PENGARUH MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 CIMAHI.
PENGARUH MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK
PASUNDAN 1 CIMAHI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh Diani Rose Leni
0900401
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
PENGARUH MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK
PASUNDAN 1 CIMAHI
Oleh Diani Rose Leni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Diani Rose Leni2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK
PASUNDAN 1 CIMAHI
Oleh Diani Rose Leni
0900401
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I,
Dr. H.A. Sobandi, M.Pd, M.Si. NIP. 195704011984031003
Pembimbing II,
Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si. NIP. 196101061987032002
Diketahui oleh :
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 197207112001121001
(4)
ABSTRAK
PENGARUH MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK
PASUNDAN 1 CIMAHI
Oleh: Diani Rose Leni
0900401
Skripsi ini dibimbing oleh:
Drs. H. Ade Sobandi, M.Si.,M.Pd. dan Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si Penelitian ini dilakukan di SMK Pasundan 1 Cimahi. Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai minat belajar siswa. Inti kajiannya difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yaitu manajemen perlengkapan sekolah. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa.
Penelitian ini terdiri dua variabel yaitu manajemen perlengkapan sekolah (X) dan minat belajar siswa (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei eksplanasi (explanatory survey). Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa (1) manajemen perlengkapan sekolah di SMK Pasundan 1 Cimahi termasuk kategori cukup baik, (2) minat belajar siswa di SMK Pasundan 1 Cimahi termasuk kategori cukup tinggi. (3) manajemen perlengkapan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi.
(5)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF MANAGEMENT SCHOOL EQUIPMENT FOR INTERST STUDENTS CLASS X TO EARNING PROGRAM ADMINISTRATION OFFICE IN SMK PASUNDAN 1 CIMAHI
by:
Diani Rose Leni 0900401
This Script is guided by:
Drs. H. Ade Sobandi, M.Si., M.Pd. dan Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si.
The research was done in SMK Pasundan 1 Cimahi. The problem in this research study is about a student interest. Core studies focused on one of the factors that affect student interest: the management of school supplies. Accordingly, the subject matter is revealed in this study is the extent of the influence of management of school supplies to students interest in learning.
The study consisted of two variables, that is the management of school supplies (X) and student interest (Y). The method used in this research is the explanation survey method. Techniques of data collection by questionnaire, were analyzed using simple regression.
Based on the research results, obtained information that (1) management equipment in vocational schools Pasundan 1 Cimahi pretty good category, (2) student interest in vocational Pasundan 1 Cimahi high category. (3) management of school supplies and a significant positive effect on student interest in the subject of class X prolific Office Administration program at SMK Pasundan 1 Cimahi.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 135 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Kegunaan penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Minat Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.1 Pengertian Minat Belajar Siswa .. Error! Bookmark not
defined.
2.1.1.2 Fungsi Minat Belajar SiswaError! Bookmark not defined. 2.1.1.3 Aspek-Aspek Minat Belajar SiswaError! Bookmark not
defined.
2.1.1.4 Faktor-faktor Minat Belajar SiswaError! Bookmark not defined.
2.1.1.5 Indikator Minat Belajar Siswa .... Error! Bookmark not defined.
(7)
2.1.1.6 Pengukuran Minat ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Manajemen Perlengkapan SekolahError! Bookmark not
defined.
2.1.2.1 Pengertian Manajemen Perlengkapan Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.2 Tujuan Manajemen Perlengkapan Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.3 Klasifikasi Perlengkapan Sekolah Error! Bookmark not defined.
2.1.2.4 Prinsip – prinsip Manajemen Perlengkapan SekolahError! Bookmark not defined.
2.1.2.5 Proses Manajemen Perlengkapan Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Pengaruh Manajemen Perlengkapan Sekolah terhadap Minat Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III OBJEK, METODE DAN DESAIN PENELITIANError! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Operasionalisasi Variabel Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Program Administrasi PerkantoranError! Bookmark not defined.
3.3.2 Operasionalisasi Variabel Manajemen Perlengkapan Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Sumber Data Primer ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Sumber Data Sekunder ... Error! Bookmark not defined.
(8)
3.5 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Data Primer ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Data Sekunder ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined. 3.8 Tekhnik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Tekhnik Analisis Data DeskriptifError! Bookmark not defined. 3.8.2 Tekhnik Analisis Data InferensialError! Bookmark not defined.
3.8.2.1 Uji Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.8.2.1.1 Uji HomogenitasError! Bookmark not defined. 3.8.2.1.2 Uji Linearitas .... Error! Bookmark not defined. 3.8.2.2 Analisis Regresi SederhanaError! Bookmark not defined. 3.8.2.3 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Profil Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.1 Sejarah ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.2 Visi dan Misi ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.3 Program Studi Keahlian . Error! Bookmark not defined. 4.1.1.4 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not defined.
(9)
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Gambaran Variabel Hasil PenelitianError! Bookmark not defined.
4.1.4.1 Variabel Manajemen Perlengkapan Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.2 Variabel Minat Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined.
4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
4.1.5.1 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5.2 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.6 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Gambaran Manajemen Perlengkapan SekolahError! Bookmark
not defined.
4.2.2 Gambaran Minat Belajar Siswa .. Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pengaruh Manajemen Perlengkapan Sekolah terhadap Minat
Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
(10)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di dalam dunia pendidikan banyak sekali kendala yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya agar siswa dapat memahami dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.
Tujuan utama dalam dunia pendidikan adalah menghasilkan insan-insan yang berkarakter dan memiliki prestasi yang gemilang. Menurut M. Dalyono (2009:131) didalam bukunya mengemukakan bahwa “Sekolah merupakan satu faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya”. Namun, untuk mencapai prestasi yang baik, yang harus diperhatikan adalah minat belajar. Sebab tanpa adanya minat belajar dalam kegiatan pembelajaran akan dirasa kurang efektif dan efesien, karena perhatian siswa tidak fokus pada materi yang sedang diajarakan.
Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya apa yang menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minat pun menyertai kita (Dakir. 1971 : 81).
Pada saat ini pemerintah membuat kebijakan untuk memperbanyak sekolah-sekolah kejuruan yang dikenal dengan Sekolah Menengan Kejuruan (SMK). Pernyataan di atas dapat diperkuat dengan penjelasan dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) pada tahun 2004 yang telah membuat terobosan untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap mutu Sekolah Menengah
(11)
Kejuruan (SMK) melalui kebijakan memperbanyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan mengurangi pembangunan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Program pendidikan yang diberikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu normatif, adaptif dan produktif. Khusus untuk mata pelajaran produktif dibekali keahlian dan kompetensi kerja sesuai dengan jurusan masing-masing. Program Administrasi Perkantoran mengharuskan siswanya bisa menggunakkan peralatan kantor dengan baik dan benar. Akan tetapi umumnya kebanyakan siswa jurusan Administrasi Perkantoran tidak bisa menggunakan alat-alat perkantoran, hal tersebut merupakan rendahnya minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran yang bersangkutan.
Masalah yang dikaji dari penelitian ini adalah Rendahnya Tingkat Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi.
Terkait dengan Rendahnya Tingkat Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif program keahlian Administrasi Perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi, Maka pertanyaan yang muncul kemudian adalah :
1. Mengapa terjadi rendahnya tingkat minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program keahlian Administrasi Perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi ?
2. Faktor apa yang mempengaruhi tingkat minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program keahlian Administrasi Perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi ?
(12)
Presentase minat siswa dapat dihitung dari nilai hasil evaluasi akhir dan tingkat kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran, seperti yang telah dijelaskan menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati
4. Ada rasa keterkaitan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. 5. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang
lainnya.
6. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Berhubungan dengan penjelasan tersebut maka siswa yang memiliki minat yang besar untuk mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dari tingkat absensi dan prestasi belajar disekolah. Karena siswa yang memiliki tingkat absensi paling tinggi adalah siswa yang memiliki minat yang rendah untuk berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Begitu pula siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar tinggi, maka siswa tersebut memiliki minat untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan :
Kalau seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasa dia malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal itu tentu mempengaruhi hasil belajarnya.(Kartono, 1995:18)
Dilihat dari kondisi saat ini khususnya disekolah seperti yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi, ditemukan adanya penurunan
(13)
minat belajar siswa. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat tingkat minat belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai dan bagaimana ciri-ciri minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Indikasi rendahnya tingkat minat belajar siswa dapat dilihat dari tabel yang di dapatkan dari Bagian diantaranya dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 1. 1
Laporan UAS Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X Tahun Ajaran 2009-2010
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi
Tabel 1. 2
Laporan UAS Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X Tahun Ajaran 2010-2011
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi
No. Mata Pelajaran Produktif Rata- Rata
Nilai KKM
1. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
70,9 75
2. Mengelola peralatan kantor 72,4 75
3. Melakukan prosedur administrasi 72,7 75
Tabel 1. 3
Laporan UAS Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X Tahun Ajaran 2011-2012
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi
No. Mata Pelajaran Produktif Rata- Rata Nilai
KKM 1. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi
73,4 75
2. Mengelola peralatan kantor 76,9 75
3. Melakukan prosedur administrasi 71,8 75
Sumber : SMK Pasundan 1 Cimahi
No. Mata Pelajaran Produktif Rata- Rata
Nilai KKM
1. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
67,3 70
2. Mengelola peralatan kantor 65,8 70
(14)
Berdasarkan fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian nilai ujian akhir semester (UAS) siswa pada mata pelajaran produktif program Administrasi Perkantoran tidak semuanya mencapi kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata nilai ujian akhir semester (UAS) yang diperoleh sebagai berikut; pada Tahun Ajaran 2009-2010 untuk mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi sebesar 67,3 dan Mengelola Peralatan Kantor sebesar 65,8 rata-rata nilai tersebut berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 2009-2010 sebesar 70. Tahun 2010-2011 untuk mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi rata-rata yang diperoleh 70,9 dan nilai rata-rata yang diperoleh untuk mata pelajaran Mengelola Peralatan Kantor nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 72,4 untuk mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi sebesar 72,7 berada dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 2010-2011 yaitu sebesar 75. Sedangkan untuk Tahun Ajaran 2011-2012 untuk mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi rata-rata yang diperoleh 73,4 dan nilai rata-rata yang diperoleh untuk mata pelajaran Mengelola Peralatan Kantor nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 76,9 , untuk mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi sebesar 71,8. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat beberapa nilai rata-rata mata pelajaran yang berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Berikut daftar kehadiran siswa di SMK Pasundan 1 Cimahi selama 6 bulan terakhir :
(15)
Gambar 1. 1
Laporan Kehadiran Siswa Tahun Ajaran 2009 – 2010 Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi
Program Administrasi Perkantoran
Gambar 1. 2
Laporan Kehadiran Siswa Tahun Ajaran 2010 – 2011 Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi
Program Administrasi Perkantoran
Gambar 1. 3
Laporan Kehadiran Siswa Tahun Ajaran 2011 – 2012 Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi
Program Administrasi Perkantoran
Sumber : Tata Usaha SMK Pasundan 1 Cimahi
Dilihat dari beberapa data absensi dari di atas dapat dilihat bahwa siswa Program Administrasi Perkantoran (AP) kelas X pada Tahun Ajaran 2009-2010 yang tidak hadir dengan alasan sakit mencapai 55,56% dan dengan alasan izin
0 20 40 60
Alpha Izin Sakit
dalam persen
0 20 40 60
Alpha Izin Sakit
dalam persen
0 20 40 60
Alpha Izin Sakit
(16)
mencapai 4,17% sedangkan tidak ada keterangan mencapai 40,28% . Tahun Ajaran 2010-2011 dengan alasan sakit mencapai 51,5% dan dengan alasan izin sebesar 19,7% sedangkan yang tidak hadir dengan alasan tidak ada keterangan sebesar 28,9%. Tahun Ajaran 2011-2012 yang tidak hadir dengan alasan sakit mencapai 32,2%, sedangkan dengan alasan izin mencapai 20,5% dan tidak ada keterangan mencapai 47,4% selama satu tahun pada tahun ajaran 2011-2012. Berdasarkan tingkat kehadiran dari tahun ke tahun di atas dapat dilihat bahwa cukup besarnya presentase siswa yang tidak hadir dengan alasan tidak ada keterangan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rendahnya minat siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar disekolah karena jumlah ketidakhadiran dengan tidak ada alasan atau alpha lebih besar dibandingkan dengan sakit atau izin. “Minat adalah sebab, yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain...” (Dyimyati Mahmud,1982:40), dengan kata lain minat belajar merupakan dorongan agar siswa mau belajar.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas X program Administrasi Perkantoran (AP) terungkap bahwa apabila infrastruktur sekolah tidak sesuai dengan harapan siswa, maka siswa enggan memperhatikan apa yang disampaiakan guru sehingga minat belajar siswa menurun.
Melihat permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sangat rendah. Minat belajar siswa merupakan salah satu faktor internal yang terdapat pada masing-masing siswa, akan tetapi untuk meningkatkan minat belajar siswa banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor yang
(17)
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa, diantaranya faktor internal (faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan) dan faktor eksternal (faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat).
Rendahnya tingkat minat belajar siswa merupakan masalah yang sangat penting untuk dipecahkan, karena apabila tidak dipecahkan akan banyak menimbulkan dampak negatif diantaranya dapat menyebabkan prestasi belajar yang kurang memuaskan, sedangkan dampak positif bagi siswa yang memiliki minat belajar yaitu hasil belajar yang memuaskan . Hal ini sesuai dengan pendapat dibawah ini :
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi, penelitian – penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat (Gie, 1998).
Kondisi belajar psikologis siswa merupakan hal yang menjadi perhatian. Tingkat minat belajar siswa menurun bisa dipengaruhi Faktor eksternal. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010:181), faktor – faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dapat diatasi oleh guru sekolah dengan cara :
1. Memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara bahan suatu pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa dimasa yang akan datang. 2. Memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran, insentif
merupakan alat yang dipakai dalam proses belajar.
Berdasarkan pendapat di atas dalat dijelaskan demi terwujudnya minat belajar yang tinggi, maka diperlukan adanya perlengkapan sekolah yang memadai. Perlengkapan sekolah menjadi penting karena minat belajar siswa dapat ditingkatkan dengan tersedianya perlengkapan sekolah. Peraturan pemerintah
(18)
Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, perlengkapan sekolah diatur dalam pasal 42 ayat 1 yang berbunyi:
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan yang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Untuk mengatasi masalah tersebut pihak sekolah dan guru harus lebih memperhatikan apa saja kebutuhan siswa yang dapat mendukung proses kegiatan belajar disekolah. Jurusan Administrasi perkantoran diharuskan mengetahui dan bisa menggunakan alat-alat perkantoran. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusyan, Kusnidar dan Arifin (Irine,2006:54) menyatakan bahwa “kegiatan belajar akan berjalan dalam proses yang terarah dan mencapai tujuannya, jika dalam proses belajar mengajar itu tersedia fasilitas yang diperlukan guru”.
Pendapat di atas sesuai dengan penjelasan Dyimyati Mahmud (1982:40) yang mengatakan bahwa :
Minat adalah sebagai sebab, yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
Suatu pendidikan selain harus adanya perlengkapan sekolah yang mendukung juga harus memiliki suatu manajemen. Manajemen pendidikan yang baik menjadi salah satu faktor penentu tercapainya tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan tersebut meliputi kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, prlengkapan sekolah, biaya dan hubungan masyarakat.
Perlengkapan sekolah harus dikelola atau dimanage dengan baik agar dapat berfungsi dengan baik selama umur yang direncanakan, aman bagi para
(19)
warga sekolah, dan tidak berpotensi menimbulkan kerugian materiil yang besar. Menurut Holt dalam Akdon (2005 : 3) “ Management is the process of planning, organizing, leading and controlling that encompasses human, material, financial and information resources is an organizational environment”. Artinya Manajemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan yang meliputi manusia, bahan, keuangan dan sumber informasi dalam sebuah lingkungan organisasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perlengkapan sekolah dapat berjalan dengan baik jika sekolah tersebut menerapkan ilmu manajemen dengan baik sehingga akan mempengaruhi tingkat minat belajar siswa menjadi lebih baik.
Mengacu pada keseluruhan paparan di atas, dan dalam upaya memahami dan memecahkan masalah rendahnya tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran di SMK Pasundan 1 Cimahi, maka perlu dan penting dilakukan penelitian tentang pengaruh manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa. Inilah yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian, selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Manajemen Perlengkapan Sekolah terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi”.
1.2 Identifikasi Masalah
Adanya minat belajar yang tinggi menyebabkan prestasi belajar siswa tersebut meningkat. Siswa yang memiliki minat belajar yang sangat tinggi tentu saja hasil belajar yang dicapaipun akan tinggi pula hal tersebut sesuai dengan
(20)
pernyataan di atas. Berdasarkan latar belakang banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa.
Menurut Aritonang (2008:16), bahwa faktor-faktor yang membuat siswa berminat belajar yaitu :
1. Cara mengajar guru. 2. Karakter guru.
3. Suasana kelas tenang dan nyaman. 4. Fasilitas belajar yang digunakan.
Adapun menurut Slameto (2010:54) Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa perlengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orangtua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latarbelakang sosial budaya.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasararkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini spesifik dirumuskan dalam pernyataan penelitian sebagai berikut:
(21)
1. Bagaimana gambaran tingkat manajemen perlengkapan sekolah pada mata pelajaran produktif program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi ?
2. Bagaimana gambaran tingkat minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi ?
3. Seberapa besar pengaruh tingkat manajemen perlengkapan sekolah terhadap tingkat minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi ?
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi. Analisis tersebut diperlukan: untuk mengetahui pengaruh manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi.
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana gambaran manajemen perlengkapan sekolah pada mata pelajaran produktif program keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi.
(22)
2. Mengetahui bagaimana gambaran minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi.
3. Mengetahui adakah pengaruh manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi.
1.5 Kegunaan penelitian
Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dicapai , penelitian ini akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan. Temuan – temuan ini dapat dijadikan bahan pengembangan teoritik, atau dijadikan bahan kajian untuk mengkaji berbagai teori ilmu pendidikan yang selama ini telah terakumulasi, sehingga dapat melahirkan kembali temuan ilmiah yang lebih produktif.
Secara praktis, hasil penelitan ini diantaranya berguna : (1) sebagai bahan informasi bagi sekolah SMK Pasundan 1 Cimahi untuk memahami sifat – sifat yang berkaitan dengan minat belajar siswa di SMK Pasundan 1 Cimahi, sehingga dapat dikembangkan pendekatan yang efektif bagi terjadinya kondisi belajar yang kondusif untuk mengembangkan minat belajar siswa; (2) sebagai sumbangan pemikiran bagi sekolah SMK Pasundan 1 Cimahi mengenai manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa (3) sebagai bahan masukan bagi tenaga ajar disekolah dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan minat belajar siswa; (4) untuk mengetahui dengan pasti implikasi manajemen
(23)
perlengkapan terhadap minat belajar siswa; (6) sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian khususnya mengenai pengaruh manajemen perlengkapan sekolah yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.
(24)
BAB III
OBJEK, METODE DAN DESAIN PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini mengenai pengaruh manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi. Berdasarkan judul tersebut, maka yang menjadi objek penelitian adalah manajemen perlengkapan sekolah dan minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran.
Subjek penelitian ini ditujukan kepada siswa-siswi kelas X pada program keahlian Administrasi Perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.
3.2 Metode Penelitian
Tujuan suatu metode penelitian adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti mengenai langkah-langkah penelitian yang dilakukan, sehingga permasalahan tersebut dapat dipecahkan. Sugiyono (2012:2) mengemukakan bahwa “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Jadi, metode penelitian dapat dijadikan pedoman bagi peneliti dan memudahkan peneliti dalam mengarahkan atau menggambarkan penelitiannya, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai.
(25)
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) yaitu penelitian survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989:5), mengemukakan ”Metode explanatory survey yaitu metode untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan hipotesis”.
Metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) merupakan penjelasan penelitian yang menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden. ”. Metode ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sanapiah Faisal (2007:18) menjelaskan :
Penelitian eksplanasi yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil atau produk penelitiannya dapat menjelaskan kenapa atau mengapa (variabel anteseden apa saja yang mempengaruhi) terjadinya sesuatu gejala atau kenyataan sosial tertentu.
Objek telaahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah sesuatu variabel disebabkan ataukah tidak oleh variabel lainnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian melalui metode penelitian survei ekspanasi (explanatory survey) untuk memperoleh gambaran antara dua objek penelitian yakni manajemen perlengkapan sekolah dan minat belajar siswa pada mata pelajaran produktif
(26)
program administrasi perkantoran. Apakah terdapat pengaruh yang positif antara manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran dan seberapa besar pengaruh manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi.
3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel dilakukan untuk memberikan pemahaman dalam penggunaan variabel dan menentukan data yang diperlukan. Selain itu, operasionalisasi variabel dapat mempermudah pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.Sugiyono (2012:38) mengemukakan “Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diperlajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Kerlinger (dalam Arikunto, 2002:94) mengemukakan “Variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis, kelamin, insaf dan konsep kesabaran”. Jenis variabel terbagi kedalam variabel terikat dan variabel bebas. Variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur, sehingga dapat menganalisis bagaimana pengaruh hubungan antara dua variabel tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian ini terdiri dari variabel terikatnya (dependent variabel) adalah minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran. Sedangkan variabel bebas
(27)
(independet variabel), yaitu: manajemen perlengkapan sekolah. Sedangkan untuk memudahkan dalam pengumpulan data dan pengukurannya, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dioperasionalkan sebagai berikut:
3.3.1 Operasionalisasi Variabel Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran
Minat merupakan motif yang dipelajari dan yang mendorong individu untuk aktir dalam kegiatan-kegiatan tertentu, maka indikator minat dapat dilihat dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya. Hilgard dalam Slameto (2003:58) menyatakan bahwa “Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus”.
Tanner and Tanner dalam Slameto (2003:187) mengemukakan bahwa terdapat beberapa indikator minat yang dapat dikenal atau dapat dilihat melalui proses belajar, diantaranya:
1. Ketertarikan untuk belajar:
Seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap belajar tersebut. ia akan rajin belajar dan terus mempelajari semua ilmu yang berhubungan dengan bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias tanpa ada beban dalam dirinya.
2. Perhatian dalam belajar;
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi, siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jiwa dan pikirannya akan terfokus dengan apa yang dipelajarinya.
3. Motivasi belajar;
Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan prilaku yang terarah demi pencapaian tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi belajar.
(28)
4. Pengetahuan;
Selain dari perasaan senang dan perhatian, untuk mengetahui berminat atau tidaknya seseorang terhadap suatu pelajaran, dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya. Sesorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Secara rinci operasionalisasi variabel minat belajar siswa pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Operasionalisasi Variabel Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran
VARIABEL
KONSEP
VARIABEL
INDIKATOR UKURAN SKALA
NO. ITEM ANGKET Minat Belajar Siswa (Variabel Y) Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus (Hilgard (dalam Slameto, 2003:58)) Ketertarikan untuk belajar
Tingkat antusias siswa mengikuti pembelajaran mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran Ordinal 1 Tingkat mendalami mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran Ordinal 2 Tingkat membaca buku yang berhubungan dengan mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran Ordinal 3 Tingkat kehadiran mengikuti pembelajaran mata pelajaran produktif program administrasi Ordinal 4
(29)
VARIABEL
KONSEP
VARIABEL
INDIKATOR UKURAN SKALA
NO. ITEM ANGKET perkantoran Perhatian dalam belajar
Tingkat perhatian pada materi mata pelajaran
produktif program administrasi perkantoran Ordinal 5 Tingkat konsentrasi mengikuti pembelajaran mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran Ordinal 6 Tingkat keinginan mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran Ordinal 7 Tingkat proporsi waktu untuk belajar
mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran Ordinal 8 Motivasi Belajar Tingkat dorongan mempelajari mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran Ordinal 9 Tingkat menyenangi dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran Ordinal 10 Tingkat semangat mengikuti pembelajaran mata Ordinal 11
(30)
VARIABEL
KONSEP
VARIABEL
INDIKATOR UKURAN SKALA
NO. ITEM ANGKET
pelajaran produktif program administrasi
perkantoran Tingkat keinginan membaca buku mata
pelajaran produktif program administrasi
perkantoran
Ordinal 12
Pengetahuan Tingkat kemampuan baru yang diperoleh siswa pada mata pelajaran produktif program administrasi
perkantoran
Ordinal 13
Tingkat pengetahuan baru yang diperoleh
siswa pada mata pelajaran produktif program administrasi
perkantoran
Ordinal 14
Tingkat keterampilan baru yang diperoleh
siswa pada mata pelajaran produktif program administrasi
perkantoran
Ordinal 15
Sumber : Tanner and Tanner dalam Slameto (2003:187), diolah ulang oleh peneliti
3.3.2 Operasionalisasi Variabel Manajemen Perlengkapan Sekolah
Dalam penelitian ini, variabel bebas (independent variable) yang diteliti adalah manajemen perlengkapan sekolah. Manajemen perlengkapan sekolah dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien (Ibrahim Bafadal, 2008:2).
(31)
Bafadal Ibrahim (2008:7) mengidentifikasi kegiatan pengelolaan manajemen perlengkapan sekolah, yaitu: 1) perencanaan, 2) pengadaan, 3) pendistribusian, 4) pemeliharaan, 5) penginventarisasian, dan 6) penghapusan.
Operasional variabel manajemen perlengkapan sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 2
Operasional Variabel Manajemen Perlengkapan Sekolah
VARIABEL KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NOITEM ANGKET Manajemen Perlengkapan Sekolah (Variabel X) Manajemen perlengkapan sekolah dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien (Bafadal Ibrahim, 2008:2)
Perencanaan Tingkat penetapan perlengkapan sekolah yang dibutuhkan sesuai
kebutuhan
Ordinal 1
Tingkat perencanaan perlengkapan sekolah yang sesuai dengan materi yang
diajarkan
Ordinal 2
Pengadaan Tingkat pelaksanaan pengadaan perlengkapan sekolah sesuai dengan kebutuhan Ordinal 3 Tingkat pengujian segala kemungkinan terhadap perlengkapan sekolah Ordinal 4
Pendistribusian Tingkat ketepatan sasaran penyampaian
barang yang
(32)
VARIABEL KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NOITEM ANGKET disampaikan Tingkat ketepatan jumlah barang yang disampaikan. Ordinal 6 Tingkat ketepatan jenis barang yang
disampaikan Ordinal 7 Penggunaan dan Pemeliharaan Tingkat pemeliharaan terhadap perlengkapan sekolah Ordinal 8 Tingkat kesadaran dalam pemeliharaan perlengkapan sekolah Ordinal 9 Tingkat penggunaan perlengkapan sekolah Ordinal 10
Penginventarisasian Tingkat tersedianya barang inventaris perlengkapan sekolah Ordinal 11 Tingkat pemakaian barang inventaris perlengkapan sekolah yang digunakan guru sebagai peraga Ordinal 12 Tingkat pemakaian barang inventaris perlengkapan sekolah membuat siswa lebih mudah
memahami materi
(33)
VARIABEL KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NOITEM ANGKET
pembelajaran Penghapusan Tingkat
penghapusan terhadap perlengkapan sekolah yang sudah tidak terpakai sesuai dengan prosedur
yang berlaku
Ordinal 14
Tingkat penghapusan perlengkapan sekolah yang sudah kuno, yang
penggunaannya tidak sesuai lagi
Ordinal 15
Tingkat penghapusan barang inventaris yang tidak sesuai dengan kebutuhan
Ordinal 16
Sumber: Bafadal Ibrahim, (2008:7) diolah ulang oleh peneliti.
3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian yang digunakan adalah sumber-sumber data yang diperlukan untuk penelitian yang diperoleh baik secara langsung berhubungan dengan objek penelitian maupun tidak langsung, dimana data tersebut harus relevan, lengkap dan merupakan data aktual. Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2007:129). Data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
(34)
3.4.1 Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data dimana data tersebut diperoleh secara langsung dari lapangan melalui penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara pada pihak-pihak yang dilibatkan dalam penelitian. Menurut Sambas dan Maman (2007:17) “Data primer adalah data yang didapat dan diolah langsung dari objeknya”. Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh dari siswa-siswi kelas X jurusan Administrasi Perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.
3.4.2 Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder disebut juga dapat sumber penunjang data primer. Sambas dan Maman (2007:17) menyatakan “Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh dari objek penelitian, tetapi hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain”. Sumber sekunder dalam penelitian ini diambil dari sumber-sumber lain, yakni buku-buku yang menunjang, karya ilmiah, maupun dokumen yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.
3.5 Populasi
Setiap melakukan penelitian, seorang peneliti pasti akan dihadapkan pada objek penelitian yang berupa peristiwa, baik benda maupun manusia itu sendiri. Objek penelitian inilah peneliti akhirnya mendapatkan data yaitu data berupa masalah yang sedang diteliti itu muncul. Keseluruhan objek penelitian ini dinamakan populasi. Sambas Ali Muhidin (2010:1) menjelaskan bahwa “Populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian (pengamatan)”.
(35)
Arikunto (1998:112) menyatakan bahwa:
Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X program Administrasi Perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah populasi sebanyak 75 siswa. Secara rinci tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3. 3
Rekapitulasi Siswa Program Administrasi Perkantoran Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi
Tahun Ajaran 2012/2013
No Kelas Jumlah
1 X AP 1 38 orang
2 X AP 2 37 orang
Total 75 orang
Sumber: Tata Usaha Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi
3.6 Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian
Tekhnik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Tekhnik pengumpulan data menurut Sambas dan Maman (2007:19) yaitu “Cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian”. Tekhnik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik penelitian yang digunakan akan memberikan gambaran yang akurat mengenai suatu kondisi tertentu. Hal ini akan
(36)
mempermudah peneliti dalam menyusun suatu informasi yang berguna dalam penelitian.
3.6.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan adalah kuesioner/angket dan wawancara. 1. Kuesioner/Angket;
Kuesioner yaitu mengumpulkan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Sambas dan Uep (2011:108) menyatakan bahwa “Kuesioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan harus diisi oleh responden”.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berstruktur. Menurut Sambas dan Uep (2011:109) menyatakan bahwa “Kuesioner berstruktur adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban, sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih”. Bentuk jawaban kuesioner berstruktur adalah tertutup, artinya pada setiap item sudah tersedia berbagai alternatif jawaban. Kuesioner berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang telah disiapkan oleh peneliti untuk disampaikan kepada responden yang jawabannya di isi sendiri oleh responden, yaitu: siswa-siswi kelas X Program Administrasi Perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.
(37)
Dalam pengisian kuesioner, responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Kuesioner ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kuesioner yang berisi instrumen manajemen perlengkapan sekolah dan instrumen minat belajar siswa pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran. Penyusunan kuesioner ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan atau pernyataan;
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban; dan c. Menetapkan skala penilaian kuesioner.
Skala penilaian jawaban kuesioner yang digunakan adalah skala numerikal. Uma Sekaran (2006:33) menyatakan “ Skala numerikal (numerical scale) mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala lima titik atau tujuh titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung keduanya”. Mengenai lima alternatif jawaban pada kuesioner tertutup (kuesioner berstruktur) yang peneliti terapkan, maka rincian skala numerikal untuk variabel manajemen perlengkapan sekolah yang disusun pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3. 4
Skala Numerikal untuk Variabel Manajemen Perlengkapan Sekolah ALTERNATIF JAWABAN
Sangat Tinggi 5 4 3 2 1 Sangat Rendah Sumber: Mengacu pada skala numerikal, diolah ulang oleh peneliti
(38)
Sedangkan rincian untuk variabel minat belajar siswa pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran disusun pada tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3. 5
Skala Numerical untuk Variabel Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Program Administrasi Perkantoran
ALTERNATIF JAWABAN
Sangat Setuju 5 4 3 2 1 Sangat Tidak Setuju Sumber: Mengacu pada skala numerikal, diolah ulang oleh peneliti Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data tentang manajemen perlengkapan sekolah (variabel X) dan minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran (variabel Y).
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi kuesioner. Sambas dan Uep (2011:102) mengemukakan:
Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face interview) dengan sumber data (responden)
Wawancara ini dilakukan secara bebas dan terbuka dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai objek maupun subjek dalam penelitian untuk mengetahui gambaran penerapan manajemen perlengkapan sekolah serta kaitannya terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran. Wawancara ini dilakukan
(39)
kepada guru administrasi perkantoran dan siswa kelas X program Administrasi Perkantoran yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur, karya ilmiah yang dipublikasikan serta informasi dari instansi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Berikut akan dibahas mengenai beberapa data sekunder yang digunakan dalam penujang data primer yang digunakan dalam penelitian.
1. Studi Dokumentasi;
Studi dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen yang dimiliki sekolah yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. Riduwan (2006:77) mengatakan bahwa “Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan – peraturan, laporan kegiatan, photo –photo, film dokumenter, dan data yang relevan untuk penelitian”. Studi dokumentasi ini bersumber dari dokumen yang dimiliki di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi dengan permasalahan yang diteliti mengenai manajemen perlengkapan sekolah dan minat belajar siswa pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran.
(40)
Penelitian kepustakaan adalah sumber informasi dari para ahli atau peneliti yang kompeten dalam membahas masalah yang diteliti dengan mengumpulkan bahan-bahan yang teoritis agar diperoleh suatau pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan terhadap data faktual. Teknik yang digunakan adalah dengan cara membaca text book, catatan-catatan kuliah, majalah dan literatur lain yang sekiranya dapat menunjang dalam pengumpulan data primer dan penilaian yang peneliti lakukan.
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian
Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian harus melalui tahap pengujian instrumen penelitian, yang terdiri dari uji validitas dan uji reabilitas.
3.7.1 Uji Validitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari suatu instrumen, artinya instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang apa yang seharusnya diukur. Menurut Arikunto (2002:168) menyatakan bahwa:
Dalam menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, yaitu kepada responden yang bukan responden sesungguhnya, banyaknya responden untuk uji coba instrumen sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden. Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah rumus Kolerasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yaitu:
(41)
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ] Sumber: Sambas dan Uep (2011:117)
Keterangan:
: Kolerasi antar variabel X dan Y : Jumlah responden
: Nomor item ke- ∑X : Jumlah skor item ke-
: Kuadrar skor item ke- ∑ : Jumlah dari kuadrat item ke-
∑Y : Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden : Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden ∑ : Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden ∑XY : Jumlah hasil kali item angket ke- dengan jumlah skor yang
diperoleh dari tiap responden
Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.
(42)
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai koefisien kolerasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh.
7. Menentukan nilai tabel koefisien kolerasi pada derajat bebas (db) = n-2 8. Membuat kesimpulan dengan kriteria uji, yaitu:
, maka instrumen dinyatakan valid. , maka instrumen dinyatakan tidak valid.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Suatau instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten, cermat dan akurat. Menurut Sambas dan Uep (2011:123) mengemukakan bahwa “Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga suatu pengukuran dapat dipercaya”. Instrumen penelitian yang dapat dipercaya akan sama hasilnya apabila diujikan pada kelompok yang sama, walaupun dalam kurun waktu yang berbeda.
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (1951), yaitu:
[ ] ∑ ∑ Sumber: Sambas dan Uep (2011:123)
(43)
Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus di atas, yaitu: 1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reabilitasnya, kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing iten dan varians total.
∑ ∑
Sumber: Sambas dan Uep (2011:127) Keterangan:
: Varians total N : Jumlah responden ∑x : Jumlah skor
7. Menghitung nilai koefisien alfa.
[ ] ∑ Sumber: Sambas dan Uep (2011:123)
(44)
Keterangan:
: Reliabilitas instrumen/koefisien alfa
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ : Jumlah varians butir
: Varians total
8. Menentukan nilai tabel koefisien kolerasi pada derajat bebas (db) = n-2. 9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r.
Kriteria Reliabilitas adalah sebagai berikut: a. Jika berarti reliabel b. Jika berarti tidak reliabel
3.8 Tekhnik Analisis Data
Analisis data menurut Sambas dan Uep (2011:158), yaitu ”Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”.
Tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mecapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
(45)
1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. 2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelenkapan pengisian
instrumen pengumpulan data.
3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang sudah ada.
4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 6
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skor Item Total
1 2 3 4 5 6 ... N 1
2 N
Sumber: Uep dan Sambas (2011:125)
Tekhnik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam tekhnik yaitu tekhnik analisis data deskriptif dan tekhnik analisis data inferensial.
3.8.1 Tekhnik Analisis Data Deskriptif
Sambas A. Muhidin dan Maman (2007:53) menyatakan bahwa:
Tekhnik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
(46)
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no. 1 rumusan dan masalah no.2, maka tekhnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran manajemen perlengkapan sekolah dan untuk mengetahui gambaran minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut:
Panjang kelas interval =
Sesuai dengan skor alternatif jawaban angket terentang dari satu sampai lima, banyak kelas interval ditentukan sebanyak lima kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:
Panjang kelas interval =
=
0,8Rincian skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden tampak pada tabel 3.7 Sebagai berikut:
(47)
Tabel 3. 7
Kriteria Penskoran Kuesioner untuk variabel X dan Y
RENTANG KATEGORI SKOR PENAFSIRAN
1,00-1,79 Sangat Tidak Baik/Sangat Rendah
1,80-2,59 Tidak Baik/Rendah
2,60-3,39 Cukup baik/Cukup tinggi
3,40-4,19 Baik/Tinggi
4,20-5,00 Sangat Baik/Sangat Tinggi Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)
3.8.2 Tekhnik Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal.
Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan tekhnik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval (MSI).
Metode menggunakan Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Inteval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.
(48)
3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize. Hingga muncul kotak dialog “Method Of Succesive Interval”.
4. Klik “Drop Down “ untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list ( √ ) Input Label in first now.
6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. 7. Masih pada Option, check list ( √ ) Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no. 3 yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif program administrasi perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 1 Cimahi.
3.8.2.1 Uji Persyaratan Analisis Data
Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis parametrik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis parametrik. Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji
(49)
hipotesis penelitian ini meliputi uji normalitas, homogenitas dan linieritas. Mengingat penelitian ini menggunakan data populasi, maka tidak diperlukan uji normalitas karena dengan populasi, dipersepsikan data sudah terdistribusi secara normal. Sehingga hanya diperlukan pengujian homogenitas dan linieritas.
3.8.2.1.1 Uji Homogenitas
Peneliti menggunakan uji homogenitas adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen, dengan rumus:
= (ln 10)⌊ (∑ )⌋ Sumber: Sambas (2010:96) Keterangan:
: Varians tiap kelompok data
: n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok : Nilai Barlet = ( ∑
: Varians gabungan = ∑ ∑
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:
1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut
(50)
Tabel 3. 8
Model Tabel Uji Barlett
Indikator Db = n – 1 Log db.Log db.
1 2 3 4 N
3. Menghitung varians gabungan.
4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.
6. Menghitung nilai
7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k – 1, dimana k adalah banyaknya indikator.
8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:
1) Nilai < nilai , H0 diterima (variasi data dinyatakan homogen).
2) Nilai < nilai , H0 ditolak (variasi data dinyatakan tidak homogen).
3.8.2.1.2 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linearitas dilakukan dengan uji kelinearan regresi. Langkah-langkah uji linearitas adalah:
1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan Y 2. Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi ( ;
(51)
∑
3. Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi ( ;
∑ ∑ ∑
4. Menghitung jumlah kuadrat residu ( ; ∑
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a ( ; =
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a ( ; =
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu ( ;
8. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error ( ;
∑ ∑ ∑
9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok ( ;
10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error ( ;
(52)
12. Menentukan kriteria pengukuran: jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
13. Mencari nilai pada taraf signifikansi 95% atau α = 5% menggunakan rumus = F(1- α)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan db E = n – k.
14. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan, yakni berarti linier.
3.8.2.2 Analisis Regresi Sederhana
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel yang terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui, regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Model regresi linier sederhana : ŷ = a + bx
Dimana : ŷ : variabel tak bebas (nilai duga) a : penduga bagi intersap (α)
b : penduga bagi koefisien regresi (β) ∑ ∑ dan ∑ ∑ ∑
(53)
3.8.2.3 Koefisien Determinasi
Untuk menguji seberapa besar pengaruh efektivitas praktek kerja industri dan motivasi berprestasi terhadap penguasaan soft skill, maka digunakan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
3.8.3 Pengujian Hipotesis
Langkah terakhir dalam kegiatan analisa data adalah pengujian hipotesis. Sambas dan Uep (2011:78) bahwa “Hipotesis merupakan pernyataan (jawaban) sementara yang masih perlu diuji kebenarannya”. Hipotesis bersifat sementara, maka harus dilakukan pengujian untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis itu diterima atau ditolak. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dipercaya antarvariabel bebas dan terikat.
Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis secara umum adalah :
1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .
: β = 0 : Tidak ada pengaruh manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa.
(54)
: β ≠ 0 : Terdapat pengaruh manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa.
2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu:
Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus :
∑
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a ( ), dengan rumus: (∑ ∑ ∑
)
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus: ∑
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:
g. Menghitung F, dengan rumus :
3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n-2
(55)
Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara manajemen perlengkapan sekolah terhadap minat belajar siswa.
(56)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis deskripsi dan dikonsultasikan pada kriteria penafsiran deskripsi menunjukan bahwa gambaran manajemen perlengkapan sekolah kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi yang meliputi indikator : 1) perencanaan, 2) pengadaan, 3) pendistribusian, 4) penggunaan dan pemeliharaan, 5) penginventarisasian, dan 6) penghapusan perlengkapan sekolah, secara statistik berada pada kategori cukup baik. Hal ini mengandung arti bahwa manajemen perlengkapan sekolah kelas X pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi belum optimal.
2. Berdasarkan hasil analisis deskripsi dan dikonsultasikan pada kriteria penafsiran deskripsi menunjukan bahwa minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi yang meliputi indikator : 1) ketertarikan untuk belajar, 2) perhatian dalam belajar, 3) motivasi belajar dan 4) pengetahuan, secara statistik berada pada kategori cukup tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi belum optimal.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa manajemen perlengkapan sekolah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar
(57)
siswa, artinya jika manajemen perlengkapan sekolah baik maka minat belajar siswa akan tinggi dan sebaliknya jika manajemen perlengkapan sekolah tidak baik maka minat belajar siswa pun akan rendah pula.
5.2. Saran
1. Pada variabel manajemen perlengkapan sekolah, hasil perhitungan dengan menggunakan skor rata-rata menunjukan bahwa indikator penghapusan perlengkapan sekolah memiliki skor rata-rata terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan manajemen perlengkapan sekolah dalam hal penghapusan perlengkapan sekolah yang baik adalah dengan memberikan pelatihan kepada guru agar guru memiliki pemahaman dalam hal penghapusan perlengkapan sekolah yang digunakan di dalam proses belajar mengajar.
2. Variabel minat belajar siswa, hasil perhitungan dengan menggunakan skor rata-rata menunjukan indikator motivasi belajar memiliki skor rata-rata terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan melalui kegiatan belajar siswa yaitu dengan meningkatkan dorongan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan kesenangan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, dan meningkatkan semangat siswa dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Pihak SMK Pasundan 1 Cimahi hendaknya senantiasa memperhatikan manajemen perlengkapan sekolah yang digunakan dalam proses belajar siswa dalam meningkatkan minat belajar siswa sehingga peningkatan terhadap
(58)
beberapa hal yang dinilai masih kurang optimal dalam pelaksanaannya akan memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pembelajaran.
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Asep Priyatna. (1990). Bimbingan Karir. Bandung : Arrmico.
Abdul Wahid. (1998). Menumbuhkan Bakat dan Minat Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Akdon. (2006). Strategic Management For Educational Management. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Aritonang, K.T. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 10/Tahun ke-7/Juni 2008. www.bpkpenabur.or.id. BPK Penabur. Jakarta. (diunduh 21 Januari 2013).
Azhar Arsyad (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bafadal, Ibrahim. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Brantas. (2009). Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta CV.
Dalyono, M. (2009:131). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Darkir (1971:81). Belajar Psikologi:Pengertian Minat Belajar, [Online] Tersedia:http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat [ 2 Februari 2013]
(60)
Dede Yogi (2011). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Program Pembelajaran Kewirausahaan Disekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 11 Bandung. SKRIPSI UPI. Tidak Diterbitkan. Depdiknas Tahun 2004. (2010). SMK Bisa Jadi Solusi Permasalahan Lapangan
Kerja. Blog [Online]. Tersedia :
http:// ijankvsbagongjadiguru.wordpress.com/category/SMK [20 Januari 2013].
Djamarah, Syaiful B (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. . (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djiwandono dan Wuryani, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta Grasindo.
Dimyati, dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal, Sanapiah. (2007). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hadis, Abdul. (2006). Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hapsari, Risa Indah. (2010). Pengaruh Minat Belajar dan Persepsi Siswa Pada Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA PGRI 1 Bandung. Skripsi Upi. Tidak Diterbitkan
Hurlock, B. Elizabeth. (1995). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
Irine. (2006). Kontribusi Pemanfaatan Fasilitas Praktek dan Kinerja Instruktur Terhadap Efektifitas Parktik Kerja Industri Pada Sekolah Menengah. Tesis. Tersedia: http://ilmiahilmu.wordpress.com/page/6/ [20 Januari 2013].
Indra M. Ghazali. (2007) . “ Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XI IS SMA Negeri 19 Bandung.” Skripsi. Bandung FPIPS UPI.
(1)
134
beberapa hal yang dinilai masih kurang optimal dalam pelaksanaannya akan memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pembelajaran.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Asep Priyatna. (1990). Bimbingan Karir. Bandung : Arrmico.
Abdul Wahid. (1998). Menumbuhkan Bakat dan Minat Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Akdon. (2006). Strategic Management For Educational Management. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Aritonang, K.T. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 10/Tahun ke-7/Juni 2008.
www.bpkpenabur.or.id. BPK Penabur. Jakarta. (diunduh 21 Januari
2013).
Azhar Arsyad (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bafadal, Ibrahim. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Brantas. (2009). Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta CV.
Dalyono, M. (2009:131). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Darkir (1971:81). Belajar Psikologi:Pengertian Minat Belajar, [Online] Tersedia:http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat [ 2 Februari 2013]
(3)
136
Dede Yogi (2011). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Minat Belajar Siswa
Pada Program Pembelajaran Kewirausahaan Disekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 11 Bandung. SKRIPSI UPI. Tidak Diterbitkan.
Depdiknas Tahun 2004. (2010). SMK Bisa Jadi Solusi Permasalahan Lapangan
Kerja. Blog [Online]. Tersedia :
http:// ijankvsbagongjadiguru.wordpress.com/category/SMK [20 Januari 2013].
Djamarah, Syaiful B (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. . (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djiwandono dan Wuryani, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta Grasindo. Dimyati, dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Faisal, Sanapiah. (2007). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hadis, Abdul. (2006). Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hapsari, Risa Indah. (2010). Pengaruh Minat Belajar dan Persepsi Siswa Pada
Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA PGRI 1 Bandung. Skripsi Upi. Tidak
Diterbitkan
Hurlock, B. Elizabeth. (1995). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
Irine. (2006). Kontribusi Pemanfaatan Fasilitas Praktek dan Kinerja Instruktur
Terhadap Efektifitas Parktik Kerja Industri Pada Sekolah Menengah.
Tesis. Tersedia: http://ilmiahilmu.wordpress.com/page/6/ [20 Januari 2013].
Indra M. Ghazali. (2007) . “ Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XI IS SMA Negeri 19 Bandung.” Skripsi. Bandung FPIPS UPI.
(4)
Kartono, K. (1995). Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
Liza Hanurani.(2001). Keterkaitan Antara Minat Belajar, Proses Belajar Dan Pengalaman Belajar Terhadap Kinerja Sarjana Pendamping Dakabalarea Setelah Melalui Pelatihan. Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
M. Arifin dan Barnawi. (2012). Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
M. Ngalim Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosda. Mahmud, Dyimyati. (1982). Belajar Belajar Psikologi:Pengertian Minat Belajar,
[Online] Tersedia:http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat [20 Januari 2013].
Maruli, Sopar. (2008). Minat Siswa Dalam Belajar.[Online]. Tersedia: www.cafestudi061's.weblog.com (25 September 2008).
Muhibbin Syah. (2007). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas Ali dan Uep Tatang Sontani. (2011). Desain Penelitian
Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas Adan Ating Somantri. (2006). Aplikasi Statistika Dalam
Penelitian. Bandung: CV Karya Adika Utama.
Muihidin, Sambas A, dan Maman Abdurrahman. (2007). Analisis Korelasi,
Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Mulyasa. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosda
Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta:AR-RUZZ MEDIA.
(5)
138
Nana Sudjana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Riduwan. (2005). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta Rohiat. (2008). Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika
Aditama.
S.P, Sukartini. (1986). Kontribusi Minat Akademik. Jakarta: Gramedia.
Sanaky, Hujair AH. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania. Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1989). Metode Penelitian Survei.
Jakarta: Midas Surya Grafindo.
Siregar, Eveline & Hartini Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Bina Pustaka.
. (2003). Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
. (2010). Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Subagja. (1990). Manajemen Logistik. Jakarta: NV Sapdodadi.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(6)
Suhartini, Dewi. (2002). Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran
Sejarah Dan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Tesis (Tidak
diterbitkan). Bandung PPS UPI.
The Liang Gie. (1984). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
. ( 1995 ). Cara belajar Yang Efisien. Yogyakarta : Liberty. . (1998). belajar Yang Efisien. Yogyakarta : PUBIB.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. (2010).
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wahyu Sri Ambar Arum. (2007). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: CV. Multi Karya Mulia.