Pengembangan Biji Sintetis Anggrek Macan (Grammatophyllum scriptum (Lindl.) BI.) melalui Enkapsulasi Protocorm Like Bodies.
(B. MIPA Sains)
Pengembangan Biji Sintetis Anggrek Macan (Grammatophyllum scriptum (Lindl.) BI.) melalui
Enkapsulasi Protocorm Like Bodies
Kata kunci: Grammatophyllum scriptum, plb, enkapsulasi
Pitoyo, Ari; Anggarwulan, Endang
Fakultas MIPA UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Penelitian Sarjana, 2012
Keberadaan anggrek semakin terancam akibat koleksi langsung dari alam maupun kerusakan pada
habitatnya yang berujung pada terganggunya siklus hidup tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk
melakukan perbanyakan secara eksitu anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pengembangan biji
sintetis. Cara ini sangat efektif untuk menjembatani produk hasil kultur invitro untuk diintroduksikan ke
alam, selain itu juga efektif untuk penyimpanan jangka panjang.
Biji sintetis dibuat dengan metode penyalutan (enkapsulasi) plb (protocorm like bodies) pada suatu
matrik Natrium-Alginate yang dilarutkan pada larutan kaya nutrisi dan dibulatkan dengan penambahan
Kalsium klorida. Untuk membentuk biji sintetis yang baik dan viabel dibutuhkan optimasi tiap unsur
pembentuk biji sintetis yang meliputi: optimasi plb, konsentrasi media nutrisi, dan perbandingan antara
Na-Alginate dan CaCl2 . Setiap langkah optimasi menggunakan rancangan acak lengkap. Parameter yang
diamati meliputi parameter fisik seperti tekstur dan bentuk biji sintetis, parameter pertumbuhan seperti
waktu perkecambahan, jumlah daun dan akar, tinggi tunas, dll. Parameter histologi juga dilakukan untuk
mendukung parameter pertumbuhan. Analisis data kualitatif menggunakan analisis diskriptif komparatif
sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis varian.
Hasil penelitian menunjukkan, komposisi bahan penyalut mempengaruhi sifat fisik dari biji yang
dihasilkan. Komposisi terbaik didapatkan pada konsentrasi Na- Alginat 3% yang dikomplekkan dengan
Kalsium Klorida 75 mM. Biji yang berbentuk bulat dan tidak pecah. Hasil pengujian resiko kontaminasi
menunjukkan bahwa biji sintetis yang terbentuk dengan perbandingan tersebut tahan terhadap
serangan kontaminan meskipun ditanam pada media non-steril dengan syarat Na-alginat dan Kalsium
Klorida dalam kondisi steril. Tahap perkembangan plb sangat mempengaruhi arah perkembangan
eksplan pada biji sintetis. Plb pada kondisi globuler dan meristematik lebih mudah membentuk tunas
secara langsung, sedangkan plb yang telah bertunas harus mengalami pembentukan plb baru sebelum
membentuk tunas. Pemberian zat pengatur tumbuh NAA terbukti memberikan perbedaan pada
kecepatan waktu perkecambahan, jumlah daun, maupun laju perkembangan tunas. NAA pada
konsentrasi 0.5 ppm memberikan waktu germinasi lebih cepat dibandingkan perlakuan lainnya.
Prosentase perkecambahan mendekati 100% pada setiap perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian ini
maka pembentukan biji sintetis sangat potensial untuk pengembangan perbanyakan dan konservasi
palsma nutfah anggrek, karena dapat ditanam langsung pada media non-steril.
Pengembangan Biji Sintetis Anggrek Macan (Grammatophyllum scriptum (Lindl.) BI.) melalui
Enkapsulasi Protocorm Like Bodies
Kata kunci: Grammatophyllum scriptum, plb, enkapsulasi
Pitoyo, Ari; Anggarwulan, Endang
Fakultas MIPA UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Penelitian Sarjana, 2012
Keberadaan anggrek semakin terancam akibat koleksi langsung dari alam maupun kerusakan pada
habitatnya yang berujung pada terganggunya siklus hidup tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk
melakukan perbanyakan secara eksitu anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pengembangan biji
sintetis. Cara ini sangat efektif untuk menjembatani produk hasil kultur invitro untuk diintroduksikan ke
alam, selain itu juga efektif untuk penyimpanan jangka panjang.
Biji sintetis dibuat dengan metode penyalutan (enkapsulasi) plb (protocorm like bodies) pada suatu
matrik Natrium-Alginate yang dilarutkan pada larutan kaya nutrisi dan dibulatkan dengan penambahan
Kalsium klorida. Untuk membentuk biji sintetis yang baik dan viabel dibutuhkan optimasi tiap unsur
pembentuk biji sintetis yang meliputi: optimasi plb, konsentrasi media nutrisi, dan perbandingan antara
Na-Alginate dan CaCl2 . Setiap langkah optimasi menggunakan rancangan acak lengkap. Parameter yang
diamati meliputi parameter fisik seperti tekstur dan bentuk biji sintetis, parameter pertumbuhan seperti
waktu perkecambahan, jumlah daun dan akar, tinggi tunas, dll. Parameter histologi juga dilakukan untuk
mendukung parameter pertumbuhan. Analisis data kualitatif menggunakan analisis diskriptif komparatif
sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis varian.
Hasil penelitian menunjukkan, komposisi bahan penyalut mempengaruhi sifat fisik dari biji yang
dihasilkan. Komposisi terbaik didapatkan pada konsentrasi Na- Alginat 3% yang dikomplekkan dengan
Kalsium Klorida 75 mM. Biji yang berbentuk bulat dan tidak pecah. Hasil pengujian resiko kontaminasi
menunjukkan bahwa biji sintetis yang terbentuk dengan perbandingan tersebut tahan terhadap
serangan kontaminan meskipun ditanam pada media non-steril dengan syarat Na-alginat dan Kalsium
Klorida dalam kondisi steril. Tahap perkembangan plb sangat mempengaruhi arah perkembangan
eksplan pada biji sintetis. Plb pada kondisi globuler dan meristematik lebih mudah membentuk tunas
secara langsung, sedangkan plb yang telah bertunas harus mengalami pembentukan plb baru sebelum
membentuk tunas. Pemberian zat pengatur tumbuh NAA terbukti memberikan perbedaan pada
kecepatan waktu perkecambahan, jumlah daun, maupun laju perkembangan tunas. NAA pada
konsentrasi 0.5 ppm memberikan waktu germinasi lebih cepat dibandingkan perlakuan lainnya.
Prosentase perkecambahan mendekati 100% pada setiap perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian ini
maka pembentukan biji sintetis sangat potensial untuk pengembangan perbanyakan dan konservasi
palsma nutfah anggrek, karena dapat ditanam langsung pada media non-steril.