PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang).

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Oleh

YANI SURYANI 0904130

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENULIS SURAT PRIBADI

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN. Gajahdepa

Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)

Oleh

YANI SURYANI 0904130

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yani Suryani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)

Oleh YANI SURYANI

0904130

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Penguji I, Penguji II, Penguji III,

Drs. H. Ali Sudin, M.Pd Drs.H. Dadang Kurnia, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd

NIP. 195703021980031006 NIP. 195606021981111001 NIP. 19721226200501002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1

UPI Kampus Sumedang,

Riana Irawati, M.Si NIP. 198011252005012002


(4)

i DAFTAR ISI

PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 9

1. Rumusan Masalah ... 9

2. Pemecahan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 15

E. Batasan Istilah ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 18

B. Menulis ... 19

1. Pengertian Menulis ... 19

2. Fungsi Menulis ... 20

3. Tujuan Menulis ... 21

4. Kegunaan Menulis ... 23

C. Surat Pribadi ... 24

1. Pengertian Surat ... 24


(5)

ii

3. Fungsi Surat ... 26

4. Bagian-bagian Surat ... 28

5. Jenis-jenis Surat ... 29

6. Surat Pribadi ... 29

D. Pembelajaran Kooperatif ... 30

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 30

2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 31

3. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif ... 32

4. Unsur-unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif ... 32

5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 33

E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat. 34 1. Dasar Pemikiran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat ... 34

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat ... 35

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat dalam Pembelajaran Menulis Surat Pribadi ... 35

F. Penelitian yang Relevan ... 36

G. Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Renacana Penelitian ... 38

1. Lokasi Penelitian ... 38

2. Waktu Peneltian ... 38

B. Subyek Penelitian ... 40

C. Metode dan Desain Penelitian ... 41

1. Metode Penelitian ... 42

2. Desain Penelitian ... 42

D. Prosedur Penelitian ... 43

1. Tahap Perencanaan ... 44

2. Tahap Pelaksanaan ... 45


(6)

iii

4. Tahap Refleksi ... 48

E. Instrumen Penelitian ... 49

1. Teknik Pengumpulan Data ... 49

2. Alat Pengumpul Data ... 50

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 52

1. Pengolahan Data Proses ... 52

2. Pengolahan Data Hasil ... 53

3. Analisis Data ... 54

G. Validasi Data ... 55

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Pemaparan Data Awal ... 60

1. Aktivitas Siswa ... 60

2. Kinerja Guru ... 63

3. Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat ... 64

B. Pemaparan Tindakan ... 65

1. Siklus I ... 65

a. Perencanaan Siklus I ... 65

b. Pemaparan Data Proses Siklus I ... 66

c. Pemaparan Data Hasil Siklus I ... 77

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 79

2. Siklus II ... 83

a. Perencanaan Siklus II ... 83

b. Pemaparan Data Proses Siklus II ... 84

c. Pemaparan Data Hasil Siklus II ... 91

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 93

C. Pembahasan ... 96

1. Perencanaan ... 96

2. Peningkatan Observasi Kinerja Guru ... 98

3. Peningkatan Observasi Aktivitas Siswa ... 102


(7)

iv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 119


(8)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 119

Lampiran 1A Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 119

Lampiran 1B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 130

Lampiran 2 Format Observasi Aktivitas Siswa ... 140

Lampiran 3 Format Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat ... 142

Lampiran 4 Format Kinerja Guru ... 144

Lampiran 5 Lembar Tugas ... 151

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa ... 152

Lampiran 7 Lembar-lembar Kegiatan Pembelajaran BBB ... 154

Lampiran 7A Lembar Isi Penjelasanku ... 155

Lampiran 7B Lembar Isi Pikiranku ... 156

Lampiran 7C Lembar Isi Pikiran Kita ... 157

Lampiran 7D Lembar Isi Pikiran Kami ... 158

Lampiran 8 Data Hasil dan Proses Pembelajaran Siklus I ... 159

Lampiran 8A Data Kinerja Guru Siklus I ... 160

Lampiran 8B Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 161

Lampiran 8C Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Silkus I ... 162

Lampiran 8D Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 163

Lampiran 8E Hasil Wawancara Guru Siklus I ... 164

Lampiran 8F Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 165

Lampiran 9 Data Hasil dan Proses Pembelajaran Siklus II ... 166

Lampiran 9A Data Kinerja Guru Siklus II ... 168

Lampiran 9B Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 169

Lampiran 9C Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Silkus II ... 170

Lampiran 9D Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 171

Lampiran 9E Hasil Wawancara Guru Siklus II ... 172

Lampiran 9F Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 173


(9)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat ... 6

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 39

Tabel 3.2 Data Siswa Kelas IV SDN. Gajahdepa ... 40

Tabel 4.1 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat ... 64

Tabel 4.2 Data Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 71

Tabel 4.3 Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas I ... 74

Tabel 4.4 Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Siklus I ... 77

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 86

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 89

Tabel 4.7 Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Siklus II ... 91

Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan ... 98

Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan .. 99

Tabel 4.10 Peningakatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Evaluasi ... 100

Tabel 4.11 Peningkatan Hasil Obsrvasi Kinerja Guru pada Aspek Keseluruhan101 Tabel 4.12 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Kerjasama ... 103

Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Keaktifan ... 104

Tabel 4.14 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Disiplin ... 105

Tabel 4.15 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Interpretasi Baik (B) ... 106

Tabel 4.16 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Bagian-bagian Surat ... 107

Tabel 4.17 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Huruf Kapital ... 108

Tabel 4.18 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Tanda Baca ... 109

Tabel 4.19 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Interpretasi Tuntas (T) ... 110


(10)

vii

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Peningkatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan . 99

Bagan 4.1 Peningkatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan . 100

Bagan 4.3 Peningakatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Evaluasi ... 101

Bagan 4.4 Peningkatan Hasil Obsrvasi Kinerja Guru pada Aspek Keseluruhan 102 Bagan 4.5 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Kerjasama ... 103

Bagan 4.6 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Keaktifan ... 104

Bagan 4.7 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Disiplin ... 105

Bagan 4.8 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Interpretasi Baik (B) ... 106

Bagan 4.9 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek . Bagian-bagian Surat ... 108

Bagan 4.10 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Huruf Kapital ... 109

Bagan 4.11 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Tanda Baca ... 110

Bagan 4.12 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Interpretasi Tuntas (T) ... 111


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar tentang bagaimana caraberkomunikasi yang baik dan benar. Bahasa sebagai pembelajaran mempunyai peran penting dalam perkembangan intelektual, emosional dan sosial anak.Pembelajaran bahasadiharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baiksecara lisan maupun tertulis, membantu anak didik mengenal dirinya,mengemukakan gagasan dan perasaan, serta mengemukakan kemampuan analitis dan imajinasi yang ada dalam dirinya.

Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen dan keterampilan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut perlu dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.Tarigan (2008:1) mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, sebagaimana dikemukakannya.

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: 1. Keterampilan menyimak (listening skill)

2. Keterampilan berbicara ( speaking skill ) 3. Keterampilan membaca ( reading skill ) 4. Keterampilan menulis ( writing skil )

Menulis merupakan salah satu dari keempat komponen keterampilan bahasa yang memiliki peranan penitng dan harus dikuasai oleh siswa sebab


(13)

2

keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif.Keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis dan alamiah, tetapi melalui proses belajar.

Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar.Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki sebagai bekal belajar menulis di jenjang berikutnya.Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar perlu mendapat perhatian yang serius sehingga dapat memenuhi target kemampuan menulis yang diharapkan.

Menulis dikelas IV menjadi salah satu bagian yang perlu mendapat perhatian. Terlebih menulis surat pribadi karena dengan menulis surat pribadi siswa bukan hanya belajar menungkapkan ide tetapi juga dapat melatih kecermatan dalam menggunakan bagian-bagian surat dan menulis sesuai kaidah EYD.

Ada beberapa definisi yang dikemukakan mengenai suratoleh para ahli. Menurut Marjo (2000:21) bahwa “Surat adalah salah satu alat komunikasi tertulis, berasal dari salah satu pihak yang ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan pesan dan warta.”

Selain itu Djanewar (1997:30) mengemukakan bahwa surat adalah “alat untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis dari pihak yang satu ke pihak yang lain.”


(14)

3

Definisi tersebut diperkuat juga oleh Djuanda (2008: 202) bahwa surat sebagai “...salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu pesan dari satu pihak ke pihak lain baik perorangan maupun berorganisasi.”

Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa surat adalah informasi yang ditulis dalam sehelai kertas atau lebih yang ditulis dengan bahasa yang baik dari seseorang kepada orang lain dengan adanya bagian-bagian tertentu dengan cara-cara tertentu.

Berdasarkan isinya surat mempunyai sifat-sifat. Sebagaimana menurut Ali, A., dan Tanzili (2006:3) bahwa „surat berdasarkan isinya mempunyai sifat-sifat diantaranya : surat pribadi, surat niaga, surat sosial, surat kawat, surat pengantar.‟

Menurut Trianto, A. (2006:58) „Surat pribadi adalah bentuk komunikasi tulis (surat-menyurat) yang dilakukan oleh sesorang kepada orang lain sebagai pribadi, bukan sebagai wakil utusan yang berkaitan dengan kelembagaan/kedinasan/resmi.‟Sedangkan menurut Ali, A., dan Tanzili (2006:3) bahwa „surat pribadi adalahadalah surat yang isinya bersifat kekeluargaan, persahabatan, dan perkenalan. „

Berdasarkan dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa surat pribadi adalah surat yang memiliki konten dan tujuan isi surat yang bersifat pribadi.

Agar isi surat dapat dimengerti maka seorang penulis surat harus memperhatikan bagian-bagian surat yang lazim digunakan pada surat pribadi, yakni tanggal surat, penerima, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan dan nama jelas. Pada bagian isi surat merupakan salah satu bentuk ekpresi


(15)

4

diri yang dituangkan dengan kalimat yang runtut dan memperhatikan penggunaan kaidah EYD.

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas,2006:26)bahwa salah satu kemampuan menulis yang harus dikuasai oleh siswa kelas IV sekolah dasar adalah, “...mampu mengungkapkan pikiran,perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan,petunjuk,cerita,dan surat.” Berdasarkan hal tersebut, sangat jelaslah bahwa menulis surat di kelas IV memiliki urgensi yang besar dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti mencoba mengangkat permasalahan mengenai kesulitan siswa dalam menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa berumlah 23 siswa.

Dari hasil pengamatan, dan tes kemampuan menulis surat pembelajaran menulis surat sepenuhnya masih belum tercapai serta masih banyak sekali kendala yang ditemukan.

Pada kenyataannya, pembelajaran berlangsung didominasi oleh guru. Guru terlalu memfokuskan dirinya pada penyampaian materi pembelajaran, namun tidak memberi ruang kepada siswa untuk ikut berinteraksi pada pembelajaran. Meski pada dasarnya pembelajaran berlangsung menggunakan pembelajaran kooperatif, namun adanya kekurangan perihal pendayagunaan cara kerja kooperatif secara maksimal. Pertama dari metode pembagian kelompok, yang berdasarkan pada barisan bangku di kelas. Sehingga tidak adanya kemerataan dan kurang berfungsinya pembelajaran dengan karakteristik kooperatif tersebut.


(16)

5

Seperti halnya tidak adanya kesamaan kesempatan untuk mencapai keberhasilan.Diskusi yang seharusnya menjadi hal ini dalam pembelajaran kooperatif pun tidak berjalan dengan baik.

Meski pada proses pembelajaran, adanya penerapan teknik menulis surat bersama. Namun pada kenyataannya tidak berjalan dengan baik. Pengerjaanya masih didominasi oleh satu siswa yang saja. Selain itu pula dari cara penyampaian materi, pembelajaran yang tidak menarik dikarenakan tidak adanya media pembelajaran. Penyampaian materi yanghanya menggunakan papan tulis, sehingga membuat ketertarikan siswa tidak ada. Banyak aktivitas-aktivitas yang bermasalah pada saat kegiatan tersebut, seperti halnya mengobrol di luar pembelajaran berlangsung.

Dalam mengumpulkan data hasil, alat yang digunakan yakni tes kemampuan menulis surat dengan tiga aspek yang dinilai. Ketiga aspek tersebut diantaranya tata letak bagian surat, tanda baca, dan huruf kapital. Skor tertinggi dari setiap aspek yakni tiga dan terendah satu.Adapun deskriptor dari setiap aspek terlampir.Dalam tes ini Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai 65. Jadi jika terdapat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 65 mendapatkan interpretasi/keterangan Tidak Tuntas (TT), dan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 65 mendapatkan interpretasi/keterangan Tuntas (T).

Berdasarkan pada hasil evaluasi pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Gajahdepa dengan materi pembalajaran menulis surat pribadi, didapat hasil sebagai berikut.


(17)

6 Tabel 1.1

Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Siswa Sekolah Dasar Negeri Gajahdepa

N

o. Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Jml.

Skor Nilai

Intrepretasi Bagian

surat

Tanda Baca Huruf Kapital

3 2 1 3 2 1 3 2 1 T TT

1 Rifsan 5 55,5

2 Herni Kristini 4 44,4 √ 3 Azis Saepul 4 44,4 √ 4 Agnessa A. 6 66,7 5 Agung Ajis S. 3 33,3 √ 6 Anisa Siti N. 5 55,6 √ 7 Anne M. 5 55,6 √ 8 Dayus F. 3 33,3 √ 9 Deni S. 4 44,4 √ 10 Devi Ayuniar 7 77,8

11 Eva Yuli 4 44,5

12 Fiyam R. √ 8 88,9 13 Gilang K. 4 44,4 √ 14 Intan P. 5 55,6 √ 15 Jujun Junaedi 4 44,4

16 Muhamad R. 5 55,6

17 Nadila O. 3 33,3

18 Nining Y. √ 7 77,8

19 Reza Saepul A. 3 33,3

20 Rijal R. √ √ 5 55,6

21 Siska N. 5 55,6

22 Sri Yanti √ 8 88,9

23 Toni 5 55,6

Jumlah 34 38 39 112 1200 5 18

Rata-rata 1,5 1,6 1,7 4.9 52.2

Persentase (%) 49,3 55,1 56,5 21,7 78,3

Berdasarkan pada Tabel 1.1 tentang data hasil tes kemampuan menulis surat kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gajahdepa, 5 siswa Tuntas dengan persentase 21,7%, dan 18 siswa tidak tuntas dengan persentase 78,3%.

Adapun dari segi aspek penilaian, pada aspek tata letak bagian-bagian surat dari mendapatkan jumlah keseluruhan sebesar 34 dengan rata-rata 1,5 dan persentase 49,3%. Pada aspek tanda baca mendapatkan jumlah keseluruhan 38


(18)

7

dengan rata-rata 1,6 dan persentase 55,1%, dan pada aspek huruf kapital mendapatkan jumlah keseluruhan sebesar 39, dengan rata-rata 1,7 dan persentase 56,5%.

Berdasarkan pada penjelasan deskripsi pembelajaran dan hasil tes kemampuan menulis suratdari analisis pengumpulan data awal, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis surat di kelas IV SDN Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang tergolong rendah.

Adapun permasalahannya dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Siswa belum bisa menulis surat dengan kaidah tata letak bagian surat yang benar. Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa siswa tersebut, pada nyatanya siswa memang tidak mengetahui tata letak bagian surat. Namun dalam proses pembelajaran memang guru telah menjelaskan bagian-bagian surat, hanya saja materi pembelajaran di papan tulis tanpa menggunakan media pembelajaran. Sehingga banyak siswa yang tidak tertarik pada pembelajaran yang mengakibatkan banyaknya siswa yang tidak disiplin selama pembelajaran seperti halnya mengobrol tentang di luar pembelajaran. 2. Siswa masih belum bisa menulis surat dengan tanda baca yang tepat. Hal ini

karena selama pembelajaran guru tidak menjelaskan bagaimana penulisan tanda baca yang tepat. Sama halnya dengan penulisan huruf kapital. Padahal berdasarkan hasil wawancara, ternyata siswa masih kurang begitu paham tentang bagaimana cara menulis dengan tanda baca, dan huruf kapital yang tepat.


(19)

8

3. Saat kegiatan pengerjaan kelompok yang hanya dikerjakan oleh satu orang siswa. Berdasarkan pada hasil wawancara kepada kelompok yang tidak bekerja sama dengan baik, didapati bahwa kelompoknya hanya beranggotakan siswa yang telah teribiasa berinteraksi sehari-hari. Sehingga adanya ketidakmerataan anggota setiap kelompok. Akibatnya pada saat pengerjaan tugas yang membutuhkan keikutsertaan seluruh anggota kelompok, masih banyak siswa yang diam dan malah tidak membantu anggota kelompoknya dan bahkan hanya dikerjakan oleh satu siswa saja. Padahal kegiatan tersebut membutuhkan suatu kerjasama tim.

Selain hal itu pula, saat proses pembelajran berlangsung siswa dalam kelompok yang aktif hanya satu atau dua orang dalam kelompoknya. Hal ini terlihat saat guru menanyakan pada masing-masing kelompok, tidak terlihat siswa yang banyak dalam menjawab setiap pertanyaannya. Selain itu pula ketika guru meminta siswa untuk menanyakan yang tidak mengerti, tidak ada sama sekali siswa yang mengajukan pertanyaan.

Dari hasil wawancara pada siswa, siswa merasa tidak ada penilaian yang berbeda pada siswa yang bertanya dan pada siswa yang aktif mengerjakannya.

4. Selain hal itu pula, saat proses pembelajran berlangsung siswa dalam kelompok yang aktif hanya satu atau dua orang dalam kelompoknya. Hal ini terlihat saat guru menanyakan pada masing-masing kelompok, tidak terlihat siswa yang banyak dalam menjawab setiap pertanyaannya. Selain itu pula ketika guru meminta siswa untuk menanyakan yang tidak mengerti, tidak ada


(20)

9

sama sekali siswa yang mengajukan pertanyaan. Dari hasil wawancara pada siswa, siswa merasa tidak ada penilaian yang berbeda pada siswa yang bertanya dan pada siswa yang aktif mengerjakannya.

Berdasarkan pada hasil analisis kesimpulan permasalahan, maka untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat.

Adapun judul dalam penelitian ini, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Pribadi (Penelitian Tindakan Kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.”

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana kinerja guru selama pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk


(21)

10

meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?

d. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa setelah menerapkannya model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada hasil analisisi masalah yang telah dijelaskan pada latar belakang empiris, untuk mengatasi masalah tersebutyakni dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat.

Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat didasarkan pada permasalahannya. Dimana meski pembelajaran (data awal) telah menerapkan pembelajaran kooperatif, namun pelaksanannya siswa tidak dapat mencapai kesempatan yang sama dalam mencapai keberhasilan. Sehingga transfer pengetahuan berupa tata cara penulisan surat tidak berjalan dengan baik. Selain itu pula tidak adanya pengoptimalan diskusi yang seharusnya dilaksanakan, dan kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran yang disebabkan pembelajaran yang tidak menarik. Alhasil, penyampaian materi (transfer materi) tidak dapat diterima oleh siswa dengan baik, sehingga hasil tes kemampuan menulis siswa menjadi rendah.

Oleh karena itulah model pembelajaran kooperatif dipilih berdasar atas permasalahan tersebut. Karena sebagaimana yang diungkapkan Lie (2007:57), menyatakan bahwa "Keunggulan dari berpikir berpasangan berempat adalah optimalisasi partisifasi siswa." Adanya optimalisasi partisifasi siswa itu dapat


(22)

11

meningkatkan pembelajaran yang dapat memeberi kesempatan pada siswa secara penuh untuk berdiskusi secara baik dengan kelompoknya. Sehingga siswa akan banyak mendapatkan pengetahuannya lebih baik. Dari segi pengetahun tentang tata cara atau pun teori bagian-bagian surat, serta keterampilannya dalam menulis surat pribadi.

Pada pelaksanaan pembelajarannya optimalisasi diskusi dari tipe berpikir-berpasangan-berempat terimplementasi dari tahapan-tahapan pembelajarannya. Dimana siswa harus berdikusi dengan teman sebayanya dengan dua tahapan, yakni berdiskusi bersama pasangannya dan berdiskusi secara berempat dalam kelompoknya.Sehingga akan semakin banyak pengetahuan-pengetahuan atau pun keterampilan yang didapat siswa dari teman sebayanya.

Adapun materi yang menjadi bahan diskusinya adalah bagaimana siswa dalam kelompoknya harus merangkai sebuah puzzlebagian-bagian surat hingga tepat. Lalu memperbaiki isi dari setiap bagian-bagian surat tersebut ditinjau dari segi huruf kapital, dan tanda bacanya.

Adanya penggunaan puzzle ini diharapkan perhatian siswa terhadap pembelajaran akan meningkat. Sebagaimana Sadiman, A., dkk (2002) menyatakan bahwa „fungsi media dapat membangkitkan motivasi belajar, dan menyediakan stimulus belajar.‟

Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berempat berkedudukan menjadi proses pembelajaran untuk saling mentransferkan ilmu-ilmu pengetahuan, dan keterampilan-keterampilan siswa


(23)

12

dengan teman sebayanya yang terintergari penuh dengan media pembelajaran yang berupa puzzle.

Adapun langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat ini sebagai berikut.

a. Siswa di bagi dalam empat kelompok secara heterogen dengan anggota 5-6 pada masing-masing kelompoknya.

b. Siswa dalam kelompoknya dibagi lembar isi petunjukku.

c. Siswa dalam kelompoknya mendengarkan penjelasan guru tentang bagian-bagian surat, tanda baca, huruf kapital yang tepat dengan cara menunjukan sebuah surat yang terbuat dari karton.

d. Siswa dalam kelompoknya menuliskan isi penjelasan di dalam kertas lembar isi petunjukku

e. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara memperbaiki sebuah surat yang belum tepat berdasarkan tata letak bagian surat, tanda baca, dan huruf kapital.

f. Siswa bersama guru mempersiapkan sebuah karton besar di depan kelas\ g. Siswa dalam kelompoknya di bagi lembar bagian-bagian surat yang tersusun

secara acak.

h. Siswa berpikir sendiri-sendiri tentang lembar bagian-bagian surat, dengan menyusun tata letak bagiannya, memperbaiki tanda baca dan huruf kapitalnya.

i. Hasil pemikiran siswa secara individu, siswa tulis di lembar “Pikiranku.” j. Siswa mencari teman pasangan bertukar pikiran dalam kelompoknya.


(24)

13

k. Siwa dengan pasangannya saling bertukar pikiran. Hasil pemikiran ini berdasarkan isi yang ditulis dari lembar “pikiranku”.

l. Hasil dari tukar pikiran bersama pasangannya, siswa menuliskannya di lembar “pikiran kita”.

m. Siswa membagikan pemikiran bersama pasangannya ke dalam kelompoknya. n. Siswa dalam kelompoknya berdiskusi tentang masing-masing hasil dari

lembar “pikiran kita”.

o. Siswa dalam kelompoknya menuliskan hasil dikusi kelompok ke dalam lembar “pikiran kami”.

p. Perwakilan siswa mengambil kartu bagian-bagian surat.

q. Siswa dalam kelompoknya merangkai kartu bagian-bagian surat berdasarkan hasil diskusi.

r. Siswa dalam kelompoknya menempelkan kartu-kartu bagian surat ke karton yang berada di papan tulis.

s. Perwakilan siswa maju ke depan untuk membagikan hasil pemikiran kelompoknya ke kelompok lainnya.

t. Siswa bersama guru menghitung jumlah skor kelompok berdasarkan ketepatan pada menyusun tata letak bagian surat, memperbaiki tanda baca, dan huruf kapital. Adapun penskoran untuk menyusun tata letak bagian surat yakni satu skor pada masing-masing urutan tata letak bagian surat yang tepat. Penskoran untuk memperbaiki tanda baca dan huruf kapital yakni dua skor untuk masing-masing perbaikan yang tepat.


(25)

14

u. Siswa bersama guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki jumlah skor paling tinggi, dan memberikan tepuk tangan kepada semua kelompok yang telah berpartisipasi dalam permainan ini dengan baik.

Adapun terget proses dan hasil yang diinginkan untuk dicapai setelah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat sebagai berikut.

a. Target Proses 1) Kinerja Guru

Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat kinerja guru diharapkan mencapai target 85% tafsiran Baik Sekali.

2) Aktivitas Siswa

Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat aktivitas siswa diharapkan mencapai target 80% tafsiran Baik.

b. Target Hasil

Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat target hasil tes kemampuan menulis surat diharapkan mencapai target 80% tafsiran Tuntas.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.


(26)

15

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

b. Untuk mengetahui kinerja guru selama pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

c. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

d. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa setelah menerapkannya model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagi siswa

a. Memperbaiki kemampuan menulis surat.

b. Meningkatkan prestasi siswa khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia 2. Bagi guru

a. Memberikan motivasi terhadap perubahan proses pembelajaran.


(27)

16

c. Menentukan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan. 3. Bagi peneliti

a. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh. b. Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana. 4. Bagi lembaga pendidikan

a. Memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan kualitas siswa yang memiliki kompetensi.

c. Mencapai visi dan misi sekolah melalui pembelajaran yang inovatif. E. Batasan Istilah

1. Slavin (Isjoni:2007:15) Mengemukakan “Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.”

2. Model pembelajaran Berpikir-Berpasangan-Berempat merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana. Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

3. Suriamiharja (Djuanda, 2008: 180) mengemukakan bahwa “Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.”


(28)

17

4. Daryono (dalam Muchlisoh 1992:185) mengemukakan bahwa surat merupakan “sehelai kertas atau lebih yang didalamnya dituliskan (baik tulisan tangan atau diketik) suatu berita, pertanyaan, pernyataan atau bahkan laporan dengan susunan kalimat dan bahasa yang baik untuk disampaikan kepada orang lain.”


(29)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rencana Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gajahdepa yang beralamat di Dusun Gajahdepa Desa Galudra Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Adapun dasar pemilihan lokasi penelitian sebagai berikut.

a. Pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pembelajaran kemampuan menulis surat masih tergolong rendah dan terdapat permasalahan-permasalahan lainnya. Oleh karena itu memerlukan pengembangan pembelajaran terutama dalam hal model pembalajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis, prestasi kinerja guru, dan aktivitas siswa agar mencapai target pembelajaran yang tergolong tinggi.

b. Merupakan tempat peneliti mengajar dalam kegiatan sehari-harinya. Sehingga peneliti mengetahui karakteristik siswa, dan keadaan lingkungan sekolah yang dapat mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.

c. Ditinjau dari letak geografis, lokasi penelitian dengan tempat tinggal peneliti tidak terlalu jauh. Sehingga hal ini menjadi lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan penelitiannya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama lima bulan, di mulai pada bulan Desember 2012 sampai dengan Mei 2013. Untuk lebih memperjelasnya, berikut ini tabel penelitian.


(30)

(31)

40 B. Subyek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Gajahdepa tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa dengan jumlah laki-laki 12 dan perempuan 11. Adapun sampel data siswa kelas IV SDN. Gajahdepa dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Data Siswa Kelas IV SDN. Gajahdepa

No. No. Induk Nama Siswa

Jenis Kelamin

Ket.

L P

1 07980172 Rifsan

2 01098870 Herni Kristini

3 08091002 Azis Saepul

4 08091003 Agnessa A.

5 08091004 Agung Ajis S.

6 08091005 Anisa Siti N.

7 08091006 Anne M.

8 08091007 Dayus F.

9 08091008 Deni S.

10 08091009 Devi Ayuniar

11 08091010 Eva Yuli

12 08091011 Fiyam R.

13 08091012 Gilang K.

14 08091013 Intan P.

15 08091014 Jujun Junaedi 16 08091015 Muhamad R.

17 08091016 Nadila O.

18 08091017 Nining Y.

19 08091018 Reza Saepul A.

20 08091019 Rijal R.

21 08091020 Siska N.

22 08091021 Sri Yanti

23 08091002 Toni


(32)

41 C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian merupakan upaya yang dilakukan dalam bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dengan sistematis untuk membuktikan kebenaran. Penelitian yang dilakukan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Mengenai Penelitian Tindakan Kelas, Hermawanet al. (2007:79)

mengemukakan “PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih propesional.”

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru dalam memperbaiki sebuah pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang lebih baik dan optimal.

Untuk menjabarkan Penelitian Tindakan Kelas maka dibutuhukan sebuah metode penelitian yakni metode penelitian kualitatif. Menurut Keirl dan Miller (Moleong, 2002:4) yang dimaksud dengan penelitian kualitatf adalah „tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia, kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dan peristilahannya.‟Sedangkan menurut Lexxy, J. (Moleong 2002 131)

„Peneltian kualitatif dalam penelitian digunakan dengan mencocokan antara realita empirik dengan teori yan berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.‟


(33)

42

Metode ini digunakan karena dapat membantu peneliti untuk merencanakan, melaksanakan, menganalisis dan merefleksi kegiatan yang dilakukan. Hal ini dilakukan karena mengacu pendapat Guba dan Lincoln (Moleong, 2002: 5) sebagai berikut.

1. menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda

2. metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden

3. metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengetahuan bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi

2. Desain Penelitian

Apabila seseorang melakukan penelitian tindakan, maka harus membuat rancangan (desain) penelitian. Penyusunan rencana penelitian dapat dilakukan dengan cara memilih salah satu strategi rancangan yang telah dikembangkan oleh para pakar penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan model spiral menurut Kemmis dan Taggart. Menurut hermawanet al. (2007:98) mengatakan bahwa :

Desain Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang telah diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Desain ini hampir sama dengan desain Kurt Lewin hanya saja satu komponen acting dengan observing dijadikan sebagai satu kesatuan.Disatukannya kedua komponen tersebut karena ketika seorang penelit melakukan tindakan otomatis ia akan melakukan pengamatan pula. Selain itu pula dalam desain ini memiliki konsep perbaikan pada rencana awal, artinya akan ada siklus berikutnya hingga mendapatkan hasil yang optimal.

Upaya ini dilakukan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang terjadi di dalam kelas.Pada dasarnya Penelitian Tindakan Kelas meliputi empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.


(34)

43

Hal ini sejalan dengan alur Penelitian Tindakan Kelas strategi Spiral Kemmis dan Taggart dalam (Wiriaatmadja, 2005: 66)sebagai berikut.

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

D. Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian ini dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk rangkaian siklus yang berkesinambungan. Siklus pertama dirancang dengan perencanaan yang disesuaikan dengan target yang ingin dicapai. Tindakan yang dilakukan diobservasi untuk memperoleh data dan informasi serta mengamati gejala-gejala yang terjadi di lapangan. Semua informasi tersebut


(35)

44

direfleksi untuk dijadikan acuan dalam merencanakan siklus selanjutnya. Siklus pertama dilaksanakan untuk satu kali pertemuan. Hal ini didasarkan atas pertimbangan waktu dan target yang ingin dicapai.

Prosedur yang dipakai mengacu pada alur Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriatmaja, 2005 : 66) yaitu dimulai dengan

“perencanaan, melakukan tindakan, mengobservasi subyek pada saat pelaksanaan tindakan dan merefleksi rencana yang pertama. Hasilnya dijadikan dasar untuk merencanakan siklus berikutnya.”

Siklus kedua merupakan kelanjutan dari siklus pertama. Perencanaan pada siklus ke dua meliputi hal-hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil dari siklus pertama. Jadi tindakan yang dilakukan tidak berarti mengulang proses yang sama melainkan ada upaya pemecahan baru agar masalah yang diteliti dapat diselesaikan dengan optimal.

Tahapan penelitian untuk setiap siklus dapat dirinci sebagai berikut. 1. Tahap Perencanaan

Untuk menyiapkan pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 1, diperlukan sebuah perencanaan yang tepat agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Adapun perencaan tersebut sebagai berikut.

a. Membuat perizinan ke bagian akadeimik kampus sebagai pengantar peneliti untuk mengadakan tindak lanjut pembelajaran berikutnya di SDN. Gajahdepa.


(36)

45

b. Meminta izin kepada kepala sekolah SDN. Gajahdepa untuk diadakannya pembelajaran berikutnya sebagai tindak lanjut permasalahan pada pembelajaran sebelumnya.

c. Membuat dan merancang sebuah perencaan pembelajaran yang lebih baik dan tepat, sehingga dapat memperbaiki permasalahan-permasalahan yang ada selama pembelajaran di data awal.

d. Membuat media pembelajaran yang dibuthkan nanti saat pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan a. Kegiatan Awal 1) Mengucapkan salam.

2) Mempersiapkan siswa kearah pembelajaran yang kondusif. 3) Mengadakan apersepsi tentang pengalaman siswa menulis surat. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa di bagi dalam empat kelompok secara heterogen dengan anggota 5-6 pada masing-masing kelompoknya.

2) Siswa dalam kelompoknya dibagi lembar isi petunjukku.

3) Siswa dalam kelompoknya mendengarkan penjelasan guru tentang bagian-bagian surat, tanda baca, huruf kapital yang tepat dengan cara menunjukan sebuah surat yang terbuat dari karton.

4) Siswa dalam kelompoknya menuliskan isi penjelasan di dalam kertas lembar isi petunjukku


(37)

46

5) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara memperbaiki sebuah surat yang belum tepat berdasarkan tata letak bagian surat, tanda baca, dan huruf kapital.

6) Siswa bersama guru mempersiapkan sebuah karton besar di depan kelas\ 7) Siswa dalam kelompoknya di bagi lembar bagian-bagian surat yang tersusun

secara acak.

8) Siswa berpikir sendiri-sendiri tentang lembar bagian-bagian surat, dengan menyusun tata letak bagiannya, memperbaiki tanda baca dan huruf kapitalnya.

9) Hasil pemikiran siswa secara individu, siswa tulis di lembar “Pikiranku.” 10) Siswa mencari teman pasangan bertukar pikiran dalam kelompoknya.

11) Siwa dengan pasangannya saling bertukar pikiran. Hasil pemikiran ini

berdasarkan isi yang ditulis dari lembar “pikiranku”.

12) Hasil dari tukar pikiran bersama pasangannya, siswa menuliskannya di

lembar “pikiran kita”.

13) Siswa membagikan pemikiran bersama pasangannya ke dalam kelompoknya. 14) Siswa dalam kelompoknya berdiskusi tentang masing-masing hasil dari

lembar “pikiran kita”.

15) Siswa dalam kelompoknya menuliskan hasil dikusi kelompok ke dalam

lembar “pikiran kami”.

16) Perwakilan siswa mengambil kartu bagian-bagian surat.

17) Siswa dalam kelompoknya merangkai kartu bagian-bagian surat berdasarkan hasil diskusi.


(38)

47

18) Siswa dalam kelompoknya menempelkan kartu-kartu bagian surat ke karton yang berada di papan tulis.

19) Perwakilan siswa maju ke depan untuk membagikan hasil pemikiran kelompoknya ke kelompok lainnya.

20) Siswa bersama guru menghitung jumlah skor kelompok berdasarkan ketepatan pada menyusun tata letak bagian surat, memperbaiki tanda baca, dan huruf kapital. Adapun penskoran untuk menyusun tata letak bagian surat yakni satu skor pada masing-masing urutan tata letak bagian surat yang tepat. Penskoran untuk memperbaiki tanda baca dan huruf kapital yakni dua skor untuk masing-masing perbaikan yang tepat.

21) Siswa bersama guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki jumlah skor paling tinggi, dan memberikan tepuk tangan kepada semua kelompok yang telah berpartisipasi dengan baik.

c. Kegiatan Akhir

1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.

2) Siswa menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman sebagai evaluasi.

3) Siswa bersama guru mengadakan refleksi pembelajaran yang telah berlangsung.


(39)

48 3. Tahap Observasi

Hermawan, R. (2007:151) menyatakan bahwa “Observasi merupakan

upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi dalam proses pelaksanaan tindakan, dengan atau tanpa alat bantu”.

Oleh karena itu, observasi merupakan teknik yang penting dalam mengumpulkan data tentang proses kegiatan pembelajaran. Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan, yang menjadi subjek pengamatannya adalah siswa kelas IV SDN Gajahdepa dan guru yang mengajarnya.

4. Tahap Refleksi

“Refleksi pada prinsipnya mencakup kegiatan analisis, interpretasi dan evaluasi alat informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi” (Kasbolah, 1999:100). Data yang terkumpul diinterpretasi (diberi makna) sehingga dapat segera diketahui keberhasilan pencapaian tujuan dari tindakan yang telah dilakukan. Interpretasi hasil observasi ini menjadi dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan.

Bila hasil refleksi menunjukkan perlu adanya perubahan, maka akan ditetapkan jenis perubahan yang harus dilakukan, atau dapat juga ditentukan bagian mana yang perlu dimodifikasi untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan tindakan.

Hasil refleksi ini gambaran tentang hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan dan bermanfaat untuk mempertajam kemampuan peneliti dalam melakukan tindakan selanjutnya.


(40)

49 E. Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpul Data a. Observasi

Menurut Hermawan et al. (2007: 151) bahwa “observasi secara sederhana dapat diartikan pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan dan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan”. Sedangkan menurut Kasbolah (1999: 91)

bahwa “Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,

merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana

maupun akibat sampingannya”.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa observasi dalam PTK dapat diartikan sebagai tindakan untuk merekam segala peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Wawancara

Menurut Hopkins bahwa „Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui

situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha, orang tua siswa, dll.‟ Sedangkan

Goetz dan LeCompte mengemukakan „Wawancara merupakan pertanyaan

-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan yang dipandang perlu‟ (Hermawan et al.,


(41)

50

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan suatu cara atau upaya dalam mencari beragam informasi yang dibutuhkan.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan memuat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Bogdan dan Biklen (Moleong, 2002: 153) mengemukakan

„Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif.‟

Catatan lapangan memegang peranan penting. Sebab dibuat berdasarkan kejadian yang nampak. Catatan yang dibuat bisa berupa kata-kata inti yang sudah dipersingkat atau pokok-pokok isi pembicaraan dan pengamatan. Data yang dicatat dapat berupa suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran.

d. Penilaian Kemampuan Menulis Karangan

Penilaian kemampuan menulis karangan merupakan teknik pengumpul data untuk mengukur ketuntasan siswa dalam menulis karangan berdasarkan aspek-aspek penilaian yang telah dirumuskan.

2. Alat Pengumpul Data a. Format Observasi

Sebagaimana menurut Hermawan et al. (2007: 151) bahwa “observasi secara sederhana dapat diartikan pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan dan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan”.Dalam penelitian ini


(42)

51

peneliti melakukan observasi di kelas IV SDN Gajahdepa Kecamatan Cimalaka dengan menggunakan format observasi sebagai instrumen penelitian untuk mengamati kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran menulis surat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat.

b. Format Wawancara

Sebagaimana menurut Hopkins (Hermawan, et. all: 2007:161) bahwa

„Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas

dilihat dari sudut pandang yang lain.‟Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh pada saat observasi sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Wawancara juga dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran.Sebab jawaban dari siswa merupakan bahan pertimbangan bagi praktisi dalam memberikan bimbingan yang tepat pada saat pembelajaran berlangsung serta sebagai bahan diskusi antara peneliti dengan rekan sejawat dalam pelaksanaan tindakan berikutnya.

c. Format Catatan Lapangan

Sebagaimana Bogdan dan Biklen (Moleong, 2002: 153) mengemukakan

„Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif.‟ Dalam pelaksanaannya ini catatan lapangan memegang peranan penting. Sebab dibuat berdasarkan kejadian yang nampak. Catatan yang dibuat bisa berupa kata-kata inti yang sudah dipersingkat atau pokok-pokok isi


(43)

52

pembicaraan dan pengamatan. Data yang dicatat dapat berupa suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran.

d. Format Tes Hasil Kemampuan Menulis Surat

Format tes hasil kemampuan menulis surat digunakan sebagai penilaian terhadap kemampuan menulis surat. Penggunaan tes ini menjadi tolak ukur sebagian keberhasil sebuah pembelajaran. Dimana dalam tes ini terdapat interpretasi yang menjadi deskripsi hasil selama proses pembelajaran berlangsung. F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data Proses a. Aktivitas siswa

Teknik pengolahan data selama proses pembelajaran berlangsung yakni melalui pengamatan/observasi aktivitas-aktivas siswa. Adapun Aspek yang diamati selama proses pembelajaran yakni kerja sama, keaktifan dan disiplin. Masing-masing aspek memiliki skor tinggi yakni dua dan skor ideal seluruh aspek yakni sembilan. Adapun pedoman pengisiannya sebagai berikut.

Tafsiran

Keterangan B jika jumlah skor siswa 8-9 C jika jumlah skor siswa 5-7 K jika jumlah skor siswa 3-4 Rata-rata = jumlah yang diperoleh

Jumlah siswa

Jumlah ideal aspek yang dinilai = 69 Jumlah ideal tafsiran = 23


(44)

53

Persentase aspek yang dinilai = jumlah aspek yang diperoleh x 100% Jumlah ideal aspek yang dinilai Persentase Tafsiran = jumlah tafsira yang diperoleh x 100%

Jumlah. Ideal tafsiran

(Format observasi aktivitas siswa dan deskriptor dapat dilihat pada lampiran 2) b. Kinerja Guru

Aspek yang dinilai pada kinerja guru terdiri dari 23 aspek yang dibagi lagi dalam tiga tahapan yakni persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Skor tertinggi yakni tiga dan skor terendah adalah satu. Adapun pengisian skor dan interpretasi dari observasi kinerja guru sebagai berikut.

Pesentase = jumlah yang diperoleh x 100 % Jumlah ideal(N)

Kemudian persentase yang telah diperoleh ditafsirkan berdasarkan kriteria penafsiran yang telah ditentukan sebagai berikut.

Penafsiran Kriteria:

Baik Sekali (BS) = jika persentase yang diperoleh 81%-100% Baik (B) = jika persentase yang diperoleh 61%-80% Cukup (C) = jika persentase yang diperoleh 41%-60% Kurang (K) = jika persentase yang diperoleh 21%-40% Kurang Sekali (KS) = jika persentase yang diperoleh 0%-20%

2. Pengolahan Data Hasil a. Tes Kemampuan Menulis

Aspek yang dinilai pada tes kemampuan menulis surat ini terdiri dari bagian surat, tanda baca, dan huruf kapital. Skor tertinggi pada setiap aspek yakni tiga dan skor idealnya seluruh aspek yakni sembilan. Adapun tata cara pengisiannya sebagai berikut.


(45)

54 Nilai = Jumlah skor perolehan x 100

Skor ideal Skor ideal =9

Rata-rata = jumlah yang diperoleh Jumlah siswa

Persentase aspek = jumlah yang diperoleh x 100% Jumlah skor aspek ideal

Skor aspek ideal = 69

Persentase skor = jumlah skor perolehan x 100 % 207

Persentase ket. = jumlah perolehan x 100 % Jumlah siswa

KKM = 65

Siswa dikatakan tuntas jika telah memperoleh nilai≥ 65.

Siswa dikatakan tidak tuntas jika memperoleh nilai<65.

(Format penilaian hasil dan deskriptor dapat dilihat pada lampiran 4) 3. Analisis Data

Cara analisis data yaitu dengan menganalisis data hasil dari insrumen-instrumen penelitian. Analisis terhadap masalah yang akan diteliti perlu dilakukan dengan hati-hati dan cermat, sebab ketepatan dalam melakukan analisis akan menentukan keberhasilan seluruh proses pelaksanaan penelitian.

Moleong (2002: 103) mengemukakan bahwa “analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja


(46)

55 G. Validasi Data

Menurut Moleong (2002: 173) bahwa “untuk menetapkan validasi data

diperlukan teknik pemeriksaan, yang didasarkan atas empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keterampilan (transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmbility).”

Sedangkan validasi data yang dapat digunakan merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmaja, 2005: 168-171), menyatakan bahwa:

Terdapat beberapa validasi data, diantaranya.

a. Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan

atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh

peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.

c. Audi trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode

pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing.

d. Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan

temuan peneliti kepada pakar propesional. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing.

Berdasarkan hal di atas, dalam pelaksanaannya validasi yang akan dilakukan sebagai berikut.

1. Member check, yaitu memeriksa keterangan-keterangan atau informasi yang

diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran data-data yang dikumpulkan selama penelitian. Contoh penggunaan teknik member check adalah pada saat pembelajaran selesai peneliti secara kolaboratif dengan rekan sejawat


(47)

56

mendiskusikan hasil temuan pada proses pembelajaran berupa kemajuan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran. Untuk meyakinkannya peneliti membandingkan hasil observasi dengan hasil tes akhir.Seperti saat peneliti mewawancarai siswa yang bernama Muhamad R, ternyata dia saat pembelajaran tidak aktif mengikuti pembelajaran. Lalu peneliti mengecek data aktivitas siswa tersebut di teman sejawat yang mengobservasi pembelajaran. Dan hasilnya pun sama, siswa tersebut mendapatkan skor 1 dari keaktifan. Hal ini membuktikan bahwa data valid.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan mitra dalam penelitian. Contoh penggunaan teknik triangulasi dengan cara membandingkan hasil observasi antara peneliti dengan mitra peneliti pada saat kegiatan pembelajara. Apabila hasil observasi menunjukkan antusias serta keaktifan siswa meningkat, serta respon hasil wawancara dengan siswa menyatakan senang dengan situasi pembelajaran tersebut, maka data yang diperoleh valid.Seperti halnya dengan melaksanakan diskusi untuk mengecek aktivitas siswa yang kenyataannya siswa tersebut bermasalah. Seperti siswa yang bernama Nining Y, pada data awal siswa tersebut bisa dikategorikan memiliki aktivitas yang kurang. Pada siklus I pun sama seperti itu, dengan hal peneliti dengan rekan sejawat yang mengobservasi berdiskusi dengan hasil yang didapat aktivitas siswa yang didapat. Ternyata didapatkan bahwa jumlah keseluruhan aktivitas siswa


(48)

57

tersebut kurang. Lalu peneliti mencoba mengonfirmasi ulang kembali pada teman sejawat yang mengobservasi lainnya. Hal ini jelas dalam catatan lapangan bahwa siswa tersebut tercatat melakukan beberapa aktivitas seperti mengobrol di luar pembelajaran dengan teman satu kelompoknya, selain itu pula dia terlihat tidak aktif mengajukan dan menjawab pertanyaan. Oleh karena itu data tersebut dapat disimpulkan valid.

3. Expert opinion, dilakukan untuk mendapatkan masukan yang berarti dalam

kegiatan pengumpulan data saat penelitian, bentuk ini dipilih untuk meningkatkan derajat kepercayaan terhadap penelitian yang dilakukan. Contoh penggunaan teknik ini adalah dengan cara konfirmasi dengan dosen pembimbing selama penelitian tentang hasil temuan agar mendapat masukan yang berarti bagi perbaikan proses penelitian sehingga hasil akhir penelitian mendapat derajat kepercayaan yang tinggi. Seperti halnya dengan mendiskusikan dengan dosen pembimbing perihal alokasi waktu dan beberapa kegiatan yang kurang penting untuk hilangkan. Pada siklus I ada beberapa perencanaan kegiatan yang dihilangkan seperti halnya saat menempelkan karton di depan kelas, selain itu pula penyampaian materi yang tidak fokus dengan pembelajarannya, dan alokasi waktu pun ditambah pada siklus II.


(49)

112

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan data dari pembahasan pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat di kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian pada setiap siklus, maka dilakukan terlebih dahulu sebuah perencanaan. Perencanaan pada penelitian ini dilakukan agar pelaksanaan tindakan penelitian bisa berjalan dengan optimal. Perencanaanya di mulai membuat dan meminta perizinan tindakan penelitian, menganalis dan mentukan tujuan pembelajaran, alokasi waktu yang dibutuhkan, materi yang akan diajarkan, menentukan pembagian kelompok, menentukan langkah-langkah kegiatan, membuat Lembar Kerja Siswa, dan membuat evaluasi.

Adapun perumusan tujuan pembelajaran yakni siswa dapat menulis surat dengan bagian-bagian surat dengan tepat, siswa dapat menulis surat dengan huruf kapital dengan tepat, dan siswa dapat menulis surat dengan tanda baca dengan tepat. Pemilihan materi pembelajarna didasarkan pada rumusan pembelajarn yang tercantum. Dalam perencanaan pembelajaran ini, mengggunakan media pembelaajran yakni puzzle bagian-bagian surat.


(50)

113

2. Dalam pelaksanaannya, langkah-langkah pembelajaran menulis surat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat yakni Siswa di bagidalamempatkelompoksecaraheterogen dengan

anggota 5-6 pada masing-masing kelompoknya,

siswadalamkelompoknyadibagilembarisipetunjukku,

Siswadalamkelompoknyamendengarkanpenjelasan guru

tentangbagian-bagiansurat, tandabaca, hurufkapital yang

tepatdengancaramenunjukansebuahsurat yang terbuatdarikarton, siswadalamkelompoknyamenuliskanisipenjelasan di dalamkertaslembarisipetunjukku, siswamendengarkanpenjelasan guru

tentangcaramemperbaikisebuahsurat yang

belumtepatberdasarkantataletakbagiansurat, tandabaca, danhurufsapital, siswabersama guru mempersiapkansebuahkartonbesar di depankelas, siswadalamkelompoknya di bagilembarbagian-bagiansurat yang tersusunsecaraacak,

siswaberpikirsendiri-sendiritentanglembarbagian-bagiansurat, denganmenyusuntataletakbagiannya,

memperbaikitandabacadanhurufkapitalnya,

hasilpemikiransiswasecaraindividu, siswatulis di lembar “Pikiranku.”, siswamencaritemanpasanganbertukarpikirandalamkelompoknya,

siswadenganpasangannyasalingbertukarpikiran.

Hasilpemikiraniniberdasarkanisi yang ditulisdarilembar “pikiranku”, hasildaritukarpikiranbersamapasangannya, siswamenuliskannya di lembar “pikirankita”,


(51)

114

siswamembagikanpemikiranbersamapasangannyakedalamkelompoknya, siswadalamkelompoknyaberdiskusitentangmasing-masinghasildarilembar “pikirankita”,

siswadalamkelompoknyamenuliskanhasildikusikelompokkedalamlembar “pikiran kami”.

3. Pembelajaran menulis surat pribadi di kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat dapat meningkatkan hasil kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil tes kemampuan menulis surat. Dalam kinerja guru, adanya peningkatan hasil tersebut dari setiap siklusnya yang sangat signifikasn. Selain itu telah mencapai target yang ditentukan yakni 85% dengan tafsiran baik sekali. Selain itu terjadi peningkatan dengan persentase sebesar 23,1%, dan jumlah skor sebanyak 16. Kinerja guru pada siklus I secara kerseluruhan berjumlah 50 dengan persentase 72,5%. Adapun dari tahapan perencanaan berjumlah 7 dengan persentase 77,8%. Pada tahap pelaksanaan berjumlah 41 dengan persentase 71,9%. Pada tahapan Evaluasi berjumlah dua dengan persentase 66,7%. Pada siklus II kinerja guru telah mencapai target yang ditentukan yakni dengan persentase secara keseluruhan 95,6%, dan jumlahnya yakni 66.

Pembelajaran menulis surat pribadi di kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat dapat meningkatkan hasil aktivitas siswa. terutama pada aspek keaktifan, kerjsama, dan disiplin. Hasil observasi pun mencapai target yang ditentukan yakni 80%, dengan tafsiran Baik (B). Selain itu pula terjadi peningkatan pada jumlah


(52)

115

siswa sebanyak lima siswa dari tindakan sebelumnya, dan persentase meningkat sebesar 21,8%.

Selain itu model kooperatif tipe berpikir berpasangan berempat telah meningkatkan hasil kemampuan menulis surat pribadi, terutama pada aspek huruf kapital, tanda baca, dan bagian-bagian surat. Pembelajaran pun telah mencapai target yang ditentukan yakni 80%.

B. Saran

Ada beberapa saran yang perlu dikemukakan sebagai implikasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diantaranya bahwa dalam rangkat meningkatkan kualitas pembelajaran, inovasi pembelajaran harus dilakukan. Perlu lah dicarikan alternatif pemecahan masalah dari setiap kesulitan yang ditemui.

1. Bagi guru

a. Seyogyanya memiliki kepekaan untuk mengetahui kesulitan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Dituntut untuk mencari alternatif sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan siswa pada saat pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang inovatif dan penuh kreatifitas.

2. Bagi Siswa

a. Seyogyanya dapat merespon kreativitas guru dengan melewati setiap tahap proses menulis pembelajaran dengan sungguh-sungguh untuk melewatkan prestasi proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan prestasi dikemudian hari.


(53)

116

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah terutama kepala sekolah perlu memberikan peluang dan dukungan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

b. Sekolah sebaiknya memiliki saran penunjang yang baik seperti adanya perpustakaan sekolah.

4. Bagi Peneliti

a. Perencanaaan pembelajaran agar disusun dengan pertimbangan yang matang. b. Bisa lebih meningkatkan bahasa pengantar yang komunikatif pada materi


(54)

(55)

112

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, (1997). Menulis.Jakarta: DirjenDikti.

Ali, A., dan Tanzili. (2006). Pedoman lengkap menulis surat. Jakarta : Kawan Pustaka

Cahyani,I. dan Rosmana I.A. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung : UPI PRESS

Chaer, A. (2003). Psikolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas.(2006). PanduanKurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta: BP. Dharma Bhakti.

Djanewar.(1997). PelajaranSuratMenyurat.Bandung:Armico

Djuanda, D. (2008). PembelajaranKeterampilanBerbahasa Indonesia di

SekolahDasar. Bandung: PustakaLatifah.

Hasan, A. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hartina. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Reflika Aditama

Hermawan, R., Mujono,danSuherman, A. (2007).

MetodePenelitianPendidikanSekolahDasar. Bandung: UPI PRESS.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung:Alfabeta

Karli dan Yuliariatningsih, M.S.(2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetens, Model-model Pembelajaran. Jakarta:Bina Media Informasi Kasbolah, Kasihani. 1999. PenelitianTindakanKelas.Malang: Depdikbud. Lie, A. (2007). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Marjo. (2000). Surat-surat Lengkap. Jakarat : Setia Kawan.

Moleong.(2002). MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: Rosdakarya. Muchlisoh, dkk. (1992). Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta. Depdikbud. Panji, S. (1997). Surat Menyurat Indonesia. Jakarta : Olham Jaya


(56)

113

Ruswandi, Hermawan. dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press.

Sanjaya, W. (2007).StrategiPembelajaran, BerorientasiStandar Proses Pendidikan. Jakarta :KencanaPrenada Media Group.

Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Slameto.(2003). BelajardanFaktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta

;RinekaCipta.

Suparjati, et al. (2000). Surat Menyurat dalam Perkantoran. Yogyakarta : Kanisius.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Tarigan, H.G. (2008). MenulissebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto, A. (2008). Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Komepetensi Bahasa Indonesia. Jakarta : Esis.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

siswamembagikanpemikiranbersamapasangannyakedalamkelompoknya, siswadalamkelompoknyaberdiskusitentangmasing-masinghasildarilembar “pikirankita”,

siswadalamkelompoknyamenuliskanhasildikusikelompokkedalamlembar “pikiran kami”.

3. Pembelajaran menulis surat pribadi di kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat dapat meningkatkan hasil kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil tes kemampuan menulis surat. Dalam kinerja guru, adanya peningkatan hasil tersebut dari setiap siklusnya yang sangat signifikasn. Selain itu telah mencapai target yang ditentukan yakni 85% dengan tafsiran baik sekali. Selain itu terjadi peningkatan dengan persentase sebesar 23,1%, dan jumlah skor sebanyak 16. Kinerja guru pada siklus I secara kerseluruhan berjumlah 50 dengan persentase 72,5%. Adapun dari tahapan perencanaan berjumlah 7 dengan persentase 77,8%. Pada tahap pelaksanaan berjumlah 41 dengan persentase 71,9%. Pada tahapan Evaluasi berjumlah dua dengan persentase 66,7%. Pada siklus II kinerja guru telah mencapai target yang ditentukan yakni dengan persentase secara keseluruhan 95,6%, dan jumlahnya yakni 66.

Pembelajaran menulis surat pribadi di kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat dapat meningkatkan hasil aktivitas siswa. terutama pada aspek keaktifan, kerjsama, dan disiplin. Hasil observasi pun mencapai target yang ditentukan yakni 80%, dengan tafsiran Baik (B). Selain itu pula terjadi peningkatan pada jumlah


(2)

siswa sebanyak lima siswa dari tindakan sebelumnya, dan persentase meningkat sebesar 21,8%.

Selain itu model kooperatif tipe berpikir berpasangan berempat telah meningkatkan hasil kemampuan menulis surat pribadi, terutama pada aspek huruf kapital, tanda baca, dan bagian-bagian surat. Pembelajaran pun telah mencapai target yang ditentukan yakni 80%.

B. Saran

Ada beberapa saran yang perlu dikemukakan sebagai implikasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diantaranya bahwa dalam rangkat meningkatkan kualitas pembelajaran, inovasi pembelajaran harus dilakukan. Perlu lah dicarikan alternatif pemecahan masalah dari setiap kesulitan yang ditemui.

1. Bagi guru

a. Seyogyanya memiliki kepekaan untuk mengetahui kesulitan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Dituntut untuk mencari alternatif sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan siswa pada saat pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang inovatif dan penuh kreatifitas.

2. Bagi Siswa

a. Seyogyanya dapat merespon kreativitas guru dengan melewati setiap tahap proses menulis pembelajaran dengan sungguh-sungguh untuk melewatkan prestasi proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan prestasi dikemudian hari.


(3)

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah terutama kepala sekolah perlu memberikan peluang dan dukungan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

b. Sekolah sebaiknya memiliki saran penunjang yang baik seperti adanya perpustakaan sekolah.

4. Bagi Peneliti

a. Perencanaaan pembelajaran agar disusun dengan pertimbangan yang matang. b. Bisa lebih meningkatkan bahasa pengantar yang komunikatif pada materi


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, (1997). Menulis.Jakarta: DirjenDikti.

Ali, A., dan Tanzili. (2006). Pedoman lengkap menulis surat. Jakarta : Kawan Pustaka

Cahyani,I. dan Rosmana I.A. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung : UPI PRESS

Chaer, A. (2003). Psikolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas.(2006). PanduanKurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta: BP. Dharma Bhakti.

Djanewar.(1997). PelajaranSuratMenyurat.Bandung:Armico

Djuanda, D. (2008). PembelajaranKeterampilanBerbahasa Indonesia di SekolahDasar. Bandung: PustakaLatifah.

Hasan, A. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hartina. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Reflika Aditama

Hermawan, R., Mujono,danSuherman, A. (2007). MetodePenelitianPendidikanSekolahDasar. Bandung: UPI PRESS.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung:Alfabeta

Karli dan Yuliariatningsih, M.S.(2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetens, Model-model Pembelajaran. Jakarta:Bina Media Informasi Kasbolah, Kasihani. 1999. PenelitianTindakanKelas.Malang: Depdikbud. Lie, A. (2007). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Marjo. (2000). Surat-surat Lengkap. Jakarat : Setia Kawan.

Moleong.(2002). MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: Rosdakarya. Muchlisoh, dkk. (1992). Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta. Depdikbud. Panji, S. (1997). Surat Menyurat Indonesia. Jakarta : Olham Jaya


(6)

Ruswandi, Hermawan. dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press.

Sanjaya, W. (2007).StrategiPembelajaran, BerorientasiStandar Proses Pendidikan. Jakarta :KencanaPrenada Media Group.

Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Slameto.(2003). BelajardanFaktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta ;RinekaCipta.

Suparjati, et al. (2000). Surat Menyurat dalam Perkantoran. Yogyakarta : Kanisius.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Tarigan, H.G. (2008). MenulissebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto, A. (2008). Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Komepetensi Bahasa Indonesia. Jakarta : Esis.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

1 6 128

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN TEHNIK BERPIKIR BERPASANGAN BEREMPAT Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Dengan Tehnik Berpikir Berpasangan Berempat Siswa Kelas IV SDN Klumpit Pati.

0 2 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERJUANGAN TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI KELAS V SDN KARANGNANGKA I KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 46

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS TENTANG KOPERASI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang).

0 1 41

PENERAPAN MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK DI KELAS IV SDN MANDALAHERANG II KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DI KELAS IV SDN CIKOLE KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 53

PENERAPAN MODEL PERMAINAN KECIL POLISI DAN PENYELUNDUP UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI CEPAT DI KELAS V SDN CIMALAKA III KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

0 4 45

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

0 1 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (2)

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF. pdf

0 0 18