PENYERAHAN TANAH ULAYAT KAUM UNTUK USAHA PERTAMBANGAN DI BATU BAGENDENG KENAGARIAN PAKAN RABAA UTARA KABUPATEN SOLOK SELATAN OLEH PT. UNIVERSAL MINING PRIMA.
PENYERAHANTANAHULAYATKAUMUNTUKUSAHA
PERTAMBANGANDIBATUBAGENDENGKENAGARIANPAKAN
RABAAUTARAKABUPATENSOLOKSELATANOLEH
PT.UNIVERSALMININGPRIMA
TESIS
DiajukanGunaMemenuhiPersyaratan
UntukMemperolehGelar
MagisterHukum
oleh:
WINGGASANDILA
0921211009
PROGRAMSTUDIILMUHUKUM
PASCASARJANAUNIVERSITASANDALAS
PADANG 2012
(2)
PenyerahanTanahUlayat KaumuntukUsahaPertambangandiBatu
Bagendeng,KenagarianPakanRabaUtara,KabupatenSolokSelatanoleh
PT.UniversalMiningPrima
(WINGGASANDILA,0921211009,ProgramMagisterHukumUniversitas
Andalas,JumlahHalaman98,Tahun2012)
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang).
DahuluhukumpertambangandiaturdidalamUndang-UndangNomor11tahun 1967tentangPokok-PokokPertambangan.AkantetapikarenaUndang-Undang tersebut dirasakan belum memenuhi rasa keadilan, maka pada tahun 2009
dikeluarkanlahUndang-UndangNomor4Tahun2009tentangMineral,Airdan Batu Bara (UU Minerba). Pasal 10 ayat 2 Perda No. 6 Tahun 2008, yang
menyatakan bahwa, investor dapat memanfaatkan tanah ulayat berdasarkan
kesepakatan masyarakat adat yang bersangkutan dengan menuangkannya ke
dalamperjanjiandalambentuknotariil,yaitudihadapanPejabatPembuatAkta Tanah/Notaris. Hal ini tidak sepenuhnya bejalan, karena faktor kurangnya
pegetahuan hukum masyrakat akan hukum, perjanjian tidak dilaksanakan
dihadapanPejabatPembuatAktaTanah/Notaris.Keadaansepertiitutentuakan merugikanmasyarakatsebagaipemeganghaktanahulayat. Sebagaisalahsatu
contoh,disuatudaerahdiSumateraBarat,terjadipemanfaatantanahulayatuntuk suatukegiatanusaha,ketikausahaberakhirtanahulayattersebuttidakkembali menjadi hak dari masyarakat adat. Salah satu penyebabnya adalah,masyarakat
adatyangmenjalinkerjasamadenganpihakinvestor,tidakmenuangkanklausul perjanjiandalamaktayangdibuatolehnotaris.PerjanjianituhanyaberupaSurat Keputusan Bupati. Inilah yang menjadi latar belakang penulis melakukan
penelitian. Dunia pertambangan, tentu akan berkaitan pula dengan perjanjian -perjanjiansertaberbagaiperizinan.Berdasarkanlatarbelakangtersebutpenulis merumuskan3rumusanmasalah,yaitu(1)Bagaimanaprosespenyerahantanah ulayatdalamduniapertambangan(2)BagaimanaProsesPemberianIzindalam Dunia Pertambangan (3) Bagaimana kedudukan tanah ulayat dengan dikeluarkanyaIUPolehpemerintah(4)Bagaimanastatustanahulayatjikajangka waktu perizinan pertambangan berakhir. Untuk menjawab rumusan masalah
diatas,penulismengumpulkandatamelaluipenelitiankepustakaandanmelakukan penelitian (field research), dan kemudian dianalisa secara kualitatif dengan
metodedeskriptifanalistis.Daripenelitiandanpembahasanyangdilakukandapat disimpulkan bahwa, PT. Universal Mining Prima telah melakukan semua izin
sesuaiperaturanperundang-undangandantelahmenjalankangantitanamtumbuh ataspenyerahantanahulayatsecaraadat.Tanahulayatsetelahdikeluarkannya IUPtetapmenjadimilikmasyarakatadat,karenaPT.UniversalMiningPrima hanya diberi izin untuk mengelola saja. Tanah ulayat yang dikelola untuk
pertambangan setelah perizinan habis kembali menjadi milik masyarakat
(3)
BABI PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang).
Bahangalianitumeliputi,emas,perak,tembaga,minyakdangasbumisertabatu bara. Bahan galian itu dikuasai oleh negara.Hak penguasaan negara berisi
wewenang untuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan atau
pengusahaan bahan galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakannya
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Penguasaan oleh negara diselengaarakan olehpemerintah.1
Dalam pengusahaan bahan galian (tambang), pemerintah dapat melaksanakan sendiri dan/atau menunjuk kontraktor apabila diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak atau belum sempat dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah. Disinilah kita dapat melihat adanya
kerjasamapemerintahdengankontraktoryangbiasanyabergabungdalamsuatu badanhukum,yaituPerseroanTerbatas.Apabilausahapertambangandilakukan olehPerseroanTerbatas,kedudukanpemerintahadalahmemberikanizinkepada Perseroan Terbatas tersebut. Dahulu hukum pertambangan diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Pertambangan.
Akan tetapi karena Undang-Undang tersebut dirasakan belum memenuhi rasa keadilan,makapadatahun2009dikeluarkanlahUndang-UndangNomor4Tahun 2009tentangMineral,AirdanBatuBara(UUMinerba).
(4)
Barang tambang perlu diklasifikasikan agar dapat diketahui jenis dan
kewenangan.Baik dalam pengelolaan maupun instansi atau pejabat yang dapat
menerbitkanizinpengelolaannyamaupunkepadapihak-pihakyangmemohonizin untuk melaksanakan pengusahaan pertambangan. Instansi yang memiliki
kewenangan memberikan izin adalah pemerintah pusat yakni Departemen
Pertambangan dan Energi untuk Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah yakni
PemerintahProvinsiyakniGubernuratauPejabatyangditunjuk.DanPemerintah KabupatendanKotayakniBupatiatauWalikotaatauPejabatyangditunjuk.
Berbicaratentanghukumpertambangantentutidakakanterlepasdengan tanah. Dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari tanah, karena tanah
merupakantempatuntukmelakukankegiatandalammelanjutkandanmemenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hukum adat, tanah merupakan masalah yang
penting.Permasalahanyangmendasardalamhukumpertambanganiniadalah,jika pengelolaan pertambangan ini harus dilaksanakan di atas tanah ulayat.Seperti
yangkitaketahui,tanahulayatadalahtanahmilikkaumyangtidakdapatdiperjual belikan.Banyaknyamasalahyangterjadiantaraperusahaanpertambangandengan masyarakatsekitarnya,menurutPakarHukumUniversitasPadjadjaran(UNPAD) Bandung,DaudSilalahi,taklepasdisebabkankarenasistemhukumpertambangan lebihberpihakkepadainvestor.
Dalamsistemhukumpertambangan,kataDaud,takadapengakuanyang jelasmengenaihak-hakadatdanhakatashasilhutan.Iamembericontoh,UU No.11/1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan yang menunjukkan hal-hal kontradiktif.Disatusisiyaitupadapenjelasanpasal11tentangPertambangan Rakyat,dinyatakanbahwarakyatsetempatberdasarkanhukumadatdanuntuk
(5)
penghidupan mereka sendiri sehari-hari telah melakukan usaha-usaha pertambanganmenurutcara-caramerekasendiri.Halini,harusdilindungi.“Disitu hakadatsecarategasdiakui.”Namun,tambahnya,diayat2pasal11dinyatakan bahwapertambangan rakyat hanyadapatdilakukanolehrakyat setempat yang
memegangkuasapertambangan(ijin)PertambanganRakyat.“Inijelasmerupakan kontradiktifsatudenganlainnya.”
Untukitu,saranDaud,persoalanhukumyangbersifatmendasardanperlu dibahasterletakpadakonsephukum“hakmenguasai”berdasarkanpublictrust doctrine yangterletakpadarejim hukum tertulis UUD1945 dengan hak adat
berdasarkankonsephakulayatyangberadadibawahrejimhukumadatyangtak tertulis.“Sehinggaprosesperalihanhakperludibedakandalamhukumacara.”
KonstitusiatausumberhukumtertinggiNegaraRepublikIndonesiasecara tegas telah mengakui hak-hak tradisional komunitas Indonesia.Dalam hal ini adalahpengakuandanperlindunganterhadaphakulayat.Salahsatuinstrumenhak ulayatyangdiakomodirsecarategasdalamkonstitusi,terdapatdalamPasal18B UUD1945pascaamandemen.
Pasal18UUD1945:
“Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifatkhususdanistimewayangdiaturdenganundang-undang.
Negaramengakuidan menghormatikesatuan-kesatuanmasyarakathukumadat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembanganmasyarakatdanprinsipNegaraKesatuanRepublikIndonesia,yang diaturdalamundang-undang”.
Sejalandenganprinsipkonstitusi,pengakuanterhadapeksistensihukum adatjugadiaturdalamPasal5Undang-UndangPokokAgrariaNomor5Tahun 1960(UUPA),yangberbunyi:
(6)
Pasal5UUPA:
“Hukumagrariayangberlakuatasbumi,airdanruangangkasaialahhukumadat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan negara, yang
berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan
peraturan-peraturan yang tercantum dalam undang-undang ini dan dengan peraturanperundanganlainnya,segalasesuatudenganmengindahkanunsur-unsur yangbersandarpadahukumagama”.
Pengaturanlainmengenaihak-haktradisionalyangberkenaandenganhak ulayatjugadiaturdalamKetetapanMajelisPermusyawaratanRakyatNomorIX Tahun2001tentangPembaharuanAgrariadanPengelolaanSumberDayaAlam, agar sesegeranya dijadikan pedoman agenda pemerintah dan DPR untuk
melakukanrevisiUUPA.
Bertitik tolak dari berbagai sumber hukum di atas, bahwa pengaturan
mengenai hak-hak tradisional yang berkaitan dengan hak ulayat sudah diatur denganjelas.Berarti,seharusnyatidakadaalasanbagipembuatundang-undang (legislator)maupunpemerintah(eksekutif)untuktidakmewujudkanpenguatan hak-hakmasyarakatadatitusecaraberkeadilan(socialJustice).
Masalah tanah merupakan masalah yang senantiasa menarik perhatian
karenamasalahtanahmenyangkutberbagaiaspekkehidupandanpenghidupan masyarakat.Di negara yang sedang berkembang titki berat darikehidupan dan
penghidupanrakyatdititikberatkanpadasektoragrariadanmasalahpertanahan merupakan masalah utama yang harus dihadapi negara tersebut.Salah satunya
adalah negara Indonesia. Bertambahnya penduduk dan adanya kecenderungan
berkurangnya tanah untuk digarap akan menimbulkan permasalahan -permasalahandibidangsosialekonomidansosialpolitik.2
2Sajuti Thalib, Hubungan Tanah Adat dengan Hukum Agraria di Minangkabau, Bina Aksara,
(7)
Kebutuhantanahuntukkeperluanpembangunanharusmendapatperhatian dalamrangkamencapaimasyarakatadildanmakmurberdasarkanPancasila,dan olehkarenaituharusdiusahakanadanyakeseimbanganantarakeperluantanah untukkepentinganperorangandankepentinganorangbanyak.
Tanahulayatmerupakankondisikonstitutifkeberadaansuatumasyarakat adat.Perjuanganpengakuanatastanahulayatmerupakanagendautamagerakan masyarakatadatdiIndonesiadandunia.Padalevelinternasionalperjuanganitu telah sampai pada Deklarasi Hak-Hak Masyarakat Adat (United Nation
DeclarationonTheRightsofIndegenousPeoples)yangdiadopsiolehMajelis
Umum PBB pada tanggal 13 September 2007. Salah satu isi dari deklarasi
tersebut adalah penegasan hubungan antara masyarakat adat dengan hak-hak tradisionalnya,termasuktanahulayat,sebagaihak-hakdasaryangharusdiakui, dihormati,dilindungidandipenuhisecarauniversal.3
Perjuangan hak masyarakat adat terutamadalam hal penguasaan ulayat
(sumberdayaalam)diIndonesiaseringterbenturolehkebijakanagrarianasional dan atau kebijakan pemanfaatan sumber daya alam yang sektoral, dan
menggantungkan hak ulayat kepada pengakuan negara dengan batas-batas pengakuan hak yang rinci.Kondisi kebijakan tersebut di perparah lagi oleh
berbagai distorsi penafsiran dan implementasi kebijakanyang mendesak keberadaanhakulayatolehmasyarakatadat.
Berkenaan dengan keberadaan tanah ulayat di Minangkabau, maka ada
ketentuanhukumadat“kabautagakkubanagantingga”.Artinyaketentuanini 3Pasal
26 ayat (3) Deklarasi PBB tentang Hak-hak Masyarakat adat secara tegas menyebutkan: Negara patut memberikan pengakuan dan perlindungan hukum atas tanah, wilayah dan
sumberdaya masyrakat adat. Pengakuan seperti ini akan dilakukan dengan menghargai adat,
(8)
memerintahkankepadapihakketigamanapun,bilatelahselesaimemanfaatkan tanahulayat,makatanahitukembalimenjaditanahulayat,bukanmanjadimilik negara,sebagaimanayangterjadiselamaini..
Secaranasionalpersoalanperalihansudahdilakukansejakpemerintahan PresidenSoekarnomaupunPresidenSoeharto.TerutamadiawalmasaOrdeBaru, UUPA telah dieksploitasi secara berlebihan untuk menyokong ideologi
pembangunan,untukmemfasilitasiduniainvestasiyangsebenarnayacenderung kapitalistik.4Akibatnyahak-hakmasyarakatadatyangmerupakanbagianterbesar dariwarganegarainimenjaditerabaikandemikepastianhukum yangbersifat
individualistikuntukkepentinganinvestasisemata.
Banyaknyakonflikyangterjadiantaramasyrakatdenganpemerintahatau dengan pengusaha sebagai akibat dari kebijakan yang tidak populis.5Sejumlah
undang-undang yangmengatursoalpengelolaan sumberdaya alam yanglahir setelah UUPA keluar, pada dasarnya memang lebih berfungsi untuk memperlancararuspenanamanmodaldilapanganagraria.
Kejanggalan dalam UUPA ialah adanya sejumlah pasal yang memuat
pengakuanhak-hakkomunitasmasyarakatadat,tapipadasaatyangbersamaan selalu dipertentangkan dengan kepentingan nasional yang tidak jelas batasanya.Sehingga yang terjadi, kepentingan nasional itu direduksi menjadi
kepentinganumumyangtidakjelasbatasnya,kemudiandireduksilagimenjadi kepentingansekelompokkecilorangataukepentinganbisnisperusahaantertentu,
4Bachriadi, Anton Lucas, Merampas Tanah Rakyat, kasus Tapos dan Cimacan, Kepustakaan
PopulerGramedia,Jakarta,2001,hal.169
5Noer Fauzi, Pembangunan Berbuah Sengketa, Kumpulan Kasus-kasus Sengketa Pertanahan
Sepanjang OrdeBaru,YayasanSintesadan SerikatPetani SumateraUtara, Medan,1998, hal.46
(9)
karenahanyapemerintahyangbolehsewenang-wenangmenetapkanbatasandari kepentinganumumtersebut.6
Pembaharuan agraria, selain merupakan tuntutan reformasijuga telah
menjadiagendaperubahanyangdiinginkanrakyat.Dalamhalinipatutdihargai ketikaMegawatimasihmenjabatsebagaiPresidentelahmemulairevisiUUPA, yaknidenganmengeluarkanKeputusanPresidenNomor34ahun2003tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan. Intinya memerintahkan agar Badan
Pertanahan Nasional (BPN) segera melakukan perubahan terhadap beberapa
kebijakandalamUUPA.
Masalahlainyayangmasihterjadiadalahadanyakecenderunganhukum yang tidak sinergi,misalnya makna saling bertentangan (ambigu)daalm UUPA
sendiridanpersoalanantaraUUPAdenganperaturanperundang-undanglainnya. Salahsatucontohperaturanperundang-undanganyanglangsungterkaitdengan hukumpertanahannasionaladalahUndang-UndangPertambangan,yangsekarang sudahmenjadiUndang-UndangNomor4Tahun2009tentangMineralAirdan Batubara(UUMinerba).
Sementarasampaihariini,kebijakannegarabaiksecaranasionalmaupun lokal seperti di Sumatera Barat belum juga menunjukan perkembangan yang
berarti bagi konsistensi hukum pertanahan.Kepentingan dunia investasi yang
semula diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup dan perekonomian rakyat,
ternyatatidakmampumenopangrealitasyangdihadapirakyathariini.Kekuasaan selamainitelahmerusakprinsip-prinsipdanasas-asashukumdasaryangmasih berlaku di masyarakat.Dalam artian, terdapatnya kesenjangan antara retorika
(10)
denganrealita,antaraperaturanataukebijakandenganpelaksanaandilapangan atauantaradassollendengandassein.7
Sungguhironistanahulayathanyadijadikantumbalbagiinvestoryang masukkedaerah.Sehinggadengandemikian,kepentinganrakyatyangjauhlebih besartetapdikorbankan,sepertihalnyahakulayatyangjugadipasungdandibuat mengambangdalamPeraturanDaerahProvinsiSumateraBaratNomor6Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya, seperti yang terdapat dalam
Pasal10ayat2Perdaini.
Pasal 10 ayat 2 Perda No. 6 Tahun 2008, yang menyatakan bahwa,
investordapatmemanfaatkantanahulayatberdasarkankesepakatanmasyarakat adat yang bersangkutan dengan menuangkannya ke dalam perjanjian dalam
bentuk notariil, yaitu dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris. Hal ini
tidaksepenuhnyabejalan,karenafaktorkurangnyapegetahuanhukummasyrakat akan hukum, perjanjian tidak dilaksanakan dihadapan Pejabat Pembuat Akta
Tanah/Notaris. Keadaan seperti itu tentu akan merugikan masyarakat sebagai
pemegang hak tanah ulayat. Sebagai salah satu contoh, di suatu daerah di
Sumatera Barat, terjadi pemanfaatan tanah ulayat untuk suatu kegiatan usaha,
ketika usaha berakhir tanah ulayat tersebut tidak kembali menjadi hak dari
masyarakatadat.Salahsatupenyebabnyaadalah,masyarakatadatyangmenjalin kerjasamadenganpihakinvestor,tidakmenuangkanklausulperjanjiandalamakta yangdibuatolehnotaris.PerjanjianituhanyaberupaSuratKeputusanBupati. Inilahyangmenjadilatarbelakangpenulismelakukanpenelitian.
7Zuhro,SitiRdkk,PemerintahLokaldanOtonomiDaerahdiIndonesia,ThailanddanPakistan,
(11)
Dunia pertambangan, tentu akan berkaitan pula dengan perjanjian -perjanjian serta berbagai perizinan. Lapangan hukum perjanjian akan terlihat
dalamperjanjiankerjadiusahapertambangan.Dalamhalini,PerseroanTerbatas diambil sebagai pihak yang sering berkaitan dengan usaha pertambangan.Perseroanterbatassebagaisalahsatubentukbadanhukum.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengetahuipermasalahandiduniapertambanganyangterkaitdengantanahulayat denganjudul“PenyerahanTanahUlayatKaumuntukUsahaPertambangan di Batu Bagendeng, Kenagarian Pakan Raba Utara, Kabupaten Solok
SelatanolehPT.UniversalMiningPrima”
B.RumusanMasalah
1. Bagaimana proses penyerahan dan pemberian izin tanah ulayat dalam
duniapertambangan?
2. Bagaimana proses penyerahan dan pemberian izin tanah ulayat dalam
duniapertambangan?
3. Bagaimana kedudukan tanah ulayat dengan dikeluarkannya Izin Usaha
Pertambangan(IUP)olehpemerintah?
4. Bagaimanastatustanahulayatjikajangkawaktuperizinanpertambangan
berakhir?
C.TujuanPenelitian
Penelitianinibertujuan :
1. Untuk mengetahui proses penyerahan tanah ulayat dalam dunia
(12)
2. Untukmengetahuiprosespemberianizindalampertambangan.
3. Untuk mengetahui kedudukan tanah ulayat dengan dikeluarkannya Izin
UsahaPertambangan(IUP)olehpemerintah.
4. Untuk mengetahui status tanah ulayat jika jangka waktu perizinan
pertambanganberakhir.
D.ManfaatPenelitian
Manfaatpenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Secarateoritis,sebagaisumbanganpemikiranbagipengembanganhukum
pertambangan,khususnyayangterkaitdenganhukumadat(tanahulayat). 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran bagi
pembuat Undang-Undang dan pembuat kebijakan mengenai pengaturan hukumpertambanganyangterkaitdenganeksistensitanahulayat.
E.KerangkaTeoridanKerangkaKonseptual
1.KerangkaTeori
a.HakUlayatsebagaiHakIstimewaMasyarakatHukumAdat
Berbicarapembangunan,terutamaterkaitpengelolaansumberdayaalam, maka ada prinsip hukum yang harus dilakukan dalam hal pengaturan dan
kebijakanhukumagrariakedepan,yaknitanahharusdikelolaberdasarkanasas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian,
keadilan,kemandirian,transparasi,danakuntabilitas.Pengalihanatauperubahan satushakyangsudahmenjadihakkomunitasmasyarakat,tidakdapatdilakukan sewenang-wenang, apalagi melanggar ketentuan yang lebih tinggi.Sekalipun perubahan itu mengatasnamakan pembangunan, tetap saja harus
(13)
mempertimbangkan eksistensidankeberlangsunganhidup generasi mendatang.
Bagimasyarakathukumadat,Hakulayatmerupakanciriadanyamasyarakatadat, yangmerupakancadanganbagianakkemenakannyadikemudianhari.
SementaramenurutNonetdanSelznickyangmengaitkanhukumdengan perubahan masyarakatnya, mencoba mengaitkan fungsi hukum dengan tipe
hukumyangberlakudalammasyarakatyangbersangkutan.NonetdanSelznick menyebutkanadanyatigafungsihukum,yaitu:
1. Sebagaialatuntukmenekan(hukumrepresif).
2. Sebagaialatuntukmengurangipenekanandanmelindungiintegritasnya
(hukumotonom).
3. Sebagai fasilitator untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat
(hukumresponsif).8
Perbedaan fungsi hukum tersebut dimuka menunjukan kebutuhan
masyarakatterhadaphukumberbeda-beda.Pluralismeataukeberagamanhukum dansektoralismehukumagraria,terutamajugaterhadapperberlakuanhukumadat dimasing-masing daerah menjadi cocok sekali dengan pendapat ini.Sekaligus menunjukanbahwafungsihukumtersebutmenunjukanhubunganyangeratantara hukum dengan masyarakatnya sendiri.Hukum tidak dapat dipisahkan dari
kehidupanmasyarakatnya.Olehsebabitukebijakan-kebijakanhukumdalamsuatu masyarakatharusmencerminkankebutuhanmasyarakattempathukumituberada atauberlaku.
Hukum sebagai alat untuk menekan, dimaksudkan dengan adanya
peraturanperundang-undangan,masyarakatdiwajibkanuntukmemenuhihukum 8Nonet,P.danSelznick,P.(1978)LawandSocietyinTransition :towardResponsiveLaw, New
(14)
yangberlaku,dalamhalinijugaadaperjanjianyangharusdipatuhikeduabelah pihak.MenganutAsasPactaSuntServanda(Pasal1338KitabUndang-Undang HukumPerdata)Hukumsebagaialatuntukmengurangipenekanan,mempunyai maknahukumjugamelindungikepentinganmasyarakat,dalamhalinisebagai pelindung masyarakat, karena pihak yang biasanya sering dirugikan dalam
permasalahan hukum yang menyangkut pemerintah atau pihak swasta, adalah
masyrakat.HukumsebagaiFasilitatormemenuhiaspirasimasyrakat,merupakan fungsihukumsebagaiperpanjangantanganantarmasyarakatdenganpihakterkait dalamhukumpertambangan yangberkaitandenganhukumadat,khususnyadi
NagariPakanRabaaUtaraKabupatenSolokSelatan.
Tanah ulayat merupakan hak istimewa masyarakat adat, hal ini berarti
negaratidakbisamenguasaitanahulayatsuatumasyarakatadat.Ketentuanitu berbedadenganadanyateoriHakMenguasaiNegara,yangterdapatdalamPasal 33ayat(3)Undang-UndangDasar1945,yangmerupakanhakpenguasaanatas tanahsebagaipenugasanpelaksanaanhakbangsayangtermasukbidanghukum publik dan meliputi semua tanah bersama bangsa Indonesia.9 Hal ini juga
dirumuskandalamPasal2Undang-UndangPokokAgraria(UUPA).
Pasal2ayat(1)UUPAmenyatakan:atas dasarketentuandalamPasal33
ayat(3)UUD1945danhal-halyangdimaksuddalamPasal1,bumi,airdanruang angkasa,termasukkekayaanalamyangterkandungdidalamnyaitupadatingkatan tertinggi dikuasai oleh negara, sebagai organisasi seluruh rakyat. Untuk hal
kewenangandariHakMenguasaiNegaradijelaskandalamayat(2),yangberbunyi :hakmenguasaidarinegaradalamayat1memberiwewenanguntuk:
9BoediHarsono, MenujuPenyempurnaanHukumTanahNasional,Jakarta:UniversitasTrisakti,
(15)
a. Mengatur dan menyelenggarakan, peruntukan, penggunaan, persediaan
danpemeliharaanbumi,airdanruangangkasatersebut;
b. Menentukandanmengaturhubungan-hubunganhukumantaraorang-orang denganbumi,airdanruangangkasa;
c. Menentukandanmengaturhubungan-hubunganhukumantaraorang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
UUPAjugamengakuikeberadaanmasyrakatadatdalamPasal5UUPA, yangberbunyi:“Hukumagrariayangberlakuatasbumi,airdanruangangkasa ialahhukumadat,sepanjangidakbertentangandengankepentingannasionaldan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia
serta dengan peraturan perundang-undangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkanunsur-unsuryangbersandarpadahukumagama”.
Berkenaandenganpemerintahterendah(villagegoverment)yangadadi Sumatera Barat, dikenal dengan nama dan istilah pemerintahan nagari.
Pemerintahan nagari adalah implementasi dari pelaksanaan konstitusi yang
berdasarkan hak-hak istimewa. Dengan kata lain, prinsip desentralisasi sangat mendorong terealisasinya hak istimewa atau sebuah otonomi daerah yang
bernuansalokaldankultural.10
Peluang otonomi yang direspon begitu cepat oleh masyarakat dan
pemerintahdaerahiniadalahsebuahlangkahmaju.DiSumateraBarat,saatini telahdiberlakukanPeraturanDaerahNomor6Tahun2008tentangTanahUlayat danPemanfaatannyadengantujuannyamengaktualisasikankebijakanpenglolaan tanahsecaradesentralisasi.
AdanyateoriBoladariTerHar,mengenaitanahulayat“Juandakmakan
bali,gadaindakmakansando”.PolakepemilikiantanahdiMinangkabautidaklah
bersifatindividual,melainkanmilikkomunalyaitumiliksuku,kaumdannagari. Tanah ulayat pada dasarnya tidak bole diperjualbelikan. Akan tetapi bole
10 Zenwen
Pador dan Fauzan Zakir, “Pola Partisipatif :Alternatif Kembali Ke sistem Nagari”,
dalam Zenwen Pador dkk (eds), Kembali Ke Nagari : Batuka Baruak Jo cigak?, Sinar Grafika,Jakarta:2002,Hal.129.
(16)
dimanfaatkan. Ketika tanah ulayat dimanfaatkan pihak lain sesuai dengan
perjanjian,makahakkomunalmayarakatmenjadimengecil.MenurutTeoriBola, Hak masyarakat atas tanah ulayat sepert bola yang bisa. mengembang dan
mengempis,akantetapitidakhilang.Jikaadapihakketigamemanfaatkantanah ulayatmakahakmasyrakatkomunalmengempis/sebaliknya,tetapitidakhilang.
Haliniberarti,tanahulayattidakdapatdijualataupundigadaikan.Harta pusakadimilikiolehsetiapkaumdalamsuatusuku,dantelahdiwariskanmelalui beberapa generasi. Harta ini tidak boleh diperjual-belikan karena menyangkut sosial genealogis (faktor keturunan), kecuali dipegang-gadaikan yang lebih cenderungbersifatsosialdaripadaekonomi.11
b. Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum, yang bertujuan mencari
keuntungan.
PerseroanTerbatasmerupakanbentukbadanusahaberbadanhukumyang memilikihakdankewajibansertahartakekayaansendiriyangterlepasdarihak, kewajibandanhartakekayaanparapendiridanataupemegangsaham.Kekayaan yangterpisahdariparapendiridanataupemegangsahamdalamsebuahPerseroan Terbatas disebut dengan modal.Modal menjadi unsur pokok dalam suatu
PerseroanTerbatasuntukmelaksanakankegiatan-kegiatan,pengembangandan pertumbuhan-pertumbuhanPerseroangunamencapaitujuannyayaitumemperoleh keuntungan.
Istilah“Perseroan”menunjukkepadacaramenentukanmodalyaituterbagi dalam saham dan istilah “terbatas” menunjuk kepada batas tanggung jawab
pemegangsahamyaitusebatasjumlahnominalsahamyangdimiliki.Tanggung 11Amir, M.S, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minangkabau, Jakarta: PT.
(17)
jawabparapemegangsahamyanghanyasebatasjumlahsahamyangdimilikinya, yangdapatdiartikanbahwapemegangsahamPerseroantidakbertanggungjawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak
bertanggungjawabataskerugianPerseroanmelebihinilaisahamyangdiambilnya ataumelebihinilainominalyangditempatkan.12
Undang-Undang Perseroan Terbatas yang lama, yaitu Undang-Undang No.1Tahun1995menyebutkanbahwa“PerseroanTerbatasadalahbadanhukum yangdidirikanberdasarkanperjanjian,melakukankegiatanusahadenganmodal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkandalam Undang-Undangsertaperaturanpelaksanaannya”.Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.40 Tahun 2007, “Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam serta peraturan pelaksanaannya”. Disini terlihat bahwa Undang-Undang No.40 Tahun 2007 lebih menegaskan secara jelas Perseroan Terbatas sebagai
badanhukumyangmerupakanpersekutuanmodal.
Terlihat dari ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.40 Tahun
2007 di atas, bahwa Perseroan Terbatas memperoleh status badan hukum
berdasarkan sistem tertutup (de gesloten systeem van rechtspersonen), dimana
suatu perbuatan perdata semata-mata tidak dapat menjadikan suatu organisasi menjadi badan hukum, tetapi harus berdasarkan Undang-Undang atau dengan Undang-Undang.Halinimembedakannyadenganyayasanyangmenjadibadan
12Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, Pustaka Sinar Harapan,
(18)
hukumberdasarkansistemterbuka(hetopensysteemvanrechtspersonen),yaitu tidak berdasarkan Undang-Undang atau dengan Undang-Undang, melainkan berdasarkankebiasaan,doktrin,danmungkindidukungolehyurisprudensi.13
MenurutSoekardono,“PerseroanTerbatasadalahsuatuperserikatanyang bercorakkhususuntuktujuanmemperolehkeuntunganekonomis”.14
PerseroanTerbatasmemilikiciri-cirisebagaibadanhukum,yakni:15 a. Organisasiyangteratur.
OrganisasidalamPerseroanterdiridariRapatUmumPemegangSaham (RUPS),Direksi,danDewanKomisaris.Selainitu,dapatdilihatdariketeraturan organisasimelaluiketentuanUndang-UndangPerseroanTerbatas,anggarandasar Perseroan,KeputusanRUPS,KeputusanDewanKomisaris,KeputusanDireksi, dan peraturan-peraturan perusahaan lainnya yang dikeluarkan dari waktu ke waktu.
b. Hartakekayaansendiri.
Hartakekayaansendiriiniberupamodaldasardanhartakekayaandalam bentuklainyangdapatdipersamakandenganhartakekayaanitusendiridandapat dinominalkan dalam bentuk uang dan pada umumnya terdapat dalam laporan
neracakekayaandalamsuatuPerseroan. c. Melakukanhubunganhukumsendiri.
Sebagai badan hukum, Perseroan melakukan sendiri hubungan hukum
denganpihakketigayangdiwakiliolehpengurusyangdisebutDireksidanDewan Komisaris.Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk
13Chatamarrasjid,MenyingkapTabirPerseroan(PiercingTheCorporateVeil),PT.Citra
AdityaBakti,Bandung,2001,hal.26
14RichardBurtonSimatupang,AsperkHukumdalamBisnis,RinekaCipta,Jakarta,2003,hal.3 15AhmadYanidanGunawanWidjaja,SeriHukumBisnis:PerseroanTerbatas,PT.RajaGrafindo
(19)
kepentingandanmencapaitujuanPerseroan,sertamewakiliPerseroan,baikdi dalam, maupun di luar pengadilan.Dalam melaksanakan kegiatannya tersebut,
DireksiberadadalampengawasanDewanKomisaris,yangdalamhal-haltertentu membantuDireksidalammenjalankantugasnyatersebut.
d. Mempunyaitujuansendiri.
Tujuan tersebut ditentukan dalam anggaran dasar Perseroan.Karena
Perseroan menjalankan perusahaan, maka tujuan utama perusahaan adalah
memperolehkeuntunganataulaba.
PerseroanTerbatasadalahartificialperson,sesuatuyangtidaknyataatau tidak riil, akan tetapi Perseroan Terbatas dapat digolongkan sebagai subjek
hukum, yang menurut hukum berhak/berwenang untuk melakukan perbuatan
hukumatausiapayangmempunyaihakdancakapuntukbertindakdalamhukum. HalituterjadikarenaPerseroanTerbatasdalammenjalankankegiatanusahanya akandiwakiliolehorganPerseroan.Orang-orangyangmenjalankan,mengurus dan mengawasi perseroan inilah yanag disebut dengan organ perseroan.Sebagaimanalayaknyamanusia,perseroanjugamemilkiorgan,hanya sajaorganperseroancumaadatiga,yaiturapatumumpemegangsaham(RUPS), DireksidanKomisaris.16
c.PerjanjianadalahUndang-UndangBagiParaPihakyangMembuatnya. Berdasarkan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata),dinyatakansecarategasbahwa“semuaperjanjianyangdibuatsecara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Hal itu menyatakan, perjanjian tidak dapat ditarik kembali, kecuali keduabelah pihak
16Ridwan Khairandi, Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum, Jurnal Hukum Bisnis, Volume
(20)
menyetujui untuk itu.Selain itu juga berarti, selain tunduk kepada peraturan
perundang-undangan, para pihak juga tunduk pada perjanjian yang mereka sepakati bersama. Perjanjian berdasarkan Undang-Undang,Kebiasaan dan kepatutan.
2.KerangkaKonseptual
PenyerahanHakUlayatadalahprosespengalihanhakpenguasaan dan hak milik atas sebidang tanah ulayat dari ninik mamak,
penghulu-penghulu suku dan mamak kepala waris berdasarkan musyawarahdanmufakatdengananakkemenakankepadapihak lain untuk dikelola dengan sistem bagi hasil sesuai dengan
ketentuan hukum adat yang dituangkan dalam perjanjian yang
dibuatolehpejabatnegarapembuataktatanah.17
Penyerahantanahulayat secaraadatmerupakansuatuperbuatan
hukumdimanapemiliktanahulayatmemberikanizinkepadapihak ketiga, pihak lain atau investor untuk dikelola sesuai dengan
perjanjian kerjasama yang mereka buat, dan dituangkan dalam,
AdatDiisiLimbagoDituang18.
Hak ulayat dan yangserupadengan itu darimasyarakat hukum
adatadalahkewenanganyangmenuruthukumadatdipunyaioleh masyarakat hukum adat tertentu atas wilayah tertentu yang
merupakan lingkungan hidup para warganya untuk mengambil
manfaatdarisumberdaya alam,termasuktanah,dalamwilayah
17Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2008, tentang Tanah Ulayat dan
Pemanfaatannya,Pasal1ayat16
(21)
tersebut, turun-temurun dan tidak terputus antara masyarakat hukumadattersebutdenganwilayahyangbersangkutan.19
Hakulayatadalahhakpenguasaandanhakmilikatasbidangtanah besertakekayaanalamyangadadiatasdandidalamnyadikuasai secarakolektifolehmasyarakathukumadatdiProvinsiSumatera Barat20
Tanah Ulayat adalah bidang tanah pusaka beserta sumber daya
alamyangadadiatasnyadandidalamnyadiperolehsecaraturun temurun merupakan hak masyarakat hukum adat di Provinsi
SumateraBarat.21
Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka penguasaan
mineralataubatubarayangmeliputitahapankegiatanpenyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang.22
Izin Usaha Pertambangan(IUP) adalah izin untuk melaksanakan
usahaprtambangan.23
Izin lokasi adalah izin yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota
diberikankepadaperoranganataubadanhukumuntukmemperoleh hakpengelolaantanah.24
19
Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Permenang) Nomor 5 tahun 1999tentangPedomanPenyelesaianMasalahHakUlayatMasyarakatHukumAdat.
20Op.Cit,Pasal1ayat6 21Ibid,Pasal1ayat7
22Undang-UndangNo.4Tahun2009tentangMinerba,Pasal1ayat6 23Ibid,Pasal1ayat7
(22)
Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatanusahadenganmodaldasaryangseluruhnyaterbagidalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam serta
peraturanpelaksanaannya.25
Perjanjian menurut R. Subekti adalah suatu peristiwa dimana
seseorangberjanjikepadaseseoranglainataudimanaduaorangitu salingberjanjiuntukmelaksanakansesuatuhal.26
F.MetodePenelitian
1.PendekatanPenelitian
Metodepadadasarnyaberarticarayangdigunakanuntukmencapaitujuan. Olehkarenatujuanumumpenelitianadalahmemecahkanmasalah,penggunaan metodeyangtepatuntukpenelitianditujukanuntukmenghindaricarapemecahan masalah dan cara berpikir yang spekulatif dalam mencari kebenaran ilmu,menghindaricarapemecahanmasalahataucarabekerjayangsifatnyatrial
anderror(percobaandankesalahan,danmeningkatkansifatobjektivitasdalam
menggalikebenaranpengetahuan).27
Penelitianyangpenulislakukanmerupakanpenelitianyuridissosiologis atauempiris(SosioLegalResearch),yaitudenganmenggunakanbahan-bahan dari peraturan perundang-undangan pada lapisan ilmu hukum yang berkaitan dengankenyataandilapangan.Penulisantesisiniberjudul“PenyerahanTanah
25Undang-UndangNo.40Tahun2007,tentang PerseroanTerbatas,Pasal1ayat1 26R.Subekti,HukumPerjanjian,Intermasa,Jakarta,1987hal.1
27Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta Gajahmada university ress,
(23)
UlayatUntukUsahaPertambangan(StudiKasusDiNagariPakanRabaa
UtaraKabupatenSolokSelatan)”.
2.SumberDatadanjenisData
Datayangdiperlukandalampenelitianiniberasaldari:
1. Penelitian kepustakaan (library research). Di dalam penelitian
kepustakaandatayangdiperolehadalahdatasekunder yaknidata yang
sudahterolahatautersusun.Datasekundermencakupdokumen-dokumen resmi,hasil-hasilpenelitianyangberwujublaporandanbuku-bukuyang relevandenganpenelitian.28
Datasekunderinidiperolehdari:
a) Bahan hukum Primer, yaitu merupakan bahan hukum yang
mempunyaikekuatanmengikatyaituberupaperaturanperundang -undanganseperti:29
Undang-udang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
Peraturan perundang-undangan yang terkait diantaranya, Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentangMineral,AirdanBatubara,Undang-undang No.40tahun2007tentangPerseroanTerbatas. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokokAgraria
28SoejonoSoekanto,2006,PengantarPenelitianHukum,penerbitUniversitasindonesia,Jakarta,
hal.12
29Bambang Sunggono, 2003, Metodologi Penelitian Hukum Edisi II, Ed.1 Cet.5, JPT. Raja
(24)
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
TanahUlayatdanPemanfaatannya
b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer, yang terkait dengan
penelitianyangdilakukan,diantaranyaadalah:30 RancanganUndang-undang
HasilPenelitaianHukumsebelumnya
Teori-teori hukum dan pendapat-pendapat sarjana melaluiliteraturyangdipakai
Dan juga bahan-bahan hukum lainnya yang berkaitan dengan permasalahanyangdibahas
c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjukmaupunpenjelasanterhadapbahan-bahanhukumprimer dan sekunder, minsalnya kamus hukum Seosilo Prajogo, Ensiklopediadansebgainya.31
2. Penelitian Lapangan (field research). Penelitian dilakukan di Lapangan
gunamendapatkandataprimer.Penelitiandilakukanlangsungpadatanah ulayat kaum di Batu Bagendeng Jorong Ulu Suliti Kenagarian Pakan
Rabaa Utara, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok
Selatan.Denganjenisdatayangdiperoleh:
a. DataPrimer.Datayangdiperolehlansungdaritanahulayatkaum
di Batu Bagendeng Jorong Ulu Suliti Kenagarian Pakan Rabaa
30Ibid hal.116-117. 31Ibid.
(25)
Utara, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok
Selatansertapihakyangterkait seperti:
Masyarakat adat di Batu Bagendeng Jorong Ulu
Suliti Kenagarian Pakan Rabaa Utara, Kecamatan
KotoParikGadangDiatehKabupatenSolokSelatan PihakPT.UniversalMiningPrima
Notarispembuataktaperjanjian.
b. Data sekunder. Data ini mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku,hasilpenelitianyangberwujudlaporandansebagainya.
3.TeknikSampling
Populasimerupakanhimpunanvariabelyangdijadikanobjekpenelitian. Penelitian ini dilakukan terhadap tanah ulayat yang diserahkan untuk dikelola
untukusahapertambangan.Penelitiandilakukanpadatanahulayatyangberadadi BatuBagendengJorongUluSuliti,KenagarianPakanRabaaUtara,Kecamatan KotoParikGadangDiatehKabupatenSolokSelatan.PengelolanyaadalahPT. UniversalMiningPrima.
Penetapansampelberdasarkanpadapengambilandatamelaluipurposive sampling yaitu peneliti sendiri yang akan menentukan subjek yang akan di
wawancara.Subjek akandiwawancaraadalahorang-orangyangdianggaprelevan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan dengn cara terstruktur dan menggunakan pedoman
wawancara.32
32MenurutAmirudindanZainalAsikin,wawancarapadaumumnyadibagidalamduagolongan
yaitu: Pertama, wawancara berencana, yaitu suatu wawancara yang disertai dengan suatu daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya; Kedua, wawancara tak berencana yaitu suatu wawancarayangtidakdisertaidengansuatudaftarpertanyaan,wawancarainidibagilagimenjadi
(26)
4.Jenis-jenisAlatPengumpulanData
Jenis-jenisalatpengumpulandatayangdigunakanadalah: 1. StudiDokumen
Studi dokumen bagi penelitian hukum meliputi studi bahan-bahan hukumdanbahan-bahankepustakaan,setiapbahanhukumdanbahan kepustakaan itu harus diperiksa ulang validitasnya (keabsahan
berlakunya) dan reliabilitasnya (hal atau keadaan yang dapat
dipercaya),sebabhalinisangatmenentukanhasilsuatupenelitian.
2. Wawancara
Wawancaraadalahsituasiperanantarapribadibertatapmuka(faceto
face) ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan
-pertanyaanyangdirancanguntukmemperolehjawaban-jawabanyang relevandenganmasalahpenelitiankepadaseseorang.33
5.PengolahandanAnalisaData
1. PengolahanData
Pengolahandataadalahkegiatanmerapikandatahasilpengumpulan data dilapangan sehingga siap dipakai untuk dianalisis,34 dalam
penelitianinisetelahdatayangdiperlukanberhasildiperoleh,maka peneliti melakukan pengolahan terhadap data tersebut. Dengan cara wawancara berstruktur yaitu wawancara walaupun tidak berencana, tapi memiliki struktur yang rumit seperti wawancara untuk mengumpulkan data pangalaman seseorang. Jenis wawancara selanjutnya adalah wawancara tak berstruktur, yang kemudian dibagi lagi menjadi dua yakni wawancara terfokus yaitu wawancara yang tidak mempunyai struktur tertentu, tetapi selalu terpusat pada pokok permasalahan tertentu, dan wawancara bebas yakni wawancara yang tidak terpusat artinya pertanyaan yang diajukan tidak terpusat pada suatu permasalahan pokok, pertanyaannyadapatberalih-alaihdarisuatupokokpermasalahankepokokpermasalahanlainnya. Lihat dalam Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo,Jakarta,2004,hal.84-85.
33Ibid hal.82
(27)
editingyaitudengancaramenelitikembaliterhadapcatatan-catatan, berkas-berkas, informasi dikumpulkan oleh pencari data yang diharapkan akan dapat meningkatkan mutu reliabilitas data yang
hendakdianalisis.35 2. AnalisisData
Analisisdatasebagaitindaklanjutprosespengolahandata,untukdapat memecahkandanmenguraikanmasalahyangakanditelitiberdasarkan bahan hukum yang diperoleh, Setelah didapatkan data-data yang diperlukan,makapenelitimelakukananalisiskualitatif,36yaknidengan melakukan penilaianterhadap data-data yangdidapatkandilapangan denga bantuan literatur-literatur atau bahan-bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik kesimpulan nyang dijabarkan dalam
penulisandeskriptif.
6.SistematikaPenulisan
Sebelumnyatelahdikemukakanmengenailatarbelakangpenulisan,tujuan penulisan,manfaatpenulisan, ruanglingkuppenulisansertametodepenelitian
untuk menjelaskan arah penulisan ini. Dengan demikian perlu kiranya
dikemukakan sistematika penulisan secara keseluruhan. Adapun sistematika
penulisaniniadalah:
BabI. Pendahuluan, pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kerangka teoritis dan konseptual, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
35AmirudindanZainalAsikin,OpCit,hal.168-169 36BambangWaluyo,OpCit,hal.77
(28)
BabII.
TinjauanPustaka,padababiniakandibahasmengenaitinjauan umum
tentangTanahUlayat,PerseroanTerbatas,Perjanjian
Bab III. Pembahasan, dalam bab ini penulis akan membahas tentang
proses
pemberian izin dan proses penyerahan tanah ulayat untuk d
ikelola
dalam usaha pertambangan, kedudukan status tanah ulayat
dengan
keluarnyaIUP,statustanahsetelahIUPdanperjanjianberakhir. BabIV. Penutup,padababterakhirinimemuatkesimpulandansaran
(1)
UlayatUntukUsahaPertambangan(StudiKasusDiNagariPakanRabaa UtaraKabupatenSolokSelatan)”.
2.SumberDatadanjenisData
Datayangdiperlukandalampenelitianiniberasaldari:
1. Penelitian kepustakaan (library research). Di dalam penelitian
kepustakaandatayangdiperolehadalahdatasekunder yaknidata yang
sudahterolahatautersusun.Datasekundermencakupdokumen-dokumen
resmi,hasil-hasilpenelitianyangberwujublaporandanbuku-bukuyang
relevandenganpenelitian.28
Datasekunderinidiperolehdari:
a) Bahan hukum Primer, yaitu merupakan bahan hukum yang
mempunyaikekuatanmengikatyaituberupaperaturanperundang
-undanganseperti:29
Undang-udang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
Peraturan perundang-undangan yang terkait
diantaranya, Undang-undang No. 4 tahun 2009
tentangMineral,AirdanBatubara,Undang-undang
No.40tahun2007tentangPerseroanTerbatas.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Pokok-pokokAgraria
28Soejono Soekanto, 2006,PengantarPenelitianHukum, penerbit Universitas indonesia, Jakarta, hal. 12
29Bambang Sunggono, 2003, Metodologi Penelitian Hukum Edisi II, Ed.1 Cet.5, JPT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 116-117.
(2)
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
TanahUlayatdanPemanfaatannya
b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, yang terkait dengan
penelitianyangdilakukan,diantaranyaadalah:30
RancanganUndang-undang
HasilPenelitaianHukumsebelumnya
Teori-teori hukum dan pendapat-pendapat sarjana
melaluiliteraturyangdipakai
Dan juga bahan-bahan hukum lainnya yang berkaitan dengan
permasalahanyangdibahas
c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan
petunjukmaupunpenjelasanterhadapbahan-bahanhukumprimer
dan sekunder, minsalnya kamus hukum Seosilo Prajogo,
Ensiklopediadansebgainya.31
2. Penelitian Lapangan (field research). Penelitian dilakukan di Lapangan
gunamendapatkandataprimer.Penelitiandilakukanlangsungpadatanah
ulayat kaum di Batu Bagendeng Jorong Ulu Suliti Kenagarian Pakan Rabaa Utara, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok
Selatan.Denganjenisdatayangdiperoleh:
a. DataPrimer.Datayangdiperolehlansungdaritanahulayatkaum
di Batu Bagendeng Jorong Ulu Suliti Kenagarian Pakan Rabaa
30Ibid hal. 116-117. 31Ibid.
(3)
Utara, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok
Selatansertapihakyangterkait seperti:
Masyarakat adat di Batu Bagendeng Jorong Ulu Suliti Kenagarian Pakan Rabaa Utara, Kecamatan
KotoParikGadangDiatehKabupatenSolokSelatan
PihakPT.UniversalMiningPrima
Notarispembuataktaperjanjian.
b. Data sekunder. Data ini mencakup dokumen-dokumen resmi,
buku-buku,hasilpenelitianyangberwujudlaporandansebagainya.
3.TeknikSampling
Populasimerupakanhimpunanvariabelyangdijadikanobjekpenelitian.
Penelitian ini dilakukan terhadap tanah ulayat yang diserahkan untuk dikelola
untukusahapertambangan.Penelitiandilakukanpadatanahulayatyangberadadi
BatuBagendengJorongUluSuliti,KenagarianPakanRabaaUtara,Kecamatan
KotoParikGadangDiatehKabupatenSolokSelatan.PengelolanyaadalahPT.
UniversalMiningPrima.
Penetapansampelberdasarkanpadapengambilandatamelaluipurposive
sampling yaitu peneliti sendiri yang akan menentukan subjek yang akan di
wawancara.Subjek akandiwawancaraadalahorang-orangyangdianggaprelevan
untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengn cara terstruktur dan menggunakan pedoman
wawancara.32
32Menurut Amirudin dan Zainal Asikin, wawancara pada umumnya dibagi dalam dua golongan yaitu: Pertama, wawancara berencana, yaitu suatu wawancara yang disertai dengan suatu daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya; Kedua, wawancara tak berencana yaitu suatu wawancara yang tidak disertai dengan suatu daftar pertanyaan, wawancara ini dibagi lagi menjadi
(4)
4.Jenis-jenisAlatPengumpulanData
Jenis-jenisalatpengumpulandatayangdigunakanadalah:
1. StudiDokumen
Studi dokumen bagi penelitian hukum meliputi studi bahan-bahan
hukumdanbahan-bahankepustakaan,setiapbahanhukumdanbahan
kepustakaan itu harus diperiksa ulang validitasnya (keabsahan
berlakunya) dan reliabilitasnya (hal atau keadaan yang dapat
dipercaya),sebabhalinisangatmenentukanhasilsuatupenelitian.
2. Wawancara
Wawancaraadalahsituasiperanantarapribadibertatapmuka(faceto
face) ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan
-pertanyaanyangdirancanguntukmemperolehjawaban-jawabanyang
relevandenganmasalahpenelitiankepadaseseorang.33
5.PengolahandanAnalisaData
1. PengolahanData
Pengolahandataadalahkegiatanmerapikandatahasilpengumpulan
data dilapangan sehingga siap dipakai untuk dianalisis,34 dalam
penelitianinisetelahdatayangdiperlukanberhasildiperoleh,maka
peneliti melakukan pengolahan terhadap data tersebut. Dengan cara
wawancara berstruktur yaitu wawancara walaupun tidak berencana, tapi memiliki struktur yang rumit seperti wawancara untuk mengumpulkan data pangalaman seseorang. Jenis wawancara selanjutnya adalah wawancara tak berstruktur, yang kemudian dibagi lagi menjadi dua yakni wawancara terfokus yaitu wawancara yang tidak mempunyai struktur tertentu, tetapi selalu terpusat pada pokok permasalahan tertentu, dan wawancara bebas yakni wawancara yang tidak terpusat artinya pertanyaan yang diajukan tidak terpusat pada suatu permasalahan pokok, pertanyaannya dapat beralih-alaih dari suatu pokok permasalahan ke pokok permasalahan lainnya.
Lihat dalam Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja
Grafindo, Jakarta, 2004, hal. 84-85.
33Ibid hal. 82
(5)
editingyaitudengancaramenelitikembaliterhadapcatatan-catatan, berkas-berkas, informasi dikumpulkan oleh pencari data yang diharapkan akan dapat meningkatkan mutu reliabilitas data yang
hendakdianalisis.35
2. AnalisisData
Analisisdatasebagaitindaklanjutprosespengolahandata,untukdapat
memecahkandanmenguraikanmasalahyangakanditelitiberdasarkan
bahan hukum yang diperoleh, Setelah didapatkan data-data yang
diperlukan,makapenelitimelakukananalisiskualitatif,36yaknidengan
melakukan penilaianterhadap data-data yangdidapatkandilapangan
denga bantuan literatur-literatur atau bahan-bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik kesimpulan nyang dijabarkan dalam
penulisandeskriptif.
6.SistematikaPenulisan
Sebelumnyatelahdikemukakanmengenailatarbelakangpenulisan,tujuan
penulisan,manfaatpenulisan, ruanglingkuppenulisansertametodepenelitian
untuk menjelaskan arah penulisan ini. Dengan demikian perlu kiranya
dikemukakan sistematika penulisan secara keseluruhan. Adapun sistematika
penulisaniniadalah:
BabI. Pendahuluan, pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
35Amirudin dan Zainal Asikin,OpCit, hal. 168-169 36Bambang Waluyo,OpCit, hal. 77
(6)
BabII.
TinjauanPustaka,padababiniakandibahasmengenaitinjauan
umum
tentangTanahUlayat,PerseroanTerbatas,Perjanjian
Bab III. Pembahasan, dalam bab ini penulis akan membahas tentang proses
pemberian izin dan proses penyerahan tanah ulayat untuk d ikelola
dalam usaha pertambangan, kedudukan status tanah ulayat dengan
keluarnyaIUP,statustanahsetelahIUPdanperjanjianberakhir.