PENERAPAN MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK DI KELAS IV SDN MANDALAHERANG II KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

Oleh

AFYUDHA ARIE PRATAMA 0903286

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. Tatang Muhtar, M.Si NIP. 195906031986031005

Pembimbing II,

Dinar Dinangsit, M.Pd NIP. 198205152010122004

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S-1 PENJAS

Drs. RespatiMulyanto, M.Pd NIP. 195905201988031002


(2)

vi

KATA PENGANTAR... ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... ... v

DAFTAR ISI... ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... ... xi

DAFTAR GAMBAR... ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN.. ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... ... 8

C.Pemecahan Masalah ... 8

D.Tujuan Penelitian ... ... 11

E. Manfaat Penelitian ... ... 11

1. Bagi Siswa ... ... 11

2. Bagi Guru... ... 11

3. Bagi Sekolah... ... 12

4. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang... 11

5. BagiPeneliti……... ... 12

F. Batasan Istilah... ... 12

1. Penerapan... 12

2. Pembelajaran ... ... 13

3. Senam……... ... 13

4. Aktivitas Ritmik... ... 13

5. Gerak Dasar ... ... 13

6. Model Pembelajaran ... ... 13

7. Model Pembelajaran PAIKEM ... ... 13

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ………... 14

A. Hakikat Pendidikan ... 14

B. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 15

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 15

2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 16


(3)

vii

b. Macam-macam Irama ... 23

D. Model PembelajaranPAIKEM... 24

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 24

2. Pengertian Model PAIKEM ... 26

3. Karakteritik Model PAIKEM ... 28

4. Bentuk Pembelajaran Model PAIKEM ... 29

5. Aplikasi Model PAIKEM ... 29

E. Model PAIKEM dalam Pendidikan Jasmani... 29

1. Konsep Model PAIKEM ... 29

2. Peran Guru Penjas dalam Model PAIKEM ... 31

F. Perkembangan dan Karakteristik anak SD ... 32

G.Hasil Temua Penelitia yang Relevan ... 34

H.Hipotesis Tindakan ... 34

BAB III. METODE PENELITIAN ... 35

A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian .... ... 35

2. Waktu Penelitian .... ... 36

3. Subjek Penelitian ... ... 37

B. Metode dan Desain Penelitian ... ... 38

1. Metode Penelitian .. ... 38

2. Desain ... ... 39

C.Prosedur Penelitian ... ... 42

1. Siklus I ... 42

2. Siklus II ... 44

3. Siklus III... 46

D.Teknik Pengumpulan Data ... ... 48

E. Instrumen Penelitian ... ... 52

F. Data dan Sumber Data ... 54

1. Data ... ... 54

2. Sumber Data... 54

G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 54

1. Teknik Pengolahan Data ... ... 54

2. Analisis Data ... ... 54

H.Validasi Data ... ... 55

1. Triangulasi ... 55

2. Member Check ... 56

3. Audit Trial ... 56


(4)

viii

2. Paparan Data Awal Observasi Kinerja Guru ... 61

3. Paparan Data Awal Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 63

4. Paparan Data Awal Hasil Tes Belajar Siswa ... 65

B. Paparan Data Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ... 67

1. Paparan Data Perencanaan Siklus I... 68

2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 68

3. Paparan dan Analisis Hasil Observasi PenelitianSiklus I... ... 71

a. Analisis dan Refleksi Hasil Perencanaan TindakanSiklus I ... 69

b. Analisis dan Refleksi Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus I ... 75

c. Analisis dan Refleksi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I . 80

d. Analisis dan Refleksi Hasil Test Tindakan Siklus I... 83

C.Paparan Data Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ... 87

1. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 87

2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 88

3. Paparan dan Analisis Hasil Observasi PenelitianSiklus II... .... 91

a. Analisis dan Refleksi Hasil Perencanaan TindakanSiklus II ... 91

b. Analisis dan Refleksi Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus II ... 96

c. Analisis dan Refleksi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 101

d. Analisis dan Refleksi Hasil Test Tindakan Siklus II ... 104

D.Paparan Data Hasil Penelitian Tindakan Siklus III ... 107

1. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 107

2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 108

3. Paparan dan Analisis Hasil Observasi PenelitianSiklus III... .. 111

a. Analisis dan Refleksi Hasil Perencanaan TindakanSiklus III... 111

b. Analisis dan Refleksi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 115

c. Analisis dan Refleksi Hasil Observasi Aktivitas Siswa SiklusIII 118 d. Analisis dan Refleksi Hasil Test Tindakan Siklus III ... 121

E. Pembahasaan Hasil Penelitian... 124

F. Pembahasan Hasil Pendapat Siswa dan Guru ... 128

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 129

A. Kesimpulan ... ... 129

B. Saran ... ... 131

DAFTAR PUSTAKA... ... 132

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 134 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...


(5)

ix

1.1. Data Awal Hasil Observasi Tes Senam Ritmik Siswa Kelas IV ...5

3.1. Jadwal Penelitian ...36

4.1.Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Perencanaan) ...60

4.2.Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ...61

4.3.Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa ...63

4.4.Data Awal Hasil Tes Aktivitas Ritmik Siswa ...65

4.5.Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ...69

4.6. Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Pembelajaran Siklus I ...71

4.7.Data Hasil Observasi Kinerja GuruSiklus I ...72

4.8 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...74

4.9. Data Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus I...75

4.10. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ...77

4.11. Data Hasil Test Tindakan Siklus I ...74

4.12. Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I...80

4.13.Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ...85

4.14. Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Pembelajaran Siklus II ...87

4.15.Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ...88

4.16.Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...90

4.17.Data Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus II ...91

4.18.Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ...92

4.19.Data Hasil Test Tindakan Siklus II ...94


(6)

x

Halaman 1. Grafik 4.1

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 92 2. Grafik 4.2

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 101 3. Grafik4.3


(7)

xi

Halaman 1. Gambar 2.1

Lingkar Pembelajaran PAIKEM ... 28 2. Gambar 3.1

Denah SDN Mandalaherang II ... 35 3. Gambar 3.2


(8)

xii

Halaman 1. Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Model Pendekatan Perlombaan Dengan Media Sasaran Siklus I ... 135 2. Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Model Pendekatan Perlombaan Dengan Media Sasaran Siklus II ... 140 3. Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Model Pendekatan Perlombaan Dengan Media Sasaran Siklus III ... 145 4. Lampiran 4

Lembar Observasi PerencanaanKinerja Guru (IPKG I)... ... 151 5. Lampiran 5

Lembar Observasi Perencanaan Kinerja Guru (IPKG II) ... 156 6. Lampiran 6

Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 159 7. Lampiran 7

Lembar Observasi Hasil Belajar ... 161 8. Lampiran 8

Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara dengan Guru ... 163 9. Lampiran 9

Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara dengan Siswa ... 164 10. Lampiran

Hasil Wawancara dengan Guru... 165 11. Lampiran 11

Hasil Wawancara dengan Siswa ... 166 12. Lampiran 12

Instrumen Penelitian Pedoman Catatan Lapangan... 167 13. Lampiran 13

Catatan LapanganSiklus I ... 168 14. Lampiran 14

Catatan Lapangan Siklus II ... 169 15. Lampiran 15

Catatan LapanganSiklus III ... 170 16. Lampiran 16

Dokumentasi Pembelajaran Tindakan... ... 171 17. Lampiran 17

Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Skripsi ... 154 18. Lampiran 18

Permohonan Izin Penelitian dari UPI Kampus Sumedang ... 155 19. Lampiran 19


(9)

xiii


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani dalam pendidikan dasar merupakan sebuah konsep pendidikan yang bertujuan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang dan kinerja fisik anak usia sekolah dasar. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari pendidikan manusia secara keseluruhan dalam hidupnya.Oleh karena itu, pendidikan jasmani memiliki peran penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental manusia.

Pendidikan jasmani tidak hanya mengembangkan aspek psikomotor siswa.Oleh karena itu, bila pendidikan jasmani dilaksanakan dan dikembangkan sebagaimana mestinya oleh pelaku pendidikan, maka pendidikan jasmani dapat menjelma menjadi suatu konsep pendidikan yang mampu memberikan siswa pengalaman gerak dan penerapan pelbagai nilai-nilai pendidikan yang dapat menunjang kesehariannya dalam melakukan aktivitas.Dengan demikian, tidaklah salah bila pendidikan jasmani dikatakan sebagai senjata yang ampuh untuk mencapai tujuan pendidikan seutuhnya bagi bangsa Indonesia.Tujuan pendidikan jasmani selaras dengan tujuan umum pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan yang tak terpisahkan. Melalui pendidikan jasmani peserta didik tidak hanya akan memperoleh manfaat yang dapat dilihat dalam waktu yang dekat saja, melainkan ketika mereka kelak remaja dan tumbuh dewasa.Rusli (Safari, 2012:5) mengemukakan bahwa „Tujuan pendidikan yang luhur akan dicapai, setelah mencapai masa yang cukup lama.Hal ini disebut dengan tujuan jangka panjang‟.

Dalam suatu instansi pendidikan baru-baru ini ditemukan berbagai permasalahan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya aktivitas ritmik.Ini diakibatkan permasalahan dari objek pelaku dalam pembelajaran yaitu guru, siswa dan lingkungan keadaan fasilitas sekolah.Keprofesionalisme guru


(11)

dalam menyajikan pembelajaran yang menarik dan kreatif mampu memudahkan siswa-siswi dalam memahami tujuan pembelajaran.Sedangkan.Fasilitas darana dan prasarana berperan dalam meningkatkan daya tarik dan membuat siswa mudah dalam melakukan pembelajaran.Ketidak profesionalisme guru dan minimnya fasilitas dalam menyajikan pembelajaran mengakibatka siswa kesulitan dalam belajar.Efeknya pembelajaran menjadi sesuatu yang sulit untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.Hal ini, membutuhkan perhatian khusus dari pelaku pendidikan khususnya jika menginginkan peningkatan kualitas pembelajaran tersebut.

Masalah klasik yang sering muncul adalah pembelajaran aktivitas ritmik yang merupakan pembelajaran penjas yang di dalamnya terdapat unsur tari-tarian, pembelajaran inicenderung membosankan dan siswa hanya meniru apa yang guru lakukan. Misalnya, 1 pertemuan mengenai materi aktivitas ritmik digunakan hanya untuk senam ritmik Senam Kesegaran Jasmani 2004 saja sehingga siswa hanya mengetahui pembelajaran senam ritmik itu hanya SKJ 2004, tanpa mengetahui jenis irama dan gerakan-gerakan dalam senam ritmik. Menurut peneliti hal ini sangat bertentangan sekali dengan proses pembelajaran dalam peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 bab IV pasal 19 ayat 1 yang berisi mengenai pembelajaran dalam instansi sebagaimana mestinya.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, aspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup untuk bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis anak didik.

Berkaitan dengan aktivitas tari-tarian dalam pendidikan jasmani terdapat suatu pembelajaran mana siswa atau peserta didik akan belajar mengenai harmonisasi gerakan tubuh dengan musik yang ritmis. Pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang mirip dengan aktivitas menari adalah aktivitas ritmik(senam irama). Hidayat (Mahendra, 2001:14) mendefinisikan senam sebagai berikut:

Suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruksikan dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan


(12)

tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual.

Senam ritmik pada awalnya adalah gerakan-gerakan kalestenik (latihan bebas) yang bersifat lamban dan diiringi nyanyian atau musik dan dilakukan secara massal.Irama yang digunakan biasanya lagu-lagu berbirama 3/4 atau 6/8, seperti lagu Desaku, atau Kelinciku.Kemudian dalam perkembangannya, senam ritmik berubah menjadi lebih bersifat kompetitif, setelah namanya berubah menjadi senam ritmik modern (modern rhythmic gymnastics).Kemudian sejak itu, senam ritmik menghilang dari ruang lingkup pendidikan jasmani di sekolah.

Untuk meningkatkan hasil belajar dan secara keseluruhan dapat mencapai tujuan pendidikan, maka seorang pengajar harus memiliki kemampuan dan wawasan dalam menciptakan suasana belajar.Selain itu, guru harus mampu mengenali karakteristik siswa sehingga guru dapat memaksimalkan potensi yang ada dalam diri siswa, dan akhirnya keberhasilan dalam belajarpun tidaklah sulit untuk diraih.Hal ini seperti disampaikan oleh Mulyasa (2008:121) yang mengatakan bahwa “Keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimibing peserta didik dalam mencapai pembelajaran”.

Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari adanya metode dan tekhnik dalam menciptakan strategi dalam mengajar yang dikenal dengan model pembelajaran. Penelitian mengenai model pembelajaran telah dilakukan oleh para ahli di Amerika sejak tahun 1950-an. Model-model yang diitemukan dapat diuji, dikembangkan dan diubah .Selanjutnya, dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pola kebutuhan pembelajaran yang digunakan.Menurut Kemp (Rusman, 2010;122) „Model pembelajaran adalah suatu pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien dan esektif‟. Dari pernyataan tersebut dapat kita analisis bahwasanya pembelajaran membutuhkan kerjasama antara pelaku pembelajaran, yaitu guru dan siswa beserta sarana dan prasarana.

Upaya mengimplementasikan tujuan yang telah disusun dalam perencanaan agar dapat tercapai, maka diperlukan suatu metode dan strategi yang digunakan


(13)

untuk meningkatkan pembelajaran yang telah ditetapkan.Dengan demikian, bisa terjadi dalam suatu model pembelajaran menggunakan beberapa metode yang menunjang strategi pembelajaran tersebut. Rusman (2010:132) “Metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi pembelajaran”. Jadi dapat disimpulkan strategi (model) pembelajaran adalah a plan of operation achieving something (sebuah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan) dan metode adalah a way in achieving something (suatu cara untuk mencapai suatu tujuan).Salah satu model pendekatan yang dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah PAIKEM (Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).Model PAIKEM peneliti gunakan sebagai tindakan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa khususnya dalam pembelajaran aktivitas ritmik.

Kesulitan yang dihadapi siswa adalah dari segi bentuk pembelajaran yang guru ciptakan sangat menjenuhkan sehingga siswa kurang termotivasi dalam melakukan pembelajaran.Efeknya, siswa tidak memiliki gairah untuk belajar, siswa cenderung hanya mengikuti instruksi guru tanpa memahami dan menuangkan kreativitas mereka dalam belajar.Hasilnya evaluasi tidak mampu menilai secara keseluruhan potensi dari dalam diri siswa peserta didik.Di SDN Mandalaherang II ketika peneliti melakukan observasi ditemukan beberapa kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran aktivitas ritmik.

Kesulitan belajar siswa berdampak terhadap pemahaman siswa mengenai pembelajaran aktivitas ritmik. Temuan-temuan masalah itu di antaranya:

1. Kegiatan pembelajaran sangat berpusat pada guru, guru hanya memerintahkan siswa untuk mengikuti dan melakukan gerakan senam SKJ 2004.

2. Efisiensi pembelajaran dimana dalam 2x pertemuan guru hanya melakukan repetisi senam SKJ 2004 tanpa perluasan pembelajarannya.

3. Siswa jenuh ketika gerakan senam yang dilakukan sama disetiap pertemuan, dampaknya siswa menjadi malas mengikuti gerakan guru. Padahal, pembelajaran aktivitas ritmik adalah salah satu materi belajar yang cukup menarik bagi siswa.


(14)

4. Guru kurang memberikan kesempatan siswa dalam melakukan atau bahkan menciptakan gerakan hasil pemikiran mereka sendiri.

5. Guru kurang memberikan materi mengenai apa itu senam ritmik. Atau apa sajakah jenis-jenis irama dan langkah-langkah atau gerakan koordinasi yang dipadukan dengan irama dalam aktivitas ritmik

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu penerapan model pembelajaran yang memiliki karakteristik pemusatan pembelajaran pada siswa (Student Centered).Model pembelajaran yang penliti ajukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Model Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti mencoba menggunakan Model PAIKEM sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan mengenai rendahnya hasil belajar aktivitas ritmik di kelas IV SDN Mandalaherang II adalah karena PAIKEM memberikan solusi di mana siswa dilibatkan langsung dalam pembelajarannya.Sehingga, siswa dalam hal kreativitas, berinovasi, dan aktif dalam pembelajaran. Model ini juga memiliki kelebihan evaluasi yang sangat objektif, sehingga siswa dapat melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang dilakukan olehnya, dengan kata lain evaluasi diberikan secara lansung ke siswa.Muhibin (2009:5) mengatakan bahwa “PAIKEM adalah pembelajaran yang memaksimalkan pemusatan pembelajaran pada siswa (Student Centered) dengan unsur pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang terkandung dalam pembelajarannya.”

Syah (2009:2-3) menjelaskan model pendekatan PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberpa peralihan/perubahan untuk menyempurnakan model pembelajaran yaitu:

a. Peralihan dari belajar perorangan (individual learning)ke belajar bersama(cooperative learning);

b. Peralihan dari belajar dengan cara menghafal (rote learning) ke belajar untuk memahami (learning for understanding);

c. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledge-transmitted) kebentuk interaktif, keterampilan proses dan pemecahan masalah;


(15)

d. Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar;

e. Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment seperti portofolio, proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa (Shadiq dalam muhibin, 2007)

PAIKEM memiliki perubahan paradigma pembelajaranyang juga harus guru ketahui dalam meningkatkan mutu pembelajaran, mengingat bahwa pada kondisi saat ini, guru harus mampu menjadi fasilitator siswa dalam belajar yang dapat membantu siswa dalam mencapai keberhasilan belajar.

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Observasi Tes Senam Ritmik Kelas IV

No Nama

Aspek Penilaian

Skor Nilai T TT

Irama Pola Gerak Pola

Langkah

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1. Agus R. √ √ √ 4 44 √

2. Chandra S. √ √ √ 5 56 √

3. Devi N. √ √ √ 4 44 √

4. Destiana U. √ √ √ 5 56 √

5. Dadan S. K. √ √ √ 4 44 √

6. Elsa A. Y. √ √ √ 5 56 √

7. Irsan W. √ √ √ 4 44 √

8. M. David P. √ √ √ 4 44 √

9. Mimma A. √ √ √ 3 33 √

10. Neng Yanti √ √ √ 4 44 √

11. Oma S. √ √ √ 4 44 √

12. Reta R. S. √ √ √ 3 33 √

13. Retian F. A. √ √ √ 8 89 √

14. Riska F. √ √ √ 6 67 √

15. Satria A. D. √ √ √ 3 33 √

16. Sinta S. √ √ √ 3 33 √

17. Siti Yuliani √ √ √ 6 67 √

18. Syifa N. F. √ √ √ 4 44 √

19. Tesa S. R. √ √ √ 3 33 √

20. Tiya R. D. √ √ √ 3 33 √

21. Yudi P. √ √ √ 5 56 √

22. Fajar A. n. √ √ √ 7 78 √

23. Aditya T. S. √ √ √ 4 44 √

24. Krisna S. √ √ √ 4 44 √

25. Taufik L. √ √ √ 5 56 √

Jumlah 110 1219 2 23


(16)

Berdasarkan hasil tes yang telah dilaksanakan dari 25 siswa dengan KKM 75, hanya ada 2 siswa atau 8% dari seluruh siswa yang mampu mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sedangkan, 23 siswa atau 92% siswa dinyatakan belum mencapai nilai KKM.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tidak dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan.Sekitar 92% siswa dinyatakan belum tuntas mengikuti pembelajaran aktivitas ritmik. Rendahnya hasil belajar aktivitas ritmik siswa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Penggunaan model pembelajaran yang konvensional dari guru, sehingga pembelajaran hanya terpaku pada komunikasi satu arah dari guru.

2. Siswa mudah jenuh karena gerakan yang dilakukan tidak bervariasi dan cenderung sulit untuk anak.

3. Guru kurang memaksimakan potensi siswa untuk berkreasi dan berinovasi, jadi pembelajaran hanya berpusat kepada guru.

4. Guru cenderung memaksa siswa hanya mendapatkan pembelajaran aktivitas ritmik dengan memberikan SKJ atau Senam lainnya.

Dengan data yang diperoleh saat observasi awal dalam penerapan senam ritmik dalam pembelajaran aktivitas ritmik, peneliti merasa perlu memberikan alternatif atau solusi dari masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa Kelas IV SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, yaitu dengan memberikan alternatif model PAIKEM untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran aktivitas ritmik.

Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model PAIKEM dalam Pembelajaran Aktivitas Ritmik di Kelas IV SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang”.


(17)

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi fokus permasalahanyang muncul di kelas IV SDNMandalaherang II dapat dirumuskan sebagai berikut;

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran aktivitas ritmik melalui model pendekatan PAIKEM di kelasIV SDN Mandalaherang II?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran aktivitas ritmik melalui model pendekatan PAIKEM di kelasIV SDN Mandalaherang II?‟

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran aktivitas ritmik melalui model pendekatan PAIKEM di kelasIV SDN Mandalaherang II?

d. Bagaimana hasil pembelajaran aktivitas ritmik melalui model pendekatan PAIKEM di kelasIV SDN Mandalaherang II?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, maka langkah selanjutnya mencari alternatif pemecahan masalah tersebut, yaitu dengan memodifikasi suatu pembelajaran senam ritmik melalui model pendekatan PAIKEM.

Berdasarkan penjelasan mengenai latar belakang dan perumusan masalah di atas, makakonsep langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM yang diapliasikan ke dalam pembelajaran aktivitas ritmik di kelas IV SDN Mandalaherang secara keseluruhan tindakan yang akan diberikan berdasarkan pada pola siklus spiral Kemmis dan Taggartadalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahapan perencanaan, pada tahapan ini peneliti menyiapkan skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terstruktur dan sistematis. Persiapan lainnya adalah peralatan dan instrument yang akan digunakan dalam penelitian di siklus I ini.


(18)

b. Pelaksanaan a. Siklus I

Tahapan pelaksanaan, pada tahapan ini, peneliti akan berperan menjadi guru yang akan menerapkan Model PAIKEM ke dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertuang dalam RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Siswa akan diberikan penjelasan dan demonstrasi mengenai gerakan-gerakan dalam beberapa aktivitas jasmani dengan irama aba-aba atau nyanyian dari guru. Setelah itu, siswa akan diberikan beberapa menit untuk melakukan eksplorasi mengenai penjelasan dan demonstrasi yang telah guru berikan secara berkelompok. Di akhir pembelajaran guru akan memberikan tugas kepada masing-masing siswa untuk mencoba menciptakan suatu gerak ritmik yang baru berdasarkan pemahaman mereka dalam pembelajaran tersebut.

b. Siklus II

Tahapan pelaksanaan, pada tahapan ini di siklus II siswa lebih diarahkan untuk mengembangkan pemahaman yang telah didapatnya ketika pembelajaran di siklus I. Siswa dihadapkan dengan tantangan dan tugas dari guru untuk mengakumulasikan gerakan dengan langkah kaki dalam aktivitas ritmik. Pada siklus ini siswa akan dihadapkan kepada kerjasama dengan pasangannya. Maka, pembelajaran pada siklus ini akan menitikberatkan kepada keaktifan siswa dalam mengkoordinasikan pemahaman mereka kemudian menjadi diskusi aktif untuk menghasilkan kreasi dan inovasi. Pada siklus II ini guru atau peneliti harus aktif dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa. Pelaksanaan pembelajaran akan dikondisikan menyenangkan dan menarik bagi siswa yang merupakan karakteristik khas dari PAIKEM.

c. Siklus III

Tahapan pelaksanaan, pada tahapan ini di siklus II siswa lebih diarahkan untuk mengembangkan pemahaman yang telah didapatnya ketika pembelajaran di siklus II.Pemahaman yang didapat oleh siswa dikembangkan melalui kesempatan eksplorasi pemahaman mereka berdasarkan instruksi yang diberikan oleh


(19)

peneliti.Pada tahap ini, siswa aka berada dalam kelompok kelas aktif, di mana mereka akan bekerja secara berkelompok. Selanjutnya, peneliti akan memberikan tantangan yang lebih sulit dari siklus II yaitu masng-masing siswa dalam kelompok harus membuat 2 buah gerakan ritmik yang khas. Dalam kelompok terdiri dari 5 siswa sehingga, ketika kelompok tampil memiliki 10 variasi gerakan ritmik.

c. Observasi

Tahap Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan mengenai aktivitas siswa ketika melakukan pembelajaran dengan tindakan melalui PAIKEM ini, mengenai keaktivan siswa ketika berada di kelompok atau ketika sedang mendiskusikan gerakan-gerakan yang diajarkan.Dari hasil observasi bisa menjadi bahan refleksi di langkah berikutnya.

d. Refleksi

Untuk mengetahui hasil pembelajaran dilakukan tes dengan mencoba memberikan bentuk-bentuk gerakan yang pernah dijelaskan sebelumnya.Tes dilakukan berdasarkan penampilan siswa dalam menampilkan gerakan-gerakan hasil kreasi dan inovasi mereka dari tugas yang diberikan guru. Hasil tes tersebut akan menjadi refleksi peneliti di siklus berikutnya.

C. Tujuan Peneltian

Berdasarkan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut;

1. Untuk meningkatkan perencanaan pembelajaran aktivitas ritmikmelalui model pendekatan PAIKEM.

2. Untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran aktivitas ritmikmelalui model pendekatan PAIKEM.

3. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran aktivitas ritmikmelalui model pendekatan PAIKEM.


(20)

4. Untuk meningkatkan hasil belajar dari pembelajaran aktivitas ritmikmelalui model pendekatan PAIKEM.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut;

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan kemampuan dalam menciptakan gerakan pada aktivitas ritmikmelalui model pendekatan PAIKEM.

b. Dapat memotivasi siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran aktivitas ritmik.

c. Dapat memfasilitasi siswa dalam melakukan eksplorasi berpikir terhadap suatu pembelajaran aktivitas jasmani dengan menggabungkan hasil eksplorasi pemikiran mereka dengan teori yang guru berikan.

2. Bagi Guru

a. Dapat memberi masukan bagi guru pendidikan jasmani sebagai alternatif pembelajaran yang tidak terpaku.

b. Dapat memberikan pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani bahwa pembelajaran aktivitas ritmikdapat dilakukan melalui model pendekatan PAIKEM.

c. Meningkatkan efektivitas pembelajaran aktivitas ritmik bagi guru dalam hal menyajikan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat meningkatkan mutu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar.

b. Dapat memberikan sumbangsih pemikiran mengenai model pembelajara yang sedang dan akan dikembang untuk kemajua pendidikan dasar.


(21)

4. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

a. Dapat memberikan perbendaharaan skripsi mengenai model pembelajaran PAIKEM

b. Dapat memberikan wawasan mengenai aplikasi model pembelajaran PAIKEM

5. Bagi Peneliti

a. Bagi peneliti pribadi dapat menjadi reverensi dan bahan refleksi di masa yang akan datag ketika melakukan pembelajaran atau penelitian.

b. Bagi peneliti yang akan meneliti mengenai model pembelajaran PAIKEM atau mengenai permasalahan dalam pembelajaran aktivitas ritmik dapat menjadi reverensi atau rujukan dalam membandingkan hasil penelitian.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul penelitian, maka disajikan batasan istilah yang sesuai dengan judul yaitu sebagai berikut:

Penerapanmenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

Pembelajaran mengandung arti bagaimana mengajarkan sesuatu kepada anak didik, tetapi ada juga suatu pengertian bagaimana anak didik mempelajarinya (Sukintaka 1997: 70).

Senam adalah Suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruksikan dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual.(Hidayat dalam Mahendra, 2001:14)


(22)

Aktivitas ritmik adalah bagian dari senam atau senam irama, dengan kategori gerak stabilisasi, lokomosi dan manipulasi baik tertutup maupun terbuka. (Anin Rukmana, Jurnal:2012)

Gerak dasaradalah gerak awal dari suatu gerakan yang telah baku pada teknik tertentu.

Model pembelajaran menurut Kemp adalah suatu pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien dan esektif. (Rusman, 2010:221)

Model Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran yang memaksimalkan pemusatan pembelajaran pada siswa (Student Centered) dengan unsur pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang terkandung dalam pembelajarannya (Muhibin, 2007: 5)


(23)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Mandalaherang II, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Penelitian tindakan kelas harus dilakukan dan dilaksanakan bersama dengan pendamping sebagai rekan penelitian, pendamping dalam penelitian tersebut adalah guru penjas sekaligus kepala sekolah Tata Somantri, S.Pd, yang memberikan rekomendasi dan saran atau masukan untuk peneliti, sehingga penelitian tindakan kelas ini dapat berlangsung dengan lancar.

Untuk lebih jelasnya peneliti berikan denah lokasi penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan. Berikut denah lokasi penelitian SDN Mandalaherang II.

lapangan

Gambar 3.1

Denah SDN Mandalaherang II Lapangan Sekolah

Ruang guru

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Wc Kelas

6

Kelas 5

Kelas 4

Wc


(24)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan jam pelajaran mata pelajaran Penjasorkes berlangsung,penelitian dimulai dari bulan Februari hingga bulan Juni 2013. Kegiatan dipusatkan di kelas IV SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang khususnya dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran aktivitas ritmik. Penelititan dilakukan di kelas IV berkaitan dengan masalah yang telah dipaparkan di pendahuluan.

Secara kronologis jadwal penelitian di kelas IV SDN Mandalaherang II tertuang dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Uraian

Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1 Membuat

proposal √

2 Revisi

Proposal √

3 Bimbingan Skripsi dan penelitian

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Pelaksanaan 1. Siklus 1

2. Siklus 2

3. Siklus 3

5 Pembuatan

laporan penelitian

√ √

6 Sidang


(25)

3. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Mandalaherang

II,KecamatanCimalaka,Kabupaten Sumedang, pada siswa kelas IV dengan jumlah siswa 25 siswa yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Alasan peneliti Secara umum bila ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat, peserta didik tergolong masyarakat yang perhatian terhadap pendidikan, hal ini dapat dilihatdari kualitas pendidikan di SDN Mandalaherang IIKecamatanCimalaka Kabupaten Sumedang, yang siswa-siswinya memiliki kemampuan akademik dan non-akademik yang cukup baik.

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR).Beberapa alasan pentingnya Penelitian Tindakan Kelas menurut Kasihani (1998:8) adalah sebagai berikut.

Pertama, dengan melakukan penelitian tindakan kelas berarti guru dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan selama ini dikelas.

Kedua, penelitian tindakan kelas memberikan keterampilan pada guru untuk dapat dengan segera menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi di kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerjanya.

Ketiga, penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki mutu program pembelajaran di semua jenjang pendidikan termasuk sekolah dasar.

Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan penelitian yang lainnya, karena dalam penelitian tindakan pengumpulan data cenderung menggunakan pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif merupakan suatu metode berganda dalam fokus yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap pokok permasalahannya yang disebut dengan multi-metode.Penggunaan multi metode atau lebih dikenal dengan Triangulasi Data merupakan cerminan suatu upaya dalam mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan utuh mengenai suatu fenomena yang terjadi secara alamiah tanpa adanya campur tangan pemahaman. (Arifin, 2012)


(26)

Ada beberapa pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Hopkins (Arifin, 2012:97) yaitu:

a. Dave Ebutt (1985) menjelaskan, penelitian tindakan adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan (guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakan tersebut.

b. Rapoport (1970) menyatakan penelitian tindakan kelas digunakan untuk membantu seseorang mengatasi masalah-masalah praktis dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan social science secara kolaboratif sesuai dengan norma atau aturan yang disepakati.

c. Hopkins (1993) sendiri menjelaskan secara singkat, bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk perubahan dan perbaikan yang dilakukan di ruang kelas. Dalam uraian selanjutnya, ia mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang menggabungkan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, yaitu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi denga melibatkan diri dalam proses perbaikan. Secara garis besar penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari dan menemukan sebuah solusi atau pemecahan masalah yang terjadi di dalam kelas.Masalah itu sangatlah penting untuk segera dipecahkan, guna meningkatkan kualitas pembelajaran.Penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan keprofesionalisme guru, dalam tahap refleksi guru dapat menemukan letak kekurangan atau perbaikan yang harus dilakukan ketika pembelajaran dilaksanakan.Hasil refleksi itu bisa menjadi evauasi bagi guru dalam memperbaiki setiap kesalahan yang dilakukan. Definisi yang lebih sesuai dengan pemahaman peneliti adalah yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2010;140) sebagai berikut;

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencarian sistemik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan biasanya dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah dll), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambata yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.

Penelitian tindakan dalam kegiatan penelitian atau pengumpulan data dan hasil penelitian didapat melalui kegiatan penelitian timbal balik berupa siklus spiral, yaitu: rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi.


(27)

2. Desain Penelitian

Peneliti menggunakan desain penelitian tindakan yang digunakan untuk meneliti kegiatan pembelajaran di dalam kelas, atau sering juga disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas biasanya digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sebuah instansi pendidikan.PTK dilakukan dalam suatu pembelajaran dalam mata pelajaran di suatu sekolah.Dan dilaksanakan ketika pembelajaran berlangsung.Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa desain yang berbeda.Dalam penelitian ini,desain PTK yang digunakan adalah Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart ( Kasbolah, 1999:70 ), yaitu ’model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan dalam pencapaian hasil’.

Menurut Kemmis dan Taggart (Arifin, 2012:98) penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut;

a. Penelitian tindakan merupakan pendekatan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui tindakan, dan mempelajari dari tindakan tersebut. b. Penelitian tindakan bersifat partisipatori, yakni penelitian yang dilakukan

oleh praktisi dengan melibatkan kelompok partisipan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan tugas mereka.

c. Penelitian tindakan dilaksanakan dalam bentuk spiral refleksi diri dan selanjutnya kembali ke rencana.

d. Penelitian tindakan bersifat kolaboratif, yakni melibatkan semua orang yang bertanggung jawab untuk meningkatkan pendidikan, bahkan memperluas kelompok kolaboratif sebanyak mungkin.

e. Penelitian pendidikan melibatkan masyarakat yang dapat melakukan kritik-diri, yaitu orang-orang yang berpartisipasi dan berkolaboratif dalam setiap tahap penelitian

f. Penelitian tindakan merupakan proses belajar yang sistematis yang di dalamnya terdapat orang bertindak secara sadar sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan, walaupun masih ada orang-orang yang tidak tanggap terhadap kesempatan yang ada.

g. Penelitian tindakan melibatkan orang-orang yang menguasai teori dan praktiknya, yaitu orang-orang yang peduli terhadap lingkungan, tindakan dan dampak menjadi mengerti hubungan antara lingkungan, tindakan dan dampak dalam hidup mereka sendiri.

h. Penelitian tindakan menuntut orang-orang untuk menguji praktik, ide-ide, dan asumsi tentang lembaganya dengan cara mengumpulkan bukti yang dapat meyakinkan mereka bahwa praktik, ide-ide, dan asumsi yang terlebih dahulu kurang tepat.

i. Penelitian tindakan dapat dibuktikan dengan data, karena apa yang dilakukan tidak hanya membuat catatan seakurat mungkin, tetapi juga


(28)

menganalisa, mengumpulkanmenilai, menanggapi dan memberikan kesan mengenai apa yang telah terjadi.

j. Penelitian tindakan dapat melibatkan jurnal pribadi yang mengandung kemajuan dan refleks-diri dua bentuk belajar paralel yaitu tentang praktik yang diteliti dan belajar tentang proses penelitiannya.

k. Penelitian tindakan merupakan proses politik karena melibatkan orang-orang untuk melakukan perubahan yang akan mempengaruhi orang-orang lain. l. Penelitian tindakan melibatkan orang-orang dalam melakukan analisis

kritis tentang situasi (kelas, sekolah, dan sistem) tempat mereka bekerja, yaitu situasi yang terstruktur dalam kelembagaan.

m.Penelitian tindakan dimulai dari hal-hal yang kecil, yaitu melaksanakan perubahan yang dapat dicoba dengan hanya satu orang, dan selanjutnya berupaya mencapai suatu perubaha yang besar, bahkan nantinya dapat menghasilkan suatu pembaruan di kelas, sekolah atau kebijaka dan praktik seluruh sistem.

n. Penelitian tindakan dimulai dengan siklus rencana, tindakan, observasi dan refleksi dalam skala kecil yang dapat membantu menjelaskan isu-isu, ide-ide dan asumsi lebih spesifik, sehingga mereka yang terlibat dalam penelitian dapat merumuskan pertanyaa yang lebih kokoh.

o. Penelitian tindakan dimulai dengan kelompok kolaborator dalam skala kecil, kemudian dapat diperluas lagi sesuai dengan kebutuhan, sehingga semakin banyak orang yang dilibatkan, maka semakin banyak pengaruh praktik yang ditimbulkan.

p. Penelitian tindakan memungkinkan peneliti untuk membuat rekaman tentang (a) perubahan kegiatan dan praktik, (b) perubahan bahasa dan wacana, (c) perubahan hubungan sosial dan bentuk organisasi yang dapat menghambat praktik, dan (d) perkembangan penguasaan penelitia tindakan

q. Penelitian tindakan memungkinkan peneliti memberikan justifikasi terhadap pendidikan berdasarkan bukti yang dikumpulkan dan refleksi kritis yang telah dilakukan.


(29)

Berikut adalah gambar model alur siklus spiral menurut Kemmis dan Taggart (Kasbolah,1999:71).

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 3.2

Bagan Spiral PTK Model Kemmis and Taggart PLAN

PLAN

ACTION OBSERVE

REFLECT

PLAN

ACTION OBSERVE

REFLECT

PLAN

PLAN

ACTION OBSERVE


(30)

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah didesain dalam masalah yang diselidiki. Dari evaluasi dan observasi awal, ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan optimal siswa dalam melaksanakan pembelajaran aktivitas jasmani dengan cara memberikan beberapa tahapan pembelajaran berdasarkan siklus spiral Kemmis dan Taggart. Maka langkah-langkah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dalam mencapai tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan di Siklus

IdimulaidarimenganalisiskurikulumPendidikanJasmani sekolah dasar tentang gerak dasar dalam pembelajaran Aktivitas ritmik, kemudianhasilanalisistersebutdituangkandalambentuk RPP (RencanaPelaksanaanPembelajaran) denganmenggunakan model pembelajaran PAIKEM, yang mana model pembelajaran ini dapat mengatasi kepasifan dan ketidak kreatifan siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas ritmik.Pembelajaran yang terlalu monoton mengakibatkan siswa hanya mendengarka guru dan melaksanakannya tanpa adanya inisiatif dan kreatif siswa yang muncul dalam pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaantindakandi siklus I merupakan penerapan dariskenariopembelajaran yang sudahdirencanakan yang terdiridari:

1) Kegiatanawal

a) Mempersiapkansaranadanfasilitas pendukung yang

diperlukandalampembelajaranaktivitas ritmik.


(31)

c) Guru melakukan appersepsi dan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pembelajaran aktivitas ritmik.

d) Guru memimpinpemanasanmeliputi gerakan statis dan gerakan dinamis.

2) Kegiataninti

a) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknik dasar pembelajaran aktivitas ritmik.

b) Guru mendemonstrasikan beberapa contoh pola langkah dan koordinasi gerakan tubuh dengan irama aba-aba 2x8.

c) Siswa memperhatikan demonstrasi yang dicontohkan oleh guru. d) Siswa melakukan gerakan aktivitas ritmik dengan bergiliran.

e) Siswa bereksplorasi melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan guru. f) Guru membantu siswa pada saat melakukan aktivitas ritmik.

g) Guru menugaskankepada masing-masing siswa untuk menciptakan 2 buah gerakan ritmik dengan aba-aba hitungan 2x8.

h) Masing-masing siswa menampilkan gerakan yang telah mereka ciptakan.

3) Kegiatanakhir

a) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Guru menyimpulkan secara keseluruhan hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Padakenyataannyatahapobservasisiklus I

tindakandilakukanbersamaandenganpelaksanaantindakan dalam pembelajaran, merupakansemuakegiatanuntukmengenal, merekamdanmendemonstrasikan setiaphaldari proses danhasilyangdicapai daritindakanyang direncanakan. Observasidilakukanuntukmengetahuisejauhmanaketerlibatansiswadalampembelaj


(32)

aran. Melaluitahapobservasisemua data dikumpulkandenganmembuat catatanlapangan yang lengkapmengenaihalyangterjadidalam proses pembelajaran.

d. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Dalamtahaprefleksi Siklus Imerupakankegiatanuntukmelakukananalisis, interprestasidaneksplorasiterhadapsemuainformasi yang diperolehdarihasilobservasiterhadapperencanaandanperencanaansiklus yang telahdilakukan,

sebagaiacuanuntukperecanaandanpelaksanaantindakansiklusII.Acuan ini diperoleh berdasarkan tingkat pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.Peneliti dapat menghentikan atau melanjutkan ke siklus berikutnya berdasarkan refleksi pada siklus I.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan di Siklus IIdimulaidarimenganalisisrefleksi dari evaluasi di Siklus I dalam pembelajaran gerak dasar pembelajaran Aktivitas ritmik melalui PAIKEM, kemudianhasilanalisistersebutdituangkandalambentuk RPP (RencanaPelaksanaanPembelajaran) dengan perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi siklus I denganmenggunakan model pembelajaran yang PAIKEM.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Dalampelaksanaantindakan di siklus II inikegiatan yang dilaksanakanyaitumenerapkanskenariopembelajaran yang sudahdirencanakan yang terdiridari:

1) Kegiatanawal

a) Mempersiapkansaranadanfasilitas pendukung yang

diperlukandalampembelajaran aktivitas ritmik.


(33)

c) Guru melakukan appersepsi dan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pembelajaran aktivitas ritmik.

d) Siswa melakukan kegiatanpemanasan yang dipimpin oleh gurumeliputi gerakan statis dan gerakan dinamis.

e) Guru membagi kelas menjadi berpasangan dalam mengikuti pembelajaran.

2) Kegiataninti

a) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknik dasar pembelajaran aktivitas ritmik.

b) Guru mendemonstrasikan beberapa contoh pola langkah dan koordinasi gerakan tubuh dengan irama aba-aba 2x8 dengan koordinasi gerak yang tepat. c) Siswa memperhatikan demonstrasi yang dicontohkan oleh guru.

d) Siswa melakukan gerakan aktivitas ritmik dengan bergiliran.

e) Siswa bereksplorasi melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan guru. f) Guru membantu siswa pada saat melakukan gerakan-gerakan eksplorasi

dalam aktivitas ritmik.

g) Guru menugaskan kepada siswa dan pasangannya untuk menciptakan 5 buah gerakan ritmik dengan aba-aba hitungan 2x8.

h) Masing-masing siswa beserta pasaganya menampilkan gerakan yang telah mereka ciptakan dengan kekompakan dan kerjasama.

3) Kegiatanakhir

a) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Guru menyimpulkan secara keseluruhan hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Padakenyataannyatahapobservasisiklus


(34)

merupakansemuakegiatanuntukmengenal, merekamdanmendemonstrasikan setiaphaldari proses danhasilyangdicapai daritindakanyang direncanakan. Observasidilakukanuntukmengetahuisejauhmanaketerlibatansiswadalampembelaj aran. Melaluitahapobservasisemua data dikumpulkandenganmembuat catatanlapangan yang lengkapmengenaihalyangterjadidalam proses pembelajaran.

d. Tahap Refleksi (Reflection)

Dalamtahaprefleksi Siklus IImerupakankegiatanuntukmelakukananalisis, interprestasidaneksplorasiterhadapsemuainformasi yang diperolehdarihasilobservasiterhadapperencanaandanperencanaansiklus yang telahdilakukan,

sebagaiacuanuntukperecanaandanpelaksanaantindakansiklusIII.Acuan ini diperoleh berdasarkan tingkat pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.Peneliti dapat menghentikan atau melanjutkan ke siklus berikutnya berdasarkan refleksi pada siklus III.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan di Siklus IIIdimulaidarimenganalisisrefleksi dari evaluasi di Siklus II dalam pembelajaran gerak dasar pembelajaran Aktivitas ritmik melalui PAIKEM, kemudianhasilanalisistersebutdituangkandalambentuk RPP (RencanaPelaksanaanPembelajaran) dengan perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi siklus II denganmenggunakan model pembelajaran yang PAIKEM dan pola pembelajaran yang telah diperbaiki.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Dalampelaksanaantindakan di siklus II inikegiatan yang dilaksanakanyaitumenerapkanskenariopembelajaran yang sudahdirencanakan yang terdiridari:

1) Kegiatanawal

a) Mempersiapkansaranadanfasilitas pendukung yang


(35)

b) Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum melakukan pembelajaran. c) Guru melakukan appersepsi dan memberikan pemahaman kepada siswa

mengenai pembelajaran aktivitas ritmik.

d) Siswa melakukan kegiatanpemanasan yang dipimpin oleh gurumeliputi gerakan statis dan gerakan dinamis.

e) Guru membagikelas menjadi 4 kelompok dengan siswa yang menonjol sebagai pemimpin dalam mengikuti pembelajaran.

4) Kegiataninti

a) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknik dasar pembelajaran aktivitas ritmik.

b) Guru mendemonstrasikan beberapa contoh pola langkah dan koordinasi gerakan tubuh dengan irama aba-aba 2x8 dengan koordinasi gerak yang tepat. c) Siswa memperhatikan demonstrasi yang dicontohkan oleh guru.

d) Siswa melakukan gerakan aktivitas ritmik dengan bergiliran dengan menggunakan musik-musik yang disesuaikan dengan irama.

e) Siswa bereksplorasi melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan guru bersama kelompoknya yang dipimpin oleh ketua regunya.

f) Guru membantu siswa pada saat melakukan gerakan-gerakan eksplorasi dalam aktivitas ritmik.

g) Guru menugaskan kepada kelompok siswa untuk menciptakan 5 buah gerakan ritmik dengan aba-aba hitungan 2x8.

h) Masing-masing siswa beserta pasangannya menampilkan gerakan yang telah mereka ciptakan dengan kekompakan dan kerjasama.

5) Kegiatanakhir

a) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Guru menyimpulkan secara keseluruhan hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam pembelajaran.


(36)

c. Tahap Observasi

Padakenyataannyatahapobservasisiklus III

tindakandilakukanbersamaandenganpelaksanaantindakan dalam pembelajaran, merupakansemuakegiatanuntukmengenal, merekamdanmendemonstrasikan setiaphaldari proses danhasilyangdicapai daritindakanyang direncanakan. Observasidilakukanuntukmengetahuisejauhmanaketerlibatansiswadalampembelaj aran. Melaluitahapobservasisemua data dikumpulkandenganmembuat catatanlapangan yang lengkapmengenaihalyangterjadidalam proses pembelajaran.

d. Tahap Refleksi (Reflection)

Dalamtahaprefleksi Siklus IIImerupakankegiatanuntukmelakukananalisis, interprestasidaneksplorasiterhadapsemuainformasi yang diperolehdarihasilobservasiterhadapperencanaandanpelaksanaansiklus secara keseluruhan yang telahdilakukan, sebagaiacuanuntukmenentukan keberhasilan dan ketercapaian target dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Data yang didapat hingga akhir siklus ini akan dijadikan data terakhir yang diolah dan dianalisis, sehingga menentukan keberhasilan penelitian tindakan secara keseluruhan siklus.

D. TekhnikPengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi yang obyektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan demikian permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dengan baik.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti yang ditujukan untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran aktivitas ritmikdi kelas IV SDN Mandalaherang II.Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa.Kegiatan observasi


(37)

dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran aktivitas ritmikmenggunakan tahapan-tahapan latihan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap peserta didik sebagai subjek utama dalam penelitian, wawancara dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan dan kesulitan yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan pembelajaran aktivitas ritmik.Selain itu, dilakukan wawancara juga kepada guru pendidikan jasmani sebagai partner untuk keakuratan data yang didapat.

3. Tes

Tes dilakukan terhadap siswa pada saat akhir pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tingkat keberhasilan peningkatan keterampilan gerak dasar aktivitas ritmik secara keseluruhan.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan tindakan dalam pelaksanaan pembelajaran penelitian.

5. Kamera foto dan video

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian.

6. Alat untuk mengukur Perencanaan Pembelajaran

Alat yang digunakan untuk mengukur perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran keterampilan aktivitas ritmik melalui


(38)

beberapa macam latihan yaitu berupa Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 (IPKG 1) yang mencakup perencanaan hal-hal sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan pembelajaran

b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan metode pembelajaran.

c. Merencanakan skenario pembelajaran.

d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian. e. Tampilan dokumen rencana pembelajaran.

7. Alat untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran

Alat untuk mengukur kemampuan pada saat pelaksanaan pembelajaran keterampilan aktivitas ritmik dalam beberapa macam latihan yaitu berupa Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2) yang mencakup pelaksanaan hal-hal sebagai berikut :

a. Pra pembelajaran. b. Membuka pembelajaran. c. Mengolah inti pembelajaran.

d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

e. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

8. Alat untuk mengukur aktifitas siswa

Pembelajaran gerak dasar aktivitas ritmik melalui beberapa macam latihan. Alat yang digunakan untuk mengukur aktifitas siswa mencakup nilai yang diperoleh dari berbagai Aspek, yaitu:

a. Disiplin.

b. Motivasi atau minat siswa pada pembelajaran. c. Sportivitas.

9. Alat untuk mengukur hasil belajar siswa

Alat ukur yang digunakan pada pembelajaran gerak ritmik dalam aktivitas ritmikyang digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa selama


(39)

diberikan tindakan. Pengukuran dilakukan dengan melakukan evaluasi berupa tes gerak ritmik dengan kriteria penilaian:

a. Kesesuaian dengan Irama b. Kelentukan Tubuh c. Kontuinitas Gerakan

10. Waktu pelaksanaan

Data diperoleh pada waktu pelaksanaan setiap siklus pembelajaran aktivitas ritmik melalui PAIKEM, dengan waktu pelaksanaanya adalah:

Hari : Rabu

Tanggal : 24 April, 1 dan 8 Mei 2013 Observer : Tata Somantri, S.Pd

Kelas : IV

Tempat : SDN Mandalaherang II

11.Sumber data

Sumber data merupakan hal yang paling penting guna menunjang penelitian. Data akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Data-data tersebut diperoleh dari:

a. Kepala SDN Mandalaherang II

Kepala SDN Mandalaherang akan menjadi partner dalam konsultasi maupun rekomendasi yang dapat dijadikan sumber data selama penelitian berlangsung. Bersama guru pamong akan menilai dan mengevaluasi jalannya pelaksaaan penelitian.

b. Guru Pamong

Guru Pamong adalah guru penjas di SDN Mandalaherang II yang akan menjadi penilai dalam mengukur kinerja guru serta menjadi team dalam pelaksanaan penelitian ini, pada saat merencanakan serta melaksanakan pembelajaran gerak dasar aktivitas ritmik melalui PAIKEM yang dilakukan oleh peneliti dan hasil observasinya akan dijadikan sumber data.


(40)

c. Rekan Peniliti

Rekan Peneliti Felanita Alvindo akan menjadi partner selain Guru pamong dan kepala sekolah, rekan peneliti akan membantu mengkoreksi peneliti selama menlaksanakan tindakan di tiap siklusnya.

d. Siswa kelas IV SDN Mandalaherang II yang berjumlah 25 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

12.Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data

Teknik pengolahan data dan analisis data secara umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

a. Mengumpulkan format hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari nilai lembar IPKG 1, untuk dianalisis sebagai data dalam perencaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

b. Mengumpulkan format hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari nilai lembar IPKG 2, untuk dianalisis sebagai data dalam perencaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

c. Mengumpulkan dan menganalisis nilai aktifitas siswa yang terdapat pada lembar hasil observasi aktifitas siswa mengenai nilai sikap sikap dan pengetahuan sebagai pertimbangan dalam tindakan selanjutnya.

d. Mengumpulkan dan menganalisis hasil belajar siswa yang terdapat pada lembar hasil belajar siswa, yang akan dijadikan dasar bagi peningkatan dan perubahan tingkah laku dalam melakukan gerak dasar aktivitas ritmik melalui beberapa macam latihan pada siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan data, digunakan alat bantu berupa instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara, berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan kesulitan dan hambatan baik yang dialami oleh siswa maupun oleh guru dalam pembelajaran meningkatkan hasil belajar passing


(41)

dada melalui pendekatan perlombaan dengan media sasaranpada siswa kelas VSDN Sukamaju.Wawancara dilakukan terhadap siswa setelah pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan dan kesulitan yang dihadapi selama melaksanakan pembelajaran.Menurut Hopkin dalam Wiriaatmaja (2006:117) wawancara adalah:

suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah.

Maksud wawancara ditegaskan Lincoln dalam Moleong (1994:135), antara lain:

Mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain lain kebulatan; merekontruksi kebulatan kebulatan demikian sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

2. Pedoman observasi, yaitu blangko (format) yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau perilaku selama proses belajar mengajar. Format ini terdiri dari pedoman observasi guru dan pedoman observasi siswa.

Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran dan faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran.

Dikatakan pula oleh Karl Popper dalam Wiriaatmadja (2005:104), “observasi adalah tindakan yang merupakan penapsiran dari teori”.

3. Catatan lapangan, yaitu catatan selama kegiatan tindakan berlangsung yang berisi deskripsi proses pembelajaran, interpretasi, koreksi, dan saran dari peneliti.

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium dan diraba. Selaras denang pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (1994:153) bahwa; “Catatan lapangan adalah catatan tertulis


(42)

tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif“. 4. Lembar penilaian, berupa tes keterampilan gerak selama proses pembelajaran

berlangsung yaitu tes ketepatan melempar passing dada menggunakan media sasaran.

5. Audio visual dan visual, digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran dan untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian.

F. Data dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, tes perbuatan dan dokumentasi audio visual.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Mandalaherang IIdalam meningkatkan hasil belajar Aktivitas ritmik melalui model pembelajaran PAIKEM.

Sumber data merupakan hal yang paling penting guna menunjang penelitian. Data akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Data-data tersebut diperoleh dari:

a. Kepala SDN Mandalaherang II

Kepala SDN Mandalaherang akan menjadi partner dalam konsultasi maupun rekomendasi yang dapat dijadikan sumber data selama penelitian berlangsung. Bersama guru pamong akan menilai dan mengevaluasi jalannya pelaksaaan penelitian.

b. Guru Pamong

Guru Pamong adalah guru penjas di SDN Mandalaherang II yang akan menjadi penilai dalam mengukur kinerja guru serta menjadi team dalam pelaksanaan penelitian ini, pada saat merencanakan serta melaksanakan


(43)

pembelajaran gerak dasar aktivitas ritmik melalui PAIKEM yang dilakukan oleh peneliti dan hasil observasinya akan dijadikan sumber data.

c. Rekan Peniliti

Rekan Peneliti Felanita Alvindo akan menjadi partner selain Guru pamong dan kepala sekolah, rekan peneliti akan membantu mengkoreksi peneliti selama menlaksanakan tindakan di tiap siklusnya.

d. Siswa kelas IV SDN Mandalaherang II yang berjumlah 25 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah dilakukan tindakan dan dilakukan refleks perlu menggunakan suatu tekhnik dalam mengolah data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian berlangsung.

1. Teknik Pengolahan data

a. Sumber Data adalah pusat informasi yang menjadi data dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas IV dan guru Pendidikan Jasmani.

b. Jenis Data yang didapat adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari hasil belajar, rencana pembelajaran, data hasil observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil tes aktivitas ritmik.

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya.

Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005: 280) adalah:

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia rnembedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.


(44)

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanan data yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

H.Validasi Data

Penelitian menggunakan empat keterangan data untuk memeriksa keabsahan data.Keempat keterangan data tersebut dapat dijadikan dasar informasi, pemeriksaan dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan mengenai kemajuan atau peningkatan dari setiap aspek untuk dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian.Validitas diperlukan dalam suatu penelitian.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas dan reliabilitas tidak menggunakan perhitungan statistik. Teknik validasi yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Triangulasi

Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data laindari sumber yang menunjang data. Sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh,maka penelti melakukan kegiatan sebagai berikut; a. Kegiatan yang memvalidasi data

1) Mengkaji kurikulum yang berlaku.

2) Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kelas IV.

3) Menyesuaikan dengan kompetensi dasar.


(45)

Hari : Kamis

Tanggal : 28 Maret, 11 April, dan 25 April 2013 Observer : Rohman, S. Pd,

Kelas : IV

Tempat : SDN Mandalaherang II

c. Peneliti mengadakan diskusi dengan : 1) Guru penjas : Rohman, S. Pd,

NIP : 196702161988031005

2) Kepala Sekolah : Tata Somantri, S.Pd

NIP : 1956060819 82 02100

2. Member Check

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan diskusi balikan dengan Kepala Sekolah. Kegiatan ini dilakukan setelah peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengkonfirmasikan terhadap subyek penelitian maupun sumber lain yang kompeten. Diskusi ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut. Maka kegiatan yang akan dilakukan adalah mengecek :

a. Daftar hadir kelas IV SDN Mandalaherang II b. Nomor induk siswa

c. Daftar I

d. Jadwal pelajaran

3. Audit Trial

Tahap awal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan guru.

Audit trail yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan teman sejawat. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi.Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang :


(46)

a. Data awal (hasil observasi) aktivitas ritmik melalui beberapa macam latihan. b. Data akhir hasil observasi nilai aktifitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa

padda setiap siklus dalam pembelajaran aktivitas ritmik melalui beberapa macam latihan.

c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.

4. Expert opinion

Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian.Expert opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada para ahli. Dalam kegiatan expert opinion ini, peneliti mengkonsultasikan temuan kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing, yaitu :

a. Bapak Drs. Tatang Muhtar, M.Si Pembimbing I.

b. Ibu Dinar Dinangsit, M.Pd Pembimbing II.

Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar diperoleh kesahihan. Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu :

a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitian b. Pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian

Masalah yang akan dibahas dalam beberapa pertemuan adalah sebagai berikut:

a. Jadwal penelitian b. Masalah penelitian c. Pemecahan masalah d. Hasil penelitian


(47)

129

A. Kesimpulan

Dari hasilpembahasanpenelitian yang telahdilakukanmengenaipeningkatan pembelajaran melalui modelPAIKEMpada siswakelas IV SDN Mandalaherang II

Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang,

penelitimenarikkesimpulansebagaiberikut :

1. Perencanan pembelajaran dalam upaya meningkatkan pembelajaran aktivitas ritmik melalui modelPAIKEM dimulai dengan menganalisis tujuan pokok, meningkatkan keterampilan melakukan aktivitas ritmik, danmerencanakan jumlah pertemuan. Dengan perencanaan pembelajaran seperti itu, dapat dilihat hasil dari penelitian ini data awal 65%, siklus I 70%, siklus II 85%, dan siklus III telah memenuhi target dengan persentase 100%dantelahmencapai target 100% padasiklus III.Agar proses pembelajaran berjalan efektif, sistematika tahapan gerakan dimulai dengan gerakan yang mudah, kemudian berangsur-angsur dinaikan ke beban yang sulit.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran aktivitas ritmik melalui modelPAIKEM diikuti dengan kinerja guru yang maksimal dalam memotivasi aktivitas siswa dan bimbingan melalui petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas dan koreksi-koreksi yang tepat baik secara khusus maupun umum serta upaya modifikasi dan pemanfaatan fasilitas belajar akan mampu mendapatkan hasil yang maksimal. Pada data awal diketahui 63%, siklus I 67%, siklus II 83%, dan siklus III menjadi 100% bisa disimpulkan mengalami peningkatan yang signifikandantelahmencapai target 95% padasiklus III.

3. Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran pemberian motivasi siswa harus diberikan saat pembelajaran berlangsung agar aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan yang ketat, jelas dan tidak berpihak sehinggapengelolaan proses belajar maksimal. Dapat dilihat dari data awal 52,44% tidakadasiswa yang


(48)

berkriteriabaikdalammelakukanaktivitasselamapembelajaranberlangsung. Namun, presentaseaktivitassiswadalampembelajaran di siklussatumenjadi 60% dengan 6 siswaberkategoribaikdalammelaksanakanaktivitasnya, kemudian pad siklus II meningkatmenjadi 68 %, danpadasiklus III siswa-siswimelakukanaktivitasnyadengankategoribaikmencapai target yaitu 95%%. Data tersebutdibuktikandenganmeningkatnyaaspekestetika, kerjasamadalamtim,

dankedisiplinanmerekapunturutmeningkatdengansignifikan.

4. Dengan penerapan pembelajaran aktivitas ritmik melalui modelPAIKEM menunjukan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pembelajaran data awal hanya 8% atauhanya 2 orang yang tuntasdalammelakukanpembelajaransenamritmik, padasiklus I meningkatmenjadi 28% atau 7 orang siswatuntas, kemudianpadasiklus II meningkatmenjadi 68% atau 17 siswadinyatakantuntasdanpadasiklus III penelitiantindakanmeningkatdenganseluruhsiswadinyatakantuntas 100%

dengan kata lain mencapai target yaitu 95%

dariseluruhsiswayangmelaksanakanpembelajarandanmendapatpredikatsangat memuaskan.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Terutama pada pembelajaran penjas di SD sebaiknya menggunakan metode pembelajaran melalui modifikasi, karena pada masa anak SD cenderung masih ingin bermain serta menghindari cedera yang berakibat fatal. Selain itu, kurikulum 2013 mengharuskan setiap guru memaksimalka pembelajaran yang mengandung aspek-aspek dalam PAIKEM. Oleh


(49)

karena itu, guru-guru diharapkan mampu mengembangkan dan mengaplikasikan model PAIKEM dalam pembelajaran apapun.

2. BagiSiswa

Diharapkan siswa dapat melakukan aktivitas ritmik, dapat memberikan motivasi kepada siswa bahwa aktivitas ritmik itu salah satu untuk

meningkatkan kesehatan serta membentuk

danmemaksimalkanpertumbuhantubuhsecaramenyeluruh. Selainitu, diharapkanmenjadikantolakukurbagisiswauntukmelaksanakanpembelajara n yang menyenangkandanterdapatunsur-unsuraktif, inovatif, kreatif di dalamnya.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat menambah referensi tentang model pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran pendidikan jasmani.

4. BagiLembaga

Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadi masukan sebagai pengembangan teknik meningkatkan pembelajaran aktivitas ritmik pada senam lantai. Dan dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam mencari solusi permasalahan pendidikan jasmani.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syaripudin (1997), Azas dan Falsafah Penjaskes, Depdikbud

Cholik Mutohir,T dan Rusli Lutan (1996/1997), Pendidikan jasmani dan Kesehatan, Jakarta, Depdikbud.

Depdiknas (2003), Kurikulum 2004, StandarKompetensi Mata PelajaranPendidikanJasmani, Jakarta, Depdiknas.

Depdiknas (2004), Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar, Jakarta Depdiknas. Husdarta, JS, dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Bandung: Dewa Ruci

Kasihani, Kasbolah (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud. Khoiru, Iif, dkk. (2007). Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lutan, Rusli (1996/1997), Hakekat dan Karakteristik Penjaskes, Jakarta, Depdikbud.

Lutan, Rusli (1999). Asas-Asas Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Muhadi, Aip Syarifuddin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa (2008). Menjadi Guru Profesional:Menciptakan PembelajaranKreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rusman, (2010). Model-model Pembelajaran: MengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ramadhan, A. Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelaja ran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/. Diakses tanggal 8 Februari 2009.

Sukarma, T (2001), Senam Ritmik; Bentuk Bentuk Tugas Ajar & Pembelajaran, Jakarta, Depdiknas.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani danKesehatan. Jakarta: depdikbud.


(1)

berkriteriabaikdalammelakukanaktivitasselamapembelajaranberlangsung. Namun, presentaseaktivitassiswadalampembelajaran di siklussatumenjadi 60% dengan 6 siswaberkategoribaikdalammelaksanakanaktivitasnya, kemudian pad siklus II meningkatmenjadi 68 %, danpadasiklus III siswa-siswimelakukanaktivitasnyadengankategoribaikmencapai target yaitu 95%%. Data tersebutdibuktikandenganmeningkatnyaaspekestetika, kerjasamadalamtim,

dankedisiplinanmerekapunturutmeningkatdengansignifikan.

4. Dengan penerapan pembelajaran aktivitas ritmik melalui modelPAIKEM menunjukan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pembelajaran data awal hanya 8% atauhanya 2 orang yang tuntasdalammelakukanpembelajaransenamritmik, padasiklus I meningkatmenjadi 28% atau 7 orang siswatuntas, kemudianpadasiklus II meningkatmenjadi 68% atau 17 siswadinyatakantuntasdanpadasiklus III penelitiantindakanmeningkatdenganseluruhsiswadinyatakantuntas 100% dengan kata lain mencapai target yaitu 95% dariseluruhsiswayangmelaksanakanpembelajarandanmendapatpredikatsangat memuaskan.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Terutama pada pembelajaran penjas di SD sebaiknya menggunakan metode pembelajaran melalui modifikasi, karena pada masa anak SD cenderung masih ingin bermain serta menghindari cedera yang berakibat fatal. Selain itu, kurikulum 2013 mengharuskan setiap guru memaksimalka pembelajaran yang mengandung aspek-aspek dalam PAIKEM. Oleh


(2)

131

karena itu, guru-guru diharapkan mampu mengembangkan dan mengaplikasikan model PAIKEM dalam pembelajaran apapun.

2. BagiSiswa

Diharapkan siswa dapat melakukan aktivitas ritmik, dapat memberikan motivasi kepada siswa bahwa aktivitas ritmik itu salah satu untuk

meningkatkan kesehatan serta membentuk

danmemaksimalkanpertumbuhantubuhsecaramenyeluruh. Selainitu, diharapkanmenjadikantolakukurbagisiswauntukmelaksanakanpembelajara n yang menyenangkandanterdapatunsur-unsuraktif, inovatif, kreatif di dalamnya.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat menambah referensi tentang model pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran pendidikan jasmani.

4. BagiLembaga

Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadi masukan sebagai pengembangan teknik meningkatkan pembelajaran aktivitas ritmik pada senam lantai. Dan dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam mencari solusi permasalahan pendidikan jasmani.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syaripudin (1997), Azas dan Falsafah Penjaskes, Depdikbud

Cholik Mutohir,T dan Rusli Lutan (1996/1997), Pendidikan jasmani dan Kesehatan, Jakarta, Depdikbud.

Depdiknas (2003), Kurikulum 2004, StandarKompetensi Mata PelajaranPendidikanJasmani, Jakarta, Depdiknas.

Depdiknas (2004), Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar, Jakarta Depdiknas. Husdarta, JS, dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Bandung: Dewa Ruci

Kasihani, Kasbolah (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud. Khoiru, Iif, dkk. (2007). Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lutan, Rusli (1996/1997), Hakekat dan Karakteristik Penjaskes, Jakarta, Depdikbud.

Lutan, Rusli (1999). Asas-Asas Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Muhadi, Aip Syarifuddin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa (2008). Menjadi Guru Profesional:Menciptakan PembelajaranKreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rusman, (2010). Model-model Pembelajaran: MengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ramadhan, A. Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelaja ran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/. Diakses tanggal 8 Februari 2009.

Sukarma, T (2001), Senam Ritmik; Bentuk Bentuk Tugas Ajar & Pembelajaran, Jakarta, Depdiknas.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani danKesehatan. Jakarta: depdikbud.


(4)

133

Syah, Muhibin (2009). Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, danMenyenangkan (PAIKEM). Bandung: UIN Sunan Gunung Jati.

Syaripudin, Aip (1992). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

Tirtarahardja, Umar. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto, J. Iramadan Melodi. Tersedia:

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Senam_irama.html di akses pada 01 November 2010

Uhamisastra, Dkk (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Widada, Wahyu (2010). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Trans Mandiri Abadi.

Wiriaatmadja, Rochiati (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(5)

AipSyaripudin (1997), AzasdanFalsafahPenjaskes, Depdikbud

CholikMutohir,TdanRusliLutan (1996/1997),

PendidikanjasmanidanKesehatan, Jakarta, Depdikbud.

Depdiknas (2003), Kurikulum 2004, StandarKompetensi Mata PelajaranPendidikanJasmani, Jakarta, Depdiknas.

Depdiknas (2004), StandarKompetensi Guru SekolahDasar, Jakarta Depdiknas.

Husdarta, JS, dkk. (2010).

BelajardanPembelajaranPendidikanJasmanidanKesehatan. Bandung: DewaRuci

Kasihani, Kasbolah (1998). PenelitianTindakanKelas. Malang: Depdikbud. Khoiru, Iif, dkk. (2007). PembelajaranAktif, InovatifKreatif,

EfektifdanMenyenangkan. Bandung: RemajaRosdakarya.

Lutan,Rusli (1996/1997), HakekatdanKarakteristikPenjaskes, Jakarta, Depdikbud.

Lutan, Rusli (1999).Asas-AsasPendidikanJasmani: PendekatanPendidikanGerak di SekolahDasar. Jakarta: Depdiknas.

Muhadi, Aip Syarifuddin. (1992).

PendidikanJasmanidanKesehatan.Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa (2008). Menjadi Guru Profesional:Menciptakan

PembelajaranKreatif dan Menyenangkan. Bandung:

RemajaRosdakarya.

Rusman, (2010). Model-model Pembelajaran:

MengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ramadhan, A. Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, danMenyenangkan.http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembel aja ran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/. Diakses tanggal 8 Februari 2009.

Sukarma, T (2001), SenamRitmik; BentukBentukTugas Ajar &Pembelajaran, Jakarta, Depdiknas.


(6)

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani danKesehatan. Jakarta: depdikbud.

Syah, Muhibin (2009). Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, danMenyenangkan (PAIKEM).Bandung: UIN SunanGunungJati. Syaripudin, Aip (1992). PendidikanJasmani Dan Kesehatan. Jakarta

:Depdikbud.

Tirtarahardja, Umar. (2008). PengantarPendidikan.Jakarta: RinekaCipta. Trianto, J. IramadanMelodi.Tersedia:

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Senam_irama.html diaksespada 01 November 2010

Uhamisastra, Dkk (2010). DidaktikMetodikPembelajaranSenam. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia (UPI).

Widada, Wahyu (2010). PerencanaanPembelajaran. Jakarta : Trans MandiriAbadi.

Wiriaatmadja, Rochiati (2005). PenelitianTindakanKelas. Bandung: RemajaRosdakarya.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAMKEBUGARANJASMANI MELALUI PERMAINAN AMBIL BENDERA DAN MODELTEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang).

0 0 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMASALAHAN SOSIAL KELAS IV SDN KEBONHUI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 4 37

MENINGKATKATKAN KETEPATAN MENANGKAP BOLA DALAM PEMBELAJARAN KIPPERS MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TGT KELAS IV SDN TALUN KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 50

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DI KELAS IV SDN CIKOLE KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 53

Penerapan Permainan Rintangan Untuk Meningkatkan Pergerakan lutu pada gerak dasar lari sprint Di SDN Nyalindung II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang”.

0 2 60

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang).

0 4 56

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN IBING PENCAK SILAT PALEREDAN PADA SISWA KELAS V SDN CIMALAKA III KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

5 19 51

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MENGARTIKAN SIMBOL-SIMBOL PADA PETA KABUPATEN SUMEDANG DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN TEGALKALONG II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 47

PENERAPAN MODEL PERMAINAN KECIL POLISI DAN PENYELUNDUP UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI CEPAT DI KELAS V SDN CIMALAKA III KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

0 4 45

this PDF file PENERAPAN METODE QUANTUM WRITING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SDN MANDALAHERANG II KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG | Nurafifah | Jurnal Pena Ilmiah 1 SM

0 0 10