alternatif, bersikap dan berpikir
terbuka, sistematis dan teratur; (7) mengambil posisi disertai bukti yang cukup;
(8) mencari penjelasan sebanyak mungkin.
Aurey, seorang guru di Thomas R.Grover Middle School menyatakan bahwa
pengajaran yang efektif membutuhkan keseimbangan, bahwa penemuan, berpikir
kritis dan mengajukan pertanyaan dapat menghasilkan pemahaman dan
penguasaan riil atas berbagai keterampilan dasar yang esensial (Arends, 2008:
317).
Untuk melihat sejauhmana keutamaan dan efektifitas pendekatan Problem
Posing dalam rangka meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa, maka perlu dibandingkan dengan
pendekatan lain. Pendekatan Problem Posing digunakan di kelas ekperimen yang
pertama sedangkan pembelajaran langsung (Direct Instruction) digunakan di kelas
eksperimen yang kedua. pembelajaran langsung (Direct Instruction) juga dikenal
Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

7

dengan sebutan pengajaran aktif (Active Teaching) atau pengajaran seluruh kelas
(Whole-class Teaching), yaitu suatu pembelajaran di mana guru terlibat secara
aktif

untuk

mengusung

isi

pelajaran

kepada

siswa-siwanya

dengan

mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Namun demikian bukan
berarti pembelajaran langsung (Direct Instruction) adalah metode pembelajaran
yang buruk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Good dan Brophy (Muijs dan
Reynolds, 2008: 61) menghasilkan suatu kesimpulan bahwa pembelajaran
langsung (Direct Instruction) merupakan metode terbaik untuk mengajarkan
tentang aturan, prosedur, dan keterampilan dasar khususnya untuk murid-murid
belia. Tetapi bukan berarti bahwa pembelajaran langsung (Direct Instruction)
adalah metode terbaik untuk digunakan di semua keadaan.
Uraian di atas menjadi sal satu dasar bagi penulis untuk meneliti apakah
terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis
siswa MTs yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing
dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung (Direct Instruction). Untuk
selanjutnya, penelitian ini penulis beri judul “Studi Komparatif tentang
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis Matematis
Siswa MTs yang Memperoleh Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Posing
dan Siswa yang Memperoleh Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: kemampuan pemecahan masalah
dan kemampuan berpikir kritis yang belum berkembang dengan baik dalam
pembelajaran matematika dan penerapan pendekatan problem posing dan
pembelajaran langsung yang diduga dapat menjawab permasalahn tentang
kemampuan tersebut.
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka diketahui masalah utama
dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan kemampuan dan
Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

8

perbedaan peningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem
posing dan siswa

yang memperoleh pembelajaran

langsung (Direct

Instruction)?”. Masalah ini dapat dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1.

Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing lebih baik daripada siswa
yang memperoleh Pembelajaran langsung (Direct Instruction)?

2.

Apakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing lebih baik daripada siswa
yang memperoleh Pembelajaran langsung (Direct Instruction)?

3.

Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing lebih baik
daripada

siswa

yang

memperoleh

Pembelajaran

langsung

(Direct

Instruction)?
4.

Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing lebih baik
daripada

siswa

yang

memperoleh

Pembelajaran

langsung

(Direct

Instruction)?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa melalui pendekatan problem posing. Secara lebih khusus
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah:
1.

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan problem posing lebih baik dibandingkan
siswa yang memperoleh Pembelajaran langsung (Direct Instruction).

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8

9

2.

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan problem posing lebih baik dibandingkan siswa yang
memperoleh Pembelajaran langsung (Direct Instruction).

3.

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing lebih baik
dibandingkan siswa yang memperoleh Pembelajaran langsung (Direct
Instruction).

4.

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan problem posing lebih baik dibandingkan
siswa yang memperoleh Pembelajaran langsung (Direct Instruction).

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan masukan yang berarti, khususnya bagi peneliti
sebagai guru matematika dalam rangka meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan berpikir kritis matematis siswa. Penelitian ini juga dapat menjadi
salah satu dasar dan masukan dalam mengembangkan penelitian-penelitian
selanjutnya.

E. Variabel Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (independent
variable), dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
problem posing yang diberikan pada kelas eksperimen pertama dan pembelajaran
langsung (direct instruction) yang diberikan pada kelas eksperimen kedua,
sedangkan variabel terikat yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam
pembelajaran matematika.

Rini Trisnawati, 2014
Studi komparatif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis
matematis siswa MTS yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan
siswa yang memperoleh pembelajaran langsung(direct instruction)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9

1

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PROBLEM POSING PADA SISWA Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah Matematika dengan Problem Posing Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah 6 Sura

2 8 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PROBLEM POSING PADA SISWA Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah Matematika dengan Problem Posing Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah 6 Sura

0 3 17

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL.

0 2 37

Perbandingan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP antara yang Memperoleh Pembelajaran Model Problem Based Learning dan Guided Inquiry.

0 2 37

Perbandingan Peningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Antara Siswa yang Memperoleh Pembelajaran Dengan Pendekatan Problem Posing dan Siswa yang Memperoleh Pembelajaran Langsung.

0 1 26

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP ANTARA YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN MODEL M-APOS DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING.

0 1 50

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

0 2 53

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN METACOGNITIVE INSTRUCTION.

0 0 57

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA.

1 4 50