PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY-QUESTION-READ-RECITE-REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JEPANG (DOKKAI).

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Dari keempat keterampilan bahasa yang harus dikuasai, keterampilan membaca dirasa sangat penting karena dengan membaca dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam mendapatkan informasi. Walaupun begitu, seperti yang dikemukakan oleh Kamaludin M. (2004; 15) dalam Jurnal Pendidikan Bahasa Asing, kegiatan membaca bukanlah suatu proses yang sederhana, karena menyangkut kegiatan pemahaman isi dari apa yang dibaca sehingga diperlukan pengalaman dan pengetahuan yang luas. Membaca juga memerlukan suatu proses yang melibatkan otak dan mata saat pembaca mengetahui dan membaca isi tulisan. Oleh karena itu, dalam proses membaca teks bahasa Jepang juga diperlukan keterampilan khusus dan intelektual yang tinggi untuk dapat memahami makna dan menggali informasi yang terkandung di dalamnya.

Pada pembelajaran bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia terdapat mata kuliah dokkai, yang menurut Informasi Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang (2003) merupakan mata kuliah yang bertujuan agar mahasiswa mampu mengerti dan memahami teks yang bacaan di dalamnya menyangkut arti


(2)

dan penggunaan kosakata, pemahaman ungkapan, dan pola kalimat serta pemahaman isi dari bacaan tersebut.

Namun, pada kenyataannya tidak sedikit pembelajar yang merasa bahwa membaca teks dalam bahasa Jepang itu merupakan hal yang sulit dipelajari. Salah satu penyebabnya karena terdapat perbedaan yang mencolok antara bahasa ibu pembelajar dengan bahasa Jepang, seperti pada ucapan, struktur kalimat, serta penggunaan huruf hiragana, katakana, dan kanji.

Berdasarkan hasil penelitian Andri Salam (2008), kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Jepang diantaranya adalah karena metode pengajaran yang kurang menarik dan monoton. Hal ini terjadi karena membaca dapat dikategorikan sebagai pelajaran yang bersifat pasif, karena hanya menerima informasi dari tulisan saja.

Meskipun sampai saat ini sudah banyak metode yang dikembangkan sebagai alternatif dalam pembelajaran dokkai, akan tetapi belum banyak mahasiswa yang mengetahui metode yang tepat dan efisien untuk membantu pembelajar dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman teks bahasa Jepang dalam pembelajaran dokkai. Seperti yang diungkapkan Linna dalam tesisnya (2007), bahwa pada kenyataannya mayoritas mahasiswa masih belum mengerti dan mengetahui bagaimana menggunakan teknik yang tepat pada saat belajar dalam kegiatan membaca pemahaman, ataupun teknik yang tepat bila digunakan dalam mengerjakan soal tes. Sehingga hasil kemampuan membaca mereka kurang memuaskan.


(3)

Karena adanya berbagai jenis hambatan tersebut proses pembelajaran dokkai seringkali berlangsung secara tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu tepat tidaknya mahasiswa memilih suatu metode pembelajaran dapat menentukan keefektifan dalam proses pembelajaran dokkai. Hal ini sejalan dengan pendapat Kobayashi (1998:77) dalam Linna, kegiatan membaca bukanlah hanya memahami dengan benar isi wacana, tetapi yang terpenting adalah memilih teknik yang tepat sesuai dengan isi dan tujuannya, dengan cara mengambil sesuatu dan mengubah cara latihan.

Untuk memahami suatu bacaan kita tidak hanya cukup membacanya sekali saja, tetapi harus mengambil langkah-langkah strategis untuk menguasai bahan itu dan mengingatnya lebih lama. SQ3R (Survey-Question-Read-Recite-Review) merupakan salah satu metode membaca efisien yang terkenal di Amerika dan Eropa. Walaupun metode ini digunakan untuk membaca buku teks akan tetapi langkah-langkahnya bisa juga dipakai untuk membaca berbagai jenis bacaan. Secara umum sistem ini memakai pendekatan yang membuat pembelajar aktif dan bertujuan dalam menghadapi bacaan, yaitu dengan cara membuat pertanyaan sendiri dan mencari jawabannya pada bacaan tersebut kemudian menuliskannya. Teknik yang diberikan dimaksudkan untuk menemukan ide pokok serta mengingatnya lebih lama.

Maka, berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran dokkai dan mengadakan penelitian dengan judul:


(4)

“PENERAPAN METODE SQ3R (Survey-Question-Read-Recite-Review) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JEPANG (DOKKAI)”

(Penelitian Quasi Eksperimen pada Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2008/2009)

B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan kemampuan yang signifikan antara kemampuan membaca mahasiswa sebelum menggunakan metode SQ3R dengan kemampuan membaca mahasiswa sesudah menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang?”

Secara lebih khusus, perumusan masalah yang akan diteliti terdapat dalam beberapa pertanyaan ini:

1. Bagaimana kemampuan mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2008/2009 dalam membaca pemahaman teks bahasa Jepang sebelum menggunakan metode SQ3R dan sesudah menggunakan metode SQ3R?

2. Bagaimana tanggapan dan kendala-kendala yang dihadapi selama penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang (dokkai) pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2008/2009?


(5)

Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya meneliti kemampuan dan respon mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang tingkat menengah dengan menggunakan metode SQ3R.

2. Teks bahasa Jepang yang akan dipelajari dalam penelitian ini berupa teks soal dan artikel koran atau majalah yang terdapat dalam latihan soal-soal Nihongo Nouryokushiken.

3. Model membaca efisien yang akan digunakan dalam pembelajaran dokkai ini merupakan metode SQ3R (Survey-Question-Read-Recite-Review).

C. VARIABEL PENELITIAN Variabel bebas : metode SQ3R.

Variabel terikat : kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Jepang.

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran umum mengenai penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang (dokkai) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dalam membaca pemahaman teks bahasa Jepang (dokkai)


(6)

sebelum menggunakan metode SQ3R dan sesudah menggunakan metode SQ3R .

2. Mengetahui respon dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi selama penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang (dokkai) pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi pengajar, penggunaan metode SQ3R dalam proses pembelajaran dokkai dapat dijadikan sebagai pendekatan mengajar untuk mengaktifkan mahasiswa dalam belajar. Selain itu, dengan penggunaan metode SQ3R dapat membantu pengajar untuk memancing perhatian dan mengecek pemahaman dan keakuratan membaca pemahaman teks bahasa Jepang mahasiswa. Penggunaan metode SQ3R dapat menjadi feedback dalam pengajaran bahasa Jepang pada umumnya, dan pembelajaran dokkai pada khususnya di Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

2. Bagi mahasiswa, penggunaan metode SQ3R dapat memberikan keterampilan baru tentang membaca pemahaman teks bahasa Jepang dan dapat meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran dokkai.

3. Bagi Jurusan, hasil penelitian dapat menjadi informasi bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang bahwa penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa, serta memperbaiki proses belajar


(7)

mengajar. Sehingga dapat memberikan alternatif pembelajaran bahasa Jepang, khususnya pada pembelajaran dokkai tingkat menengah.

4. Dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.

F. ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS 1. Anggapan Dasar

- Metode SQ3R dapat mempermudah mahasiswa dalam pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang.

- Metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Jepang

2. Hipotesis

Hk : “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil membaca pemahaman teks bahasa Jepang sebelum menggunakan metode SQ3R dan hasil membaca pemahaman teks bahasa Jepang setelah menggunakan metode SQ3R.”

Ho : “Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil membaca pemahaman teks bahasa Jepang sebelum menggunakan metode SQ3R dan hasil membaca pemahaman teks bahasa Jepang setelah menggunakan metode SQ3R.”


(8)

G. DEFINISI OPERASIONAL

Dalam upaya menghindari adanya penafsiran yang berbeda terhadap fokus penelitian, berikut ini dikemukakan definisi operasional yang akan digunakan dalam menjelaskan berbagai permasalahan yang akan dikaji yaitu sebagai berikut: 1. Penerapan

Penerapan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal dari kata terap. Penerapan bisa berarti hal, cara, atau hasil kerja, serta mempraktikan teori baru dalam suatu penelitian ilmiah.

2. Metode

Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. (Ali, Lukman, 1991: 1432)

3. SQ3R(Survey, Question, Read, Recite, Review)

SQ3R merupakan metode membaca yang terdiri dari lima langkah: Survey, Question, Read, Recite, Review. Secara umum sistem ini memakai pendekatan yang membuat pembelajar aktif dan bertujuan dalam menghadapi bacaan. Teknik yang diberikan dimaksudkan untuk menemukan ide pokok serta mengingatnya lebih lama.

Penggunaan metode SQ3R dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran. Penggunaan metode SQ3R dimanfaatkan sebagai metode untuk merangsang mahasiswa belajar sekaligus meningkatkan


(9)

hasil belajarnya. Dalam hal ini teks bahasa Jepang yang dipelajari berupa soal-soal tes membaca pemahaman teks bahasa Jepang pada Nihongo Nouryokushiken.

4. Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2008: 162), “pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.”

5. Dokkai

Menurut Kimura (1982: 113), pengertian dokkai adalah membaca kalimat-kalimat dalam suatu bacaan kemudian memahami isi bacaan tersebut.

Membaca pemahaman teks bahasa Jepang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokkai yang juga merupakan nama mata kuliah yang diberikan di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

H. METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu atau disebut juga dengan Quasi Experimental Design. Dengan desain pre-test and post-tes group.


(10)

Gambar Rancangan Penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 85) Keterangan gambar:

X = treatment atau perlakuan O1 = skor tes awal

O2 = skor akhir

Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.

2. Sumber Data

Sumber data adalah mahasiswa tingkat III tahun ajaran 2008/2009 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI yang terdiri atas 20 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

3. Instrumen Penelitian 3.1. Tes

Tes ini dilakukan di awal pembelajaran yang disebut pre test dan di akhir pembelajaran yang disebut post test. Tes ini diperlukan untuk memperoleh data mengenai peningkatan kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran dokkai dengan penggunaan metode SQ3R.


(11)

3.2. Non tes

Instrumen penelitian nontes berupa angket. Angket diberikan kepada sumber data untuk mengetahui respon dan kendala apa yang dialami pada saat pembelajaran dokkai dengan metode SQ3R.

I. SISTEMATIKA PENULISAN

1. Judul dan Pernyataan Maksud Penulisan 2. Nama dan kedudukan Tim Pembimbing 3. Pernyataan tentang Keaslian Skripsi 4. Kata Pengantar

5. Abstrak 6. Daftar Isi 7. Daftar Tabel 8. Daftar Lampiran 9. Bab I Pendahuluan 10. Bab II Landasan Teori 11. Bab IIIMetode Penelitian

12. Bab VI Analisis dan Interpretasi Data 13. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi 14. Daftar Pustaka

15. Lampiran-Lampiran 16. Riwayat Hidup Penulis


(12)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. PEMBELAJARAN

1. Hakikat dan Makna Pembelajaran

Pada hakikatnya pembelajaran merupakan proses yang diperoleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang muncul karena adanya pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Mohamad Surya, dalam Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran:

pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sejalan dengan hal tersebut, Oemar Hamalik (2008: 162) berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu, proses pembelajaran merupakan tanggung jawab dari seluruh pihak yang terkait dalam lingkungan pendidikan tersebut, bukan hanya tanggung jawab dari pendidik atau pengajar. Pada hakikatnya seorang pendidik adalah seorang fasilitator. Ia memfasilitasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga siswa mampu belajar mandiri (self directed learning) .


(13)

Sedangkan dalam kurikulum dan pembelajaran, secara sederhana istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Dengan demikian pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan terencana yang mengondisikan, merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Mekanisme Pembelajaran

Beberapa tahapan mekanisme pembelajaran menurut Ibrahim (2002: 49-50), yaitu:

a. Tahap Persiapan

Kesiapan pengajar dalam penugasan bidang keilmuan yang menjadi kewenangannya, merupakan modal dasar bagi terlaksananya proses pembelajaran yang baik. Pengajar yang profesional dituntut untuk memiliki persiapan dan penugasan yang cukup memadai, baik dalam bidang keilmuan maupun dalam merancang program pembelajaran yang akan disajikan. Persiapan proses pembelajaran menyangkut pula penyusunan desain (rancangan) kegiatan belajar mengajar yang akan diselenggarakan. Di dalamnya meliputi tujuan, metode, media, sumber, evaluasi, dan kegiatan belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan proses pembelajaran menggambarkan dinamika kegiatan belajar siswa yang dipandu dan dibuat dinamis oleh pengajar. Untuk itu


(14)

pengajar dituntut untuk memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam mengaplikasikan metodologi dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Kompetensi profesional dari pengajar tersebut perlu dikombinasikan dengan kemampuan dalam memahami dinamika perilaku dan perkembangan yang sedang dijalani oleh siswa.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran banyak tertumpu pada sikap dan cara belajar peserta didik, baik perseorangan maupun kelompok. Tersedianya sumber belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran secara tepat merupakan kondisi positif yang mampu mendorong dan memelihara kegiatan belajar peserta didik yang produktif, efektif, dan efisien.

Tujuan pembelajaran merupakan patokan dan arah yang harus dijadikan pedoman oleh guru dalam mengendalikan proses pembelajaran, khususnya proses belajar peserta didik. Tujuan pembelajaran harus dijabarkan secara operasional ke dalam sejumlah bentuk perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) para siswa yang dapat diukur.

c. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan alat yang akan digunakan untuk mengungkapkan taraf keberhasilan proses pembelajaran khususnya untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Melalui evaluasi dapat diketahui efektivitas proses pembelajaran dan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Evaluasi yang baik adalah alat ukur yang tepat (valid), dapat dipercaya (reliable) dan memadai (adequaie). Pengukuran tingkat keberhasilan siswa


(15)

dapat dilakukan dengan cara menggunakan tes tertulis (written test), tes lisan (oral test) dan tes praktek (performance test)

Evaluasi merupakan laporan akhir dari proses pembelajaran, khususnya laporan tentang kemajuan dan prestasi belajar peserta didik. Evaluasi secara otomatis merupakan pertanggungjawaban pengajar dalam proses pembelajaran.

d. Tahap Tindak Lanjut

Tindak lanjut dari proses pembelajaran dapat dipilah menjadi dua hal, yaitu: 1) Promosi, adalah penetapan untuk melangkahkan dan meningkatkan lebih

lanjut atas keberhasilan siswa. Bentuk promosi bisa berupa melanjutkan bahasan atas materi pembelajaran dan atau keputusan tentang kenaikan tingkat/level.

2) Rehabilitasi, adalah perbaikan atas kekurangan yang telah terjadi dalam proses pembelajaran, khususnya apabila terjadi tingkat keberhasilan peserta didik yang kurang memadai. Bentuk rehabilitasi dalam proses pembelajaran dikenal dengan istilah pengajaran remedial (remedial teaching). Kegiatan ini dilakukan untuk memperkuat penguasaan atau memperbaiki kekurangan yang telah dialami oleh peserta didik tertentu dalam kegiatan belajar sebelumnya.

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran memiliki peranan yang penting untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak lepas dari komponen yang lainnya. Bagaimanapun


(16)

bagusnya tujuan yang ingin dicapai, tanpa menggunakan metode yang tepat untuk mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Adapun beberapa pengertian metode pembelajaran menurut Miyazaki yaitu sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yaitu cara yang digunakan oleh siapa, untuk siapa, dan untuk keperluan apa.

2. Metode pembelajaran yaitu suatu pernyataan mengenai bagaimana membuat siswa bisa mandiri dan bersungguh-sungguh saat belajar.

3. Metode pembelajaran yaitu cara atau pengelolaan yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang telah ditetapkan.

4. Metode pembelajaran yaitu cara untuk mengajak belajar atau cara yang digunakan untuk memahami informasi yang telah didapatkan.

Dengan kata lain, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pengajar dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung yang bertujuan agar peserta didik atau pembelajar mengetahui, memahami, dan dapat mengaplikasikan apa yang diajarkan.


(17)

B. MEMBACA

1. Pengertian Membaca

Membaca merupakan perkara yang sangat perlu. Farr (1984), seorang pakar pendidikan menyatakan ...reading is the heart of education yang berarti membaca adalah jantung pendidikan. Kalau mau terdidik orang harus mau membaca.

Beberapa pengertian membaca menurut:

a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya di hati). b. Ogawa (1995: 637) mengatakan pengertian membaca dalam Nihongo

Kyouiku Jiten, “読 こ 文字 文 内容 読 取 理解

こ あ そ 文字 音 対応 始 文字

語 読 方 意味 学習 更 大 い あ 文段 文

章 け 読 方 意味 内容 学習 含

membaca adalah membaca isi kalimat dengan perantara huruf. Hal ini pertama-tama dengan mempertemukan huruf dan bunyi, mempelajari arti dan tata cara bahasa yang tersusun dan artinya berdasarkan huruf, termasuk mempelajari isi dan arti serta cara baca dalam frase, kata, kalimat, dan bacaan.

c. Gephart (1970), membaca itu merupakan interaksi makna yang dienkode dalam stimuli yang visual menjadi makna dalam pikiran pembaca. Interaksi itu selalu meliputi tiga segi: 1) materi yang akan dibaca; 2) pengetahuan yang akan dibaca; dan 3) kegiatan psikologis dan intelektual.


(18)

d. David Russell (1960), membaca itu merupakan kegiatan yang rumit dan kompleks. Kedalamnya termasuk secara serempak berupa penginderaan berkas cahaya pada retina mata sampai di otak, persepsi kata dan frase yang terpisah-pisah, pemanfaatan otot-otot mata dengan kontrol yang jelas, memori langsung tentang apa yang baru saja dibaca, memori yang jauh berdasarkan pengalaman, ketertarikan terhadap isi bacaan, dan organisasi materi sehingga akhirnya dapat digunakan dalam hal tertentu.

e. Anderson, Hiebert, Scott, & Wilkinson (1985), selain sebagai proses, membaca pun merupakan strategi. Reading is Strategic. Pembaca yang efektif menggunakan strategi membaca yang cocok dengan teks dan dengan konteks sehingga terjadilah makna ketika membaca. Salah satu aspek penting dari semua strategi membaca ialah kemampuan memantau proses membaca.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka membaca adalah suatu proses dan strategi yang memanfaatkan penginderaan untuk memperoleh makna dari materi tertulis.

2. Tujuan Membaca

Anderson (Tarigan, 1986: 9-10) mengemukakan beberapa tujuan membaca sebagai berikut ini:

a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta. b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.


(19)

c. Membaca untuk mengetahui urutan-urutan atau susunan-susunan organisasi cerita.

d. Membaca untuk mengumpulkan referensi.

e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan. f. Membaca untuk menilai dan mengevaluasi.

3. Aspek Membaca

a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap pada urutan yang lebih rendah (lower order).

Aspek ini mencakup:

1) Pengenalan bentuk huruf.

2) Pengenalan unsur-unsur linguistik(fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat dan lain-lain).

3) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis).

4) Kecepatan membaca bertaraf lambat.

b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup:

1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal). 2) Memahami signifikansi makna (maksud dan tujuan).


(20)

4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

(Tarigan, 1994: 12)

4. Pemahaman isi Bacaan a. Pemahaman Literal

Pemahaman literal adalah pemahaman isi bacaan sebagaimana yang tertulis dalam kata, kalimat, serta paragraf dalam bacaan, kemampuan yang dituntut dalam tingkatan ini adalah kemampuan mengingat. Kemampuan ini bisa diukur dengan memberikan pertanyaan yang menyangkut fakta-fakta dan detail, peristiwa dan urutan kejadian, hal-hal yang sering disebut, mengecek makna yang sesuai, dan ide pokok kalimat/paragraf.

b. Pemahaman Interpretatif

Pemahaman isi bacaan yang secara tidak langsung dinyatakan dalam teks. Kemampuan yang ditintut dalam tingkat pemahaman ini adalah kemampuan menafsirkan fakta dan informasi. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengukur pemahaman ini adalah pertanyaan yang menyangkut pembuatan kesimpulan, generalisasi, hubungan sebab akibat, pola dan hubungan antarposisi.

c. Pemahaman Kritis

Pemahaman isi bacaan yang dilakukan pembaca dengan berpikir secara kritis terhadap isi bacaan. Dalam pemahaman ini, pembaca tidak saja menginterpretasi maksud penulis tetapi juga memberikan penilaian


(21)

terhadap apa yang dikemukakan penulis. Pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengukur pemahaman ini antara lain pertanyaan yang menuntut kemampuan membandingkan isi bacaan dengan pengalaman siswa sendiri, mempertanyakan maksud penulis, dan mereaksi secara kritis terhadap gaya penulis dalam menyampaikan gagasannya.

d. Pemahaman Kreatif

Pemahaman kreatif adalah pemahaman terhadap bacaan yang dilakukan dengan kegiatan membaca melalui berpikir secara interpretatif dan kritis untuk memperoleh pandangan-pandangan atau gagasan-gagasan baru. Pemahaman kreatif ini menuntut pembaca mampu berimajinasi, merenungkan kemungkinan-kemungkinan baru dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya. Untuk mengukur kemampuan ini hanya bisa dilakukan dengan meminta siswa mengemukakan secara lisan maupun tulis gagasan barunya tersebut.

C. DOKKAI 1. Definisi Dokkai

Menurut Kimura dalam Nihongo Kyouiku Jiten (1985: 632),

読解 文 読 内容 理解 こ あ

dokkai wa bun o yonde, naiyou o rikaisuru koto de aru Dokkai adalah membaca kalimat dan memahami isinya.


(22)

Kindaichi Haruhiko dalam Dai Jiten mengemukakan,

読解 文章 意味 内容 読 取 こ 文章 読 理解

dokkai wa bunshou no imi, naiyou o yomutori koto to bunshou wo rikaisuru koto

Dokkai yaitu memahami isi karangan, membaca, dan mengerti tulisan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dokkai adalah kegiatan membaca dengan memahami isinya, dalam hal ini membaca pemahaman teks bahasa Jepang.

2. Tujuan Pembelajaran Dokkai

Mata kuliah dokkai bertujuan agar mahasiswa mampu mengerti dan memahami teks bacaan yang di dalamnya menyangkut arti dan penggunaan kosakata, pemahaman ungkapan dan pola kalimat serta pemahaman isi dari bacaan tersebut.

Selain itu, secara umum tujuan dari dokkai (membaca pemahaman) pada kurikulum Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI adalah untuk memahami makna atau isi suatu naskah atau bacaan dalam bahasa Jepang. Ini merupakan mata kuliah untuk menanamkan keterampilan membaca khususnya membaca pemahaman.

Ogawa (1995: 637-638) mengemukakan tujuan membaca dalam bahasa Jepang sesuai tingkatannya, yaitu:

a. Shokyuu (beginer)

Bertujuan untuk membaca huruf kana dengan baik, bunyi, kosakata, pola kalimat, dan huruf kanji sekitar 300 huruf.


(23)

b. Chukyuu (intermediate)

Bertujuan untuk melihat perbendaharaan kata, ungkapan umum, bentuk kalimat baru, perluasan bentuk kalimat yang baru dipelajari dan lain-lain. c. Jokyuu (advance)

Bertujuan agar bisa belajar mandiri. Dapat menangkap penjelasan tentang ulasan yang berhubungan dengan politik, kebudayaan, ekonomi, dan seni.

3. Aspek-aspek Dokkai

Berikut ini aspek-aspek membaca yang dikemukakan oleh Kogawa yang dikutip dari penelitian R. Rina Nurhayati (2005).

a. 文字 読 取 こ moji wo yomi toru koto Kemampuan membaca huruf.

b. 文字 意味 知 こ moji no imi wo shiru koto Mengetahui arti huruf.

c. 文字 構成 語 意味 知 こ

moji ni yotte kouseisareru go no imi wo shiru koto Mengetahui arti kata yang terbentuk menurut huruf.

d. 語 語 意味的 構文的関係 知 こ

go to go no imiteki, koubunteki kankei wo shiru koto

Mengetahui hubungan arti suatu kata dengan kata-kata lain dalam kalimat.


(24)

e. 語 そ 含 い 句 意味的 構文的関係 知 こ

go tosorega fukumareteiru ku to no imiteki, koubunteki kankei wo shiru koto

Mengetahui hubungan antar makna kata yang terkandung di dalam anak kalimat dengan pembentukan susunan kalimat.

f. 語 そ 含 い 文 意味的 構文的関係 知 こ

go tosorega fukumareteiru bun no imiteki, koubunteki kankei wo shiru koto

Mengetahui hubungan arti keseluruhan kata yang terkandung di dalam kalimat secara struktural.

g. 句 句 意味的 構文的関係 知 こ

ku to ku no imiteki, koubunteki kankei wo shiru koto

Mengetahui hubungan arti anak kalimat dengan anak kalimat lainnya dalam pembentukan susunan kalimat.

h. 句 そ 含 い 文 意味的 構文的関係 知 こ

ku tosorega fukumareteiru bun to no imiteki, koubunteki kankei wo shiru koto

Mengetahui hubungan arti keseluruhan anak kalimat yang terkandung dalam kalimat.

i. 文 文 意味的 構文的関係 知 こ

bun to bun no imiteki, koubunteki kankei wo shiru koto Mengetahui hubungan arti kalimat dengan kalimat.


(25)

j. 文 段落 関係 知 こ

bun to danraku to no kankei wo shiru koto

Mengetahui hubungan antara kalimat dengan paragraf.

k. 段落 段落 関係 知 こ

danraku to danraku to no kankei wo shiru koto

Mengetahui hubungan antara paragraf dengan paragraf.

l. 段落 大意や容姿 掴 こ

danraku no taii ya youshi wo tsukamu koto Mengetahui garis besar isi paragraf.

m. 文意 大意や容姿 掴 こ

taii no taii ya youshi wo tsukamu koto Mengetahui garis besar isi bacaan.

n. 読 必要 内容 う 知 た 全体 読 こ

yomiteni hitsuyouna naiyou ka douka wo shiru tameni zentai wo zatto yomu koto

Mengetahui isi bacaan walau hanya membaca sekilas.

o. 未習 語彙や文型 前後関係 類推 こ

Mishuu no goi ya bunkei nado wo zengo kankei kara ruisui suru koto Memeriksa secara analogi hubungan antara kosakata dengan pola kalimat.

p. 書 あ 事実 書 手 意見 こ


(26)

Mengemukakan perbedaan antara fakta yang tertulis dengan pendapat penulisnya.

q. い い書 手 意図や立場 こ

Kakareteinai kakite no ito ya tachiba wo sagaru koto Mencari maksud penulis yang tidak tersirat dalam bacaan.

r. 読 手 価値 断 ち 批 的 こ

Yomite no kachihandan wo mochinagara, hihantekini yomisusumu koto Membaca secara kritis sambil melakukan penilaian pembaca.

4. Model Pembelajaran Dokkai

Terdapat 3 jenis model pembelajaran dokkai, seperti yang terdapat dalam Tesis Linna (2007), yaitu:

a. Bottom Up

Dalam Bottom Up membaca itu pada dasarnya merupakan suatu terjemahan. Pada model ini perhatian pembaca dimulai dengan huruf atau satuan yang lebih besar. Kemudian berlanjut dengan mengantisipasi kata yang mereka eja itu. Kalau dapat diidentifikasi maka kata-kata itu didekod ke dalam bahasa yang memberi makna.

b. Top Down

Top Down berbasis pengetahuan atau skema, dimulai dari belakang mata. Pembaca tidak memulai bacaannya dengan kepala yang kosong sama sekali. Dia membawa informasi berdasarkan pengalamannya di masa lampau. Pembaca yang lancar membawa informasi lebih terhadap nas daripada


(27)

informasi yang tersedia dalam nas itu. Karena itu, pembaca tidak lagi memperhatikan benar terhadap kata dan bagian kata. Mereka mengadakan ramalan terhadap arti kata yang disebut juga hipotesis. Dalam model top down kompetensi kognitif dan bahasa pembaca memainkan peranan kunci dalam penyusunan makna dari materi tercetak.

c. Interaktif

Model interaktif merupakan interaksi antara Bottom up dan Top Down. Perbedaan utama antara model interaktif dan Bottom up serta Top Down ialah bahwa teori model interaktif memandang kata-kata itu dalam suatu hipotesis. Ahli teori seperti Rumelhart (1977) membuat postulasi bahwa terutama pembaca yang terampil proses membaca Bottom up dan Top Down itu berlangsung serempak. Dia yakin bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi grafis dan informasi yang ada dalam pikiran pembaca.

5. Strategi Belajar Dokkai a. Scanning

Scanning merupakan suatu strategi dalam dokkai dengan beberapa prinsip dasar, yaitu memperoleh informasi yang dibutuhkan dari teks secepat mungkin, membuang bagian yang tidak perlu untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara efisien, menyerap kata-kata dengan melihatnya sebagai gambar atau simbol.


(28)

b. Skimming

Skimming adalah suatu strategi dalam dokkai dengan beberapa prinsip dasar yaitu, membaca seluruh bagian teks dengan cepat untuk memperoleh gambaran pemahaman dari isi teks bacaan, kemudian mengidentifikasi kata-kata kunci dan membuang kata-kata-kata-kata yang tidak penting.

D. METODE SQ3R 1. Definisi Metode SQ3R

Metode membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P Robinson tahun 1941, merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah: Survey, Question, Read, Recite (Recall), Review.

Adapun pengertian metode SQ3R yang terdapat dalam Furii Hyakka Jiten Wikipedia (Wikipedia):

SQ3R 教科書 勉強 効果的 行うた 読書法 あ 読書

5 段 階 わ ち [1] Survey [2] Question [3] Read

[4]Recite/write [5] Review 分け 特徴 手法名 こ 各段階

頭文字 た あ

SQ3R wa kyoukashode no benkyou o koukatekini okonau tameno dokushohou de aru. Dokusho o itsustu no dankai, sunawachi ni bunkeruno ga tokuchou de, shuhoumei wa kono kakudankai no kashiramoji o totta mono de aru

SQ3R adalah suatu cara atau metode membaca yang dilakukan untuk mempelajari buku pelajaran secara efektif. Nama metode ini diambil dari masing-masing huruf pertama (inisial) lima langkah dalam metode membaca tersebut, yaitu (1) Survey (2) Question (3) Read (4) Recite/write (5) Review.


(29)

2. Metode SQ3R sebagai Metode Pembelajaran Membaca (Hasil Penelitian Sebelumnya)

Untuk memahami suatu bacaan kita tidak hanya cukup membacanya sekali saja, tetapi harus mengambil langkah-langkah strategis untuk menguasai bahan itu dan mengingatnya lebih lama.

Usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan (1) mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah dipahami dan (2) Mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang dihadapi.

SQ3R (Survey-Question-Read-Recite-Review) merupakan salah satu strategi membaca efisien yang terkenal di Amerika dan Eropa. Metode ini juga telah digunakan untuk pembelajaran membaca pada mata kuliah Teknik Jerman di Universitas Hakuoh, Jepang (2003). Hasil penelitian membuktikan terdapat peningkatan kemampuan mahasiswa dalam memahami wacana buku pelajaran dengan bahasa Jerman pada mata kuliah tersebut setelah digunakan metode SQ3R.

Selain itu terdapat hasil penelitian lain tentang efektivitas penggunaan metode SQ3R yang telah diteliti oleh Pipit Panca Puspitasari untuk meningkatkan pemahaman teks pelajaran bahasa Arab (2007), berdasarkan hasil penelitian tersebut metode membaca SQ3R dapat meningkatkan pemahaman terhadap teks pelajaran bahasa Arab dilihat dari peningkatan memahami teks pelajaran bahasa Arab antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode SQ3R adalah lebih baik daripada kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran biasa.


(30)

Secara umum metode ini memakai pendekatan yang membuat pembelajar aktif dan bertujuan dalam menghadapi bacaan. Teknik yang diberikan dimaksudkan untuk menemukan ide pokok serta mengingatnya lebih lama.

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, metode SQ3R ini digunakan untuk mempelajari buku teks pelajaran dan hasilnya adalah efektiv. Namun, pada penelitian ini penulis mencoba menerapkan metode tersebut pada pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang berupa teks soal atau artikel saja. Penggunaan metode SQ3R dimaksudkan sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran, dan diharapkan mahasiswa dapat belajar dokkai secara mandiri sekaligus meningkatkan hasil belajarnya.

3. Prosedur Metode SQ3R

Urutan kegiatan pada proses SQ3R yang diuraikan oleh Sean Loughman dalam SQ3R 読解法 adalah sebagai berikut:

a. Survey: 概観 gaikan suru.

章 読 前 全体 概観

Shou wo yomu maeni, zentai wo gaikan suru.

Sebelum membaca karangan, lihat dulu keseluruhan (mensurvei bacaan). b. Question: 設問 setsumon suru.

概観 設問

Gaikan shinagara shitsumon suru.

Ajukan pertanyaan sambil mensurvei bacaan. c. Read: 読 yomu.


(31)

Yomi hajimetara, zenjitsu no shitsumon no kotae wo sagasu.

Mencari jawaban dari pertanyaan tadi (yang diajukan saat mensurvei bacaan) saat mulai membaca.

d. Recite: 復唱 fukushousuru.

一節読 終わ た 復唱

Issetsu yomi owattara fukushou suru.

Jika sudah selesai membaca setiap paragraf, ulang kembali. e. Review: 復習 ・見返 fukushuusuru/mikaeshi.

一章 全部読 復唱 終わ た 印 けた部分 い

質問 余白 書く 復唱 取 いた そ い

質問 余白 書く

Isshou wo zenbu yomi, fukushoushite owattara, in wo tsuketa bubun ni tsuite no shitsumon wo yohakuni kaku. Fukushou shinagara memo wo totteitara, sore ni tsuiteno shitsumon wo yohakuni kaku.

Setelah membaca semuanya dan selesai mengulang, tulislah pertanyaan yang telah diajukan/ditandai. Buat catatan (memo) sambil mengulang, tulis pertanyaan di kertas kosong.

Berikut akan dijelaskan langkah-langkah metode membaca SQ3R yang terdapat dalam Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Soedarso, 2005).

a. S- Survey

Survei atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca.


(32)

b. Q-Question

Bersamaan pada saat survei, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul atau sub judul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, dimana, atau mengapa. Suatu pertanyaan dapat menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi secara lebih mendalam. Dengan adanya berbagai pertanyaan itu cara membaca menjadi lebih aktif dan lebih mudah menangkap gagasan yang ada dibandingkan dengan hanya membaca asal membaca.

c. R-Read

Setelah melewati tahap survei dan timbul beberapa pertanyaan, langkah berikutnya adalah membaca. Membaca bukan langkah pertama atau satu-satunya langkah untuk menguasai bacaan. Membaca harus secara kritis. Bacalah tulisan-tulisan tersebut bagian demi bagian. Sementara membaca bagian-bagian itu carilah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul sehubungan dengan topik bacaan.

Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok. Perlambat cara membaca di bagian-bagian yang penting atau yang dianggap sulit dan percepat kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah diketahui.

Pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu (1) jangan membuat catatan-catatan, ini akan memperlambat dalam membaca, (2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu.


(33)

Pada tahap membaca ini konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokoknya serta mengetahui detail yang penting.

d. R-Recite

Setiap selesai membaca suatu bagian, berhentilah sejenak dan cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bacaan itu. Pada kesempatan itu, dapat juga membuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca teks sekali lagi. Sekalipun bahan itu mudah dimengerti tahap mengutarakan kembali hal-hal penting itu juga dilewatkan agar tidak mudah dilupakan. Untuk tahap ini diperlukan setengah dari waktu membaca.

e. R-Review

Daya ingat manusia terbatas. Sekalipun pada waktu membaca 85% kita menguasai bacaan, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk mengingat detail yang penting tinggal 40%, dan dalam tempo dua minggu pemahaman kita tinggal 20%.

Dengan melewati langkah terakhir ini, setelah selesai secara keseluruhan dari apa yang harus dibaca, ulangi untuk menelusuri kembali judul-judul atau sub-judul dan bagian-bagian penting lain dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu diingat kembali. Tahap ini selain membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang mungkin terlewat sebelumnya.


(34)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian adalah memikirkan secara mendalam tentang suatu hal, menginvestigasi dengan mendetail, dan menjelaskan kebenaran. Seperti yang terdapat dalam Kokugo Daijiten terbitan Shougakukan,” 研究は物事を深く考え

た 、 詳 し く 調 べ た し て 、 真 理 を 明 か に す こ と” kenkyuu wa

monogoto wo fukaku kangaetari, kuwashiku shirabetarishite, shinri wo akirakanisuru koto.

Penelitian terdiri atas beberapa jenis, diantaranya adalah penelitian yang berhubungan dengan dunia pendidikan yang disebut dengan penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan merupakan upaya untuk memahami permasalahan yang dihadapi dalam bidang pendidikan, serta hal-hal yang berhubungan dengannya, dengan mengumpulkan berbagai bukti yang dilakukan secara sistematis berdasarkan metode ilmiah, sehingga diperoleh suatu jawaban untuk memecahkan masalah tersebut. (Sutedi, 2009: 15)

Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan (method = tatacara). Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi experiment) yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding (Suharsimi Arikunto). Sedangkan menurut Suryadibrata eksperimen semu adalah eksperimen yang dilakukan terhadap sekelompok subjek yang dikenai perlakuan untuk jangka


(35)

waktu tertentu, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir. (Suryadibrata, 1992: 41).

Adapun alasan peneliti menggunakan metode eksperimen semu karena penelitian ini bertujuan hanya untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan metode SQ3R pada pembelajaran dokkai, penelitian dilakukan terhadap satu kelas saja, dan dengan adanya pretest dan postest dapat memperlihatkan perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan (treatment). Alasan peneliti memilih metode tersebut juga sesuai dengan pengertian eksperimen semu yang telah diuraikan di atas.

B. DESAIN EKSPERIMEN

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group before after atau pre-test and post-test group design.

O1 X O2

Keterangan: O1 : pre test

X : treatment atau perlakuan O2 : post test


(36)

Penelitian dengan prosedur eksperimen quasi ini ditempuh dengan tahapan sebagai berikut:

1. Tahap 1, pelaksanaan pretest, sebelum siswa diberikan treatment, siswa terlebih dahulu diberi tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks dokkai.

2. Tahap 2, pemberian perlakuan atau tratment, setelah diberi pretest siswa kemudian diberi perlakuan atau treatment agar siswa dapat menerapkan metode belajar. Adapun treatment yang dilakukan sebanyak tiga kali dengan memberikan pengajaran tentang membaca pemahaman teks bahasa Jepang menggunakan metode SQ3R.

3. Tahap 3, pelaksanaan posttest, proses akhir dari eksperimen ini adalah tes akhir untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks dokkai setelah menerapkan metode membaca SQ3R.

C. SUMBER DATA

Sumber data terdiri dari populasi dan sampel. Populasi adalah kelompok besar yang menjadi lingkup penelitian. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili seluruh karakter populasi tersebut.

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI yang telah mengontrak mata kuliah Chukyuu dokkai.


(37)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2008/2009. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposif yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Menurut Dedi Sutedi (2009) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif.

Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu aatu kelompok.

Instrumen tes bersifat mengukur karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar salah atau skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban benar salah dapat berbentuk tes pilihan jamak (multiple choise), benar-salah (true false), menjodohkan (matching choise), jawaban singkat (short answer), atau tes isian (completion test).


(38)

Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes dan alat ukur lain (Arikunto, 2006: 150).

a. Tes Kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang. Yang diukur bisa berupa self consept, kreatifitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.

b. Tes bakat atau aptitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.

c. Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.

d. Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan istilah skala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.

e. Tes minat atau measures of interest, adalah alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.

f. Tes prestasi atau achievment test, yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan yang sebelumya, tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang akan diteskan.

Karena peneliti ingin mengukur kemampuan mahasiswa dalam membaca dan memahami isi teks bahasa Jepang, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen tes prestasi dengan tes tertulis berupa tes


(39)

pilihan ganda sebanyak 20 soal yang diambil dari kumpulan soal dokkai nouryoku shiken.

1) Pre-test

Pre-test dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan sampel dalam membaca dan memahami teks bahasa Jepang (dokkai). Sehingga penulis mendapat data awal atau variabel X.

2) Post-test

Post-test dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman sampel terhadap teks dokkai setelah menerapkan metode SQ3R. Tes ini akan menghasilkan data akhir setelah pembelajaran atau variabel Y.

Data hasil tes diolah dengan menggunakan software SPSS 13.0 for Windows. Langkah-langkah pengolahannya adalah sebagai berikut: a. Memberi skor untuk tes awal dan tes akhir.

b. Mencari nilai D (selisih) tes awal dan tes akhir. c. Mencari rata-rata nilai tes awal dan tes akhir.

Mx = Σ

My =

Σ

d. Uji normalitas distribusi nilai tes awal dan tes akhir e. Uji t untuk paired sampel

f. Menyimpulkan dan menginterpretasikan data hasil analisis 2. Non Tes

Instrumen non tes bersifat menghimpun dengan jawaban berstruktur, jawaban tersebut dapat dijumlahkan sehingga diperoleh angka. Angka tersebut bukan skor atau data ordinal, tetapi data nominal, yaitu


(40)

frekuensi atau jumlah jawaban. Instrumen penelitian non tes diantaranya adalah angket, wawancara, observasi, studi, dan dokumenter.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Ada beberapa langkah dalam menyusun instrumen angket, diantaranya yang dikemukakan oleh Sakai (2005: 53) dalam Sutedi, yaitu:

a. Merumuskan kisi-kisi dan item pertanyaan,

b. Merumuskan dan menetapkan bentuk jawaban yang diharapkan, c. Melampaskan bahasa agar mudah dipahami oleh responden, d. Merumuskan secara lengkap,

e. Membuat petunjuk atau perintah pengisian, f. Memilih bentuk yang ditetapkan,

g. Membuat kalimat pengantar, h. Uji coba,

i. Mengolah dan merevisinya,

j. Memperbaiki dan menetapkan bentuknya, k. Pencetakan dan penggandaan.


(41)

Teknik untuk mengolah data angket dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan setiap jawaban angket b. Menyusun frekuensi jawaban

c. Membuat tabel frekuensi

d. Menghitung presentasi frekuensi dari setiap jawaban dengan rumus: P = x 100 %

Keterangan:

P : presentasi frekuensi dari setiap jawaban responden f : frekuensi dari setiap jawaban responden

n : jumlah responden

E. TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

a. Mengadakan Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang relevan dengan permasalaahn dalam penelitian. Selain itu studi pendahuluan dilakukan untuk memperolah gambaran yang jelas tentang hasil kondisi objektif subjek penelitian yang ada di lapangan sebagai bahan pertimbangan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan optimal.


(42)

b. Menyusun Instrumen Penelitian

Kegiatan penyusunan instrumen dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Desain materi yang akan disampaikan,

2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 3) Penyusunan soal pre test dan post test,

4) Pembuatan angket.

2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 22 Juni sampai 17 Juli 2009 yang dilakukan di Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

Tahap-tahap pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut: a. Memberikan pre test,

b. Memberikan post test, c. Memberikan angket.

3. Pelaksanaan Pembelajaran Dokkai dengan Metode SQ3R a. Persiapan

1) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran diambil dari kumpulan materi Dokkai Nihongo Nouryokushiken level 3 dan 2. Landasan pengambilan materi karena NihongoNouryokushiken telah menjadi standar internasional dalam mengukur kemampuan bahasa Jepang.


(43)

2) Media

Media pembelajaran yang digunakan berupa teks materi pada kertas HVS, kamus, serta kertas HVS yang disediakan untuk membuat pertanyaan atau menulis ringkasan materi pada saat treatment.

3) Lokasi

Lokasi pembelajaran dilakukan di lantai tiga ruang Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, Gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan pada tanggal 25, 29 Juni dan 6 Juli 2009. Dilaksanakan selama 2 X 45 menit (lampiran 1)

c. Tahap Akhir

Adapun langkah akhir dari pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengolah data tes dan angket, 2) Menganalisis data tes dan angket , 3) Menginterpretasikan data tes dan angket.


(44)

44 BAB IV

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

A. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA HASIL TES

Data hasil tes diolah dengan menggunakan software SPSS 13.0 for Windows. Langkah-langkah pengolahannya adalah sebagai berikut:

1. Memberi Skor untuk Tes Awal (X) dan Tes Akhir (Y) .

Total skor tes awal (∑X)= 985, Total skor tes akhir (∑Y)= 1205 (lampiran 5)

2. Mencari Nilai Datau Selisih Tes Awal dan Tes Akhir (gain)

Karena tanda negatif paada nilai D diabaikan, maka selisih nilai tes awal dan tes akhir adalah 11. (lampiran 5)

3. Mencari Rata-rata (mean) Nilai Tes Awal dan Tes Akhir. Mx = Σ

My = Σ

Seperti yang terlihat pada tabel (lampiran 5) terdapat perbedaan antara nilai tes awal dengan tes akhir pembelajar dokkai setelah belajar dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Rata-rata nilai tes awal (Mx) yaitu 49,25 dan rata-rata nilai tes akhir (My) adalah 60,25.


(45)

4. Uji Normalitas Distribusi Nilai Tes awal dan Tes akhir

Menguji normalitas distribusi data pre test dan post test dengan menggunakan tes Kolmogorov Smirnov. Tes Kolmogorov Smirnov adalah suatu tes yang bertujuan untuk membuktikan apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian Kolmogorov Smirnov ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13.0 for Windows. (lampiran 6)

Dasar pengambilan keputusan adalah besaran probabilitas: - Jika Sig > 0.05, maka data berdistribusi normal.

- Jika Sig < 0.05, maka data berdistribusi tidak normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov Smirnov, diperoleh Sig. data pre test 0.798 (0.798 > 0.05) maka data pre test berdistribusi normal. Kemudian nilai Sig. post test 0.976 (0.976 > 0.05) maka data post test berdistribusi normal.

5. Uji t untuk Paired Sampel

Uji t-test dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13.0 for Windows. (lampiran 6), dengan rumusan hipotesisnya adalah:

Hk : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil membaca pemahaman teks bahasa Jepang sebelum menggunakan metode SQ3R dan hasil membaca pemahaman teks bahasa Jepang setelah menggunakan metode SQ3R.


(46)

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil membaca pemahaman teks bahasa Jepang sebelum menggunakan metode SQ3R dan hasil membaca pemahaman teks bahasa Jepang setelah menggunakan metode SQ3R.

Pedoman pengambilan keputusan: - t hitung > t tabel Ho ditolak - t hitung < t tabel Hk diterima

Dari uji t-test diketahui nilai t-hitung sebesar 4,491 dengan df atau db 19 pada tahap signifikansi 5% diperoleh t tabel sebesar 2.09 dan signifikansi 1 % diperoleh t tabel sebesar 2.86 (lihat tabel nilai distribusi t, lampiran 7). Karena nilai t hitung > t tabel (4,491> 2.09) maka Ho ditolak.

6. Menyimpulkan dan Menginterpretasikan Data Hasil Analisis

Berdasarkan analisis data tes, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan treatment melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Dengan kata lain metode SQ3R pada pembelajaran dokkai dapat diterapkan karena dapat meningkatkan nilai serta kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Jepang mahasiswa.


(47)

B. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA ANGKET

Teknik pengolahan data angket dengan cara menghitung persentase tiap jawaban per nomor soal kemudian menginterpretasikannya. Rumus pengolahannya seperti di bawah ini:

P = x 100 % P : persentasi

f : jumlah jawaban n : jumlah responden

Dalam Agnes (2000: 38) Sugihartono mengungkapkan penafsiran data angket dalam persentasi diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Penafsiran Data Angket

Interval Prosentase Keterangan

0,00 % 01,00%-05,00% 06,00%-25,00% 26,00%-49,00%

50,00% 51,00%-75,00% 76,00%-95,00% 96,00%-99,00%

100%

Tidak seorangpun Hampir tidak ada Sebagian kecil Hampir setengahnya

Setengahnya Lebih dari setengahnya

Sebagian besar Hampir seluruhnya


(48)

Hasil data angket yang telah diolah dan ditafsirkan dapat dilihat melalui tabel-tabel berikut:

Tabel 4.2

Pengetahuan tentang metode SQ3R sebelum penelitian

Soal no. 1

Soal : Sebelum penelitian ini apakah anda sudah mengetahui pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R?

No Alternatif Jawaban F %

A B

Ya Tidak

0 20

0 100

Jumlah 20 100

Penafsiran: Seluruh responden (100%) menjawab tidak mengetahui pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R sebelum penelitian dilaksanakan.

Tabel 4.3

Manfaat metode SQ3R dalam pembelajaran dokkai

Soal no. 2

Soal : Setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode SQ3R bagaimanakah hasil belajar anda?


(49)

No Alternatif Jawaban F % A

B C

Mengalami perbaikan Cukup mengalami perbaikan Tidak mengalami perbaikan

7 10 3 35 50 15

Jumlah 20 100

Penafsiran: Setengahnya cukup mengalami perbaikan (50 %), hampir setengahnya mengalami perbaikan (35 %), dan sebagian kecil tidak mengalami perbaikan (15 %).

Tabel 4.4

Kesulitan metode SQ3R dalam pembelajaran dokkai

Soal no. 3

Soal : Dengan menggunakan metode SQ3R pada waktu proses belajar mengajar berlangsung apakah anda mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran dokkai ini?

No Alternatif Jawaban F %

A B C Ya Kadang-kadang Tidak 0 18 2 0 90 10


(50)

Penafsiran: Sebagian besar responden menjawab kadang-kadang mengalami kesulitan (80 %), sebagian kecil tidak mengalami kesulitan (10 %), dan tidak seorangpun yang mengalami kesulitan (0 %).

Tabel 4.5

Kesulitan metode SQ3R dalam pembelajaran dokkai

Soal no. 4

Soal : Jika jawaban anda ya dan kadang-kadang, kesulitan apa yang anda hadapi?

No Alternatif Jawaban F %

A B C D

Waktu belajar terlalu singkat

Sulit menentukan ide gagasan dalam teks

Situasi kurang kondusif untuk proses belajar mengajar ...

- Malas mencari tahu kosakata baru di kamus - Kesulitan dalam membuat pertanyaan

- Tidak menjawab

4 10 0 1 3 2 20 50 0 5 15 10

Jumlah 20 100

Penafsiran: Setengahnya menjawab sulit menentukan ide gagasan dalam teks (50 %), sebagian kecil menjawab waktu belajar terlalu singkat (20%), sebagian


(51)

kecil (15%) kesulitan dalam membuat pertanyaan, hampir tidak ada (5%) yang malas mencari kosakata baru di kamus, dan 2 orang tidak menjawab.

Tabel 4.6

Upaya menghadapi kesulitan dalam pembelajaran dokkai menggunakan metode SQ3R

Soal no. 5

Soal : Upaya yang dilakukan untuk menghadapi kesulitan yang dihadapi?

No Alternatif Jawaban F %

A B C

Memperpanjang waktu belajar

Mempelajari materi yang akan dibahas sebelumnya di rumah ...

Menanyakan pada dosen atau teman Tidak menjawab

8 8

2 2

40 40

10 10

Jumlah 20 100

Penafsiran: Sebagian besar menjawab menghadapi kesulitan dengan memperpanjang waktu belajar (40 %), dan mempelajari materi yang akan dibahas sebelumnya di rumah (40 %), sebagian kecil menanyakan pada dosen atau teman (10 %), dan 2 orang tidak menjawab.


(52)

Tabel 4.7

Kesan terhadap metode SQ3R dalam pembelajaran dokkai

Soal no. 6

Soal : Apakah anda menyukai pembelajaran dokkai dengan metode SQ3R?

No Alternatif Jawaban F %

A B Ya Tidak Tidak menjawab 19 0 1 95 0 5

Jumlah 20 100

Penafsiran: Hampir seluruhnya menjawab ya (95%), dan 1 orang tidak menjawab pertanyaan.

Tabel 4.8

Kesan terhadap metode SQ3R dalam pembelajaran dokkai

Soal no. 7 Soal : Jika anda menyukainya apa alasannya?

No Alternatif Jawaban F %

A B C D

Dapat menguasai pelajaran lebih mendalam Dapat mengingat materi pelajaran lebih lama Dapat meningkatkan motivasi belajar

... 6 8 1 30 40 5


(53)

- Dapat berpikir kritis

- Dapat lebih memahami teks pelajaran

3 2

15 10

Jumlah 20 100

Penafsiran: Hampir setengahnya menjawab dapat mengingat materi pelajaran lebih lama (40 %), dapat menguasai pelajaran lebih mendalam (30 %), sebagian kecil menjawab dapat berpikir kritis (15 %), dan dapat lebih memahami teks pelajaran (10 %), serta hampir tidak ada yang menjawab dapat meningkatkan motivasi belajar (5 %).

Tabel 4.9

Kesan terhadap metode SQ3R dalam pembelajaran dokkai

Soal no. 8

Soal : Bagaimana menurut anda penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran dokkai?

No Alternatif Jawaban F %

A B C Efektif Cukup efektif Tidak efektif 5 15 0 25 75 0

Jumlah 20 100

Penafsiran: Lebih dari setengahnya menjawab cukup efektif (75 %), sebagian kecil menjawab efektif (25 %).


(54)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan kepada hasil analisa data dan pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kemampuan mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2008/2009 terhadap pembelajaran dokkai sebelum dilakukan eksperimen sangat rendah dengan nilai rata-rata 49,25 dari skor total 100. Setelah menggunakan metode SQ3R mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai rata-rata 60,25 dari skor ideal 100. Perbedaan nilai rata-rata tes awal dan nilai rata-rata tes akhir (mean) adalah 11%. Diketahui nilai t hitung sebesar 4,491 dengan df 19 pada tahap signifikansi 5% diperoleh t tabel sebesar 2,09 (lihat tabel nilai distribusi t). Karena nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima dan metode SQ3R dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran dokkai, karena dapat meningkatkan nilai dan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Jepang mahasiswa.


(55)

2. Tanggapan mahasiswa setelah melaksanakan pembelajaran dokkai dengan menggunakan metode SQ3R berdasarkan angket yang disebarkan adalah bahwa dengan metode SQ3R dapat mengingat materi pelajaran lebih lama, menguasai pelajaran lebih mendalam, berpikir kritis, lebih memahami teks bacaan, serta sebagian besar mahasiswa menanggapi cukup efektif sehingga dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dokkai.

Sedangkan kesulitan yang dialami mahasiswa selama melaksanakan pembelajaran dokkai dengan menggunakan metode SQ3R yaitu sulitnya menentukan ide gagasan dalam teks, waktu belajar yang kurang karena hanya satu jam, serta kesulitan dalam membuat pertanyaan dengan bahasa Jepang.

B. Rekomendasi

Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode SQ3R ini merupakan cara atau metode membaca yang dilakukan

untuk mempelajari buku pelajaran secara efektif. Namun, dalam penelitian ini hanya dicoba pada materi pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang (dokkai) berupa teks atau artikel pada soal-soal Nihongo Nouryokushiken saja. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang membahas mengenai efektivitas metode SQ3R ini untuk mempelajari buku pelajaran seperti bunpou atau nihonshi.


(56)

2. Penelitian ini hanya meneliti hasil penerapan metode SQ3R pada satu kelas, sehingga akan lebih baik jika diadakan penelitian lanjutan dengan adanya kelas pembanding.

3. Perlu adanya kesadaran dari mahasiswa sendiri untuk sering

mempraktekkan metode SQ3R ini, karena pada dasarnya kemampuan membaca pemahaman itu dapat ditingkatkan dengan latihan.

4. Pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang (dokkai) dengan metode SQ3R ini jika diterapkan pada kelas besar akan terasa monoton atau membosankan, sehingga lebih cocok diterapkan pada pembelajaran dokkai secara mandiri.


(57)

57

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Ketigabelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gidou, Tsuno. (2003). SQ3Rという学習法. NII –Electronic Library Service.

Ibrahim, et.al. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: FIP UPI.

Kobayashi. (1983). Kokugo Dai Jiten. Jepang: 小学館.

Loughman, Sean . SQ3R 読解法. http://www.studygs.net/japanese/texred2.htm.

Matsuura, Kenji. (1994). Nihongo Indonesiago Jiten. Jepang: Kyoto Sangyou University Press.

Melia, Linna. (2007). Efektivitas Teknik Top Down Pada Pengajaran Dokkai Chukyuu (Study Eksperimen pada Mahasiswa Tingkat II Semester 4 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Angkatan 2005/2006). Tesis. Bandung: tidak diterbitkan.


(58)

Poerwadarminta, W.J.S. (1984). Kamus Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Salam, Andri. (2008). Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jepang (Dokkai) Mahasiswa Tingkat III Program Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Angkatan 2007/2008. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Santoso, Singgih. (2001). SPSS. Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Soedarso. (2005). Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kesembilan. Bandung: Alfabeta.

Sutedi, Dedi. (2009). Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.


(59)

(2004). Jurnal Pendidikan Bahasa Asing. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


(1)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan kepada hasil analisa data dan pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kemampuan mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2008/2009 terhadap pembelajaran dokkai sebelum dilakukan eksperimen sangat rendah dengan nilai rata-rata 49,25 dari skor total 100. Setelah menggunakan metode SQ3R mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai rata-rata 60,25 dari skor ideal 100. Perbedaan nilai rata-rata tes awal dan nilai rata-rata tes akhir (mean) adalah 11%. Diketahui nilai t hitung sebesar 4,491 dengan df 19 pada tahap signifikansi 5% diperoleh t tabel sebesar 2,09 (lihat tabel nilai distribusi t). Karena nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima dan metode SQ3R dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran dokkai, karena dapat meningkatkan nilai dan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Jepang mahasiswa.


(2)

2. Tanggapan mahasiswa setelah melaksanakan pembelajaran dokkai dengan menggunakan metode SQ3R berdasarkan angket yang disebarkan adalah bahwa dengan metode SQ3R dapat mengingat materi pelajaran lebih lama, menguasai pelajaran lebih mendalam, berpikir kritis, lebih memahami teks bacaan, serta sebagian besar mahasiswa menanggapi cukup efektif sehingga dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dokkai.

Sedangkan kesulitan yang dialami mahasiswa selama melaksanakan pembelajaran dokkai dengan menggunakan metode SQ3R yaitu sulitnya menentukan ide gagasan dalam teks, waktu belajar yang kurang karena hanya satu jam, serta kesulitan dalam membuat pertanyaan dengan bahasa Jepang.

B. Rekomendasi

Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode SQ3R ini merupakan cara atau metode membaca yang dilakukan untuk mempelajari buku pelajaran secara efektif. Namun, dalam penelitian ini hanya dicoba pada materi pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang (dokkai) berupa teks atau artikel pada soal-soal Nihongo Nouryokushiken saja. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang membahas mengenai efektivitas metode SQ3R ini untuk mempelajari buku pelajaran seperti bunpou atau nihonshi.


(3)

56

2. Penelitian ini hanya meneliti hasil penerapan metode SQ3R pada satu kelas, sehingga akan lebih baik jika diadakan penelitian lanjutan dengan adanya kelas pembanding.

3. Perlu adanya kesadaran dari mahasiswa sendiri untuk sering mempraktekkan metode SQ3R ini, karena pada dasarnya kemampuan membaca pemahaman itu dapat ditingkatkan dengan latihan.

4. Pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Jepang (dokkai) dengan metode SQ3R ini jika diterapkan pada kelas besar akan terasa monoton atau membosankan, sehingga lebih cocok diterapkan pada pembelajaran dokkai secara mandiri.


(4)

57

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Ketigabelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gidou, Tsuno. (2003). SQ3Rという学習法. NII –Electronic Library Service.

Ibrahim, et.al. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: FIP UPI.

Kobayashi. (1983). Kokugo Dai Jiten. Jepang: 小学館.

Loughman, Sean . SQ3R 読解法. http://www.studygs.net/japanese/texred2.htm.

Matsuura, Kenji. (1994). Nihongo Indonesiago Jiten. Jepang: Kyoto Sangyou University Press.

Melia, Linna. (2007). Efektivitas Teknik Top Down Pada Pengajaran Dokkai Chukyuu (Study Eksperimen pada Mahasiswa Tingkat II Semester 4 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Angkatan 2005/2006). Tesis. Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

58

Poerwadarminta, W.J.S. (1984). Kamus Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Salam, Andri. (2008). Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jepang (Dokkai) Mahasiswa Tingkat III Program Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Angkatan 2007/2008. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Santoso, Singgih. (2001). SPSS. Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Soedarso. (2005). Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kesembilan. Bandung: Alfabeta.

Sutedi, Dedi. (2009). Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.


(6)

(2004). Jurnal Pendidikan Bahasa Asing. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


Dokumen yang terkait

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa jurusan bahasa inggris melalui teknik membaca survey,question, read, recite, review (sq3r)

0 7 0

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015

4 26 187

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Rejosari Kec

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Rejosari

0 1 11

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa

0 1 14

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa

0 1 11

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE AND REVIEW) DENGAN PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS Penggunaan Metode Pembelajaran Sq3r (Survey, Question, Read, Recite And Review) Dengan Pemanfaatan Media Berbasis Komputer Untuk Meningkatka

0 0 15

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DI KELAS IV.

0 0 26

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA.

0 0 31

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite, Review ).

0 2 35