PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA
MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh : Rizal Murtadlo
0901402
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA
MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG
Oleh Rizal Murtadlo
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Rizal Murtadlo 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA
MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG
Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I
Drs. H. Ade Sobandi, M.Si. NIP. 195704011984031003
Pembimbing II
Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI
Dr. Rasto, M.Pd NIP. 197207112001121001
(4)
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
ABSTRAK
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA
MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG
Oleh: Rizal Murtadlo
0901402
Skripsi ini dibimbing oleh:
Drs. H. Ade Sobandi, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh dari lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa di SMK Pasundan 3 Bandung. Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai motivasi belajar siswa. Inti kajiannya difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu lingkungan belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa.
Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu lingkungan belajar siswa (X) dan motivasi belajar siswa (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model skala likert, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran yang berjumlah 40 orang.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa (1) lingkungan belajar siswa di SMK Pasundan 3 Bandung termasuk kategori cukup kondusif, (2) motivasi belajar siswa di SMK Pasundan 3 Bandung termasuk kategori cukup tinggi, (3) lingkungan belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 3 Bandung.
(5)
ABSTRACT
THE INFLUENCES OF STUDENT’S LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS LEARNING MOTIVATION OF OFFICE ADMINISTRATION
CLASS X AT THE SUBJECT OF PRODUCTIVE IN SMK PASUNDAN 3 BANDUNG
By:
Rizal Murtadlo 0901402
This thesis is supervised by:
Drs. H. Ade Sobandi, M.Si and Drs. Budi Santoso, M.Si
This is aimed to find out the effect of learning environment to the level of learning motivation in SMK Pasundan 3 Bandung. The core of this study is focused on one of the factors that affects learning motivation of students is the student's learning environment. Accordingly, the subject matter that is revealed in this study is the extent to which environmental influences student learning
towards the student’s motivation.
This study consisted of two variables: student's learning environment (X) and student's learning motivation (Y). The method that is used in this research is explanatory survey method. Data collection techniques by distributing a questionnaire with Likert scale models, which were analyzed using simple regression. It also chooses 40 students of Office Administration class X as the respondent of this study.
Based on the study results, it has obtained the information that (1) learning environment of students in SMK Pasundan 3 Bandung belongs the
conducive category, (2) student's learning motivation in SMK Pasundan 3
Bandung belongs to high category, (3) student's learning environment impacts to be positive and significant towards student's learning motivation of Office Administration class X at the subject of productive in SMK Pasundan 3 Bandung
(6)
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. UCAPAN TERIMA KASIH ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. DAFTAR ISI ... V DAFTAR TABEL ... VIII DAFTAR GAMBAR ... XI BAB I PENDAHULUAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 1.2. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH .. ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 1.3. TUJUAN PENELITIAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 1.4. KEGUNAAN HASIL PENELITIAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2.1 KAJIAN PUSTAKA ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.
2.1.1 Konsep Lingkungan Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.1 Pengertian Lingkungan Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.2 Lingkungan Belajar Kondusif ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.3 Fungsi Lingkungan Belajar Kondusif .... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan BelajarError! Bookmark not defined 2.1.1.5 Pengukuran Lingkungan Belajar Yang KondusifError! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.1 Pengertian Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Teori-teori Belajar ... Error! Bookmark not defined.
(7)
2.1.2.3 Prinsip-prinsip Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.4 Pengertian Motivasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.5 Teori-teori Motivasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.6 Pengertian Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi BelajarError! Bookmark not defined. 2.1.2.8 Dimensi Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Motivasi Belajar SiswaError! Bookmark n 2.2 KAJIAN PENELITAN TERDAHULU ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.
2.3 KERANGKA PEMIKIRAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 2.4HIPOTESIS ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIANERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
3.1. OBJEK PENELITIAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.2. METODE PENELITIAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.3. OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.
3.3.1. Operasional Variabel Lingkungan Belajar SiswaError! Bookmark not defined. 3.3.2. Operasional Variabel Motivasi Belajar SiswaError! Bookmark not defined. 3.4. JENIS DAN SUMBER DATA ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.5. POPULASI ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.6. TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.7. PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8. UJI PERSYARATAN TEKNIK ANALISIS DATAERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.
3.8.1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3. Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.9. TEKNIK ANALISIS DATA ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.9.1. Teknik Analisa Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2 Teknik Analisa Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.10. UJI HIPOTESIS ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.
(8)
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
4.1. HASIL PENELITIAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.1. Sejarah ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.2. Visi dan Misi ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1.3. Bidang Studi Keahlian dan Program Studi KeahlianError! Bookmark not defined. 4.1.2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3. Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.1. Variabel Lingkungan belajar siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2. Variabel Motivasi Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.3. Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5. Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2. PEMBAHASAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 4.2.1. Gambaran Lingkungan belajar siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2. Gambaran Motivasi Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3. Pengaruh Lingkungan belajar siswa terhadap Motivasi Belajar
Siswa ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
5.1. KESIMPULAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 5.2. SARAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. DAFTAR PUSTAKA ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. LAMPIRAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran
Semester Ganjil di SMK Pasudan 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013Error! Bookmark not Tabel 1. 2 Sarana Penunjang Pembelajaran Di SMK Pasundan 3 BandungError! Bookmark not defin Tabel 3. 1 Operasional Variabel X Lingkungan belajar siswaError! Bookmark not defined.
Tabel 3. 2 Operasional Variabel Y Motivasi Belajar SiswaError! Bookmark not defined. Tabel 3. 3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 4 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban untuk Variabel X dan YError! Bookmark not define Tabel 3. 5 Rekapitulasi Hasil Skoring ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 6 Kriteria Penafsiran Deskripsi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 1 Jumlah Item Angket Uji Coba ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan BelajarError! Bookmark not defined. Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar SiswaError! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 6 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Variabel Lingkungan
belajar siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 7 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Lingkungan
Fisik ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 8 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Lingkungan
(10)
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
Tabel 4. 9 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi
Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 10 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Durasi
kegiatan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 11 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Frekuensi
kegiatan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 12 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Persistensi
pada tujuan kegiatan belajar ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 13 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Ketabahan,
keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitanError! Bookmark not d Tabel 4. 14 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 15 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Tingkat
aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukanError! Bookmark not defined Tabel 4. 16 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Tingkat
kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 17 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Arah sikap
terhadap sasaran kegiatan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 18 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 19 Hasil Pengolahan Uji Homogenitas Variabel Lingkungan Belajar
Siswa ... Error! Bookmark not defined.
(11)
Tabel 4. 21 Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi ... Error! Bookmark not defined.
(12)
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Proses Motivasi Dasar ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 2 Hirarki Kebutuhan Maslow ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 3 Komponen esensial belajar dan pembelajaranError! Bookmark not defined. Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Pemikiran Lingkungan Belajar Siswa Terhadap
Motivasi Belajar Siswa... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Lingkungan belajar siswaError! Bookmark not defined. Gambar 4. 2 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Lingkungan FisikError! Bookmark not defined.
Gambar 4. 3 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Lingkungan SosialError! Bookmark not defined. Gambar 4. 4 Tanggapan Responden terhadap Variabel Motivasi Belajar SiswaError! Bookmark not defined. Gambar 4. 5 Tanggapan Responden terhadap dimensi Durasi kegiatanError! Bookmark not defined.
Gambar 4. 6 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Frekuensi kegiatanError! Bookmark not defined. Gambar 4. 7 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Persistensi pada tujuan kegiatan
belajar ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 8 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Ketabahan, keuletan dan
kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 9 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 10 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Tingkat aspirasi yang hendak
dicapai dengan kegiatan yang dilakukan ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 11 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Tingkat kualifikasi
(13)
Gambar 4. 12 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Arah sikap terhadap sasaran
(14)
RizalMurtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar ialah inti dari kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam proses kegiatan belajar mengajar lingkungan adalah salah satu faktor penentu dan kunci membangun dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam belajar, karena motivasi belajar merupakan dorongan siswa untuk melakukan belajar, dimana siswa semangat dalam pembelajaran yang diikuti dengan keaktifan siswa di dalam kelas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Koeswara dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:80) mengatakan bahwa:
motivasi merupakan dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar yang di dalamnya terkandung adanya keinginan untuk menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku dalam belajar.
Abin Syamsudin Makmun (2003:40) mengungkapkan bahwa pengukuran motivasi dapat dilihat dari hal-hal berikut ini, diantaranya :
1) Durasi kegiatan. 2) Frekuensi kegiatan. 3) Persistensi pada kegiatan.
4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan.
(15)
5) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.
6) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. 7) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan
yang dilakukan.
8) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Mengacu pada pengukuran motivasi di atas dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya motivasi belajar seorang siswa dapat dilihat dari lamanya waktu belajar, frekuensi kegiatan belajar yang dilakukan, ketepatan pada tujuan kegiatan, pengorbanan untuk mencapai tujuan dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan. Dari hal-hal tersebut tentu dapat diketahui bagaimana gambaran motivasi belajar siswa yang ada di SMK Pasudan 3 Bandung.
Dalam penelitian ini yang akan menjadi perhatian penulis dalam melakukan penelitian, yaitu program keahlian Administrasi Perkantoran, dengan yang menjadi subjeknya yaitu, siswa/i kelas X.
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan menunjukkan bahwa rendahnya motivasi dapat diketahui pula dari keinginan belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran disekolah yang menunjukkan masih kurangnya keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut ini tabel rekapitulasi kehadiran siswa selama satu semester:
(16)
3
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
Tabel 1. 1
Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa Kelas X
Administrasi Perkantoran Semester Ganjil di SMK Pasudan 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
No. Bulan
Jumlah Ketidakhadiran
Siswa
Jumlah
Siswa Efektif Belajar Jumlah Hari
1 Juli -
40 96
2 Agustus 13
3 September 8
4 Oktober 11
5 November 28
Rata-rata 12,49 %
Sumber : Bimbingan Konseling SMK Pasundan 3 Bandung (diolah)
Berdasarkan data di atas dapat terlihat bahwa tingkat ketidakhadiran siswa karena alpha mencapai 12,49% sementara itu ketidakhadiran di SMK Pasundan 3 Bandung tidak memperbolehkan tidak hadir melebihi 10%, ini sesuai dengan peraturan SMK Pasundan 3 Bandung yang tercantum dalam buku tata tertib peserta didik SMK Pasundan 3 Bandung yang tidak memperbolehkan adanya alpha melebihi 10% dalam satu semester terkecuali adanya ijin atau sakit, dan siswa diwajibkan untuk memberi keterangan pada pihak sekolah dengan mengirim surat dari orang tua/wali atau surat keterangan sakit dari dokter. Namun dalam kenyataannya masih terdapat siswa yang tidak hadir karena alpha melebihi 10% seperti data di atas. Dapat dikatakan motivasi anak dalam belajar masih rendah, selain itu hasil pengamatan dan diperkuat oleh pernyataan guru melalui proses wawancara singkat dengan guru produktif adminstrasi perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung yang bernama Bapak Yayan Himawan, pada tanggal 5
(17)
Februari 2013, (Pukul 13.00 wib s.d selesai) beliau mengatakan bahwa terdapat kondisi dimana siswa tidak begitu antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan beberapa sikap siswa sebagai berikut:
1. Saat kegiatan belajar dimulai masih saja terdapat beberapa siswa yang banyak terlambat masuk kelas.
2. Keluar masuk kelas saat pembelajaran berlangsung. 3. Siswa yang keluar kelas sebelum waktunya.
4. Banyak siswa yang jarang mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
5. Beberapa siswa yang tidak mendengarkan ketika guru sedang menerangkan.
6. Mengobrol dengan teman sebangku ketika guru menjelaskan materi. Dari fenomena di atas dapat dikatakan, masih kurangnya dorongan siswa dalam belajar ini dapat diakibatkan karena rendahnya motivasi belajar siswa sebagaimana yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (1994:79) “ciri-ciri motivasi rendah antara lain ada yang acuh, malas dalam belajar, ada yang tidak memusatkan perhatian dan ada yang bermain sendiri selama proses
pembelajaran”.
Banyak faktor yang menyebabkan belum optimalnya motivasi belajar siswa disekolah, salah satunya adalah faktor lingkungan belajar maka sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berkewajiban untuk menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif sehingga siswa dapat belajar lebih bersemangat.
(18)
5
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
Sebagaimana yang dijelaskan Mohammad Ali (2007:143) “dengan memberikan lingkungan belajar yang kondusif dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar dengan baik dan produktif”.
Sekolah sewajarnya memberikan kenyamanan dan kelengkapan sarana pembelajaran disekolah, karena dengan memberikan kelengkapan sarana dalam proses pembelajaran, siswa dapat merasa nyaman dalam belajar serta menumbuhkan motif dalam mengikuti setiap proses pembelajaran disekolah. Namun dalam kenyataannya dilapangan berdasarkan survey pendahuluan ke SMK Pasundan 3 Bandung, peneliti menemukan suatu masalah dimana lingkungan masih tidak sesuai dengan yang diharapkan, inilah salah satu faktor yang diduga sangat berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa di SMK Pasundan 3 Bandung. Untuk memperjelas bahwa adanya masalah pada lingkungan belajar di sekolah yang mengakibatkan rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berikut hasil observasi yang diperoleh data bahwa keadaan fasilitas belajar di SMK Pasundan 3 Bandung yang belum memadai, ini didukung dengan wawancara singkat kepada guru dan siswa.
Dari hasil observasi diperoleh data bahwa keadaan fasilitas belajar di SMK Pasundan 3 Bandung belum memadai, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
(19)
Tabel 1. 2
Sarana Penunjang Pembelajaran Di SMK Pasundan 3 Bandung
Fasilitas Jumlah
yang ada
Jumlah bisa dipakai
Jumlah
kebutuhan Keterangan
Sarana
Mesin tik 41 buah 20 buah 50 buah Masih banyak
mesin tik yang anjlok
Komputer 22 buah 20 buah 50 buah Banyak computer
yang rusak ringan /tidak berfungsi
Printer 8 buah 6 buah 50 buah -
Lcd 5 buah 3 buah 15 buah -
Meja siswa 280 buah 280 buah 336 buah -
Kursi siswa 560 buah 560 buah 672 buah -
Lemari 8 buah 8 buah 10 buah -
Papan tulis 28 buah 28 buah 28 buah -
Prasarana
Perpustakaan 1 ruang - 1 ruang 2,5 m X 4 m
(jarang dipakai)
Lab. Mengetik - - 1 ruang Tidak ada
Lab. Praktetk AP, Akuntansi,
Multimedia
1 ruang 1 ruang 1 ruang 7 m X 8 m
(masing- masing 1 ruangan)
Ruang Kelas 13 ruang 9 ruang 4 ruang 7 m X 8 m
Aula 1 ruang 1 ruang 1 ruang 7 m X 24 m
(20)
7
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
Ruang Toilet 10 ruang 5 ruang 10 ruang 1,6 m X 1,6 m
Kantin Sekolah 1 ruang 1 ruang 1 ruang 3 m X 3 m
Ruang Lab. Biologi 1 ruang 1 ruang 1 ruang 7 m X 8 m Ruang Lab. Bahasa 1 ruang 1 ruang 1 ruang 7 m X 8 m
Ruang Lab.
Komputer
1 ruang 1 ruang 1 ruang 7 m X 8 m
Sumber : Bagian Sarana dan Prasarana SMK Pasundan 3 Bandung
Dari data di atas dapat dilihat bahwa fasilitas belajar siswa masih kurang memadai dalam terselengaranya proses belajar mengajar, diantaranya sarana maupun prasarana yang ada disekolah dirasakan siswa masih kurang dari yang semestinya, seperti dalam penggunaan komputer di labotarium komputer administrasi perkantoran ketika pembelajaran berlangsung, karena kekurangannya komputer yang hanya berjumlah 22 unit sementara jumlah siswa 40 maka terpaksa siswa harus berdesakan dengan temannya menggunakan 1 komputer, dalam kenyataannya siswa tidak terlalu memperhatikan pelajaran sehingga pelajaran tidak berlangsung dengan efektif, lalu mengenenai kondisi sekolah itu sendiri karena bangunan sekolah digunakan oleh dua sekolah sekaligus yang mana pada pagi hari digunakan SMP dan pada siang harinya digunakan oleh SMK dirasakan siswa kurang nyaman. Ini terlihat pada saat pergantiaan kelas ketika siswa-siswi SMK masuk kelas kondisi kelas sungguh dirasakan tidak kondusif dilihat dari banyak nya sampah yang berserakan, suhu ruangan yang pengap, bangku yang tidak rapi, dan ketika awal pembelajaran pun masih banyak siswa-siswi SMP yang berkeliaran diarea sekolah ini sangat mengganggu konsentrasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu letak
(21)
sekolah yang dekat tempat hiburan terkadang adanya kebisingan ketika pembelajaran berlangsung dan juga letak sekolah SMK Pasundan 3 Bandung tepat pada jalur lalulintas pesawat terbang ini mengakibatkan hilangnya konsentrasi siswa saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dikarenakan bisingnya suara pesawat terbang. Dan keadaan perpustakaan yang jarang dipakai oleh siswa karena kurangnya perawatan dan pemeliharaan sehingga minat baca siswa-siswi Pasundan 3 Bandung cenderung rendah, karena kurangnya kelengkapan dari judul buku yang dibutuhkan siswa dalam proses pembelajaran disekolah.
Bilamana hal tersebut sudah memadai tentunya akan timbul motivasi atau keinginan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga menghasilkan pembelajaran yang kondusif. Kondisi seperti ini tentu tidak boleh dibiarkan terus menerus, maka perlu adanya perhatian khusus karena bila dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan terhambatnya proses kemajuan belajar siswa dan akan mempengaruhi kondusifitas dan efektifitas belajar mengajar di sekolah.
Oleh karena itu dibutuhkan adanya upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa salah satunya adalah stimulus dari luar yaitu lingkungan belajar yang kondusif. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif diharapkan siswa dapat antusias dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
Menurut Hamzah B. Uno (2009:23) menyatakan bahwa:
Motivasi belajar dapat timbul karena adanya dua faktor yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik, motivasi belajar timbul karena faktor instrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
(22)
9
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
Menurut Indra Djati Sidi (2005:148–150) menegaskan:
Dalam menata lingkungan belajar di kelas yang menarik minat dan menunjang peserta didik dalam pembelajaran erat kaitannya dengan keadaan lingkungan fisik kelas, pengaturan ruangan, pengelolaan peserta didik dan pemanfaatan sumber belajar, pajangan kelas, dan lain sebagainya.
Sementara itu mengutip pendapat Semiawan dari buku yang ditulis Rita dan Mariyana :
Semiawan (Rita dan Mariyana , 2010:12) mengatakan bahwa,
Lingkungan yang sistematis, terencana dan teratur akan membantu mendapatkan respon yang sesuai dari setiap anak. Logikanya adalah semakin baik suatu lingkungan dipersiapkan maka akan semakin tinggi respon positif dari anak-anak.
Maka dapat dikatakan bahwa lingkungan merupakan faktor penting dalam pembelajaran karena dengan penyediaan lingkungan yang kondusif sangat berdampak positif bagi siswa, karena dalam pembelajaran terdapat interaksi antara siswa dan lingkungan disekitarnya sehingga adanya proses pengolahan informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sejumlah prilaku baru dari kegiatannya itu sebagai wujud dari hasil belajar.
Lingkungan belajar yang kondusif dalam pembelajaran membantu meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk menciptakan kualitas pembelajaran dengan didukung oleh lingkungan belajar yang memadai di sekolah.
Berdasarkan paparan di atas, maka lingkungan sebagai objek yang memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu memenuhi kebutuhan dalam terselenggaranya kegiatan belajar agar pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan kondusif sehingga dapat meningkatkan
(23)
motivasi belajar siswa, oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas masalah ini yang kemudian dituangkan dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif di SMK Pasundan 3 Bandung”.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini inti kajian yang peneliti lakukan adalah masalah rendahnya motivasi belajar siswa, banyak faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya motivasi belajar. Sebagaimana yang dikemukakan Dimyati dan
Mudjiono (2006:97)” faktor yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya
faktor internal dan eksternal,diantaranya cita-cita dan aspirasi siswa, kemampuan siswa , kondisi siswa, dan kondisi lingkungan belajar siswa”.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar tersebut, penelitian ini dibatasi pada permasalahan rendahnya motivasi belajar siswa, salah satu penyebabnya ialah faktor eksternal yaitu lingkungan belajar di SMK Pasundan 3 Bandung yang kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah dengan cara menata lingkungan belajar yang kondusif, khususnya disekolah untuk menciptakan kondisi belajar yang nyaman agar terjadinya proses pembelajaran yang efektif yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:
(24)
11
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
a. Bagaimana gambaran kondusif tidaknya lingkungan belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung?
b. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung?
c. Seberapa besar lingkungan belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empirik mengenai Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan untuk menganalisis :
1. Untuk mengetahui gambaran kondusif tidaknya lingkungan belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung.
(25)
3. Untuk mengetahui seberapa besar lingkungan belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung.
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya, baik berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Di dalam penelitian ini penulis menetapkan beberapa kegunaan penelitian, yaitu :
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dan lebih mendalam di kemudian hari. Terutama yang berhubungan dengan pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan :
a) Informasi bagi para guru dan kepala sekolah. Bahwa lingkungan belajar harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan motivasi belajar siswa yang baik dan belajar lebih produktif.
b) Bagi peneliti untuk mengetahui kondisi sebenarnya tentang lingkungan belajar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah, sekaligus sebagai bekal pengetahuan saat nanti peneliti terjun ke dunia pendidikan.
(26)
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
BAB III
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Pasundan 3 Bandung yang berada di Jalan Sumatra No. 41 Bandung. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Lingkungan Belajar Siswa yang menjadi variabel bebas (independent variable). Sedangkan variabel terikatnya (dependent variable) adalah Motivasi Belajar Siswa. Variabel bebas diberi simbol variabel X dan variabel terikat diberi simbol variabel Y.
Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari 2013 sampai dengan penelitian ini berakhir. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah siswa/i kelas X pada program keahlian Administrasi Perkantoran, dengan jumlah siswa dalam penelitian ini berlangsung adalah 40 orang.
3.2. Metode Penelitian
Dalam mengadakan suatu penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti, serta bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran permasalahan sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan baik.
(27)
Menurut Sugiyono (2011:1) menyatakan bahwa : “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey Method. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989:5) mengemukakan
”Metode explanatory survey yaitu metode untuk menjelaskan hubungan kausal
antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan hipotesis”. Metode ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sanapiah Faisal (2007:18) menjelaskan :
Penelitian eksplanasi yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil atau produk penelitiannya dapat menjelaskan kenapa atau mengapa (variabel anteseden apa saja yang mempengaruhi) terjadinya sesuatu gejala atau kenyataan sosial tertentu.
Objek telaahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah sesuatu variabel disebabkan ataukah tidak oleh variabel lainnya.
Dengan penggunaan metode survei eksplanatori (explanatory survey) ini, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua Variabel yaitu Variabel lingkungan belajar siswa dan Variabel motivasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung, karena metode penelitian ini tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat penelitian.
(28)
52
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
3.3. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai dua variabel, yaitu variabel lingkungan belajar siswa sebagai variabel bebas (variabel independent) dan variabel motivasi belajar siswa sebagai variabel terikat (variabel dependent). Operasional Variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Menurut Sugiyono (2004 :31) menyatakan bahwa : “Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan“.
3.3.1. Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa
Salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa ialah lingkungan belajar. Dimana peranan lingkungan pembelajaran yang kondusif sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar. Muhammad Saroni (2006:82-84) lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.
Menurut Muhammad Saroni, (2006, 82-84) mengenai lingkungan belajar dapat diukur dengan dimensi yang meliputi : (1) Lingkungan fisik, dan (2) Lingkungan sosial.
Uraian dari dimensi lingkungan belajar siswa tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel 3.1
(29)
Tabel 3. 1
Operasional Variabel X Lingkungan belajar siswa
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Soal Lingkungan Belajar Siswa (Variabel X) Muhammad Saroni, (2006, 82-84) Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan 1. Lingkungan Fisik 1. Kesesuaian
penggunaan sarana dan fasilitas dalam belajar 2. Kesesuaian gedung
sekolah dalam menunjang proses pembelajaran
3. Penggunaan media dan alat peraga dalam kegiatan belajar 4. Pencahayaan dalam
ruang kelas
5. Penataan ruang kelas yang menyenangkan siswa 6. Penggunaan perpustakan sekolah 7. Penggunaan laboratorium perkantoran dalam menunjang proses pembelajaran
8. Kelengkapan fasilitas dalam kegiatan pembelajaran 9. Kenyamanan siswa
dalam pembelajaran di dalam kelas Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2. Lingkungan Sosial
1. Komunikasi antara guru dengan siswa
(30)
54
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
mengajar
2. Kekompakkan antar siswa dalam
pembelajaran
3. Kepatuhan siswa dalam aturan sekolah
4. Interaksi antara siswa dengan pihak sekolah 5. Kedekatan siswa
dengan guru
6. Kemauan siswa untuk selalu bertanya dalam kegiatan belajar 7. Rasa keingintahuan
siswa dalam proses pembelajaran 8. Perhatian guru
mengenai kegiatan pembelajaran siswa 9. Pengertian guru dalam
membantu kesulitan siswa dalam belajar
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 11 12 13 14 15 16 17 18
Sumber : Muhammad Saroni, (2006, 82-84) dalam Manajemen Sekolah
3.3.2. Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini diukur melalui dimensi yang meliputi : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan,
(31)
g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Uraian dari dimensi motivasi belajar siswa tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel 3.2
Tabel 3. 2
Operasional Variabel Y Motivasi Belajar Siswa
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Soal Motivasi Belajar Siswa (variabel Y) (Abin Syamsuddin Makmun, 1990:37) Motivasi belajar merupakan dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, yang menimbulkan suatu kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan belajar
1. Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktu untuk belajar)
1. Tingkat kemampuan memanfaatkan waktu belajar
2. Tingkat kemampuan mengkuti
pembelajaran secara menyeluruh
3. Tingkat penyesuaian waktu belajar
dengan alokasi waktu yang ada
Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3
2. Frekuensi kegiatan (berapa sering belajar dilakukan dalam periode waktu tertentu). 1. Tingkat keikutsertaan dalam pelaksanaan pembelajaran 2. Tingkat penggunaan
waktu luang untuk belajar
3. Tingkat
pemanfaatan waktu belajar di luar jam sekolah Ordinal Ordinal Ordinal 4 5 6 3. Persistensi (ketetapan dan kelekatan pada tujuan belajar).
1. Tingkat ketepatan dalam
menyelesaikan tugas dalam belajar 2. Tingkat ketertarikan
dalam pelaksanaan pembelajaran Ordinal Ordinal 7 8
(32)
56
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
dalam mencapai tujuan belajar.
Ordinal 9
4. Kesabaran, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan dalam mencapai tujuan belajar. 1. Tingkat kemampuan dalam mengatasi masalah belajar.
2. Tingkat kesabaran dalam mengerjakan tugas. 3. Tingkat kesungguhan dalam belajar Ordinal Ordinal Ordinal 10 11 12 5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan untuk mencapai tujuan belajar. 1. Tingkat pengorbanan tenaga dan pikiran dalam belajar.
2. Tingkat
kemampuan siswa dalam mempelajari materi yang belum dimengerti 3. Tingkat pengorbanan waktu dalam mencapai tujuan belajar Ordinal Ordinal Ordinal 13 14 15
6. Tingkat aspirasi (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target) yang hendak dicapai dalam belajar.
1. Tingkat antusiasme siswa dalam meraih target belajar
2. Tingkat keinginan untuk selalu unggul dalam belajar 3. Tingkat interaktif
dalam kegiatan pembelajaran Ordinal Ordinal Ordinal 16 17 18 7. Tingkat kualifikasi
prestasi atau produk atau output yang dicapai dari belajar.
1. Tingkat kepuasan terhadap prestasi belajar 2. Tingkat kesungguhan untuk mencapai prestasi belajar
3. Tingkat kesesuaian
Ordinal
Ordinal
19
(33)
usaha dan hasil belajar
Ordinal 21
8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (positif atau negatif).
1. Tingkat keseriusan dalam
memperhatikan pelajaran di dalam kelas
2. Tingkat keseriusan dalam mencapai target belajar 3. Tingkat keinginan
untuk berhasil dalam belajar
Ordinal
Ordinal
Ordinal
22
23
24
Sumber : Abin Syamsuddin Makmun, (2003:40) dalam Psikologi Kependidikan
3.4. Jenis dan Sumber Data
Menurut Arikunto (2010:172) “Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Kedua data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sumber data primer, merupakan sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan penulis langsung dari objek penelitian melalui penyebaran angket yang diberikan pada subjek penelitian, yaitu siswa-siswi kelas X pada program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 3 Bandung.
2. Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang diperoleh penulis tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder yaitu buku-buku literatur, hasil observasi maupun laporan-laporan dan arsip ataupun dokumen yang berhubungan dengan
(34)
58
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
permasalahan dalam penelitian. Yang ada di lingkungan program keahlian Administrasi perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung.
3.5. Populasi
Sambas A. Muhidin (2010:1) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan elemen atau unit penelitian atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.
Pendapat lain menurut Sugiyono (2006:90) berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jadi populasi berhubungan dengan data, dan populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswi kelas X pada program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 40 orang. Gambaran mengenai jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 3.3. Seluruh ukuran populasi akan dijadikan sampel. Oleh karena itu ukuran sampelnya adalah 40 orang siswa (sensus).
(35)
Tabel 3. 3 Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1. X AP 40 orang
Sumber: Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 3 Bandung
3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpul data sebagai berikut:
1. Teknik Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data primer melalui penyebaran kuesioner yang merupakan daftar pertanyaan yang disebut secara tertulis dan disusun sedemikian rupa sehubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Cara mengumpulkan data primer dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada responden. Kuesioner tersebut dikonstruksi dalam dua jenis yang meliputi: (1) Instrumen tentang lingkungan belajar siswa, dan (2) Instrumen tentang motivasi belajar siswa. Item-item alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam kuesioner tersebut adalah item-item yang mirip dengan model skala yang dikembangkan oleh Likert.
Pada penelitian ini digunakan angket tertutup, dengan jawaban untuk setiap butir pernyataan telah tersedia. Penyebaran angket dilakukan kepada
(36)
siswa-60
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
siswi kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung”. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur berikut :
a. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu Lingkungan belajar siswa (variabel X) dan Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).
b. Menentukan dimensi-dimensi dari variabel X dan variabel Y.
c. Menyusun kisi-kisi instrumen yang dilengkapi dengan dimensi dan ukurannya.
d. Membuat pertanyaan-pertanyaan dari setiap variabel yang disertai dengan alternatif jawaban.
e. Menetapkan kriteria penilaian atau bobot skor untuk masing-masing alternatif jawaban baik variabel X maupun variabel Y dengan menggunakan skala Likert. Kriteria penilaian atau bobot skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3. 4
Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban untuk Variabel X dan Y
Alternatif jawaban Bobot
Sangat setuju/selalu 5
Setuju/sering 4
Ragu-ragu/kadang-kadang 3
Tidak setuju/hampir tidak pernah 2
Sangat tidak setuju/tidak pernah 1
Sumber: Sugiyono, 2006:108
3.7. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
(37)
valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Sugiyono (2006:137), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y N X X N Y X Y X N r
(Arikunto dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:49) Keterangan :
xy
r = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
N = Jumlah responden
i
X = Nomor item ke i
i
X
= Jumlah skor item ke i 2
1
X = Kuadrat skor item ke i
2
(38)
62
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X Y
= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2 i
Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2 i
Y
= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
i
iY
X
= Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden.
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item
soal dari skor-skor yang diperoleh.
8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel, jadi
(39)
membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria kelayakannya
sebagai berikut :
1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid
2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011:117). Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47),
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari istrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:48) sebagai berikut:
22
11 1 1 t i k k r
Dimana, rumus variansnya adalah sebagai berikut:
N N X X 2 2 2 ) ( Keterangan:
(40)
64
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X k = Banyaknya bulir soal
2 i
= Jumlah varians bulir
2 t
= Varians total X
= Jumlah skor
N = Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.
d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.
f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. g. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
h. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total i. Menghitung nilai koefisien Alfa.
(41)
j. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2.
k. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r pada taraf nyata α = 5% dengan kriterianya:
1) Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel
2) Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel 3.8. Uji Persyaratan Teknik Analisis Data
Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis parametrik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis parametrik. Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis penelitian ini meliputi uji normalitas, homogenitas dan linieritas.
3.8.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, jika data berdistribusi normal maka proses selanjutnya menggunakan perhitungan statistik parametrik, sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal maka untuk perhitungannnya menggunakan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Kelebihan dari teknik ini adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n = 4
(42)
66
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
(Harun Al Rasyid,2004). Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Sambas dan Maman, 2009:73), sebagai berikut:
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama
2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6. Menghitung Theoritical Proportion.
7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion,
kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.
8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis
statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004): H0 : X mengikuti distribusi normal
H1 : X tidak mengikuti distribusi normal
3.8.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Kriteria yang peneliti gunakan adalah nilai hitung χ2 > nilai tabel, maka H0 menyatakan
skornya homogen ditolak. Nilai hitung diperoleh dengan rumus berikut:
χ2= (In10)[Σ
db. LogSi2)]
(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:294) Keterangan:
Si2 = Varians tiap kelompok data
dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
(43)
S2gab = varians gabungan = S2gab = ∑ ∑
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:295) adalah:
1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.
3. Menghitung varians gabungan.
4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.
6. Menghitung nilai X2
7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.
3.8.3. Uji Linieritas
Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah uji linearitas regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 296):
1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:
JK reg(a) = (ΣY)2
n
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:
[∑ ∑ ∑ ]
4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:
JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:
RJKreg(a) = JK reg (a)
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:
RJKreg(a) = JKreg (b/a)
(44)
68
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
RJKres = JKres
N – 2
8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
∑ {∑ ∑ }
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil
sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC = JKres – JKE
10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
RJKTC = JKTC
K – 2
11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
RJKE = JKE
N – k
12.Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC
RJKE
13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %
15.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.
3.9. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisi terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkandata yang diperoleh dari sampel (statistik).
Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik
(45)
populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. b) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen pengumpulan data.
c) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.
d) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 5
Rekapitulasi Hasil Skoring Responden
Skor Item
Total
1 2 3 4 5 6 ... N
1. 2. N
Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
(46)
70
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
3.9.1. Teknik Analisa Data Deskriptif
Sambas A.Muhidin dan Maman A (2007:53) menyatakan bahwa :
Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran tingkat lingkungan belajar siswa, dan untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi belajar siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modul.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan Variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :
Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4 Lebar Interval = Rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,8
(47)
Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1; interval kedua memiliki batas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval keempat memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2. Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 6
Kriteria Penafsiran Deskripsi Rentang
Penafsiran
X Y
1 – 1,7 Sangat Tidak Kondusif Sangat Rendah
1,8 – 2,5 Tidak Kondusif Rendah
2,6 – 3,3 Cukup Kondusif Cukup Tinggi
3,4 – 4,1 Kondusif Tinggi
4,2 – 5 Sangat Kondusif Sangat Tinggi
Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)
Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval (MSI).
Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
(48)
72
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog
“Method Of Succesive Interval”.
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now. 6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.
7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di
sel mana. Lalu klik “OK”.
3.9.2 Teknik Analisa Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung.
Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka digunakan analisis regresi yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai Variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).
(49)
Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap koefisien regresi.
3.10. Uji Hipotesis
Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .
: β = 0 : Tidak ada pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa.
: β≠ 0 : Terdapat pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa.
2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu:
Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus :
∑
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a ( ), dengan rumus:
(50)
74
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus: ∑
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:
g. Menghitung F, dengan rumus :
3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n-2
4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)
Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara lingkungan belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa.
(51)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Gambaran kondusif tidaknya lingkungan belajar siswa pada mata pelajaran produktif, kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung yang secara keseluruhan berada pada kategori cukup. Skor rata-rata jawaban responden tertinggi berada pada dimensi lingkungan sosial, sedangkan lingkungan fisik berada pada jawaban terendah, meliputi dimensi (1) lingkungan sosial, (2) lingkungan fisik. Hal ini mengandung arti bahwa menurut responden, kondisi lingkungan belajar siswa di SMK Pasundan 3 Bandung pada mata pelajaran produktif, kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK pasundan 3 Bandung dikatakan cukup kondusif.
2. Gambaran tingkat motivasi belajar siswa, pada mata pelajaran produktif, kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung secara keseluruhan berada pada kategori cukup tinggi. Skor rata-rata jawaban responden tertinggi berada pada dimensi tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan , sedangkan Arah sikap terhadap sasaran kegiatan berada pada jawaban terendah, meliputi dimensi (1) durasi kegiatan, (2) frekuensi kegiatan, (3) persistensi, (4) kesabaran, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan dalam mencapai tujuan belajar, (5) devosi (pengabdian) dan pengorbanan
(52)
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
untuk mencapai tujuan belajar, (6) aspirasi yang hendak dicapai dalam belajar, (7) kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari belajar (8) arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (positif atau negatif). 3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa lingkungan belajar
siswa memiliki pengaruh sebesar 25.55%. terhadap motivasi belajar siswa, artinya lingkungan belajar mempunyai pengaruh yang cukup kuat yaitu sebesar 25.55% dan 74.45% dipengaruhi oleh faktor lain seperti cita-cita aspirasi siswa, kemampuan siswa dan kondisi siswa, dapat dikatakan apabila lingkungan belajar siswa kondusif maka motivasi belajar siswa akan tinggi dan sebaliknya jika lingkungan belajar siswa tidak kondusif maka motivasi belajar siswa pun akan rendah pula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar yang baik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka harus didukung oleh lingkungan belajar yang baik dan kondusif. Oleh karena itu, dengan meningkatnya motivasi belajar siswa, harus dibarengi dengan terciptanya lingkungan yang baik dan dapat mendukung kegiatan belajar siswa.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran yang dikemukakan mengacu kepada ukuran yang memiliki skor rata rata terendah di antara dimensi yang lain untuk masing masing variabel. Berdasarkan hal tersebut maka ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan sebagai berikut:
1. Pada variabel lingkungan belajar, hasil perhitungan dengan menggunakan skor rata menunjukkan dimensi lingkungan fisik memiliki skor
(53)
rata-rata terendah dibandingkan dengan dimensi lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan lingkungan fisik di SMK Pasundan 3 Bandung adalah dengan menata lingkungan belajar dikelas dengan semenarik mungkin dimana kelas harus ditata dengan baik ,kelas harus bersih, tempat duduk ditata sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik dan kondusif serta kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran dalam proses pembelajaran. 2. Variabel motivasi belajar siswa, hasil perhitungan dengan menggunakan
skor rata-rata menunjukkan dimensi Arah sikap terhadap sasaran kegiatan memiliki skor rata-rata terendah dibandingkan dengan dimensi lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan melalui aktivitas belajar seperti meningkatkan keinginan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, memenuhi sarana penunjang belajar anak. Sarana belajar yang baik dan lengkap akan menciptakan rasa nyaman. Hal tersebut akan membuat motivasi belajar anak atau siswa lebih meningkat
3. Pihak SMK Pasundan 3 Bandung, dalam hal ini kepala sekolah dan guru perlu menghimbau orang tua siswa supaya ikut mengawasi belajar anaknya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar anak tidak melupakan kewajiban belajarnya. Senantiasa mewujudkan kondisi lingkungan belajar yang aman nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah serta kegiatan yang terpusat pada peserta didik yang merupakan lingkungan yang dapat membangkitkan nafsu dan
(54)
Rizal Murtadlo, 2013
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X
semangat belajar siswa. Sebab, peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas belajar harus diiringi dengan lingkungan yang baik dan dapat mendukung kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang kondusif merupakan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik bagi proses belajar, sebaliknya lingkungan belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan yang pada akhirnya akan menghambat semangat dan motivasi siswa dalam belajar.
(55)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, Muhammad. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
____________. (2008). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Baharudin. (2009). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.
Dalyono.(2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
____________. (2006). Belajar dan Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal, Sanapiah. (2007). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. ____________. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hasbullah, (2001). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam).
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Makmun, Abin Syamsudin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
____________. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mariyana, Rita dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana
Media Group.
Muhidin, Sambas A dan Ating Somantri (2006). Aplikasi Statistika Dalam
Penelitian. Bandung: CV Karya Adika Utama.
(1)
untuk mencapai tujuan belajar, (6) aspirasi yang hendak dicapai dalam belajar, (7) kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari belajar (8) arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (positif atau negatif). 3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa lingkungan belajar
siswa memiliki pengaruh sebesar 25.55%. terhadap motivasi belajar siswa, artinya lingkungan belajar mempunyai pengaruh yang cukup kuat yaitu sebesar 25.55% dan 74.45% dipengaruhi oleh faktor lain seperti cita-cita aspirasi siswa, kemampuan siswa dan kondisi siswa, dapat dikatakan apabila lingkungan belajar siswa kondusif maka motivasi belajar siswa akan tinggi dan sebaliknya jika lingkungan belajar siswa tidak kondusif maka motivasi belajar siswa pun akan rendah pula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar yang baik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka harus didukung oleh lingkungan belajar yang baik dan kondusif. Oleh karena itu, dengan meningkatnya motivasi belajar siswa, harus dibarengi dengan terciptanya lingkungan yang baik dan dapat mendukung kegiatan belajar siswa.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran yang dikemukakan mengacu kepada ukuran yang memiliki skor rata rata terendah di antara dimensi yang lain untuk masing masing variabel. Berdasarkan hal tersebut maka ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan sebagai berikut:
1. Pada variabel lingkungan belajar, hasil perhitungan dengan menggunakan skor rata menunjukkan dimensi lingkungan fisik memiliki skor
(2)
rata-rata terendah dibandingkan dengan dimensi lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan lingkungan fisik di SMK Pasundan 3 Bandung adalah dengan menata lingkungan belajar dikelas dengan semenarik mungkin dimana kelas harus ditata dengan baik ,kelas harus bersih, tempat duduk ditata sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik dan kondusif serta kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran dalam proses pembelajaran. 2. Variabel motivasi belajar siswa, hasil perhitungan dengan menggunakan
skor rata-rata menunjukkan dimensi Arah sikap terhadap sasaran kegiatan memiliki skor rata-rata terendah dibandingkan dengan dimensi lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan melalui aktivitas belajar seperti meningkatkan keinginan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, memenuhi sarana penunjang belajar anak. Sarana belajar yang baik dan lengkap akan menciptakan rasa nyaman. Hal tersebut akan membuat motivasi belajar anak atau siswa lebih meningkat
3. Pihak SMK Pasundan 3 Bandung, dalam hal ini kepala sekolah dan guru perlu menghimbau orang tua siswa supaya ikut mengawasi belajar anaknya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar anak tidak melupakan kewajiban belajarnya. Senantiasa mewujudkan kondisi lingkungan belajar yang aman nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah serta kegiatan yang terpusat pada peserta didik yang merupakan lingkungan yang dapat membangkitkan nafsu dan
(3)
semangat belajar siswa. Sebab, peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas belajar harus diiringi dengan lingkungan yang baik dan dapat mendukung kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang kondusif merupakan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik bagi proses belajar, sebaliknya lingkungan belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan yang pada akhirnya akan menghambat semangat dan motivasi siswa dalam belajar.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, Muhammad. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
____________. (2008). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Baharudin. (2009). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media. Dalyono.(2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
____________. (2006). Belajar dan Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal, Sanapiah. (2007). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. ____________. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hasbullah, (2001). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam).
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Makmun, Abin Syamsudin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
____________. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mariyana, Rita dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana
Media Group.
Muhidin, Sambas A dan Ating Somantri (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Karya Adika Utama.
Muhidin, Sambas A dan Maman Abdurrahman (2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
(5)
129
Muhidin, Sambas A. (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Prayitno. (2009). Dasar teori dan praksis pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
____________. (2010). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
____________. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES
Saroni, Muhammad. (2006). Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Setiabudi, Tessie dan Joshua Maruta. (2012) . Cerdas Mengajar : Dampingi Anak
Anda Belajar dengan 13 Kiat Jitu, Jakarta: Grasindo
Sidi ,Indra Djati (2005). Dari ITB Untuk Pembaruan Pendidikan, Jakarta Selatan: Teraju).
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali M. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Andhika Utama
Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alphabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumanto. (1990). Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset
Supardi, Imam. (2003). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung : PT Alumni.
Surya, Hendra. (2009). Menjadi Manusia Pembelajaran. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
(6)
130
Surya, Mohammad. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta. Suwarno, Wiji. (2006). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Ukas, Maman. (2006). Manajemen (Konsep, Prinsip dan Aplikasi). Bandung: Agnini.
Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andy. Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sumber Jurnal:
Partono, Minarni T. (2006). Pengaruh Disiplin Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi. Dinamika Pendidikan.1, (2), 206-218.
Sudarma K, Nugraheni F. (2006). Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Strategi Belajar Efektif Terhadap Prestasi Belajar Akutansi. Dinamika Pendidikan.1, (1), 28-4