PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP DARATAN : DIKELAS IV SDN DARMAGA III KASOMALANG KABUPATEN SUBANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012-2013.

(1)

Ery Nurkholifah, 2013

PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP DARATAN

(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan Pada Siswa Kelas IV SDN Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Ery Nurkholifah

0904871

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== ========

PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP DARATAN

(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan Pada Siswa Kelas IV SDN Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang)

Oleh Ery Nurkholifah

0904871

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ery Nurkholifah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG

PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP DARATAN (DIKELAS IV SDN DARMAGA III KASOMALANG KABUPATEN

SUBANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012-2013) 0leh

Ery Nurkholifah 0904871

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai ulangan IPA, yaitu hanya Sembilan siswa dari 30 orang siswa yang mencapai nilai KKM (70). Hal ini disebabkan oleh cara guru dalam melaksanakan pembelajaran masih bersifat konvensional, hanya menggunakan metode ceramah dan latihan tanpa menggunakan media pembelajaran, sehingga aktivitas siswa rendah. Salah satu pendekatan yang dapat meningkatkan aktivitas siswa adalah pendekatan inkuiri yang terdiri dari lima tahap yaitu (1) Tahap Bertanya (Ask), (2) Tahap Penyelidikan (Investigate), (3) Tahap Menghasilkan (Create), (4) Tahap Diskusi (Discuss), dan (5) Tahap Refleksi (Reflect). Dengan begitu, muncul permasalahan: “Bagaimana meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Darmaga III.” Rumusan masalah

tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri? (2) Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan melalui penggunaan pendekatan inkuiri di kelas IV SDN Darmaga III? Dengan demikian, tujuan yang hendak dicapai: (1) Untuk mengungkap pelaksanaan pembelajaran IPA melalui penggunaan pendekatan inkuiri di kelas IV SDN Darmaga III, (2) Mengungkap seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan pada siswa kelas IV Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggar terdiri atas dua siklus, dengan satu tindakan pada setiap siklusnya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester 2 SDN Darmaga III yang berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian meliputi: (1) Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri, yaitu guru membimbing dan memotivasi siswa dalam pembelajaran, sedangkan siswa mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya, (2) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada siklus pertama nilai rata-rata 72,66. Pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 81,33. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Dengan begitu, ada beberapa saran yang hendak disampaikan, yaitu: (1) Bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan inkuiri dalam perencanaan pembelajaran IPA, perlu mempelajari teori dan prinsip, (2) Kepala sekolah memberikan motivasi dalam menggunakan pendekatan inkuiri dan menyediakan fasilitas pembelajaran (3) peneliti yang lain dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar yang lain, bahkan mata pelajaran yang lain.


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK………..…i

KATA PENGANTAR……….…..ii

UCAPAN TERIMA KASIH………iii

DAFTAR ISI……….v

DAFTAR TABEL………...vii

DAFTAR GAMBAR……….viii

DAFTAR GRAFIK……….……….ix

DAFTAR LAMPIRAN……….…x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….………...1

B. Rumusan Masalah………....5

C. Tujuan Penelitian………..…5

D. Manfaat Penelitian………6

E. Definisi Operasional……….7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar………...………..8

B. Pembelajaran IPA………...13

C. Pendekatan Inkuiri………..16


(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian……….26

B. Model Penelitian………..30

C. Lokasi dan Subjek Penelitian………..….31

D. Prosedur Penelitian………..…32

E. Instrument Penelitian………...36

F. Teknik Pengumpulan Data………...37

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data……….37

H. Analisis Data………....38

BAB IV HASIL DAN PEMBEHASAN A. Hasil Penelitian………..…40

B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I……….41

C. Pelaksanaan Tindakan Siklus II………...…53

D. Pembahasan………..…66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………..…73

B. Saran……….74

DAFTAR PUSTAKA………..……75

LAMPIRAN-LAMPIRAN………..…77 RIWAYAT PENULIS


(7)

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan, pemerataan kesempatan pendidikan di wujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan di arahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, dan olah rasa agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting. Peran guru tidak hanya sebagai penyampai materi saja, melainkan lebih dari itu guru bisa dikatakan sebagai pusat belajar dan sebagai pengendali serta pelaku dalam kegiatan proses belajar mengajar, guru mengatur arah proses belajar mengajar dilaksanakan. Oleh sebab itu harus mampu membuat pengajaran lebih efektif dan menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat membuat siswa senang dan memiliki rasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Guru mengemban tugas yang tidak ringan agar tercapai tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cita terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangun dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas bangsa. (Depdikbud, 1999: 4.1 ).

Tujuan pembelajaran keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor diantaranya yaitu faktor guru dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, sebab guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan


(9)

meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal dalam mengatasi permasalahan di atas, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki model mengajar yang baik serta mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan pada siswa.

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, salah satu upayanya yaitu dengan memilih strategi, cara atau model yang diterapkan dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan hasil belajar siswa, salah satunya adalah pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Penerapan tersebut misalnya membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan tarap intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.

Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan dasar yang bertujuan meletakkan dasar kecerdasan yaitu membaca, menulis dan menghitung, serta memperoleh bekal wawasan dan pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran IPA merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari siswa karena IPA berhubungan dengan cara penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip dan merupakan suatu proses penemuan.

Mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran karena mata pelajaran IPA erat kaitannya dengan aktivitas kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, bahwasannya IPA bukan hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta atau konsep- mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat diterangkan melalui suatu penemuan. Sesuai dengan hakikatnya tersebut, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya diselenggarakan melalui pengalaman langsung daya ingat siswa akan menjadi lebih kuat, sebab siswa melakukan sendiri percobaan-percobaan dengan menggunakan media belajar yang terdapat di lingkungan sekitarnya.


(10)

3

Hal tersebut senada dengan pendapat yang diutarakan oleh Piaget (Sumiati, 2009 : 12) yaitu :

Pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif siswa. Pengalaman langsung siswa terjadi secara spontan sejak lahir sampai siswa berumur 12 tahun. Efesiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Siswa akan siap untuk mengembangkan konsep tersebut hanya bila siswa telah memiliki struktur kognitif (schemata) yang menjadi persyaratan, yakni perkembangan kognitif yang bersifat hierarkis dan integratif.

Dalam pembelajaran seperti itu, siswa dilatih untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif dalam melakukan berbagai praktikum, maka penugasan konsep akan lebih mudah dan belajarpun akan menjadi lebih bermakna. Melalui pembelajaran pengalaman langsung tersebut, siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah dan system nilai dalam proses keilmuannya. Maka dari itu, pembelajaran IPA di SD/MI hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah melalui percobaan-percobaan yang materinya dikaitkan dengan konsepsi awal (skemata) siswa sebagaimana yang tercantum dalam standar isi kurikulum.

Proses belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri Darmaga III saat ini masih dominan menggunakan metode ceramah oleh guru, sehingga suasana saat mengajar terfokus pada guru, pasif dan suasana tenang. Pembelajaran yang bersifat eksposisi ini yakni model pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan keberadaan siswa cenderung tidak memiliki kegiatan didalam kelas dan mengakibatkan siswa menjadi pasif. Maka dari itu peneliti akan menggunakan pendekatan ikuiri dalam pembelajaran agar siswa memiliki kegiatan didalam kelas dan siswa bisa menemukan atau menyimpulkan materi sendiri.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 IPA Kelas IV terdapat indikator yang menunjukkan bahwa siswa kelas IV harus mampu menjelaskan penyebab perubahan lingkungan fisik terhadap daratan berdasarkan pengamatan bahwa perubahan yang terjadi pada lingkungan menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbang dalam kehidupan karena lingkungan telah


(11)

berkurang fungsinya dan perubahan lingkungan biasanya terjadi karena faktor alam dan manusia.

Kenyataan di lapangan, pengamatan hasil balajar siswa kelas IV SDN Darmaga III pada ulangan harian pertama mata pelajaran IPA semester II tahun ajaran 2012/2013 hanya 30% siswa yang mendapat nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 70% siswa yang belum tuntas atau tidak mencapai KKM. Diperlukan adanya upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

Pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis dan analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri

hasil penemuannya. Pembelajaran inkuiri menyediakan beranekaragam

pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah, pengambilan keputusan dan menentukan konsep dalam suatu masalah sehingga memungkinkan siswa untuk berfartisifasi aktif dalam pembelajaran dan memahami materi yang diberikan oleh guru.

Dengan keoptimisan bahwa permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa pada mata pelajaran IPA dapat teratasi oleh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri. Maka dari itu, penulis akan menuangkan penelitian ini dalam bentuk penelitian tindakan kelas dalam judul Penggunaan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Darmaga III Kelas IV Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang).

Hasil belajar siswa SD pada mata pelajaran IPA selama ini masih di rasakan kurang memuaskan oleh beberapa kalangan, baik siswa, orang tua siswa maupun oleh kalangan pendidik. Hal ini di perkuat oleh hasil observasi awal peneliti di lapangan yang diketahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang lain dari


(12)

5

proses pembelajaran yang di laksanakan oleh guru, oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yang meliputi pada ranah kognitif, afektik dan psikomotor. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Salah satu upaya yang di lakukan adalah memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan suatu materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil yang memuaskan dan berkualitas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijadikan fokus penelitian tindakan kelas harus dirumuskan secara jelas dan operasional, sehingga nampak jelas ruang lingkupnya. Dari pembahasan latar belakang di atas penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang

Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan melalui penggunaan pendekatan inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Darmaga III Kacamatan Kasomalang Kabupaten Subang?

2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan melalui penggunaan pendekatan inkuiri dalam mrningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang penggunaan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan di kelas IV SD Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang dan secara khusus penelitian ini betujuan untuk :

1. Untuk mengungkap pelaksanaan pembelajaran IPA tentang Perubahan


(13)

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang.

2. Mengungkap seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui

penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan pada siswa kelas IV SDN Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang.

D. Manfaat Penelitian

Bagi guru kelas manfaatnya yaitu sebagai pengetahuan baru bagi guru, memberikan pengalaman dalam merancang pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri di sekolah dasar, inovasi dibidang pendidikan dan dapat meningkatkan profesionalisme guru sebagai pendidik yang selalu mencari solusi terbaik demi terwujudnya kemajuan dibidang pendidikan. Bagi Kepala Sekolah manfaatnya sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan. Juga bagi pengawas sabagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan. Demikian juga bagi siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA pada Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan. Selain itu penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan di SD dapat menumbuhkan minat dan kreativitas belajar siswa dan memotivasi kemauan belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

E. Definisi Operasional

1. Pendekatan Inkuiri Menurut Purwadarminta (Sujana, 2001:7)

mengemukakan pendekatan adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendekatan adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditemukan.

2. Pembelajaran IPA menurut buku KTSP yang dimaksud dengan IPA adalah

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang


(14)

7

berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan suatu proses penemuan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia (produk) yang dioperalihkan dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Produk IPA berupa pengetahuan yang sifatnya nyata. IPA dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami gejala alam. Untuk itu diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat lengkap, serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang objek yang diamati.

3. Hasil Belajar IPA menurut Usman (Yana 2010 : 64) merupakan

perubahan-perubahan tingkah laku yaitu perubahan kearah pemahaman yang lebih dalam tentang materi dan esensi pelajaran IPA, juga didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang di miliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dengan istilah menunjukan kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analisis menuju suatu kesimpulan dengan hasil belajar yang meyakinkan dan memuaskan.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyalidikan dan percobaan, prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi (Margono, 2004:1). Metodologi penelitian terdiri dari kata “methodology” yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya (Hadi dan Haryono, 2005: 41). Adapun yang dimaksud metode penelitian menurut Furchan (2004:39) adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Metode penelitian adalah bagaimana cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengungkap berbagai data, meliputi tata cara pengambilan data, analisis dan pengumpulan data. Bagaimana diungkapkan Abdurahmanpatoni (2006: 98) mendefinisikan bahwa metode penelitian adalah ilmu tentang cara-cara yang akan digunakan dalam penelitian, yang ruang lingkupnya meliputi metode penelitian, metode pengambilan sample, metode pengumpulan data dan inventarisasi data dan metode analisis data.

Penelitian berangka dari latar belakang mengenai perlunya pembaharuan dalam pembelajaran IPA sebagai respon semakin melemahnya kualitas belajar siswa. Di samping itu, penelitian yang dilakukan merupakan merupakan refleksi peneliti terhadap proses pembelajaran sebelumnya yang kurang optimal. Dengan dilakukanya penelitian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa secara optimal.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom actions research) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1992: 5-6).

Penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melalarkan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkat praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional (Suyanto, 1997: 4)


(16)

27

Tujuan penelitian adalah selalu untuk memecahkan masalah persoalan yang konkret di dalam kelas, dialami langsung oleh guru siswa, juga mendorong tumbuhnya budaya akademis guna meningkatkan profesional guru. Melalui PTK ini diharapkan dapat mempertajam daya analisis guru di dalam kelas terhadap permasalahan pembelajaran serta mampu mengidentifikasi berbagai kegiatan nyata secara terus menetus berdasarkan rencana program dan tujuan pembelajaran.

Tujuan utama pembuatan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangan profesionalnya. Secara rinci, tujuan PTK antara lain:

1. Meningkat kualitas isi, masukkan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran.

3. Hasil penelitian dapat mendukung langsung pembelajaran yang sedang

berlangsung.

4. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan, serta 5. Menumbuh kembangkan I budaya akademik dilingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas/PTK adalah:

1. Merupakan kegiatan nyata untuk meningkatkan proses belajar mengajar.

2. Merupakan tindakan oleh guru kepada siswa.

3. Tindakan harus berbeda dari kegiatan biasanya.

4. Terjadi dalam siklus berkesinambungan, minimum dua siklus

5. Ada pedoman yang jelas secara tertulis bagi siswa untuk dapat mengikuti tahap demi tahap

6. Ada unjuk kerja siswa sesuai pedoman tertulis dari guru.

7. Ada penelusuran terhadap proses dengan berdasar pedoman pengamatan


(17)

9. Keberhasilan tindakan dilakukan dalam bentuk refleksi dan melibatkan siswa yang dikenai tindakan

10.Hasil refleksi harus terlihat dalam perencanaan siklus berikutnya

Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan PTK, diantaranya sebagai berikut:

1. Masalah yang diangkat berasal dari pengalaman guru selama proses

pembelajaran di kelas.

2. Masalah yang diujicobakan harus dilaksanakan secara langsung, yaitu menindaklanjuti masalah yang muncul juga

3. Penelitian berfokus pada data pengamatan dan data perilaku dengan maksud untuk menelaah ada atau tidaknya kemajuan serta perubahan dari tindakan yang dilakukan.

4. Penelitian harus bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

5. Penelitian menyangkut hal-hal yang bersifat dinamis, adanya perubahan 6. Tindakan yang dipilih peneliti harus spesifik, sederhana dan mudah dilakukan

Syarat-syarat PTK:

1. Harus terlihat upaya peningkatan mutu profesional guru

2. Harus mengenai upaya untuk meningkatkan mutu siswa, jadi subjeknya harus

siswa

3. Dilakukan sendiri

4. Jangan mengganggu proses belajar mengajar

5. Jangan sampai menyita banyak waktu

6. Konsisten pada metode yang digunakan

7. Mengikuti etika

8. Bertujuan memperbaiki profesi

9. Masalahnya sederhana, nyata, jelas, dan tajam

10.Harus betul-betul disadari oleh pelaku atau peneliti dan subjeknya atau para peserta didik


(18)

29

11.Harus fokus pada aktivitas pengamat yaitu pendekatan pada apa yang dapat dihitung dan dapat dikomentari dan apa yang diperoleh dari aktivitas khusus kelas dan praktik guru

12.Harus menetapkan keyakinan antara pengamat dan yang diamati untuk menyetujui bahwa keduanya saling menghormati untuk membahas persiapan pengajaran sekaligus menentukan waktu, tempat, dan apa yang akan diamati

Adapun manfaat PTK antara lain sebagai berikut:

1. Dapat menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan

panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atas makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat dalam jurnal ilmiah.

2. Menumbuh kembangkan kebiasaan budaya dan tradisi meneliti serta menulis

artikel ilmiah di kalangan guru, hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru.

3. Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar guru dalam satu

sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau

program pembelajaran sesuai dengan tuntunan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa. 5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,

kenyamanan, dan kesenangan siswa dlam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswapun akan meningkat.

6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yng menarik, menantang,

nyaman, dan menyenangkan karena strategi, metode, teknik, dan media yang digunakan dalam pembelajaran sangat bervariasi dan dipilih secara sunguh-sungguh.


(19)

Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau berhubungan dengan hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut sasaran pengamatan dalam penelitian kelas ini adalah peserta didik sebagai objek utama. Beberapa hal yang dapat dicermati oleh guru dalam penelitian ini diantaranya sbb:

1. Proses pembelajaran yang diikuti peserta didik di kelas, lapangan, laboratorium, perpustakaan atau tempat lainnya.

2. Lingkungan sekitar siswa itu sendiri, baik lingkungan kelas, sekolah, maupun dirumah.

3. Cara mengajar guru yang bersangkutan di kelas terutama dalam hal interaksi dengan peserta didiknya.

4. Sarana pendidikan yang meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh peserta didik atau yang tersedia di sekolah yang bersangkutan, seperti peralatan yang ada dikelas, laboratorium, perpustakaan dan sebagainya.

5. Materi pelajaran yang dapat dicermati KTSP ataupun yang telah

dikembangkan dalam Rencana Tahunan, Rencana Semesteran, dan Analisis Materi Pelajaran.

6. Hasil pembelajaran sebagai tujuan utama yang harus di tingkatkan.

B. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Dalam perencanaan Kemmis mengunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(20)

31

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis & Mc. Taggart (Arikunto dkk, 2008)

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang. Jumlah peserta didik seluruhnya 244 peserta didik, sekolah ini memiliki 7 ruang belajar, 1 perpustakaan, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang gudang, 4 WC siswa, 1 WC guru, dan 2 warung sekolah. Jumlah guru 15 orang, yang terdiri dari 10 guru PNS dan 5 orang guru non PNS dan 1 penjaga sekolah.

Subjek penelitian kelas ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Darmaga III, tahun ajaran 2012-2013 yang terdiri dari 30 orang peserta didik, 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Observasi Awal

Refleksi Pelaksanaan

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan Siklus I

Hasil Siklus II Pelaksanaan


(21)

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, penelitian difokuskan pada situasi perbaikan proses pembelajaran dalam pelaksanaanya guru terlibat penuh di dalam kelas, dimana guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan kemudian dievaluasi, untuk memperoleh umpan balik mengenai apa yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga guru dapat merancang langsung baik dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, maupun refleksi setelah pembelajaran.

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengembangkan penelitian tindakan dengan menggunakan siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan tujuan arah perubahan dan perbaikan proses pembelajaran.

Rincian prosedur penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a. Permintaan izin dari Kepala SDN Darmaga III Kecamatan Kasomalang

Kabupaten Subang

b. Observasi untuk memperoleh gambaran keadaan proses belajar

mengajar, mengenai kemampuan peserta didik, cara guru mengajar, aktivitas peserta didik dan hasil yang diperoleh.

c. Identifikasi masalah, dengan cara menelaah terlebih dahulu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006, khususnya mata pelajaran IPA mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan materi pokok.

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

e. Merumuskan media pembelajaran yang akan digunakan dan

disesuaikan dengan materi pada tiap siklus


(22)

33

Kegiatan pelaksanaan skenario pembelajaran yang membahas topik perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Tindakan pembelajaran yang dilakukan dibagi ke dalam masing-masing rencana tindakan pembelajaran yang dilengkapi dengan lembar kerja siswa (LKS) dan alat-alat atau media IPA yang diperlukan, lalu mengelompokkan peserta didik. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sbb:

1) Siklus 1

Kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 adalah melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pokok bahasan perubahan lingkungan fisik dengan materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) dengan menggunakan pembelajaran inkuiri, langkah-langkah kegiatan.

A. Kegiatan Awal

1. Guru membimbing peserta didik berdoa bersama-sama dipimpin ketua kelas.

2. Guru mengabsen kehadiran peserta didik dan memberikan motivasi belajar dengan bernyanyi „Berdoa Aku Suka”.

3. Guru Memberikan apersepsi melalui tanya jawab dengan peserta didik

seperti: a. pernahkah kalian melihat berita di televisi mengenai daerah yang tertimpa longsor?

b. apa yang menyebabkan daerah tersebut menjadi longsor? 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yakni dari apersepsi tadi peserta

didik diharapkan dapat menyimpulkan pengaruh dan penyebab perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

5. Sebelumnya guru mempersiapkan gambar-gambar, seperti gambar


(23)

B. Kegiatan inti

1. Tahap Bertanya ( Ask)

 Guru menunjukkan beberapa gambar tentang pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan yang menyebabkan erosi

 Guru memberikan pertanyaan mengenai pengaruh perubahan

lingkungan fisik terhadap daratan yang mengakibatkan erosi a. Siapa yang tahu apa erosi itu?

b.Coba sebutkan dua penyebab perubahan lingkungan fisik yang mengakibatkan erosi?

2. Tahap Penyelidikan (Investigate)

 Guru meminta peserta didik, duduk berkelompok 5 sampai 6 orang.

 Guru membagikan LKS dan mempersiapkan percobaannya.

 Peserta didik dapat mengidentifikasi penyebab perubahan

lingkungan fisik pada air hujan dengan bimbingan guru.

3. Tahap Menghasilkan (Create)

 Peserta didik dapat menyimpulkan penyebab perubahan lingkungan fisik pada air hujan.

 Peserta didik dapat menjelaskan penyebab erosi secara alami.  Peserta didik dapat menyebutkan penyebab erosi ulah manusia. 4. Tahap Diskusi (Discuss)

 Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan diskusi

 Salah satu perwakilan tiap kelompok memprestasikan hasil

percobaannya.

 Peserta didik dapat memberikan contoh pengaruh lingkungan fisik yang mengakibatkan erosi.

 Peserta didik dapat menunjukkan cara pencegahan erosi yang ada di lingkungan sekitar.


(24)

35

5. Tahap Refleksi (Reflect)

 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi

pembelajaran

 Peserta didik dapat menjelaskan erosi secara alami.  Peserta didik dapat menjelaskan erosi ulah manusia.

 Peserta didik dapat menunjukkan cara pencegahan erosi yang ada dilingkungan sekitar.

 Guru memberikan penjelasan dan meluruskan pendapat peserta didik

yang masih belum tepat. C. Kegiatan Akhir

1.Peserta didik diberikan penguatan yaitu menyimpulkan materi yang telah dijelaskan.

2.Guru memberikan latihan soal sebagai bahan evaluasi.

3.Peserta didik diberikan tindak lanjut untuk belajar dirumah mengenai cara mencegah terjadinya perubahan lingkungan fisik yang mengakibatkan erosi.

4.Peserta didik merapihkan buku-buku dan alat-alat praktek, serta berdoa untuk mengakhiri pelajaran.

2) Siklus II

Dalam siklus ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya: a) Menyusun model pembelajaran berdasarkan refleksi pada siklus 1

b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pokok bahasan

mengenai perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

c) Memberikan pos test

d) Menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan

pembelajaran siklus II. Analisis ini dilakukan dengan kegiatan antara lain: melihat hasil observasi, catatan lapangan, melakukan wawancara dengan peserta didik


(25)

E. Instrumen Penelitian

Dalam PTK memerlukan data yang otentik dan sistematis. Untuk mengumpulkan data tersebut peneliti menggunakan instrument penelitian yang berbentuk tes dan non test. Instrumen yang digunakan dalam bentuk test berupa soal isian singkat. Adapun instrument dalam bentuk test terdiri dari:

1. Pos test

Pos test dilakukan setelah pembelajaran berakhir, pos test diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berakhir

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS yang dimaksud dalam penelitian adalah berupa permasalahan soal yang harus dikerjakan siswa secara berkelompok dalam kegiatan pembelajaran. Isi dari LKS disesuikan dengan indikator pembelajaran pada suatu tindakan. LKS merupakan alat yang digunakan untuk belajar dengan menggunakan pendekatan, pembelajaran inkuiri digunakan dalam pelaksanaan percobaan yang dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II.

3. Instrument yang berbentuk non test terdiri dari lembar observasi.

Lembar observasi digunakan untuk merekam data tentang aktivitas proses belajar mengajar selama tindakan berlangsung. Dari hasil observasi, diperoleh gambaran yang jelas tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh seorang observer. Observer mengamati dan mencatat hal-hal yang terjadi baik yang dilakukan oleh guru maupun yang dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi disediakan oleh peneliti, dalam lembar tersebut diuraikan secara jelas komponen-komponen yang harus diamati, observer memberi tanda cek list pada kolom yang tersedia sesuai dengan indikator yang muncul serta memberi komentar.


(26)

37

F. Teknik pengumpulan Data

Untuk memperoleh kebenaran yang akurat dalam pengumpulan data diperlukan alat pengumpul data yang tepat dan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa test dan non test.

1. Test

Test diberikan secara tulisan berbentuk post test berguna untuk kemampuan peserta didik sesudah proses belajar mengajar. Instrument tes di buat dengan materi yang diajarkan pada peserta didik kelas IV berdasarkan kurikulum yang berlaku.

2. Non test

Teknik pengambilan data dalam bentuk non test yaitu Observasi. Observasi adalah metode atau teknik pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. Melalui observasi peneliti memperoleh catatan tentang perilaku kegiatan guru dan siswa pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut sangat penting untuk bahan refleksi dan rencana tindakan selanjutnya.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, data tersebut perlu segera dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat data yang kuantitatif yaitu yang berbentuk angka-angka (Ari Kunto, 2002:74).

Dalam mengolah data digunakan rumus presentase berdasarkan kriteria Hendro dalam (Permana 2001:23) yaitu:

P = f x 100 N

Keterangan :

P = Presentase jawaban f = Frekuensi jawaban n = Banyak responden


(27)

presentase jawaban adalah banyaknya jawaban peserta didik yang benar dalam bentuk persen yang merupakan hasil bagi dari banyaknya jawaban yang benar atas soal-soal dengan jumlah peserta didik lalu dikali seratus. Frekuensi jawaban adalah banyaknya jawaban yang benar atas soal-soal jawaban yang dijawab oleh peserta didik. Banyak responden adalah banyaknya peserta didik yang mengerjakan soal.

Sebagai contoh penulis mengambil sample besarnya presentase jawaban atas soal nomor satu dari hasil evaluasi akhir adalah sebagai berikut:

Siswa yang menjawab benar (f) = 30 siswa

Presentase jawaban (p) x 100 = 94%

H. Analisis Data

Setelah data diperoleh langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah dan menganalisa hasil belajar siswa hasil nilai pos test, yang terdiri dari menghitung rata-rata dan menghitung skor.

a) Menghitung rata-rata

Rata-rata hitung pos test dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

X= x 100

Keterangan : X = Rata-rata

xi = Skor

N = Banyaknya data jumlah siswa ∑ = Jumlah

Selanjutnya data perolehan dikonversikan pada skala nilai dengan rentangseratus untuk menilai rata-rata hasil belajar siswa. Konversi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1


(28)

39

Tabel 3.1 Presentase Nilai dan Kategorinya

No Nilai Presentase Kategori

1 > 90 > 90 % Baik sekali

2 70-89 70%-89 % Baik

3 50-69 50%-69% Sedang

4 30-49 30%-49% Kurang

5 < 29 < 29% Buruk

b) Analisis keterlaksanaan pembelajaran

Untuk mengetahui keterlaksanaan penelitian, maka digunakan pedoman observasi aktivitas guru dan siswa. Data hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan siswa.


(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Bardasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II mengenai “Penggunaan Pendekatan Inkuiri untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Daratan yang disebabkan oleh Air dan Gelombang Air Laut di kelas IV SD Negeri Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang, semester II tahun ajaran 2012-2013, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri, disusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan sistematika sebagai berikut: standar kompetensi(SK), kompetensi dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, bahan ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber/alat dan bahan, dan penilaian. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP disusun dengan tahapan pendekatan inkuiri, yaitu Bertanya (Ask), Penyelidikan (Investigate), Menghasilkan (Create), Diskusi (Discuss), dan Refleksi (Reflect), yang pembelajarannya berpusat pada siswa (student centered), sehingga dalam perencanaan pembelajaran siswa dituntut aktif dalam proses penemuan pengetahuannya sendiri. Observasi pembelajaran meliputi aktivitas guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa oleh observer, dari catatan lapangan peneliti, didapatkan data bahwa aktivitas siswa menigkat terlihat dari perkembangan aktivitas siswa yang semakin meningkat dari setiap siklusnya, antara lain:

a) Tahap Bertanya (Ask), siswa terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuannya sendiri.

b) Tahap Penyelidikan (Investigate), siswa melakukan percobaan dan

pengamatan dengan teliti.

c) Tahap Menghasilkan (Create), dalam pengisian LKS, siswa mengumpulkan


(30)

75

d) Tahap Diskusi (Discuss), siswa memperhatikan dan menanggapi diskusi kelas dengan disiplin.

e) Tahap Refleksi (Reflect), siswa mendemonstrasikan alat percobaan sesuai dengan perubahan lingkungan fisik untuk membuktikan data-data yang siswa peroleh berdasarkan percobaan yang telah siswa lakukan, dan

f) Melakukan refleksi pembelajaran, dengan melihat permasalahan awal, proses percobaan dan pengamatan, serta rumusan kesimpulan dengan baik.

Pada pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, guru lebih membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama kegiatan pembelajaran, sehingga pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA perubahan lingkungan fisik (erosi dan abrasi) ini dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dengan pelaksanaan pendekatan inkuiri dapat berkontribusi kepada guru dalam pembelajaran koefesien dan efektif.

2. Hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan inkuiri, menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya, pada pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata nilai kelas 72,66, dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM adalah 60%. Yang mendapat nilai diatas KKM dari 30 siswa ada 18 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus II rata-rata nilai kelas naik menjadi 81,33 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM dari 30 siswa sebanyak 27 siswa, nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 30% dari setiap siklusnya. Hal ini menujukkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, berikut beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA di SD :


(31)

Bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan inkuiri dalam perencanaan pembelajaran IPA, sebelumnya perlu mempelajari teori-teori dan prinsip-prinsip mengenai pendekatan inkuiri, agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun mencirikan pendekatan inkuiri.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah, khusunya kepala sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menggunakan pendekatan inkuiri sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kepala sekolah perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas siswa untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya, agar proses pembelajaran dapat berlangsung.

3. Bagi Peneliti Lain

Penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, peneliti yang lain dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kompetensi Dasar yang lain, bahkan pada mata pelajaran lainnya.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2004). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Azmiyawati, Choiril. (2008). IPA 4 Salingtemas untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata

Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobri Sutikno. (2011). Strategi Belajar Mengajar

Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung : PT

Refika AditamaBandung : PT Refika Aditama.

Fidianti, Fifi, (2008). Jika Pembelajaran IPA tentang Konsep Perubahan

Lingkungan Fisik Keterampilan Proses Pendekatan Inkuiri. Hasil Belajar

Siswa. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Gulo, W. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo.

Haryanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga.

Iba Yanti, Yayat. (2004). Tangkas Sains untuk Siswa SD Kelas IV, dkk. Bandung : Rosda.

Isjoni. (2007). Pembelajaran Visioner Perpaduan indonesia-Malaysia.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Isriani Hardini, Dewi Puspitasari. (hal 33-36) Strategi Pembelajaran Terpadu

(Teori, Konsep, dan Implementasi).

Kasbolah, E.S, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Depdikbud Dirjen Dikti. Bandung.

Khoirul Ahmadi, I, Sumantri Mulyadi. (2011). Strategi Pembelajaran

Berorientasi KTSP. Jakarta : Prestasi Pustakarya.

Poerwanti, Endang, dkk. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


(33)

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sulistyanto, Heri. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

UIUC. (2010). Inquiri Page. (Online). Tersedia :

http://www.cii.illinosis.edu/inquiry/process.html.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Depdiknas UPI Bandung.


(1)

39

Tabel 3.1 Presentase Nilai dan Kategorinya

No Nilai Presentase Kategori

1 > 90 > 90 % Baik sekali

2 70-89 70%-89 % Baik

3 50-69 50%-69% Sedang

4 30-49 30%-49% Kurang

5 < 29 < 29% Buruk

b) Analisis keterlaksanaan pembelajaran

Untuk mengetahui keterlaksanaan penelitian, maka digunakan pedoman observasi aktivitas guru dan siswa. Data hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan siswa.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Bardasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I

sampai dengan siklus II mengenai “Penggunaan Pendekatan Inkuiri untuk

meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Daratan yang disebabkan oleh Air dan Gelombang Air Laut di kelas IV SD Negeri Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang, semester II tahun ajaran 2012-2013, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri, disusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan sistematika sebagai berikut: standar kompetensi(SK), kompetensi dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, bahan ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber/alat dan bahan, dan penilaian. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP disusun dengan tahapan pendekatan inkuiri, yaitu Bertanya (Ask), Penyelidikan (Investigate), Menghasilkan (Create), Diskusi (Discuss), dan Refleksi (Reflect), yang pembelajarannya berpusat pada siswa (student centered), sehingga dalam perencanaan pembelajaran siswa dituntut aktif dalam proses penemuan pengetahuannya sendiri. Observasi pembelajaran meliputi aktivitas guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa oleh observer, dari catatan lapangan peneliti, didapatkan data bahwa aktivitas siswa menigkat terlihat dari perkembangan aktivitas siswa yang semakin meningkat dari setiap siklusnya, antara lain:

a) Tahap Bertanya (Ask), siswa terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuannya sendiri.

b) Tahap Penyelidikan (Investigate), siswa melakukan percobaan dan pengamatan dengan teliti.

c) Tahap Menghasilkan (Create), dalam pengisian LKS, siswa mengumpulkan data dari kegiatan percobaan yang dilakukan dengan jujur.


(3)

75

d) Tahap Diskusi (Discuss), siswa memperhatikan dan menanggapi diskusi kelas dengan disiplin.

e) Tahap Refleksi (Reflect), siswa mendemonstrasikan alat percobaan sesuai dengan perubahan lingkungan fisik untuk membuktikan data-data yang siswa peroleh berdasarkan percobaan yang telah siswa lakukan, dan

f) Melakukan refleksi pembelajaran, dengan melihat permasalahan awal, proses percobaan dan pengamatan, serta rumusan kesimpulan dengan baik.

Pada pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, guru lebih membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama kegiatan pembelajaran, sehingga pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA perubahan lingkungan fisik (erosi dan abrasi) ini dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dengan pelaksanaan pendekatan inkuiri dapat berkontribusi kepada guru dalam pembelajaran koefesien dan efektif.

2. Hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan inkuiri, menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya, pada pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata nilai kelas 72,66, dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM adalah 60%. Yang mendapat nilai diatas KKM dari 30 siswa ada 18 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus II rata-rata nilai kelas naik menjadi 81,33 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM dari 30 siswa sebanyak 27 siswa, nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 30% dari setiap siklusnya. Hal ini menujukkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, berikut beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA di SD :


(4)

76

Bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan inkuiri dalam perencanaan pembelajaran IPA, sebelumnya perlu mempelajari teori-teori dan prinsip-prinsip mengenai pendekatan inkuiri, agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun mencirikan pendekatan inkuiri.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah, khusunya kepala sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menggunakan pendekatan inkuiri sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kepala sekolah perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas siswa untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya, agar proses pembelajaran dapat berlangsung.

3. Bagi Peneliti Lain

Penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, peneliti yang lain dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kompetensi Dasar yang lain, bahkan pada mata pelajaran lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2004). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Azmiyawati, Choiril. (2008). IPA 4 Salingtemas untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobri Sutikno. (2011). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung : PT Refika AditamaBandung : PT Refika Aditama.

Fidianti, Fifi, (2008). Jika Pembelajaran IPA tentang Konsep Perubahan Lingkungan Fisik Keterampilan Proses Pendekatan Inkuiri. Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Gulo, W. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo.

Haryanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga.

Iba Yanti, Yayat. (2004). Tangkas Sains untuk Siswa SD Kelas IV, dkk. Bandung : Rosda.

Isjoni. (2007). Pembelajaran Visioner Perpaduan indonesia-Malaysia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Isriani Hardini, Dewi Puspitasari. (hal 33-36) Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, dan Implementasi).

Kasbolah, E.S, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Depdikbud Dirjen Dikti. Bandung.

Khoirul Ahmadi, I, Sumantri Mulyadi. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta : Prestasi Pustakarya.

Poerwanti, Endang, dkk. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


(6)

78

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sulistyanto, Heri. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

UIUC. (2010). Inquiri Page. (Online). Tersedia : http://www.cii.illinosis.edu/inquiry/process.html.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Depdiknas UPI Bandung.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGARUH PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP DARATAN DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 40

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN CARA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN : Di Kelas IV SDN Babakan Ciparay 5 Kota Bandung Semester II Tahun Ajaran 2012-2013.

0 0 37

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR PANCA INDERA.

0 2 29

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TENTANG IPA KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sindangjaya Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2011 / 2012 Kecama

0 0 50

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MELAUI PENDEKATAN INKUIRI TENTANG IPA KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN DI KELAS IV SDN SINDANGJAYA BOJONGPICUNG KOTA CIANJUR SEMESTER I TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 39

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG MATERI GAYA : Dikelas IV SDN Darmaga IV Kasomalang Kabupaten Subang Semester II Tahun Ajaran 2012-2013.

0 0 35

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA DI SD: Penelitian Tindakan Kelas pada Pokok bahasan Perubahan Wujud Benda di Kelas IV SD Negeri Kasomalang IV Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 29

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGARUH PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BAKALAN KRAPYAK TAHUN 20122013

0 0 21

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

0 0 6

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

0 1 7