EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO FORMAT DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYIMAK : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

(1)

No. Daftar: 04/S1/KTP/OKTOBER 2013

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO FORMAT DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA

DALAM MENYIMAK

(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh : MAYA PUSPITA

0901097

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


(2)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio

Format Drama terhadap Peningkatan

Kemampuan Siswa dalam Menyimak

Oleh Maya Puspita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Maya Puspita 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)


(4)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Maya Puspita (0901097). Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia).

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.

Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Apakah penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?” Secara lebih rinci rumusan masalah terdiri dari (1) Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?, (2) Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?, (3) Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia? Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain perbandingan kelompok statis serial waktu yang merupakan desain gabungan antara desain perbandingan kelompok statis dan desain serial waktu dengan kelompok kontrol. Desain ini menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan posttest sebanyak tiga kali. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar (kemampuan menyimak) berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 26 soal. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji-t satu pihak (one tail test) dan uji gain.

Kesimpulan umum yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kesimpulan khususnya adalah (1) Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, (2) Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi tidak signifikan, (3) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.


(5)

ii

ii

ABSTRACT

Maya Puspita (0901097). The Influence of Using Audio Drama Format Media

Towards Students’ Listening Skill (Quasi-Experimental Study Towards Fifth Grade of Isola Elementary School 2 Bandung Students on Bahasa Indonesia Subject).

Thesis of Curriculum and Educational Technology Department, Faculty of Science

Education, Indonesia University of Education.

This study answer the research problem that has been formulated as following,

In details, the research questions consist of

This study use a quasi-experimental method with a static comparison group design of time series, which is a combination design between a static comparison group design and time series design with a control group. This study uses an experimental class and an experiment class with thrice posttest. The research instruments use the test of learning results, which are written test of 26 multiple choice. The research hypotheses were tested by using one side t-test (one tail test) and deviation test (gain test).

In general conclusion, the use of audio drama format media gives a greater influence than the use of printed media (written text) for students’ listening skill improvement in Bahasa Indonesia subject. The specific conclusion can be drawn into three specification: (1) The use of audio drama format media gives a significant influence

toward students’ listening skill improvement on Bahasa Indonesia subject, (2) The use

of printed media (written text) does not give a significant influence toward students’

listening skill improvement on Bahasa Indonesia subject, (3) There are significant differences between the influence of using audio drama format media and printed

media (written text) toward the students’ listening skill improvement on Bahasa

Indonesia subject.


(6)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

BAB II KAJIAN TEORI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO FORMAT DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYIMAK A. Media Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 9

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 10

3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 11

B. Media Audio ... 12

1. Pengertian dan Karakteristik Media Audio ... 12


(7)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio ... 13

4. Jenis-jenis Media Audio ... 14

5. Penyajian Bahan Media Audio... 16

C. Media Cetak ... 17

1. Pengertian Media Cetak ... 17

2. Kelebihan dan Kekurangan Media Cetak ... 17

D. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 19

1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 19

2. Tujuan Mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 19

E. Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa ... 20

1. Keterampilan Menyimak ... 20

2. Keterampilan Berbicara ... 20

3. Keterampilan Membaca ... 20

4. Keterampilan Menulis ... 20

F. Menyimak ... 21

1. Pengertian Menyimak ... 21

2. Unsur-unsur Menyimak ... 21

3. Tujuan Menyimak ... 22

4. Jenis-jenis Menyimak... 22

5. Proses Menyimak ... 24

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi menyimak ... 24

7. Teknik Menyimak Efektif ... 25

8. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar ... 27

G. Keterkaitan Penggunaan Media Audio Format Drama dengan Media Cetak (Teks Tertulis) terhadap Kemampuan Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 28


(8)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

I. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Populasi Penelitian ... 31

3. Sampel Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian... 34

D. Definisi Operasional... 35

1. Media Audio ... 35

2. Format Drama ... 35

3. Kemampuan Menyimak ... 35

E. Instrumen Penelitian... 36

F. Teknik Pengembangan Instrumen ... 37

1. Uji Validitas ... 37

2. Uji Reliabilitas ... 40

3. Daya Pembeda ... 41

4. Tingkat Kesukaran Soal ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Studi Literatur ... 45

2. Tes Hasil Belajar ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Normalitas ... 47

2. Uji Homogenitas ... 47


(9)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Hasil Penelitian ... 52

1. Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 53

2. Penggunaan Media Cetak (Teks Tertulis) terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 54

B. Uji Hipotesis Data ... 57

1. Hipotesis Pertama... 61

2. Hipotesis Kedua ... 62

3. Hipotesis Ketiga ... 63

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(10)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 33

Tabel 3.2 Kriteria Acuan Validitas Soal ... 38

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal ... 39

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 41

Tabel 3.5 Kriteria Acuan Daya Pembeda ... 42

Tabel 3.6 Hasil Daya Pembeda Soal ... 43

Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... 44

Tabel 3.8 Hasil Tingkat Kesukaran Soal ... 45

Tabel 4.1 Hasil Posttest Media Audio Format Drama ... 53

Tabel 4.2 Hasil Posttest Media Cetak (Teks Tertulis) ... 55

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56 Tabel 4.4 Uji Hipotesis Posttest 1 ... 58

Tabel 4.5 Uji Hipotesis Posttest 2 ... 59

Tabel 4.6 Uji Hipotesis Posttest 3 ... 60

Tabel 4.7 Uji Gain Kelas Eksperimen... 61

Tabel 4.8 Uji Gain Kelas Kontrol ... 62 Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Uji Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 63


(11)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR


(12)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Siswa dalam menyimak antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 56 Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Uji Gain Kelas Eksperimen dan Kelas


(13)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini mengalami problematika yang serius, hal tersebut dibuktikan dengan adanya permasalahan yang timbul di sekolah-sekolah. Permasalahan yang timbul di sekolah merupakan pemasalahan dalam pendidikan. Terdapat lima pokok permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia, yaitu masalah kualitas pendidikan, pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan, efisiensi pendidikan, dan efektivitas pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di beberapa sekolah dasar, antara lain SDN Isola 1 Kota Bandung, SDN Isola 2 Kota Bandung, SDN Klangenan III, salah satu permasalahan kualitas pendidikan terkait dengan kualitas pendidik (guru), yakni pembelajaran yang disampaikan oleh guru cenderung monoton dan membuat siswa terasa jenuh, sehingga menyebabkan siswa tidak mempunyai semangat dalam belajar. Hal tersebut dapat mengganggu proses pembelajaran, yang dirugikan bukan hanya guru, tetapi siswa juga. Siswa hanya menyerap sedikit ilmu yang disampaikan oleh guru dan pada akhirnya hasil belajar siswa tidak maksimal. Dengan demikian, dapat dikatakan berarti guru gagal dalam mengajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem, dipengaruhi oleh berbagai komponen. Salah satu komponen tersebut adalah guru. Selain itu juga, guru juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008: 15) bahwa “keberhasilan suatu sistem pembelajaran, guru merupakan komponen yang menentukan. Hal ini disebabkan guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa.”

Kemampuan siswa tidak dapat menyerap pelajaran dengan baik, dikarenakan oleh pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan, akibatnya siswa menjadi malas dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain guru kurang mampu menggunakan media, keterbatasan alat atau media itu sendiri, dan


(14)

2

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sebagainya. Guru itu sendiri berperan sebagai pendidik atau pembimbing yang seharusnya dapat menciptakan kondisi dan suasana yang kondusif yang dikemas sedemikian rupa, sehingga suasana belajar dapat menyenangkan dan menarik agar siswa juga dapat berfikir aktif, kreatif, dan inovatif.

Pemerintah menggunakan segala upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar dapat menyamai kualitas pendidikan di negara yang

sudah maju. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah perbaikan kurikulum. Kurikulum berubah seiring dengan

perkembangan zaman dan teknologi. Pada dasarnya tujuan perubahan kurikulum ini untuk memperbaiki kurikulum yang sebelumnya, agar dapat tercapai tujuan yang diharapkan. Sistem pendidikan terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai saling keterkaitan satu sama lain. Salah satu komponen tersebut yang berperan penting adalah kualitas pendidik atau guru. Guru yang baik adalah guru yang tahu karakteristik siswanya dan dapat memilih metode atau media yang tepat dalam proses pembelajaran.

Pada dasarnya setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Ada siswa yang cepat, adapula yang sedang atau lambat sekali dalam menyerap pesan atau informasi yang disampaikan oleh guru. Guru tidak boleh menyamai semua kemampuan siswa, karena pada kenyataanya memang berbeda. Hal ini juga dipengaruhi oleh gaya belajar, antara siswa yang satu dengan siswa yang lain memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada siswa yang senang dengan gaya belajar visual, misalnya menggunakan gambar; gaya belajar auditif, misalnya menghafal lebih cepat dengan mendengarkan media audio; gaya belajar kinestetik, mengandalkan belajar melalui bergerak, biasanya siswa pada tipe ini lebih senang belajar dengan praktik langsung.

Pada proses pembelajaran, guru juga harus menyiapkan materi, metode, dan media yang disesuaikan dengan kondisi belajar siswa. Metode dan media harus juga mengalami perubahan ke arah pembaharuan (inovasi) seiring dengan adanya perubahan kurikulum. Adanya inovasi tersebut, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif, diantaranya penggunaan media. Media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran


(15)

3

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam komunikasi tersebut, saluran yang dimaksud adalah media. Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, media yang dimaksud disini adalah media pembelajaran. Selain guru, media juga merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan penggunaan media, tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan.

Manusia tidak luput dari berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, untuk berkomunikasi kita menggunakan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh setiap manusia. Secara sadar dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk berfikir, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi, salah satunya Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia, oleh karena itu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari.

Bahasa itu sendiri digunakan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan, serta sikap kepada orang lain, dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran dan mengekspresikan perasaan kita, bahkan kita tidak akan dapat memahami pikiran dan perasaan orang lain. Terlebih sebagai guru pasti akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, karena keterampilan berbahasa yang tidak memadai. Hal ini juga akan berdampak pada siswa, karena akan sulit menangkap atau menyerap yang disampaikan oleh guru. Hal yang terpenting dalam hal ini adalah tercapainya tujuan komunikasi secara tepat, tanpa ada salah paham atau yang biasa kita kenal dengan verbalisme.

Bahasa dengan menyimak memiliki kaitan, dimana bahasa merupakan salah satu alat komunikasi, sedangkan menyimak memiliki peranan penting dalam proses komunikasi. Pada dasarnya tujuan utama pengajaran Bahasa Indonesia ialah agar para siswa terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara saling berhubungan satu sama lain,


(16)

4

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tetapi keterampilan menyimak sangat berperan penting dalam berkomunikasi jika dibandingkan dengan keterampilan lainnya.

Pada kenyataannya, tes kemampuan menyimak lisan merupakan tes yang paling jarang ditemui pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, jika dibandingkan dengan bahasa lainnya, seperti Bahasa Inggris. Pengembangan tes menyimak Bahasa Indonesia masih tertinggal jauh. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nursaid (1989: 224) dalam penelitiannya bahwa:

Pengalaman siswa dalam menyimak lebih banyak didikte, apalagi pada Mata Pelajaran tertentu jika kekurangan buku sumber. Selain itu, menurut hasil wawancara antara peneliti dengan murid, guru cenderung menggunakan latihan menyimak sebagai alat untuk menguji, bukan melatihkan, contohnya: menguji kemampuan siswa dalam mengeja bahasa. Pentingnya peranan menyimak dalam proses komunikasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan saja karena memiliki berbagai manfaat, tetapi juga karena menempati ruang paling besar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Adler (Hermawan, 2012: 30) bahwa “53% aktivitas komunikasi didominasi oleh menyimak, sedangkan menulis 14%, berbicara 16%, dan membaca 17%”. Penguasaan menyimak sangat berperan penting di lingkungan sekolah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan oleh guru, oleh karena itu sangat penting untuk dipelajari. Mengingat pentingnya peran menyimak dalam kehidupan, maka kemampuan menyimak harus dikuasai dengan baik, untuk itu perlu diajarkan dan dilatihkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dunkel (Ghazali, 2010: 187) bahwa „guru juga perlu memberikan kegiatan mendengar dalam jumlah besar kepada siswa dan memberikan banyak jenis wacana lisan yang otentik dengan menggunakan sarana audio dan video.‟

Melihat dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, diperlukan usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam menyimak, yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Pada proses belajar mengajar, media memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Usia anak pada jenjang sekolah dasar (6 – 12 tahun) memiliki rasa ingin tahu yang besar atau penasaran terhadap sesuatu hal yang baru atau yang sedang mereka pelajari.


(17)

5

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada saat anak seusia ini, masih senang menyimak sebuah cerita, misalnya menyimak dongeng. Media yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah media audio. Salah satu bentuk sajian bahan program audio yang digunakan oleh peneliti adalah format drama. Ciri khas dari format drama ini adalah adanya konflik hingga mencapai klimaksnya, sehingga cerita menjadi lebih menarik. Penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa serta memotivasi belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan studi pendahuluan di Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung, peneliti menemukan beberapa pokok permasalahan setelah mewawancarai salah satu guru yang kebetulan juga wali kelas siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada tanggal 18 maret 2013. Salah satu permasalahan tersebut adalah penggunaan media dalam proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran di kelas, guru jarang sekali menggunakan media. Hal ini dikarenakan keterbatasan alat atau media tersebut, misalnya infokus. Di sekolah tersebut, siswa hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar dan guru juga berperan sebagai fasilitator atau yang biasa kita kenal dengan teacher center.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, masalah pendidikan yang muncul begitu kompleks, seperti masalah kualitas pendidikan, pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan, efisiensi pendidikan, dan efektivitas pendidikan, sehingga perlu dibatasi pada masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan ini berfokus pada pendidik (guru) dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran di kelas. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan permasalahan tidak terlalu meluas, sehingga permasalahan yang menjadi bahan penelitian oleh peneliti adalah efektivitas penggunaan media audio terhadap kemampuan siswa dalam menyimak. Atas dasar itulah, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.”


(18)

6

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?”

Secara rinci permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?

2. Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan apa yang hendak dicapai dari suatu kegiatan, secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan media audio format drama dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Tujuan umum tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


(19)

7

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan, baik sebagai pengembang pendidikan, dan khususnya bagi Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan media audio. 2. Manfaat Praktis

a. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung. Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan, serta dapat dijadikan evaluasi yang dianggap positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ke depannya dengan menerapkan media audio untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Peneliti

Peneliti berharap dapat memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan yang lebih luas dan dalam lagi serta menjawab rasa keingintahuan peneliti mengenai efektivitas penggunaan media audio format drama terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.


(20)

8

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu c. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan telaah dalam meneliti lebih jauh tentang efektivitas penggunaan media audio format drama terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.


(21)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Gegerkalong Girang Nomor 12, Kota Bandung. Peneliti melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung berdasarkan studi pendahuluan karena peneliti menemukan beberapa pokok permasalahan setelah mewawancarai salah satu guru yang kebetulan juga wali kelas siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada tanggal 18 maret 2013. Salah satu permasalahan tersebut adalah penggunaan media dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, sehingga peneliti dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.

2. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dengan segala batasnya harus didefinisikan secara jelas, sehingga generalisasi hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara akurat. Menurut Sugiyono (2011: 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dapat berupa orang, binatang atau benda secara individual (satu persatu) dan dapat pula berupa sekelompok orang, binatang atau benda. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakterisitik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut. Populasi yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah seluruh siswa/i kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung yang berjumlah 60 siswa.


(22)

32

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Tujuan dari pengambilan sampel adalah menggunakan sebagian objek penelitian yang diteliti untuk memperoleh informasi tentang populasi. Menurut Sugiyono (2011: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pemilihan sampel harus bersifat representatif, artinya sampel yang dipilih mewakili populasi, baik dari karakteristik maupun jumlahnya. Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2010: 10) bahwa “tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti, melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya”. Kelompok yang digunakan adalah kelompok yang sudah ada atau intact group, pembentukannya tanpa penugasan random. Hal ini dilakukan, karena peneliti tidak mengubah kelas yang sudah terbentuk sebelumnya.

Peneliti menggunakan sampel sebanyak dua kelas, yaitu kelas VA dan VB Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung, dimana setiap kelas berjumlah 30 siswa. Kelas VA sebagai kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menyimak menggunakan media audio format drama, sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, melainkan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru, yaitu menyimak menggunakan media cetak (teks tertulis).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah desain perbandingan kelompok statis serial waktu. Desain ini merupakan gabungan antara desain perbandingan kelompok statis dengan desain serial waktu dengan kelompok kontrol. Menurut Ali (2010: 108) “desain kelompok pembanding statis adalah desain yang menggunakan kelompok kontrol, namun tidak melakukan pretest pada kedua kelompok itu, yakni hanya melakukan posttest terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol”. Karakteristik desain serial waktu dengan kelompok kontrol menurut Ali (2010: 109), yaitu “posttest diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara berulang-ulang”. Jadi, maksud dari desain perbandingan kelompok statis serial waktu ini adalah desain


(23)

33

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang hanya menggunakan posttest, baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen, posttest tersebut diberikan sebanyak tiga kali dengan materi atau pokok bahasan yang berbeda.

Peneliti tidak menggunakan pretest dikarenakan hasilnya bias apabila tidak menggunakan bahan simakan, karena untuk menjawab soal tersebut harus menyimak terlebih dahulu melalui media cetak (naskah cerita atau teks tertulis) dan media audio. Peneliti melakukan posttest sebanyak tiga kali dikarenakan peneliti ingin mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Pola umum desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Treatment Posttest Posttest Posttest

Eksperimen X O2 O2 O2

Kontrol - O2 O2 O2

Keterangan:

O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol X = Perlakuan menggunakan media audio format drama

Kelompok eksperimen pada desain penelitian ini diberikan perlakuan dengan menggunakan media audio format drama, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan dengan menggunakan media audio format drama, melainkan menggunakan media cetak (naskah cerita atau teks tertulis) yang biasa dilakukan oleh guru di sekolah. Pada proses pembelajaran, guru hanya memberi sedikit penjelasan mengenai pembelajaran menyimak.

Secara umum, dilihat dari hasil skor rata-rata posttest kesatu sampai posttest ketiga pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari ketiga skor posttest media audio format drama dibandingkan dengan hasil ketiga skor posttest media cetak (teks tertulis) menggunakan uji-t 1 pihak (one tail test), dihitung dengan


(24)

34

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menggunakan software SPPS 20 ((Statistical Product and Service Solution), yaitu compare mean. Apabila untuk mengetahui perbedaan peningkatan, yaitu dengan menggunakan uji gain (selisih), yaitu pair kesatu (selisih antara posttest dua dengan posttest satu) dan pair kedua (selisih antara posttest tiga dengan posttest dua). Uji gain dihitung dengan menggunakan software SPSS 20, yaitu paired samples t-test. Pada desain ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

C. Metode Penelitian

Pada dasarnya, tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip, baik teori maupun praktik. Menurut Sugiyono (2011: 1) “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Secara umum, jenis penelitian berdasarkan pendekatan dibagi menjadi tiga, yaitu penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian pengembangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan karena data dari hasil penelitian dianalisis secara eksak dalam bentuk angka atau perhitungan statistik.

Pada penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penggunaan media audio format drama sebagai kelompok eksperimen, sedangkan penggunaan media cetak (teks tertulis) sebagai kelompok kontrol. Pada penelitian kuantitatif, dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat klausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel, yaitu variabel X dan variabel Y.

Variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas (X) atau independent variable, sedangkan variabel yang dipengaruhi disebut variabel terikat (Y) atau


(25)

35

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dependent variable. Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah efektivitas penggunaan media audio format audio, sedangkan variabel terikat (Y) adalah peningkatan kermampuan siswa dalam menyimak.

D. Definisi Operasional

Sesuai dengan judulnya, yaitu "Efektivitas penggunaan media audio format drama terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak", maka peneliti menjelaskan variabel-variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini dengan mencantumkan definisi opersional sebagai berikut:

1. Media Audio

Media audio adalah media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa lambang-lambang auditif, baik verbal (bahasa lisan atau kata-kata), maupun nonverbal (musik, sound effect) yang diterima oleh indera pendengaran.

2. Format Drama

Format drama, yaitu format ini disajikan dalam bentuk cerita yang didramatisir, sehingga pendengar tertarik dan pemaparan watak tokoh dikembangkan melalui konflik hingga mencapai klimaks. Peneliti menggunakan format drama, karena siswa pada jenjang sekolah dasar masih senang menyimak cerita atau dongeng dan mengembangkan daya imajinasinya, sehingga media audio format drama tepat digunakan untuk pembelajaran menyimak. Peneliti menggunakan media audio format drama dengan tiga materi atau pokok bahasan yang berbeda.

3. Kemampuan Menyimak

Menyimak merupakan adalah memahami pesan, gagasan, ide yang terdapat dalam bahan simakan. Menyimak pada dasarnya untuk memperoleh informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Secara umum, menyimak dibagi menjadi dua, yaitu (1) menyimak secara tertulis, seperti yang biasa dilakukan oleh guru dalam mengajar, yaitu siswa menyimak melalui media cetak, seperti naskah cerita atau teks tertulis; (2) menyimak secara lisan dengan menggunakan media audio.


(26)

36

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar.

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil data tersebut digunakan peneliti untuk menguji hipotesis. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes tertulis berupa pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes tersebut berupa posttest dilakukan sebanyak tiga kali, baik pada kelas kontrol maupun eksperimen.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mempelajari silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung.

b. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan sebagai penelitian. c. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang

diambil dari kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V sekolah dasar.

d. Menyusun RPP sesuai dengan pokok bahasan dan sub bahasan yang ditentukan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V sekolah dasar. e. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mengacu kepada tujuan dan

sub pokok bahasan yang ditentukan.

f. Mendiskusikan rancangan instrumen penelitian dengan dosen pembimbing.

g. Mendiskusikan rancangan perangkat tes (soal tes pilihan ganda) dengan guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.


(27)

37

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

i. Menganalisa dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang tepat.

j. Memilih instrumen tes yang sudah dianggap valid dan reliabel.

k. Menguji instrumen tes yang sudah valid dan reliabel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

F. Teknik Pengembangan Instrumen

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Peneliti menggunakan beberapa tahap teknik pengembangan instrumen, antara lain:

1. Uji Validitas

Hasil penelitian dikatakan valid, apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Menurut Arifin (2011: 245) “validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur.”

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas empiris. Menurut Arifin (2011: 246) “validitas empiris biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi”. Hal ini dilakukan untuk mencari hubungan antara skor tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku. Peneliti menguji tingkat kesahihan item-item soal dalam penelitian ini menggunakan rumus teknik korelasi product-moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut:

√{ }{ }

(Arikunto, 2009: 72) Keterangan :

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden X = Skor item tes Y = Skor responden


(28)

38

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dihitung secara manual dengan menggunakan rumus product-moment. Peneliti mengetahui butir item soal valid atau tidak, yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabelpada taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05. Apabila nilai thitung > ttabel, maka item instrumen tersebut dinyatakan valid, begitupun sebaliknya apabila nilai thitung < ttabel, maka item instrumen dinyatakan tidak valid. Adapun nilai ttabel dari n = 30, dengan derajat kebebasan (dk = n – 2), maka diperoleh ttabel 2,048. Pada penelitian ini, instrumen yang diuji cobakan sebanyak tiga kali dengan tema dan judul yang berbeda, dimana setiap tema atau judul berisi 30 soal pilihan ganda.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen dari 30 soal pilihan ganda terdapat 26 soal yang dinyatakan valid dan 4 soal yang dinyatakan tidak valid pada masing-masing tema. Setiap item yang dinyatakan tidak valid tersebut dibuang, yaitu (1) tema pendidikan (cahaya ilmu) pada item nomor 16, 25, 26, 30; (2) tema kesehatan (gara-gara jajan sembarangan) pada item nomor 12, 25, 27, 30; dan (3) tema lingkungan (pencemaran lingkungan) pada item nomor 14, 21, 22, 27. Peneliti bermaksud membuang atau tidak menggunakan item yang tidak valid karena item yang lainnya masih dapat mewakili indikator yang ada.

Untuk menafsirkan tinggi rendahnya validitas dari suatu koefisien korelasi, maka dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Acuan Validitas Soal Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.200 Sangat Rendah 0.200 – 0.400 Rendah 0.400 – 0.600 Cukup 0.600 – 0.800 Tinggi

0.800 – 1.00 Sangat Tinggi


(29)

39

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Arifin (2009: 261), setelah diperoleh hasil validitas kemudian diuji juga tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Arifin, 2009: 261) Keterangan:

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi n = Jumlah banyak subjek

Hasil perhitungan validitas berdasarkan kriteria acuan validitas soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Soal

No. Tema / Judul r Kriteria thitung ttabel Keterangan

1. Pendidikan /

Cahaya Ilmu 0,816

Sangat

Tinggi 7,471 2,048 Signifikan

2.

Kesehatan / Gara-gara Jajan Sembarangan

0,825 Sangat

Tinggi 7,645 2,048 Signifikan

3.

Lingkungan / Pencemaran Lingkungan

0,754 Tinggi 6,077 2,048 Signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas soal yang tertera pada tabel diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan thitung (7,471) > ttabel (2,048), maka data tersebut valid; (2) pada tema kesehatan thitung (7,645) > ttabel (2,048), maka data tersebut valid; sedangkan (3) pada tema lingkungan thitung (6,077) > ttabel (2,048), maka data tersebut valid. Hasil thitung dari ketiga data tersebut


(30)

40

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menunjukkan bahwa tersebut nilai thitung > ttabel, maka soal tersebut dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel (tetap atau ajek), apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, menghasilkan data yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2009: 86) “instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan”. Menurut Arifin (2011: 258) “reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen”. Hal ini dilakukan untuk melihat keajegan soal dalam mengukur apa yang hendak diukurnya. Peneliti menguji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

(Arifin, 2011: 249) Keterangan:

= Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes. = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

n = Panjang tes yang selalu sama dengan 2, karena seluruh tes 2 x ⁄

Secara teknis, soal-soal diberikan kepada dua kelompok, yaitu satu kelompok soal ganjil (X) dan satu kelompok soal genap (Y). Caranya adalah data tersebut dihitung menggunakan rumus Product Moment dari Pearson, kemudian hasil korelasi antar skor dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown.

Pada perhitungan uji reliabilitas ini, peneliti menghitung secara manual dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak, dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung yang diperoleh dari hasil perhitungan secara manual dengan nilai rtabel dari N = 30 pada taraf signifikan 5%, maka diperoleh rtabel 0,361. Apabila hasil rhitung > rtabel, maka instrumen atau soal tersebut dapat dikatakan reliabel,


(31)

41

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

begitupun sebaliknya apabila nilai rhitung < rtabel, maka instrument atau soal tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Hasil perhitungan uji reliabilitas dari ketiga soal dengan tema yang berbeda, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Soal

No. Tema / Judul rhitung rtabel Keterangan

1. Pendidikan / Cahaya Ilmu 0,899 0,361 Signifikan 2. Kesehatan / Gara-gara Jajan

Sembarangan 0,904 0,361 Signifikan

3. Lingkungan / Pencemaran Lingkungan 0,860 0,361 Signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas soal yang tertera pada tabel diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan nilai rhitung (0,899) > rtabel (0,361), maka data tersebut reliabel; (2) pada soal tema kesehatan nilai rhitung (0,904) > rtabel (0,361), maka data tersebut reliabel; (3) pada soal tema lingkungan rhitung (0,860) > rtabel (0,361), maka maka data tersebut reliabel. Jadi, hasil uji reliabilitas soal pada ketiga data tersebut reliabel.

3. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir soal untuk membedakan antara siswa yang mampu menguasai kompetensi dan kurang mampu menguasai kompetensi. Seperti yang dikemukakan oleh Arifin (2011: 273) bahwa “daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan perserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan yang belum menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.”

Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, maka semakin mampu butir soal tersbut membedakan siswa yang sudah menguasai dan belum menguasai kompetensi. Daya pembeda setiap butir soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:


(32)

42

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DP =

(Arifin, 2011: 273) Keterangan:

DP = Daya Pembeda

WL = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas n = 27% x N

Peneliti menghitung daya pembeda dengan menggunakan Microsoft Excel

2007. Peneliti menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut

menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Acuan Daya Pembeda

Index of Discrimnation Item Evaluation

0, 40 and Up Very good items

0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement.

0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and being subject to inprovement.

Below – 0,19 Poor items, to be rejected or improved by revision. (Arifin, 2011: 274)


(33)

43

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan daya pembeda dari ketiga soal dengan tema yang berbeda, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6

Hasil Daya Pembeda Soal Tema/Judul

Very good items (0,40 and Up)

Reasonably good (0,30 0,39)

Marginal items (0,20 – 0,29)

Poor items (Below – 0,19) Pendidikan/Cahaya

Ilmu 16 soal 7 soal 7 soal -

Kesehatan/Gara-gara

Jajan Sembarangan 13 soal 10 soal 7 soal -

Lingkungan/Pencemar

-an Lingkungan 11 soal 10 soal 9 soal -

Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda yang tertera pada tabel diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan very good items sebanyak 16 soal, reasonably good sebanyak 7 soal, marginal items sebanyak 7 soal; (2) pada soal tema kesehatan very good items sebanyak 13 soal, reasonably good sebanyak 10 soal, marginal items sebanyak 7 soal; (3) pada soal tema lingkungan very good items sebanyak 11 soal, reasonably good sebanyak 10 soal, marginal items sebanyak 9 soal.

4. Tingkat Kesukaran Soal

Soal dikatakan baik, jika soal tersebut memiliki tingkat kesukaran seimbang. Tingkat kesukaran seimbang berarti bahwa soal tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Menurut Arifin (2011: 266) “tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal”. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal, yaitu:

TK =


(34)

44

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Keterangan:

WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL = Jumlah kelompok bawah

nH = Jumlah kelompok atas

Tingkat kesukaran soal biasanya dibedakan menjadi tiga kategori, seperti yang tampak pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.7

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Jumlah Persentase Kategori

0 – 27% Mudah

28 – 72% Sedang

73% - ke atas Sukar

(Arifin, 2011: 270)

Untuk memperoleh hasil yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat kesukaran soal tersebar secara normal. Perhitungan proporsi tersebut dapat diatur sebagai berikut:

1) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25% atau 2) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20% atau 3) Soal sukar 15%, soal sedang 70%, soal mudah 15%.


(35)

45

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal berdasarkan klasifikasi tingkat kesukaran, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.8

Hasil Tingkat Kesukaran Soal

No. Tema/Judul Mudah Sedang Sukar

1. Pendidikan / Cahaya

Ilmu 14 soal (47%) 14 soal (47%) 2 soal (6%) 2. Kesehatan / Gara-gara

Jajan Sembarangan 11 soal (37%) 16 soal (53%) 3 soal (10%) 3. Lingkungan /

Pencemaran Lingkungan

17 soal (57%) 12 soal (40%) 1 soal (3%)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal yang tertera pada tabel diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan 47% soal mudah, 47% soal sedang, 6% soal sukar; (2) pada tema kesehatan 37% soal mudah, 16% soal sedang, 10% soal sukar; (3) pada tema lingkungan 57% soal mudah, 10% soal sedang, 3% soal sukar.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan merupakan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang relevan (sesuai) untuk memecahkan masalah dalam penelitian, oleh karena itu teknik pengumpulan data berperan penting dalam pelaksanaan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Studi literatur

Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari berbagai sumber atau data untuk mendukung penelitian ini sesuai dengan masalah yang diteliti. Data tersebut dapat berupa buku, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya. Hal ini dilakukan guna dapat mengungkapkan teori-teori yang


(36)

46

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berhubungan dengan konsep, asumsi maupun keadaan-keadaan pembelajaran yang ada di lapangan tekait dengan masalah yang sedang diteliti.

2. Tes hasil belajar

Tes merupakan alat ukur yang didalamnya berupa pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa untuk mengukur hasil belajar. Menurut Riduwan (2010: 57) “tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Menurut Arifin (2011: 227) “jika ditinjau dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.”

Peneliti menggunakan tes hasil belajar berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 26 soal yang valid, tes dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Data yang diperoleh dari uji instrumen pada sampel penelitian digunakan untuk menguji hipotesis kemudian diolah dengan perhitungan statistik parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji ukuran populasi melalui data sampel. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui apakah hipotesis penelitian tersebut diterima atau ditolak.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 20. Peneliti dapat mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) dengan menggunakan uji gain (selisih), yaitu pair kesatu (selisih antara posttest


(37)

47

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kedua dengan posttest kesatu) dan pair kedua (selisih antara posttest ketiga dengan posttest kedua), baik pada kelas eksperimen maupun kontrol. Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.

1. Uji Normalitas

Salah satu syarat dari statistik parametris adalah data setiap variabel yang dianalisis harus berdistribusi normal, maka harus dilakukan uji normalitas data. Apabila data berdistribusi normal, maka dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Uji normalitas data dilaksanakan sebelum peneliti melakukan uji hipotesis.

Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program pengolah data atau software SPSS 20 (Statistical Product and Service Solution) melalui uji normalitas Kolmogrov Smirnov. Uji Kolmogrov Smirnov bertujuan untuk mengetahui keselarasan atau kesesuaian data dengan distribusi normal atau tidak. Pengujian ini untuk menguji apakah sampel mewakili populasi atau tidak. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

(Sugiyono, 2008: 156) Menurut Santoso (2003: 168), kriteria pengujian pada uji normalitas adalah sebagai berkut:

a. Jika nilai signifikansi < 0.05, maka distribusi tidak normal. b. Jika nilai signifikansi > 0.05, maka distribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk mengetahui apakah data homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi normal. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan program pengolah data SPSS 20 melalui Lavene Test (Uji Lavene). Adapun rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:


(38)

48

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ∑ ̅ ̅

∑ ∑ ( ̅ ̅ )

(Santoso, 2003: 168) Keterangan:

W = Hasil tes

k = Jumlah kelompok yang berbeda yang dimiliki sampel. N = Jumlah total sampel

Ni = Jumlah sampel dalam kelompok ke-i Zij = Nilai sampel ke-j dari grup ke-i

Adapun yang menjadi kriteria pengujian pada uji homogenitas melalui uji Lavene adalah sebagai berikut:

a. Jika Lavene Statistic < 0,05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama (tidak homogen).

b. Jika Lavene Statistic > 0,05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama (homogen).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa data, baik dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t satu pihak (one tail test) untuk menjawab hipotesis umum, sedangkan untuk menjawab hipotesis khusus dapat dilihat dari uji gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji hipotesis dihitung dengan menggunakan software SPSS 20.

Adapun rumus thitung yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

t

hitung

=

̅ ̅

(√ ) ( √ )


(39)

49

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Keterangan:

r = Nilai korelasi X1 dengan X2 n1 dan n2 = Jumlah sampel

̅ = Rata-rata sampel ke-1 ̅ = Rata-rata sampel ke-2 S1 = Standar Deviasi sampel ke-1 S2 = Standar Deviasi sampel ke-2 = Varians Deviasi sampel ke-1 = Varians Deviasi sampel ke-1

Kriteria pengujian untuk hipotesis apabila H0 ditolak atau H1 diterima, jika – thitung ≤ ttabel ≤ thitung dengan tingkat kepercayaan 95%. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menguji hipotesis adalah sebagi berikut:

a. Peneliti mengelompokkan data hasil tes antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

b. Peneliti mengelompokkan posttest kesatu, posttest kedua, dan posttest ketiga dari kelas ekperimen dan kontrol.

c. Peneliti menghitung posttest kesatu, posttest kedua, dan posttest ketiga dengan uji-t menggunakan software SPSS 20.

d. Peneliti menghitung uji gain (selisih), yaitu pair kesatu (selisih antara posttest kedua dengan posttest kesatu) dan pair kedua (selisih antara posttest ketiga dengan posttest kedua), baik pada kelas eksperimen maupun kontrol.

e. Peneliti menghitung uji gain tersebut dengan paired samples t-test menggunakan software SPSS 20.

f. Peneliti membandingkan antara harga thitung dengan ttabel dengan kriteria pengujian tolak H0, jika thitung > ttabel.

g. Peneliti dapat menarik kesimpulan dari perhitungan, jika H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara pengaruh penggunaan media audio format drama dibandingkan dengan pengaruh penggunaan


(40)

50

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Tujuan prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah untuk memperoleh data hasil belajar siswa, maka diperlukan instrumen sebagai alat pengumpul data. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan tema bahasan yang digunakan sebagai bahan penelitian yang diambil dari silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V sekolah dasar.

2. Menyusun silabus dan RPP sesuai dengan bahasan yang telah ditentukan. 3. Peneliti membuat story board sesuai dengan tema yang telah ditentukan. 4. Menyesuaikan bahasan yang telah dibuat peneliti dengan media audio

format drama yang telah dibuat.

5. Membuat kisi-kisi instrumen berupa tes, yaitu soal pilihan ganda.

6. Melaksanakan uji coba instrumen dengan siswa yang mempunyai tingkat kemampuan relatif sama (homogen) dengan siswa dalam kelompok sampel penelitian.

7. Uji coba instrumen ini dilakukan agar peneliti memperoleh informasi atau data apakah instrumen yang digunakan sudah valid dan reliabel. 8. Menganalisis dan merivisi item-item soal tersebut, jika ada yang kurang


(41)

51

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Langkah-langkah Penelitian Studi Pendahuluan Mengidentifikasi Masalah

Merumuskan Masalah Membuat Hipotesis Menentukan Populasi

Menentukan Sampel Menyusun Instrumen

Menguji Instrumen Menganalisis Soal Instrumen

Memberikan Perlakuan

Kelompok Kelas Kontrol Kelompok Kelas Eksperimen Media Cetak (Teks Tertulis) Media Audio Format Drama

Memperoleh Hasil Belajar Menguji Hipotesis Membuat Kesimpulan


(42)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Simpulan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi tidak signifikan.

3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

B. Saran

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada semua pihak, baik untuk peneliti sendiri, pihak sekolah, guru, serta peneliti selanjutnya. Penulis mencoba mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Sekolah

Pada proses pembelajaran, penggunaan media audio perlu dioptimalkan untuk meningkatkan hasil belajar khususnya kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.


(43)

71

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Guru

Pada proses pembelajaran, sebaiknya guru menggunakan variasi metode dalam mengajar, yaitu dengan memanfaatkan media dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien, dan menyenangkan.

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pendahuluan dan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang media audio format drama terhadap kemampuan siswa dalam menyimak. Selain itu, jika berminat untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian menggunakan format media audio lainnya, seperti format uraian atau narasi, dialog, diskusi, feature, dan sebagainya.


(44)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S, et al. (1992). Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

Anitah, S. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru).

Bandung: PT Remaja RosdaKarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2000). Media Pengajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Cahyani, I. dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Ghazali, S. (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: refika Aditama.

Tarigan, H.G. (2008). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Sarahaswati, L.H. (2011). Pengaruh Penggunaan Media Papan Flannel Terhadap Kemampuan Menyimak dan Berbicara pada Anak Taman Kanak-Kanak (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelompok A Taman Kanak-Kanak Juwita Bandung). Tesis pada PD SAR UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(45)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hermawan, H. (2012). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kurniati, et al. (2009). “Pemilihan Teknologi Audio yang Tepat sebagai Media Pembelajaran untuk Mahasiswa Unvisersitas Terbuka”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 10, (1), 51-61.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Nursaid. (2012). Hubungan antara Kemampuan Operasi Logis dan Penguasaan Struktur Bahasa Indonesia dengan Kemampuan Menyimak (Studi Deskriptif-Analitis pada Murid-murid Kelas IV Dan V Sekolah Dasar Negeri dii Kabupaten Purbalingga). Tesis pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula). Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Santoso, S. (2003). SPSS Statistika Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(46)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Susilana, R. dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran (Hakikat,

Pengembangan Pemanfaatan, dan penilaian). Bandung: Jurusan

Kurtekpend FIP UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(1)

51

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penelitian Studi Pendahuluan Mengidentifikasi Masalah

Merumuskan Masalah Membuat Hipotesis Menentukan Populasi

Menentukan Sampel Menyusun Instrumen

Menguji Instrumen Menganalisis Soal Instrumen

Memberikan Perlakuan

Kelompok Kelas Kontrol Kelompok Kelas Eksperimen Media Cetak (Teks Tertulis) Media Audio Format Drama

Memperoleh Hasil Belajar Menguji Hipotesis Membuat Kesimpulan


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Simpulan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi tidak signifikan.

3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

B. Saran

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada semua pihak, baik untuk peneliti sendiri, pihak sekolah, guru, serta peneliti selanjutnya. Penulis mencoba mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Sekolah

Pada proses pembelajaran, penggunaan media audio perlu dioptimalkan untuk meningkatkan hasil belajar khususnya kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.


(3)

71

2. Guru

Pada proses pembelajaran, sebaiknya guru menggunakan variasi metode dalam mengajar, yaitu dengan memanfaatkan media dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien, dan menyenangkan.

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pendahuluan dan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang media audio format drama terhadap kemampuan siswa dalam menyimak. Selain itu, jika berminat untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian menggunakan format media audio lainnya, seperti format uraian atau narasi, dialog, diskusi, feature, dan sebagainya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S, et al. (1992). Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

Anitah, S. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru).

Bandung: PT Remaja RosdaKarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2000). Media Pengajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Cahyani, I. dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Ghazali, S. (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: refika Aditama.

Tarigan, H.G. (2008). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Sarahaswati, L.H. (2011). Pengaruh Penggunaan Media Papan Flannel Terhadap Kemampuan Menyimak dan Berbicara pada Anak Taman Kanak-Kanak (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelompok A Taman Kanak-Kanak Juwita Bandung). Tesis pada PD SAR UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

Hermawan, H. (2012). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kurniati, et al. (2009). “Pemilihan Teknologi Audio yang Tepat sebagai Media Pembelajaran untuk Mahasiswa Unvisersitas Terbuka”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 10, (1), 51-61.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Nursaid. (2012). Hubungan antara Kemampuan Operasi Logis dan Penguasaan Struktur Bahasa Indonesia dengan Kemampuan Menyimak (Studi Deskriptif-Analitis pada Murid-murid Kelas IV Dan V Sekolah Dasar Negeri dii Kabupaten Purbalingga). Tesis pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula). Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Santoso, S. (2003). SPSS Statistika Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(6)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Susilana, R. dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran (Hakikat,

Pengembangan Pemanfaatan, dan penilaian). Bandung: Jurusan

Kurtekpend FIP UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E-MAGAZINE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA: Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Fotografi di SMKN 11 Bandung.

0 4 24

Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran Format Drama Terhadap Hasil Belajar Listening dan Reading Skill Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris : studi kuasi eksperimen terhadap siswa kelas VII Di SMPN 26 Bandung.

0 0 11

PENGARUH PENGGUNAAN JOURNAL WRITING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Kuasi-Eksperimen pada Siswa Kelas V SD Negeri Indihiang Kota Tasikmalaya).

1 2 39

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA E-COMIC TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 50

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM: Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Gegerkalong KPAD Bandung.

0 0 50

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI 3D MODEL SIMULASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR : Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Cikaret IPPOR Sukabumi.

2 2 52

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS PUISI : Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung.

0 0 43

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.

0 0 68