MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAMKEBUGARANJASMANI MELALUI PERMAINAN AMBIL BENDERA DAN MODELTEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang).

(1)

(TGT)

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD Pendidkan Jasmani

Oleh

FELANITA ALVINDO 0903307

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

(3)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 7

1. Perumusan Masalah... 7

2. Pemecahan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Batasan Istilah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. KajianTeoritis ... 13

1. Pendidikan Jasmani ... 13

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13

b. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Jasmani ... 14

c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 15

d. Kebugaran Jasmani ... 16


(4)

b. Perkembangan Afektif ... 22

c. Perkembangan Psikomotor... 23

d. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 24

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 27

a. Strategi Belajar Mengajar ... 27

b. Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 28

c. Model Pembelajaran TGT ... 30

4. Permainan ... 31

a. Permainan Ambil Bendera ... 32

5. Pembelajaran Kelincahan Melalui Permainan Ambil Bendera dan Model TGT... 30

B. Kajian Praktis ... 35

C. Hipotesis Tindakan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN... 37

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Waktu Penelitian ... 38

B. Subjek Penelitian ... 39

1. Keadaan Guru ... 39

2. Keadaan Siswa ... 40

C. Metode dan Desain Penelitian ... 40

1. Metode Penelitian ... 40

a. Desain Penelitian ... 41

D. Prosedur Penelitian ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 46

1. Lembar Observasi ... 46


(5)

1. Teknik Pengolahan Data ... 60

2. Analisis data ... 61

G. Validasidata ... 62

1. Triangulasi ... 62

2. Member Check ... 62

3. Expert Opinion ... 63

4. Audit Trail ... 64

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Paparan Data Dan Pembahasan ... 64

1. Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 64

2. Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ... 68

3. Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 72

4. Data Awal Hasil Observasi Hasil Belajar ... 74

5. Analisis Dan Refleksi Data Awal... 76

a. Analisis Dan Refleksi Data Awal Perencanaan Pembelajaran ... 76

b. Analisis Dan Refleksi Data Awal Pelaksanaan Pembelajaran ... 77

c. Analisi Dan Refleksi Data Awal Aktivitas Siswa ... 78

d. Analisis Dan Refleksi Data Awal Hasil Belajar ... 79

B. Paparan Data Tindakan ... 80

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 80

a. Paparan Data Perencanaan Kinerja Guru Siklus I... 80

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 84

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 88

d. Paparan Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 88


(6)

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 105

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 110

d. Paparan Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 111

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 114

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 118

a. Paparan Data Perencanaan Kinerja Guru Siklus III... 118

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III... 123

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 127

d. Paparan Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 128

e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 131

4. Pembahasan ... 135

a. Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru... 136

b. Pelaksanaan Kinerja Guru ... 137

c. Aktivitas Siswa ... 139

d. Peningkatan Hasil Belajar ... 141

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 144

A. Kesimpulan ... 144

1. Perencanaan Kinerja Guru ... 144

2. Pelaksanaan Kinerja Guru ... 145

3. Aktivitas Siswa ... 145

4. Hasil Belajar ... 146


(7)

3. Bagi Sekolah ... 148

4. Bagi UPI Kampus Sumedang ... 149

5. Bagi Peneliti Berikutnya ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 150

LAMPIRAN ... 151


(8)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat.

Wujud dari pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah berpangkal pada gerak murid, yang menampakan dirinya keluar terutama dalam bentuk-bentuk aktivitas jasmaninya. Namun bukanlah semata-mata hanya berfungsi untuk merangsang dan mengembangkan organ-organ serta fungsinya saja, melainkan juga pembentukan dan pengembangan kepribadian yang utuh dan harmonis di dalam kehidupannya, yaitu dalam rangka membentuk manusia pembangun yang dapat membangun dirinya sendiri dan secara bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Oleh sebab itu apabila program pendidikan jasmani yang diterapkan di SD dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan diarahkan, dibimbing dan dikembangkan secara wajar, maka akan dapat merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan murid dan akan sangat berarti, serta bermanfaat dalam pendidikan. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila dikatakan, bahwa pendidikan jasmani merupakan sarana yang ampuh untuk mewujudkan tercapinya pendidikan.

Kebugaran jasmani merupakan salah satu tujuan yang penting dalam pendidikan jasmani. Program pembinaan yang memanfaatkan aktivitas jasmani untuk tujuan yang bersifat mendidik, diarahkan pada peningkatan derajat kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas


(9)

kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda sesuai dengan tugas/profesi masing-masing.

Lutan (2001:7-8) mengemukakan tentang Makna Kebugaran Jasmani, bahwa sebagai guru pendidikan jasmani, sebaiknya kita memahami makna beberapa istilah lazim diterapkan pemakaiannya, istilah itu mencakup :

1. Aktivitas Jasmani :yang dimaksud dengan aktivitas jasmani adalah aneka gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot kerangka, dan gerak itu menghasilkan pengeluaran energi. Aktivitas jasmani in mencakup lingkup yang cukup luas, yang lazim dilakukan dalam berbagai jenis pekerjaan, kegiatan pengisi waktu senggang, dan kegiatan rutin sehari-hari.Kegiatan itu dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang memerlukan usaha ringan, moderat, dan berat.Kegiatan itu dapat meningkatkan kesehatan, bila dilakukan secara teratur.

2. Latihan : Ini adalah aktivitas jasmani yang terencan, terstruktur, dan dilaksanakan berupa pengulangan gerakan tubuh dengan maksud untuk menyempurnakan, atau mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran jasmani.

3. Kebugaran Jasmani : (yang terkait dengan kesehatan) adalah

kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Kebugaran itu dicapai melalui sebuah kombinasi melalui latihan teratur dan kemampuan yang melekat pada seseorang (kebugaran yang terkait dengan performa: agilitas, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, power dan waktu reaksi). Komponen kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan adalah kemampuan aerobik, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh yang terkait dengan peningkatan kesehatan.

Kaitannya dengan anak sekolah dasar, sudah jelas bahwa komponen kebugaran jasmani sangat penting, karena dengan kebugaran jasmani maka anak bisa melakukan segala aktivitas dan juga merupakan tujuan utama pendidikan jasmani di sekolah dasar.Pengembangan kebugaran jasmani sangat penting untuk digalakan karena sudah jelas manfaat yang diperoleh apabila anak memiliki tingkat kebugaran yang baik.

Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan arah dengan cepat dan tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan dapat dilatih dengan lari jarak sangat dekat kemudian berganti arah. Tes yang akan dilakukan adalah lari bolak balik(shuttle run).


(10)

Ateng, (1992: 67) mengemukakan bahwa kelincahan adalah “kemampuan untuk mengubah posisi tubuh.”Sedangkan menurut Harsono (1988: ),mengatakan bahwa kelincahan adalah “kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.”

Guru mempunyai peranan penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar bagi anak didiknya. Model mengajar sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena model mengajar merupakan strategi atau cara menyiasati pengajaran agar KBM dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan yaitu melalui permainan. Sukintaka (1992:5) berpendapat permainan mempunyai makna pendidikan, diantaranya sebagai berikut:

1. Permainan merupakan salah satu dari banyak wahana untuk membawa anak kepada hidup bersama atau bermasyarakat. Anak akan memahamidan menghargai dirinya atau sesamanya. Pada anak yang bermain akan tumbuh rasa kebersamaan yang sangat baik bagi pembentukan rasa sosialnya.

2. Permainan akan mendasari kerjasama, taat kepada peraturan permainan, pembinaan untuk watak jujur dalam bermain dan semuanya ini akan membentuk sifat Fair Play (jujur, sifat ksatria/baik) dalam bermain. 3. Dalam bermain anak akan dibawa kepada kesenangan, kegembiraan dan

kebahagiaan dalam dunia kehidupan anak. Semua situasi ini mempunyai makna wahana pendidikan.

Selain mempunyai makna pendidikan, bermain juga merupakan kebutuhan anak. Dengan bermain diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara kognitif, apektif maupun psikomotornya dapat berkembang dengan optimal. Untuk menciptakan pembejaran yang menyenangkan guru bisa menerapkan permainan yang menggembirakan sehingga tanpa disdari kelincahan anak akan bertambahbertambah dan hal tersebut bisa meningkatkan kualitas derajat kebugaran jasmaninya.

Dari hasil tes kelincahan yang dilakukan di lapangan, diperoleh hasil adalah yang kurang diharapkan, yaitu siswa kurang memiliki kemampuan dalam hal kelincahan. Mereka bergerak agak kaku/kurang lincah, hal ini terbukti pada tes pertama yang dilakukan yaitu melakukan lari bolak balik (shuttle run).Sebagian


(11)

besar siswa belum tuntas dalam tes kelincahan yang dilakukan. Berikut hasil rincian tes tersebut:

Tabel 1.1

Data dan Hasil Tes Awal

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai Tafsiran

Koordinasi gerak Mengubah arah Keseimban gan

1 2 3 1 2 3 1 2 3 T BT

1 Anisa Kusmiyati √ √ √ 5 55,5 √

2 Aida Setianingsih √ √ √ 5 55,5 √

3 Dea Anggita √ √ √ 6 66,7 √

4 Dhita Juliana √ √ √ 6 66,7 √

5 Defi Silfia √ √ √ 6 66,7 √

6 Egy Putra W √ √ √ 7 77,8 √

7 Giazkha Fatma √ √ √ 5 55,5 √

8 Irma Damayanti √ √ √ 4 44,4 √

9 M. Zulfan F √ √ √ 7 77,8 √

10 M. Gilang S √ √ √ 6 66,7 √

11 Naufal AdifaR √ √ √ 7 77,8 √

12 Nur Ainna P. B √ √ √ 5 55,5 √

13 Rizal Fauzi M √ √ √ 8 88,9 √

14 Rai Kurnia Dewi √ √ √ 5 55,5 √

15 Rizal Asmara √ √ √ 6 66,7 √

16 Ressa Bella √ √ √ 5 55,5 √

17 Risma Purnama √ √ √ 5 55,5 √

18 Setia Mulyani √ √ √ 5 55,5 √

19 Windi Indra K √ √ √ 7 77,8 √

20 Wandika S. N √ √ √ 8 88,9 √

21 Wildan Luqman √ √ √ 7 77,8 √

22 Yulia Lestari √ √ √ 4 44,4 √

23 Anisa Afrida √ √ √ 5 55,5 √

24 Isti Sopiah √ √ √ 6 66,7 √

JUMLAH 7 17

PERSENTASE(%) 22

% 78

%

Indikator : Koordinasi gerak

 Gerakan lengan  Gerakan kaki


(12)

 Pandangan Mengubah arah

 Gerakan kaki  Posisi tubuh  Pandangan Keseimbangan

 Posisi tubuh stabil  Mengontrol posisi tubuh  Mempertahankan posisi tubuh Kategori

Skor 3 : jika 3 indikator tampak Skor 2 : jika 2 indikator tampak Skor 1 : jika 1 indikator tampak

Nilai

=

Skor yang diperoleh

Skor ideal

X

100

Keterangan:

T : Tuntas BT: Belum Tuntas Skor Ideal : 9

Nilai KKM = 75

Jika siswa mendapat nilai > 75 dikatakan tuntas Jika siswa mendapat nilai < 75 dikatakan belum tuntas

Dari data awal tersebut dapat diperoleh bahwa dari 24 orang siswa hanya 7 orang siswa (22%) dinyatakan tuntas sedangkan sisanya yaitu 17 orang siswa (78%) dinyatakan belum tuntas. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas V di SDN Mandalaherang II dalam pembelajaran kebugaran jasmani khususnya kelincahan masih rendah dan perlu diperbaiki.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti memilih untuk memodifikasi pembelajaran kebugaran jasmani dengan menerapkan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan efektif melalui permainan Ambil bendera dan model TGT yang


(13)

diharapkan mampu meningkatkan keterampilan teknik dasar siswa dalam kebugaran jasmani yaitu aspek kelincahan.

Permaianan Ambil bendera merupakan permainan hasil modifikasi dari latihan Three Corner Drill. Seperti yang diungkapkan Harsono”...beberapa bentuk latihan untuk agilitas adalah: lari bolak-balik, lari zig-zag, squat thrust atau modifikasinya, lari rintangan: dot drill, three corner drill, down the line drill”.

Model pembelajaran tipe TGT merupakan suatu bentuk model pembelajaran yang menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan (Safari, 2011: 35).

Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh Davied DeVries dan Keith Edwards, merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins model ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD. Model TGT(Teams Games Tournament) memacu siswa untuk bergerak dengan teratur, semua otot bergerak, organ-organ tubuh bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. Peredaran darah menjadi lancar, pernafasan baik, persendian tidak kaku, pembuangan CO2 dan pemakaian O2 menjadi lancar. Hal tersebut menunjukan proses fisologis siswa berjalan dengan baik, dengan demikian diperoleh kondisi yang baik.

Model ini merupakan suatu pendekatan kerja sama antar kelompok dengan mengembangkan kerja sama antar personal. Dalam pembelajaran ini terdapat penggunaan teknik model. Model ini mengandung persaingan menurut aturan - aturan yang telah ditentukan. Dalam model diharapkan tiap-tiap kelompok dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk bersaing agar memperoleh suatu kemenangan. Menggunakan model TGT(Teams Games Tournament) di kelas atau di lapangan membantu guru untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi di antara murid-murid, yang diharapkan menghasilkan peningkatan kelincahan siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dirumuskan kedalam judul “Meningkatkan Kelincahan Dalam Kebugaran Jasmani Melalui Permainan Ambil bendera dan Model Teams Games


(14)

Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas V SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang”

Beberapa keuntungan dari teknik model dalam situasi belajar kelompok, yakni bermanfaat khususnya untuk mengajarkan aspek-aspek kognitif tingkat tinggi, dengan adanya persaingan untuk mendapatkan kemenangan maka akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi siswa.

B.Perumusan Dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Dalam pembelajaran kebugaran jasmani terutama kelincahan, berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada siswa kelas V SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, permasalah-permasalahan yang terjadi diantaranya:

a. Anak saat bergerak kurang lincah / kaku

b. Pembelajaran kurang menarik karena pembelajaran tidak dikemas dalam bentuk permainan

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini mengenai “Bagaimana praktek pembelajaran kelincahan melalui permainan Ambil bendera dan model TGT pada siswa kelas V SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang” maka masalah peneliti ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana perencanaan pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan Ambil bendera dan model TGT untuk meningkatkan kelincahan V SDN Mandalaherang II?

2) Bagaimana kinerja guru pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan Ambil bendera dan model TGT untuk meningkatkan kelincahan pada siswa kelas VSDN Mandalaherang II?

3) Bagaimana aktivitas siswa pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan Ambil bendera dan model TGT untuk meningkatkan kelincahan pada siswa kelas V SDN Mandalaherang II?


(15)

4) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan Ambil bendera dan model TGT untuk meningkatkan kelincahan pada siswa kelas V SDN Mandalaherang II?

2. Pemecahan Masalah

Melihat dari permasalahan yang ada dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah mencari alternatif untuk memecahkan masalah tersebut. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan dalam pemecahan masalah tersebut adalah menyajikan pembelajaran melalui permainan ambil bendera dan model TGT. Dengan permainan ini bisa menarik minat siswa dan lebih bersemangat dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Pembelajaran melalui permainan Ambil bendera dan model TGT ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan

Dalam tahap ini mencakup seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran pendidikan jasmani, yaitu dengan cara menerapkan model permainan Ambil bendera dan model TGT untuk meningkatkan kelincahan dalam kebugaran jasmani. Adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu sebagai berikut:

1) Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran dalam kurikulum pendidikan jasmani

2) Membuat perencanaan pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan Ambil bendera dan model TGT

3) Menyiapkan dan menyusun alat pengumpul data yaitu lembar observasi kinerja guru dan siswa, format wawancara untuk guru dan siswa

4) Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui dampak penerapan permainan Ambil bendera dan model TGT terhadap pembelajaran kelincahan b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang akan mengacu kepada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai dengan penelitian yang ada. Serta melakukan pengamatan terhadap proses yang sedang


(16)

berlangsung mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kelincahan dalam kebugaran jasmani yaitu sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

Kegiatan-kegiatan yang ada pada kegiatan awal adalah sebagai berikut: a) Siswa dibariskan di lapangan

b) Mengecek kehadiran siswa c) Berdoa bersama

d) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap

e) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang pengalaman siswa mengenai kelincahan dan permainan Ambil bendera dan model TGT f) Melakukan pemanasan yang berorientasi pada materi yang akan diberikan 2) Kegiatan Inti (50 menit)

Kegiatan-kegiatan yang terdapat pada kegiatan inti yaitu:

a) Guru menjelaskan kembali materi yang akan disampaikan kepada siswa b) Guru mendemonstrasikan permainan Ambil bendera dan model TGT c) Guru membagi siswa menjadi dua tim secara acak tim A dan tim B

d) Masing-masing kapten tim menentukan siapa yang akan menjadi pelari pertama

e) Jika telah diketahui siapa yang menjadi pelari pertama guru membunyikan pluit sebagai tanda permainan dimulai

f) Siswa melakukan permainan secara berulang-ulang dalam awasan guru 3) Kegiatan Akhir (10 menit)

Kegiatan-kegiatan yang terdapat pada kegiatan akhir adalah sebagai berikut: a) Siswa dikumpulkan di tempat yang teduh

b) Siswa menyimak evaluasi guru dan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai permainan yang telah dilakukan sebagai bahan masukan bagi guru c) Guru dan siswa berdo’a kembali, istirahat


(17)

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat pembelajaran kelincahan dengan penerapan permainan Ambil bendera dan model TGT, serta untuk mengumpulkan data dan membuat catatn lapangan mengenai hal-hal yang yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan akhir dalam penelitian yaitu mengkaji dan mempertimbangkan hasil pelaksanaan tindakan untuk direvisi atau diperbaiki agar kesalahan-kesalahan yang sebelumnya dilakukan tidak diulangi pada tahapan berikutnya.

C.Tujuan Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran kebugaran jasmani khususnya kelincahan ke dalam bentuk yang lebih menarik yaitu ke dalam model permainan ambil bendera dan model TGT.

b. Untuk mengetahui kinerja guru pembelajaran dalam permainan ambil bendera dan model TGT sebagai bentuk modifikasi dalam meningkatkan kelincahan. c. Untuk mengetahui tentang observasi aktivitas siswa dalam kelincahan melalui

permainan ambil bendera dan model TGT.

d. Untuk mengetahui tentang peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kelincahan.

D. Manfaat Penelitian 1.Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan tekhnik dasar kelincahan dalam kebugaran jasmani b. Meningkatkan kebugaran jasmani siswa


(18)

c. Membuat pembelajaran jasmani lebih menyenangkan sehingga dapat mempermudah siswa dalam menerima pembelajaran yang diajarkan

2. Manfaat bagi guru

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kreativitas belajar pendidikan jasmani

b. Meningkatkan kualitas mengajar dan memberikan model pembelajaran yang menarik

3. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan saran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ditingkat satuan pendidikan serta dapat dijadikan sebagai rujukan sekolah dalam mengambil kebijakan tentang peraturan sekolah, dan dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Manfaat bagi penulis

a. Dapat mengembangkan pembelajaran penjas melalui model bermain

b. Mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran kebugaran jasmani melalui modifikasi pembelajaran lewat permainan Ambil bendera dan model TGT

E.Batasan Istilah

Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Meningkatkan

Kata “meningkatkan” memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapisan dari suatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat menjadi meningkatkan yang diartikan mengusahakan dapat dinaikan ketingkat yang lebih baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa.( Kamus Besar Bahasa Indonesia )

Kelincahan

Menurut Ateng (1992: 67) kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah posisi tubuh. Kelincahan mencakup juga elemen mengubah arah yang merupakan elemen penting dalam berbagai keterampilan olahraga.


(19)

Kebugaran Jasmani

Menurut Giriwijoyo (1992: 23) Kebugaran Jasmani adalah keadaan kemampuan jasamani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya.

Permainan Ambil bendera

Ambil bendera merupakan sebuah permainan hasil modifikasi latihan Three Corner Drill. Permainan ini dilakukan oleh beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 5-6 orang pemain. Lapangan permainan ini berbentuk segi tiga tersebut terdapat bendera. Cara melalukan permainan ini adalah setiap tim menentukan terlebih dahulu siapa yang akan menjadi pelari pertama. Permianan dimulai saat guru meniupkan peluit, pelari pertama harus mengambil bendera yang ada di setiap sudut secapat mungkin dan pelari kedua bersiap menerima bendera dari pelari pertama. Pelari kedua harus meletakan bendera-bendera tersebut pada tempatnya. Permaianan ini berlanjut sampai semua anggota tim berkesempatan berlari dan mengambil/menaruh bendera pada setiap sudut. Pemenang dari permainan ini adalah tim yang paling cepat menyelesaikan permainan.

Model Teams Games Tournament

Menurut Safari (2011:35) bahwa TGT merupakan model pembelajaran yang menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Menurut Hidayat (2010:93) model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.


(20)

37 A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SDN Mandalaherang II Desa Mandalaherang Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Adapun pemilihan lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh guru di sekolah tersebut dalam pelaksanaan program sekolah khususnya dalam pembelajaran penjaskes. Hal tersebut melatar belakangi minat peneliti dan guru mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kelincahan siswa dalam kebugaran jasmani.

b. Untuk memperbaiki proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran penjaskes karena pada saat pembelajaran masih banyak ditemui permasalahan yang dihadapi guru.

Gambar 3.1 Denah Sekolah

I VI

WC UKS

V

IV

III

II

R

U

A

N

G GU

R

U

MUSHOLA RUANG KEPSEK GERBANG


(21)

2. Waktu Penelitian

Lama penelitian adalah selama 5 bulan, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai bulan Mei 2013. Karena penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar, maka kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus hingga permasalahan dapat diatasi. Untuk itu diperlukan waktu yang cukup lama untuk penelitian ini.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Deskripsi Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Januari 2013

Februari 2013

Maret 2013

April 2013

Mei 2013

Minggu Ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan dan Pembekalan √ √ √ √

2 Perencanaan √ √ √ √

3 Pelaksanaan siklus 1 √

4 Pelaksanaan siklus 2 √

5 Pelaksanaan siklus 3 √

6 Pengolahan data √


(22)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 24 orang yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan.

1. Keadaan Guru

SDN Mandalaherang II mempunyai tenaga pengajar sebanyak 14 orang, yang terdiri dari Pegawai Negri Sipil sebanyak 9 orang dan Sukwan sebanyak 5 orang. Selain itu terdapat 1 orang penjaga. Tabel daftar pengajar SDN Mandalaherang II dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Tabel Daftar Pengajar SDN Mandalaherang II

No Nama NIP Jabatan

1. Tata Somantri, S.Pd 195606081982021002 Kepsek 2. Martini, S.Pd 195803281978032003 Guru Kelas 3. Yeyen Sri Mulyani 19600817198202006 Guru Kelas 4. Dayah Hidayah, S.Pdi 196107241982062001 Guru PAI 5. Nur Asih 196208111983052005 Guru Kelas 6. Siti Hasanah, S.Pd 196401061986102001 Guru Kelas 7. Rohimah, S.Pdi 196606081986102003 Guru PAI 8. Rohman, S.Pd 196702161988031005 Guru Penjas 9. Anah Rohanah, S.Pd 197005032003122005 Guru Kelas 10. Risa Marini Yonita, S.Pd 198604072009022002 Guru Kelas

11. Neng Ririn - Sukwan

12. Nining - Sukwan

13. Ria Ardya Garini, S.Pd - Sukwan 14. Tetty Rossiva, S.Pdi - Sukwan

15. Hendi Hidayat - Sukwan


(23)

2. Keadaan Siswa

Sekolah Dasar Negri Mandalaherang II memiliki siswa dengan jumlah 154 orang. Yang terdiri dari 71 siswa laki-laki dan 83 siswa perempuan. Tabel jumlah siswa SDN Mandalaherang II secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Daftar Jumlah Siswa SDN Mandalaherang II

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. I 18 16 34

2. II 17 13 30

3. III 13 13 26

4. IV 13 14 27

5. V 9 15 24

6. VI 4 12 16

JUMLAH 71 84 154

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (classroom action research) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat efektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk


(24)

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Elliot (Hopkins, 1993 :49).

Sedangkan menurut Lewin (Wiriaatmadja, 2006:63) memaparkan bahwa PTK bukan hanya sekedar kegiatan menemukan fakta di lapangan, akan tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya dan bukan hanya pada siklus awal saja. Implementasi tindakan bukan pekerjaan mudah, karenanya jarang langsung dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan seoptimal mungkin.

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus yang direncanakan dan dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa pertemuan, pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan pembelajaran yaitu peningkatan kelincahan siswa dalam kebugaran jasmani melalui permainan Ambil bendera dan model TGT.

Menurut Wikipedia (2011) menyatakan bahwa :

Penelitian Kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.

Selain penelitian ini menggunakan metode kualitatif juga menggunakan metode kuantitatif dimana dalam proses penilaian membutuhkan model-model matematis. Namun penelitian metode kualitatif dapat memasukan angka dan juga dapat menerapkan statistika dalam penelitian.

Sesuai apa yang dijelasan oleh Sugiyono (2005: 3) yaitu bahwa metode kualitatif tidak menolak angka dan menggunakan teknik ststistika untuk penyajian dan dan analisis.

a. Desain Penelitian

Sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2004:23), bahwa “desain penelitian adalah rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian”.

Dalam penelitian ini penulis membagi penelitian menjadi empat tahapan, yaitu : perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Adapun desain penelitian yang dipilih yaitu dengan


(25)

menggunakan model Spiral dari Kemmis dan Taggrat (Wiriaatmadja, 2005:66). Siklus model Kemmis dan Taggrat ini dilakukan secaa berulang dan berkelanjutan, sehingga setiap siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus bisa terdiri dari satu atau lebih pertemuan. Adapun model penelitian tindakan kelas kemmis dan Taggart dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar Tahapan Siklus

Gambar 3.2

Alur Pelaksanaan Tahapan Siklus PTK


(26)

Dari gambar di atas, secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Perencanaan (plan), yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku atau sikap sosial sebagai solusi.

b. Pelaksanaan (action), yaitu apa yang akan dilakukan oleh penelti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang diinginkan.

c. Observasi (observtion), yaitu mengemati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap mahasiswa.

d. Refleksi (reflection), yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Adapun pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahapan perencanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian yang dikemukakan sebelumnya. Dalam penelitian ini direncanakan lebih dari satu siklus. Perencanaan siklus tersebut disesuaikan dengan target keberhasilan siswa dalam pembelajan kelincahan dalam kebugaran jasmani melalui permainan ambil bendera dan model TGT 80% siswa kelas V SDN Mandalaherang II memenuhi standar KKM yaitu 75.

a. Silkus 1

1) Menyusun skenario pembelajaran kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model TGT.

2) Mempersiapkan lapangan permainan dan bendera.

3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan berupa format observasi kinerja guru (IPKG 1 dan IPKG 2), format penilaian aktivitas siswa dan format hasil belajar siswa. Serta format wawancara dan catatan lapangan.


(27)

4) Memberikan informasi kepada guru dan kepala sekolah untuk bertindak sebagai mitra semua hal tentang tindakan.

b. Siklus II

1) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan menambahkan beberapa kegiatan atau pendukung hasil refleksi siklus I. 2) Mempersiapkan pelaksanaan refleksi siklus I dengan segala perubahan dan

pengolahan lapangan dan peraturan permainan.

3) Menyusun skenario pembelajaran kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model TGT.

4) Mempersiapkan lembar observasi yang baru serta instrument yang lain untuk penelitian tindakan siklus II.

c. Siklus III

1) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan menambahkan beberapa kegiatan atau pendukung hasil refleksi siklus II. 2) Mempersiapkan pelaksanaan refleksi siklus II dengan segala perubahan dan

pengolahan lapangan.

3) Menyusun skenario pembelajaran kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model TGT.

4) Mempersiapkan lembar observasi yang baru serta instrument yang lain untuk penelitian tindakan siklus III.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang akan mengacu kepada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai dengan penelitian yang ada. Serta melakukan pengamatan terhadap proses yang sedang berlangsung mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kelincahan dalam kebugaran jasmani pada siklus I yaitu sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

1) Siswa di bariskan menjadi empat barisan. 2) Mengecek kehadiran siswa dan berdoa.


(28)

3) Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti.

4) Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan materi inti yang akan di pelajari. 5) Siswa dibagi menjadi empat kelompok.

b. Kegiatan inti

1) Siswa melakukan permainan bendera dengan masing-masing kelompoknya. 2) Siswa melakukan latihan bersama kelompoknya masing-masing.

3) Masing-masing kelompok mengikuti turnamen permainan ambil bendera, kelompok A melawan kelompok B dan kelompok C melawan kelompok D, kedua pemenang akan bertemu dalam pertandingan final.

c. Kegiatan akhir

1) Guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada pemenang dalam turnamen ambil bendera.

2) Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan atau diajarkan.

3) Memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang telah dilakukan. 4) Berdoa.

3. Tahapan Observasi

Pada tahap ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat pembelajaran kelincahan dengan penerapan permainan ambil bendera dan model TGT, serta untuk mengumpulkan data dan membuat catatn lapangan mengenai hal-hal yang yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

Seperti yang diungkapkan Kasbolah (1998: 93-94) sasaran dilakukannya observasi adalah untuk menemukan hal-hal berikut:

(1) Seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang ditetapkan sebelumnya

(2) Seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan. Kalau sudah ada bukti bahwa pelaksanaan tindakan menunjukan tanda-tanda berhasil, tentu pelaksanaan tindakan diteruskan sesuai dengan rencana

(3) Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan. Hal ini perlu diikuti dengan upaya untuk lebih mengintensifkannya


(29)

(4) Apakah terjadi dampak sampingan yang negatif sehingga merugikan atau cenderung mengganggu kegiatan lainnya. Temuan dampak negatif dan merugikan perlu ditindak-lanjuti dengan upaya mengurangi atau meniadakannya sama sekali

4. Tahapan Analisis dan Refleksi

Tahap analisis merupakan tahap dimana peneliti melakukan pemeriksaan terhadap semua informasi yang telah berhasil dikumpulkan pada tahap observasi dan wawancara.

Refleksi merupakan kegiatan akhir dalam penelitian yaitu mengkaji dan mempertimbangkan hasil pelaksanaan tindakan untuk direvisi atau diperbaiki agar kesalahan-kesalahan yang sebelumnya dilakukan tidak diulangi pada tahapan berikutnya.

E. Instrumen

Dalam melaksanakan penelitian ini, pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil belajar akan dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran penjas pada pembelajaran kelincahan dalam kebugaran jasmani melalui permainan ambil bendera dan model TGT

Yang menjadi objek observasi adalah guru dan siswa-siswi kelas V SDN Mandalaherang II dalam pembelajaran Penjas dan dilaksanakan pada saat proses penelitian berlangsung. Lembar observasi yang digunakan yaitu IPKG 1, IPKG 2, Lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar hasil tes belajar. Lembar observasi IPKG 1 yaitu lembar observasi yang digunakan untuk format penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran.


(30)

Tabel 3.4

FORMAT INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (IPKG 1) (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)

No Komponen Rencana Pembelajaran

Aspek Yang di Amati

Tafsiran 4 3 2 1 BS B C K A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Rumusan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan Rumusan

3. Kejelasan Cukupan Rumusan 4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Persentase

B

MENGAMBANGKAN

DAN MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE

PEMBELAJARAN

1. Mengembangakan dan dan mengorganisasikan materi pembelajaran

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pambelajaran

3. Memilih sumber belajar 4. Memilih metode pembelajaran

Persentase

C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Menentukan jenis kegiatan penbelajaran

2. Menyusun langkah-langkah kegiatan penbelajaran 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran 4. Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran

5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik Persentase

D

MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN

1. Menentukan proses dan jenis penilaian 2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian Persentase E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA

PEMBELAJARAN

1. Kebersihan dan kerapian 2. Penggunaan bahasa tulis

Persentase

PERSENTASE KESELURUHAN (%)

TARGET 100%

Keterangan :

76% - 100% = kategori Baik Sekali (BS) 51% - 75% = kategori Baik (B)


(31)

1% - 25% = kategori Kurang (K)

Deskriptor Perencanaan Pembelajaran A. Merumuskan tujuan pembelajaran

1. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

2. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi lengkap.

3. Rumusan tujuan pembelajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau lengkap dan logis.

4. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.

B. Mengembangkan dan mengordinasikan materi, media (alat bantu pembelajaran) metode pembelajaran dan sumber pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengordinasikan materi pembelajaran a. Cakupan materi

b. Sistematika materi.

c. Kesesuaian dengan kemapuan dan kebutuhan siswa.

d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya).

2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran.

a. Direncanakan penggunaan satu macam media tapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

3. Memilih sumber belajar

a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.

b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa. c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan. d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.


(32)

4. Memilih metode pembelajaran

a. Direncanakan menggunakan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan menggunakan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan. C. Merencanakan scenario kegiatan pembelajaran

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran a. Sesuai dengan tujuan.

b. Sesuai dengan perkembangan anak. c. Sesuai dengan bahan yang di ajarkan. d. Sesuai dengan waktu yang tersedia. 2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

a. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup tetapi tidak rinci. b. Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara rinci tetapi

tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

c. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran.

d. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup secara rinci serta sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

3. Menentukan alokasi waktu

a. Alokasi waktu secara keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran.

b. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti dan penutup) dicantumkan.

c. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar dari pada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup.

d. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran dirinci secara proporsional.


(33)

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

a. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan.

b. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan.

c. Dicantunkan strategi pembelajaran sasuai dengan materi dan tujuan.

d. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan secara rinci.

5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik

a. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik.

b. Dicantumkan metode, materi yang dapat di demonstrasikan peserta didik.

c. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan peserta didik.

d. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan watak, sikap dan keterampilan peserta didik.

D. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian 1. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian

a. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai dengan tujuan.

c. Tercantum prosedur dan jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai dengan tujuan.

d. Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan.

2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan

a. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian. b. Alat penilai ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak

lengkap.

c. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap.


(34)

3. Menentukan criteria penilaian

a. Menuliskan deskriptor keberhasilan secara jelas.

b. Kriteria penilaian di tulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.

c. Tafsiran penilaian mewakili hasil kegiatan.

d. Deskriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian. E. Tampilan dokumen rencana pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapihan

a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah. b. Tidak banyak coretan.

c. Bentuk dan tulisan baku. d. Tulisan tegak bersambung. 2. Penggunaan bahasa tulis.

a. Bahasa komunikatif, mudah dimengerti dan dilaksanakan. b. Pilihan kata tepat.

c. Struktur kalimat baku.


(35)

Tabel 3.5

FORMAT INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (IPKG 2) (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

Keterangan :

76% - 100% = kategori Baik Sekali (BS) 51% - 75% = kategori Baik (B)

26% - 50% = kategori Cukup (C) 1% - 25% = kategori Kurang (K)

No Aspek Yang di Amati

Penilaian Tafsiran 4 3 2 1 B

S

B C K A PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa

Prosentase B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan di capai dan rencana kegiatan

Prosentase C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan pada pembelajaran 2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan 4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa dalam pembelajaran kelincahan

Prosentase

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

1. Merangkai gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktifitas gerak

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran Prosentase

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR 1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran 2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Prosentase

F KESAN UMUM KINERJA GURU 1. Keefektifan proses pembelajaran

2. Penampilan guru dalam pembelajaran Prosentase PERSENTASE KESELURUHAN


(36)

Penjelasan :

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

Kesiapan ruang (misal keberadaan, kebersihan, peruntukan/pengaturan perabotan), alat pembelajaran (misal papan tulis, kapur/spidol),dan media (misal OHP, LCD, dan kelengkapannya)

2. Memeriksa kesiapan siswa

Kesiapan siswa, antara lain mencangkup kehadiran, kerapihan, ketertiban, perlengkapan pembelajaran, kesiapan belajar.

A. Membuka Kegiatan Pembelajaran Penjelasan :

Membuka kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka menyiapkan fisik dan mental anak untuk memulai belajar.

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut : a. Menarik perhatian anak

b. Memotivasi anak

c. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak d. Mengarah pada kegiatan inti

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak

B. Mengelola Inti Pembelajaran Penjelasan :

Yang dimaksud inti pembelajaran adalah cakupan materi kegiatan yang harus disampaikan kepada anak dalam pembelajaran.

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan discriptor berikut :


(37)

b. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat c. Penyampaian sistematis

d. Materinya jelas dan benar ,udah dimengerti anak

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak

C. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus Dalam Pembelajaran Penjas Penjelasan :

Untuk memulai a]latihan ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut : a. Melakukan gerak persiapan, pelaksana dan akhir

b. Leluasa melakukan aktifitas gerak c. Mengarah dan menghoreksi gerakan

d. Penggunaan media dan alat pembelajaran sesuai dengan tujuan

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak

D. Melaksanakan Penilaian Proses dan Hasil Belajar Penjelasan :

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut : a. Melaksankan penilaian/pengamatan selama kegiatan berlangsung sesuai


(38)

b. Menilai kemajuan anak secara individual meupaun kelompok c. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung d. Memberi balikan dan perbaikan dari hasil penilaian

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak

E. Kesan Umum Kinerja Calon Guru Penjelasan :

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut : a. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran

b. Guru memberi kesempatan untuk leluasa pada siswa c. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi lapangan d. Menutup pemberian dengan waktu yang direncanakan

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak


(39)

Untuk lembar observasi tentang aktivitas siswa terdapat tiga aspek yang diamati yaitu antusias, kerjasama dan tanggung jawab.

Tabel 3.6

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama Siswa

Aspek yang Diamati

Sk

or Kategori

Disiplin Kerjasama Kejujuran

1 2 3 1 2 3 1 2 3 B C K

Jumlah Persentase (%)

Target

Indikator A. Disiplin

1. Mendengarkan guru 2. Mematuhi perintah guru 3. Kesepakatan bersama B. Kerjasama

1. Saling membantu 2. Menghargai teman

3. Tidak mengganggu teman C. Kejujuran

1. Tidak berlaku curang 2. Tidak serakah

3. Tidak ingin menang sendiri

Deskriptor

9-7 mendapat nilai B (baik)


(40)

3-1 mendapat nilai K (kurang) Kategori

Skor 3= jika 3 indikator tampak Skor 2= jika 2 indikator tampak Skor 1=jika 1 indikator tampak

Untuk lembar observasi hasil belajar siswa terdapat tiga aspek yang dinilai yaitu koordinasi gerak, mengubah arah dan keseimbangan.

Tabel 3.7

Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Aspek yang dinilai

Sk

or

N

il

a

i Tafsiran

Koordinasi gerak

Mengubah arah

Keseimbangan

1 2 3 1 2 3 1 2 3 T BT

JUMLAH PERSENTASE(%) Indikator :

A. Koordinasi gerak 1. Gerakan lengan 2. Gerakan kaki 3. Pandangan B. Mengubah arah 1. Gerakan kaki


(41)

2. Posisi tubuh 3. Pandangan C. Keseimbangan 1. Posisi tubuh stabil 2. Mengontrol posisi tubuh 3. Mempertahankan posisi tubuh Kategori

Skor 3 : jika 3 indikator tampak Skor 2 : jika 2 indikator tampak Skor 1 : jika 1 indikator tampak

Nilai

=

Skor yang diperoleh

Skor ideal

X 100 %

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui pandangan dan pendapat yang diperoleh dari guru sebelum proses pembelajaran, saat proses pembelajaran berlangsung, dan akhir proses pembelajaran dilaksanakan.

Menurut Moleong (1994:135) mengemukakan pendapatnya tentang wawancara sebagai berikut:

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

Yang menjadi subjek wawancara adalah guru dan siswa kelas V SDN Mandalaherang II. Lembar wawancara meliputi segala aspek dan kegiatan dalam pembelajaran kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model TGT (Teams Games Tournament) pada pembelajaran kebugaran jasmani.


(42)

a. Format wawancara guru

Tabel 3.8

Format Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban

1

Bagaimana menurut pendapat Bapak, kalau dalam pembelajaran kelincahan dikemas dalam bentuk permainan seperti permainan ambil bendera?

2

Menurut pendapat Bapak, apakah permainan ini dapat meningkatkan kelincahan pada pembelajaran kebugaran jasmani?

3

Kesan dan pesan apa yang Bapak dapatkan dari pembelajaran kelincahan melalui penerapan permainan ini?

b. Format wawancara siswa

Tabel 3.9

Format Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu menunjukan perhatian dan aktivitas selama pembelajaran

berlangsung?

2. Apakah kamu menunjukan rasa sportivitas dan kerjasama dalam beregu saat

pembelajaran?

3. Apakah kamu dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan memahami materi yang diajarkan?


(43)

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran, interpretasi, koreksi dan saran dari peneliti selama proses pelaksanaan penelitian berlangsung. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2004: 153) “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

Tabel 3.10

Format Catatan Lapangan

Tindakan (siklus) :

Hari/tanggal :

Aspek Hal-hal yang terjadi Komentar Ket

Tahap

perencanaan

Tahap

pelaksanaan

Tahap

observasi

Tahap Refleksi

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan secara terus menerus selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Teknik pengolahan dalam setiap data yang terkumpul baik dari hasil observasi, tes hasil belajar diolah menjadi data-data yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari permasalahan awal yang dihadapi siswa. Pengolahan data yang dilakukan untuk nilai tes hasil belajar siswa adalah dengan membagi jumlah skor yang didapat siswa disesuaikan dengan kriteria penskoran


(44)

dengan skor ideal yang ditetapkan dan dikalikan dengan angka 100, selanjutnya pengolahan tuntas dan belum tuntas ditetapkan dari kriteria kentuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75. Sedangkan data tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan, diambil dari hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai untuk mengetahui respon, tanggapan dan kesulitan yang dialami siswa dan guru terhadap pembelajaran, dan catatan lapangan dilakukan dengan cara mencatat kejadian-kejadian yang dialami selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan, teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data kualitatif. Hasil observasi dari siswa dan guru diolah dengan mengklarifikasi kemajuan dan kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pengamatan. Dari hasil tes disimpulkan datanya sehingga menjadi data yang mampu direduksi menjadi data penelitian.

2. Analisis Data

Konsep dasar dalam hal ini akan mempersoalkan pengertian, waktu pelaksanaan, maksud dan tujuan, serta kedudukan analisis data. Menurut Moleong (1994:103) “Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.

Setelah data yang terkumpul dari berbagai alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian, kemudian data tersebut diberikan simbol atau kode-kode tertentu untuk memudahkan penyusunan dan pengolahannya. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Mandalaherang II. Sunber data dalam penelitian ini adalah kelas V SDN Mandalaherang II dan guru penjas serta epala sekolah dan guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut.

Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif.


(45)

Bogdan dan Bilken (Moleong, 2005:248) menyatakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran.

Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh dari hasil kerja siswa melalui format penilaian tes individu. Data tersebut kemudian dihitung persentase dan nilai rata-ratanya. Hasil tes tersebut dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga nilai yang diperoleh siswa terlihat dengan jelas.

G. Validasi Data

Validasi data yang dipilih untuk penelitian ini merujuk pada Hopkins (Wiraatmadja, 2005: 168-171). Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Triangulasi

Dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain. Bertujuan untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif. Selain itu juga dilakukan kegiatan mengumpulkan persepsi siswa terhadap proses pelaksanaan pembelajaran kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model TGT. Dalam penelitian ini, pelaksanaan triangulasi dengan memeriksa kebenaran data yang diperoleh dan membandingkan dengan hasil temuan mitra peneliti yaitu guru. Waktu pelaksanaan dari kegiatan ini yaitu pada saat penelitian berlangsung.

2. Member Check

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data. Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada


(46)

guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran kelincahan dalam kebugaran jasmani.

Beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya mengecek kehadiran siswa, memastikan bahwa siswa-siswa tersebut merupakan siswa dari SDN Mandalaherang II, memeriksa kembali data yang diambil dari wawancara dan observasi dengan guru dan siswa sehingga data yang diperoleh lebih pasti dan tanpa keraguan. Kegiatan ini dilakukan saat pembelajaran berlangsung dan sesudah pembelajaran.

3. Expert Opinion

Expert Opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada dosen Penjas untuk mengetahui langkah selanjutnya yang harus dilakukan, dengan dosen pembimbing I yaitu Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd, Dosen pembimbing II yaitu Indra Safari, M.Pd pada saat bimbingan skripsi dan kepala sekolah SDN Mandalaherang II saat penelitian berlangsung sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan validasi data hasil temuan penelitian. 4. Audit Trail

Audit trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya kepada guru, pembimbing, peneliti senior dan rekan-rekan peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh validasi data yang tinggi mengenai kelincahan dalam kebugaran jasmani.


(47)

144 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kelincahan melalui permaianan ambil bendera dan model Teams Games Tournament (TGT) pada pembelajaran kebugaran jasmani kelas V SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang dapat disimpulkan bahwa :

1. Perencanaan Kinerja Guru

Perencanaan pembelajaran meningkatkan kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model Teams Games Tournament(TGT), memberikan arah dan acuan yang jelas tentang materi kebugaran jasmani tertuama kelincahan. Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan dan ditentukan. Pada data awal peroleh persentase perencanaan kinerja guru baru sebesar 50,83%. Pada siklus I guru memberikan pengetahuan tentang materi kebugaran jasmani khususnya kelincahan, guru memperkenalkan permainan ambil bendera serta menjelaskan peraturan permainan tersebut. Pada siklus I kegiatan siswa adalah siswa melakukan permainan ambil bendera dengan lapangan yang tiap sisinya berukuran 10 meter, dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 85,82%. Pada siklus II guru mengulas kembali materi tentang kelincahan, menyebutkan cabang-cabang olah raga yang memerlukan kelincahan. Kegiatan siswa pada siklus ke II adalah melakukan ambil bendera dengan lapangan yang tiap sisinya berukuran 8 meter, dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 100% dan telah mencapai target dan tetap dipertahankan untuk siklus selanjutnya. Pada siklus III guru memantapkan pengetahuan siswa tentang kelincahan dan melakukan tanya jawab bersama siswa mengenai kelincahan. Kegiatan siswa pada siklus ke III adalah siswa melakukan permainan ambil bendera dengan lapangan sebenarnya yang berukuran 5x5x5 meter,


(48)

dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 100% dan target telah tercapai.

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada RPP. Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model Teams Games Tournament (TGT) dengan kinerja guru untuk memotivasi, mengarahkan dan membimbing siswanya untuk meningkatkan kelincahan. Pada kegiatan inti pembelajaran, kegiatan lebih memfokuskan terhadap kreativitas siswa untuk lebih meningkatkan kelincahan dibantu dengan permainan ambil bendera yang dikemas dengan model Teams Games Tournament (TGT). Kegiatan pembelajaran disusun agar lebih menarik dengan cara mengelompokan dan memainkan suatu permainan dalam format turnamen, dimaksudkan supaya dalam pembelajaran siswa termotivasi dan antusias untuk mengikuti pembelajaran.

Pada data awal, kinerja guru hanya 43,3%%, siklus I 77,9%, sikus II 99,10 %, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan.

3. Aktivitas Siswa

Pada daa awal aktivitas siswa baru memperoleh persentase sebesar 33%. Untuk aktivitas siswa pada siklus I baru mencapai 50%. Dalam observasi aktivitas siswa aspek yang diamati adalah mengenai aspek disiplin, kerjasama dan kejujuran. Aspek disiplin kategori baik (B) mendapat 29%, kategori cukup (C) mendapat 71% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kerjasama kategori baik (B) mendapat 33%, kategori cukup (C) mendapat 67% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kejujuran kategori baik (B) mendapat 34%, kategori cukup (C) mendapat 58% dan kategori kurang (K) 8%. Untuk aktivitas siswa pada siklus II adalah 92%. Melihat pelaksanaan pembelajaran di siklus II ini, terlihat pembelajaran berjalan lebih baik. Hal ini ditandai dengan adanya interaksi yang baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan lagi terlihat dari peningkatan semangat


(49)

belajar yang lebih baik lagi serta siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Aspek disiplin kategori baik (B) mendapat 42%, kategori cukup (C) mendapat 58% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kerjasama kategori baik (B) mendapat 58%, kategori cukup (C) mendapat 42% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kejujuran kategori baik (B) mendapat 46%, kategori cukup (C) mendapat 54% dan kategori kurang (K) 0%. Untuk aktivitas siswa pada siklus III memperoleh 100% dan mencapai target yang telah ditentukan oleh peneliti. Aspek disiplin kategori baik (B) mendapat 58%, kategori cukup (C) mendapat 42% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kerjasama kategori baik (B) mendapat 58%, kategori cukup (C) mendapat 42% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kejujuran kategori baik (B) mendapat 46%, kategori cukup (C) mendapat 54% dan kategori kurang (K) 0%. Melihat pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa memperlihatkan peningkatan yang baik. Adapun aspek disiplin, kerjasama kejujuran meningkat dibandingkan dengan siklus sebelumnya dan mencapai target yang ditentukan oleh peneliti.

4. Hasil Belajar

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukan hasil yang nyata, mampu melampaui KKM yang telah ditentukan. Aspek yang diamati pada kelincahan meliputi 3 aspek yaitu koordinasi gerak, mengubah arah dan keseimbangan. Pada data awal hasil belajar siswa hanya 19% yang mencapai KKM. Peningkatan kelincahan terbukti dari peningkatan setiap siklus dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 46% atau 11 orang. Aspek koordinasi gerak kategori baik (B) memperoleh 21%, kategori cukup (C) 71% dan kategori kurang (K) 8%, aspek mengubah arah kategori baik (B) memperoleh 37%, kategori cukup (C) 63% dan kategori kurang (K) 0%, aspek keseimbangan kategori baik (B) memperoleh 16%, kategori cukup (C) 84% dan kategori kurang (K) 0%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 67% atau 16 siswa, Aspek koordinasi gerak kategori baik (B) memperoleh 25%, kategori cukup (C) 75% dan kategori kurang (K) 0%, aspek mengubah arah kategori baik (B) memperoleh 42%, kategori cukup (C) 58% dan kategori kurang (K) 0%, aspek keseimbangan


(50)

kategori baik (B) memperoleh 21%, kategori cukup (C) 79% dan kategori kurang (K) 0%. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas kembali meningkat menjadi 84% atau 20 siswa. Aspek koordinasi gerak kategori baik (B) memperoleh 34%, kategori cukup (C) 66% dan kategori kurang (K) 0%, aspek mengbah arah kategori baik (B) memperoleh 59%, kategori cukup (C) 41% dan kategori kurang (K) 0%, aspek keseimbangan kategori baik (B) memperoleh 46%, kategori cukup (C) 54% dan kategori kurang (K) 0%. Sedangkan 4 siswa dinyatakan belum tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM, tetapi hasil pembelajaran yang telah tercapai sudah melewati Kkm 75 dan target 80% dan siswa kelas V dalam pembelajaran gerak kelincahan dinyatakan tuntas dalam pembelajaran tersebut.

B. Saran

Pembelajaran kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model Teams Games Tournament (TGT) merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran kebugaran jasmani. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa

a. Aktivitas pengembangan seperti materi kebugaran jasmani harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak kelincahan karena aspek ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dan kelincahan juga diperlukan pada setiap cabang olahraga.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak. 2. Bagi guru

a. Model TGT (Teams Games Tournament) merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran


(51)

aktivitas pengembangan misalnya kebugaran jasmani. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai penggunaan Model TGT (Teams Games Tournament), sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.

c. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitik beratkan pada keaktifan dan kreatifitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik.

d. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran kelincahan dalam kebugaran jasmani yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

3. Bagi Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.


(52)

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

5. Bagi Peneliti Berikutnya

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bias bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa program studi Pendidikan Jasmani berikutnya.


(1)

dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 100% dan target telah tercapai.

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada RPP. Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model Teams Games Tournament (TGT) dengan kinerja guru untuk memotivasi, mengarahkan dan membimbing siswanya untuk meningkatkan kelincahan. Pada kegiatan inti pembelajaran, kegiatan lebih memfokuskan terhadap kreativitas siswa untuk lebih meningkatkan kelincahan dibantu dengan permainan ambil bendera yang dikemas dengan model Teams Games Tournament (TGT). Kegiatan pembelajaran disusun agar lebih menarik dengan cara mengelompokan dan memainkan suatu permainan dalam format turnamen, dimaksudkan supaya dalam pembelajaran siswa termotivasi dan antusias untuk mengikuti pembelajaran.

Pada data awal, kinerja guru hanya 43,3%%, siklus I 77,9%, sikus II 99,10 %, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan.

3. Aktivitas Siswa

Pada daa awal aktivitas siswa baru memperoleh persentase sebesar 33%. Untuk aktivitas siswa pada siklus I baru mencapai 50%. Dalam observasi aktivitas siswa aspek yang diamati adalah mengenai aspek disiplin, kerjasama dan kejujuran. Aspek disiplin kategori baik (B) mendapat 29%, kategori cukup (C) mendapat 71% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kerjasama kategori baik (B) mendapat 33%, kategori cukup (C) mendapat 67% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kejujuran kategori baik (B) mendapat 34%, kategori cukup (C) mendapat 58% dan kategori kurang (K) 8%. Untuk aktivitas siswa pada siklus II adalah 92%. Melihat pelaksanaan pembelajaran di siklus II ini, terlihat pembelajaran berjalan lebih baik. Hal ini ditandai dengan adanya interaksi yang baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan lagi terlihat dari peningkatan semangat


(2)

belajar yang lebih baik lagi serta siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Aspek disiplin kategori baik (B) mendapat 42%, kategori cukup (C) mendapat 58% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kerjasama kategori baik (B) mendapat 58%, kategori cukup (C) mendapat 42% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kejujuran kategori baik (B) mendapat 46%, kategori cukup (C) mendapat 54% dan kategori kurang (K) 0%. Untuk aktivitas siswa pada siklus III memperoleh 100% dan mencapai target yang telah ditentukan oleh peneliti. Aspek disiplin kategori baik (B) mendapat 58%, kategori cukup (C) mendapat 42% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kerjasama kategori baik (B) mendapat 58%, kategori cukup (C) mendapat 42% dan kategori kurang (K) 0%. Aspek kejujuran kategori baik (B) mendapat 46%, kategori cukup (C) mendapat 54% dan kategori kurang (K) 0%. Melihat pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa memperlihatkan peningkatan yang baik. Adapun aspek disiplin, kerjasama kejujuran meningkat dibandingkan dengan siklus sebelumnya dan mencapai target yang ditentukan oleh peneliti.

4. Hasil Belajar

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukan hasil yang nyata, mampu melampaui KKM yang telah ditentukan. Aspek yang diamati pada kelincahan meliputi 3 aspek yaitu koordinasi gerak, mengubah arah dan keseimbangan. Pada data awal hasil belajar siswa hanya 19% yang mencapai KKM. Peningkatan kelincahan terbukti dari peningkatan setiap siklus dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 46% atau 11 orang. Aspek koordinasi gerak kategori baik (B) memperoleh 21%, kategori cukup (C) 71% dan kategori kurang (K) 8%, aspek mengubah arah kategori baik (B) memperoleh 37%, kategori cukup (C) 63% dan kategori kurang (K) 0%, aspek keseimbangan kategori baik (B) memperoleh 16%, kategori cukup (C) 84% dan kategori kurang (K) 0%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 67% atau 16 siswa, Aspek koordinasi gerak kategori baik (B) memperoleh 25%, kategori cukup (C) 75% dan kategori kurang (K) 0%, aspek mengubah arah kategori baik (B) memperoleh 42%, kategori cukup (C) 58% dan kategori kurang (K) 0%, aspek keseimbangan


(3)

kategori baik (B) memperoleh 21%, kategori cukup (C) 79% dan kategori kurang (K) 0%. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas kembali meningkat menjadi 84% atau 20 siswa. Aspek koordinasi gerak kategori baik (B) memperoleh 34%, kategori cukup (C) 66% dan kategori kurang (K) 0%, aspek mengbah arah kategori baik (B) memperoleh 59%, kategori cukup (C) 41% dan kategori kurang (K) 0%, aspek keseimbangan kategori baik (B) memperoleh 46%, kategori cukup (C) 54% dan kategori kurang (K) 0%. Sedangkan 4 siswa dinyatakan belum tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM, tetapi hasil pembelajaran yang telah tercapai sudah melewati Kkm 75 dan target 80% dan siswa kelas V dalam pembelajaran gerak kelincahan dinyatakan tuntas dalam pembelajaran tersebut.

B. Saran

Pembelajaran kelincahan melalui permainan ambil bendera dan model Teams Games Tournament (TGT) merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran kebugaran jasmani. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SDN Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa

a. Aktivitas pengembangan seperti materi kebugaran jasmani harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak kelincahan karena aspek ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dan kelincahan juga diperlukan pada setiap cabang olahraga.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak. 2. Bagi guru

a. Model TGT (Teams Games Tournament) merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran


(4)

aktivitas pengembangan misalnya kebugaran jasmani. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai penggunaan Model TGT (Teams Games Tournament), sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.

c. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitik beratkan pada keaktifan dan kreatifitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik.

d. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran kelincahan dalam kebugaran jasmani yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

3. Bagi Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.


(5)

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

5. Bagi Peneliti Berikutnya

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bias bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa program studi Pendidikan Jasmani berikutnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, Abdul Kadir (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Giriwijoyo, Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga) .Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kususma.

Hidayat, Ujang. (2010). Model-model Pembelajaran Berbasis Paikem. Bandung: CV Siliwangi & CO.

Kusmaedi, Nurlan (2009). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PGSD UPI Kampus Sumedang.

Kasbolah,Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas(PTK).Jakarta: Depdikbud KTSP. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI.

Jakarta: BP Dharma Bhakti

Lutan, Rusli dkk. (2001). Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Olahraga. Mario, Time. (2010). Karakteristik Siswa Sekolah Dasar [online] Tersedia:

evie4210.blogspot.com [03 Maret 2013]

Maryati, Sri. (2012). Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar Volume 3 No. 1. Bandung: PGSD UPI Kampus Sumedang

Maleong, Lexi. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mahendra, Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. NN. (2012). Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik dalam Pendidikan.

Batarayamedia. [online]. Tersedia:

www.batarayamedia.com/ranah-kognitif-afektif-dan psikomotorik-dalam-pendidikan-art-117.html

NN. (2011). Penelitian Kuantitatif. Wikipedia. [online] Tersedia: http://id.m. Wikipedia.org/wiki/penelitian-kuantitatif. [03 Maret 2013]

NN. (2012). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. [online]

Tersedia:www.heny-christz.blogspot.com [03 Maret 2013]

Safari, Indra (2011). Pembinaan Kebugaran Jasmani di Sekolah. Bandung : Bintang WarliArtika.

Safari, Indra. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung: PT. Bintang WarliArtika.

Syarifuddin, Aip. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Bandung : Depdikbud Jenderal Dikti

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdikbud Jendral Dikti

Sudirjo, Encep. (2013).Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar Volume 4 No.1. Bandung: PGSD UPI Kampus Sumedang

Sugiyono. (2005). Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta

Wiraatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI BOLA YANG DIPANTULKAN KE TANAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sindang IV Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 3 47

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (Penelitian Tindakan kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberlor Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon).

1 5 40

MENINGKATKAN KELINCAHAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA SISWA KELAS IV SDN CIKARAMAS I KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 40

PENERAPAN MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK DI KELAS IV SDN MANDALAHERANG II KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 53

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM KEBUGARAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TUKANG RAMPAS PADA SISWA KELAS V SDN BENDUNGAN II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 60

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM PERMAINAN BOLABASKET MELALUI PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL KUCING JUKUT RIUT ( Penelitian Tindakan Kelas V SDN Sukawening Sumedang).

0 1 41

PENERAPAN MODEL PERMAINAN KECIL POLISI DAN PENYELUNDUP UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI CEPAT DI KELAS V SDN CIMALAKA III KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

0 4 45

this PDF file PENERAPAN METODE QUANTUM WRITING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SDN MANDALAHERANG II KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG | Nurafifah | Jurnal Pena Ilmiah 1 SM

0 0 10